Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan topik
“Merencanakan Usaha Boga” yang dimana makalah ini sebagai tugas kami dalam
menempuh mata kuliah Manajemen Usaha Boga.
Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas
koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Maka dari itu, kritik dan saran sangat terbuka bagi
kami demi perbaikan tugas selanjutnya. Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah
ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi
para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha jasa boga saat ini memiliki potensi yang besar karena makanan sendiri
merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Pada zaman sekarang, manusia yang
terbilang sibuk memerlukan segala hal yang praktis, maka orang yang tidak dapat makan
bersama keluarga di dalam rumah memerlukan pelayanan makanan di luar rumah yang
diselenggarakan secara khusus dalam skala besar atau kecil, sehingga memanfaatkan
industri jasa boga, seperti industri katering. Saat ini, persaingan industri katering sudah
sangat kompetitif. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya industri katering yang
bermunculan, baik dalam skala besar maupun kecil.
Produk masakan yang dihasilkan di katering menjadi penentu perkembangan
suatu industri katering, diantaranya dalam hal rasa, kebersihan, serta penampilan.
Keamanan pangan sampai saat ini sering menjadi hal yang tidak diperhatikan. Masyarakat
akan menyadari jika sudah terdapat kejadian seperti pada kasus keracunan makanan.
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi (UU RI
No.18, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Mengidentifikasi pangsa pasar, untuk mengetahui:
a. Bagaimana daya beli masyarakat ?
b. Bagaimana daya saing yang ada ?
c. Bagaimana lokasi penjualan ?
d. Bagaimana strategi pemasaran?
2. Bagaimana cara menghitung kebutuhan tenaga kerja ?
3. Bagaimana menentukan struktur organisasi?
4. Bagaimana menentukan cara pendistribusian produk ke konsumen ?
5. Bagaimana menentukan perolehan modal usaha?
C. Tujuan
1. Mengidentifikasi pangsa pasar, untuk mengetahui:
a. Daya beli masyarakat
b. Daya saing yang ada
c. Lokasi penjualan
d. Strategi pemasaran
2. Untuk mengetahui menghitung kebutuhan tenaga kerja
3. Untuk mengetahui menentukan struktur organisasi
4. Untuk mengetahui menentukan cara pendistribusian produk ke konsumen
5. Untuk mengetahui menentukan perolehan modal usaha
BAB II
PEMBAHASAN
Berapa banyak jumlah masyarakat yang mampu membeli produk yang akan
diluncurkan (daya beli masyarakat). Harga dari produk yang akan dipasarkan
merupakan faktor utama dalam kelancaran penjualan suatu produk karena itu daya
beli masyarakat sekitar harus benar-benar diperhatian.
Di bawah ini diberi contoh untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja secara
sederhana; untuk menghitung berapa kebutuhan tenaga kerja kita harus melihat
beberapa komponen antara lain sbb:
Jumlah hari dalam 1 tahun (a) =365 hari
Jumlah hari kerja effektif dalam 1 tahun (b) =275 hari (diperoleh dari jumlah
hari dalam satu tahun= 365 hari dikurangi jumlah hari minggu dalam satu
tahun= 52 hari, hari libur nasional diprediksi= 15 hari, prediksi mengikuti
pelatihan= 3 hari, prediksi ijin sakit= 5 hari, ekstra libur karena tugas malam=
15 hari Jumlah jam kerja efektif per hari =7 jam
Jumlah Jam kerja efektif (e) =5,3 Jam (dari jumlah hari kerja efektif = 275
hari, dikali jam kerja per hari= 7 hari, dibagi jumlah hari dalam setahun= 365
hari) = (275 x 7) : 365 = 5,351 = 5,273 = 5,3
“h” adalah waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas. “h” diperoleh
dari hasil kali antara waktu yg dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas untuk
satu shift (7 jam) dikali dengan jumlah beban kerja dalam hal ini 3 shift @ 7
jam = 21 jam. Jadi “h” = 7 x 21 = 147
Selanjutnya rumus yang digunakan dalam menghitung jumlah tenaga kerja :
(a x h) : (b x e)
Sehingga jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk satu unit kerja dalam 3
shift adalah :
(a x h) : (b x e) = (365 x 147) : (275 x 5,3) = 53655 : 1457.5 = 36,8
Hasilnya dibulatkan menjadi = 37 orang.
Jadi untuk melaksanakan pengolahan makanan di katering industri untuk 3
shift diperlukan 37 orang tenaga. Untuk setiap shift membutuhkan tenaga
pengolahan sebanyak kurang lebih 12 orang.
C. Struktur Organisasi
Organisasi pada usaha penyelenggaraan makanan merupakan suatu sistem pengurusan
pelaksanaan kerja agar supaya lebih sistematik.
