PERAWAT
DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MAKALAH ENTREPRENEUR
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
M. Iqbal Yanaz (1907201060)
Karlina (1907201054)
Ainayatul Fatny (1907201043)
Nadia Kamisrina (1907201062)
Farisha Amalia Hasyati (1907201050)
Cut Dilla Fazira (1907201047)
Dosen Pembimbing
Ns. Nanda Fitria, M.Kep
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... 2
DAFTAR ISI .........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian .........................................................................................5
2.2 Spirit Kewirausahaan........................................................................6
2.3 Spirit Of Nursing Entrepreneur.........................................................9
2.4 kunci agar Memiliki Spirit Kewirausahaan.......................................12
2.5 Motivasi Kewirausahaan...................................................................13
2.6 Model-model motivasi......................................................................13
2.7 Jenis Kewirausahaan Bidang Keperawatan.......................................17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................22
3.2 Saran..................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Istilah wirausaha berasal dari kata entrepreneur (bahasa prancis) yang
diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-
between. Dan pada abad pertengahan berarti aktor atau orang yang
bertanggung jawab dalam proyek produksi berskala besar. Geoffrey G.
Meredith et al (2000) menjelaskan seorang wirausaha adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis,
dan mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan
sukses.
Arti kata spirit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan
semangat yang tinggi merupakan salah satu faktor kemenangan.Spirit
merupakan satu bagian yang sangat prinsip atau yang dirasakan dalam
kehidupan manusia dan merupakan bagian dari suasana hati atau posisi emosi
yang merupakan karakteristik gelora, semangat, gairah, kegembiraan dalam
melakukan suatu hal.
Semangat dan gairah merupakan hal yang menarik untuk dijelaskan lebih
detail. Tampaknya sama namun memiliki inti yang berbeda. Semangat
merupakan energy untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada keinginan
dan hasrat untuk mencapainya, yaitu ada unsur manfaat dan tujuan.sedangkan
gairah merupakan energy yang diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan
karena ada unsur kecintaan, kesukaan, dan hobi di dalamnya (love). Jadi,
bukan semata-mata karena manfaat dan tujuannya.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang
yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia
nyata secara kreatif. Sedangkan yang dimaksud dengan seorang wirausahawan
adalah orang–orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya
yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan
5
gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses atau meningkatkan pendapatan.
Ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13),
yaitu:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto
Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi
nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan.
6
Untuk itu, bagi kita bangsa Indonesia sumber energy yang dibutuhkan
dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiatan apapun adalah mempunyai
semangat dan gairah untuk mengerjakannya. Kedua-duanya adalah satu dan
menjadi sumber energy (motivasi) dalam berwirausaha. Kita juga buku
dynamo stater atau pematik agar sumber energy itu bisa ‘menyala’ (bergairah
dan bersemangat) terus menerus, yaitu komitmen dalam memilih jalan karir
sebagai wirausaha yang sukses dan cerdas. Kunci penting dalam menciptakan
semangat kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:
7
perubahaan status social, perilaku, gaya hidup, kebutuhan, keinginan selera,
dan sebagainya sehingga bisa membangkitkan sebuah inspirasi bisnis sehingga
pada akhirnya memunculkan peluang bisnis. Munculnya peluang bisnis yang
baru akan menstimulus munculnya entrepreneur-entrepreneur muda. Hal inilah
yang mendorong muculnya spirit of entrepreneurship seiring dengan perubahan
dan perkembangan ekonomi. Ada beberapa factor yang menstimulus spirit of
entrepreneurship, yaitu:
1. Evolusi produk
Perubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang
memunculkan sebuah peluang baru.
2. Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru dan
begitu seterusnya.
3. Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi
Perubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk yang
berbeda.
4. Perubahan teknologi
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan
menciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
5. Perubahan budaya
Perkembangan gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan sebagainya
akan mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini mempengaruhi
kebutuhan akan produk yang berbeda di setiap tempat.
Joseph A. Schumpeter, ekonomi asal Austria yang kemudian menetap di
Amerika (1883 – 1950) mengatakan bahwa perilaku dan sifat entrepreneur
yang khas adalah kemampuannya, kecerdasannya dan keberaniannya yang
ditopang oleh ketetapan hatinya dan keteguhan jiwanya untuk melancarkan
usaha yang serba baru dengan melihat pada kemungkinan-kemungkinan
potensial di masa depan dan berhasil menjelmakan menjadi kenyataan efektif.
