Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ENTERPRENEURSHIP

“TOKOH ENTERPRENEURSHIP DI BIDANG KEPERAWATAN”

Disusun Oleh :
Kelompok 14
Keperawatan 5A

Mentari Fadia Sari


1914201020
Febtry Indah Putry 1914201016
Nisma Khairani Lubis 1914201025
Rizka Johana Sari 1710105066
Sari Intan 1914201038
Cindy Sonia Putri 1914201011
Alivia Dafa Safitri 1914201006
Della Sepnita 1914201012

Dosen Pengampu :
DEFI YULITA, M Biomed

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH
PADANG
2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tugas makalah tentang “TOKOH ENTERPRENEURSHIP DI BIDANG
KEPERAWATAN” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
ENTERPRENEURSHIP yang diampu oleh Ibu Defi Yulita, M biomed
Makalah ini dibuat berdasarkan dari beberapa sumber yang telah memberikan materi
tersebut. Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya maka dari itu
kami mengharapkan saran dan kritik serta masukan dari pembaca agar makalah ini lebih
sempurna dan memperbaiki tugas kami berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan baik bagi penyusun maupun pembaca.

Padang, 19 Septemberr 2021

Kelompok 5

BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif


yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi
sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu
kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan
sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan
perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian,
hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam perekonomian
nasional.
Di dalam berwirausaha ada beberapa aspek yang menentukan berhasil
tidaknya suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal, pengelolan maupun
pemasaran. Modal bisa didapat dari berbagai cara misalnya dengan modal yang kita
punya sendiri ataupun dengan pinjaman. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu
kemitraan atau hubungan sosial yang baik dalam berwirausaha. Karena terkadang
dalam berwirausaha kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan
uang, sumber daya, maupun kreatifitas. Oleh karena itu kemitraan sangat dibutuhkan
dan merupakan salah satu aspek yang penting dalam berwirausaha. Sedangkan
mengenai pengelolaan atau manajemen dan pemasaran akan lebih baik bila kita
menguasainya lebih jauh sebagai seorang wirausahawan, karena aspek pengelolaan
dan pemasaran merupakan aspek yang memegang peranan penting.
Karena itulah penulis menguraikan pembahasan ini dalam bentuk makalah
mengenai bagaimana mengelola sendiri usaha yang dijalani atau mendatangi
konsumen sendiri. Menjadi seorang wirausahawan tidaklah mudah. Dibutuhkan
banyak skill , modal, dan mamajemen yang baik. Tentunya kiat-kiat keberhasilan
wirausaha dari para pakarnya akan sangat membantu bagi mereka yang ingin
memulai suatu usaha. Dimulai dengan pengenalan siapakah wirausahawan itu, apa
karakteristik- karakteristik seorang wirausahawan yang sukses, dan juga apa rahasia
dibalik kesuksesan wirausahawan.
2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pemuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Enterpreneurship serta mengetahui dan melatih kemampuan kelompok
mengenai kewirausahaan.

B. Tujuan Khusus
1) Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami Definisi Enterpreneurship !
2) Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami definisi nursepreneur!
3) Agar mahasiswa dapat mengetahui tokoh keperawatan dalam bidang
enterpreneurship !