1. Organisasi Personalia Dapur Di Indonesia struktur organisasi dapur ada 2 jenis
yaitu susunan organisasi dapur Indonesia dan susunan organisasi dapur
kontinental. Untuk efisiensi dalam penyediaan tenaga kerja, dalam dapur produksi
yang tidak besar beberapa bagian bisa dijadikan satu.
c. Tugas Commis
Merupakan tangan kanan chef de partie
Menggantikan tugas chef de partie apabila chef de partie
berhalangan atau cuti
Bertanggung jawab penuh atas peralatan di seksinya Tugas chef
de partie Saucier
Menjaga kebersihan dan kesehatan dapur
Menyiapkan hidangan daging, unggas dan binatang buruan
yang tidak diolah dengan teknik dibakar (grilling), teknik
panggang (roasting) dan oven (baking)
Menyiapkan aneka saos (sauce) yang sesuai untuk hidangan
daging, unggas dan binatang buruan
Menyiapkan hidangan pembuka panas (warm hors d’oeuvres),
kecuali sup (soup).
Menyiapkan hiasan hidangan (garnish) yang sesuai untuk setiap
hidangan yang diolah
2. Modal Pinjaman.
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman.
Penggunaan modal pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan menimbulkan
beban biaya bunga, administrasi, serta biaya provisi dan komisi yang besarnya
relatif. Penggunaan modal pinjaman mewajibkan pengembalian pinjaman setelah
jangka waktu tertentu
Keuntungan modal pinjaman adalah:
a) Jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
b) Menimbulkan motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan usaha
dengan sungguh-sungguh karena adanya kewajiban untuk mencicil
pinjaman dan membayar bunganya pada waktu yang sudah ditentukan.
Kekurangan modal pinjaman adalah:
a) Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan administrasi
b) Harus dikembalikan pada waktu yang sudah ditentukan
c) Menimbulkan beban moral karena dibatasi oleh jangka waktu
pengembalian modal dan bunganya
Sumber dana dari modal asing atau pinjaman dapat diperoleh dari:
a. Pinjaman dari lembaga perbankan
b. Pinjaman dari lembaga keuangan
c. Pinjaman dari perusahaan non keuangan.
3. Modal Campuran
Modal campuran adalah modal yang diperoleh dari modal sendiri ditambah
dengan modal yang diperoleh dari modal pinjaman.
Kelebihan modal campuran yaitu pengusaha dapat mengatur komposisi modal
yang diperlukan secara seimbang. Artinya persentase modal pinjaman disesuaikan
dengan kebutuhan atas kekurangan modal sendiri.
1. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan suatu alat formulasi strategi yang dapat dilakukan untuk
mempersiapkan suatu usaha. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan suatu kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Analisis SWOT dapat digunakan untuk pengenalan diri dan sekaligus sebagai analisis
atau kajian mengenai kedudukan perusahaan pada suatu saat, khususnya dikaitkan
dengan strategi dalam rangka mencapai tujuan. Dengan diketahuinya posisi usaha kita
untuk selanjutnya dapat menentukan kemana unit usaha akan diarahkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Setelah menetapkan tujuan bisnis, maka langkah selanjutnya adalah memilih sasaran-
sasaran yang secara bertahap dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Yang perlu diingat
dalam menentukan sasaran adalah memperhatikan tiga kreteria yaitu: 1) kuantitatif
(artinya sasaran dapat diukur dengan angka), 2) realistik (artinya sasaran dapat dicapai
berdasarkan sumber daya dan kesempatan yang dimiliki peruasahaan) dan 3)
konsisten (artinya sasaran yang ditentukan harus selaras). Sasaran dapat dibuat untuk
jangka panjang atau jangka pendek.
a. Tujuan umum: Misalnya: tersusunnya rancangan suatu restoran sebagai salah satu
unit usaha dan sumber belajar untuk meningkatkan ketrampilan dan jiwa
kewirausahaan siswa serta memberikan income generating bagi lembaga.
b. Tujuan khusus: Misalnya akan mendirikan suatu usaha boga berupa restoran:
Tersusunnya hasil identifikasi kondisi fisik dan fasilitas di mana restoran akan
didirikan/dibuka.
Menggambarkan secara umum peralatan dan furniture yang dimiliki serta rancangan
desain tata ruang atau lay out .
gambaran peranan siswa dan guru dalam proses pengelolaan, restoran apakah sebagai
cook, pramusaji, administrasi atau manager. Bagaimana sistem rolling atau shift,
operasional buka restoran yang diterapkan dan sebagainya.
Tersusunnya rancangan teknis dan produksi yang akan diterapkan di restoran yang
akan dibuka. Menggambarkan jenis atau variasi menu makanan dan minuman yang
akan dijual, teknik pengolahan dan penyajian yang akan digunakan, perhitungan harga
jual dan sistem pengadaan dan penyimpanan bahan. Pengadaan bahan apakah
menggunakan supplier atau ke pasar sendiri. Apakah akan menggunakan sistem
konsinyasi untuk pengadaan jenis-jenis makanan atau kue yang dijual di restoran dan
sebagainya.
kebutuhan modal untuk pendirian restoran antara lain: bangunan restoran, furniture
service, kitchen area dan dekorasi restoran. Struktur penggajian, sistem pembukuan,
keuangan (pengelolaan dana dan sumber dana) arus kas, kondisi ekonomi yang
diharapkan dan analisis Titik Impas atau Break Even Point.
3. Spesifikasi Usaha
4. Pentingnya Perancangan
5. Manfaat Perancangan
Sesuatu yang dapat dirasakan dan memberikan nilai tambah baik bagi siswa, sekolah
maupun pihak lain.
6. Asumsi Perancangan
Misalnya: a) tersedianya lahan yang luas dan benar-benar dapat dimanfaatkan untuk
pendirian suatu restoran, b) ada sumber modal yang akan mendukung pendirian
restoran dan c) kesiapan mental siswa dan guru untuk mengelola suatu restoran.
7. Implementasi Usaha
Implementasi usaha adalah proses yang merubah rencana menjadi aktivitas yang
meyakinkan bahwa aktivitas tersebut memenuhi tujuan sesuai dengan yang
direncanakan. Ketika perencanaan menanyakan apa dan mengapa, maka implementasi
menanyakan siapa, dimana, kapan, dan bagaimana.
8. Pengendalian/pengawasan
9. Keterbatasan Perancangan
Berbagai hal yang pada kenyataannya tidak dapat dilaksanakan secara maksimal
misalnya: aspek permodalan, fasilitas produksi, pelayanan yang masih terbatas dan
profesionalisme serta manajemen yang masih kurang baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jasa boga atau yang lebih dikenal dengan katering adalah istilah umum untuk
wirausaha yang melayani pemesanan berbagai macam masakan (makanan dan
minuman) baik untuk pesta maupun untuk penunjang kebutuhan suatu instansi. Pada
ruang lingkup pengertian linguistik, dalam bahasa Inggris dikenal istilah food service
(catering industry). Sementara pendapat umum mengenai jasa boga sebagai industri
katering merupakan bentuk usaha boga (makanan), yang melatarbelakangi tumbuh
dan berkembangnya bisnis dan industri makanan.
Dalam rencana usaha boga, terlebih dahulu dapat melakukanarket Risearch: Hal hal
yang di lakukan di dalam market research adalah;
1. Menentukan tema usaha dan menjalankan usaha jasa boga
2. memerlukan suatu konsep yang jelas, sehingga untuk mencapai pangsa pasar yang
di tuju maka harus menentukan konsep atau tema usaha. Salah satu contoh yang dapat
di aplikasikan di dalam usaha misalnya Sport café, Wine & dinning, Oriental
restaurant, European restaurant dan masih banyak lagi tema yang dapat kita usung.
4. Bentuk hidangan
5. Menentukan cara penyajian. Ada tiga cara penyajian yang biasa di gunakan di
dalam menjalankan usaha restaurant, rumah makan, catering;
a) Buffet service ( pelayanan prasmanan )
b) Alacarte Service
c) Pakcage Service
7. Lokasi usaha
Organisasi usaha catering/restaurant Pelaksanaan
8. Membuat rencana kerja
9. Membuat jadwal kerja
10. Melaksanakan pembagian kerja
11. Membuat aturan kerja
12. Pengawasan
13. Pelaksanaan pengawasan di lakukan oleh orang orang yang mempunyai jiwa
kepemimpinan, dan mempunyai pengetahuan dan kemampuan di bidang usaha jasa
boga.
B. Saran
Dalam melakukan sebuah rencana usaha boga atau bidang makanan, sebaiknya
melakukan riset pasar dalam berbagai aspek dan analisis pun perlu dilakukan. Salah
satu analisis yang baik dan efektif adalah dengan menerapkan Analisis SWOT untuk
dapat mengukur tingkat kesiapan usaha maupun keberlangsungan usaha boga
nantinya saat dijalankan. Selain itu perlu, perencanaan yang matang terkait usaha atau
jenis usaha boga yang akan digeluti dan melakukan kajian mendalam untuk
memahami usaha kita lebih baik. Perencanaan sangat penting mengenai apa yang
harus dilakukan tahap demi tahap dan langkah selanjutnya apa yang harus
dipersiapkan.