Anda di halaman 1dari 26

MAKALA KEWIRAUSAHAAN

“ Membangun Mindset Enterpreneurship ”

OLEH : KELOMPOK 2

Nama Mahasiswa :

1. Andri Agrifa Karo Sekali ( 7203141023 )

2. Sonia Hapsari Marbun ( 7203141022 )

3. Tuahna Sari Nasution ( 7203141010 )

Dosen Pengampu : Putri Kemala Dewi Lubis, SE., M.SI., AK.

Mata Kuliah : Kewirausahaan

KELAS A

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI-FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Guna memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah Kewirausahaan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
Membangun Mindset Enterpreneurship.

Makalah ini disusun untuk dijadikan bahan pembelajaran Kewirausahaan. Rangkaian-


rangkaian materi ini yang diharapkan dapat membantu para pembaca dapat mengerti bab tentang
Membangun Mindset Enterpreneurship dalam Kegiatan Pembelajaran ini. Kami juga berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kami dan juga pembacanya.

Demikian hasil makalah yang kami buat. Kami berharap tulisan ini bisa menambah ilmu
pengetahuan kita. Kami sadar bahwa dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
perbaikan yang semestinya pada makalah ini, kami berharap kepada semua pihak yang berkenan
memperhatikan isi dan penulisannya.

Medan, 28 Agustus 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................................4

C. Tujuan Pembuatan Makala ..................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................5

A. Transformasi Kewirausahaan …….....................................................................................10

B. Pola Pikir Kewirausahaan …………………….……..........................................................10

C. Inovasi dan Kreativitas ………………………………………….………………………..10

D. Mengenal Potensi Diri ……………………………………………………………………23

E. Motivasi Berprestasi ………………………………………………………………………23

STUDI KASUS …………………………………………………………………….….…….22

BAB III PENUTUP ................................................................................................................24

A. Kesimpulan .........................................................................................................................24.

B. Saran…………………………………………………………………………………….....24

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................25


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Merriem Webster, mindset adalah “sikap mental atau kecenderungan.” Mindset
adalah pola pikir, sikap mental, kecenderungan, kebiasaan dan disposisi yang
menginformasikan kepada individu untuk menafsirkan dan bereaksi pada kondisi eksternal,
lingkungan dan situasi. Menurut Carol Dwek seorah ahli Psikologi Stanford, mindset terbagi
menjadi dua jenis, yaitu: a. Fixed Mindset. Konsep entrepreneurship diperkenalkan pertama
kali oleh ahli Ekonomi Perancis yang bernama Richard Cantillon pada abad ke 18 atau tahun
1950an. Entrepreneurship didefinisikan sebagai pekerjaan itu sendiri (wirausaha). Selain
Cantillon. Ricardo (1817), Smith (1776), juga merupakan ahli yang mengusung konsep yang
sama. Mereka mengaitkan entrepreneur dengan aktifitas menanggung resiko dalam
perekonomian. Namun jauh sebelum itu, entrepreneurship sebenarnya telah berkembang sejak
abad ke 11 sebelum Masehi di Phoenicia Kuno. Dimana pada saat itu telah terjadi arus
perdagangan dari Syria sampai Spanyol yang dilakukan oleh orang-orang yang telah berani
mengambil resiko, menghadapi ketidakpastian, dan mengeksplorasi sesuatu yang belum
diketahui. Banyak ahli yang telah mengemukakan definisi dari entrepreneurship (Respati,
2017)..

B. Rumasan Masalah
1. Bagaimana Transformasi Kewirausahaan?
2. Bagaimana pola pikir kewirausahaan?
3. Apa yang dimasksud Inovasi dan kreativitas?
4. Bagaimana mengenal potensi diri?
5. Bagaiman motivasi berprestasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui transformasi kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui pola piker kewirausahaan..
3. Untuk mengetahui bagaimana inovasi dan kreativitas.
4. Mengenal potensi diri.
5. Memotivasi berprestasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Membangun Mindset Enterpreneurship

Sebelum seseorang memulai sebuah usaha atau ketika seseorang ingin menjadi
entrepreneur tentu hal utama yang diperlukan adalah membangun mindset dan
menumbuhkan jiwa entrepreneurship, sebab salah satu faktor yang kerap membuat seseorang
mengalami kegagalan dalam memulai bisnis adalah mindset yang kurang tepat. Maka harus
mengembangkan entrepreneurship mindset terlebih dahulu.

Entrepreneur Mindset yaitu seperangkat keyakinan, proses berpikir dan cara memandang
dunia yang mendorong perilaku wirausaha, inilah entrepreneurship mindset. Seorang
entrepreneur memiliki keyakinan kuat bahwa hidup dapat diperbaiki dan menjalani hidup
dengan cara mereka sendiri bisa dilakukan.

Mindset entrepreneur merupakan salah satu ukuran kekuatan seorang pengusaha dalam
memegang kendali bisnis yang dijalaninya.Sejauh mana seorang pengusaha mampu
mengembangkan bisnisnya, semua tergantung pada mindset yang dimilikinya.

