SPIRIT KEWIRAUSAHAAN
Disusun oleh:
Kelompok 8
Ni Ketut Lastryani
Sarah A J.Ruimassa
Rifaldo Rondonuwu
T.A 2020
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
suatu usaha, karena kita dapat berdiskusi lebih bebas, dibandingkan dengan orang lain, teman
bisa memberikan dorongan, pengertian, bahkan bantuan, tidak perlu takut terhadap kritikan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hakekat dari
kewirausahaan dan menjadi orang yang memiliki spirit kewirausahaan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Istilah wirausaha berasal dari kata entrepreneur (bahasa prancis) yang diterjemahkan
kedalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-between.Dan pada abad
pertengahan berarti aktor atau orang yang bertanggung jawab dalam proyek produksi
berskala besar.
Secara garis besar wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan
inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan
peluang dan perbaikan hidup.
Arti kata spirit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan semangat yang
tinggi merupakan salah satu factor kemenangan.Spirit merupakan satu bagian yang sangat
prinsip atau yang dirasakan dalam kehidupan manusia dan merupakan bagian dari suasana
hati atau posisi emosi yang merupakan karakteristik gelora, semangat, gairah, kegembiraan
dalam melakukan suatu hal.
Semangat dan gairah merupakan hal yang menarik untuk dijelaskan lebih detail.
Tampaknya sama namun memiliki inti yang berbeda.
Semangat merupakan energy untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada keinginan dan
hasrat untuk mencapainya, yaitu ada unsur manfaat dan tujuan.sedangkan gairah merupakan
6
energy yang diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan karena ada unsur kecintaan,
kesukaan, dan hobi di dalamnya (love).Jadi, bukan semata-mata karena manfaat dan
tujuannya.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksud dengan seorang wirausahawan adalah orang–orang yang memiliki
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber
daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif
kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan
pendapatan.
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
(Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro,
1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai
lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.
7
2.2 Spirit Wirausaha
Negara maju umumnya memiliki wirausaha yang lebih banyak ketimbang negara
berkembang. Misalnya Amerika Serikat, memiliki wirausaha 11,5 persen dari total
penduduknya. Dan Sekitar 7,2 persen warga Singapura adalah pengusaha sehingga negara
kecil itu maju.
Indonesia dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya ternyata hanya memiliki
wirausaha tak lebih 0,18 persen dari total penduduknya. Secara historis dan konsensus,
sebuah negara minimal harus memiliki wirausaha 2 persen dari total penduduk agar bisa
maju.Untuk itu, bagi kita bangsa Indonesia sumber energy yang dibutuhkan dalam kegiatan
kewirausahaan atau kegiatan apapun adalah mempunyai semangat dan gairah untuk
mengerjakannya.Kedua-duanya adalah satu dan menjadi sumber energy (motivasi) dalam
berwirausaha. Kita juga buku dynamo stater atau pematik agar sumber energy itu bisa
‘menyala’ (bergairah dan bersemangat) terus menerus, yaitu komitmen dalam memilih jalan
karir sebagai wirausaha yang sukses dan cerdas. Kunci penting dalam menciptakan semangat
kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:
1. Figure bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat ong itu sukses
dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.
2. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan
kewirausahaan.
3. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan dan hidup semangat bisa
muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.
4. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi; tidak ingin miskin
selamaya.
5. Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan mengambil jalan pintas untuk
semangat menjadi wirausahawan.
6. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.
Kewirausahaan bisa diterapkan dalam semua bidang seperti kampus, di tempat kerja,
saat melakukan kegiatan sehari-hari, atau ketika memutuskan dan menjalankan sebuah unit
usaha.Keterampilan wirausaha itu ada pada setiap orang termasuk mahasiswa, tetapi yang
8
sering terjadi adalah kemampuan kewirausahaan tidak dimunculkan, dioptimalkan dan
digunakan sebagaimana mestinya.Hal itu terjadi karena kita terjebak oleh pola pikir logika
yang selalu mengutamakan kenyamanan, bebas dari risiko, memilih solusi yang pasti
sehingga kemampuan berpikir kita jarang gunakan. Namun disisi lain ada juga orang yang
memanfaatkan kemampuan berwirausaha mereka dengan maksimal seiring dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi dan bidang lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan, social, ekonomi, politik, budaya, teknologi,
kesejahteraan telah menciptakan gap dia antara factor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan.Gap yang muncul akan menyebabkan perubahaan status social, perilaku, gaya
hidup, kebutuhan, keinginan selera, dan sebagainya sehingga bisa membangkitkan sebuah
inspirasi bisnis sehingga pada akhirnya memunculkan peluang bisnis.
Munculnya peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya entrepreneur-
entrepreneur muda. Hal inilah yang mendorong muculnya spirit of entrepreneurship seiring
dengan perubahan dan perkembangan ekonomi. Ada beberapa factor yang menstimulus spirit
of entrepreneurship, yaitu:
1. Evolusi produk
Perubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang memunculkan
sebuah peluang baru.
2. Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru dan begitu
seterusnya.
3. Prubahan gaya hidup, selera, dan hobi
Peubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk yang berbeda.
4. Perubahan teknologi
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan menciptakan
produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
5. Perubahan budaya
Perkembangan gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan sebagainya akan
mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini mempengaruhi kebutuhan akan produk
yang berbeda di setiap tempat.
9
Joseph A. Schumpeter, ekonom asal Austria yang kemudian menetap di Amerika
(1883 – 1950) mengatakan bahwa perilaku dan sifat entrepreneur yang khas adalah
kemampuannya, kecerdasannya dan keberaniannya yang ditopang oleh ketetapan hatinya dan
keteguhan jiwanya untuk melancarkanusaha yang serba baru dengan melihat pada
kemungkinan-kemungkinan potensial di masa depan dan berhasil menjelmakan menjadi
kenyataan efektif.
Satu hal dari pandangan Schumpeter yang menggugah adalah penilainnya tentang
entrepreneur yang sama sekali berbeda dengan pengusaha (businessman). Entrepreneur
memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan potensial yang terbayang dalam perkembangan
masa depan, kemudian mampu merintis dan mengatur inovasi, menempuh pola baru
dalampenggunaan sumber dana dan daya produksi dalam suatu kombinasi optimal yang baru
pula (neue Kombination).
Entrepreneur cenderung menggunakan enerjinya untuk melakukan dan membangun suatu
kegiatan, ketimbang hanya melakukan pengamatan dan analisis. Dengan visinya,
entrepreneur itu dengan sadar memperhitungkan risiko, baik secara personal maupun
finansial dan kemudian melakukan apa saja agar bisa mengurangi risiko dan kemungkinan
gagal. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengindera (sensing) suatu peluang, ketika
yang lain masih melihatnya sebagai suatu yang kontradiksi, dan membingungkan.
Entrepreneur itu memiliki know-how bagaimana menemukan sesuatu, merangkai, dan
mengendalikan sumber-sumber (yangkadang-kadang dimiliki oleh orang lain) untuk
mewujudkan tujuannya.
Modal paling mendasar menjadi wirausahawan adalah tekad dankeberanian
mengambil dan menghitung resiko. Tanpa ini, diberi modal sebesar apapun, tidak akan
pernah menjadi wirausahawan. Kalau sudah ada keberanian, kita beri kesempatan bagaimana
mengelola bisnis dengan baik.
Kewirausahaan adalah lebih kepada spirit, bukan sekedar yang terlihat secara kasat mata.Bisa
saja orang yang sehari-harinya berbisnis tapi di dalam dirinya tidak terdapat spririt
kewirausahaan.
10
2.3 Sikap Orang yang Tidak Memiliki Spirit Wirausaha yang Baik
Kewirausahaan itu sendiri sebenarnya merupakan keterampilan hidup (life skill) bagi
manusia dimanapun, sehingga orang yang masih hidup, tidak sadar bahwa mereka memiliki
kemampuan ini. Disisi lain,banyak diantara kita yang tidak sadar bahwa spirit
kewirausahaan, telah tergerus kemampuan dan performanya karena keadaan yang
berlangsung lama.
Kewirausahaan hanya bisa bangkit manakala diberi lahan subur untuk bersemai,
dipupuk, dilindungi, dan dibela kepentingannya.Untuk mempercepat pertumbuhan
wirausaha, harus ada upaya serius untuk menciptakan orang-orang yang mampu mengambil
peluang yang ada dan menciptakan lapangan kerja untuk dirinya maupun untuk orang lain.
Banyak orang yang berpikir positif dan mempunyai semangat yang tinggi tetapi tetap
saja sulit meraih kesuksesan. Hal ini dikarenakan sikap yang salah dalam menanggapi
kegagalannya, diantaranya yaitu:
1. Sikap “saya takut gagal”
Sikap takut gagal menghentikan semua energy, semangat, daya, upaya dan gairah
kerja yang dahulunya tinggi dan sekarang berubah drastic sehingga mengalami
kemunduran.Takut gagal berarti takut beresiko sehingga lebih baik memilih mundur
dan tidak mau mencari jalan keluarnya.
2. Sikap yang keliru tentang kegagalan
Bila seseorang mendapat nilai merah saat mengerjakan ulangan, kita akan
berpendapat ia telah gagal dalam mata kuliah yang diuji, padahal itu baru sebagian
dari pengalaman proses untuk berprestasi. Gagal bukan berarti terminasi sebuah
perjalanan karena itu merupakan perjalanan yang panjang. Dibutuhkan proses untuk
menakhlukkan kegagalan demi kegagalan. Jadi, kegagalan adalahepisode perjalanan
yang harus kita lalui baik sebuah pertandingan yang kalah tapi bisa menang.
3. Tidak siap mengalami kegagalan
Banyak orang berprestasi dikampus tapi tidak siap untuk menghadapi kegagalan
dalam bekerja atau berwirausaha.Hal ini dikarenakan orang yang berprestasi
cenderung ingin segalanya sukses dan tidak pernah gagal.Padahal di kampus kita
menghadapi suatu hal yang pasti ada jawabannya, sedangkan di dunia bisnis atau
11
pekerjaan kita menghadapi jawaban yang kompleks, majemuk, dan bahkan mungkin
belum ada jawabannya.
4. Sikap berhenti mencoba
Disamping sikap tidak siap menghadapi kegagalan, ada pula sikap lain yang
mematahkan semangat wirausaha, yaitu sikap berhenti mencoba. Kesuksesan itu
terjadi pada saat kita selalu mencoba dan mencoba lagi (ada rasa penasaran) sehingga
tidak terasa bila kita sudah dekat dengan kesuksesan itu.
Entrepreneur dapat merupakan proses aktualisasi diri di mana unsur keberanian dan kecerdasan
seseorang diuji dalam dunia nyata. Kesiapan menanggung risiko dan mendalami makna
kegagalan sebagai kontribusi untuk mencapai kesuksesan (Hendro, 2010). Kata entrepreneur
dalam keperawatan mengandung pengertian soft skill yang dimiliki perawat sehingga ia mampu
merubah tantangan dan hambatan menjadi keuntungan. Artinya perlu adanya keterampilan
wirausaha yang berupa kreativitas. Perawat adalah sebuah profesi bidang kesehatan yang saat ini
memiliki peran terdepan dalam memberikan tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia. Namun
tak bisa dipungkiri juga bahwa kesejahteraan seorang perawat amat penting, agar pelayanan
asuhan keperawatan yang diberikan klien dapat berhasil optimal. Di lain pihak, perkembangan
profesi lain di luar bidang keperawatan semakin maju semisal kedokteran, kesehatan masyarakat,
dan sebagainya karena mereka terus melakukan transformasi dan lebih cepat memodifikasi
makna sebuah profesi itu sendiri.
Berbicara tentang profesi keperawatan, selama ini biasanya dipandang orang seperti sudah
terpola secara sistematis bahwa seorang perawat adalah insan yang dicetak untuk menjadi
seorang pelayan yang lebih identik dengan pola kerja sebagai seorang karyawan. Apapun
12
spesifikasi kerja yang digelutinya, seorang perawat telah terlanjur terpersepsikan sebagai seorang
profesional yang dicetak untuk bekerja pada sebuah institusi yang bergerak dibidang pelayanan
kesehatan, baik di luar maupun di dalam negeri. Sehingga perawat sepertinya hanya dapat
bekerja sebagai pemberi asuhan keperawatan di rumah sakit, klinik, puskesmas ataupun institusi
pendidikan keperawatan yang tentunya identik dengan gajian atau gaji bulanan. Satu hal besar
yang seharusnya tidak diabaikan oleh seorang perawat adalah betapa besarnya peluang bagi
seorang perawat untuk menjadi seorang wirausahawan atau entrepreneur. Saat ini, wacana
entrepreneur sudah merebak dimana-mana, bahkan sudah banyak yang menindaklanjuti hal
tersebut dengan bisnis riil di lapangan. Seminar-seminar dan training kewirausahaan pun terus
berkembang dan turut mendorong lahirnya para entrepreneur baru. Hal ini juga diikuti oleh
berkembangnya berbagai komunitas entrepreneur diberbagai daerah. Entrepreneur adalah orang
yang pandai atau berbakat mengenai produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan, serta mengatur permodalan operasinya
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI, 2002) Luasnya dimensi pelayanan
keperawatan dalam ranah profesi kesehatan, seharusnya dapat dijadikan sebagai peluang oleh
para perawat dalam membangun budaya berwirausaha, baik itu berupa barang maupun jasa.
