DI SUSUN OLEH :
PRODI D-IV
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya,
penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “spirit kewirausahaan”.
Penulis menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, namun demikian penulis
berharap makalah ini dapat menjadi bahan rujukan dan semoga dapat menambah pengetahuan
mahasiswa–mahasiswi kelas 3B Prodi D4 Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini.
Dengan segala hormat penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.2 Sikap Orang yang Tidak Memiliki Spirit Wirausaha yang Baik...........................................7
2.4.1. Inovasi.....................................................................................................................................8
2.4.2. Kreativitas............................................................................................................................10
2.4.3. Motivasi................................................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Spirit Wirausaha
2
Spirit of Entrepreneurship atau semangat kewirausahaan adalah peluang, kreativitas,
dan inovasi adalah jalan untuk menuju sebuah jembatan kemenangan dari semangat
kewirausahaan yang ditanamkan agar siap dalam menghadapi persaingan di dunia bisnis,
sekaligus suatu solusi yang sekaligus menjadi sebuah nilai (value) yang perlu ditambahkan
ke dalam perusahaan untuk melengkapi keterampilan manajerial tersebut.
Fator-faktor yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha:
Seorang entrepreneur selalu dianjurkan untuk memiliki pola pikir yang diluar
kebiasaan orang pada umumnya. Entrepreneur akan lebih sering menggunakan otak kanan
untuk menghasilkan kreativitas-kreativitas baru.
3
Negara maju umumnya memiliki wirausaha yang lebih banyak ketimbang negara
berkembang, apalagi miskin. Amerika Serikat, misalnya, memiliki wirausaha 11,5 persen dari
total penduduknya. Sekitar 7,2 persen warga Singapura adalah pengusaha sehingga negara
kecil itu maju.
Indonesia dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya ternyata hanya memiliki
wirausaha tak lebih 0,18 persen dari total penduduknya. Secara historis dan konsensus,
sebuah negara minimal harus memiliki wirausaha 2 persen dari total penduduk agar bisa
maju.Untuk itu, bagi kita bangsa Indonesia sumber energy yang dibutuhkan dalam kegiatan
kewirausahaan atau kegiatan apapun adalah mempunyai semangat dan gairah untuk
mengerjakannya.Kedua-duanya adalah satu dan menjadi sumber energy (motivasi) dalam
berwirausaha. Kita juga buku dynamo stater atau pematik agar sumber energy itu bisa
‘menyala’ (bergairah dan bersemangat) terus menerus, yaitu komitmen dalam memilih jalan
karir sebagai wirausaha yang sukses dan cerdas. Kunci penting dalam menciptakan semangat
kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:
1. Figure bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat ong itu sukses
dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.
2. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan
kewirausahaan.
3. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan dan hidup semangat bisa
muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.
4. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi; tidak ingin miskin
selamaya.
5. Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan mengambil jalan pintas untuk
semangat menjadi wirausahawan.
6. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.
Kewirausahaan bisa diterapkan dalam semua bidang seperti kampus, di tempat kerja,
saat melakukan kegiatan sehari-hari, atau ketika memutuskan dan menjalankan sebuah unit
usaha.Keterampilan wirausaha itu ada pada setiap orang termasuk mahasiswa, tetapi yang
sering terjadi adalah kemampuan kewirausahaan tidak dimunculkan, dioptimalkan dan
digunakan sebagaimana mestinya.Hal itu terjadi karena kita terjebak oleh pola pikir logika
yang selalu mengutamakan kenyamanan, bebas dari risiko, memilih solusi yang pasti
4
sehingga kemampuan berpikir kita jarang gunakan. Namun disisi lain ada juga orang yang
memanfaatkan kemampuan berwirausaha mereka dengan maksimal seiring dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi dan bidang lainnya.
5
Satu hal dari pandangan Schumpeter yang menggugah adalah penilainnya tentang
entrepreneur yang sama sekali berbeda dengan pengusaha (businessman). Entrepreneur
memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan potensial yang terbayang dalam perkembangan
masa depan, kemudian mampu merintis dan mengatur inovasi, menempuh pola baru
dalampenggunaan sumber dana dan daya produksi dalam suatu kombinasi optimal yang baru
pula (neue Kombination).
Entrepreneur cenderung menggunakan enerjinya untuk melakukan dan membangun
suatu kegiatan, ketimbang hanya melakukan pengamatan dan analisis. Dengan visinya,
entrepreneur itu dengan sadar memperhitungkan risiko, baik secara personal maupun
finansial dan kemudian melakukan apa saja agar bisa mengurangi risiko dan kemungkinan
gagal. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengindera (sensing) suatu peluang, ketika
yang lain masih melihatnya sebagai suatu yang kontradiksi, dan membingungkan.
Entrepreneur itu memiliki know-how bagaimana menemukan sesuatu, merangkai, dan
mengendalikan sumber-sumber (yangkadang-kadang dimiliki oleh orang lain) untuk
mewujudkan tujuannya.
Modal paling mendasar menjadi wirausahawan adalah tekad dankeberanian
mengambil dan menghitung resiko. Tanpa ini, diberi modal sebesar apapun, tidak akan
pernah menjadi wirausahawan. Kalau sudah ada keberanian, kita beri kesempatan bagaimana
mengelola bisnis dengan baik.
Kewirausahaan adalah lebih kepada spirit, bukan sekedar yang terlihat secara kasat mata.Bisa
saja orang yang sehari-harinya berbisnis tapi di dalam dirinya tidak terdapat spririt
kewirausahaan.
2.2 Sikap Orang yang Tidak Memiliki Spirit Wirausaha yang Baik
Kewirausahaan itu sendiri sebenarnya merupakan ketrampilan hidup (life skill) bagi
manusia dimanapun, sehingga orang yang masih hidup, tidak sadar bahwa mereka memiliki
kemampuan ini. Disisi lain,banyak diantara kita yang tidak sadar bahwa spirit
kewirausahaan, telah tergerus kemampuan dan performanya karena keadaan yang
berlangsung lama.
Kewirausahaan hanya bisa bangkit manakala diberi lahan subur untuk bersemai,
dipupuk, dilindungi, dan dibela kepentingannya.Untuk mempercepat pertumbuhan
wirausaha, harus ada upaya serius untuk menciptakan orang-orang yang mampu mengambil
peluang yang ada dan menciptakan lapangan kerja untuk dirinya maupun untuk orang lain.
6
Banyak orang yang berpikir positif dan mempunyai semangat yang tinggi tetapi tetap
saja sulit meraih kesuksesan. Hal ini dikarenakan sikap yang salah dalam menanggapi
kegagalannya, diantaranya yaitu:
1. Sikap “saya takut gagal”
Sikap takut gagal menghentikan semua energy, semangat, daya, upaya dan gairah
kerja yang dahulunya tinggi dan sekarang berubah drastic sehingga mengalami
kemunduran.Takut gagal berarti takut beresiko sehingga lebih baik memilih mundur
dan tidak mau mencari jalan keluarnya.
2. Sikap yang keliru tentang kegagalan
Bila seseorang mendapat nilai merah saat mengerjakan ulangan, kita akan
berpendapat ia telah gagal dalam mata kuliah yang diuji, padahal itu baru sebagian
dari pengalaman proses untuk berprestasi. Gagal bukan berarti terminasi sebuah
perjalanan karena itu merupakan perjalanan yang panjang. Dibutuhkan proses untuk
menakhlukkan kegagalan demi kegagalan. Jadi, kegagalan adalahepisode perjalanan
yang harus kita lalui baik sebuah pertandingan yang kalah tapi bisa menang.
3. Tidak siap mengalami kegagalan
Banyak orang berprestasi dikampus tapi tidak siap untuk menghadapi kegagalan
dalam bekerja atau berwirausaha.Hal ini dikarenakan orang yang berprestasi
cenderung ingin segalanya sukses dan tidak pernah gagal.Padahal di kampus kita
menghadapi suatu hal yang pasti ada jawabannya, sedangkan di dunia bisnis atau
pekerjaan kita menghadapi jawaban yang kompleks, majemuk, dan bahkan mungkin
belum ada jawabannya.
4. Sikap berhenti mencoba
Disamping sikap tidak siap menghadapi kegagalan, ada pula sikap lain yang
mematahkan semangat wirausaha, yaitu sikap berhenti mencoba. Kesuksesan itu
terjadi pada saat kita selalu mencoba dan mencoba lagi (ada rasa penasaran) sehingga
tidak terasa bila kita sudah dekat dengan kesuksesan itu.
7
2.4 Model-Model Spirit Dalam Wirausaha
2.4.1. Inovasi
Istilah Inovasi diperkenalkan oleh Schumpeter pada 1934, yaitu mengkreasikan
dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Inovasi adalah suatu
proses mengubah peluang menjadi gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Dalam
proses penerapan kemampuan, menurut Kuratko, ada 4 jenis inovasi, yaitu:
2. Orientasi pasar
2. Ketidakharmonisan
5. Perubahan demografi
8
6. Perubahan persepsi
Inovasi sebagai suatu proses digambarkan sebagai proses yang siklus dan
berlangsung terus menerus. Proses inovasi adalah sebagai berikut:
1. Inisiasi, yaitu kegiatan yang mencakup keputusan dalam organisasi untuk
mengadopsi inovasi.
2. Pengembangan, kegiatan yang sesuai dengan pengembangan produk dan
perencanaan proses, meliputi mengeluarkan ide dan memecahkan masalah
3. Implementasi, meliputi penerapan desain inovasi yang dibuat sebelumnya.
Cara-cara mengembangkan kemampuan untuk berpikir inovatif, yaitu:
1. Milikilah cita-cita
2. Perkayalah sumber ide, banyak membaca dan berdaya ingin tahu yang
tinggi
3. Biasakan diri menerima perbedaan dan perubahan pada saat berdiskusi
dalam mencari peluang usaha
4. Tumbuhkan sikap empati, berusaha untuk memahami dan memerhatikan
apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain.
2.4.2. Kreativitas
Ciri-ciri orang yang berpikir kreatif, di antaranya:
1. Mandiri
2. Terbuka
3. Melihat dengan tidak biasa
4. Rasa ingin tahu
5. Menerima perbedaan
6. Objektif dalam berpikir dan bertindak
7. Percaya diri
8. Berani mengambil risiko
9. Tekun
Langkah untuk membantu menerapkan kemampuan kreativitas seorang
wirausaha, dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Rileks, yaitu santai.
2. Melatih otak.
3. Menentukan keinginan
4. Melakukan sesuatu dengan baik
5. Memfokuskan pada memecahkan permasalahan
Hal-hal yang dapat menunjang kreativitas dapat dilakukan dengan cara:
1. Komunikasi terbuka
2. Kenikmatan dalam mencoba ide-ide baru
3. Kenikmatan bekerja
4. Menerima adanya kebutuhan akan perubahan
9
5. Mengutamakan laporan-laporan pengawasan dan perketat pada peraturan.
2.4.3. Motivasi
Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah
kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi seseorang bergantung pada
kekuatan motifnya. Teori motivasi yang sangat terkenal adalah Teori Hirarki
Kebutuhan yang dikemukakan Abraham Maslow, teorinya tentang motivasi
didasarkan pada dua asumsi, yaitu:
1. Prestasi
2. Penghargaan atas pekerjaan
3. Tantangan pekerjaan
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara
kreatif.Entrepreneur memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan potensial yang terbayang
dalam perkembangan masa depan, kemudian mampu merintis dan mengatur inovasi,
menempuh pola baru dalampenggunaan sumber dana dan daya produksi dalam suatu
kombinasi optimal yang baru pula.
11
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam makalah ini , jika ada
kekurangan maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya serta besar
harapan kami untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
12