• Pentingnya Entrepreneur Mindset Bagi Seorang Pebisnis

Untuk sukses di bidang tertentu, seseorang harus memiliki mindset yang sesuai dengan
bidang tersebut. Hal ini juga berlaku dalam dunia bisnis. Jika ingin sukses dalam dunia
bisnis, Maka dibutuhkan mindset seorang pebisnis yang sukses. Bagi seorang
pebisnis,entrepreneurship mindset adalah modal awal sekaligus pondasi untuk mencapai
kesuksesan. Ada beberapa alasan kenapa entrepreneurship mindset begitu penting bagi
seorang pebisnis. Misalnya saja terkait pengambilan keputusan.

Saat akan melakukan hal baru dan di luar kebiasaan, orang umumnya akan merasa ragu
bahkan takut. Akan tetapi jika tidak berubah, bisnis justru akan semakin terpuruk. Butuh
keberanian besar untuk memulai sebuah perubahan. Selain itu, dibutuhkan juga komitmen
kuat untuk mengambil tindakan. Semua itu adalah bagian dari entrepreneurship mindset.
Dengan mindset entrepreneur,seorang pelaku bisnis bisa mengambil risiko untuk keluar dari
zona nyaman demi kemajuan bisnisnya.
• Apa Saja Entrepreneur Mindset yang Harus Dimiliki dalam Menjalankan Bisnis

Sebelumnya telah disinggung bahwa seorang pebisnis harus berani mengambil risiko.
Sifat berani mengambil risiko sendiri sebenarnya termasuk salah satu mindset wajib bagi
seorang pengusaha. Namun untuk sukses menjalankan bisnis, keberanian saja tidaklah cukup.
Berikut mindset lain yang juga harus dimiliki oleh seorang pelaku bisnis.

1. Aktif Mencari Peluang Baru


Seorang pengusaha tidak boleh cepat puas dengan bisnisnya. Ia harus selalu merasa haus
akan kemajuan. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin harus menjadi prinsip
hidupnya. Selain itu, ia juga tidak boleh terlalu santai dan terlalu nyaman dengan
pencapaiannya saat ini.
Sifat mudah puas dan zona nyaman adalah musuh serius bagi seorang pengusaha.
Keduanya membuat seorang pengusaha menjadi lembek dan abai dengan perubahan.
Padahal, perubahan pasti akan terjadi. Jika saat ini bisnisnya lancar, tidak ada jaminan
bahwa kondisi tersebut akan bertahan selamanya.
Seorang pengusaha harus selalu aktif mencari peluang baru. Ia harus peka terhadap
perubahan dan mampu menemukan peluang baru di balik perubahan yang tengah terjadi.
Peluang baru tidak hanya berpotensi menjadi sumber pemasukan yang baru. Anda juga
bisa memanfaatkannya sebagai strategi membagi risiko sekaligus support system saat
produk utama tidak begitu laku. Jadi meski kondisi yang tidak diharapkan benar-benar
terjadi, Anda masih bisa mempertahankan bisnis.

2. Berani Mengambil Risiko


Bisnis pada dasarnya penuh dengan risiko. Saat Anda memutuskan untuk keluar dari
pekerjaan tetap dan memulai bisnis, sejatinya Anda juga sudah mengambil risiko. Keluar
dari kenyamanan gaji tetap untuk mengejar penghasilan yang tidak pasti sajas udah
sangat menakutkan bagi banyak orang. Namun jika tidak berani mengambil risiko
tersebut, Anda tidak akan pernah bisa memulai bisnis sendiri.
Dalam menjalankan bisnis, seorang pengusaha juga akan selalu dihadapkan pada situasi-
situasi yang tidak menyenangkan. Pilihan sederhana antara baik dan buruk sangat jarang
dijumpai. Sifat berani mengambil risiko termasuk salah satu sifat yang paling sulit untuk
dikuasai. Hanya sedikit orang yang memilikinya. Karena itu, tidak banyak orang yang
menjadi pengusaha. Tapi jika Anda ingin menjadi pengusaha sukses, Anda harus
mengembangkan sifat berani mengambil risiko.

3. Berorientasi Pada Tindakan


Ada yang bilang kalau ide itu mahal. Mengingat sulitnya menemukan ide brilian,
pandangan tersebut memang cukup beralasan. Akan tetapi, seorang pengusaha harus bisa
melampaui itu. Bukan hanya menemukan ide, seorang pelaku usaha juga harus bisa
mengeksekusi ide yang dimilikinya.
Seorang pengusaha tidak boleh hanya sekedar menjadi ahli teori. Ia harus bisa
mempraktikkan teori yang dipahami dan menjadikannya sebagai dasar dalam bertindak.
Tindakan, inilah yang harus menjadi fokus seorang pengusaha. Saat menemukan ide
bagus, ia tidak boleh hanya berhenti pada ide saja.

4. Tidak Pernah Berhenti Belajar


Seorang pengusaha harus selalu mengembangkan dirinya. Seberapa besar bisnisnya bisa
berkembang, semua itu sangat ditentukan oleh seberapa besar pengetahuan dan ilmu yang
dimiliki oleh pemilik usaha.
Semua CEO perusahaan besar umumnya juga pembelajar dan pembaca buku tulen.
Mereka tidak pernah berhenti belajar. Dari proses belajar inilah, seorang pelaku usaha
bisa menemukan peluang baru dan cara-cara baru untuk menjalankan dan
mengembangkan bisnisnya.

