Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL

GLOBALISASI DI INDONESIA

Oleh:

Nama Mahasiswa : Yunandar Aji Pramana

NIM : 191420073

Program Studi : Teknik Pengolahan Migas

Tingkat : I (Satu)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS

1
(PEM Akamigas)

GLOBALISASI DI INDONESIA
Oleh : Yunandar Aji Pramana

ABSTRAK

Globalisasi berasal dari kata Globalization. Global artinya dunia sedangkan


lization artinya adalah proses. Secara bahasa arti Globalisasi adalah suatu proses
yang mendunia, suatu proses yang membuat manusia saling terbuka dan
bergantung satu sama lainnya tanpa batas waktu dan jarak. Globalisasi merupakan
kejadian yang tidak dapat dihindari terutama dalam hal penyebaran informasi. Di
era globalisasi yang didukung perkembangan teknologi, alat transportasi dan ilmu
pengetahuan seseorang di suatu wilayah dapat mengetahui segala jenis informasi
yang tersebar di dunia luar dengan cepat dan mudah. Globalisasi dimaknai sebagai
dunia satu atap atau dunia batas. Globalisasi memiliki dampak yang sangat besar
khususnya bagi Negara Indonesia. Dengan adanya globalisasi memberikan dampak
positif namun ada juga yang negatif. Dengan berbagai pengaruh tersebut perlu
dilakukan beberapa aksi preventif guna menjamin keutuhan Negara Indonesia agar
tidak kehilangan jati dirinya sebagai Negara Pancasila. Globalisasi membuat
keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

2
PENDAHULUAN

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi mendorong kita untuk
melakukan identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa mempertemukan dua hal
yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan Indonesia yang berimplikasi nasional dan global.
Dampak globalisasi memaksa banyak negara meninjau kembali wawasan dan pemahaman
mereka terhadap konsep bangsa, tidak saja karena faktor.[1]
Globalisasi merupakan fenomena yang terjadi sejak berabad-abad lamanya. Di akhir abad
ke-19dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negaraketika
mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi. Loncatan teknologi yang
semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dansekarang ini telah menjamur
telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.[2]
awal mula dari munculnya globalisasi dimulai di tahun 1990-an, Namun beberapa pakar
mengatakan bahwa globalisasi terjadi jauh sebelum tahun tersebut. Dalam sejarahnya, gelombang
globalisasi terbagi ke dalam tiga periode.
1. Pertama, globalisasi pada periode sebelum tahun 1600-an, atau yang disebut
sebagai Archaic Globalization. Pada periode ini, globalisasi terjadi ketika ada
interaksi antara penduduk di wilayah suatu negara dengan penduduk di wilayah
negara lain. Interaksi ini terjadi karena penduduk di negara yang berbeda
tersebut saling melakukan perdagangan, yaitu dengan adanya jual beli barang
mewah dan antik. Aktivitas perdagangan tersebut membuat para pedagang di
berbagai negara saling menyadari kehadiran mereka satu sama lain. Ciri khas
dari Archaic Globalization adalah penggunaan Jalur Sutera.
2. Kedua, globalisasi pada periode tahun 1600–1800, atau yang disebut sebagai
Proto-Globalization. Pada periode ini, hubungan perdagangan di antara negara-

3
negara semakin meningkat, diikuti dengan meningkatnya pertukaran budaya
secara lintas negara. Ekspansi negara-negara besar untuk menguasai negara lain
pun mulai marak terjadi. Ciri dari Proto-Globalization adalah terbentuknya
kesepatakan perdagangan antara negara yang satu dengan negara yang lain,
salah satunya yaitu East India Company yang merupakan kesepakatan
perdagangan antara Inggris dengan India.
3. Ketiga, globalisasi pada periode tahun 1800–sekarang, atau yang disebut
sebagai Modern Globalization. Globalisasi di periode ini lah yang banyak
dikenal oleh masyarakat luas. Pada periode ini, banyak ditemukan teknologi
baru yang sangat berperan penting dalam memfasilitasi interaksi antar individu
termasuk penggunaan internet yang semakin menyebar ke masyarakat luas, dari
anak-anak hingga para orang tua sekalipun.[3]

