OLEH : KELOMPOK 2
Nama Mahasiswa :
KELAS A
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Guna memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah Kewirausahaan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
Membangun Mindset Enterpreneurship.
Demikian hasil makalah yang kami buat. Kami berharap tulisan ini bisa menambah ilmu
pengetahuan kita. Kami sadar bahwa dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
perbaikan yang semestinya pada makalah ini, kami berharap kepada semua pihak yang berkenan
memperhatikan isi dan penulisannya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
A. Kesimpulan .........................................................................................................................24.
B. Saran…………………………………………………………………………………….....24
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Merriem Webster, mindset adalah “sikap mental atau kecenderungan.” Mindset
adalah pola pikir, sikap mental, kecenderungan, kebiasaan dan disposisi yang
menginformasikan kepada individu untuk menafsirkan dan bereaksi pada kondisi eksternal,
lingkungan dan situasi. Menurut Carol Dwek seorah ahli Psikologi Stanford, mindset terbagi
menjadi dua jenis, yaitu: a. Fixed Mindset. Konsep entrepreneurship diperkenalkan pertama
kali oleh ahli Ekonomi Perancis yang bernama Richard Cantillon pada abad ke 18 atau tahun
1950an. Entrepreneurship didefinisikan sebagai pekerjaan itu sendiri (wirausaha). Selain
Cantillon. Ricardo (1817), Smith (1776), juga merupakan ahli yang mengusung konsep yang
sama. Mereka mengaitkan entrepreneur dengan aktifitas menanggung resiko dalam
perekonomian. Namun jauh sebelum itu, entrepreneurship sebenarnya telah berkembang sejak
abad ke 11 sebelum Masehi di Phoenicia Kuno. Dimana pada saat itu telah terjadi arus
perdagangan dari Syria sampai Spanyol yang dilakukan oleh orang-orang yang telah berani
mengambil resiko, menghadapi ketidakpastian, dan mengeksplorasi sesuatu yang belum
diketahui. Banyak ahli yang telah mengemukakan definisi dari entrepreneurship (Respati,
2017)..
B. Rumasan Masalah
1. Bagaimana Transformasi Kewirausahaan?
2. Bagaimana pola pikir kewirausahaan?
3. Apa yang dimasksud Inovasi dan kreativitas?
4. Bagaimana mengenal potensi diri?
5. Bagaiman motivasi berprestasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui transformasi kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui pola piker kewirausahaan..
3. Untuk mengetahui bagaimana inovasi dan kreativitas.
4. Mengenal potensi diri.
5. Memotivasi berprestasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum seseorang memulai sebuah usaha atau ketika seseorang ingin menjadi
entrepreneur tentu hal utama yang diperlukan adalah membangun mindset dan
menumbuhkan jiwa entrepreneurship, sebab salah satu faktor yang kerap membuat seseorang
mengalami kegagalan dalam memulai bisnis adalah mindset yang kurang tepat. Maka harus
mengembangkan entrepreneurship mindset terlebih dahulu.
Entrepreneur Mindset yaitu seperangkat keyakinan, proses berpikir dan cara memandang
dunia yang mendorong perilaku wirausaha, inilah entrepreneurship mindset. Seorang
entrepreneur memiliki keyakinan kuat bahwa hidup dapat diperbaiki dan menjalani hidup
dengan cara mereka sendiri bisa dilakukan.
Mindset entrepreneur merupakan salah satu ukuran kekuatan seorang pengusaha dalam
memegang kendali bisnis yang dijalaninya.Sejauh mana seorang pengusaha mampu
mengembangkan bisnisnya, semua tergantung pada mindset yang dimilikinya.
Untuk sukses di bidang tertentu, seseorang harus memiliki mindset yang sesuai dengan
bidang tersebut. Hal ini juga berlaku dalam dunia bisnis. Jika ingin sukses dalam dunia
bisnis, Maka dibutuhkan mindset seorang pebisnis yang sukses. Bagi seorang
pebisnis,entrepreneurship mindset adalah modal awal sekaligus pondasi untuk mencapai
kesuksesan. Ada beberapa alasan kenapa entrepreneurship mindset begitu penting bagi
seorang pebisnis. Misalnya saja terkait pengambilan keputusan.