5. Memiliki Visi Besar


Visi adalah tujuan ideal yang ingin dikejar. Dalam banyak hal, potensi perkembangan
sebuahperusahaan juga dapat dilihat dari visi pendiri ataupun orang yang memegang
pucuk kepemimpinan perusahaan. Semakin besar visi yang dimiliki, semakin besar juga
potensi perusahaan untuk tumbuh menjadi besar. Karena itulah, pucuk kepemimpinan
perusahaan harus dipegang oleh orang yang memiliki visi besar.
Seorang pengusaha memang harus memiliki visi besar. Semakin besar visi yang dimiliki,
semakinbesar tantangan yang harus dihadapi nanti. Untuk itu, seorang pengusaha juga
harus membuat strategi yang tepat untuk mencapai visi tersebut.
• Cara Mengembangkan Entrepreneur Mindset dalam Diri Anda

Entrepreneur mindset adalah fondasi penting untuk membangun sebuah bisnis. Seberapa
besar bisnis Anda nanti, semua itu tergantung pada seberapa kuat entrepreneur mindset yang
tertanam dalam diri Anda. cara mengembangkan entrepreneur mindset yaitu :

1. Miliki Visi Besar


Seorang pengusaha tidak boleh hanya sekedar mengikuti arus. Ia harus memiliki tujuan
atau dengan kata lain visi besar. Visi inilah yang akan menjadi motivasi dalam
membangun dan mengembangkan bisnis.
Saat memiliki visi besar, Anda akan dilatih untuk lebih kritis dan berpikir lebih besar.
Anda juga akan menyadari bahwa untuk mencapai visi tersebut dibutuhkan orang-orang
yang tepat. Dengan kata lain, memiliki visi besar akan membantu Anda mengembangkan
mindset yang dibutuhkan untuk menjadi seorang entrepreneur.
2. Bekerja dalam Tim
Anda mungkin bisa memulai bisnis sendirian. Namun perlu diingat, ada batasan yang
bisa dilakukan oleh satu orang. Untuk mencapai tujuan yang besar, Anda membutuhkan
bantuan orang lain.
Di sinilah peran tim dalam membantu seorang pengusaha mencapai tujuan perusahaan.
Sebagai pengusaha, bekerja tim saja tidaklah cukup. Anda juga harus bisa memimpin dan
membimbing tim agar bisa bekerja sesuai dengan rencana dan strategi yang dibuat.
Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pekerjaan yang sesuai dengan kapasitas dari
tiap anggota tim. Dengan kata lain, jangan berikan pekerjaan membuat desain banner
iklan kepada tenaga marketing. Berikan tugas desain kepada desainer grafis dan serahkan
tugas pemasarannya ke bagian marketing.
3. Diversifikasi
Seorang pengusaha memang harus berani mengambil risiko. Meski demikian, ia juga
harus bisa mengelola risiko tersebut. Salah satu caranya adalah dengan melakukan
diversifikasi. Diversifikasi bisa dilakukan dengan banyak cara. Misalnya saja dengan
memproduksi produk baru untuk segmen yang berbeda. Jadi meski produk utama tidak
laku, masih ada produk lain yang mampu menutupi biaya operasional,bahkan mencetak
keuntungan.
4. Bangun Motivasi Kuat
Perjalanan membangun bisnis sangat berat. Karena itu, seorang pelaku bisnis harus
memiliki mindset yang kuat untuk terus berusaha, bahkan meski kondisi sedang tidak
berpihak padanya.
Sifat optimis dan motivasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya juga
menjadi fondasi penting dalam mengembangkan bisnis. Sebagai bagian dari tim,
pemimpin yang memiliki motivasi tinggi juga lebih disegani dan dapat mendorong
anggota timnya agar memiliki semangat tinggi.
5. Cintai Bisnis Anda
Akan lebih mudah memperjuangkan apa yang Anda cintai. Karena itu, cintailah bisnis
yang Anda geluti. Saat mencintai bisnis Anda, ada dorongan kuat untuk
memperjuangkannya. Karena itulah, kata menyerah seakan tidak ada dalam kamus
pengusaha.
6. Fokus Pada Keinginan Pasar
Seorang pengusaha memang harus memiliki idealisme tertentu. Akan tetapi, ia juga harus
paham bahwa produk yang ia kembangkan atau ia jual bukanlah untuk dirinya sendiri.
Semua itu ia buat untuk pelanggan.

Pemahaman seperti ini akan membantu Anda agar lebih fokus pada apa yang diinginkan
olehpelanggan. Dengan demikian, Anda tahu cara mengembangkan produk yang berpotensi
mampu mencetak penjualan.Entrepreneur mindset dibentuk melalui tindakan berulang.
B. Transformasi Kewirausahaan

Transformasi kewirausahaan adalah suatu sistem perubahan pola dan cara menjalankan
suatu usaha dari sistem sebelumnya yang pernah ada, yang bertujuan memudahkan untuk
menjalankan suatu wirausaha. Untuk menjadi wirausaha yang sukses di perlukan langkah-
langkah transfomasi pola pikir dan paradigma. Ada empat langkah atau tahapan dalam proses
transformasi dalam enterpreneurship, yaitu:

1. Transformasi pola pikir (mindset) dan paradigma, yaitu sebuah transformasi pemikiran,
sikap, motif, semangat dan karakter untuk menjadi enterpreneurship yang cerdas.
2. Transformasi pola pikir dari yang biasa menggunakan logika ke pola pikir kreatif dalam
menemukan inspirasi, ide dan peluang bisnis.
3. Transformasi enterpreneurial dari bersikap entrepreneur (owner) menjadi pengelola bisnis
(intrapreneur atau enterpreneurial organizatin) yang profesional.
4. Transformasi enterpreneurial dari pola pikir owner menjadi pola pikir investor.