Para ahli mendefinisikan pengertian dari globalisasi. Beberapa diantaranya pengertian


globalisasi adalah sebagai berikut:

 Globalisasi adalah suatu hubungan sosial yang mendunia yang kemudian terhubung satu
sama lain sehingga antara kejadian dari tempat yang berbeda bisa berdampak juga bagi
tempat yang lain. (Anthony Giddens),
 Globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di
seluru dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. (Selo Soemardjan).
 Globalisasi adalah tindakan dari suatu proses atau pengambilan kebijakan yang
menjadikan sesuatu mendunia, baik dalam lingkupnya ataupun aplikasinya. (The
American Heritage Dictionary).
 Globalisasi adalah sebuah proses social yang berakibat pembatasan geografis pada
keadaan social budaya menjadi kurang penting yang terjelma di dalam kesadaran orang.
(Malcom Waters, seorang professor sosiologi dari Universitas Tasmania
 Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan yang menyatukan masyarakat
yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan
persatuan dunia. (Emanuel Richter, guru besar pada ilmu politik Universtas Aashen,
Jerman)

4
KAJIAN PUSTAKA

Di zaman modern seperti sekarang ini, globalisasi bukanlah istilah yang asing lagi bagi
kita, hal tersebut seperti sudah mendarah daging karena setiap aktivitas, makanan, pakaian dan
gaya hidup kita sudah terpengaruh oleh peradaban global. Globalisasi adalah suatu fenomena
dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global. Globalisasi sebagai
pintu untuk melangkah ke dunia luar. Saling berinteraksi dengan dunia luar, namun masuknya
globalisasi tidak semata mata berdampak positif tapi ada pula dampak negatif. Oleh sebab itu
perlulah bagi kita untuk membatasi lingkup globalisasi yang mana yang harus diterapkan dan
yang mana yang harus ditolak.[4]
Pada awalnya proses perkembangan globalisasi ditandai kemajuan bidang teknologi
informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan
bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam
kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian pakaian barat, gaya rambut yang di cat
berwarna-warni, dan cara berbahasa yang disadur dengan bahasa asing dan sebagainya.[1]
Bagi Negara Indonesia, dampak dari globalisasi amat terasa ketika Indonesia berapa
dalam masa pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi di
luar negeri dan datangnya tenaga ahli dari negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran
atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari
jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi,
perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.[5]
Dalam dunia pendidikan pada umumnya sedang menghadapi berbagai tantangan, antara
lain: pertama, globalisasi di bidang budaya, etika dan moral sebagai akibat dari kemajuan
teknologi di bidang transportasi dan informasi. Kedua, diberlakukannya globalisasi dan
perdagangan bebas, yang berarti persaingan alumni dalam pekerjaan semakin ketat. Ketiga, hasil-

5
hasil survey internasional menunjukkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih rendah atau
bahkan selalu ditempatkan dalam posisi juru kunci jika dibandingkan dengan negara-negara
tetangga. Keempat, masalah rendahnya tingkat social-capital. Inti dari social capital adalah trust
(sikap amanah). Dalam menghadapi era globalisasi, terdapat tiga tantangan besar yang dihadapi
dunia pendidikan Indonesia, pertama, mempertahankan hasil-hasil yang telah dicapai, kedua,
mengantisipasi era global, ketiga, melakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan
nasional yang mendukung proses pendidikan yang lebih demoraktis, memerhatikan keragaman.
kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan peran dan partisipasi
masyarakat.[6]

Dampak Positif Globalisasi

Globalisasi memiliki dampak yang sangat besar baik dalam segi pendidikan, ekonomi,
sosial, budaya, bahkan dalam politik. Hal tersebut tentunya dapat membuka mata seluruh rakyat
Indonesia dimana sebagai manusia sudah sepatutnya menyikapi dengan bijak. Dengan adanya
globalisasi, kita mendapatkan banyak hal positif yang meliputi :

