Anda di halaman 1dari 13

1

ANALISA KEWIRAUSAHAAN
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah kewirausahaan.
Dosen pengampu : Umi Faridah, S.Kep.Ners.,MNS

Disusun oleh :
1. Intan Nur Aslina Fidianti ( 222020010046 )
2. Eka Mutiana Putri ( 222020010047 )
3. Fahreza Al Hafiz ( 222020010048 )
4. Renita Putri Andriani ( 222020010049 )
5. Lailatul Humairoh ( 222020010050 )

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-nya. Tak lupa sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi Agung
kita, nabi Muhammad SAW. yang syafaatnya kita nantikan kelak. Sehingga kita dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ ANALISA KEWIRAUSAHAAN“ ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
“ Ibu Umi Faridah, S.Kep.Ners.,MNS “ pada mata kuliah Kewiraushaan D3
Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Nursepreneur ( perawat pengusaha ) dalam kehidupan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Umi Faridah, S.Kep.Ners.,MNS
selaku dosen Kewarganegaraan D3 Keperawatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. kami
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
3

DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................................4
1.3 TUJUAN..............................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
2.1 KEWIRAUSAHAAN DALAM KEPERAWATAN.......................................................................................5
2.2 KONSEP KEPERAWATAN DALAM KEWIRAUSAHAAN.........................................................................6
2.3 KONSEP NURSEPRENEURS.................................................................................................................8
2. 4 KONSEP PIRAMIDA KEBUTUHAN MASLOW....................................................................................10
BAB III........................................................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................................12
3.2 SARAN..............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13
4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
  Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isuprofesionalisme.
Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gajiperawat konon berbanding terbalik
dengan beban kerja perawat. Mengharapkan pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak
mungkin (tampak pada ketidakjelasan ruu keperawatan) karena saat ini perawat diindonesia
masih belum memiliki bargaining position di mata pemerintah.
Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan perawat tanpa perlu
menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan menjadi nursepreneur (perawat
pengusaha). Konsep nursepreneur pun sudah lama muncul dalam dunia keperawatan. Namun, di
indonesia konsep ini belum begitu familiar. Selain itu, saat ini dunia telah mulai bergerak ke arah
entrepreneurship, dimana setiap anak bangsa harus memulai menjual kreatifitas dan kemampuan
yang dimilikinya. Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit direalisasikan oleh generasi
keperawatan jika trends dunia tersebut tidak diikuti oleh arahan penyelenggara pendidikan
keperawatan dengan baik. Satu hal yang sangat terlihat membedakan keperawatan dengan
profesional kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai dengan saat ini keperawatan masih
belum menemukan bentuk layanan pokok yang hanya dapat dilakukan dan menjadi kewenangan
perawat semata. Oleh karena itu, pengembangan entrepreneurship perlu ditanamkan agar
kreatifitas pelaku keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri
bagi pemiliknya kelak sebagai bekal memulai untuk terjun ke dunia kerja. Untuk
mengembangkan kewirausahaan atau entrepreneurship di bidang keperawatan tentu memerlukan
hal-hal yang mendukungnya, salah satunya adalah alat bantu yang dapat mengembangkan
kewirausahaan di bidang keperawatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan dalam keperawatan ?
2. Apa itu konsep keperawatan dalam kewirausahawan ?
3. Apa yang dimaksud dengan konsep nursepreneurs ?
4. Apa itu konsep piramida kebutuhan maslow nursepreneus?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari kewirausahaan dalam keperawatan.
2. Untuk memberi informasi tentang konsep keperawatan dalam kewirausahaan.
3. Untuk mengetahui konsep nursepreneurs.
4. Untuk mengetahui konsep piramida kebutuhan maslow nursepreneus.
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KEWIRAUSAHAAN DALAM KEPERAWATAN


 Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar
mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan
cita-citanya. Kewirausahaan merupakankemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan
selalu terbuka untuk setiap masukan dan perubahan yang positif yang mampu membawa bisnis
terus bertumbuh serta memiliki nilai. Salah satu pendorong terciptanya inovasi selain perubahan
dan keharusan untuk beradaptasi adalah kesadaran akan adanya celah antara apa yang ada dan
apa yang seharunya ada, dan antara apa yang diinginkan oleh masyarakat dengan apa yang sudah
ditawarkan ataupun dilakukan oleh pemerintah, sektor swasta maupun Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM).  Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat. Hal ini bisa dicapai melalui
kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menerapkan konsep kewirausahaan sosial. Konsep
kewirausahaan sosial telah menjadi konsep yang popular di berbagai Negara. Berbagai kalangan
mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif dalam
menyelesaikan permasalahan sosial. Permasalahan sosial sendiri sudah menjadi permasalahan
bersama sehingga penanggulangannya membutuhkan sinergi dari semua pihak.