Saat akan melakukan hal baru dan di luar kebiasaan, orang umumnya akan merasa ragu
bahkan takut. Akan tetapi jika tidak berubah, bisnis justru akan semakin terpuruk. Butuh
keberanian besar untuk memulai sebuah perubahan. Selain itu, dibutuhkan juga komitmen
kuat untuk mengambil tindakan. Semua itu adalah bagian dari entrepreneurship mindset.
Dengan mindset entrepreneur,seorang pelaku bisnis bisa mengambil risiko untuk keluar dari
zona nyaman demi kemajuan bisnisnya.
• Apa Saja Entrepreneur Mindset yang Harus Dimiliki dalam Menjalankan Bisnis
Sebelumnya telah disinggung bahwa seorang pebisnis harus berani mengambil risiko.
Sifat berani mengambil risiko sendiri sebenarnya termasuk salah satu mindset wajib bagi
seorang pengusaha. Namun untuk sukses menjalankan bisnis, keberanian saja tidaklah cukup.
Berikut mindset lain yang juga harus dimiliki oleh seorang pelaku bisnis.
Entrepreneur mindset adalah fondasi penting untuk membangun sebuah bisnis. Seberapa
besar bisnis Anda nanti, semua itu tergantung pada seberapa kuat entrepreneur mindset yang
tertanam dalam diri Anda. cara mengembangkan entrepreneur mindset yaitu :
Pemahaman seperti ini akan membantu Anda agar lebih fokus pada apa yang diinginkan
olehpelanggan. Dengan demikian, Anda tahu cara mengembangkan produk yang berpotensi
mampu mencetak penjualan.Entrepreneur mindset dibentuk melalui tindakan berulang.
B. Transformasi Kewirausahaan
Transformasi kewirausahaan adalah suatu sistem perubahan pola dan cara menjalankan
suatu usaha dari sistem sebelumnya yang pernah ada, yang bertujuan memudahkan untuk
menjalankan suatu wirausaha. Untuk menjadi wirausaha yang sukses di perlukan langkah-
langkah transfomasi pola pikir dan paradigma. Ada empat langkah atau tahapan dalam proses
transformasi dalam enterpreneurship, yaitu:
1. Transformasi pola pikir (mindset) dan paradigma, yaitu sebuah transformasi pemikiran,
sikap, motif, semangat dan karakter untuk menjadi enterpreneurship yang cerdas.
2. Transformasi pola pikir dari yang biasa menggunakan logika ke pola pikir kreatif dalam
menemukan inspirasi, ide dan peluang bisnis.
3. Transformasi enterpreneurial dari bersikap entrepreneur (owner) menjadi pengelola bisnis
(intrapreneur atau enterpreneurial organizatin) yang profesional.
4. Transformasi enterpreneurial dari pola pikir owner menjadi pola pikir investor.
• Tahap Pertama
1. Tahap Pengenalan
2. Tahap Ketertarikan
3. Tahap Proses Gejolak Spiritual dan Emosi
4. Tahap Proses Mengambil Keputusan
• Tahap kedua
1. Tahap Mempersiapkan Diri
2. Tahap Merencanakan Kerangka Bisnis
3. Menjalankan, Mengelola, dan Mengembangkan bisnis harus sesuai dengan rencana
bisnis.
C. Inovasi dan Kreativitasi
Kreativitasi
Pengertian kreativitas menurut Santrock (2008: 366) adalah kemampuan berfikir tentang
sesuatu dengan cara baru dan tak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas sesuatu
problem. Sedangkan menurut Kuratko & Hodgetts (2007) bahwa kreatif merupakan ide
umum yang menghasilkan efisiensi atau efektivitas dalam sebuah sistem (Kuratko &
Hodgetts, 2007).
Kreativitas akan muncul apabila entrepreneur melihat sesuatu yang telah dianggap lama
dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Dengan demikian, sukses entrepreneur akan
tercapai apabila seseorang berfikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama
dengan cara-cara baru (Zimmerer, 2008: 51). Menghadapi persaingan yang semakin
kompleks dan persaingan ekonomi global, maka kreativitas menjadi sangat penting untuk
menciptakan keunggulan kompetitif, dan kelangsungan hidup bisnis. Dunia bisnis
memerlukan sumber daya manusia kreatif dan inovatif, dan berjiwa Entrepreneur. Sering
terjadi orang yang tidak berpendidikan tinggi berhasil dalam Entrepreneur, namun orang
yang berpendidikan tinggi diharapkan lebih kreatif dan inovatif. Prinsip dasar yang penting
adalah dalam Entrepreneur diperlukan orang-orang kreatif, inovatif, disiplin, memiliki daya
cipta, thingking new thing and doing new thing or create the new and different.