1. Semangat kompetitif
2. Untuk mengikuti arus globalisasi suatu Negara dituntut mampu bersaing di dunia
internasional.
3. Kemudahan dan kenyamanan hidup
Munculnya berbagi teknologi yang memudahkan pekerjaan manusia
4. Globalisasi dengan kemajuan di bidang informasi
Komunikasi dan transportasi telah memberi kemudahan dan kenyamanan masyarakat.
5. Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan
6. Informasi mengenai keprihatinan dan penderitaan
Dengan adanya kemudahan akses informasi, segala hal yang bersifat mendesak dapat
tersampaikan dengan cepat.
7. Sejumlah manusia di suatu Negara, memotivasi pemerintah di Negara lain untuk ikut
membantu meringankan penderitaan yang dirasakan sesamanya.
8. Kesadaran dalam kebersamaan

6
9. Toleransi dan solidaritas antar bangsa berkembang menjadi kesadaran dalam kebersamaan
untuk mengatasi berbagai masalah, dimana ancaman dan bencana bagi keselamatan dunia
sebagai satu-satunya planet tempa tinggal bagi umat manusia.
10. Menumbuhkan sikap terbuka
11. Sikap terbuka ini untuk mengenal dan menghormati perbedaan, kelebihan, dalam
kehidupan manusia sebagai individu maupun bangsa yang hidup di wilayah Negara lain.
12. Globalisasi memberi tawaran baru
13. Globalisasi memberikan tawaran baru barupa kesematan untuk mengakses ilmu
pengetahuan seluas-luasnya melalui jaringan internet
14. Terbukanya mobilitas sosial
Kemajuan transportasi mendorong mobilitas sosial yang semakin terbuka.[7]

Dampak Negatif Globalisasi

Seperti yang kita ketahui bahwa era globalisasi seperti pisau bermata dua dimana terdapat
manfaat dan kerugian yang dapat ditimbulkannya. Oleh sebab itu sebagai manusia kita harus
dapat memilah dan memilih segala perkembangan yang ada dan terbawa dalam globalisasi.
Globalisasi menggeser nilai nilai nasionalisme dan kebudayaan yang telah ada di Indonesia.
Globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kebudayaan,misalnya :
1. Hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu Negara
Budaya yang menjadi identitas suatu daerah dapat tergerus akibat hilangnya minat yang
disebabkan oleh globalisasi
2. Terjadinya erosi nilai-nilai budaya
3. Menurunnya rasa nasionalisme dan patriotism
Dengan munculnya berbagai hal yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan rasa
nasionalisme akan menjerumuskan masyarakat menuju pemikiran yang menjauhi nilai
nilai Pancasila
4. Hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong
Masyarakat menjadi malas dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar
5. kehilangan kepercayaan diri
6. gaya hidup yang tidak sesuai dengan adat kita.

7
Hilangnya moral dan akhlak yang telah ada sejak dahulu akan membuat identitas menjadi
hilang. [8]

CARA MENGHADAPI GLOBALISASI

Globalisasi mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam hidup dan kehidupan manusia
dalam berbagai aspek kehidupan, baik aspek ekonomi, politik, budaya, sosial, bahkan pendidikan.
Dalam hal ini globalisasi telah mengubah kehidupan sehari-hari terutama dirasakan sekali di
negara-negara berkembang, terutama di negara-negara Islam, seperti Indonesia. Ketergantungan
dalam aspek ekonomi, politik dan budaya Barat menjadi fenomena baru bagi generasi muda
Islam kita. Model dan cara berpakaian yang tidak Islami, jenis makanan yang dinikmati, sudah
jauh dari menu dan kekhasan local, pengaruh bebas dan pergaulan muda-mudi yang tidak
mengenal tata kerama dan nilainilai keislaman sudah terlihat di mana-mana. Semua ini
merupakan sebagian dari pengaruh negatif globalisasi. Begitu juga dalam aspek pendidikan,
globalisasi telah berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan, baik terhadap tujuan, proses,
hubungan peserta didik dan pendidik, etika, metode ataupun yang lainnya. Dalam hal tujuan
misalnya, tujuan pendidikan terdapat kecenderungan yang mengarah kepada materialism,
sehingga hal yang pertama yang mungkin ditanyakan oleh orang tua siswa atau siswa adalah
lembaga pendidikan tempat ia belajar dapat menjamin masa depan kehidupannya. Demikian juga
dengan kurikulumnya, lebih mengarah pada bagaimana hal-hal yang materialistik itu dapat
dicapai.[9]
Pendidikan sendiri merupakan suatu entitas yang sangat erat dengan budaya dan
peradaban manusia. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah terlihat dan
dapat dinikmati umat manusia. Namun dibalik kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut juga tidak sedikit menimbulkan dampak negatif bagi banyak manusia, apalagi dalam era
globalisasi sekarang ini yang sangat berkaitan erat dengan moral bangsa. Ancaman yang mungkin
kurang disadari oleh generasi saat ini berkaitan dengan munculnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah degradasi moral bangsa. Pendidikan mengambil peran yang
sangat penting dalam mengatasi polemik yang terjadi ini. Pendidikan dimaksudkan sebagai mesin
dalam menciptakan generasi bangsa untuk menghadapi masa depan dan menjadikan bangsa ini