   Di Indonesia sendiri, pemerintah telah menghabiskan banyak sumber daya untuk


menangani masalah sosial dan bekerjasama dengan berbagai Negara asing di seluruh dunia.
Tetapi ternyata hal ini tidaklah cukup, oleh karena itu dibutuhkan individu-individu atau
lembaga- lembaga yang dapat melihat peluang dan mengeluarkan ide-ide inovatif untuk
menyeleaikan permasalahan- permasalahan sosial tersebut. Hal inilah yang pada akhirnya
melahirkan individu atau lembaga yang disebut sebagai wirausaha sosial. Dimana tujuan
kewirausahaan sosial adalah terwujudnya perubahan sosial ke arah yang lebih baik ata positif
dan memecahkan masala sosial untuk kepentingan masyarakat.

   Nursepreneur adalah perawat pengusaha yang bekerja secara mandiri dalam


memberikanpelayanan keperawatan meliputi perawatan langsung, pendidikan, penelitian,
administratife atau konsultasi dalam menciptakan bisnis/ usahanya. Perawat tersebut sebagai
pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang mampu menggaji karyawannya,
meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana.
Ketika seorang perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba
memperebutkan kesempatan kerja yang semakin sempit, seorang nursepreneur justru berpikir
untuk menciptakan suatu usaha yang dapat menghasilkan secara ekonomi dan menciptakan
lapangan kerja bagi sesamanya
Entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya tidak lepas dari modal. Modal tidak selamanya
identik dengan uang ataupun barang (tangible). Sebuah ide sudah termasuk modal yang luar
biasa karena ide merupakan modal utama yang akan membentuk dan mendukung modal lainnya.
6

Beberapa modal yang termasuk ke dalam modal tidak berwujud (intangible) antara lain :
1. Modal Intelektual
  Modal Intelektual didefinisikan sebagai kombinasi dari sumberdaya-sumberdaya intangible dan
kegiatan-kegiatan yang membolehkan organisasi mentransformasi sebuah bundelan material,
keuangan dan sumberdaya manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk menciptakan
stakeholder value (Cut Zurnali , 2008).

2. Modal Sosial dan Moral


  Modal sosial dan moral yang dapat disebut sebagai suatu integritas merupakan suatu hal
penting yang membentuk sebuah citra terhadap kepribadian Anda sebagai seorang wirausaha.
Pada saat menjalankan bisnis, ada etika wirausaha yang tidak boleh Anda langgar.

3. Modal Mental
  Mental wirausaha harus ditaman sejak dini. Karena modal mental merupakan kesiapan sejak
dini kemudian diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan.

2.2 KONSEP KEPERAWATAN DALAM KEWIRAUSAHAAN


Bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada
individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa
meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan
rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Keperawatan pada masa sekarang ini merupakan suatu seni dan ilmu yang mencakup
berbagai aktivitas, konsep dan ketrampilan yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lain.
Keperawatan mempunyai fungsi yang unik yaitu membantu individu, baik sehat mapun sakit,
yang ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan
penyakit bahkan membantu klien mendapatkan kematian yang damai, hal ini dilakukan untuk
membantu klien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Keperawatan
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang
ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat (Budiono, 2016).
Faye Glenn Abdellah, mendefinisikan perawatan adalah memberikan pelayanan kepada
individu keluarga dan masyarakat yang didasari oleh ilmu seni, sikap dan kemampuan intelektual
serta keterampilan. Perawat berupaya dengan hasrat dan kemampuannya untuk menolong
seseorang yang sakit maupun yang sehat. Abdellah memperhatikan gambaran perawat melalui
intelegensi, kemampuan dan tehnik yang baik dalam memberikan pertolongan kepada kliennya.
Abdellah mengklasifikasikan 21 tipe masalah keperawatan, yang dirangkum dalam 3 pola yaitu
kebutuhan, fisik, sosial dan emosional pasien; kubungan interpersonal antara perawat dan pasien
dan unsur biasa dari perawatan pasien yang menyangkut lingkungan fisik (Iyus & Mardhiyah,
2010).
Fokus penting dari keperawatan menurut Abdellah adalah perawat harus menciptakaan
atau memelihara lingkungan terapeutik. Abdellah juga mengatakan bahwa bila reaksi perawat
terhadap klien bersikap bermusuhan atau negative maka keseluruhan lingkungan klien akan
7