Ciri-ciri entrepreneur yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut menunjukkan
bahwa Intisari karakteristik seorang entrepreneur ialah kreativitas. Kreativitas tidak terjadi
begitu saja, tetapi memerlukan proses. Proses kreativitas merupakan syarat utama munculnya
entrepreneur dan merupakan pembangkitan ide dimana individu maupun kelompok berproses
menghasilkan sesuatu yang baru dengan lebih efektif dan efisien pada suatu sistem
(Kristanto, 2009: 25).
Menurut Suryana (2008:3) bahwa proses kreativitas hanya dilakukan oleh orang-orang
yang memiliki jiwa dan sikap Entrepreneur, yaitu:
Tujuan akhir dari kreativitas adalah keuntungan bagi bisnis, sehingga dapat tercapai
transformasi dan akselerasi bisnis ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan kreativitas, dapat
menciptakan ide-ide atau gagasan tentang produk ataupun cara menjalankan bisnis. Kemudian
ide tersebut dikembangkan sehingga dapat menjadi inovasi, yaitu ide yang dapat dijalankan dan
memberi nilai tambah atau keuntungan bagi perusahaan, yang pada gilirannya dapat
mengakselerasi pertumbuhan usaha dan mendorong proses transformasi bisnis menjadi lebih
besar dan berkembang (Prijosaksono, 2004: 72-73).
INOVASI
Proses inovasi kewirausahaan dihasilkan dari keyakinan, pemahaman tujuan yang jelas
untuk menghasilkan kesempatan. Proses dapat dilihat dari kehidupan nyata. Drucker (1998)
mengungkapkan proses inovasi didahului dengan pergi, melihat keluar, bertanya dan
mendengar apa yang terjadi dan akan terjadi di lingkungan usaha.
Ada empat macam tipe inovasi yang membangkitkan pertumbuhan kewirausahaan dalam
memulai kegiatan usaha, menghasilkan barang ataupun jasa (Koratko & Hodgetts, 2007:
149) yaitu:
1. invention. Menciptakan produk baru, jasa atau proses. Konsep tersebut memiliki
kecenderungan revolusioner,
2. extention. Ekspansi atau perluasan produk, jasa atau proses yang berhubungan
dengan eksistensi. Konsep tersebut membuat aplikasi yang berbeda dengan ide awal,
3. duplication. Proses melakukan replikasi terhadap produk, jasa atau proses yang sudah
ada. Duplikasi dilakukan terhadap produk dengan melakukan penambahan nilai dan
manfaat produk, seperti kemasan, assesoris, penambahan bentuk produk, vasilitas.
Duplikasi tidak hanya sekedar melakukan peniruan tetapi entrepreneur harus
menciptakan daya saing yang lebih baik, dan
4. synthesis. Proses sintetis merupakan proses melakukan kombinasi produk, jasa atau
proses yang sudah ada dengan memasukkan formulasi baru sehingga memiliki
kemampuan daya saing yang lebih tinggi, contohnya, pembayaran pulsa melalui
ATM.
Potensi kewirausahaan dapat digali atau membutuhkan penggalian inovasi secara nyata.
Entrepreneur dapat belajar, mengkombinasikan dengan kesempatan yang ada pada
lingkungan. Menurut Kristanto (2009:9) bahwa beberapa langkah prinsip memotivasi
keinovasian guna mempercepat proses kewirausahaan adalah:
Inovasi dan kreativitas berhubungan sangat erat, namun sesungguhnya berbeda makna.
Kreativitas berarti berfikir sungguh-sungguh mendapatkan ide-ide baru untuk menghasilkan
keuntungan. Sedangkan inovasi adalah proses mengubah ide-ide tersebut menjadi kenyataan
yang menguntungkan. Kreativitas tanpa inovasi adalah buang waktu, tetapi tidak mungkin
berinovasi tanpa melalui kreativitas (Prijosaksono & Bawono, 2004: 73).
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang
telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan
secara maksimal. Jadi kalau dihubungkan dengan kewirausahaan berarti kemampuan,
kekuatan yang dimiliki seseorang dalam berusaha atau melakukan suatu usaha..Secara
umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.\
• Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya
tangkap.
• Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan.
• Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan
seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara
khas di bawah aneka pengaruh luar.