BAB II

PEMBAHASAN
A. Biografi Rahmatullah Darmawan

DATA DIRI
Nama : Rahmatullah Darmawan S.Kep Ns
Panggilan : Deng Uyha
TTL : Makassar, 16 Desember 1990
Motto : Jadilah bermanfaat bagi orang lain, maka kamu akan selalu
Bersama orang-orang baik
Pendidikan : – SD Impres Negeri Minasa Upa 1 Makassar
– SMP Negeri 1 Makassar
– SMA 11 Makassar
– S1 Keperawatan UIN Alauddin Makassar
– Profesi Ners Stikes Yapika Makassar
Riwayat Pekerjaan : – Konselor Adiksi Balai Rehabilitasi BNN Baddoka
Makassar
– Direktur Utama CV. Phinisi Sejahtera
– Direktur Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Phinisi Institut
– Owner Nurse Station Apparel
– Owner Rumah Asuhan Keperawatan Rufaidah Nurse Care
Rahmatullah Darmawan S.Kep Ns, Direktur Utama CV Phinisi Sejahtera &
Owner Rufaidah Nurse Care
Di era globalisasi yang sudah sangat maju, persaingan untuk memasuki dunia
pekerjaan semakin ketat. Memiliki pendidikan tinggi, ternyata belum cukup mumpuni
untuk mengantarkan setiap orang menuju kesuksesan.
Apalagi memasuki era pasar bebas Asean atau yang dikenal Masyarat Ekonomi
Asean (MEA), sumber daya manusia (SDM) harus bisa berkompetisi, kreatif dan
memiliki keahlian untuk bisa berkompetisi dalam memenuhi ekonominya. Seperti yang
dilakukan oleh Rahmatullah Darmawan S.Kep Ns.
Pria kelahiran Makassar 1990 ini, mencoba untuk mencari peruntungan bukan
untuk menjadi pegawai di rumah sakit, seperti yang banyak dilakukan oleh lulusan
keperawatan lainnya. Sebaliknya, Ia justru menjajaki karier di dunia bisnis. Uniknya,
dunia bisnis yang ditekuninya tetap segaris dengan keahliannya di bidang keperawatan.
Beberapa usaha pun didirikan, seperti CV. Phinisi Sejahtera, akhirnya
Rahmatullah berhasil meramu ilmu keperawatannya menjadi modal untuk berbisnis.
Begitu pun dengan mengembangkan Phinisi Institute yang bergerak di dunia
pendidikan dan pelatihan pengembangan, yakni mengembangkan Nurse Station Apparel
yang bergerak di bidang penjualan alat kesehatan (alkes), dan mengembangkan Rufaidah
Nurse Care yang bergerak di bidang klinik layanan keperawatan.
Salah satu usahanya yang saat ini coba untuk lebih dikembangkan adalah
Rufaidah Nurse Care yang ada di BTN Tamarunang Indah I, Blok J6 No.1, Kabupaten
Gowa. Rufaidah Nurse Care sendiri terbilang masih seumur jagung, yakni berdiri di
bulan Agustus 2016.
Maka dari itulah Rahmatullah lebih memfokuskan tenaga dan pikirannya untuk
memajukan kliniknya ini yang berdiri melalui modal penjualan alkes.
“Ini usaha dalam bidang keperawatan. Sejak lahirnya undang-undang nomor 38
tahun 2014 bahwa perawat sudah bisa bikin klinik, sama dengan dokter. Cuma
perbedaannya kita hanya fokus ke perawatan, bukan pengobatan. Seperti pemeriksaan
tekanan darah dan sebagainya kita layani di sini,” ujarnya.
Artinya, melalui klinik ini, Deng Uyha, sapaan akrab Konselor Adiksi Balai
Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar ini, hanya menawarkan layanan di bidang
keahliannya saja, yakni masalah keperawatan, dan tidak sampai melakukan pengobatan
kepada pasiennya.
“Kalau pengobatan kita rujuk ke dokter atau rumah sakit. Seperti kemarin ada
bayi yang kita rawat karena demam, kita usulkan ke dokter karena di sini kita hanya
fokus pada perawatan gigi, luka, sunat, cek gula darah, kolesterol, dan yang berkaitan
dengan hal keperawatan lainnya.
Bila pun ada pengobatan, itu hanya cenderung ke pengobatan herbal, karena
memang perawat tidak boleh melakukan pengobatan, tapi obat-obat herbal bisa kita
sarankan kepada pasien. Itu bedanya,” terang alumni S1 Keperawatan UIN Alauddin
Makassar. Alumni Ners Stikes Yapika Makassar ini, membangun usaha keperawatan
sejak tahun 2012, melalui Phinisi Institute.
Namun, baru di tahun 2016 mengembangkan bisnisnya dengan membuka klinik.
Hal itu membuktikan progresivitasnya dalam menapaki karier yang berbeda dari lulusan
keperawatan lainnya. “Di klinik ini ada 7 orang perawat dan diantaranya ada masih
mahasiswa.

