I.
PENDAHULUAN
Infark Miokardium Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah keotot
jantung terganggu. Umumnya IMA didasari oleh adanya arterosklerosis pembuluh darah
kororner. Nekrosis miokard ini hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total arteri korornaria
oleh trombus yang terbentuk pada plaque arterosklerosis yang tidak stabil; juga seringkali
mengikuti ruptur plague pada arteri koroner dengan stenosis ringan. Kerusakan miokard ini
terjadi dari endokardium ke epikardium, menjadi komplit dan irreversibel dalam 3-4 jam dan
akan terus mengalami proses injury selama beberapa minggu atau bulan.
Secara morfologis IMA dibedakan atas dua jenis yaitu IMA transmural,
yang
mengenai seluruh dinding miokard dan terjadi pada daerah distribusi suatu arteri koroner; dan
IMA sub-endokardial dimana nekrosis hanya terjadi pada bagian dalam dinding ventrikel dan
umumnya berupa bercak-bercak dan tidak konfluens. IMA sub-endokardial dapat regional
(terjadi pada distribusi satu arteri koroner) atau difus (terjadi pada distribusi lebih dari satu
arteri koroner).
II. ETIOLOGI
Penyebab penurunan suplay darah mungkin disebabkan karena penyempitan kritis
arteri koroner karena arterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli ataupun
trombus. Penurunan aliran koroner juga dapat diakibatkan oleh adanya shock atau
perdarahan. Pada setiap kasus ini selalu terjadi ketidakseimbangan antara suplay dan
kebutuhan oksigen dijantung.
III. PATHOFISIOLOGI
Infark Miokard merupakan blok total yang mendadak dari arteri koroner. Lamanya
kerusakan miokardial bervariasi dan tergantung pada besarnya daerah yang diperfusi oleh
arteri yang tersumbat. Gambaran dari infark miokard ini juga tergantung pada lokasi dan
luasnya daerah sumbatan pada arteri koroner.
Dua jenis komplikasi penyakit IMA terpenting adalah komplikasi haemodinamik dan
aritmia. Segera setelah terjadi IMA, daerah miokard setempat akan memperlihatkan
penonjolan sistolik (diskinesia) dengan akibat penurunan ejection fraction, stroke volume dan
peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik ventrikel kiri. Tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri naik akan diikuti oleh kenaikan tekanan akhir atrium, dan pada peningkatan
tekanan atrium kiri diatas
kejaringan interstisium paru (gagal jantung). Perburukan haemodinamik ini bukan saja
disebabkan karena daerah yang mengalami infark, tetapi juga daerah yang mengalami
iskhemik disekitarnya.
Miokard yang masih relatif baik akan mengadakan kompensasi, khususnya dengan
bantuan rangsangan adrenergik, untuk mempertahankan curah jantung tetapi dengan akibat
terjadi peningkatan kebutuhan oksigen miokard. Kompensasi ini jelas tidak memadai bila
daerah yang bersangkutan juga mengalami iskhemia atau bahkan sudah terjadi fibrotik. Bila
infark kecil dan miokard yang harus berkompensasi masih normal, maka perburukan
haemodinamika akan minimal, sebaliknya bila infark yang terjadi luas dan miokard yang
berkompensasi sudah buruk akibat iskhemia atau infark lama maka akan terjadi peningkatan
tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan menyebabkan terjadinya gagal jantung. Sebagai
akibat IMA sering terjadi perubahan bentuk serta ukuraan ventrikel kiri dan ketebalan ventrikel
baik yang terkena infark maupun yang tidak. Perubahan tersebut menyebakan remodelliong
ventrikel yang nantinya akan mempengaruhi fungsi ventrikel yaitu timbulnya aritmia.
Perubahan-perubahan hemodinamik IMA ini tidak statis. Bila IMA makin membaik,
maka fungsi jantung akan membaik walaupun tidak diobati. Hal ini disebabkan karena daerahdaerah yang sebelumnya terjadi iskhemia mengalami perbaikan. Daerah-daerah tersebut
akan mengalami akinetik, karena terbentuk jaringan parut yang kaku. Sebaliknya perburukan
hemodinamik akan terjadi bila iskhemia berkepanjangan atau infark meluas, karena akan
timbul penyulit mekanis seperti ruptur septum ventrikel, regurgitasi mitral akut dan anurisma
ventrikel akan memperburuk faal hemodinamik jantung.
Aritmia merupakan penyulit IMA yang terjadi terutama pada saat-saat pertama
setelah serangan. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan masa refrakter, daya
hantar rangsang dan kepekaan terhadap rangsangan. Sisten syaraf otonom juga berperan
besar terhadap terjadinya aritmia karena pasien IMA umumnya mengalami peningkatan tonus
parasimpatis dengan kecenderungan bradiaritmia meningkat, sedangkan peningkatan tonus
simpatis pada IMA inferior akan mempertinggi kecenderungan terjadinya fibrilasi ventrikel dan
perluasan infark.