Menurut “Howard Gardner”, potensi yang terpenting adalah intelegensi, yaitu sebagai
berikut:
Potensi diri sebaiknya dikembangkan dengan cara berusaha dengan keras. Karena potensi
ini tidak akan berpengaruh bila kita tidak berusaha untuk mengembangkan dan
mewujudkanya.
Seoarang wirausaha agar selalu bertahan dalam kewirausahaan harus memiliki sifat-sifat
seperti berikut:
1. Percaya Diri.
Wataknya : Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2. Berorientasikan Tugas dan Hasil.
Wataknya:Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.
3. Pengambil Resiko.
Wataknya : Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan
4. Kepemimpinan.
Wataknya : Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.
5. Keorisinilan.
Wataknya : Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
6. Berorientasi ke Masa Depan.
Wataknya : Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa
depan.
7. Jujur dan tekun.
Wataknya : Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja
8. Berjiwa besar
Setiap hal yang dilakukan tak jarang akan berakibat pada kegagalan. Namun jika Anda
memiliki jiwa wirausaha, seharusnya hal ini tidak akan membuat Anda merasa kalah. Justru,
semangat Anda terpacu untuk maju dan berusaha lebih baik lagi.Ketika ide Anda ditolak,
atau misalnya ada karyawan baru yang dinilai lebih aktif, maka Anda harus berjiwa besar dan
justru menjadi semangat Anda untuk maju,dan mencari ide yang lebih kreatif yang lain untuk
suatu masalah yang lain pula.Pantang menyerah dan terus usaha,itu kunci Anda untuk sukses.
1. The Improver.
Kita memiliki kepribadian ini jika kita menjalankan bisnis dengan menonjolkan gaya
improver alias ingin selalu memperbaiki. Kita menggunakan perusahaan yang kita miliki
untuk memperbaiki dunia.Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan
wirausaha.Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi.
Personality Alert: Waspadai sifat kita yang cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis
terhadap karyawan dan pelanggan.
2. The Advisor.
Tipe kepribadian wirausaha seperti ini bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi
bagi para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita harus
melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka.
Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan bisnis mereka dan
pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan mereka sendiri dan bisa-bisa malah
cape hati sendiri. Contoh Entrepreneur: John W. Nordstrom, pendiri Nordstorm.
3. The Superstar.
Inilah wirausaha yang pusatnya dikelilingi oleh kharisma dan energi tinggi dari Sang CEO
Superstar.Wirausaha dengan kepribadian seperti ini biasanya membangun usaha mereka
dengan personal brand mereka sendiri.
Personality Alert: Wirausaha dengan tipe ini bisa menjadi terlalu kompetitif dan workaholics.
4. The Artist.
Kepribadian wirausaha seperti ini biasanya senang menyendiri tapi memiliki kreativitas yang
tinggi.Mereka biasanya sering kali ditemukan di bisnis yang membutuhkan kreativitas seperti
ada perusahaan periklanan, web design, dll.
Personality Alert: Wirausaha tipe ini bisa jadi terlalu sensitif terhadap respon pelanggan kita,
walaupun kritik dari mereka bersifat membangun.
5. The Visionary.
Sebuah usaha yang dibangun oleh seorang visioner biasanya berdasarkan visi masa depan
dan pemikiran pendirinya. Anda memiliki keingintahuan yang tinggi untuk mengerti dunia di
sekeliling Anda dan akan membuat rencana untuk menghindari segala macam rintangan.
Personality Alert: Seorang visioner bisa jadi terlalu fokus pada mimpi mereka dan kurang
berpijak pada realitas. Dan jangan lupa, menyertai visi kita dengan melakukan tindakan
nyata.
6. The Analyst.
Jika kita menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan kita biasanya memfokuskan
pada penyelesaian masalah dalam suatu cara sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu
pengetahuan, keahlian teknis atau komputer, seorang analis perusahaan biasanya hebat dalam
memecahkan masalah.
7. The Fireball.
Sebuah usaha yang dimiliki oleh si Bola Api ini biasanya dioperasikan dengan penuh hidup,
energi dan optimisme.Pelanggan merasa perusahaan kita dijalankan dengan tingkah laku
yang menyenangkan.
Personality Alert: Kita bisa jadi berkomitmen yang berlebihan terhadap tim kita dan
bertingkah laku terlalu impulsif. Seimbangkan keimpulsivan kita dengan rencana bisnis.