Proses transformasi kewirausahaan

• Tahap Pertama
1. Tahap Pengenalan
2. Tahap Ketertarikan
3. Tahap Proses Gejolak Spiritual dan Emosi
4. Tahap Proses Mengambil Keputusan

• Tahap kedua
1. Tahap Mempersiapkan Diri
2. Tahap Merencanakan Kerangka Bisnis
3. Menjalankan, Mengelola, dan Mengembangkan bisnis harus sesuai dengan rencana
bisnis.
C. Inovasi dan Kreativitasi

Kreativitasi

Pengertian kreativitas menurut Santrock (2008: 366) adalah kemampuan berfikir tentang
sesuatu dengan cara baru dan tak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas sesuatu
problem. Sedangkan menurut Kuratko & Hodgetts (2007) bahwa kreatif merupakan ide
umum yang menghasilkan efisiensi atau efektivitas dalam sebuah sistem (Kuratko &
Hodgetts, 2007).

Kreativitas (creativity) menurut Suryana (2008:2) adalah kemampuan mengembangkan


ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (thingking new
thing). Entrepreneur sejati bukan spekulan, tapi seseorang yang memiliki perhitungan cermat,
mempertimbangkan segala fakta, informasi, dan data, ia mampu memadukan apa yang ada
dalam hati, pikiran dan kalkulasi bisnis. Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan
Entrepreneur selain berbentuk hasil seperti barang dan jasa, juga bisa berbentuk proses
seperti ide, metode dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda dapat diciptakan melalui proses
berfikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah yang akan menjadi
keunggulan. Keunggulan inilah yang menjadi daya saing yang diciptakan oleh para
entrepreneur. Dengan kata lain, nilai tambah yang tercipta adalah sumber peluang bagi
Entrepreneur.

Kreativitas akan muncul apabila entrepreneur melihat sesuatu yang telah dianggap lama
dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Dengan demikian, sukses entrepreneur akan
tercapai apabila seseorang berfikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama
dengan cara-cara baru (Zimmerer, 2008: 51). Menghadapi persaingan yang semakin
kompleks dan persaingan ekonomi global, maka kreativitas menjadi sangat penting untuk
menciptakan keunggulan kompetitif, dan kelangsungan hidup bisnis. Dunia bisnis
memerlukan sumber daya manusia kreatif dan inovatif, dan berjiwa Entrepreneur. Sering
terjadi orang yang tidak berpendidikan tinggi berhasil dalam Entrepreneur, namun orang
yang berpendidikan tinggi diharapkan lebih kreatif dan inovatif. Prinsip dasar yang penting
adalah dalam Entrepreneur diperlukan orang-orang kreatif, inovatif, disiplin, memiliki daya
cipta, thingking new thing and doing new thing or create the new and different.
Ciri-ciri entrepreneur yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut menunjukkan
bahwa Intisari karakteristik seorang entrepreneur ialah kreativitas. Kreativitas tidak terjadi
begitu saja, tetapi memerlukan proses. Proses kreativitas merupakan syarat utama munculnya
entrepreneur dan merupakan pembangkitan ide dimana individu maupun kelompok berproses
menghasilkan sesuatu yang baru dengan lebih efektif dan efisien pada suatu sistem
(Kristanto, 2009: 25).

Menurut Suryana (2008:3) bahwa proses kreativitas hanya dilakukan oleh orang-orang
yang memiliki jiwa dan sikap Entrepreneur, yaitu:

1) orang yang percaya diri,


2) berinisiatif,
3) memiliki motif berprestasi,
4) memiliki jiwa kepemimpinan, dan
5) berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan

Tujuan akhir dari kreativitas adalah keuntungan bagi bisnis, sehingga dapat tercapai
transformasi dan akselerasi bisnis ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan kreativitas, dapat
menciptakan ide-ide atau gagasan tentang produk ataupun cara menjalankan bisnis. Kemudian
ide tersebut dikembangkan sehingga dapat menjadi inovasi, yaitu ide yang dapat dijalankan dan
memberi nilai tambah atau keuntungan bagi perusahaan, yang pada gilirannya dapat
mengakselerasi pertumbuhan usaha dan mendorong proses transformasi bisnis menjadi lebih
besar dan berkembang (Prijosaksono, 2004: 72-73).

Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu:

1) Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.


2) Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
3) Menggantikan sesuatu dengan yang lebih sederhana dan lebih baik.

INOVASI

Inovasi (innovation) menurut Suryana (2008:2) adalah kemampuan menerapkan


kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new thing).
Zimmerer (2008:57) mengatakan bahwa inovasi (innovation) adalah kemampuan untuk
menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk
memperkaya kehidupan orang-orang.

Proses inovasi kewirausahaan dihasilkan dari keyakinan, pemahaman tujuan yang jelas
untuk menghasilkan kesempatan. Proses dapat dilihat dari kehidupan nyata. Drucker (1998)
mengungkapkan proses inovasi didahului dengan pergi, melihat keluar, bertanya dan
mendengar apa yang terjadi dan akan terjadi di lingkungan usaha.