IV. MANIFESTASI KLINIS
Banyak penelitian yang menunjukan pasien dengan infark miokard biasanya pria,
diatas 40 tahun dan meengalami arterosklerosis pada pembuluh koronernya, sering disertai
hipertensi arterial. Serangan juga terjadi pada wanita dan priaa muda diawal 30-an atau
bahkan 20-an. Wanita yang memakai kontrasepsi pil dan kebiasaan merokok memepunyai
resiko tinggi.
Keluhan yang khas adalah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan,
ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar kelengan (umumnya kiri),
bahu, leher, rahang bahkan kepunggung dan epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama dari
angina pektoris biasa dan tak responsif terhadap nitrogliserin. Kadang-kadang, terutama pada
pasien dengan diabetes dan orang tua tidak ditemukan nyeri sama sekali. Nyeri dapat disertai
perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar, atau sinkope dan
pasien sering tampak ketakutan.
Walau IMA dapat merupakan manifestasi pertama penyakit jantung koroner, namun
bila anamnese dilakukan dengan teliti hal ini sering sebenarnya sudah didahului dengan
keluhan-keluhan angina, perasaan tidak enak didada, atau epigastrium. Kelainan pada
pemeriksaan jasmani tidak ada yang karakteristik dan dapat normal. Dapat ditemukan BJ 2
yang pecah paradoksal, irama gallop. Adanya krepitasi basal merupakan tanda bendungan
pada paru-paru. Tachicardia, kulit yang pucat, dingin, dan hipotensi ditemukan pada kasus
yang relatif lebih berat, kadang-kadang ditemukan pulsasi diskinetik yang nampak atau teraba
didinding dada pada IMA interior.
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
VI. PENATALAKSANAAN
Tujuannya
adalah
memperkecil
kerusakan
jantung
sehingga
mengurangi
Vasodilator
Vasodilator pilihan yang digunakan untuk mengurangi nyeri jantung adalah
Nitrogliserin (NTG) intravena. NTG menyebabkan dilatasi arteri dan vena yang
mengakibatkan pengumpulan darah diperifer, sehingga menurunkan jumlah darah
yang kembali kejantung (pre load) dan mengurangi beban kerja (work load) jantung.
Antikoagulan
Heparin adalah antikoagulan pilihan untuk membantu mempertahankan integritas
jantung. Heparin memperpanjang waktu pembekuan darah sehingga dapat menurun
kan kemungkinan pembentukan trombus dan selanjutnya menurunkan aliran darah.
Tranbolitik
Tujuan pemberian obat ini adalah untuk melarutkan setiap trombus yang telah
terbentuk diarteri koroner, memperkecil penyumbatan, dan juga luasnya infark.
Pengkajian
a. Sirkulasi
-
Murmur: Bila ada menunjukan gagal katup atau disfungsi otot kapiler.
Warna: Pucat
b. Aktivitas
-
Kelemahan: gelisah
c. Pernapasan
-
Riwayat merokok
Pucat
Sputum: bersih
d. Ketidaknyamanan
Lokasi: tipikal pada dada anterior, sub strenal prekorda dapat menyebar
ketangan, leher, rahang. Tidak tentu lokasinya seperti epigastrium, siku,
rahang, abdomen dan punggung.
Menangis, merintih.
Menarik diri
e. Makanan/Cairan
f.
Muntah.
Eliminasi
-
g. Neurosensori
Perubahan mental
Kelemahan
Diagnosa Keperawatan
(1) Nyeri dada berhubungan dengan Iskhemia jaringan jantung
DO
: Wajah meringis
Gelisah
Perubahan nadi
Perubahan tekanan darah
Perubahan postur tubuh
Tujuan
Tidak gelisah
Intervensi :
-
DO
Tujuan
Nyeri berkurang
Tidak lelah
Intervensi :
-
Menurunkan
kerja
miokardial
konsumsi
oksigen
DO
: Ketakutan
Tegang
Gelisah
Prilaku menentang
Tujuan
Tidak takut
Tidak gelisah
Intervensi :
-
: -
DO
Tujuan
TVS normal
Disritmia hilang
Tidak dispnea
Intervensi :
-
merupakan
berhubungan
fenomena
dengan
nyeri,
umum
kemungkinan
cemas,
pengeluaran
Kelelahan
latihan
meningkatkan
konsumsi/kebutuhan
Berikan pispot disamping tempat tidur bila tidak mampu kekamar kecil.
dan
menyebabkan
rangsangan
yang
langsung
pada
jantung
yang
dapat
Berikan oksigen.