8. The Hero.
Kita memiliki kemauan dan kemampuan yang luar biasa dalam memimpin dunia dan bisnis
kita melalui segala macam tantangan.Kita adalah inti dari kewirausahaaan dan bisa
mengumpulkan banyak perusahaan besar.
Personality Alert: Terlalu mengumbar janji dan menggunakan taktik kekuatan penuh untuk
mendapatkan sesuatu dengan cara kita tidak akan berhasil dalam jangka waktu panjang.
Untuk menjadi sukses, percayailah keterampilan kepemimpinan kita untuk menolong orang
lain menemukan jalan mereka.
9. The Healer.
Jika kita adalah seorang ‘penyembuh’, kita bersifat pengasuh dan penjaga keharmonisan
dalam usaha kita.Kita memiliki kemampuan bertahan yang luar biasa dan keteguhan disertai
dengan ketenangan dari dalam.
Personality Alert: Karena sifat perhatian kita dan kepenyembuhan kita dalam menjalankan
usaha, Kita bisa jadi menghindari realitas di luar sana dan selalu terlalu berharap. Gunakan
skenario perencanaan untuk persiapan datangnya masalah.
Dengan mengetahui 9 tipe kepribadian dalam menjalankan sebuah usaha, kita bisa lebih
terarah dalam membangun bisnis . Tapi yang tak kalah pentingnya adalah pengetahuan
mengenai seluk beluk bisnis itu sendiri, termasuk bagaimana cara memasarkannya.
E. Motivasi Berprestasi
Motivasi adalah serangkaian kekuatan yang menyebabkan orang berperilaku dalam cara
tertentu (Soeryanto S, 2009: 249). Pengertian motivasi menurut Buhari Alma (2008: 89)
adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan,
dorongan atau impuls. Motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Motif
dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang.
Produktivitas sesuatu pekerjaan sangat tergantung kepada kemampuan para pekerja untuk
bekerja lebih giat. Agar pekerja lebih giat melakukan pekerjaan, maka mereka perlu
diberikan motivasi dengan berbagai cara. Pada umumnya, tingkah laku manusia dilakukan
secara sadar, artinya selalu didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Disinilah letaknya peran penting dari motivasi.
Selanjutnya, menurut Kristanto (2009: 13) bahwa motivasi adalah suatu faktor yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga
motivasi dapat diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang. Motivasi orang melakukan
bisnis sering berbeda. Keanekaragaman, ini menyebabkan perbedaan dalam perilaku yang
berkaitan dengan kebutuhan dan tujuan.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri atau motivasi intrinsik maupun dari luar
individu atau motivasi ekstrinsik. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu, ditentukan
kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupanlainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri
bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya
pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal
yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan dan faktor pendorong ini mungkin disadari oleh individu, tetapi mungkin juga
tidak, sesuatu yang konkrit ataupun abstrak. Para ahli sering menjelaskan perilaku individu
ini dengan tiga pertanyaan pokok, yaitu: Apa (what), Bagaimana (How), dan Mengapa
(Why). Apa yang ingin dicapai oleh individu atau apa tujuan individu, bagaimana cara
mencapainya, dan mengapa individu melakukan kegiatan tersebut (Sukmadinata, 2009: 60).
Apa yang ingin dicapai individu mungkin saja sama, tetapi bagimana mencapainya dan
mengapa individu ingin mencapainya mungkin berbeda. Walaupun ketiga hal tersebut
bervariasi tetapi ketiga komponen perilaku individu tersebut selalu ada dan merupakan satu
kesatuan,sebagaimana dapat diilustrasikan seperti pada Gambar di bawah ini
Menurut Kristanto (2009: 13) bahwa seorang entrepreneur termotivasi untuk melakukan
kegiatan usaha dengan berbagai alasan: (a) independensi; (b) pengembangan diri; (c) alternatif
unggul terhadap pekerjaan yang tidak memuaskan; (d) penghasilan; dan (e) keamanan. Berbagai
macam teori motivasi juga mampu menjelaskan motivasi orang melakukan kegiatan usaha
sebagai seorang entrepreneur.
Permasalahan
Pendampingan dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat STIE Pelita Nusantara. Pendampingan
dilakukan dengan memberi masukan dan solusi seputar permasalahan yang dihadapi SMK Pelita
Nusantara I dalam mengembangkan mindset wirausaha bagi siswa siswinya.