Meningkatnya minat perawat untuk berwirausaha diharapkan dapat menciptakan persepsi baru
bahwa profesi keperawatan adalah profesi yang sangat menjanjikan yang mampu memberikan
pencitraan positif bagi profesi keperawatan, yang dimulai dari meningkatnya status ekonomi
seorang perawat yang pada saat ini sepertinya masih belum membanggakan, atau dapat
dikatakan bahwa rata-rata tingkat ekonomi perawat masih berada di bawah profesi kesehatan
lainnya. Satu hal yang harus disadari adalah bahwa untuk menjadi seorang wirausahawan yang
baik kata kuncinya adalah praktek atau melaksanakan sesuatu mulai dari hal yang terkecil
dengan pandangan yang positif dan penuh dengan keberanian. Cepat atau lambat seharusnya
waktu dapat mengajarkan diri ini bagaimana untuk melakukan sesuatu yang terbaik dalam hidup
ini tanpa harus membuang percuma waktu dengan hanya mengeluh dan menyalahkan orang lain
atas ketidakberdayaan diri ini. Selain itu, seorang wirausahawan yang baik harus memiliki jiwa
disiplin, tanggung jawab, jujur, terbuka, konsisten dan lain sebagainya
Perawat yang mampu melihat dan menilai peluang usaha yang berhubungan dengan profesinya
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dengan tetap memperhatikan pelayanan
yang profesional adalah merupakan seorang perawat yang memiliki jiwa kewirausahaan. Perawat
13
profesional adalah perawat yang mampu memahami dan melaksanakan peran dan fungsinya
secara utuh (holistic function) sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver), koordinator
(coordinator), konselor (consultant), pembela (advocat), pendidik (educator), kolaburator
(colaburator) dan peneliti (research) (Hermawan, 2013). Peran dan fungsi perawat apabila
dipahami dan dilaksanakan dengan baik akan berbanding lurus dengan meningkatnya peluang
seorang perawat untuk menjadi seorang wirausahawan. Jangan pernah berfikir bahwa perawat
pengusaha tidak dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai seorang perawat secara utuh.
Lebih dari itu nursepreneur adalah perawat yang mampu mengambil setiap peluang dari setiap
gerak kehidupannya sebagai seorang perawat. Berwirausaha adalah sebuah kegiatan yang tidak
dibatasi ruang dan waktu; tempat, umur ,jenis kelamin, dan lain-lain, selama individu yang
memiliki keinginan untuk berwirausaha tersebut memiliki kemampuan untuk lebih produktif
dalam memanfaatkan setiap peluang yang ditemukan. Seseorang yang ingin menjadi
wirausahawan tidak perlu lagi menunggu waktu terlalu lama atau terhambat oleh isu gender dan
alasan apapun selama memiliki kemampuan, keinginan dan keberanian untuk menjadi seorang
wirausahawan. Kewirausahaan muncul apabila seorang individu berani mengembangkan usaha
dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang
berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha. Oleh karena itu,
wirausaha adalah orang yang memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk
mengejar peluang itu. Fungsinya adalah memperkenalkan barang baru, melaksanakan metode
produk baru, membuka pasar baru, membuka bahan/sumber-sumber baru dan pelaksanaan
organisasi baru.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara
kreatif.Entrepreneur memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan potensial yang terbayang
dalam perkembangan masa depan, kemudian mampu merintis dan mengatur inovasi,
menempuh pola baru dalampenggunaan sumber dana dan daya produksi dalam suatu
kombinasi optimal yang baru pula.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam makalah ini , jika ada
kekurangan maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya serta besar
harapan kami untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.
15
DAFTAR PUSTAKA
16