8
memiliki peradaban serta bermartabat di antara bangsabangsa lain di dunia. Zaman yang selalu
berkembang menuntut pendidikan untuk selalu menyesuaikan diri dan menjadi motor dalam
proses pendewasaan dan pembangunan bangsa. Dalam konteks globalisasi, pendidikan di
Indonesia perlu membiasakan anak-anak untuk memahami eksistensi bangsa dalam kaitan
dengan eksistensi bangsa-bangsa lain dan segala persoalan dunia. Berkaitan dengan
perkembangan zaman, kita telah memasuki yang namanya era disrupsi teknologi. Pada era ini
menuntut manusia di samping berpikir logis tetapi juga harus cakap dalam menyikapi
perkembangan informasi yang telah dikemas dalam sistem digital. Pendidikan nasional perlu
mempertimbangkan aspek-aspek itu sehingga sistem yang telah dibentuk dapat relefan dengan
perkembangan zaman. Birokrasi pendidikan di tingkat nasional perlu fokus pada kebijakan yang
strategis dan visioner serta mampu mengkreasi sistem yang mampu menjembatani antara nilai-
nilai murni bangsa dengan perkembangan yang ada.[10]
Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian di era globalisasi sekarang ini adalah
masalah identitas kebangsaan. Derasnya arus globalisasi dikhawatirkan anak berdampak pada
terkikisnya rasa kecintaan terhadap budaya lokal. Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka
kepada generasi penerus bangsa perlu ditanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah. Salah satu
cara yang dapat ditempuh guru di sekolah adalah dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai
kearifan lokal dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai
kearifan lokal ke dalam pembelajaran diharapkan nasionalisme siswa akan tetap kukuh terjaga di
tengah-tengah derasnya arus globalisasi.[11]
Ideologi memainkan peranan yang penting dalam proses dan memeliara integrasi
nasional, terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Ideologi yang
dimiliki Indonesia yaitu Pancasila dimana dalam Pancasila telah terkandung nilai nilai yang perlu
ditanamkan dalam masyarakat Indonesia agar tidak terpengaruh buruk dalam menghadapi era
globalisasi. Ideologi Negara dan ideologi bangsa dapat dikatakan sebagai suatu pemikiran yang
mendalam, diyakini kebenarannya oleh suatu bangsa dalam mempersatukan gerak langkah suatu
kelompok, golongan, dan partai untuk menyatukan diri, menyerasikan diri secara berdaya guna
dalam kehidupan politik, tingka laku politik, tujuan politik suatu Negara dalam upaya
mewujudkan tujuan nasional Indonesia berdasarkan kepentingan nasional Negara.[12]
Dalam menghadapi dampak yang dimunculkan globalisasi, pendidikan Islam memiliki
peran penting dan strategis. Karena bagaimanapun, terutama pendidikan Islam merupakan sarana
yang paling efektif dalam menghadapi globalisasi dunia. Melalui pendidikan Islam dapat

