TAMPONADE JANTUNG
KEGAWATDARURATAN KARDIOPULMONAL
DISUSUN OLEH :
NAINAH RHOZIANA
LAPORAN PENDAHULUAN
TAMPONADE JANTUNG
A. Definisi
dalam pericardium dari rupture jantung, trauma tembus atau efusi yang progresif
Jumlah cairan yang cukup untuk menimbulkan tamponade jantung adalah 250
cc bila pengumpulan cairan tersebut berlangsung cepat, dan 100 cc bila pengumpulan
untuk meregang dan menyesuaikan diri dengan volume cairan yang bertambah
Jadi tamponade jantung adalah kompresi pada jantung yang disebabkan oleh
pericardium (250 cc bila pengumpulan cairan tersebut berlangsung cepat, dan 100 cc
pengisian ventrikel disertai gangguan hemodinamik, dimana ini merupakan salah satu
2006:1604).
B. Etiologi
tekanan vena jugularis, pulsus paradoksus >10 mmHg, tekanan nadi <30
mmHg, tekanan sistolik <100 mmHg, dan bunyi jantung yang melemah.
suara jantung yang redup atau pelan, dan distensi vena leher (yang
abnormal pada otot jantung. Sehingga terjadi hiperplasia sel yang tidak
perikardium).
1. Pemeriksaan Doppler.
E. Penatalaksanaan
Pada keadaan ini dapat dilakukan perikardio sintesis. Sebuah jarum berongga
ukuran 16 sepanjang 6 inci ditusukkan dibawah prosesus xifoideus dan di arah kan ke
apeks jantung. Jarum tersebut kemudian dihubungkan dengan alat EKG 12 sadapan
jantung. Defleksi yang tajam akan terlihat pada pola EKG. Perikardio sintesis dapat
disertai dengan denyut jantung false-positive yang signifikan karena klinisi bisa saja
yang bersal dari kantong perikardium biasanya tidak akan membeku. Yang paling
baik, perikardio sistesis adalah prosedur yang bersifat sementara untuk memperbaiki
fungsi jantung sambil menunggu pembedahan. Dibeberapa rumah sakit, lubang atau
jendela pada selaput perikardium dibuat secara darurat diUGD oleh dokter bedah atau
Penatalaksanaan pra rumah sakit bagi temponade cardio pada tingkat EMP-A
memerlukan transportasi cepat ke rumah sakit. Ini merupakan satu dari beberapa
pericardium.
menarik penuh semprit yang kosong. Pendekatannya dari subxifoid, menuju scapula
Jarum ini dengan klem “alligator”. Sewaktu jarum dimasukkan, segera dapat
diketahui arus luka sewaktu ujung jarum menyentuh miokardium. Dengan menarik
diingat bahwa terapi ini bukan definitif melaikan hanya suatu tindakan sementara
intertoraks ditangani dalam masa pra rumah sakit seperti syok hemoragik lainnya
dengan pakaian antisyok dan infus IV. (Boswick, 1997 : 80). Pemberian oksigen
sesuai indikasi juga diperlukan untuk pasien tamponade, agar mencegah terjadinya
hipoksia jaringan akibat oksigen yang tidak adekuat karena penurunan curah jantung.
Daftar Pustaka
1. Braunwald, Eugene. dkk. 2001. Essential Atlas of Heart Diseases. 2nd Ed.
Philadelphia: Current Medicine.
2. Darma, Surya. 2009. Sistematika Interpretasi EKG Pedoman Praktis. Jakarta: EGC.
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.
3. ArthurC. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC.
4. Mansjoer, A., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid pertama. Edisi ketiga. Jakarta :
Media Aesculapius.
5. Moore, Keith. L. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates.
6. Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta:
Salemba Medika.
7. Nichols, David G. dkk. 2006. Critical Heart Disease in Infantand Children. Second Edition.
USA: Elsevier.
8. Oman, K. S. 2000. Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Terjemahan Andryhartono.
2008. Jakarta : EGC.
9. Pangga bean M. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam. Price, S. A. 2000. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Vol.2. Edisi 6.
Jakarta: EGC
10. Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: Definisi &
Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika.
11. Smeltzer, C. S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi8.