terpengaruh menjadi menjadi negatif juga. Suasana emosional perawat akan mempengaruhi
suasana emosional klien. Suasana emosional klien akan mempengaruhi kekebalan tubuhnya.
Kekebalan tubuh akan mempengaruhi penyembuhannya. Suasana emosional perawat dapat
terpengaruh oleh kondisi keuangan perawat. Perawat-perawat yang kurang cerdas secara
finansial cenderung lebih emosional, reaktif dan menyalahkan lingkungan. Ciri-ciri perawat ini
adalah kebutuhan dasarnya sendiri belum terpenuhi secara optimal, tidak punya tabungan, tidak
adanya asset yang dimiliki, sering bertengkar tentang masalah-masalah kecil yang sebenarnya
mempertengkarkan gaji, honor, komisi atau sejenisnya. Akibatnya energinya akan ditransfer
pada lingkungan dan pada kliennya (Iyus & Mardhiyah, 2010).

John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan  antara kepribadian dan
minat pekerjaan, mengemukakan bahwa ada enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia
antara lain (Iyus & Mardhiyah, 2010):
1.      Tipe realistik
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan sistematis, seperti
mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak hanya membutuhkan keterampilan,
komunikasi, atau hubungan dengan orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier
yang cocok, yaitu perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruski.    
2. Tipe intelektual/investigative
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir daripada  pelaku tindakan,
senang menganalis, dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan sosial yang akrab.
Tipe ini cocok bekerja di laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuwan, ahli matematika.
3. Tipe sosial Senang
membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi kegiatan yang melibatkan
kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya
kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar,
konselor, pekerja sosial, guide, dan bartender.
4. Tipe konvensional
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data dengan aturan tertentu.
Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris, teller, filing, serta akuntan.  
5. Tipe usaha/enterprising
Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya
untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan.
Tipe ini sesuai bekerja sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.
6. Tipe artistik Cenderung
ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau aturan, lebih menyukai tugas-tugas
yang memungkinkan dia mengekspresikan diri. Karier yang sesuai, yaitu sebagai musisi,
seniman, dekorator, penari, dan penulis.
Berdasarkan konsep King yang dilengkapi dengan konsep John L Holland, saat ini
dibutuhkan perawat yang memiliki kepribadian Tipe usaha/enterprising. Perawat tipe ini
cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya
untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan.
Dengan perawat tipe ini ia akan lebih mandiri secara finansial, klien akan sehat dan terpenuhi
kebutuhan dasarnya (Iyus & Mardhiyah, 2010).
8

2.3 KONSEP NURSEPRENEURS


Dalam fundamental of Nursing, Taylor, Lilis dan le Mone (1997), membahas tentang
pengembangan karir dari peran dan fungsi perawat, meliputi: spesialis perawat klinis, praktisi
perawat, perawat anestesi, bidan perawat, pendidik perawat, administrator perawat, peneliti
perawat, wirausaha perawat. Perawat pengusaha adalah seorang perawat, biasanya dengan gelar
sarjana, yang dapat mengelola klinik atau bisnis terkait, melakukan penelitian, menyediakan
pendidikan atau melayani sebagai penasihat atau konsultan untuk lembaga, lembaga politik atau
bisnis (Iyus & Mardhiyah, 2010).
Secara konseptual nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan
fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik atau sarana
kesehatan lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center,
manager balai kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam pelaksanaan
teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat
bertindak sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji
karyawannya (Iyus & Mardhiyah, 2010).
Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu nurse dan entrepreneur. Nurse
artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur sendiri memiliki berbagai pengertian dan sifat,
salah satunya yang disampaikan oleh John G. Burch dalam
http:wikipedia.org/wiki/Entrepreneur. Entreprenuer memiliki sifat berhasrat mencapai prestasi;
seorang pekerja keras; ingin bekerja untuk dirinya; mencapai kualitas; berorientasi kepada
reward dan kesempurnaan; optimis; berorganisasi dan berorientasi kepada keuntungan. Secara
konseptual nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut (Iyus & Mardhiyah, 2010) :
1.    Pengerahan diri: pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri
sendiri.
2.    Pengasuhan diri: antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun memilikinya.
3.    Orientasi pada tindakan : hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasikan dan mengubah
ide-ide Anda menjadi kenyataan.
4.    Energi tingkat tinggi : mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan fisik.
5.    Toleransi atas ketidakmenentuan : secara psikologis mampu menghadapi resiko.

Seorang perawat dapat menjadi nurse entrepreneur atau menjadi nurse intrapreneur. Seorang
perawat nurse entrepreneur adalah seorang perawat yang menjalankan wirausaha-nya sendiri
atau dengan beberapa teman dalam bisnis keperawatan. Sebaliknya seorang perawat
intrapreneur adalah seorang perawat yang menjalankan bisnis dalam divisi atau bagian dari satu
perusahaan yang telah ada. Menjadi seorang intrapreneur lebih aman, mendapatkan karir, dan
dapat melangkah menjadi entrepreneur (Iyus & Madhiyah, 2010).
Lima langkah perawat menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain (Ricky, 2012): 
1.    Pengkajian
Mengkaji keterampilan perawat serta pengalaman perawat dalam praktek klinis serta mengkaji
kebutuhan pasar (klien/masyarakat).
2.    Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis,
setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan
9

potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam
langkah ini adalah tahap diagnosa.
3.    Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah selanjutya adalah
menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini
merupakan tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
4.    Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan
dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan
tentu saja merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua
orang berani take action.
5.    Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh terlupakan. Dari
evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak.
Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang
sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun
jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan.

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship tidak


membicarakan antara penjual dan pembeli, tetapi lebih ke arah pengembangan kreativitas dalam
membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, menjual dan mengembangkan
ide- ide baru. Perawat juga bisa menjadi seorang pengusaha, tidak mesti dari profesi lain. Baik
sebagai nurse intrapreneur maupun nurse entrepreneur. Perawat tidak harus tergantung pada
pemerintah jika ingin sukses. Kesuksesan itu bukan dilihat dari apakah seseorang itu pegawai
negeri apa bukan. Kesuksesan itu adalah suatu bentuk usaha yang datang dari diri sendiri,
walaupun saat berusaha banyak rintangan/ bahkan kegagalan yang datang tetapi itu semua dapat
diatasi/ mendapat solusi. Dengan adanya rintangan/ kegagalan seseorang dapat lebih kuat dan
disinilah seseorang harus berusaha lebih daripada sebelumnya, yang didasari oleh belajar dari
pengalaman sebelumnya.
Selain usaha, perawat yang akan membangun/ mencoba suatu usaha juga harus memiliki
pengetahuan, skill dan keterampilan serta tidak lupa berdoa kepada Allah SWT. Perawat harus
bersikap profesional dan menerapkan prinsip etik keperawatan yaitu dengan otonomi, berbuat
baik kepada pasien, harus bersikap adil kepada pasien, dapat menjaga rahasia pasien, menepati
janji, tidak merugikan pasien, jujur terhadap pasien serta bertanggung jawab.
Banyak sekali usaha yang dapat dibangun/ dicoba oleh perawat yang terkait dengan
profesinya. Tetapi itu semua tergantung pada kemauan dan keyakinan dari perawat itu sendiri
yang akan membuka suatu usaha. Karena, suatu usaha yang di bangun/ dibuka tidak langsung
sukses begitu saja. Sebagai pengusaha, kita harus dapat bersabar dan try and try serta jangan
putus asa dan mudah menyerah. Sikap optimis dan percaya diri harus ada pada seorang
pengusaha. Usaha yang dapat dibangun oleh perawat antara lain mendirikan praktik mandiri
(home care), mendirikan praktik bersama dengan profesi lain (kolaborasi), membuka jasa
konseling keperawatan, membuka jasa terapi, membuka jasa fisioterapi, menjadi seorang penulis,
membuka jasa penyewaan alat medis, dan sebagainya.
Untuk penguraiannya adalah: praktik mandiri yang dilakukan oleh perawat (home care),
ini adalah bentuk layanan perawatan kesehatan di rumah, misalnya perawatan luka pada pasien
diabetes mellitus dan sebagainya. Maksud dari mendirikan praktik bersama adalah perawat bisa
10