9
ditanamkan nilai-nilai dan moral kepada seluruh peserta didik sehingga terbentuk manusia yang
berakhlak terpuji dan menghindari segala hal yang merugikan.[9]
Dalam hubungan berkeluarga, keluarga seharusnya memiliki fungsi dan peran biologis-
heteroseksual, regeneratif, protektif, ekonomis, psikologis afeksional, sosialisasi, religius,
edukatif, dan rekreatif terhadap anak. Era Global ditandai dengan kemajuan IPTEK dan
informatika yang menuntutsetiap individu untuk memiliki kemampuan daya saing tinggi. Filsafat
materialistik yang melandasi era Globalisasi berdampak pada perubahan pola dan gaya hidup
serta tatanan kehidupan bangsa-bangsa di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Di era global ini,
keluarga di Indonesia menghadapi tantangan ang berat karena daya saing mereka yang masih
lemah. Tapi fondasi keberagamaan dan nilai-nilai dasar kemajuan pun tidak mereka dimiliki.[13]

KESIMPULAN

Globalisasi memberikan banyak dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia.
Sebagai manusia yang disiplin, kita harus bisa memilah dampak yang harus dibuang dan dampak
yang harus diambil dari globalisasai itu. Kita harus memikirkan dampak globalisasi kedepannya
untuk masa depan kita. Kita harus tetap mementingkan kebersamaan dengan masyarakat yang
lain dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Setiap individu maupun lembaga memiliki tugas
bersama dalam upaya menghadapi gempuran globalisasi yang semakin deras untuk menjaga
keutuhan dari nilai-nilai di Indonesia yang telah ada dan dipertahankan sejak jaman nenek
moyang kita.

SARAN

Kepada setiap individu agar menanamkan sikap pada diri sendiri selalu menghormati
(living respect), selalu ingin yang terbaik (living excellent), dan menjaga sportifitas (fair play).
Dengan menanamkan sifat-sifat tersebut pastinya akan terhindar dari keinginan negatif dan selalu
berupaya yang terbaik dalam hal apapun dengan jujur dan adil.

10
DAFTAR PUSTAKA

[1] “Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia,” J. Pesona Dasar,
2017.
[2] E. Y. Wijaya, D. A. Sudjimat, and A. Nyoto, “Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai
Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global,” J. Pendidik., 2016.
[3] R. R. Nurika, “Peran Globalisasi di Balik Munculnya Tantangan Baru Bagi Diplomasi di
Era Kontemporer,” J. Sos. Polit., 2017, doi: 10.22219/.v2i2.4404.
[4] “Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia,” J. Pesona Dasar, vol.
3, no. 3, 2017.
[5] “Globalisasi dan Negara Pembangunan (Globalisation and National Development),”
Akademika, 2004.
[6] R. Rusniati, “Pendidikan Nasional Dan Tantangan Globalisasi: Kajian kritis terhadap
pemikiran A. Malik Fajar,” J. Ilm. Didakt., 2015, doi: 10.22373/jid.v16i1.589.
[7] A. Puji Asmaroini, “Menjaga Eksistensi Pancasila Dan Penerapannya Bagi Masyarakat Di
Era GlobalisasI,” J. Pancasila dan Kewarganegaraan, 2017, doi: 10.24269/v2.n1.2017.59-
72.
[8] S. Suneki, “Dampak Globalisasi,” Ilm. Civ., 2012.
[9] N. Latifah, “Pendidikan Islam di Era Globalisasi,” PALAPA, 2017, doi:
10.36088/palapa.v5i1.80.
[10] B. Handitya, “Peran Pendidikan Dalam Membangun Moral Bangsa Di Era Disrupsi,”
Semin. Nas. PKn UNNES, 2018.
[11] E. Bash, “Integrasi Nilai-Nilai Kearifan,” PhD Propos., 2015, doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
[12] A. P. Asmaroini, “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Siswa Di Era Globalisasi,”
Citizsh. J. Pancasila dan Kewarganegaraan, 2016, doi: 10.25273/citizenship.v4i2.1077.

11
[13] M. Rahmat, “Eksistensi Peran dan Fungsi Keluarga di Era Global,” J. Kaji. Pendidik.
Umum Sosio-Religi, 2009.

12

Anda mungkin juga menyukai