Ada empat macam tipe inovasi yang membangkitkan pertumbuhan kewirausahaan dalam
memulai kegiatan usaha, menghasilkan barang ataupun jasa (Koratko & Hodgetts, 2007:
149) yaitu:

1. invention. Menciptakan produk baru, jasa atau proses. Konsep tersebut memiliki
kecenderungan revolusioner,
2. extention. Ekspansi atau perluasan produk, jasa atau proses yang berhubungan
dengan eksistensi. Konsep tersebut membuat aplikasi yang berbeda dengan ide awal,
3. duplication. Proses melakukan replikasi terhadap produk, jasa atau proses yang sudah
ada. Duplikasi dilakukan terhadap produk dengan melakukan penambahan nilai dan
manfaat produk, seperti kemasan, assesoris, penambahan bentuk produk, vasilitas.
Duplikasi tidak hanya sekedar melakukan peniruan tetapi entrepreneur harus
menciptakan daya saing yang lebih baik, dan
4. synthesis. Proses sintetis merupakan proses melakukan kombinasi produk, jasa atau
proses yang sudah ada dengan memasukkan formulasi baru sehingga memiliki
kemampuan daya saing yang lebih tinggi, contohnya, pembayaran pulsa melalui
ATM.

Potensi kewirausahaan dapat digali atau membutuhkan penggalian inovasi secara nyata.
Entrepreneur dapat belajar, mengkombinasikan dengan kesempatan yang ada pada
lingkungan. Menurut Kristanto (2009:9) bahwa beberapa langkah prinsip memotivasi
keinovasian guna mempercepat proses kewirausahaan adalah:

1. orientasi pada tindakan,


2. membuat produk, proses atau jasa secara sederhana,\
3. membuat produk, proses atau jasa berdasarkan keinginan konsumen,
4. memulai dari hal-hal yang kecil,
5. memiliki tujuan yang jelas, cita-cita tinggi,
6. mencoba, menguji, dan memperbaiki,
7. belajar dari kegagalan,
8. memiliki skedul kerja yang teratur,
9. menghargai aktivitas dan melakukan kegiatan dengan semangat tinggi,
10. bekerja, bekerja, dan bekerja.

Inovasi dan kreativitas berhubungan sangat erat, namun sesungguhnya berbeda makna.
Kreativitas berarti berfikir sungguh-sungguh mendapatkan ide-ide baru untuk menghasilkan
keuntungan. Sedangkan inovasi adalah proses mengubah ide-ide tersebut menjadi kenyataan
yang menguntungkan. Kreativitas tanpa inovasi adalah buang waktu, tetapi tidak mungkin
berinovasi tanpa melalui kreativitas (Prijosaksono & Bawono, 2004: 73).

D. Mengenal Potensi Diri

Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang
telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan
secara maksimal. Jadi kalau dihubungkan dengan kewirausahaan berarti kemampuan,
kekuatan yang dimiliki seseorang dalam berusaha atau melakukan suatu usaha..Secara
umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.\

• Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya
tangkap.
• Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan.
• Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan
seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara
khas di bawah aneka pengaruh luar.

Menurut “Howard Gardner”, potensi yang terpenting adalah intelegensi, yaitu sebagai
berikut:

• Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah kata-kata, baik


lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para
sastrawan, editor, dan jurnalis.
• Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan
bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan.
• Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk
dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat.
Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator dan pemburu.
• Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki oleh aktor, penari,
pemahat, atlet dan ahli bedah.
• Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan
menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta
lagu dan penyanyi.
• Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka
terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki
oleh seseorang motivator dan fasilitator.
• Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri.
Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berefleksi (merenung) dan
keseimbangan diri.
• Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora dan fauna
dengan baik.
• Intelegensi eksistensial, kemampuan seseeorang menyangkut kepekaan menjawab
persoalan-persoalan terdalam keberadaan manusia, seperti apa makna hidup, mengapa
manusia harus diciptakan dan mengapa kita hidup dan akhirnya mati.

Potensi diri sebaiknya dikembangkan dengan cara berusaha dengan keras. Karena potensi
ini tidak akan berpengaruh bila kita tidak berusaha untuk mengembangkan dan
mewujudkanya.

Sifat Seorang Wirausaha

Seoarang wirausaha agar selalu bertahan dalam kewirausahaan harus memiliki sifat-sifat
seperti berikut:

1. Percaya Diri.
Wataknya : Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2. Berorientasikan Tugas dan Hasil.
Wataknya:Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.
3. Pengambil Resiko.
Wataknya : Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan
4. Kepemimpinan.
Wataknya : Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.
5. Keorisinilan.
Wataknya : Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
6. Berorientasi ke Masa Depan.
Wataknya : Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa
depan.
7. Jujur dan tekun.
Wataknya : Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja
8. Berjiwa besar

Setiap hal yang dilakukan tak jarang akan berakibat pada kegagalan. Namun jika Anda
memiliki jiwa wirausaha, seharusnya hal ini tidak akan membuat Anda merasa kalah. Justru,
semangat Anda terpacu untuk maju dan berusaha lebih baik lagi.Ketika ide Anda ditolak,
atau misalnya ada karyawan baru yang dinilai lebih aktif, maka Anda harus berjiwa besar dan
justru menjadi semangat Anda untuk maju,dan mencari ide yang lebih kreatif yang lain untuk
suatu masalah yang lain pula.Pantang menyerah dan terus usaha,itu kunci Anda untuk sukses.

Tipe kepribadian dalam Kewirausahaan

Ada 9 Tipe Kepribadian wirausaha yaitu:

1. The Improver.

Kita memiliki kepribadian ini jika kita menjalankan bisnis dengan menonjolkan gaya
improver alias ingin selalu memperbaiki. Kita menggunakan perusahaan yang kita miliki
untuk memperbaiki dunia.Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan
wirausaha.Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi.

Personality Alert: Waspadai sifat kita yang cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis
terhadap karyawan dan pelanggan.

2. The Advisor.

Tipe kepribadian wirausaha seperti ini bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi
bagi para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita harus
melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka.

Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan bisnis mereka dan
pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan mereka sendiri dan bisa-bisa malah
cape hati sendiri. Contoh Entrepreneur: John W. Nordstrom, pendiri Nordstorm.

3. The Superstar.

Inilah wirausaha yang pusatnya dikelilingi oleh kharisma dan energi tinggi dari Sang CEO
Superstar.Wirausaha dengan kepribadian seperti ini biasanya membangun usaha mereka
dengan personal brand mereka sendiri.

Personality Alert: Wirausaha dengan tipe ini bisa menjadi terlalu kompetitif dan workaholics.

4. The Artist.

Kepribadian wirausaha seperti ini biasanya senang menyendiri tapi memiliki kreativitas yang
tinggi.Mereka biasanya sering kali ditemukan di bisnis yang membutuhkan kreativitas seperti
ada perusahaan periklanan, web design, dll.

Personality Alert: Wirausaha tipe ini bisa jadi terlalu sensitif terhadap respon pelanggan kita,
walaupun kritik dari mereka bersifat membangun.

5. The Visionary.

Sebuah usaha yang dibangun oleh seorang visioner biasanya berdasarkan visi masa depan
dan pemikiran pendirinya. Anda memiliki keingintahuan yang tinggi untuk mengerti dunia di
sekeliling Anda dan akan membuat rencana untuk menghindari segala macam rintangan.
Personality Alert: Seorang visioner bisa jadi terlalu fokus pada mimpi mereka dan kurang
berpijak pada realitas. Dan jangan lupa, menyertai visi kita dengan melakukan tindakan
nyata.

6. The Analyst.

Jika kita menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan kita biasanya memfokuskan
pada penyelesaian masalah dalam suatu cara sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu
pengetahuan, keahlian teknis atau komputer, seorang analis perusahaan biasanya hebat dalam
memecahkan masalah.

Personality Alert: Hati-hati dengan kelumpuhan analisa. Bekerjalah dengan mempercayai


orang lain.

7. The Fireball.

Sebuah usaha yang dimiliki oleh si Bola Api ini biasanya dioperasikan dengan penuh hidup,
energi dan optimisme.Pelanggan merasa perusahaan kita dijalankan dengan tingkah laku
yang menyenangkan.

Personality Alert: Kita bisa jadi berkomitmen yang berlebihan terhadap tim kita dan
bertingkah laku terlalu impulsif. Seimbangkan keimpulsivan kita dengan rencana bisnis.

8. The Hero.

Kita memiliki kemauan dan kemampuan yang luar biasa dalam memimpin dunia dan bisnis
kita melalui segala macam tantangan.Kita adalah inti dari kewirausahaaan dan bisa
mengumpulkan banyak perusahaan besar.

Personality Alert: Terlalu mengumbar janji dan menggunakan taktik kekuatan penuh untuk
mendapatkan sesuatu dengan cara kita tidak akan berhasil dalam jangka waktu panjang.
Untuk menjadi sukses, percayailah keterampilan kepemimpinan kita untuk menolong orang
lain menemukan jalan mereka.

9. The Healer.
Jika kita adalah seorang ‘penyembuh’, kita bersifat pengasuh dan penjaga keharmonisan
dalam usaha kita.Kita memiliki kemampuan bertahan yang luar biasa dan keteguhan disertai
dengan ketenangan dari dalam.

Personality Alert: Karena sifat perhatian kita dan kepenyembuhan kita dalam menjalankan
usaha, Kita bisa jadi menghindari realitas di luar sana dan selalu terlalu berharap. Gunakan
skenario perencanaan untuk persiapan datangnya masalah.

Dengan mengetahui 9 tipe kepribadian dalam menjalankan sebuah usaha, kita bisa lebih
terarah dalam membangun bisnis . Tapi yang tak kalah pentingnya adalah pengetahuan
mengenai seluk beluk bisnis itu sendiri, termasuk bagaimana cara memasarkannya.

E. Motivasi Berprestasi

Motivasi adalah serangkaian kekuatan yang menyebabkan orang berperilaku dalam cara
tertentu (Soeryanto S, 2009: 249). Pengertian motivasi menurut Buhari Alma (2008: 89)
adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan,
dorongan atau impuls. Motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Motif
dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang.

Produktivitas sesuatu pekerjaan sangat tergantung kepada kemampuan para pekerja untuk
bekerja lebih giat. Agar pekerja lebih giat melakukan pekerjaan, maka mereka perlu
diberikan motivasi dengan berbagai cara. Pada umumnya, tingkah laku manusia dilakukan
secara sadar, artinya selalu didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Disinilah letaknya peran penting dari motivasi.

Selanjutnya, menurut Kristanto (2009: 13) bahwa motivasi adalah suatu faktor yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga
motivasi dapat diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang. Motivasi orang melakukan
bisnis sering berbeda. Keanekaragaman, ini menyebabkan perbedaan dalam perilaku yang
berkaitan dengan kebutuhan dan tujuan.

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri atau motivasi intrinsik maupun dari luar
individu atau motivasi ekstrinsik. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu, ditentukan
kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupanlainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri
bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya
pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal
yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan dan faktor pendorong ini mungkin disadari oleh individu, tetapi mungkin juga
tidak, sesuatu yang konkrit ataupun abstrak. Para ahli sering menjelaskan perilaku individu
ini dengan tiga pertanyaan pokok, yaitu: Apa (what), Bagaimana (How), dan Mengapa
(Why). Apa yang ingin dicapai oleh individu atau apa tujuan individu, bagaimana cara
mencapainya, dan mengapa individu melakukan kegiatan tersebut (Sukmadinata, 2009: 60).
Apa yang ingin dicapai individu mungkin saja sama, tetapi bagimana mencapainya dan
mengapa individu ingin mencapainya mungkin berbeda. Walaupun ketiga hal tersebut
bervariasi tetapi ketiga komponen perilaku individu tersebut selalu ada dan merupakan satu
kesatuan,sebagaimana dapat diilustrasikan seperti pada Gambar di bawah ini

Menurut Kristanto (2009: 13) bahwa seorang entrepreneur termotivasi untuk melakukan
kegiatan usaha dengan berbagai alasan: (a) independensi; (b) pengembangan diri; (c) alternatif
unggul terhadap pekerjaan yang tidak memuaskan; (d) penghasilan; dan (e) keamanan. Berbagai
macam teori motivasi juga mampu menjelaskan motivasi orang melakukan kegiatan usaha
sebagai seorang entrepreneur.

Motif berprestasi kewirausahaan (Teori David McClelland, 1961): Seorang entrepreneur


melakukan kegiatan usaha didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi, berhubungan dengan
orang lain dan untuk mendapatkan kekuasaan baik secara financial maupun secara social.
Seorang entrepreneur melakukan kegiatan usaha dimotivasi oleh:
a. Motif berprestasi (need for achievement). Orang melakukan kegiatan kewirausahaan
didorong oleh keinginan mendapatkan prestasi dan pengakuan dari keluarga maupun
masyarakat;
b. Motif berafiliasi (need for affiliation). Orang melakukan kegiatan kewirausahaan
didorong oleh keinginan untuk berhubungan dengan orang lain secara sosial
kemasyarakatan;
c. Motif kekuasaan (need for power). Orang melakukan kegiatan kewirausahaan karena
didorong oleh keinginan mendapatkan kekuasaan atas sumber daya yang ada.
Peningkatan kekayaan, penguasaan pasar sering menjadi pendorong utama seorang
entrepreneur melakukan kegiatan usaha.
STUDY KASUS
“ Model Pembentukan Mindset Kewirausahaan Bagi Generasi Z Pada Siswa SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang “

Permasalahan

Pendampingan dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat STIE Pelita Nusantara. Pendampingan
dilakukan dengan memberi masukan dan solusi seputar permasalahan yang dihadapi SMK Pelita
Nusantara I dalam mengembangkan mindset wirausaha bagi siswa siswinya.

Implementasi

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang


diselenggarakan atas kerjasama antara STIE Pelita Nusantara dengan SMK Pelita Nusantara I.
Pengabdian masyarakat pengabdian masyarakat ini berlangsung untuk mendampingi SMK Pelita
Nusantara dalam membentuk mindset kewirausahaan bagi siswa-siswinya. Pelaksanaan pelatihan
pembentukan mindset kewirausahaan dan digital marketing dilakukan di Semarang pada tanggal
Rabu, 22 September 2021. Dalam pengabdian masyarakat ini yang menjadi mitra pengabdian
masyarakat adalah SMK Pelita Nusantara 1. SMK Pelita Nusantara I merupakan salah satu
sekolah pencetak wirausaha di Kota Semarang.

Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan pasca
pelaksanaan. Tahap Persiapan, meliputi kegiatan perijinan kepada pihak terkait tentang
pelaksanaan pengabdian masyarakat ini. Selain perijinan, juga disiapkan jadwal kegiatan selama
pengabdian masyarakat dan pembagian tugas tim pengabdian masyarakat STIE Pelita Nusantara.

Tahap Pelaksanaan, akan dilaksanakan pelatihan motivasi agar siswa-siswi aktiv dalam program
pengabdian msyarakat ini, Pelatihan pembentukan mindset kewirausahaan dan pembuatan digital
marketing yang menarik. Program pendampingan berlangsung di SMK Pelita Nusantara I.

Tahap Pasca Pelaksanaan, berupa evaluasi kegiatan dengan memberikan kuesioner kepada
peserta pendampingan. Peserta diberikan pertanyaan seputar perubahan mindset berwirausaha
serta manfaat digital marketing pada usaha rintisan mereka.
Pengabdian masyarakat telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Nusantara I.
Pendampingan terhadap siswa-siswa SMK Pelita Nusantara I dilakukan salah satunya dengan
memberikan pelatihan bagi semua peserta. Peserta pelatihan yaitu siswa siswi kelas X, XI dan
XII yang telah melakukan rintisan usaha. Pelatihan telah diadakan pada bulan Agustus 2021
dengan mengangkat tema tentang membangun mindset wirausaha bagi generasi Z di SMK Pelita
Nusantara I Semarang.

Pendampingan dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat STIE Pelita Nusantara. Pendampingan
dilakukan dengan memberi masukan dan solusi seputar permasalahan yang dihadapi SMK Pelita
Nusantara I dalam mengembangkan mindset wirausaha bagi siswa siswinya. Tolok ukur
keberhasilan program pengabdian masyarakat ini adalah berubahnya mindset kewirausahaan
siswa-siswi SMK Pelita Nusantara I sehingga mampu melaksanakan rintisan usaha dan mampu
membuat proposal pendanaan rintisan usaha. Jenis-jenis usaha yang telah dimiliki oleh siswa-
siswi SMK Pelita Nusantara yang mengikuti pelatihan antara lain produk peternakan (burung),
penjualan online kosmetik, makanan ringan (snack), fashion dll.

Potensi Pengembangan Usaha

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain yaitu pelatihan pembentukan mindset


kewirausahaan bagi siswa-siswi SMK Pelita Nusantara I. Pelatihan pembentukan mindset
kewirausahaan dilakukan dengan narasumber dari pengajar-pengajar STIE Pelita Nusantara yang
pakar dibidang kewirausaan. Pelatihan tentang digital marketing juga telah diajarkan kepada
peserta pelatihan. Perkembangan internet saat ini mampu mempengaruhi dunia marketing,
bahkan sekarang digital marketing dianggap sebagai trendsetter. Pemanfaatan internet untuk
digital marketing mulai popular sehingga diperlukan konten-konten pemasaran untuk diupload
ke facebook atau Instagram yang menarik dan bervariasi sehingga dapat mempengaruhi minat
konsumen untuk membeli. Strategi pemasaran digital harus diterapkan melalui akun social media
peserta pelatihan diantaranya facebook dan Instagram masing-masing peserta pelatihan.

Dampak dari usaha yang dilakukan :

Kegiatan pengabdian masyarakat ini menghasilkan peningkatan pengetahuan dan kemampuan


siswa-siswi SMK Pelita Nusantara Semarang dalam pemasaran menggunakan digital marketing.
Hal ini akan berpengaruh pula terhadap omzet penjualan usaha dari siswa-siswi SMK Pelita
Nusantara I akan meningkat, akibatnya pendapatan akan meningkat dan laba juga akan naik. Hal
ini didukung hasil penelitian (Helmalia & Afrinawati, 2018) yang memberikan bukti bahwa e-
commerce mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap pendapatan UMKM.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada beberapa poin yang dapat disimpulkan dari uraian di atas, yaitu: Transformasi
kewirausahaan adalah suatu sistem perubahan pola dan cara menjalankan suatu usaha dari
sistem sebelumnya yang pernah ada, yang bertujuan memudahkan untuk menjalankan suatu
wirausaha.Entrepreneur Mindset yaitu seperangkat keyakinan, proses berpikir dan cara
memandang dunia yang mendorong perilaku wirausaha, inilah entrepreneurship mindset.
Seorang entrepreneur memiliki keyakinan kuat bahwa hidup dapat diperbaiki dan menjalani
hidup dengan cara mereka sendiri bisa dilakukan. Growth Mindset adalah pola pikir yang
memiliki ciri-ciri: (1) berani menghadapi tantangan (2) bertahan saat sulit (3) memandang
usaha sebagai jalan (4) belajar dari kritikan (5) belajar dan terinspirasi dari kesuksesan orang
lain. Ada empat komponen utama Entrepreneurial mindset, yaitu: 1) Gaya intuitif kognitif; 2)
Entrepreneur Alertness; 3) Metakognisi; 4) Resource. Ada tiga cara mengembangkan
Entrepreneurial mindset, yaitu: 1) Develop Self-Leadership Habits; 2) Develop Habits of
Creativity; 3) Develop of Habits of Improvisation.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan
dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah yang kami
susun tersebut.Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi memberika kritik dan
saran yang tentunya membangun kepada kami, demi mencapainya kesempurnaan dalam makalah
ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pada khususnya seluruh pembaca makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Widaryanti, dkk. Model Pembentukan Mindset Kewirausahaan bagi Generasi Z pada
Siswa SMK Pelita Nusantara 1 Semarang. Jurnal Abdimas Indonesia, Vol. 1. No.3

Henrizal Muhammad Erick, 2014. Membangun Jiwa Entrepreneur. Bandung: La Goods


Publishing

Dr. Ir. Hasanah, M.T, 2016. Entrepreneurship Membangun Jiwa Entrepreneur Anak
melalui Pendidikan Kejuruan. Makasar: Cv. mjsvel Aini Jaya.

Ariyanto Aris, dkk, 2021.Entrepreneurial Mindset & Skill. Sumatera Barat: Insan
Cendikia Mandiri

Anda mungkin juga menyukai