berkerjasama dengan dokter, bidan, apoteker atau tenaga kesehatan lain dalam menjalankan
suatu usaha dan praktik ini lebih lengkap daripada praktik mandiri. Perawat bisa membuka
konseling dirumah, tetapi perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas sebagai konselor
agar bisa membantu dan memotivasi pasien sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pasien.
Jasa terapi yang dibuka adalah jenis terapi komplementer, artinya terapai yang digunakan untuk
pengobatan suatu penyakit dan berguna untuk memperbaiki system kekebalan tubuh (system
imun) supaya sisttem imum mampu merangsang penyembuhan penyakit di dalam tubuh. Jasa
fisioterapi yang dilakukan oleh perawata adalah suatu cara atau bentuk pelayanan kesehatan
untuk mengembalikan fungsi organ tubuh dengan menggunakan tenaga alam. Perawat bisa saja
menjadi seorang penulis, yaitu dengan menunangkan gagasan, pengetahuan serta pengalam-
pengalam yang dialami kedalam sebuah buku, dan tulisannya tersebut berkaitan dengan
kesehatan. Perawata juga bisa mebuka jasa penyewaan alat medis seperti glukometri, tabungan
oksigen, kursi roda atau alat medis lainnya.
Jadi banyak sekali usaha yang dapat dilakukan oleh perawat dalam membangun usahanya
sendiri. Jika perawat merupakan pegawai negeri, tidak menutup kemungkinan perawat juga bisa
membangun usaha sendiri. Dengan adanya usaha sendiri kita dapat menciptakan lapangan kerja
sendiri untuk orang lain, dan ini merupakan salah satu lading pahala karena membantu orang
lain. Kebanyakan orang yang mendirikan usaha sendiri lebih sukses daripada orang yang tida
mempunyai usaha sendiri, karena orang yang mempunyai usaha sendiri bisa memdapatkan
keuntungan setiap hari, sedangkan bagi orang yang tidak mempunyai usaha sendiri hanya
menunggu waktu gajian yaitu sebulan sekali.
Usaha yang dibangun oleh perawat tidak harus yang berkaitan dengan keperawatan/
kesehatan, tetapi bisa juga tentang bidang yang yang minati/ disukai (hobi) perawat atau yang
lainnya. Misalnya perawat mempunyai hobi masak, perawat bisa buka usaha catering atau
warung nasi/ kafe, atau perawat mempunyai hobi memancing, perawat bisa buka usaha menjual
alat- alat pancing dan lain sebagainya. Jadi perawat tidak perlu pusing memikirkan usaha apa
yang bisa ia buka.
Di negara- negara maju, kebanyak orang tidak lagi bergantung pada pemerintah, tetapi
orang- orang disana kebanyakan membuka usaha sendiri, demi mencapai sebuah keberhasilan.
Dengan adanya usaha sendiri, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain sehingga
dapat memperbaiki perekonomian. Dan kita sebagai orang Indonesia, yang masih dikategorikan
kedalam negara berkembang, bisa mengikuti jejak negara- negara maju, misalnya korea dan lain
sebagainya untuk membuka usaha sekaligus lapangan kerja untuk orang lain supaya negara kita
maju dalam semua bidang terutama dalam bidang perekonomian. Jadi buat perawat yang berada
di seluruh Indonesia, mari kita buka usaha milik kita sendiri agar kita melangkah kea rah yang
lebih maju karena kalau bukan kita, siapa lagi.

