Anda di halaman 1dari 36

ASKEP TAMPONADE

JANTUNG
By: Anita Fatarona, S.Kep., Ns., M.Kep
definisi
tamponade jantung adalah kompresi pada jantung yang
disebabkan oleh peningkatan tekanan intraperikardial akibat
pengumpulan darah atau cairan dalam pericardium (250 cc
bila pengumpulan cairan tersebut berlangsung cepat, dan
100 cc bila pengumpulan cairan tersebut berlangsung
lambat) yang menyebabkan penurunan pengisian ventrikel
disertai gangguan hemodinamik, dimana ini merupakan
salah satu komplikasi yang paling fatal dan memerlukan
tindakan darurat.
Etiologi
Perikarditis
Neoplasma
Uremia
Kanker paru end-stage
Miokard infark akut
Perdarahan ke dalam ruang pericardial akibat trauma,
operasi, atau infeksi
Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Gambaran klinis
Gambaran klinis
Patofisiologi
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Patofisiologi
Tamponade jantung terjadi bila jumlah efusi perikardium menyebabkan
hambatan serius aliran darah ke jantung (gangguan diastolik ventrikel) penyebab
tersering adalah neolasma dan uremi.
Neoplasma menyebabkan terjadinya pertumbuhan sel secara abnormal pada otot jantung.
Sehingga terjadi hiperplasia sel yang tidak terkontrol, ynag menyebabkan pembentukan
massa (tumor). Hal ini yang dapat mengakibatkan ruang pada kantong jantung
(perikardium) dengan lapisan paling luar jantung (epikardium). Uremia juga
mengakibatkan temponade jantung
Dimana orang yang mengalami uremia di dalam darahnya terdapat toksik metabolik yang
dapat menyebabkan inflamasi ( dalam hal ini inflamasi terjadi pada perikardium). Selain
itu, temponade jantung juga dapat di sebabkan akibat trauma tumpul / tembus. Jika
trauma ini mengenai ruang perikardium akan terjadi perdarahan sehingga darah banyak
terkumpul di ruang perikardium. Hal ini mengakibatkan jantung terdesak oleh akumulasi
ciran tersebut
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen dada
Menunjukkan gambaran “water bottle-shape heart”,
kalsifikasi perkardial.
Kardiomegali bentuk bulat atau segitiga, dengan
gambaran paru yang bersih
Foto lateral kadang terlihat double fat stripe
Laboratorium
Peningkatan creatine kinase dan isoenzim pada MI dan trauma jantung.
Profil renal dan CBC uremia dan penyakit infeksi yang berkaitan dengan
pericarditis
Protrombin time (PT) dan aPTT (activated partial thromboplastin time)
menilai resiko perdarahan selama intervensi misalnya drainase
perikardial.
Mauntox test
Antinuclear antibodi essay
Tes penanda keganasan
EKG
Sinus tachycardia
Kompleks QRS Low-voltage
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis
Foto thorax
Siluet kardiomegali, bentuknya seperti water bottle
shaped heart, kalsifikasi perikardial atau trauma pada
dada
Gambaran jantung pembesaran bila lebih dari 200 ml
Pemeriksaan cairan
Hemoragic (trauma tumpul tajam, post thoracotomi)
Serous/ serousanguinus (neoplasma, RA, SLE,)
Purulen (infeksi Bakteri, virus, mycobacterial, yeast)
Pulse oksimetri
mencatat peningkatan variabilitas pernapasan di pulsa-
oksimetri
gelombang pada semua pasien.
Ini harus meningkatkan kecurigaan untuk
kompromi hemodinamik.
USG
Untuk mendeteksi cairan di rongga perikardium.
Penatalaksanaan
Pada keadaan ini dapat dilakukan perikardiosintesis.
Sebuah jarum berongga ukuran 16 sepanjang 6 inci ditusukkan di bawah
prosesus xifoideus dan diarahkan ke apeks jantung.
Jarum tersebut kemudian dihubungkan dengan alatEKG 12 sadapan
melalui klem aligator untuk membantu menentukan apakah jarumnya
mengenai jantung. Defleksi yang tajam akan terlihat pada pola EKG.
Perikarperikardiosistesis adalah prosedur yang bersifat sementara untuk
memperbaiki fungsi jantung sambil menunggu pembedahan. Di beberapa
rumah sakit, lubang atau jendela pada selaput perikardium dibuat secara
darurat di UGD oleh dokter bedah atau dokter spesialis kardiotoraks.
(Oman, 2008)
Komplikasi
Gagal jantung
Syok kardiogenik
Henti jantung
Penimbunan cairan di paru-paru (edema paru)
Kematian
Penatalaksanaan
Perikardiosentesis merupakan tindakan aspirasi efusi perikard atau pungsi perikard.
Monitoring EKG untuk menunjukkan tertusuknya miokard (↑ voltase gelombang T atau terjadi disritmia).
Lokasi : seringnya di subxyphoid
Teknik:
a. Pasien disandarkan pada sandaran dengan sudut 45° memungkinkan jantung ke posterior menjauhi dinding thorax.
b. Lakukan tindakan aseptik dan anestesi lokal dengan prokain 2% atau xilokain 2%.
c. Jarum nomer 18-16 dihubungkan dengan spuit 20-50 ml dihubungkan dengan pemantau EKG melalui aligator atau
hemostat.
d. Arahkan jarum ke posterosepalad, membentuk sudut 450 dengan permukaan dinding dada.
e. Tusukan jarum 2-4 cm sampai terasa tahanan lapisan perikard
f. Bila jarum pungsi menembus perikard dan kontak dengan otot jantung, akan timbul elevasi segmen ST (injury) dan
ekstrasistol ventrikel dengan amplitude tinggi. Bila hal ini terjadi, maka jarum pungsi harus ditarik sedikit dan di
arahkan ketempat lain.
g. Apabila cairan perikard kental, dapat dipakai trokar yang lebih besar.
h. Apabila tidak diperoleh cairan yang mengalir, jarum ditarik perlahan-lahan dan ditusuk kembali ke arah lain atau lebih
dalam sedikit.
i. Hindarkan tusukan yang tiba-tiba, kasar atau pemindahan arah tusukan secara kasar. Perubahan arah tusukan harus
dilakukan secara perlahan tepi konstan sambil diisap secara kontinyu.
j. Kateter vena sentral dapat dipasangkan melalui jarum tersebut dan dibiarkan di tempat yang memungkinkan tindakan
aspirasi periodik untuk mencegah pengumpulan cairan kembali.
k. Setelah selesai, cabut jarum dan pasang perban di atas tempat pungsi.
penatalaksanaan
Penatalaksanaan pembedahan
Penatalaksanaan pembedahan
Analisis data
Data Subyektif
1. Riwayat Penyakit Sekarang
a) Cedera tumpul atau cedera tembus pada dada, leher punggung atau perut.
b) Perbaikan pada lesi jantung.
c) Dispnea
d) Cemas
e) Nyeri dada
f ) Lemah
2. Riwayat Kesehatan
a) Penyakit jantung
b) Penyakit infeksi dan neoplastik.
c) Penyakit ginjal
2. Data Obyektif
Airway - Tidak ditemukan adanya tanda dan gejala.
Breathing - Takipnea - Tanda Kusmaul : peningkatan tekanan vena saat inspirasi ketika bernafas spontan
 Circulation - takikardi, - peningkatan volume vena intravaskular. - pulsus paradoksus >10mmHg,
tekanan nadi <30mmHg, tekanan sistolik <100mmHg, - pericardial friction rub,
Pem fis
Head to Toe
Kepala dan wajah : pucat, bibir sianosis.
Leher : peninggian vena jugularis.
Dada : ada jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada,
tanda kusmaul, takipnea, bunyi jantung melemah / redup
dan pekak jantung melebar.
Abdomen dan pinggang : tidak ada tanda dan gejala.
Pelvis dan Perineum : tidak ada tanda dan gejala.
Ekstrimitas : pucat, kulit dingin, jari tangan dan kaki
sianosis. e) Inspeksi Back / Posterior Surface - Tidak ada
tanda dan gejala.
Diagnosis keperawatan
Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai
dengan takipnea, tanda kusmaul.
Penurunan curah jantung b.d perubahan sekuncup
jantung ditandai dengan distensi vena jugularis,
perubahan EKG, TD menurun, kulit dingin, pucat, jari
tangan dan kaki sianosis,
Perfusi jaringan (cerebral, perifer, cardiopulmonal,
renal, gastrointestinal) tidak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai