Anda di halaman 1dari 16

SPIRIT KEWIRAUSAHAN

DI SUSUN OLEH :

1. GUSTI AGUNG GDE INDIRA PRASADHA (P07120216053)


2. NI LUH DESI DIARTAMI (P07120216054)
3. PUTU RISMA ARIA PRADNYADEWI (P07120216055)
4. I GUSTI BAGUS KOMANG ALIT WARDANA (P07120216056)
5. NI PUTU SRI WIADNYANI (P07120216057)
6. NI PUTU NITA AYU SANDRA (P07120216058)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

PRODI D-IV

JURUSAN KEPERAWATAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya,
penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “spirit kewirausahaan”.

Penulis menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, namun demikian penulis
berharap makalah ini dapat menjadi bahan rujukan dan semoga dapat menambah pengetahuan
mahasiswa–mahasiswi kelas 3B Prodi D4 Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini.

Dengan segala hormat penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

Denpasar, 21 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii

BAB I..........................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2

1.3 Tujuan.........................................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3

2.1 Spirit Wirausaha........................................................................................................................3

2.2 Sikap Orang yang Tidak Memiliki Spirit Wirausaha yang Baik...........................................7

2.3 Kunci agar Memiliki Spirit Kewirausahaan............................................................................8

2.4 Model-Model Spirit Dalam Wirausaha....................................................................................8

2.4.1. Inovasi.....................................................................................................................................8

2.4.2. Kreativitas............................................................................................................................10

2.4.3. Motivasi................................................................................................................................11

BAB III.....................................................................................................................................................13

PENUTUP................................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................13

3.2 Saran................................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,


dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon
pada tahun 1755.Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di
Jerman dikenal denganunternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an
di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak
universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-
an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.
DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Wirasusaha adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi
kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri
sendiri. Manusia wiraswasta mempunyai kekuatan mental yang tinggi sehingga
memungkinkan ia melompat dan meluncur maju kedepan di luar kemampuan rata-rata,
adakalanya wiraswatawan tidak berpendidikan tinggi.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul
pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang
berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi
dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Banyak hal yang mendorong seseorang untuk menjadi seorang wirausahawan,
diantaranya dorongan teman, dorongan ini cukup berpengaruh terhadap semangat membuka
suatu usaha, karena kita dapat berdiskusi lebih bebas, dibandingkan dengan orang lain, teman
bisa memberikan dorongan, pengertian, bahkan bantuan, tidak perlu takut terhadap kritikan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dibahas di atas

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Spirit Wirausaha

2
Spirit of Entrepreneurship atau semangat kewirausahaan adalah peluang, kreativitas,
dan inovasi adalah jalan untuk menuju sebuah jembatan kemenangan dari semangat
kewirausahaan yang ditanamkan agar siap dalam menghadapi persaingan di dunia bisnis,
sekaligus suatu solusi yang sekaligus menjadi sebuah nilai (value) yang perlu ditambahkan
ke dalam perusahaan untuk melengkapi keterampilan manajerial tersebut.
Fator-faktor yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha:

a. Peluang usaha atau bisnisnya.


b. Minat dalam usaha atau bisnisnya
c. Modalnya, apakah sudah tersedia atau belum
d. Realisnya, apakah dari keluarga, teman yang sudah menekuni usaha yang sama,
atau usaha yang akan dikembangkan ada relevansinya dengan usaha tersebut.

Faktor yang menentukan keberhasilan dan mengembangkan semangat Wirausaha.

a. Kemampuan merumuskan tujuan usaha


b. Pemahaman tentang hakikat dan makna berwirausaha
c. Sikap, kemauan, serta tindakan-tindakannya
d. Keberanian untuk mengambil inisiatif dan inovatif
e. Kecakapan dalam mengelola usahanya
f. Kreativitas dan percaya diri
g. Pengalaman dan pendidikannya

Ketika mendengar kata Entrepreneur, umumnya orang akan berpikir tentang


pengusaha, bisnis, uang, dsb. Tapi apa sih arti Entrepreneur yang sesungguhnya? Kenapa
sekarang kata-kata ini menjadi Booming di segala bidang, seperti Technopreneur,
Blogspreneur, Creativepreneur, Moslem Preneur, dll.

Pada dasarnya, Entrepreneurship tidak selalu berhubungan dengan uang.


Entrepreneurship adalah sebuah mindset atau pola pikir yang seharusnya dimiliki oleh setiap
orang. Seseorang yang memiliki jiwa Entrepreneurship inilah yang disebut sebagai
Entrepreneur.

Seorang entrepreneur selalu dianjurkan untuk memiliki pola pikir yang diluar
kebiasaan orang pada umumnya. Entrepreneur akan lebih sering menggunakan otak kanan
untuk menghasilkan kreativitas-kreativitas baru.

3
Negara maju umumnya memiliki wirausaha yang lebih banyak ketimbang negara
berkembang, apalagi miskin. Amerika Serikat, misalnya, memiliki wirausaha 11,5 persen dari
total penduduknya. Sekitar 7,2 persen warga Singapura adalah pengusaha sehingga negara
kecil itu maju.

Indonesia dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya ternyata hanya memiliki
wirausaha tak lebih 0,18 persen dari total penduduknya. Secara historis dan konsensus,
sebuah negara minimal harus memiliki wirausaha 2 persen dari total penduduk agar bisa
maju.Untuk itu, bagi kita bangsa Indonesia sumber energy yang dibutuhkan dalam kegiatan
kewirausahaan atau kegiatan apapun adalah mempunyai semangat dan gairah untuk
mengerjakannya.Kedua-duanya adalah satu dan menjadi sumber energy (motivasi) dalam
berwirausaha. Kita juga buku dynamo stater atau pematik agar sumber energy itu bisa
‘menyala’ (bergairah dan bersemangat) terus menerus, yaitu komitmen dalam memilih jalan
karir sebagai wirausaha yang sukses dan cerdas. Kunci penting dalam menciptakan semangat
kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:

1. Figure bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat ong itu sukses
dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.
2. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan
kewirausahaan.
3. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan dan hidup semangat bisa
muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.
4. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi; tidak ingin miskin
selamaya.
5. Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan mengambil jalan pintas untuk
semangat menjadi wirausahawan.
6. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.

Kewirausahaan bisa diterapkan dalam semua bidang seperti kampus, di tempat kerja,
saat melakukan kegiatan sehari-hari, atau ketika memutuskan dan menjalankan sebuah unit
usaha.Keterampilan wirausaha itu ada pada setiap orang termasuk mahasiswa, tetapi yang
sering terjadi adalah kemampuan kewirausahaan tidak dimunculkan, dioptimalkan dan
digunakan sebagaimana mestinya.Hal itu terjadi karena kita terjebak oleh pola pikir logika
yang selalu mengutamakan kenyamanan, bebas dari risiko, memilih solusi yang pasti

4
sehingga kemampuan berpikir kita jarang gunakan. Namun disisi lain ada juga orang yang
memanfaatkan kemampuan berwirausaha mereka dengan maksimal seiring dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi dan bidang lainnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan, social, ekonomi, politik, budaya, teknologi,


kesejahteraan telah menciptakan gap dia antara factor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan. Gap yang muncul akan menyebabkan perubahaan status social, perilaku,
gaya hidup, kebutuhan, keinginan selera, dan sebagainya sehingga bisa membangkitkan
sebuah inspirasi bisnis sehingga pada akhirnya memunculkan peluang bisnis.
Munculnya peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya entrepreneur-
entrepreneur muda. Hal inilah yang mendorong muculnya spirit of entrepreneurship seiring
dengan perubahan dan perkembangan ekonomi. Ada beberapa factor yang menstimulus spirit
of entrepreneurship, yaitu:
1. Evolusi produk
Peubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang memunculkan
sebuah peluang baru.
2. Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru dan begitu
seterusnya.
3. Prubahan gaya hidup, selera, dan hobi
Peubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk yang berbeda.
4. Perubahan teknologi
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan menciptakan
produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
5. Perubahan budaya
Perkembangan gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan sebagainya akan
mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini mempengaruhi kebutuhan akan produk
yang berbeda di setiap tempat.

Joseph A. Schumpeter, ekonom asal Austria yang kemudian menetap di Amerika


(1883 – 1950) mengatakan bahwa perilaku dan sifat entrepreneur yang khas adalah
kemampuannya, kecerdasannya dan keberaniannya yang ditopang oleh ketetapan hatinya dan
keteguhan jiwanya untuk melancarkanusaha yang serba baru dengan melihat pada
kemungkinan-kemungkinan potensial di masa depan dan berhasil menjelmakan menjadi
kenyataan efektif.

5
Satu hal dari pandangan Schumpeter yang menggugah adalah penilainnya tentang
entrepreneur yang sama sekali berbeda dengan pengusaha (businessman). Entrepreneur
memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan potensial yang terbayang dalam perkembangan
masa depan, kemudian mampu merintis dan mengatur inovasi, menempuh pola baru
dalampenggunaan sumber dana dan daya produksi dalam suatu kombinasi optimal yang baru
pula (neue Kombination).
Entrepreneur cenderung menggunakan enerjinya untuk melakukan dan membangun
suatu kegiatan, ketimbang hanya melakukan pengamatan dan analisis. Dengan visinya,
entrepreneur itu dengan sadar memperhitungkan risiko, baik secara personal maupun
finansial dan kemudian melakukan apa saja agar bisa mengurangi risiko dan kemungkinan
gagal. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengindera (sensing) suatu peluang, ketika
yang lain masih melihatnya sebagai suatu yang kontradiksi, dan membingungkan.
Entrepreneur itu memiliki know-how bagaimana menemukan sesuatu, merangkai, dan
mengendalikan sumber-sumber (yangkadang-kadang dimiliki oleh orang lain) untuk
mewujudkan tujuannya.
Modal paling mendasar menjadi wirausahawan adalah tekad dankeberanian
mengambil dan menghitung resiko. Tanpa ini, diberi modal sebesar apapun, tidak akan
pernah menjadi wirausahawan. Kalau sudah ada keberanian, kita beri kesempatan bagaimana
mengelola bisnis dengan baik.
Kewirausahaan adalah lebih kepada spirit, bukan sekedar yang terlihat secara kasat mata.Bisa
saja orang yang sehari-harinya berbisnis tapi di dalam dirinya tidak terdapat spririt
kewirausahaan.

2.2 Sikap Orang yang Tidak Memiliki Spirit Wirausaha yang Baik
Kewirausahaan itu sendiri sebenarnya merupakan ketrampilan hidup (life skill) bagi
manusia dimanapun, sehingga orang yang masih hidup, tidak sadar bahwa mereka memiliki
kemampuan ini. Disisi lain,banyak diantara kita yang tidak sadar bahwa spirit
kewirausahaan, telah tergerus kemampuan dan performanya karena keadaan yang
berlangsung lama.
Kewirausahaan hanya bisa bangkit manakala diberi lahan subur untuk bersemai,
dipupuk, dilindungi, dan dibela kepentingannya.Untuk mempercepat pertumbuhan
wirausaha, harus ada upaya serius untuk menciptakan orang-orang yang mampu mengambil
peluang yang ada dan menciptakan lapangan kerja untuk dirinya maupun untuk orang lain.