Entrepreneur cenderung menggunakan energinya untuk melakukan dan
membangun suatu kegiatan, ketimbang hanya melakukan pengamatan dan
analisis. Dengan visinya, entrepreneur itu dengan sadar memperhitungkan
8
risiko, baik secara personal maupun finansial dan kemudian melakukan apa
saja agar bisa mengurangi risiko dan kemungkinan gagal. Kewirausahaan
adalah kemampuan untuk mengindera (sensing) suatu peluang, ketika yang
lain masih melihatnya sebagai suatu yang kontradiksi, dan membingungkan.
Entrepreneur itu memiliki know-how bagaimana menemukan sesuatu,
merangkai, dan mengendalikan sumber-sumber (yang kadang-kadang dimiliki
oleh orang lain) untuk mewujudkan tujuannya.
Modal paling mendasar menjadi wirausahawan adalah tekad dan
keberanian mengambil dan menghitung resiko. Tanpa ini, diberi modal sebesar
apapun, tidak akan pernah menjadi wirausahawan. Kalau sudah ada
keberanian, kita beri kesempatan bagaimana mengelola bisnis dengan baik.
Kewirausahaan adalah lebih kepada spirit, bukan sekedar yang terlihat secara
kasat mata. Bisa saja orang yang sehari-harinya berbisnis tapi di dalam dirinya
tidak terdapat spririt kewirausahaan.
9
bergerak, maka insha Allah. Beruntunglah mereka yang terbiasa menggerakkan
tubuh waktu shubuh dengan bangun pagi lalu berwudhu kemudian berjalan
menuju masjid untuk sholat shubuh berjamaah.
b. Bersedekah ( Charity for Unlimitted Rich)
Ada 3 tipe manusia berdasarkan respons terhadap peminta-minta atau
pengamen.
1) Tipe 1 adalah manusia spontan (spontanities human), ciri manusia tipe ini
adalah pada saat ada pengamen cepat menutup pintu, lalu muncul pikiran
bahwa pengamen itu orang yang tidak mandiri, orang malas, dan tidak usah
dikasihanin.
2) Tipe 2 adalah manusia egois (Logical human), pada saat pengamen
mengetuk pintu kaca mobilnya atau plastic kecil yang disodorkan pengamen
pada penumpang kendaraan umum, reaksi pertama yang muncul adalah
memalingkan pandangan, mencoba menutup hati sehingga tidak ada rasa
iba, takut ketergantungan sosial.
3) Tipe 3 adalah manusia wahyu (human inspiration). Manusia tipe ini setiap
hari menantikan kehadiran pengemis dan peminta-minta, bahkan jika sehari
tidak bersedekah maka berupaya mencari saudara-saudara yang
membutuhkan.
c. Makna Kaya yang Sesungguhnya
Tuhan menciptakan jutaan hukum yang berlaku untuk semua ras, bangsa,
suku, agama, dan budaya. Misalnya jika urat leher (vena jugularis) putus maka
akan mati, air mengalir ketempat rendah, manusia perlu oksigen dan gravitasi
bumi. Apapun warna kulit dan agama seseorang manusia. Hukum entrepreneur
adalah jujur, kerja keras, berani menghadapi tantangan, siap hijrah dan berfikir
untung. Siapa yang jujur, kerja keras dan berani menghadapi tantangan, siap
hijrah berfikir untung maka akan memasuki hukum tuhan untuk sukses menjadi
entrepreneur. Lihatlah bangsa cina yang begitu kuat karena kerja keras, berani
menghadapi rintangan dan keberhasilan mereka dalam bisnis, sehingga
menyebar keseluruh dunia.
10
d. Transcendental Entrepreneur Nurse
Visi transcendental adalah sebuah cita-cita harapan suatu profesi dimana
semua aktivitas, pengabdian, dan tujuan hidupnya tidak hanya berorientasi
pada kesuksesan dunia, tetapi sampai alam akhirat. Bahkan kesuksesan akhirat
menjadi prioritas dibandingkan kesejahteraannya di dunia. Hal ini disebabkan
kehidupan dunia yang fana, sementara, dan sebentar diibaratkan sebagai
sebuah titik. Sedangkan kehidupan akhirat berlangsung selamanya seperti garis
tidak berujung.
Dalam konsep transcendental nursing, perawat harus bekerja maksimal di
dunia. Perawat wajib berprestasi dan menjadi manusia kaya di dunia, perawat
harus sukses dan menghasilkan karya terbaiknya. Perawat harus mampu
membangun rumah sakit, pabrik kateter, pabrik infus, pabrik perban/pembalut
dan membuat perusahaan professional yang menghasilkan kesejahteraan.
Tetapi kesuksesan dunia bukan tujuan utama, perawat harus lebih rajin
melakukan shalat berjamaah, bersedekah, sholat-sholat sunat, dan bertausiah
dengan ilmunya.