2. 4 KONSEP PIRAMIDA KEBUTUHAN MASLOW

1. Kebutuhan Fisiologi adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi seorang perawat,
seperti kebutuhan makan, minum, istirahat, dan lainnya. Maka kebutuhan dasar ini harus
bisa terpenuhi agar kebutuhan lainnya bisa terjangkau. Namun kenyataanya kebutuhan
tersebut masih sulit untuk bisa terpenuhi dengan pendapatan yang diterima oleh perawat
biasa
11

2. Kebutuhan Keamanan, kebutuhan rasa aman yaitu keamanan diri baik dari kejahatan
maupun keamanan secara finansial. Seorang nursepreneur akan menjadi seorang terbebas
dari rasa khawatir apabila ada kemungkinan kehilangan pekerjaan, sebab mereka
mempunyai usaha sendiri

3. Kebutuhan Kasih Sayang dan Sosial, kebutuhan diterima secara sosial adalah sebuah
kesempatan untuk dapat memberikan manfaat untuk orang lain, seperti menyejahterakan
masyarakat sekitar maupun menciptakan lapangan kerja baru

4. Kebutuhan Percaya Diri dapat diartikan seorang perawat yang mempunyai pribadi yang
tangguh dan rasa percaya diri yang tinggi, maka dengan modal tersebut mempunyai
peluang besar untuk memulai dan mengembangkan usaha sendiri

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri, kebutuhan ini akan muncul ketika seluruh kebutuhan
mendasarnya telah terpenuhi,  biasanya seorang perawat akan mengaktualisasi dirinya
untuk menjadi seorang ahli dalam bidang tertentu. Salah satunya menjadi nursepreneur
adalah sarana dalam mengekspresikan dalam mengaktualisasikan dirinya.

 PERAN KEWIRAUSAHAAN
 Perawat yang memiliki kontrol atas dan tanggung jawab untuk peningkatan
proporsi langsung proses perawatan.
 Untuk merencanakan, mengatur, keuangan, mengoperasikan bisnis mereka
sendiri, dan mereka belajar diluar organisasi.
 Dapat mengidentifikasi kebutuhan pasien dan menemukan cara untuk
keperawatan untuk menanggapi kebutuhan itu dalam sebuah cara yang efektif,
merumuskan dan melaksanakan rencana untuk memenuhi yang perlu.
 Memiliki kesempatan baru dalam dunia bisnis dan perlu merakit dalam sumber
daya yang diperlukan untuk berhasil memanfaatkan kesempatan baik iyu uang,
orang dan organisasi.
 Perawat professional berfikir global, membuat keputusan dengan konseus,
berpikir besar, dan melakukan bisnis dengan menggunakan rencana bisnis.
12

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda
adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang.
Kata kunci dari kewirausahaan adalah: pengambilan resiko; menjalankan usaha sendiri;
memanfaatkan peluang-peluang; menciptakan usaha baru; pendekatan yang inovatif dan mandiri
(misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah).
          Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual
komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat. Enam tipe atau orientasi
kepribadian pada manusia antara lain: tipe realistik, tipe intelektual, tipe sosial, tipe konvesional,
tipe usaha dan tipe artistik.
          Nursepreneur (perawat pengusaha) adalah seorang perawat, biasanya dengan gelar sarjana,
yang dapat mengelola klinik atau bisnis terkait, melakukan penelitian, menyediakan pendidikan
atau melayani sebagai penasihat atau konsultan untuk lembaga, lembaga politik atau bisnis.
Secara konseptual nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut pengerahan diri, pengasuhan diri,
orientasi pada tindakan, energi tingkat tinggi dan toleransi atas ketidakmenentuan. Lima langkah
perawat menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.

3.2 SARAN
 Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada
mahasiswa ataupun pembaca tentang kewirausahaan terutama dalam bidang keperawatan.
Sehingga dapat mengaplikasikannya sewaktu membangun usaha sendiri.
13

DAFTAR PUSTAKA

https://mynurulhusnablogspot.blogspot.com/2019/03/kewirausahaan-dalam-
keperawatan.html?m=1
https://fiskajulismablogkeperawatan.blogspot.com/2019/03/kewirausahaandalam-
keperawatan-babi.html
https://nisaalmazra.blogspot.com/2020/09/perkembangan-peran-perawat-
pengusaha-di.html

Anda mungkin juga menyukai