Implementasi
Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan pasca
pelaksanaan. Tahap Persiapan, meliputi kegiatan perijinan kepada pihak terkait tentang
pelaksanaan pengabdian masyarakat ini. Selain perijinan, juga disiapkan jadwal kegiatan selama
pengabdian masyarakat dan pembagian tugas tim pengabdian masyarakat STIE Pelita Nusantara.
Tahap Pelaksanaan, akan dilaksanakan pelatihan motivasi agar siswa-siswi aktiv dalam program
pengabdian msyarakat ini, Pelatihan pembentukan mindset kewirausahaan dan pembuatan digital
marketing yang menarik. Program pendampingan berlangsung di SMK Pelita Nusantara I.
Tahap Pasca Pelaksanaan, berupa evaluasi kegiatan dengan memberikan kuesioner kepada
peserta pendampingan. Peserta diberikan pertanyaan seputar perubahan mindset berwirausaha
serta manfaat digital marketing pada usaha rintisan mereka.
Pengabdian masyarakat telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Nusantara I.
Pendampingan terhadap siswa-siswa SMK Pelita Nusantara I dilakukan salah satunya dengan
memberikan pelatihan bagi semua peserta. Peserta pelatihan yaitu siswa siswi kelas X, XI dan
XII yang telah melakukan rintisan usaha. Pelatihan telah diadakan pada bulan Agustus 2021
dengan mengangkat tema tentang membangun mindset wirausaha bagi generasi Z di SMK Pelita
Nusantara I Semarang.
Pendampingan dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat STIE Pelita Nusantara. Pendampingan
dilakukan dengan memberi masukan dan solusi seputar permasalahan yang dihadapi SMK Pelita
Nusantara I dalam mengembangkan mindset wirausaha bagi siswa siswinya. Tolok ukur
keberhasilan program pengabdian masyarakat ini adalah berubahnya mindset kewirausahaan
siswa-siswi SMK Pelita Nusantara I sehingga mampu melaksanakan rintisan usaha dan mampu
membuat proposal pendanaan rintisan usaha. Jenis-jenis usaha yang telah dimiliki oleh siswa-
siswi SMK Pelita Nusantara yang mengikuti pelatihan antara lain produk peternakan (burung),
penjualan online kosmetik, makanan ringan (snack), fashion dll.
A. Kesimpulan
Ada beberapa poin yang dapat disimpulkan dari uraian di atas, yaitu: Transformasi
kewirausahaan adalah suatu sistem perubahan pola dan cara menjalankan suatu usaha dari
sistem sebelumnya yang pernah ada, yang bertujuan memudahkan untuk menjalankan suatu
wirausaha.Entrepreneur Mindset yaitu seperangkat keyakinan, proses berpikir dan cara
memandang dunia yang mendorong perilaku wirausaha, inilah entrepreneurship mindset.
Seorang entrepreneur memiliki keyakinan kuat bahwa hidup dapat diperbaiki dan menjalani
hidup dengan cara mereka sendiri bisa dilakukan. Growth Mindset adalah pola pikir yang
memiliki ciri-ciri: (1) berani menghadapi tantangan (2) bertahan saat sulit (3) memandang
usaha sebagai jalan (4) belajar dari kritikan (5) belajar dan terinspirasi dari kesuksesan orang
lain. Ada empat komponen utama Entrepreneurial mindset, yaitu: 1) Gaya intuitif kognitif; 2)
Entrepreneur Alertness; 3) Metakognisi; 4) Resource. Ada tiga cara mengembangkan
Entrepreneurial mindset, yaitu: 1) Develop Self-Leadership Habits; 2) Develop Habits of
Creativity; 3) Develop of Habits of Improvisation.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan
dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah yang kami
susun tersebut.Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi memberika kritik dan
saran yang tentunya membangun kepada kami, demi mencapainya kesempurnaan dalam makalah
ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pada khususnya seluruh pembaca makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Widaryanti, dkk. Model Pembentukan Mindset Kewirausahaan bagi Generasi Z pada
Siswa SMK Pelita Nusantara 1 Semarang. Jurnal Abdimas Indonesia, Vol. 1. No.3
Dr. Ir. Hasanah, M.T, 2016. Entrepreneurship Membangun Jiwa Entrepreneur Anak
melalui Pendidikan Kejuruan. Makasar: Cv. mjsvel Aini Jaya.
Ariyanto Aris, dkk, 2021.Entrepreneurial Mindset & Skill. Sumatera Barat: Insan
Cendikia Mandiri