2.4 Sikap Orang yang Tidak Memiliki Spirit Wirausaha yang Baik
Kewirausahaan itu sendiri sebenarnya merupakan ketrampilan hidup (life
skill) bagi manusia dimanapun, sehingga orang yang masih hidup, tidak sadar
bahwa mereka memiliki kemampuan ini. Disisi lain,banyak diantara kita yang
tidak sadar bahwa spirit kewirausahaan, telah tergerus kemampuan dan
performanya karena keadaan yang berlangsung lama.
Kewirausahaan hanya bisa bangkit manakala diberi lahan subur untuk
bersemai, dipupuk, dilindungi, dan dibela kepentingannya.Untuk mempercepat
pertumbuhan wirausaha, harus ada upaya serius untuk menciptakan orang-
orang yang mampu mengambil peluang yang ada dan menciptakan lapangan
kerja untuk dirinya maupun untuk orang lain.
Banyak orang yang berpikir positif dan mempunyai semangat yang tinggi
tetapi tetap saja sulit meraih kesuksesan. Hal ini dikarenakan sikap yang salah
dalam menanggapi kegagalannya, diantaranya yaitu:
11
1. Sikap “saya takut gagal”
Sikap takut gagal menghentikan semua energy, semangat, daya, upaya dan
gairah kerja yang dahulunya tinggi dan sekarang berubah drastic sehingga
mengalami kemunduran.Takut gagal berarti takut beresiko sehingga lebih baik
memilih mundur dan tidak mau mencari jalan keluarnya.
2. Sikap yang keliru tentang kegagalan
Apabila seseorang mendapat nilai merah saat mengerjakan ulangan, kita
akan berpendapat ia telah gagal dalam mata kuliah yang diuji, padahal itu baru
sebagian dari pengalaman proses untuk berprestasi. Gagal bukan berarti
terminasi sebuah perjalanan karena itu merupakan perjalanan yang panjang.
Dibutuhkan proses untuk menakhlukkan kegagalan demi kegagalan. Jadi,
kegagalan adalahepisode perjalanan yang harus kita lalui baik sebuah
pertandingan yang kalah tapi bisa menang.
3. Tidak siap mengalami kegagalan
Banyak orang berprestasi dikampus tapi tidak siap untuk menghadapi
kegagalan dalam bekerja atau berwirausaha.Hal ini dikarenakan orang yang
berprestasi cenderung ingin segalanya sukses dan tidak pernah gagal.Padahal di
kampus kita menghadapi suatu hal yang pasti ada jawabannya, sedangkan di
dunia bisnis atau pekerjaan kita menghadapi jawaban yang kompleks,
majemuk, dan bahkan mungkin belum ada jawabannya.
4. Sikap berhenti mencoba
Disamping sikap tidak siap menghadapi kegagalan, ada pula sikap lain
yang mematahkan semangat wirausaha, yaitu sikap berhenti mencoba.
Kesuksesan itu terjadi pada saat kita selalu mencoba dan mencoba lagi (ada
rasa penasaran) sehingga tidak terasa bila kita sudah dekat dengan kesuksesan
itu.
12
keras, kerja sama dengan orang lain, penampilan yang baik, yakin, semangat,
bergairah pandai membuat keputusan, mau menambah pengetahuan.
13
itu model ekspektasi Vroom mengungkapkan isu kekuatan motivasi. Kekuatan
motivasi adalah tingkatan keinginan individu untuk menjalankan suatu
perilaku.
3) Model motivasi Portel-Lawler
Portel dan Lawler telah mengembangkan suatu model motivasi yang
menggambarkan uraian proses motivasi yang lebih lengkap disbanding model
kebutuhan tujuan atau model ekspektasi Vroom. Model motivasi Portel dan
Lawler ini konsisten dengan dua model sebelumnya dimana model ini
menerima premis bahwa kebutuhan yang dirasakan akan menyebabkan
perilaku kemanusiaan dan usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas
ditentukan nilai balas jasa yang dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas.
Model motivasi Portel-Lawler menekan kan tiga karakteristik lain dari proses
motivasi :
a. Nilai balas jasa yang dirasakan ditentukan oleh baik balas jasa intrinsic dan
ekstrinsik yang menghasilakan kepuasan kebutuhan Ketika suatu tugas
diselesaikan. Balas jasa intrinsic berasal langsung dari pelaksanaan suatu tugas,
sementara balas jasa ekstrinsik tidak ada hubungannya dengan tugas itu sendiri.
b. Tingkatan dimana individu secara efektif menyelesaikan suatu tugas ditentukan
oleh dua variable : persepsi individu tentang apa yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu tugas, dan kemampuan sesungguhnya dari individu untuk
menjalankan suatu tugas.
c. Keadilan balas jasa yang dirasakan akan mempengaruhi jumlah kepuasan yang
dihasilkan oleh balas jasa tersebut. Pada umumnya, semakin adil balas jasa
yang dirasakan individu, semakin besar kepuasan yang dirasakan sebagai hasil
dari menerima balas jasa tersebut.
14
melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat
bertindak sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham atau owner
yang akan menggaji karyawannya (Winarto,2005 dalam Yosep, 2010).
Kewirausahaan dalam keperawatan atau biasa disebut nursepreneur terdiri
dari dua kata yaitu nurse dan entrepreneur. Entrepreneur adalah seorang
individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, mencari dan
memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang
diidealkan. Seorang entrepreneur adalah seorang individu yang
mengasumsikan tanggung jawab total dan risiko untuk menemukan atau
membuat peluang menggunakan bakat pribadi, keterampilan dan energi, dan
yang memperkerjakan proses perencanaan strategis untuk mentransfer peluang
tersebut menjadi sebuah layanan yang bernilai atau produk (INC, 2004 dalam
Yosep, 2010).
Dibeberapa kampus yang concern dalam program ini bahkan sampai
membentuk satu wadah resmi pusat pelatihan dan riset bisnis yang tidak hanya
ditujukan pada mahasiswa saja tetapi untuk masyarakat luas. Khusus untuk
para mahasiswa ilmu keperawatan, maka istilah nursepreneur dipakai untuk
mengenalkan dan memberi pengetahuan dasar tentang kewirausahaan. Hal ini
diupayakan sebagai sebuah upaya lompatan pola berpikir menanggulangi
pengangguran melalui dunia Pendidikan lebih baik lagi memang ditujukan agar
dapat membentuk jiwa-jiwa wirausaha baru yang dapat berkontribusi bagi
kesejahteraan masyarakat, di samping memiliki soft skill dan keterampilan
yang kompeten dalam bidang profesi keperawatan sesuai dengan disiplin studi
yang dijalani (Winarto, 2005 dalam Yosep, 2010).
Disamping peran diatas perawat dapat juga bergerak dalam bidang
Pendidikan atau menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai konsultan.
Misalnya pelatihan baby sitter, pelatihan perawat lansia, perawat anak di rumah
sakit atau perawat yang akan mendampingi klien saat ibadah haji.
Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :
a) Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman
bekerja untuk diri sendiri.
15
b) Pengasuhan Diri : Antusiasme tidak terbatas untuk ide-ide saat tidak
seorang pun memilikinya.
c) Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk mewujudkan,
mengaktualisasikan dan mengubah ide-ide menjadi kenyataan.
d) Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara
emosional, mental dan fisik.
e) Toleransi atas ketidakmenentuan : secara psikologis mampu menghadapi
risiko (learning by doing), namun harus diingat bahwa wawasan tentang
jenis usaha menyelam ke dasar laut tanpa tabung gas. Agar konsep
Entrepreneur dapat dipahami lebih jauh dalam kaitannya dengan konsep
nursepreneur, akan dicakup lima ciri entrepreneur unggulan (Paulus
Winarto, 2005 dalam Yosep, 2010) :
a. Berani mengambil risiko, perawat berani memulai sesuatu yang serba tidak
pasti dan penuh risiko. Tentu tidak semua risiko diambil melainkan risiko
yang telah diperhitungkan dengan cermat (Calculated risk).
b. Menyukai tantangan, segala sesuatu dilihat sebagai tantangan, bukan
masalah. Perubahan yang terus terjadi dan jaman yang terus berubah
menjadi motivasi kemajuan bukan menciutkan nyali seorang perawat
entrepreneur unggulan. Dengan demikian, akan memacu dirinya untuk
maju, mengatasi segala hambatan.
c. Punya daya tahan yang tinggi, seorang entrepreneur harus banyak akal,
kreatif dan tidak mudah putus asa. Karena harus selalu mampu bangkit dari
kegagalan serta tekun.
d. Punya visi jauh ke depan, segala yang dilakukan perawat punya tujuan
jangka Panjang meski dimulai dengan angkah yang amat kecil, tetapi punya
target untuk jangka waktu tertentu. Bagaimana tahun berikutnya, 5 tahun
lagi, 10 tahun lagi, dan seterusnya usahanya bukan letupan-letupan sesaat
dan bukan pula karena latah (ikut-ikutan).
e. Selalu berusaha memberikan yang terbaik, perawat entrepreneur akan
mengerakkan semua potensi yang dimilikinya. Jika itu dirasa kurang, maka
akan merekrut orang-orang yang lebih berkompeten agar dapat memberikan
yang terbaik kepada pelanggannya.
16
Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan
keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan
dengan optimis. Inilah yang membuat entrepreneur selalu tampil dengan
gagasan-gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau
kreatif. Bahkan terkadang dicap gila pada awal kemunculannya karena
bertentangan dengan kebiasaan umum. Tetapi bukankah perahu dapat berlayar
dan laying-layang hanya dapat terbang tinggi jika mampu melawan arus angin?
Tampaknya, begitu pula caranya jika ingin menjadi nursepreneur unggulan.
(Paulus Winarto, 2005, dalam Yosep, 2010).
17
c. Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan
pilihan lain diluar pengobatan medis. Terapi komplementer pada dasarnya
bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari system-system tubuh, terutama
system kekebalan dan pertahanan tubuh, agar tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh sebenarnya mempunyai
kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri dengan asupan nutrisi yang
baik dan lengkap serta perawatan yang tepat. Ada 3 jenis Teknik pengobatan
komplementer yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat
diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan
kompetensinya, cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul
signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan
molekul tersebut pelepasan endorphin yang banyak berperan pada system
tubuh.
2. Terapi hiperbarik adalah suatu metode terapi di mana pasien dimasukkan ke
dalam sebuah ruangan memiliki tekanan udara 2-3 kali lebih besar daripada
tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernafasan oksigen
murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan
untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik
berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik
pada cell line atau hewan coba. Baik terhadap keamanan maupun
efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
d. Nursing Care Center adalah Lembaga keperawatan yang memberikan akses
langsung pada klien dalam pelayanan keperawatan professional yang
berorientasi pada kebutuhan masyarakat sesuai dengan masalah yang
dihadapi masyarakat.
e. Fisioterapi adalah perawat yang dibekali ilmu dan kompetensi terkait
fisioterapi memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan Kesehatan
18
tersebut pada klien yang membutuhkannya. Salah satu upaya fisioterapi yang
dapat dilakukan perawat yaitu fisioterapi dada merupakan prosedur
keperawatan atau metode pemenuhan kebutuhan oksigen.
f. Klinik Kesehatan Swasta, perawat dapat berkolarasi dengan tenaga Kesehatan
lain seperti dokter, apoteker, atau bidan dalam membuka klinik praktik
Bersama kolega. Pada kolaborasi tersebut terjadi proses komplek yang
membutuhkan saling satu sama lain dalam Bersama-sama membangun bisnis
di bidang Kesehatan. Prinsip yang sama mengenai kebersamaan, kerja sama,
berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab, dan tanggung gugat juga menjadi
awal baik terbentuk kolaborasi yang baik menuju kesuksesan Bersama.
19
2.8.3 Dalam Bidang Pendidikan
Perkembangan ilmu keperawatan yang semakin pesat menuntut seorang
perawat dan calon perawat harus mempersiapkan diri sedini mungkin sehingga
diharapkan dapat bersaing di era pasar global. Pengelola pelatihan sumber daya
perawat pun merupakan salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan perawat
yang berkualitas.
Oleh karena itu, perawat yang memiliki passion untuk terjun area cakupan
bidang usaha ini dapat mendirikan Lembaga pelatihan untuk bergerak di
bidang Pendidikan Kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada
khususnya, atau membangun institusi Pendidikan keperawatan, dan lain
sebagainya.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang
yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia
nyata secara kreatif.Entrepreneur memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan
potensial yang terbayang dalam perkembangan masa depan, kemudian mampu
merintis dan mengatur inovasi, menempuh pola baru dalampenggunaan sumber
dana dan daya produksi dalam suatu kombinasi optimal yang baru pula.
Dengan melihat realita secara jujur dan objektif, maka orang sadar bahwa
menumbuhkan mental wirausaha merupakan terobosan yang penting dan tidak
dapat ditunda-tunda lagi. Kita semua harus berpikir untuk melihat dan
melangkah kearah entrepreneur.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam makalah ini , jika
ada kekurangan maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar
besarnya serta besar harapan kami untuk mendapatkan saran-saran yang
bermanfaat.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/21542765/Spirit_kewirausaaan
http://scholar.unand.ac.id/14989/3/BAB%20I.pdf
https://www.scribd.com/document/407235464/makalah-spirit-KWH-docx
KEWIRAUSAHAAN DAN BISNIS UNTUK KEPERAWATAN, Zainal Abidin, S.Pd,
M.Kes, Nurul Hayati, S.Kep., Ners, M.M.
22