Saya ingin memotivasi mereka agar setelah lulus bisa berwirausaha. Saya yang
modali klinik ini, tetapi karena belum punya STR, jadi penanggungjawabnya adalah Ners
Hasma, pegawai di rumah sakit Syekh Yusuf, Gowa. Jadi kalau ada pasien mau dirawat,
kami menghubungi dia untuk menangani,” jelas Deng Uyha. (mg3/hms)
Peduli Masyarakat Kurang Mampu. Berbisnis bukan hanya semata berorientasi
pada keuntungan.Tetapi, Deng Uyha peduli sesama. Terutama bisa membantu
masyarakat yang kurang mampu. Tarif perawatan yang diberikan lebih murah, sehingga
cukup terjangkau bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
“Biaya kita berikan lebih murah Rp80 ribu per tiga kali pemeriksaan. Adapun obat
yang diberikan sekadar obat generik seperti paracetamol dan sebagainya, karena kita tak
bisa menawarkan pengobatan. Itu dokter ahlinya. Tapi kalau sunat bisa, biayanya cuma
Rp500 ribu lebih murah dari biasanya Rp1 juta. Tenaga perawat kita juga sudah terlalih
mereka dari akademi keperawatan, Ners lah. Jadi cukup memiliki kemampuan,”
paparnya.
Sesuai dengan mottonya ‘Jadilah bermanfaat bagi orang lain, maka kamu akan
selalu bersama orang-orang baik’, klinik yang dirintis Deng Uyha dengan harga yang
terbilang murah, membuat pasien yang dirawat terus bertambah. Tentunya, hal itu sangat
positif bagi kemajuan bisnisnya.
Begitu pedulinya dengan masyarakat yang tak mampu, sehingga Deng Uyha
berencana di 2017, Ia dan kawan-kawan seperjuangannya akan mengganti pembayaran
warga yang kurang mampu dengan hanya menebus layanan keperawatan menggunakan
limbah plastik. “Jadi kalau nanti mereka mau cek gula atau periksa kesehatan lainnya,
bila pasien tidak punya uang, kami hanya minta sampah gelas plastik karena kita mau
kembangkan kayak produk-poduk daur ulang. Ya, semoga ide ini nantinya bisa
terlaksana agar bisa menolong lebih banyak masyarakat yang kurang mampu,”
terangnya. (mg3/hms)
Dorong Lulusan Keperawatan untuk Berbisnis
Deng Uyha pun sudah mengagendakan banyak rencana di tahun 2017, untuk
mengarahkan para mahasiswa keperawatan agar melirik bisnis bidang keperawatan
melalui programnya Ners Rangers Go to Campus. Lewat program ini, Deng Uyha
beserta koleganya mengunjungi setiap kampus keperawatan guna mengedukasi
mahasiswa terkait potensi ilmu keperawatan dalam dunia bisnis.
Agenda ini pun akan diarahkan untuk mengubah mindset mahasiswa agar bisa
berwirausaha. Karena menurutnya, banyak yang tidak tahu bahwa setelah selesai raih
gelar ners itu mahasiswa keperawatan bisa buat klinik. “Ini bisa memecah pengangguran
karena tidak bisa dipungkiri bahwa perawat itu penganggurannya cukup tinggi. Untuk
itu, kita mau memecah mindset itu melalui asuan keperawatan, jual-beli alkes, atau
apapun yang berkaitan dengan keperawatan.
Jadi banyak peluang yang bisa diraih lulusan ners atau keperawatan setelah
selasai selain jadi PNS,” terangnya. Deng Uyha hendak menggelar program ini karena
berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya, di mana para lulusan perawat begitu
sulit memulai karirnya sebagai PNS.
Sehingga, berbisnis akhirnya mesti menjadi kebutuhan bagi para lulusan perawat.
Ia mencontohkan, misalnya saja ada 3000-an mahasiswa, sementara perawat per tahun
hanya diserap sekitar 200 saja. Itupun banyak yang bekerja tapi sukarela. Hal ini dilihat
Deng Uyha sebagai sesuatu yang miris. Bahwa jenjang karir kepegawaian mahasiswa
keperawatan itu begitu sulit. “Maka kita juga mau kampanyekan jangan mau jadi
sukarela.
Jadi bikin klinik sendiri dari pada jadi sukarela tidak dibayar rugi kuliah kita
mahal-mahal. Sasarannya kampus-kampus keperawatan. Nanti kita juga akan pameran
dan talkshow untuk membahas produk-produk apa saja sih yang bisa dijual oleh perawat.
Istilahnya mendorong mereka untuk berwirausaha,” tutupnya.

B. Biografi Hafiza Elfira

Hafiza Elfira Novitarini atau biasa dipanggil dengan Hafiza Elfira adalah seorang
mahasiswi yang telah lulus dari Universitas Indonesia Jurusan Keperawatan. Ia lahir pada 22
Septembner 1990 di Jakarta. Hafiza yang akrab dipanggil dengan nama Fiza dan mempunyai
nama lengkap Hafiza Elfira Novitarini. Selain menjadi CEO Nalacity, ia juga pernah menjadi
maha siswi berprestasi yang mampu mendirikan sebuah organisasi yang bernama Nalacity
Foundation.Sebuah organisasi yang terbentuk melalui  Indonesia Leadership Development
Program (ILDP) UI, bertujuan untuk proyek kewirausahaan dalam bidang sosial.
Perjalanan Hafiza menjadi enterprenership berawal dari Training Internal Leadership
(2010) yang di lakukan oleh kampus Universitas Indonesia yaitu (ILDP), telah memberikan
sebuah tugas kepada semua pesertanya, termasuk Hafiza dan keempat orang temannya. Tugas
yang dimaksud adalah tugas Sosial Project di sebuah komunitas dan diselesaikan secara
berkelompok, lalu mereka mewujudkan sebuah ide yang cemerlang. Dikarenakan Seorang
teman satu kelompok dengan Hafiza Elfira yang berasal dari Tangerang, Banten sering
melewati sebuah kawasan yang cukup memprihatinkan.
Di kawasan itu terdapat banyak orang yang meminta-minta, tukang sapu jalanan, dan
sebagian juga menjadi tukang becak. Setelah mengamati orang-orang tersebut lebih detail,
ternyata mereka memiliki sedikit perbedaan pada fisik dengan manusia normal. Perbedaan
fisik tersebut disebabkan oleh penyakit kusta. Dari peristiwa inilah Hafiza dan teman
temannya mendapatkan ide untuk memberdayakan mereka. Kemudian mereka
memberdayakan banyak para ibu-ibu agar memiliki kemampuan untuk menghasilkan sebuah
produk sehingga mereka mendapat penghasilan.

Awalnya hanya lima Ibu-Ibu OYPMK yang bergabung dan mau berjuang bersama
dengan Hafiza dan rekannya. Namun dengan berjalannya waktu, para OYMPK mulai tertarik,
sehingga bertambahlah jumlah orang yang ikut bergabung. Ketika akan merekrut ibu-ibu
OYMPK lagi untuk menambah produk Nalacity, juga terdapat kendala. Di antaranya,
terdapat OYMPK yang keluar dari Nalacity karena berbagai faktor. Jadi, bukanya menambah
pekerja, malah hanya menggantikan orang yang keluar dari Nalacity.
OYMPK di bawah bendera Nalacity diberi keterampilan untuk menghasilkan sebuah
produk seperti jilbab yang dihias dengan manik-manik dan menjahit baju. Produk yang
dihasilkan ternyata bagus dan berkualitas sehingga menarik banyak konsumen. Selain
keterampilan, ibu-ibu OYMPK juga diberi pengajaran cara hidup sehat dan lain-lain untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Intinya bukan hanya mendapatkan finansial dari produk
yang mereka buat, tetapi mereka juga mendapatkan keterampilan dan pengetahuan-
pengetahuan baru untuk meningkatkan kualitas mereka.
Sebelumnya, untuk memperkenalkan produk yang dibuat oleh OYMPK cukup sulit
diterima oleh masyarakat, karena kemasan produk itu telah diberi keterangan, bahwa yang
membuat adalah OYMPK. Walaupun sudah diterangkan bahwa penyakit kusta tidak mudah
menular, karena butuh kontak langsung antara luka penderita kusta dan orang yang sehat
untuk dapat menular. Akan tetapi hal tersebut cukup sulit untuk merubah pemikiran orang
lain, yang mereka tahu kusta mudah menular.
Beralih ke komunitas yang dijalankan Hafiza sebagai CEO Nalacity. Nalacity
(Nalacity Foundation) yaitu komunitas yang akhirnya menjadi sebuah gerakan dengan
tujuan memandirikan ibu-ibu dari keluarga Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYMPK)
di Sitanala, Tangerang, tepatnya di sebuah perkampungan yang berada di daerah Tangerang,
Banten. Di sebut sebagai kampung kusta karena banyak orang yang telah dirawat di Rumah
Sakit Dr. Sitanala dan berhasil sembuh dari penyakit kusta. Mereka yang sudah dinyatakan
sembuh, kembali ke kampung halaman mereka masing-masing, namun di kampungnya
dikucilkan karena penyakitnya, sehingga mereka kembali ke RS dan tinggal di belakang RS
tersebut.

Ibu-Ibu di kampung tersebut, dilatih untuk membuat jilbab, bros, serta pakaian yang
cantik, elegan, dan sarat akan makna persaudaraan. Karena setiap produk yang dihasilkan
memiliki makna tersendiri bagi mereka, dan dari setiap produk mereka yang terjual, akan
sangat berarti bagi peningkatan taraf kehidupan keluarga OYMPK. Kemudian kegiatan
anggota komunitas Nalacity cukup banyak, selain pelatihan untuk membekali ibu-ibu
OYMPK dengan keterampilan menjahit, membuat bros, membuat jilbab, juga diadakan
semacam seminar kesehatan, serta memberikan suport untuk motivasi ibu-ibu OYMPK.
Hafiza dan temannya memasarkan produk tersebut dengan dua metode, yaitu dengan cara
online dan ofline. Cara online dengan memanfaatkan media sosial seperti Facebook,
Instagram, Twitter dan Website. Cara ofline dengan mengadakan bazaar di tempat-tempat
tertentu.
Selain itu, tampak di sosial media seperti Instagram yang bernama nalacityfoundation
menyebutkan bahwa “Nalacity tumbuh dengan tujuan memandirikan ibu-ibu dari keluarga
Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYMPK) di Sitanala, Tangerang. Ibu-Ibu ini dilatih
untuk membuat jilbab, bros, serta pakaian yang cantik, elegan, dan sarat akan makna
persaudaraan. Karena setiap produk yang dihasilkan memiliki makna tersendiri bagi mereka,
dan dari setiap produk mereka yang terjual, akan sangat berarti bagi peningkatan taraf
kehidupan keluarga OYMPK”.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perawat atau ners professional dalam entrepreneurship memberikan bantuan bagi
mereka yang mengalami kelemahan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan
ketidakmauan untuk hidup secara mandiri dan melakukan kegiatan hidup sehari hari.
Bantuan diarahkan pada pemberian pelayanan kesehatan utama dalam upaya
menghasilkan suatu perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan untuk
memampukan semua orang mencapai kehidupan yang produktif.dan Jadilah perawat
pengusaha (Nursepreneur) apapun usaha yang anda lakukan, tidak akan membuat
anda keluar dari profesi seorang perawat, asal halal dan bermanfaat bagi orang lain.
Kemudian, memiliki kemampuan berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan
membuat sesuatu yang baru dengan cakap melihat suatu peluang serta berani
mengambil risiko atas tindakannya. Ketika seorang perawat mengambil suatu langkah
di tengah orang-orang lain saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja yang
sangat sempit, ia justru berpikir melakukan suatu usaha yang dapat menghasilkan
secara ekonomi dan memberi peluang kerja bagi sesamanya, ia dapat dikatakan
sebagai seorang Entrepreneur.

B. SARAN
Sebagai mahasiswa keperawatan dengan lulusan yang jumlahnya banyak dan
angka pengangguran yang cukup tinnggi akibat sempit nya lapangan pekerjaan dan
sedikitnya jumlah penerimaan Pegawai Negri kita sebaiknya dapat menggali potensi
dalam diri kita untuk memulai sebuah bisnis menciptakan hal yang baru atau hal yang
unik sembari kita menunggu panggilan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA

Soegoto,eddy soeryanto. 2009."Enterpreneurship Menjadi Pembisnis


Ulung".Jakarta ; Pt Elex Media Komputindo KOMPAS GRAMEDIA
http://www.generasimudaid.com/index.php/news/read/1070/profil-hafiza-elfira-pengusaha-
muda-dan-sukses-di-indonesia
https://www.wikuwik.com/2018/12/profil-pengusaha-muda-hafiza-elfira.html

Anda mungkin juga menyukai