Rasional : Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk kebutuhan
miokard, menurunkan iskhemia dan disritmia lanjut.
memberikan
informasi
kemajuan/perbaikan
infark
sehubungan
status
fungsi
dengan
ventrikel,
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut :
Infark Miokard Akut (IMA) mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplay oksigen yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.
Penurunan suplay oksigen kejantung ini dapat disebabkan karena penyempitan arteri
koroner oleh embolus atau karena arterosklerosis.
Gambaran klinis dari IMA bergantung pada lokasi atau tempat terjadinya sumbatan.
Sumbatan pada arteri koroner kanan dapat menyebabkan infark dinding inferior atau
posterior, sedangkan sumbatan pada aarteri koroner kiri dapat menyebabkan infark
dinding lateral dan anterior.
Hal-hal yang perlu dikaji pada infark miokard adalah keadaan sirkulasi, aktivitas,
pernapasan, ketidaknyamanan, makanan/cairan, neurosensori dan eliminasi.
Masalah keperawatan yang dapat timbul pada IMA adalah Nyeri, gangguan intoleransi
aktivitas, kecemasan dan resiko tinggi menurunnya curah jantung.
B. Saran
Semoga makalah ini memberikan wawasan kepada kita tentang infark miokard
sebagai salah satu kasus kegawat daruratan, dan kepada ibu dosen pembimbing mata kuliah
ini kiranya dapat memberikan masukan, kritik dan saran guna melengkapi pengetahuan
tentang infark miokard akut terutama yang berkaitan dengan kasus kegawat daruratan
kardiovasculer dan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam menghadapi masalah
kegawat daruratan ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Balai
Penerbit FKUI, 1996, Jakarta.
2. Silvia & Wilson, Pathofisiologi (Konsep Klinis Proses-proses Penyakit), EGC, 1995,
Jakarta.
3. Brunner & Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, 2002, Jakarta.
4. Staf Pengajar Patologi Anatomi, Patologi, Bagian Patologi Anatomi FKUI, Jakarta.
5.
DAFTAR ISI
ii
I Pendahuluan ...........
II Etilogi ..........................
VI Penatalaksanaan .....................................................................................
14
Kesimpulan ................
14
Saran ..........
14
iii
A. Konsep Dasar
Pengertian
Infark Miokard Akut (IMA) adalah pada proses rusaknya (nekrosis)
jaringan jantung akibat suplay darah yang tidak adekuat keotot jantung.
Secara morfologis IMA dibedakan atas dua jenis yaitu IMA transmural,
yang mengenai seluruh dinding miokard dan terjadi pada daerah
distribusi suatu arteri koroner; dan IMA sub-endokardial dimana nekrosis
hanya terjadi pada bagian dalam dinding ventrikel dan umumnya berupa
bercak-bercak dan tidak konfluens.
Etiologi
Umumnya IMA disebabkan oleh adanya penyempitan pada arteri koroner
akibat thrombus ataupun adanya arterosklerosis pembuluh darah
kororner. Nekrosis miokard ini hampir selalu terjadi akibat penyumbatan
total arteri korornaria oleh trombus yang terbentuk pada plaque
arterosklerosis yang tidak stabil; juga seringkali mengikuti ruptur plague
pada arteri koroner dengan stenosis ringan. Kerusakan miokard ini terjadi
dari endokardium ke epikardium, menjadi komplit dan irreversibel dalam
3-4 jam dan akan terus mengalami proses injury selama beberapa
minggu atau bulan.
Manifestasi Klinis :
Nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas
atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar kelengan (umumnya
kiri), bahu, leher, rahang bahkan kepunggung dan epigastrium. Nyeri
dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin,
berdebar-debar, atau sinkope dan pasien sering tampak ketakutan. BJ 2
pecah paradoksal, irama gallop. Adanya krepitasi basal,. tachicardia, kulit
yang pucat, dingin, dan hipotensi (pada kasus yang relatif lebih berat).
Pemeriksaan Diagnostik
DO
Tujuan : Nyeri dada hilang dengan kriteria hasil; Klien tidak mengeluh
nyeri, Ekspresi wajah rileks, Tidak gelisah, Postur tubuh baik,
Nadi normal 60 kali/menit, Tekanan darah normal 120/90
mmHg.
Intervensi :
-
(2)
DO
Tujuan
Intervensi :
-
Anjurkan
klien
menghindarkan
peningkatan
tekanan
abdomen.
-
DO
Tujuan : Cemas hilang dengan kriteria hasil; Tidak takut, Tidak gelisah,
Ekspresi wajah ceria, Prilaku berkerja sama
Intervensi :
-
: -
DO
Tujuan
Intervensi :
-
Berikan oksigen.