6
Banyak orang yang berpikir positif dan mempunyai semangat yang tinggi tetapi tetap
saja sulit meraih kesuksesan. Hal ini dikarenakan sikap yang salah dalam menanggapi
kegagalannya, diantaranya yaitu:
1. Sikap “saya takut gagal”
Sikap takut gagal menghentikan semua energy, semangat, daya, upaya dan gairah
kerja yang dahulunya tinggi dan sekarang berubah drastic sehingga mengalami
kemunduran.Takut gagal berarti takut beresiko sehingga lebih baik memilih mundur
dan tidak mau mencari jalan keluarnya.
2. Sikap yang keliru tentang kegagalan
Bila seseorang mendapat nilai merah saat mengerjakan ulangan, kita akan
berpendapat ia telah gagal dalam mata kuliah yang diuji, padahal itu baru sebagian
dari pengalaman proses untuk berprestasi. Gagal bukan berarti terminasi sebuah
perjalanan karena itu merupakan perjalanan yang panjang. Dibutuhkan proses untuk
menakhlukkan kegagalan demi kegagalan. Jadi, kegagalan adalahepisode perjalanan
yang harus kita lalui baik sebuah pertandingan yang kalah tapi bisa menang.
3. Tidak siap mengalami kegagalan
Banyak orang berprestasi dikampus tapi tidak siap untuk menghadapi kegagalan
dalam bekerja atau berwirausaha.Hal ini dikarenakan orang yang berprestasi
cenderung ingin segalanya sukses dan tidak pernah gagal.Padahal di kampus kita
menghadapi suatu hal yang pasti ada jawabannya, sedangkan di dunia bisnis atau
pekerjaan kita menghadapi jawaban yang kompleks, majemuk, dan bahkan mungkin
belum ada jawabannya.
4. Sikap berhenti mencoba
Disamping sikap tidak siap menghadapi kegagalan, ada pula sikap lain yang
mematahkan semangat wirausaha, yaitu sikap berhenti mencoba. Kesuksesan itu
terjadi pada saat kita selalu mencoba dan mencoba lagi (ada rasa penasaran) sehingga
tidak terasa bila kita sudah dekat dengan kesuksesan itu.

2.3 Kunci agar Memiliki Spirit Kewirausahaan


Kunci sukses dalam membangun semangat kewirausahaan adalah tidak takut gagal
dan jangan mengenal arti gagal dalam kamus hidup anda. Bila kita takut gagal, artinya
semangatnya akan turun sebanding dengan besarnya rasa takut untuk gagal.Keberhasilan
kewirausahaan harus didasarkan pada kerja keras, kerja sama dengan orang lain, penampilan
yang baik, yakin, semangat, bergairah pandai membuat keputusan, mau menambah
pengetahuan.

7
2.4 Model-Model Spirit Dalam Wirausaha
2.4.1. Inovasi
Istilah Inovasi diperkenalkan oleh Schumpeter pada 1934, yaitu mengkreasikan
dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Inovasi adalah suatu
proses mengubah peluang menjadi gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Dalam
proses penerapan kemampuan, menurut Kuratko, ada 4 jenis inovasi, yaitu:

1. Invensi (penemuan baru)

2. Ektensi (pengembangan dari yang sudah ada sebelumnya)

3. Duplikasi (penggandaan, memperbanyak produk yang sudah ada dan terkenal).

4. Sintesis (penggabungan atau mengombinasikan konsep dan formula yang


sudah ada menjadi suatu formula yang baru)

Faktor-faktor yang mendukung untuk tercapainya keberhasilan penerapan


kemampuan inovatif menurut James Brian Quinn, di antaranya:

1. Iklim inovasi dan visi

2. Orientasi pasar

3. Organisasi yang tetap datar dan kecil

4. Proses belajar interaktif

Ada beberapa hal yang menjadi sumber penerapan kemampuan berinovatif


(Howell dan Heggins, 1990), yaitu:

1. Kejadian yang tidak diharapkan

2. Ketidakharmonisan

3. Proses sesuai dengan kebutuhan

4. Perubahan pada industri dan pasar

5. Perubahan demografi

8
6. Perubahan persepsi

7. Konsep pengetahuan dasar

Inovasi sebagai suatu proses digambarkan sebagai proses yang siklus dan
berlangsung terus menerus. Proses inovasi adalah sebagai berikut:
1. Inisiasi, yaitu kegiatan yang mencakup keputusan dalam organisasi untuk
mengadopsi inovasi.
2. Pengembangan, kegiatan yang sesuai dengan pengembangan produk dan
perencanaan proses, meliputi mengeluarkan ide dan memecahkan masalah
3. Implementasi, meliputi penerapan desain inovasi yang dibuat sebelumnya.
Cara-cara mengembangkan kemampuan untuk berpikir inovatif, yaitu:
1. Milikilah cita-cita
2. Perkayalah sumber ide, banyak membaca dan berdaya ingin tahu yang
tinggi
3. Biasakan diri menerima perbedaan dan perubahan pada saat berdiskusi
dalam mencari peluang usaha
4. Tumbuhkan sikap empati, berusaha untuk memahami dan memerhatikan
apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain.

2.4.2. Kreativitas
Ciri-ciri orang yang berpikir kreatif, di antaranya:
1. Mandiri
2. Terbuka
3. Melihat dengan tidak biasa
4. Rasa ingin tahu
5. Menerima perbedaan
6. Objektif dalam berpikir dan bertindak
7. Percaya diri
8. Berani mengambil risiko
9. Tekun
Langkah untuk membantu menerapkan kemampuan kreativitas seorang
wirausaha, dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Rileks, yaitu santai.
2. Melatih otak.
3. Menentukan keinginan
4. Melakukan sesuatu dengan baik
5. Memfokuskan pada memecahkan permasalahan
Hal-hal yang dapat menunjang kreativitas dapat dilakukan dengan cara:
1. Komunikasi terbuka
2. Kenikmatan dalam mencoba ide-ide baru
3. Kenikmatan bekerja
4. Menerima adanya kebutuhan akan perubahan
9
5. Mengutamakan laporan-laporan pengawasan dan perketat pada peraturan.

2.4.3. Motivasi
Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah
kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi seseorang bergantung pada
kekuatan motifnya. Teori motivasi yang sangat terkenal adalah Teori Hirarki
Kebutuhan yang dikemukakan Abraham Maslow, teorinya tentang motivasi
didasarkan pada dua asumsi, yaitu:

a. Kebutuhan seseorang bergantung dari apa yang dimilikinya


b. Kebutuhan merupakan hirarki dilihat dari pentingnya

Menurut Abraham Maslow, ada lima kategori tingkatan kebutuhan manusia,


yaitu:
1. Physiological needs
2. Safety (security)
3. Social (affiliation)
4. Esteem (recognicition)
5. Self (actualization)
Motivasi yang dapat diberikan bisa dengan cara:

a. Memberikan pujian jika berprestasi


b. Memberikan reward (bonus, hadiah)

c. Memberikan perhatian khusus terhadap karyawan yang loyal

Faktor motivator yang dikemukakan dalam Teori Hyigiene adalah sebagai


berikut:

1. Prestasi
2. Penghargaan atas pekerjaan

3. Tantangan pekerjaan

4. Bertambah tanggung jawab

5. Ada kemungkinan meningkat lebih maju

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara
kreatif.Entrepreneur memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan potensial yang terbayang
dalam perkembangan masa depan, kemudian mampu merintis dan mengatur inovasi,
menempuh pola baru dalampenggunaan sumber dana dan daya produksi dalam suatu
kombinasi optimal yang baru pula.

11
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam makalah ini , jika ada
kekurangan maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya serta besar
harapan kami untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Mengembangkan Semangat


Wirausaha. https://www.scribd.com/doc/229661023/mengembangkan-semangat-
wirausaha. Diakses pada taggal 21 Maret 2019
Hendro, 2011 Dasar-dasar Kewirausahaan, Erlangga : Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai