Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN HASIL OBSERVASI

IMPLEMENTASI KOMPETENSI GURU DALAM


MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI
TK AVICENNA JAGAKARSA
JAKARTA SELATAN
Laporan observasi ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Rugaiyah, M.Pd
Marliza, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Muthia Annisa 1103617106
2. Nur Aulia Rahmah 1103617047

MP 2017 A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Berkat,
Rahmat, karunia dan izin-Nya. sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan
penelitian dengan baik serta dapat menyelesaikan laporan penelitian sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang mengubah tatanan kejahilian
menuju tatanan islamiyah, sehingga keindahan islam masih bisa kita rasakan
sampai saat ini.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia yang berjudul “Implementasi Kompetensi Guru Dalam
Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini di Tk Avicenna Jagakarsa”.
Untuk itu kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak atas
segala bantuan, bimbingan, dukungan, arahan dan partisipasi demi kelancaran
kegiatan penelitian. Ucapan terimakasih ini terutama kami sampaikan kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Rugaiyah, M.Pd. & Marliza, M.Pd., selaku dosen mata
kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Ibu Susan selaku Kepala Sekolah Taman Kanak - Kanak Avicenna
Jagakarsa dan juga pihak sekolah Taman Kanak – Kanak Avicenna
Jagakarsa yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan penelitian
3. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan.

Dalam susunan laporan kami menyadari bahwa laporan ini tidaklah dapat
dikatakan sempurna, kami masih membutuhkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun agar laporan ini bisa menjadi bahan bacaan yang berguna, berbobot,
menarik dan bermanfaat sesuai dengan tujuan disusunnya laporan ini sebagaimana
layaknya.
Jakarta, 19 Desember 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kompetensi Guru ...................................................................................... 4


B. Kreativitas ................................................................................................. 17
C. Anak Usia Dini .......................................................................................... 23

BAB III HASIL OBSERVASI

A. Gambaran Umum Tempat Observasi ........................................................ 28


1. Identitas Sekolah ................................................................................. 28
2. Sejarah Sekolah ................................................................................... 28
3. Profil Sekolah ...................................................................................... 29
4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................................... 32
5. Data Peserta Didik............................................................................... 34
B. Deskripsi Hasil Observasi ......................................................................... 35
1. Hasil Wawancara dengan Guru TK Avicenna Jagakarsa ................... 35
2. Daftar Pertanyaan Bahan Panduan Wawancara dengan Guru TK
Avicenna Jagakarsa Kelompok A ....................................................... 38
3. Daftar Pertanyaan Bahan Panduan Wawancara dengan Guru TK
Avicenna Jagakarsa Kelompok B ....................................................... 49
4. Hasil Observasi Uraian Kegiatan Harian di TK Avicenna Jagakarsa . 55

iii
BAB IV ANALISIS HASIL OBSERVASI

A. Analisis Hasil Observasi, Wawancara dan Uraian Kegiatan Harian ........ 71


1. TK Avicenna Jagakarsa Kelompok A ................................................. 71
2. TK Avicenna Jagakarsa Kelompok B ................................................. 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 76
B. Saran .......................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia dituntut menjadi professional
merupakan tuntutan jabatan, pekerjaan ataupun profesi. Hal penting yang
menjadi aspek bagi sebuah profesi, yaitu sikap professional dan kualitas kerja.
Tidak terkecuali untuk guru, tugas guru yang identic dengan mengajar,
mendidik, membimbing, mengasuh dan memberikan contoh teladan bagi
siswanya untuk keberlangsungan hidup di masa yang akan datang.
Profesionalisme menuntut keseriusan kompetensi yang memadai, sehingga
seorang dianggap layak untuk melaksanakan sebuah tugas.
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia.
Salah satu periode yang menjadi ciri masa usia dini adalah periode keemasan
karena merupakan periode yang fundamental bagi perkembangan anak sampai
periode terakhir.. Namun disisi lain anak usia dini berada pada masa kritis,
yaitu masa keemasan anak tidak akan dapat diulang kembali pada masa-masa
berikutnya, jika potensi-potensi yang dimiliki AUD tidak distimulasi secara
optimal dan maksimal, maka akan menghambat perkembangan anak
berikutnya.
Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan anak pra sekolah telah
diatur dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dengan
menemukan cara pandangbaru tentang pendidikan anak yaitu konsep
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada tahun 2003. Gagasan PAUD pada
dasarnya ingin mempertajam kembali konsep pendidikan anak pra sekolah
sebagai pandanganawal sesuai dengan konteks jaman.
Banyaknya yayasan-yayasan yang mendirikan PAUD atau TK,
membuat kecurigaan apakah manajemen ketenagakerjaan yang diterapkan
oleh yayasan-yayasan tersebut dalam merekrut pendidik khusus anak usia dini
memang berpedoman pada kompetensi guru PAUD yang harus dimiliki.

1
2

Urgensi dari kompetensi guru PAUD memiliki kesinambungan yang


berbanding lurus dengan bagaimana guru tersebut mampu dalam
mengembangkan pembelajaran PAUD, dikarenakan PAUD memiliki ciri khas
yaitu pembelajaran sambil bermain atau membawa pemebelajaran ke dunia
permainan anak. Kegiatan KBM pun seharusnya mampu menumbuhkan
kreativitas, karena aspek kreatif merupakan stimulus yang paling baik untuk
menggali segala potensi-potensi yang dimiliki oleh AUD.
Kesanggupan guru untuk melakukan pembelajaran yang bercirikhas
PAUD dan kreatif selalu ditentukan sejauh mana guru memiliki kompetensi
yang mumpuni. Menanggapi munculnya keresahan-keresahan diatas, maka
kami melakukan observasi dan wawancara mengenai bagaimana implementasi
kompetensi guru dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini di TK
Avicenna.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru ?
2. Apa yang dimaksud dengan kreativitas ?
3. Apa yang dimaksud dengan anak usia dini ?
4. Bagaimana implementasi kompetensi guru dalam mengembangkan
kreativitas di TK Avicenna Jagakarsa?
5. Apa saja indikator-indikator kreativitas anak yang dapat dimanfaatkan di
TK Avicenna Jagakarsa?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kompetensi guru
2. Untuk mengetahui pengertian dari kreativitas
3. Untuk mengetahui pengertian dari anak usia dini
4. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kompetensi guru dalam
mengembangkan kreativitas di TK Avicenna Jagakarsa
5. Untuk mengetahui apa saja indikator-indikator kreativitas anak yang dapat
dimanfaatkan di TK Avicenna Jagakarsa.
3

D. Manfaat Penulisan
Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
1. Manfaat akademis
Observasi ini erat hubungannya dengan mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia, karena membahas tentang kompetesi guru juga bagaimana
cara mengembangkan kreativitas dikalangan anak usia dini.
2. Manfaat dalam implementasi atau praktik.
Observasi ini memfokuskan kepada instansi dalam menerapkan serta
memproses kompetensi guru dan kreativitas anak usia dini yang secara
praktik dan implementasi dapat diterapkan dan dicontoh setelahnya.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi Guru
“Teacher Is The Heart Of Quality Education.” (Bahrul Hayat,
2005). Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa guru merupakan salah satu
indikator yang menentukan kualitas pendidikan. Bagus tidaknya kualitas
pendidikan akan terlihat dari kinerja dan kompetensi guru sebagai
pendidik yang melaksanakan proses pembelajaran. Guru merupakan kunci
keberhasilan pendidikan, dengan tugas profesionalnya, guru berfungsi
membantu peserta didik untuk belajar dan berkembang; membantu
perkembangan intelektual, personal dan sosial warga masyarakat yang
memasuki sekolah (Cooper, 1982). Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (PP 19 :
2005 pasal 1.1).
Kompetensi dalam Bahasa Inggris disebut competency, merupakan
kebulatan penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang
ditampilkan melalui unjuk kerja yang dicapai setelah menyelesaikan suatu
program pendidikan. Menurut Echols dan Shadly “Kompetensi adalah
kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan
memanfaatkan sumber belajar”. 1
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan

1
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru : Melalaui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan
Praktik, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 27

4
5

rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan


nasional” yang meliputi:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1);
b. Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran
yang diajarkan;
c. Sertifikat profesi guru (minimal 36 SKS di atas D-IV/S1)
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan”.2 Pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi
guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu:
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi
pemahaman guru terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dalam
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Pendidik dan
Kependidikan dikemukakan bahwa kompetensi pedagogic merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa yang
sekurang – kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan
mengelola pembelajaran),
b) Pemahaman terhadap siswa,
c) Perancangan pembelajaran,
d) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
e) Pemanfaatan teknlogi pembelajaran

2
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
h. 25
6

f) Evaluasi hasil belajar, dan


g) Pengembangan siswa3
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. Berikut
merupakan penejalasan dari poin – poin pengertian kompetensi
kepribadian di atas
a) Memiliki kepribadian mantap dan stabil,
b) Memiliki kepribadian yang dewasa,
c) Memiliki kepribadian yang arif,
d) Memiliki kepribadian yang berwibawa,
e) Menjadi teladan bagi siswa., dan
f) Memiliki akhlak mulia4
3) Kompetensi Profesional
Istilah Profesional berasal dari kata profession (pekerjaan)
yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan.5 Komptensi
professional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan dasar tenaga
pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai
guru. Ia akan disebut professional, jika ia mampu menguasai keahlian
dan keterampilan teoritik dan praktik proses pembelajaran serta
mengaplikasikannya secara nyata.6 Secara rinci, kemampuan
professional dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuaan yang
sesuai dan mendukung bidang keahlian/bidang studi yang diampu.

3
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru),
(Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2013), h. 103
4
Janawi, Kompetensi Guru (Citra Guru Profesional), (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 99
5
Ibid., h. 105
6
Ibid, h. 99
7

b) Memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi (TIK) untuk


meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai bidang studi yang
diampu.
c) Menguasai filosofi, metodologi, teknis dan fraksis penelitian dan
pengembangan ilmu yang sesuai dan mendukung bidang
keahliannya.
d) Mengembangkan diri dan kinerja profesionalitasnya dengan
melakukan tindakan reflektif dan penggunaan TIK.
e) Meningkatkan kinerja dan komitmen dalam pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat.7
4) Kompetensi Sosial
Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (3) dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan
guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomuniakasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.8
Kompetensi sosial menurut Slamet (Syaiful 2013) terdidi dari Sub-
Kompetensi:
a) Memahami dan menghargai perbedaan (respek) serta memiliki
kemampuan mengelola konflik dan benturan;
b) Melaksanakan kerjasama secara harmonis dengan kawan sejawat,
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, dan pihak-pihak terkait
lainnya;
c) Membangun kerja tim (teamwork) yang kompak, cerdas, dinamis
dan lincah;
d) Melaksanakan komunikasi (oralm tertulis, tergambar) secara
efektif dan menyenangka dengan seluruh warga sekolah, orang tua
peserta didik, dengan kesadaran sepenuhnya bahwa masing-

7
Ibid., h.48
8
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offdet,
2012), h. 173
8

masing memiliki peran dan tanggung jwan terhadap kemajuan


pembelajaran;
e) Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan
perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya;
f) Memiliki kemampuan mendudukkan dirinya dalam sistem nilai
yang berlaku di masyarakat sekitarnya.9
2. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam
bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
3. Standar Kompetensi Guru
Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat
kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang
dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas
SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK* sebagai berikut.

Tabel 1
Standar Kompetensi Guru PAUD/TK/RA
NO. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
Kompetensi Pedagogik
1. Menguasai karakteristik Memahami karakteristik peserta didik
peserta didik dari aspek fisik, usia TK/PAUD yang berkaitan
moral, sosial, kultural, dengan aspek fisik, intelektual, sosial-
emosional, dan intelektual. emosional, moral, dan latar belakang
sosial-budaya.

9
Ibid., h. 40
9

Mengidentifikasi potensi peserta


didik usia TK/PAUD Hdalam
berbagai bidang pengembangan.
Mengidentifikasi kemampuan awal
peserta didik usia TK/PAUD dalam
berbagai bidang pengembangan.
Mengidentifikasi kesulitan peserta
didik usia TK/PAUD dalam berbagai
bidang Pengembangan.
2. Menguasai teori belajar dan Memahami berbagai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran prinsip-prinsip bermain sambil belajar
yang mendidik. yang mendidik yang terkait dengan
berbagai bidang pengembangan di
TK/PAUD.
Menerapkan berbagai pendekatan,
strategi, metode, dan teknik bermain
sambil belajar yang bersifat holistik,
otentik, dan bemakna, yang terkait
dengan berbagai bidang
pengembangan di TK/PAUD.
3. Mengembangkan kurikulum Memahami prinsip-prinsip
yang terkait dengan bidang pengembangan kurikulum.
pengembangan yang diampu. Menentukan tujuan kegiatan
pengembangan yang mendidik.
Menentukan kegiatan bermain sambal
belajar yang sesuai untuk mencapai
tujuan pengembangan.
Memilih materi kegiatan
pengembangan yang mendidik yaitu
kegiatan bermain sambil belajar
10

sesuai dengan tujuan pengembangan.


Menyusun perencanaan semester,
mingguan dan harian dalam berbagai
kegiatan pengembangan di
TK/PAUD.
Mengembangkan indicator dan
instrument penilaian.
4. Menyelenggarakan kegiatan Memahami prinsip-prinsip
pengembangan yang mendidik perancangan kegiatan pengembangan
yang mendidik dan menyenangkan.
Mengembangkan komponen-
komponen rancangan kegiatan
pengembangan yang mendidik dan
menyenangkan.
Menyusun rancangan kegiatan
pengembangan yang mendidik yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, maupun di luar kelas.
Menerapkan kegiatan bermain yang
bersifat holistik, otentik, dan
bermakna.
Menciptakan suasana bermain yang
menyenangkan, inklusif, dan
demokratis
Memanfaatkan media dan sumber
belajar yang sesuai dengan
pendekatan bermain sambil belajar.
Menerapkan tahapan bermain anak
dalam kegiatan pengembangan di
TK/PAUD.
11

Mengambil keputusan transaksional


dalam kegiatan pengembangan di
TK/PAUD sesuai dengan situasi yang
berkembang.
5. Memanfaatkan teknologi Memanfaatkan teknologi informasi
informasi dan komunikasi dan komunikasi untuk meningkatkan
untuk kepentingan kualitas kegiatan pengembangan yang
penyelenggaraan kegiatan mendidik.
pengembangan yang mendidik.
6. Memfasilitasi pengembangan Menyediakan berbagai kegiatan
potensi peserta didik untuk bermain sambil belajar untuk
mengaktualisasikan berbagai mendorong peserta didik
potensi yang dimiliki. mengembangkan potensinya secara
optimal termasuk kreativitasnya.
7. Berkomunikasi secara efektif, Memahami berbagai strategi
empatik, dan santun dengan berkomunikasi yang efektif, empatik
peserta didik. dan santun, baik secara lisan maupun
tulisan.
Berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan peserta
didik dengan bahasa yang khas dalam
interaksi pembelajaran yang
terbangun secara siklikal dari :
a. Penyiapan kondisi psikologis
peserta didik,
b. Memberikan. pertanyaan atau
tugas sebagai undangan kepada
peserta didik untuk merespons.
c. Respons peserta didik.
d. Reaksi guru terhadap respons
12

peserta didik, dan seterusnya.


8. Menyelenggarakan penilaian Memahami prinsip-prinsip penilaian
dan evaluasi proses dan hasil dan evaluasi proses dan hasil belajar
belajar sesuai dengan karakteristik lima mata
pelajaran SD/MI.
Menentukan aspek-aspek proses dan
hasil belajar yang penting untuk
dinilai dan dievaluasi sesuai dengan
karakteristik lima mata pelajaran
SD/MI.
Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
Mengembangkan instrumen penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Mengadministrasikan penilaian
proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan
mengunakan berbagai instrumen.
Menganalisis hasil penilaian proses
dan hasil belajar untuk berbagai
tujuan.
Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian Menggunakan informasi hasil
dan evaluasi untuk penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran. menentukan ketuntasan belajar.
Menggunakan informasi hasil
penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan
pengayaan.
13

Mengkomunikasikan hasil penilaian


dan evaluasi kepada pemangku
kepentingan.
Memanfaatkan informasi hasil
penilaian dan evaluasi pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Kompetensi Sosial
10. Bersikap inklusif, bertindak Bersikap inklusif dan objektif
objektif, serta tidak terhadap peserta didik, teman sejawat
diskriminatif karena dan lingkungan sekitar dalam
pertimbangan jenis kelamin, melaksanakan pembelajaran.
agama, ras, kondisi fisik, latar Tidak bersikap diskriminatif terhadap
belakang keluarga, dan status peserta didik, teman sejawat, orang
sosial ekonomi. tua peserta didik dan lingkungan
sekolah karena perbedaan agama,
suku, jenis kelamin, latar belakang
keluarga, dan status sosial-ekonomi.
11. Berkomunikasi secara efektif, Berkomunikasi dengan teman sejawat
empatik, dan santun dengan dan komunitas ilmiah lainnya secara
sesama pendidik, tenaga santun, empatik dan efektif.
kependidikan, orang tua, dan Berkomunikasi dengan orang tua
masyarakat. peserta didik dan masyarakat secara
santun, empatik, dan efektif tentang
program pembelajaran dan kemajuan
peserta didik.
Mengikutsertakan orang tua peserta
didik dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik.
14

12. Beradaptasi di tempat bertugas Beradaptasi dengan lingkungan


di seluruh wilayah Republik tempat bekerja dalam rangka
Indonesia yang memiliki meningkatkan efektivitas sebagai
keragaman sosial budaya. pendidik, termasuk memahami bahasa
daerah setempat.
Melaksanakan berbagai program
dalam lingkungan kerja untuk
mengembangkan meningkatkan
kualitas pendidikan di daerah yang
bersangkutan.
13. Berkomunikasi dengan Berkomunikasi dengan teman
komunitas profesi sendiri dan sejawat, profesi ilmiah, dan
profesi lain secara lisan dan komunitas ilmiah lainnya melalui
tulisan atau bentuk lain. berbagai media dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan.
Mengkomunikasikan hasil-hasil
inovasi pembelajaran kepada
komunitas profesi sendiri secara lisan
dan tulisan atau bentuk lain.
Kompetensi Profesional
14. Menguasai materi, struktur, Menguasai konsep dasar matematika,
konsep, dan pola pikir sains, bahasa, pengetahuan sosial,
keilmuan yang mendukung agama, seni, pendidikan jasmani,
mata pelajaran yang diampu. kesehatan dan gizi sebagai sarana
pengembangan untuk setiap bidang
pengembangan anak TK/PAUD.
Menguasai penggunaan berbagai alat
permainan untuk mengembangkan
aspek fisik, kognitif, sosial-
emosional, nilai moral, sosial budaya,
15

dan bahasa anak TK/PAUD.


Menguasai berbagai permainan anak.
15. Menguasai standar kompetensi Memahami kemampuan anak
dan kompetensi dasar mata TK/PAUD dalam setiap bidang
pelajaran/bidang pengembangan.
pengembangan yang diampu. Memahami kemajuan anak dalam
setiap bidang pengembangan di
TK/PAUD.
Memahami tujuan setiap kegiatan
pengembangan.
16. Mengembangkan materi Memilih materi bidang
pembelajaran yang diampu pengembangan, yang sesuai dengan
secara kreatif. tingkat perkembangan peserta didik.
Mengolah materi bidang
pengembangan secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta
didik.
17. Mengembangkan Melakukan refleksi terhadap kinerja
keprofesionalan secara sendiri secara terus menerus.
berkelanjutan dengan Memanfaatkan hasil refleksi dalam
melakukan tindakan reflektif. rangka peningkatan keprofesionalan.
Melakukan penelitian tindakan kelas
untuk peningkatan keprofesionalan.
Mengikuti kemajuan zaman dengan
belajar dari berbagai sumber.
18. Memanfaatkan teknologi Memanfaatkan teknologi informasi
informasi dan komunikasi dan komunikasi dalam
untuk berkomunikasi dan berkomunikasi.
mengembangkan diri. Memanfaatkan teknologi informasi &
komunikasi untuk pengembangan diri
16

Kompetensi Kepribadian
19. Bertindak sesuai dengan norma Menghargai peserta didik tanpa
agama, hukum, sosial, dan membedakan keyakinan yang dianut,
kebudayaan nasional suku, adat-istiadat, daerah asal, dan
Indonesia. gender.
Bersikap sesuai dengan norma agama
yang dianut, hukum dan norma sosial
yang berlaku dalam masyarakat,
serta,kebudayaan nasional Indonesia
yang beragam.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,


mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas kerpofesionalan.
Berbagai literatur mengungkapkan bahwa proses pembelajaran di TK
menekankan pada segi perkembangan berbagai potensi, pembentukan sikap
dan perilaku yang diharapkan, serta pengembangan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang dibutuhkan anak untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan untuk menghadapi tugas-tugas perkembangan belajar
selanjutnya yang menekankan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
akademik.
Konsep pembelajaran di TK seperti ini sangat sejalan dengan konsep
bimbingan yang sangat peduli dengan perkembangan anak secara menyeluruh.
Pada dasarnya bimbingan merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi
perkembangan individu agar mampu mencapai tarap perkembangan yang
optimal. Melalui bimbingan individu diharapkan dapat menjalani fase-fase
perkembangannya dengan sukses serta dapat mengembangkan dan
mewujudkan berbagai potensi dan kemampuan yang dimilikinya secara
17

optimal. Dengan dukungan setting dan lingkungan belajar yang kondusif


untuk menciptakan pembelajaran di TK yang bernuansa bimbingan, sehingga
diharapkan lingkungan belajar yang diciptakan tersebut dapat menstimulasi
anak untuk belajar sambil bermain dengan menyenangkan, (Solehudin,
2003).10

B. Kreativitas
1. Pengertian, Pendekatan dan Pembelajaran Kreatif
Menurut Munandar kreativitas sebagai kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberi
gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan baru antara unsur yang sudah
ada sebelumnya. Pendekatan dalam studi kreativitas yang menjadi
kerangka kerja konseptual dan strategi selama ini, dilakukan masing-
masing dengan penekanan yang berbeda-beda.11 Menciptakan suasana
belajar yang penuh inspirasi bagi peserta didik, kreatif dan antusias
merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab seorang guru, sehingga
waktu belajar menjadi saat yang dinanti-nantikan oleh peserta didik.12
Proses kreatif berarti bagaimana membuat semua peserta didik
mampu mengamati secara mendetail yang menjadi rujukan dalam
berpendapat maupun menyelesaikan, dan dapat menyelesaikan tugas
dengan kemampuan sendiri. Menurut Parnes, proses kreatif hanya akan
terjadi jika dibangkitkan melalui masalah yang memacu pada 5 macam
perilaku kreatif, seperti berikut ini:

10
Rita Mariyana, Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasisi Bimbingan Di Taman Kanak-
kanak, diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122-
RITA_MARIYANA/JURNAL_kompetensi_guru_dalam_PBB.pdf, pada tanggal 16 Desember
2018 pukul 20.46
11
Masnipal, Siap Menjadi Guru dan pengelola PAUD Profesional, (Jakarta: Gramedia, 2013), h.
215.
12
Jamal M. A. , Panduan Praktis Manajemen Mutu Guru PAUD, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), h.
204.
18

a. Kelancaran (fluency), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang


serupa untuk memecahkan suatu masalah.
b. Keluwesan (flexibility), yaitu kemampuan untuk menghasilkan
berbagai macam ide, untuk memecahkan suatu masalah di luar
katagori yang biasa.
c. Keaslian (originality), yaitu kemampuan memberikan respon yang
unik atau luar biasa.
d. Keterperincian (elaboration), yaitu kemampuan menyatakan
pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi
kenyataan.
e. Kepekaan (sensitivity), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan
masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi (Rachmawati &
Kurniati, 2012: 14-15)13
Bagaimana seorang guru mampu menjadi fasilitator proses kreatif
dalam pembelajaran? Ada beberapa tahapan yang bisa dilaksanakan.
Pertama, kemampuan untuk mengakomodir gaya belajar setiap peserta
didik. Tugas guru sebagai fasilitator adalah meramu sebuah metode
pembelajaran yang tepat dan dapat mengakomodir berbagai macam gaya
belajar peserta didik tersebut.
Kedua, menciptakan suasana belajar yang menggairahkan. Dapat
dilakukan dengan cara menggunakan berbagai media dan alat pengajar
yang tepat, menyususn bahan mengajar yang sekiranya tidak menbuat
anak bosan. Ketiga, mampu menanamkan nilai dan keterampilan hidup.
Penerapan nilai dalam pribadi guru menjadi utama, karena guru adalah
model. Contoh keberhasilan menanamkan budaya membaca di sekitar
sekolah. Keempat, menghilangkan segala hambatan dalam belajar. Dengan
membangun interaksi, kedekatan, dan komuniaksi antar gurud engan
peserta didik, baik secara verbal mapun non verbal.14

13
Novi Mulyani, M. Pd. I., Perkembangan Dasar Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Penerbit Gava
Media, 2018).h. 162-166.
14
Op.Cit, Jamal M. A. h.206-208.
19

2. Karakteristik Kreativitas Anak


Kreativitas merupakan proses bukan hasil. Proses itu mempunyai
tujuan, yang mendatangkan keuntungan bagi orang itu sendiri atau
kelompok sosialnya. Kreativitas mengarah kepenciptaan sesuatu yang
baru, berbeda dan karenanya unik bagi orang itu, baik itu berbentuk lisan
atau tulisan, maupun konkrit atau abstrak. Kreativitas timbul dari
pemikiran divergen, sedangkan konformitas dan pemecahan masalah
sehari-hari timbul dari pemikiran konvergen.
Kreativitas merupakan suatu cara berfikir; tidak sinonim dengan
kecerdasan, yang mencakup kemampuan mental selain berpikir
kemampuan untuk mencipta bergantung pada perolehan pengetahuan yang
diterima. Kreativitas merupakan bentuk imajinasi yang dikendalikan yang
menjurus kearah beberapa bentuk prestasi, misalnya melukis, membangun
dengan balok atas melamun.15
3. Ciri-Ciri Pembelajaran Kreatif Berbasis Fun Education
a) Suka Bercerita
Bagi anak kecil, mendengar cerita adalah sesuatu yang
menyenangkan. Seperti dibawa pada drama kehidupan yang asyik dan
mempesona. Staf pengajar PAUD seyogyanya mempunyai banyak
cerita, sehingga bisa memberikan kisah yang penuh nikmat, jenaka,
dan mampu menggugah semangat belajar anak.
b) Full dengan Mainan
PAUD identik dengan bermain. Pembelajaran adalah bermain
yang disisipi pengetahuan secara bertahap. Kelas PAUD harus didesain
yang menarik, mengesankan, dan penuh warna.
c) Lebih Banyak Outdoor daripada Indoor.
Belajar dikelas terus-menerus kadang membosankan dan
menghilangkan semangat belajar. Oleh karena itu, sesring mungkin

15
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta:Erlangga,Edisi keenam), h.5
20

anak diajak belajar di luar kelas sambil menikmatisuasana belajar yang


alami dan menyenangkan.
d) Memberikan Waktu Anak untuk Berekspresi Sesuai Bakat
Memberikan waktu yang cukup bagi anak didik untuk
berekspresi sesuai bakat yang dimiliki membuat anak merasa dihargai,
diperhatikan, dan melecutnya untuk lebih giat dalam belajar dan
meraih prestasi.
e) Studi Tour
PAUD sebaiknya mengadakan study tour, minimal sekali
dalam setahun. Karena pembelajaran yang didapat melalui study tour
akan memperkaya pengalaman, pengetahuan, dan pelajaran alam.
4. Mengembangkan Kreativitas Guru PAUD
a) Menjadi Guru Kreatif.
Ciri sosok guru kreatif, antara lain (1) Selalu tertarikkepada
sesuatu yang baruuntuk disuguhkan kepada anak; (2) Gemar mencoba,
otak-atik benda untuk menemukan sesuatu yang baru, dan menantang
untuk dipecahkan oleh anak; (3) Senang terhadap ide/gagasan baru; (4)
Ditunjukan pada dalam warna pembelajaran lebih hidup, menarik, dan
menantang bagi anak untuk mencoba, menjelajah, dan melakukan; (5)
Memiliki komitmen tinggi terhadap perannya sebagai guru.
b) Berpikir dan Bersikap Kreatif.
Cara berpikir kreatif ditunjukan oleh kemampuan tinggi dalam
problemsolving. Guru kreatif selalu tertantang untuk menciptakan
sesuatu yang dapat emmbuat anak gembira dan antusias. Sikap kreatif
guru ditunjukan dalam unjuk kerjanya.
c) Kreativitas Guru dalam Mengemas Pembelajaran
Guru PAUD harus dapat mengemas pembelajaran yang
menarik, menyenangkan, dan menantang. Anak usia dini senang dan
bersemangat terhadap situasi baru dan pola interskasi baru dalam
pembelajaran.
d) Kreativitas Guru dalam Menyediakan Sumber Belajar Beragam
21

Anak usia dini tidak meyukai pembelajaran yang hanya duduk


atau monoton saja, mereka sangat menyukai pembelajaran yang
menyenangkan dan konkrit. Sumber belajar dan alat peraga sagat
membantu guru dalam menyajikan pembelajaran kreatif. Sumber
belajar dan alat peraga tidak perlu membeli; guru kreatif dapat
memanfaatkan lingkungan sekitar seperti daun, akar, batu, Koran
bekas, cangkang telur, dapat menjadi media pembelajaran.16
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Anak Usia Dini
Adapun faktor-faktor yang dapat mendukung kreativitas anak
adalah sebagai berikut :
a. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
b. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak
pertanyaan.
c. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu
d. Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian
e. Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati,
bertanya, merasa mengklasifikasi, mencatat, menterjemahkan,
mempraktikkan, menguji hasil perkiraan, dan mengkomunikasikan.
f. Kedwibahasaan yang kemungkinan untuk mengembangkan potensi
kreativitas secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia
secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan
mampu mengekspresikan dirinya dalam cara berbeda dari umumnya
orang lain yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya .
g. Urutan kelahiran (berdasarkan tes kreativitas ,anak sulung laki-laki
lebih kratif dari pada anak laki-laki yang lahir kemudian)
h. Perhatian dari orang tua terhadap minat anak nya, stimulasi dari
lingkungan sekolah, dan motivasi diri.

16
Masnipal, Siap Menjadi Guru dan pengelola PAUD Profesional, (Jakarta: Gramedia, 2013), h.
232-236
22

6. Faktor-faktor yang Menghambat Kreativtas Anak Usia Dini


Faktor Penghambat Kreativitas Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita dapati perlakuan dan tindakan anak dengan berbagai polah dan
tingkah laku. Sehingga ekspresi kreativitas anak kerap menimbulkan efek
kurang berkenan bagi orang tua. Misalnya orang tua melarang anak
merobek-robek kertas karena takut rumah jadi kotor, atau berteriak saat
anak main pasir karena takut anak terkena kuman. Padahal tiap anak
memiliki ekspresi kreativitas yang berbeda, ada yang terlihat suka
mencoret-coret, beraktivitas gerak, berceloteh, melakukan eksperimen, dan
sebagainya. Penyikapan orang tua seperti itu berarti merupakan salah satu
contoh dari sekian banyak faktor yang menghambat kreativitas seorang

anak.5 Menurut Munandar terdapat beberapa hal yang dapat menghambat

pengembangan kreativitas yaitu:


a. Evaluasi, menekankan salah satu syarat untuk memupuk kreativitas
konstruktif ialah bahwa pendidik tidak memberikan evaluasi atau
paling tidak menunda pemberian evaluasi sewaktu anak sedang
asyik berkreasi.
b. Hadiah, pemberian hadiah dapat merubah motivasi intrinsik dan
mematikan kreativitas.
c. Persaingan (kompetisi), persaingan terjadi apabila siswa merasa
bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan siswa lain dan
bahwa yang terbaik akan menerima hadiah. Hal ini dapat
mematikan kreativitas.
d. Lingkungan yang terbatasi.
7. Merangsang Tumbuhnya Kreativitas Anak Usia Dini
Mengembangkan kreativitas kepada anak usia dini berarti kita
mengasah agar anak mampu berpikir lancar (fluency), berpikir lentur
(flexibility), berpikir original (originality), dan berpikir rinci (elaboration).
Beberapa tips usaha guru dalam memancing kreativitas anak usia dini
adalah:
23

a. Kembangkan tema lebih jauh, lebih luas, lebih dalam, dan lebih
variatif; tidak menyerah sebatas digariskan kurikulum.
b. Gunakan ide-ide Anda untuk meramu sesuatu yang menarik untuk
disajikan kepada anak. Anda harus meramu dan menyajikan makanan
kreativitas yang enak dan did sukai anak. Sajikan pembelajaran yang
selalu berbeda, baik metode pembelajaran, sumber atau media belajar
yang digunakan.
c. Suguhkan pembelajaran yang selalu baru atau diperbaharui, terutama
menyangkut sumber belajar, media yang digunakan, dan jenis
permainan.
d. Jangan tuntaskan tugas kegiatan dalam pembelajaran, tetapi sisakan
1/3 bagian kesempatan bagi anak untuk berpikir, berbuat mandiri;
sesuai kreasinya.
e. Minat anak terhadap sesuatu adalah awal tumbuhnya kreativitas; minat
adalah kendaraan bagi anak untuk memacu kreativitas.
f. Kreativitas dapat muncul melalui berbagai kegiatan yang disukai anak.
17

C. Anak Usia Dini (AUD)


1. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki batasan usia tertentu, karakteristik yang
unik, dan berada pada proses perkembangan yang pesat dan fundamental
bagi kehidupan berikutnya. National Association for The Education Of
Young Children (NAEYC), mendefinisikan rentang usia anak usia dini
berdasarkan perkembangan hasil penelitian di bidang psikologi
perkembangan anak yang mengindikasikan bahwa terdapat pola yang
dapat diprediksi perkembangannya. NAEYC membagi anak usia dini
menjadi 0-3 tahun, 3-5 tahun, dan 6-8 tahun. Menurut definisi ini anak
usia dini merupakan kelompok manusia yang berada pada proses

17
Jamal M. A. , Panduan Praktis Manajemen Mutu Guru PAUD, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), h.
204.
24

pertumbuhan dan perkembangan. Anak usia dini, menurut pada UU No.


20 Tahun 2003, adalah anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Anak usia
dini menururt undang-undang ini berada pada rentang usia lahir sampai
usia tamn kanak-kanak.18
2. Karakteristik Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik karena mereka
berada pada proses tumbuh kembang yang pesat dan fundamental bagi
kehodupan berikutnya. Anak usia dini memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Anak Bersifat Egosentris
Pada umumnya anak usia dini melihat dunia drai sudut pandang dan
kepentingannya sendiri. Hal ini bisa diamati ketika anak saling
merebut mainan, atau menangis ketika menginginkan sesuatu namun
tidak dipenuhi oleh orang tuanya.
b. Anak Memiliki Rasa Ingin Tahu
Anak berpandangan bahwa dunia ini dipenuhi hal-hal menarik dan
menakjubkan. Hal ini mendorong rasa ingin tahu (curiosity) yang
tinggi. Sebagai contoh bola yang memiliki warna warni dan dapat
digelindingkan akan mebuat anak suka dengan bola. Rasa ingin tahu
harus dikembangkan karena salah satu cara mengembangan kognitif
anak. Semakin banyak pengetahun yang didapat dari rasa ingin tahu,
maka semakin kaya daya pikir anak.
c. Anak Bersifat Unik
Menurut Bredekamp (1987), anak meiliki keunikan sendiri seperti
dalam gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga. Meskipun
terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak yang dapat
diprediksi, namun pola perkembangn dan belajar tetap memiliki
perbedaan satu sama lain.

18
Dadan Suryana & Nenny Mahyudin, Dasar-Dasar Kependidikan TK, (Banten: UT Kemendikbud,
2013), h 15-16
25

d. Anak Memiliki Imajinasi dan Fantasi


Anak memilki dunia sendiri, lebih tertarik dengan hal-hal yang
bersifat imajinatif sehingga mereka kaya dengan fantasi. . terkadang
mereka bertanya sesuatu yang tidak dapat ditebak oleh orang dewasa,
dikarenakan memiliki fantasi dan imajinasi berlebih dalam melihat
sesuatu,
e. Anak Memiliki Daya Konsentrasi Pendek
Pada umunya anak sulit untuk berkonsentrasi pada kegiatan yang
lama. Rentang konsentrasi anak usia lima tahun umumnya adalah
sepuluh menit untuk dapat duduk dan memperhatikan sesuatu secara
nyaman. Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan yang bervariasi dan menyenangkan, sehingga tidak
membuat anak terpaku dan menyimak dalam jangka waktu lama.19
3. Prinsip – prinsip Perkembangan
Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, maka pada
pelaksanaannya karus memperhatikan prinsip perkembangan anak. Prinsip
perkembangan anak menurut Bredekamp (1987), yaitu:
a. Aspek-aspek perkembangan anak seperti fisik, sosial emosional, dan
kognitif satu sama lain saling terkait erat. Sebagai contoh,
keterampilan intelektual akan mempengaruhi keterampilan bahasa
anak, begitu juga seblaiknya. Implikasi dari fenomena ini adalah
bahwa para pendidik sebaiknya menggunakan jalinan keterkaitan ini
dalam cara-cara yang dapat membantu anak berkembang secara
optimal.
b. Perkembangan terjadi dalam suatu urutan. Kemampuan keterampilan,
dan pengetahuan dibangun berdasarkan pada apa yang telah diperoleh
terdahulu. Perkembangan anak memberikan landasan bagi para
pendidik untuk menyiapkan lingkungan belajar, merencanakan tujuan
dan sasaran kurikulum yang realistis, serta pengalaman belajar yang
tepat.

19
Ibid., h. 18-20
26

c. Perkembangan berlangsung dengan rentang yang bervariasi. Masing-


masing anak merupakan pribadi yang unik dengan pola dan waktu
pertumbuhan individualnya. Lebih lanjut, pengakuan akan variasi
individual menuntut bahwa keputusan tentang kurikulum dan interaksi
guru-anak sejauh mungkin diindividualisasikan.
d. Pengalaman awal memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap
perkembangan anak. Misalnya, suatu upaya pembentukan perilaku
yang bersandar pada ganjaran ekstrinsik (seperti permen atau uang),
merupakan strategi yang bisa sangat efektif untuk jangka pendek,
namun dalam kondisi tertentu dapat mengurangi motivasi intrinsik
anak dalam jangka waktu yang lama.
e. Perkembangan berlangsung ke arah kompleksitas, organisasi, dan
intenalisasi yang lebih meningkat. Belajar selama usia dini
berlangsung dari pengetahuan nyata ke pengetahuan simbolis.
Misalnya, anak sudah belajar mengelilingi rumah dan setting keluarga
lainnya jauh sebelum mereka memahami konsep kata kiri dan kanan
atau membaca peta rumah.
f. Perkembangan dan belajar terjadi dalam dan dipengaruhi oleh konteks
sosial dan kultur yang majemuk. Pemahaman ini menuntut guru untuk
belajar tentang kultur mayoritas anak yang mereka layani jika kultur
mereka berbeda dengan kulturnya.
g. Anak adalah pembelajar aktif, mengambil pengalaman fisik dan sosial
serta pengetahuan untuk membangun pemahaman mereka. Sejak lahir,
anak secara aktif terlibat dalam membangun pemahaman mereka
sendiri yang berasal dari pengalaman mereka.
h. Perkembangan dan belajar merupakan hasil dari interaksi kematangan
biologis dan lingkungan, yang mencakup baik lingkungan flsik
maupun sosial tempat anak tinggal.
i. Bermain merupakan suatu sarana penting bagi perkembangan sosial,
emosional, dan kognitif anak, dan juga merefleksikan perkembangan
anak. Bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memahami
27

lingkungan, berinteraksi, dan mengontrol emosi, serta


mengembangkan kemampuan simbolis bahkan dalam rangka
pembentukan pribadi mereka.
j. Perkembangan mengalami percepatan bila anak mampu
mempraktekkan keterampilan yang baru diperoleh. Anak akan
cenderung malas dan tidak termotivasi bila dihadapkan pada kegiatan
yang terlalu sulit dan membuat anak selalu gagal. Guru atau pendidik
lainnya perlu mengamati anak dan menyesuaikan kurikulum dan
pembelajaran dengan kompetensi, kebutuhan, dan minat anak yang
muncul, dan kemudian membantu anak beralih dari target
pengalaman-pengalaman yang dapat menantang mereka, tetapi
membuat mereka frustrasi.
k. Anak mendemonstrasikan mode untuk mengetahui dan belajar dan
mepresentasikannya dengan. Prinsip ini menunjukkan agar guru
menyediakan tidak hanya kesempatan bagi individu anak untuk
menggunakan cara-cara belajar yang disukai serta dipergunakan
kekuatan-kekuatannya, tetapi juga kesempatan untuk membantu anak
mengembangkan kemampuannya yang kurang kuat.
l. Anak berkembang dan belajar terbaik dalam suatu koteks komunitas
yang aman dan menghargai, memenuhi kebutuhan-kebutuhan
flsiknya, dan aman secara psikologis. Kondisi seperti ini akan
mendorong anak untuk berekspresi dan beraktualisasi secara optimal.
Karena itu, praktek pendidikan yang berorientasi perkembangan
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tisik, sosial emosional dan
perkembangan intelektualnya.
BAB III

HASIL OBSERVASI

A. Gambaran Umum Tempat Observasi


1. Identitas Lembaga
Nama TK : TK Avicenna Jagakarsa
Status TK : Swasta
Status Gedung : Milik Sendiri
Status Tanah : Milik Sendiri
Luas Tanah : ± 3000 m2
Luas Bangunan Tanah : ± 2000 m2
Izin Operasional TK : 734/1851.192
Izin Operasional PAUD :-
Tanggal Pendirian : 22 Juni 2002
Yayasan : Yayasan Pendidikan Avicenna Prestasi
Telp : 78884887
Alamat : Jl. Moh Kahfi II No. 66 Jagakarsa
Email : taufik.avi2612@gmail.com
Nama Kepala TK : RR Feronita Susanti, S.Pd
NPSN : 69785698
NSS :-
NIS : 000560
Akreditasi :A
No. Akreditasi : 009963
Tanggal Akreditasi : 8 November 2011

2. Sejarah Sekolah
Berawal dari keinginan untuk menciptakan kondisi dan iklim
pendidikan yang berkualitas, maka sekumpulan guru yang umumnya
berasal dari Al – Azhar Syifa Budi bekerja sama dengan beberapa orang
tua murid yang peduli dengan pendidikan untuk mendirikan Yayasan

28
29

Azkal Azkiya yang mengelola sekolah Al – Azhar Tanjung Barat mulai


tahun 2002. Kemudian, seiring dengan perjalanan waktu dan bersamaan
dengan upaya pengembangan sekolah serta mutu pendidikan maka
terjadilah pelimpahan manajemen dan pengeloaan sekolah Al – Azhar
Tanjung Barat dari Yayasan Medco ( Medco Foundation ) di tahun 2004.
Pada tahun 2006, manajemen Yayasan Pendidkan Medci
menghentikan kerjasama dangen YPI Al – Azhar dan sebagai
konsekunsinya adalah terjadinta perubahan nama sekolah yakni dari
sekolah Al – Azhar Tanjung Barat menjadi sekolah Avicenna. Sekolah
Islam Avicenna yang dikelola Medco Foundation ( Yayasan Pendidikan
Avicenna Prestasi ) hadir ketengah-tengah dinamika pendidikan nasional
guna memenuhi harapan danupaya untuk mewujudkan sistem
pendidikanyang bermutu. Sampai sekarang. Kegiatan tiap hari disekolah
ini menggunakan kurikulum yang berlaku sekarang. Izin domisili dari
tahun 2017 s/d 2022.
Avicenna adalah seorang dokter pertama di dunia,filsif, disikawan
dan ilmuwan terkenal. Ia lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Sina dengan
nama lengapnya Ibnu Sina, Abu Ali al-Husayn bin Abdullah bin Sina,
lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah
Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di
Hamadan, Persia (Iran).
Karena ketokohan namanya itulah, generasi muda sekolah
Avicenna Jagakarsa bisa menjadi generasi yang berkarakter unggu,
berbasis sains, teknologi, lingkungan dan entrepreneurship sehingga
menjadi generasi yang berguna bagu nusa, bangsa dan agama.
3. Profil Sekolah
a. Visi dan Misi
Visi
Menjadi sekolah berkarakter unggul, berbasis sains
dan teknologi, peduli pada lingkungan dan
berprestasi.
30

Misi
1. Melakukan proses pembelajaran yang inovatif,
kreatif, adaptif dengan kemajuan sains dan
teknologi, berlandaskan keimanan &
ketakawaan.
2. Menciptakan suasana belajar yang sehat dan
kondusif dengan lingkungan yang asri
3. Meningkatkan kompetensi Tenaga Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
4. Menjalin kemitraan dengan orang tua siswa dan
masyarakat
b. Kurikulum
TK Avicenna menerapkan Kurikulim 2013 berdasarkan
Perturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini.
Kegiatan pembelajaran di TK Avicenna disesuaikan dengan
karakterisik cara belajar anak usia dini yaitu belajar secara bertahap,
mengembangkan cara berpikir anak yang bersifat khas, belajar
menggunakanberbagai cara, dan belajar ketika bersosialisasi
Prinsip pembelajaran pada TK Avicenna yaitu belajar melalui
bermain, berorientasi pada perkembangan anak, berorientasi pada
kebutuhan secara menyeluruh, berpusat pada anak, pembelajaran aktif,
berorientasi pada pengembangan karakter, berorientasi pada
pengembangan kecakapan hidup, menciptakan lingkungan yang
kondusif, berorientasi pada pembelajaran emokratis, dan menggunakan
berbagai media dan sumber belajar.
TK Avicenna mengadopsi Metode Montessori untuk
menunjang pembelajaran sehari-hari. Model pembelajaran yang
digunakan adalah Model Sudut (Sensorial, Exercise For Practical Life,
Math, Language, Cultural).
31

c. Program Ungulan
1) Mengadopsi Metode Montessori
2) Leader in me (7 Habits)
3) Pembiasaan Membaca dan Menulis (Literasi)
4) Pembiasaan Budi Pekerti dan Peduli Lingkungan
5) TIK Kurikulum BINUS
6) Avicenna native English Conversation
d. Tenaga Pendidik / Guru
Tenaga Pendidik/Guru yang mengajar di Sekolah Avicenna
adalah guru-guru yang berkualitas dan berkompeten dibidangnya.
Seleksi berdasarkan hasil uji kompetensi yang dilakukan secara
berkala (2x dalam 1 tahun) untuk penguasaan materi dan
pedagogic/pengelolaan kelas.
e. Ekstrakulikuler
1) Seni Tari
2) Seni Lukis
3) Karate Kids
f. Fasilitas
1) Kelas (AC, Meja & Kursi Modern, LCD Projector)
2) Media Pembelajaran Montessori
3) Playground Outdoor
4) Ruang Bermain Indoor
5) Lab. Komputer
6) Perpustakaan
7) Ruang Musik
8) Ruang UKS
g. Prestasi
1) Juara 1 dan 2 Lomba Mewarnai PORENI Tingkat Jakarta Selatan,
2018
2) Juara 1 Lomba Bola Keranjang PORSENI Tingkat Kecamatan
Jagakarsa, 2018
32

3) Juara 1 Lomba Paduan Suara PORSENI Tingkat Kecamatan


Jagakarsa, 2018
4) Juara 2 Lomba Menari PORSENI Tingkat Kecamatan Jagakarsa,
2018
5) Juara Harapan 1 Lomba Paduan Suara PORSENI Tingkat Jakarta
Selatan, 2018
6) Juara Harapan Lomba Bola Keranjang PORSENI Tingkat Jakarta
Selatan, 2018
7) Juara 2 Lomba Guru, Senam Irama dengan Alat se-DKI Jakarta,
2018
h. Asuransi Siswa
Sekolah Avicenna memberikan perlindungan asuransi
kecelakaan untuk seluruh siswa Avicenna selama 24 jam.
i. Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru
1) Mengisi formulir pendaftaran
2) Mengikui observasi perkembangan siswa dan wawancara Orang
Tua
3) Melakukan daftar ulang setelah pengumuman hasil tes dan
observasi.
4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) Data Pendidik
1) Nama : RR Feronita Susanti, S. Pd
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta, 20 Februaru 1989
Pendidikan Terakhir : S1 PAUD
Jabatan : Kepala Skeolah
Alamat : Perumahan Taman Duta Jl. Teratai VIII
Blok D-2 No. 17
Telp : 081293241596
2) Nama : Hj, Siti Zulaeha
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta, 21 Januari 1973
Pendidikan Terakhir : S1 Bimbingan Konseling
33

Jabatan : Guru Kelas A


Alamat : Jl. Candar No 654 RT 06 RW 09
Telp : 081585618761
3) Nama : Hj. Nia Kurnia, S. Pd
Tempat / Tgl. Lahir : Tasikmalaya, 22 Desember 1969
Pendidikan Terakhir : S1 FIP / Filsafat dan Sosiologi
Pendidikan
Jabatan : Guru Kelas B
Alamat : Jl. Delima I RT 007/005
Telp : 081283541370
4) Nama : Talyta Sabrina
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta, 28 Juni 1991
Pendidikan Terakhir : S1 Psikologi
Jabatan : Guru TK A
Alamat : Pamulang Permai 1, Jl. Flamboyan 4
Blok B
38 no. 15
Telp : 081294177171
5) Nama : Annisa Trya
Tempat / Tgl. Lahir :-
Pendidikan Terakhir :-
Jabatan : Guru Kelas B
Alamat :-
Telp :-
2) Data Tenaga Kependidikan
Nama : Taufik
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta, 12 Maret 1970
Pendidikan Terakhir :-
Jabatan : Tenaga Administrasi
Alamat : Jl. Bangka II RT 009/01 Pela Mampang
Telp : 081573600826
34

5. Data Peserta Didik

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK


TK AVICENNA JAGAKARSA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Kelompok A
No NAMA L/P
1 Aqueen Azzahra Anwar P
2 Aleesha Kayla Viony P
3 Ashraf Muhammad Said L
4 Aisha Arcelia Maheswari P
5 Adysa Khalifa Manoppo P
6 Binar Sakinah Shafakirana P
7 Galanzia Almahyra Elshanum P
8 Haura Madinah Siregar P
9 Janeeta Isnindya Khayla P
10 Kiagus Akhtar Prabunagoro L
11 Lana Syahira Prawira P
12 Lagueena Zyvanya Bahasora P
13 M. Sher Alaric Arkananta L
14 M Zihni Ramadhan L
15 Nazifa Cllysta Putri P
16 Rayyan Praditya Dewangga L
17 Shahnaz Shafira Pandit P
18 Saqueena Asilah Fadhilah P
19 Samara Alifia Risqi P
20 Sukainah Mufidah P
21 Ziyad Aquila Kurniawan L
35

Kelompok B
No NAMA L/P
1 Ahmad Zavier Ardilillah Alfreed L
2 Adara Fariza Rafania P
3 Airyel Favian Zaine Lawrence P
4 Azqiara Adelia P
5 Azalea Raisa Saputra P
6 Batrisya Khansa Nabila Bilqis P
7 Divana Mikaila Gunawan P
8 Datri Sri Kamal P
9 Fadhil Arsjad Dzamarranu L
10 Gandi Arka Riyadi L
11 Juanza Dendira Nabriski L
12 Keanu Rahman Prawira L
13 Keenandra Athallah Ramadhan L
14 Kaykhan Digida Wicaksono L
15 Kenzo Abqary Ichifabiozen L
16 Maryam Mujeeb P
17 M. Jeeva Khalfani Akbar L
18 Nabila Andita Belvina P
19 Rainendra Arlano Haris L
20 Safaraz Eshan Sumarga L
21 Violetta Violla Bahanan P
22 Sarah Jazeera Bahar P
23 Mikhail Kai Aulia L

B. Deskripsi Hasil Observasi


1. Hasil Wawancara dengan Guru TK Avicenna Jagakarsa
Waktu Wawancara : Senin, 10 Desember 2018 Pukul 12.00 WIB

Tempat : TK Avicenna Jagakarsa, Jakarta Selatan


36

Pewawancara : Muthia Annisa

Narasumber : Hj. Siti Zalaeha, S.Pd. (Ibu Eha)

Topik Wawancara
Implementasi Kompetensi Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Usia Dini

Hasil Wawancara

a. Sebagai model, apa yang bapak/ibu lakukan dalam mengembangkan


kreativitas anak di TK Avicenna Jagakarsa!
Biasanya, yang paling pertama untuk anak usia dini yang TK,
kita memberikan model yang baik terutama pada sikap dan perilaku,
pembiasaan sebelum baca makan dan do’a-do’alainnya, kemudian
dalam bermain, berbicara yang biasanya di contoh olah anak-anak
jadinya kita memberikan yang baik.
Metode pembelajaran untuk kreativitas itu kita suka cari-cari di
youtube dan mencari refrensi dari sekolah diluar, gimana caranya
mengembangkan kreativitas anak-anak, kan ada gamesnya juga,
jadinya kita implementasikan sih ke anak-anak. Di dalam PAUD itu
kan belajar sambal bermain, jadi tuh gimana kita memberikan
pembelajaran ke anak-anak tapi tuh tidak serius, jadi kita sambil
bermain, nah di dalam bermain itu ada hal yang ingin kita capai,
seperti mengenal angka, mengenal bentuk, mengenal huruf, dengan
nyanyian seperti itu.
b. Sebagai fasilitator, apa yang bapak/ibu lakukan dalam
mengembangkan kreativitas anak di TK Avicenna Jagakarsa!
Kita memberikan fasilitas kepada anak-anak, misalkan dalam
tema pemecahan masalah sederhana, disitu kita sediakan puzzle,
karena mereka kan harus mengetahui bagaimana cara
menyelesaikannya, itu juga termasuk kedalam pembelajaran problem
solving, kita siapkan. Kemudian, saat belajar matematika, disitu kita
37

sediakan batang-batang dan koin-koin, terus dipojok ruangan ada


angka-angka, nah disitu peserta didik harus bisa menyesuaikan isinya
sesuai dengan angka yang tertera. Kita lepas dulu anak-anak itu untuk
mengerjakan, kalau memang mereka kesulitan, baru kita bimbing
mereka, atau misalkan mereka sudah tetapi belum benar, kita cek
sama-sama. Sebagai fasilitator, kita benar-benar menyiapkan
semuanya untu menunjang pembelajaran juga agar tujuannya tercapai,
seperti itu. Kita kebetulan ada Montessori juga, tapi tidak fully
Montessori, kalau fully itu dari pagi sampe siang kita gapake
kurikulum diknas, tetapi ada kurikulum diknas, yayasan menginginkan
ada metode Montessori, itu sesekali kita buka ada di TK B memang,
karena peralatannya banyak sekali disitu, jadi ada matematika, ada
bahasa, ada sensorial, ada Exercise Practice Life (EPL), satu lagi ada
kultural.
c. Sebagai mediator, apa yang bapak/ibu lakukan dalam mengembangkan
kreativitas anak di TK Avicenna Jagakarsa!
Media disini juga sifatnya ga tetap, ganti-ganti sesuai dengan
kebutuhan, jadi dikelas yang bisa kita manfaatkan kita pakai, tapi kalau
gaada kita bikin atau cari ketempat lain gitu. Dikelas A itu ada
proyektor, biasanya digunakan untuk pengenalan tema-tema, film budi
pekerti, atau tidak pembahasan tema khusus minggu ini. Contoh, di
minggu ke 17 ada tema tanaman, disitu kita mengenalkan tentang
macam-macam tanaman hias, kita tampilkan yang aslinya dilayar atau
kita menyetel film ke anak-anak tentang bagaimana cara menanam
tanaman atau tidak tentang gejala alam apa yang terjadi dan bagaimana
bisa ter jadi seperti itu.
Kadang kita sesekali langsung praktek ya, misalkan tema kita
menanam, disitu kalau misalkan ada lahan juga bisa kita praktekkan,
kita juga sudah beberapa kali melakukan kegiatan, bagaimana cara
menanam, bagaimana merawat seperti itu. Untuk hiasan dikelas, itu
38

sesuai tema, kalau minggu depan temanya sudah ganti, kita ganti
hiasannya.
d. Sebagai inspirator, apa yang bapak/ibu lakukan dalam
mengembangkan kreativitas anak di TK Avicenna Jagakarsa!
Biasanya kita ingin membuat sesuatu, contoh gampangnya
leggo, kita tanya mau bikin apa, terus dia bingung, disitu kita
memberikan sedikit ide buat anak itu, jadi kita ngasi ciri-ciri bendanya
kaya gitu, kita kasih insipirasi seperti itu. Anak-anak ini kan gabisa
diajak berfikir abstrak harus konkrit dan ada contoh, jadi kalau
memang ada benda yang dekat dengan dia akan lebih mudah
mengenal, kalau hal-hal ghaib itu biasanya agak sulit. Contoh,
misalkan mereka bertanya “Allah itu ada atau tidak?” kita jawab
“Ada”, merek bertanya lagi “Dimana?”, kita jawab “Nanti kita
bertemu”, kita lebih mengenalkan ke ciptaan-Nya. Jadi, disini kita
lebih bikin pengertian kepada anak itu. Kalau yang dekat, mereka
cepat sekali menangkapnya, kalau emang sulit kita kasih gambaran
agar dia tahu, seperti itu.

2. Daftar Pertanyaan Bahan Paduan Wawancara dengan Guru TK Avicenna


Jagakarsa Kelompok A
Waktu Wawancara : Senin, 10 Desember 2018 Pukul 13.00 WIB

Tempat : TK A Avicenna Jagakarsa, Jakarta Selatan

Pewawancara : Muthia Annisa

Narasumber : Talyta Sabrina, S.Pd. (Ibu Tata)

Identitas Narasumber
Nama : Talyta Sabrina
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta, 28 Juni 1991
Pendidikan Terakhir : S1 Psikologi
Jabatan : Guru TK A
Alamat : Pamulang Permai 1, Jl. Flamboyan 4 Blok B38/15
39

Telp : 081294177171

Topik Wawancara
Implementasi Kompetensi Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Usia Dini

Hasil Wawancara

a. Indikator: Dorongan
1) Apakah yang ibu ketahui tentang cara meningkatkan kreativitas
anak?
Jawab: Kalau aku sendiri sih untuk meningkatkan kreativitas
anak biasanya dengan memberikan pekerjaan, misalnya
menggunting, menempel. Selain itu, kalau untuk diri aku sendiri,
aku biasanya ngeliat video-video di youtube tentang kreativitas
anak. Aku sendiri kan bukan lulusan PG Paud jadi harus belajar
dari awal lagi tentang apa sih yang gampang diterima sama anak-
anak karena banyak hal yang aku ketahui dasarnya aja, belum
secara mendalam. Oleh karena itu, aku suka nonton video di
youtube, apa sih yang pantes buat anak TK atau anak playgroup
waktu itu, pelajaran apa yang gampang atau mudah yang mereka
bisa tangkap dari pelajaran itu.
2) Apakah jurusan yang ibu ambil sejalan dengan jurusan pekerjaan
yang ibu lakukan saat ini? Kalau tidak, bagaimana cara ibu
mengatasinya?
Jawab: Aku lulusan S1 Psikologi di Al-Azhar Kebayoran. Kalau
dari kuliah yang aku pelajari, aku kan dari lulusan psikologi, ada
mata kuliah psikologi anak yang berhubungan dengan tumbuh
kembang anak, belajar mengenai ke tingkah laku anak, bagaimana
cara menghadapi anak-anak tapi kalau buat ngajarin yang
detailnya kayak yang dipelajari di jurusan PG Paud itu ga ada.
Biasanya hanya sebatas, kalau anaknya kayak gini ngadepinnya
40

kayak gimana. Jadi kalau yang benar-benar menjurus ke anak TK


itu sendiri, ga ada, aku lebih banyak belajar sendiri lagi. Seiring
berjalannya waktu ya sambil ngamatin anak-anaknya.
3) Apakah upaya yang ibu lakukan untuk mendorong kreativitas
anak?
Jawab: Contoh konkret yang udah aku lakukan untuk mendorong
kreativitas anak, biasanya aku ngasih mereka gambar. Anak-anak
an punya visualisasi tersendiri yang sangat hebat ya. Aku cuma
bilang “Bu Tata punya gambar, ini ada lingkaran kalian ingin buat
lingkaran ini jadi apa?” Nah dari situ anak-anak ada yang jawab,
aku mau bikin mobil, kalau kita lihat dari sisi psikologisnya itu
sendiri kan mereka bisa berpikir macam-macam. Dari lingkaran
itu mereka bisa kepikiran pingin buat mobil, atau aku mau bikin
rumah misalnya atau apalagi. Jadi mereka bisa punya cara pikir
atau pola pikir tersendiri dari lingkaran itu bisa jadi apa aja sih.
4) Apakah sekolah memberikan reward terhadap guru yang memiliki
kreativitas tinggi? (Berdampak pada kinerja, perilaku,
kedisiplinan, tanggung jawab dan mampu bekerja secara tim)
Jawab: Ya sekolah memberikan. Guru-guru disini juga punya
rapotnya tersendiri untuk ke yayasan. Jadi memang ada
penilaiannya juga dari kepala sekolah. Terus yayasan juga
biasanya suka ada penilaian. Maksudnya kayak apa yang udah
didapet atau udah dikerjain sama guru ini. Entah misalnya
pelatihan atau apa kan suka ada kayak gitu. Terus pelajaran apa
yang udah dikasih ke anak-anak, pasti ada. Biasanya yayasan
menilai guru tersebut dengan melihat dari rapot guru itu sendiri
dan mereka juga menyediakan pelatihan-pelatihan. Nah dari
pelatihan-pelatihan itu biasanya kalau misalnya kita nih kayak
ikut lomba atau apa terus nanti dapet rewardnya dari mereka
untuk kreativitasnya itu sendiri. Entah dapat piala, entah dapat
sertifikat apa. Kalau rapot guru-guru disini biasanya dinilai oleh
41

kepala sekolah, Bu Susan. Kepala sekolahnya pasti mengontrol ke


kelas karena jarang di ruangannya, pasti di kelas-kelas. Kadang di
TK A kadang di TK B. Kalau misalnya aku lagi sendiri dan Bu
Ehanya ga masuk pasti nemenin aku disini. Jadi, Bu Susan
memang punya pendapat tersendirilah tentang kita atau guru-guru
disini terkait rapot itu sendiri. Kadang kalau udah bagi rapot,
maksudnya bukan bagi rapot, kalau udah ada penilaiannya, kita
diskusi. Aku sama Bu Susan misalnya atau Bu Nia sama Bu Eha.
Diskusinya biasanya antar orang perorangan atau kadang juga
bersamaan karena biasanya pendapat orang kan beda-beda.

b. Indikator: Sarana Prasarana


5) Apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah
menunjang kreativitas anak?
Jawab: Sejauh ini kalau menurut aku sudah menunjang karena
apa aja ada. Kalau buat aku ngeliatnya di TK ini apa aja ada dan
kayak Montessori ini. Kalau Montessori ini kan biasanya lebih ke
buat kegiatan sehari-hari. Terus kayak fasilitas atau sarana
prasarana yang mereka sediain kan udah ada semuanya. Kalau pas
aku di playgroup itu biasanya lebih ke kayak mereka gedung
sendiri, kalau disini kan gabungan. Bedanya itu aja sih paling,
selebihnya sama aja. Montessori terus dapur, dan lain-lain. Anak-
anak bisa cooking class kalau waktunya lagi bebas.
6) Sarana dan prasarana apa yang bapak/ibu manfaatkan untuk
mengoptimalkan kreativitas anak?
Jawab: Proyektor dan mainan anak-anak. Biasanya
pemakaiannya secara bergantian. Tapi karena proyektornya cuma
ada di TK A, otomatis cuma TK A yang bisa pake. Jadi kalau TK
B mau pake ya paling gabung atau kita tukeran kelas, gitu. Tapi
rata-rata TK B biasanya pakenya cuma laptop aja karena anak-
anak TK kan udah pada tertib, udah bisa ikut aturan. Jadi pake
42

laptop kan mereka sudah senang. Kalau di TK A pake proyektor


karena memang ada alatnya di kelas.
7) Bagaimana perumusan penggunaan sarana dan prasarana
pembelajaran pada setiap tema yang sedang dibawakan?
(Misalnya tema a ini menggunakan proyektor, tema b
menggunakan benda lainnya, dsb)
Jawab: Kalau itu sih biasanya bebas aja. Kita ada RPP gitu kan,
tapi kalau misalnya ah ini anak-anak kalau cuma cerita doang
kayaknya kurang ini nih gitu, jadi emang kita ga selalu terpaku
sama si yang udah kita bikin. Jadi kita bisa ya kembanginlah apa
ya kayak misalnya kalau cuma cerita doang kayaknya ga masuk
nih, kita bikin nonton aja deh. Jadi kalau misalnya mereka nonton
kan bisa lebih membayangkan daripada mereka mendengar cerita
saja. Jadi medianya biasanya tergantung sama gurunya mau pake
apa.
8) Kalau dari daya kreativitas anaknya itu sendiri lebih cepat
menangkap pelajaran dengan menggunakan video, gambar atau
bendanya langsung?
Jawab: Sebenarnya kalau hal itu tergantung dari anaknya
sendiri., beda-beda. Ada yang cuma denger cerita aja mereka
udah paham, mereka udah ngerti. Ada yang dari kayaknya cerita
kurang. Ada yang dari film terus ada yang emang harus turun liat
bendanya langsung. Kita kan juga udah go green, anak-anak suka
menanam nah itu yang turun langsung. Ya itu pahamnya mereka
dari situ. Beda-beda setiap anak, gabisa yang cuma dari cerita eh
mereka udah paham gitu, ngga.
9) Apakah peserta didik tertarik menggunakan sarana dan prasarana
yang tersedia di sekolah untuk menunjukkan kreativitasnya?
Jawab: Tertatik sih. Selama ini sih tertarik. Yang aku jalanin
selama ini ya itu mereka seneng. Apalagi kalau nonton. Itu seneng
kalau nonton, paling rame, paling seneng. “Asik nonton.” Udah
43

kayak bioskop lah kalau di kelas tuh lampunya dimatiin, “Matiin


aja.” senengnya kan kayak gitu. Apalagi sambil denger cerita kan
juga seneng.
10) Apakah bapak/ibu guru mengalami kesulitan dalam menggunakan
sarana dan prasarana di sekolah?
Jawab: Kesulitan sih sebenernya ga ada karena emang gampang
sih mereka tinggal pake remot atau apa, paling karena kita suka
gantian pake speaker. Kadang speakernya disini, kadang
speakernya di TK B, cuma itu doang kendalanya. Biasanya
speaker itu kita gunain kadang buat nonton, bisa juga buat nari,
gitu. Karena disini kana da ekskul nari setiap hari rabu. Hari
selasa biasanya ekskul kita itu karate, hari rabunya nari, hari
kamis itu menggambar. Nah guru yang mengajarnya itu juga
beda, ada gurunya tersendiri.

c. Indikator: Lingkungan yang Merangsang


11) Apakah anak menemukan kreativitasnya ketika berada di
lingkungan sekitar?
Jawab: Ya tentu saja menemukan, karena pola pikir anak itu kan
biasanya masih ada ditahap modeling atau menirukan segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Jadi mereka biasanya
suka berkreativitas jika mereka sedang berada di lingkungannya.
Melihat bendanya langsung atau kadang tiba-tiba suka kepikiran
ide-ide yang menarik.
12) Biasanya kreativitas anak muncul ketika mereka sedang
melakukan aktivitas apa?
Jawab: Biasanya sih ketika mereka sedang bercerita. Jadi kalau
di TK A suka ada kayak, “Kemarin liburannya kemana?” nah
mereka ceritain tuh. Terus kadang anak-anak punya kreativitas
atau story telling sendiri. Jadi sebenernya pertanyaannya
liburannya kemana, mereka sebenernya liburannya kemana, terus
44

mereka ceritain sendiri kemana. Sebenarnya memang dia lakukan


liburan itu, liburan itu dia lakukan tapi ga pas hari itu yang kita
tanyain. Jadi udah kayak waktu lama gitu terus dia ceritain lagi,
gitu kan. Terus seneng mewarnai. Warna-warna mereka itu kan
suka beda-beda, kreatif. Aku ngeliatnya ada sisi psikologisnya
tersendiri sih kalau ngeliat warna, warna anak-anak. Sama kayak
halnya ilmu tentang psikologi warna, kalau suka gelap karena
mungkin dia, bukannya kenapa-kenapa si, dia lebih seneng
anaknya kayak mungkin introvert, biasanya kayak gitu. Kalau
warna-warni atau warna terang, kan anak-anak biasanya sukanya
warna-warna yang kayak gitu. Nah itu biasanya anaknya emang
lebih gampang berbaur, ya diliatnya kayak gitu sih. Sama aja
kayak liat kita, aku lebih seneng misalnya warna biru, nah
anaknya lebih tenang berarti. Dulu aku belajar itu soalnya.
13) Apakah lingkungan bermain anak dapat menumbuhkan
kreativitasnya?
Jawab: Jagi gini yah, anak-anak itu lucu. Mereka itu punya satu
kebiasaan. Jadi udah seneng sama ini, ya bakalan sama ini. Terus
udah ngga, main sama yang lain, gitu kan. Biasanya suka bilang
“Bu Tata liat kita sama, ngewarnainnya sama.” Terus kadang
minggu depan sama yang beda, suka begitu lagi. Kreatifnya
mereka gitu, ngeliatin satu temannya yang lain atau kalau
misalnya aku mencontohkan gambar. Aku warnanya ini ini ini,
terus mereka bilang ‘Aku gamau ikutin Bu Tata, aku mau
warnanya ini aja.” Ya kalau begitu biasanya boleh aja, silahkan.
Ya jadi mereka bisa modeling sendiri kan, mau sama atau sesuai
seperti yang kita bikin atau mau bikin yang sesuai sama
temennya, atau mau bikin beda kan bisa macam-macam.
45

d. Indikator: Cara Mendidik


14) Faktor apa saja yang ibu pertimbangkan untuk menumbuhkan
kreativitas anak?
Jawab: Banyak sih sebenernya cuma lebih ke kayak misalnya
kita cerita. Nah mereka kadang niruin sesuai yang kayak kita
ceritain kan jadi anak-anak biasa ngembangin kreativitasnya
mereka sendiri. Terus kayak misalnya nyanyi, bisa ngembangin
kreativitasnnya mereka. Itu mereka, anak-anak ini itu nirunya
gampang, ngikutinnya gampang. Ya itu, kayak gitu sih lebih ke
imajinasinya mereka sendiri aja sih sebenernya. Lebih gampang
untuk ngikutin kemauannya mereka karena lebih mudah dilihat
karena kan kalau ngikutin strict sesuai faktor yang kita mau kan
gabisa. Jadi emang tergantung anak-anaknya aja.

e. Indikator: Waktu
15) Apakah peserta didik disekolah memiliki waktu yang banyak
untuk menunjukkan kreativitas mereka?
Jawab: Buat aku sih cukup ya, karena anak-anak sekecil ini
belum bisa belajar kayak kita yang bisa berjam-jam. Bosen.
Soalnya mereka udah gampang bosen, kadang kan kalau misalnya
lagi belajar suka ngomong “Bu Tata kapan mainnya?” udah
nanyanya gitu. Tapi kadang juga udah ada yang, “Bu Tata kapan
belajarnya?” jadi ya tergantung moodnya mereka kan. Ya sama
kita juga kadang mood moodan kalau mau belajar. Anak-anak
apalagi moodnya lebih naik turun.
16) Bagaimana susunana materi pembelajaran yang diterapkan di
kelas?
Jawab: Ya itu kita ada ikrar. Dari jam 7.30-8.00 itu ikrar. Setelah
itu pembukaan. Terus juga biasanya setiap hari senin itu ada
upacara, kayak tadi. Kalau hari selasa itu biasanya ada games,
anak-anak biasanya games tentang angka, tentang apa gitu. Terus
46

kalau hari rabu ada senam. Hari kamis biasanya mereka ke


komputer sama ke perpustakaan. Terus hari Jum’at ke mushola
buat belajar shalat sampai jam 9. Kalau sehari-hari sih yang pasti
pembukaan, ikrar itu. Terus abis itu apa namanya kayak
pemanasan istilahnya, misalnya bikin lingkaran atau apa. Hafalan-
hafalan do’a terus tanya-tanya tentang siapa tuhan kita, siapa nabi
kita, gitu. Pelajaran agama dasar. Terus kalau mereka udah mulai
itu biasanya jam 9 makan dulu. Abis makan kita baru masuk ke
materi. Materi apa yang mau kita pelajari. Biasanya udah sedikit-
sedikit kita kasih tau tuh dari pembukaan yang awal, yang
pemanasan itu. “Nanti kita belajar tentang ini loh, tema kita ini
loh, gitu.” Tapi LKnya biasanya ada dua. Entah yang satu tentang
apa, tentang berhitung atau bahasa atau apa gitu. Kalau TK A
LKnya masih dua sih. Tapi kalau pagi-pagi sebelum ikrar
biasanya mereka kita kasih tracing memories. Jadi mereka latihan
menulis, entah huruf hijaiyah atau huruf alphabet. Pasti kayak
gitu. Disini juga ga menerapkan PR. Jadi kalau misalnya ada
anak-anak yang ga masuk ya kita simpan tugasnya di loker. Aku
juga ngeliatnya kalau anak-anak disini itu, mereka udah banyak
les. Jadi makanya banyak yang jarang suka masuk ya karena cape.
Pulang sekolah nih biasanya mereka les, entah les renang lah,
entah calistung lah, entah baca, entah apa, ada aja lesnya. Itu yang
buat mereka kayak kalau dikasih PR lagi kasihan. Daripada
mereka kalau dikasih PR ga ngerjain, mendingan disimpan disini
dan nanti mereka ngerjain sendiri, gitu.

f. Indikator: Kesempatan untuk Memperoleh Pengetahuan


17) Apakah bapak/ibu melakukan pengulangan-pengulangan dalam
menumbuhkan kreativitas anak di kelas?
Jawab: Oh iyah discuss. Tiap pulang pasti kita ada pengulangan
atau evaluasi. Jadi kita suka nanya lagi apa yang sudah kita
47

pelajari hari ini, gitu. Pasti anak-anak bisa. Mereka kan


nangkepnya cepet, gampang nginget tapi lupanya juga cepet. Jadi
memang harus setiap hari diingetin, harus setiap hari dievaluasi.
Sebenernya pelajaran di TK A dan TK B ga jauh beda. Temanya
sama, cuma mungkin pembelajarannya berbeda. Kalau TK B
lebih tinggi sedikit, udah ada nulis karena mereka kan udah bisa
baca, udah bisa berhitung, karena kan mau ke SD. Kalau TK A
masih yang kayak angka, sa si su se so, masih dua kata dua kata
karena kalau kalimat panjang mereka gabisa. Bedanya cuma
disitu.
18) Apakah bapak/ibu mendapatkan pengetahuan yang baru ketika
menumbuhkan kreativitas anak?
Jawab: Ya itu pasti banyak sekali. Apalagi pengalaman dari
guru-guru yang udah seniornya juga. Terus aku juga suka nanya
juga sih sama Bu Eha, kan karena aku partnernya Bu Eha. “Bu,
ini aku ga ngerti maksudnya gimana?” terus Bu Eha ngejelasin
“Ini Ta, kayak begini.” Kalau misalnya ada kayak bahasa-bahasa
yang aku ga mengerti, ya itu aku pasti belajar sama Bu Eha atau
ngga Bu Nia atau Bu Susan, gitu. Aku juga banyak nanya sih
sebenernya karena aku emang kan buta banget sama PAUD,
maksudnya sama sekolah keguruan, terutama TK atau PAUD itu
kan aku buta. Dulu waktu awal-awal tuh aku masih bingung, abis
ini ngapain ya, abis ini ngapain ya, gitu kan. Padahal udah baca
RPPH tetep aja masih bingung. Karena emang ga punya dasar ya
otomatis nanya, “Bu ini gimana ya? Aku kalau kayak gini mereka
ngerti ga ya?” misalnya aku ngejelasin tentang perkembangbiakan
binatang atau apa. Anak-anak sekarang udah kritis banget kan ya,
kadang suka nanya “Gimana caranya kok bisa bertelur, kok bisa
melahirkan?” nah itu kan bahasa kita mesti ini ya, kalau kita
ngejelasin pake bahasa kita kan mereka ga mungkin ngerti. Nah
itu hal-hal yang kayak gitu yang aku tanyain, anak-anak sekarang
48

udah pada kritis-kritis banget, pertanyaannya udah luar biasa. Jadi


kalau misalnya kita udah gabisa jawab, kadang aku juga suka
bilang “Nanti ya, Bu Tata cari dulu di google nanti Bu Tata
jelasin.” Daripada nanti salah jawab kan, kalau salah jawab kan
nanti mereka jadi rumpang istilahnya. Apalagi anak-anak yang
pinter kan pasti inget sama apa yang kita ucapkan.
19) Apakah bapak/ibu membangun kerjasama bersama tim untuk
berbagi pengetahuannya dalam mengembangkan kreativitas anak?
Jawab: Kalau misalnya aku sama Bu Eha mah bisa kapan aja.
Tapi kalau buat bareng-bareng biasanya tiap hari Jum’at, diskusi
kendalanya apa. Misalnya selama seminggu ini kendalanya ada
apa aja, terus perubahan anak-anak yang butuh perhatian khusus
misalnya apa. Pasti kita evaluasi tiap hari Jum’a terus apa yang
kurang, misalnya mereka menilai aku, guru-guru menilai aku, jadi
emang ada evaluasi tiap hari Jum’at. Itu biasanya kayak gitu.
20) Bagaimana bentuk sekolah melaporkan perkembangan anak
kepada orang tua peserta didik?
Jawab: Biasanya ada pra rapot. Jadi kayak rapot bayanganlah ya
istilahnya dulu kita. Iya kemari pas tiga bulan ada rapot bayangan
terus diliatin kerjanya apa aja. Terus juga setiap hari biasanya ada
pakai buku penghubung yang warna biru. Buku birunya dibawa
pulang, jadi orang tua bisa tau kegiatan kita hari ini ngapain aja
sih, ada informasi apa aja. Jadi itu sebagai komunikator atau
penghubung antara orang tua sama guru juga sih.
21) Apakah guru mendiskusikan cara mengembangkan kreativitas
anak pada setiap tema pembelajaran?
Jawab: Buat tema itu sendiri kan udah ada RPH, nah biasanya
aku juga ngediskusiinnya sama Bu Eha sih gimana proses
pembelajaran yang akan diterapkan nantinya pada setiap tema itu
sendiri. Kurang lebih ya kayak gitu.
49

3. Daftar Pertanyaan Bahan Paduan Wawancara dengan Guru TK Avicenna


Jagakarsa Kelompok B
Waktu Wawancara : Senin, 10 Desember 2018 Pukul 12.11 WIB
Tempat : TK B Avicenna Jagakarsa, Jakarta Selatan
Pewawancara : Nur Aulia Rahmah

Narasumber : Annisa Tyra, S.Pd. (Ibu Nisa)


Guru TK Kelompok B

Topik Wawancara
Implementasi Kompetensi Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Usia Dini

Hasil Wawancara

A. Indikator: Dorongan
1. Apakah upaya yang ibu lakukan untuk mendorong kreativitas
anak?
Jawab: Kalau aku sih ajak mereka lihat benda-benda nyatanya
dulu, misalnya kita lagi tema tentang Pengamanan contohnya,
pengamanan itu apa sih? Pengamanan itu kaya gimana jenisnya.
Kemarin, contoh yang aku kasih itu gimana caranya kita disituasi
lagi kebarakan, kan disini ada itu alat tabung buat madamin api,
aku bawa mereka dulu, oh ini alatnya, aku liatin juga video cara
pemakaiannya. Jadi ga hanya sekedar gambar, tapi jug aku liatin
mereka video nyatanya, orang lagi menggunkaan alat itu. Contoh
lainnya, kalau lagi tma binatang, aku kasih tau ini binatang apa,
makannya apa, rumahnya dimana, dan mereka mikirnya banyak,
imajinasinya banyak. Kalau didalam kelas, bikin karya-karya,
misalnya minggu ini temanya binatang laut, kita bikin dari
origami / asturo, kita ajarin juga gimana cara guntingnya, cara
nempelnya, sekalian mengembangkna motoric halusnya. Untuk
reward dalam materi sehari-hari aku ga ngebiasain, nanti jadi
50

kebiasaan buat mereka, malah nanti bisa jadi mereka ngelakuin


sesuatu buat reward gitu bukan dengan tulus.
2. Apakah sekolah memberikan reward terhadap guru yang memiliki
kreativitas tinggi? (Berdampak pada kinerja, perilaku,
kedisiplinan, tanggung jawab dan mampu bekerja secara tim)
Jawab: (Ibu nisa baru 4 bulan sebagai guru TK di Avicenna
Jagakarsa) Yang aku denger sih yang udah pelatihan itu yang
udah karyawan tetap, yang udah punya sertifikat kaya bu nia, bu
eha gitu. Rewardnya tergantung tingkatan, biasanya kalau lewat
uang, kepala sekolah dapetnya beda gitu. Kalau tingkat nasional,
misalnya sekota Jakarta, waktu itu sekitar 3juta – 5juta yang aku
tau segitu sih.

B. Indikator: Sarana Prasarana


3. Apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah
menunjang kreativitas anak?
Jawab: Kalau menurut aku sih, karena aku sering dating ke
sekolah – sekolah lain juga, kalau disini tuh menurut aku udah
banyak gitu kan ya, kalau disekolah lain itu untuk montessori-nya
juga masih kurang, kalau disini kita untuk melatih dia masuk sd,
jadi disini udah lengkap banget gitu, jadi ada satu lemari yang
isinya emang untuk kreativitas anak-anak semua.
4. Sarana dan prasarana apa yang bapak/ibu manfaatkan untuk
mengoptimalkan kreativitas anak ?
Jawab : Kalau kita saat kelas montessori itu anak-anak sendiri
yang ambil, bukan kita yang nentuin. Jadi, mereka lagi mau
menggunakan alat yang ini, jadi ya itu yang mereka pake,
montessory itu sendiri ada peraturannya juga, jadi mereka
ngambil sendiri, maininnya sendiri, tanpa suara. Karena disini
dilatih kemandiriannya. Kalau sudah selesai, mereka udah bosen,
51

mereka simpen lagi alat-alatnya. Soalnya dirapot juga ada


laporannya. Yang paling banyak itu biasanya puzzle.
5. Apakah peserta didik tertarik menggunakan sarana dan prasarana
yang tersedia di sekolah untuk menunjukkan kreativitasnya?
Jawab: Kalau menurut aku sih udah tertarik ya, dari mulai saat
montessori, terus mainan leggo, gambar-gambar disitu, buku
bacaan, rata-rata mereka gunain semuanya. Jadi, disini siswanya
sendiri udah cukup optimal diasah kreativitasnya, dan daya
tariknya juga tinggi dalam menggunakan sarana dan prasarana
yang sudah ada.
6. Apakah guru memiliki pengetahuan dalam meningkatkan
kreativitas anak?
Jawab: Kalau aku sih kan diluar job desk sebagai guru aku juga
suka dekor. Jadi dari situ aku jug abanyak ilmu nih, gimana cara
bikin bunga, bikin hias-hiasan. Terus mereka juga aku ajak keluar
ruangan, missal kemarin kita matematikanya itu tentang “Besar
dan Kecil”, aku ajak mereka cari daun yang besar dan kecil, disitu
mereka nyari terus mereka susun. Jadi kreativitas mereka itu ga
hanya didalam ruangan, tapi diluar juga.
7. Apakah bapak/ibu guru mengalami kesulitan dalam menggunakan
sarana dan prasarana di sekolah?
Jawab: Kalau aku dibidang Montessori. Karena aku baru ya, jadi
kan di Montessori itu setiap alat itu ada nama-namanya sendiri,
karena aku belom hapal, jadinya aku kesulitannya disitu aja sih.
Selebihnya aku bisa.

C. Indikator: Lingkungan yang Merangsang


8. Apakah anak menemukan kreativitasnya ketika berada di
lingkungan sekitar?
Jawab: Di TK Avicenna ini kan selain kegiatan dikelas, kita
banyak kegiatan di luar kelas juga. Contoh, kemarin kita adain
52

Kid Camp, kaya anak pramuka gitu. Jadi kita ajarin mereka
gimana upacara siaga di pramuka itu, duduk ditenda, terus tenda
itu kaya gimana sih. Terus pas kemarin mereka lomba juga,
merek abikin kerajinan, tapi aku ajak mereka bikin kerajinannya
itu diluar ruangan, jadi mereka selain kegiatan di kelas, diluar
kelaspun ada. Kegiatannya itu rutin 3 bulan sekali, harus ada
karena ada LPJnya juga.
9. Apakah lingkungan bermain anak dapat menumbuhkan
kreativitasnya?
Jawab: Pasti tumbuh, jadi mereka punya bayangannya itu tuh
sekolah ga hanya dikelas, jadi mereka bisa cerita jug aketemen-
temen mereka diluar. Aku sering dapet laporan dari orang tua
murid ya, setelah kegiatan-kegiatan itu mereka banyak cerita
dirumah, kan itu menambah kreativitas mereka kan. Mereka bisa
nyusun kata bagus buat cerita ke orang tuanya dirumah. Terus
juga mereka masih inget.

D. Indikator: Cara mendidik


10. Faktor apa saja yang ibu pertimbangkan untuk menumbuhkan
kreativitas anak?
Jawab: Menurut aku, kalau dari factor lingkungan sekolah, missal,
dari administrasi mereka nyiapin kaya kertas asturo, terus kita
bikin kaya hiasan-hiasan kaya gini. Jadi, kalau kita emang butuh,
bisa dipesenin juga sama administrasinya. Terus dirumah juga, kita
kan ada metode 7 (Seven) Habits. Nah itu tuh kita pantau
disekolah, terus ada buku laporannya juga, nah buku itu tuh bisa
dibawa pulang, terus nanti orang tuanya bisa latih kebiasaan
anaknya juga dirumah. Jadi selain buku penghubung, buku ini juga
buat pantauan tentang kegiatan anak-anak juga disekolah untuk
orang tua. Untuk buku penghubung, aku jujur kurang, soalnya
Cuma beberapa orang tua yang peduli gitu sama kegiatan anak-
53

anaknya. Kita kan sering selipin surat, kadang juga besoknya


masih ada suratnya. Karena orang tuanya kurang aware, karena
mereka juga terlalu percaya sama sekolah juga sih.

E. Indikator: Waktu
11. Apakah peserta didik disekolah memiliki waktu yang banyak
untuk menunjukkan kreativitas mereka?
Jawab: Kalau dari sekolah sih, sudah cukup. Contoh, waktu kita
belajar matematika. Mungkin orang litanya cuma angka kan gitu,
tapi disini kita ajak mereka juga pake gambar, bikin mereka ga
bosen. Soalnya kan anak-anak kalau sekedar tulisan sama angka
tuh udah terbayang nanti sd tuh gimana. Waktu itu pernah ada
kegiatan sit-in, jadi yang KB ke TK yang TK ke SD, disitu mereka
udah takut duluan karena mereka nyobain jadi anak sd, sd kaya
gini loh. Salah satu ada yang belom siap, mereka ngebayangin
udah susah banget. Jadi, biar kreativitasnya muncul, kita bikin
menarik disetiap pembelajarannya itu sendiri. Jadi, menurutku
waktunya juga sudah cukup. Karena kan mereka ada ekskul juga,
disitu tambahan waktu untuk ningkatin kreativitas anak juga
sebenernya. Jadi menurutku secara keseluruhan sudah cukup.

F. Indikator: Kesempatan untuk Memperoleh Pengetahuan


12. Apakah bapak/ibu melakukan pengulangan-pengulangan dalam
menumbuhkan kreativitas anak dikelas?
Jawab: Setiap sebelum pulang tuh kita ada evaluasi, jadi
mengingat apa aja sih yang sudah dipelajari hari ini, biar merkea
ga lupa juga. Keesokan harinya juga gitu, aku ingetin lagi apa
yang udah mereka pelajarin kemarin. Contoh, untuk pelajaran
sehari-harinya kemarin misalkan ada yang nangis, ada yang nakal,
itu pas pulang aku ingetin kalau kamu gaboleh kaya gitu sama
temen. Besoknya aku ingetin lagi, aku motivasiin dulu mereka
sebelum kelas. Selalu aku ulang-ulang, lebih ke sikap sehari-hari.
54

13. Apakah bapak/ibu mendapatkan pengetahuan yang baru ketika


menumbuhkan kreativitas anak?
Jawab: Banyak, terlebih dari Bu Nia, Bu Eha. Kan ada RPH ya,
aku baca, terus aku tanya ke bu nia juga kalau ada yang aku ga
ngerti. Aku juga masih belajar ini semua kan, jadi selama aku
ngajar pasti aku dapat ilmu / pengetahuan baru, bisa bentuk
dekorasi, bisa bentuk sikap, doa-doa juga, kaya doa mau masuk
kamar mandi, doa selesai makan, itu mereka ingetin juga, terus
juga Montessori juga itu pengetahuan baru buat aku.
14. Apakah bapak/ibu membangun kerjasama bersama tim untuk
berbagi pengetahuannya dalam mengembangkan kreativitas anak?
Jawab: Kalau disini, kita tiap bulan ada acara, kid camp kemarin
PJnya kan aku ya. Aku nanya-nanya sama bu nia, terus disini itu
ada buku notulen, jadi kalau kita adain rapat pasti di catet hasil
rapatnya, jadi kalau ada yg lupa atau kita belum tau itu bisa
dibaca di buku notulennya. Kita itu pasti ada rapat ya perminggu,
kadang acaranya sebulannya berapa, pasti tiap minggu kita rapat.
Karena kita dikit, jadi kita bisa rapat itu sambal makan siang juga
bisa. Pasti aku nanya sih sama mereka untuk meningkatkan
kreativitas mereka sama guru-guru disini juga.
15. Apakah guru mendiskusikan cara mengembangkan kreativitas
anak pada setiap tema pembelajaran?
Jawab: Tema kan beda tiap minggu, untuk materi dikelas aku
diskusiin sama bu nia. Bu nia ini punya buku tambahan, misalkan
kit amau bikin kreativitas kaya art and craft, itu kita situasiin terus
kita isi sama kegiatan-kegiatan ini. Terus juga aku lebih nanya ke
bu nia tentang timing yang tepat tuh buat ngelakuin sesuatu sama
anak-anak itu kapan. Karena biar ada peningkatan juga terus biar
mereka gabosen. Contoh, kemarin aku bikin pohon harapan, nah
disitu kita ngecap pake tangannya pagi-pagi, terus nempel
55

daunnya siang, jadi bertahap, karena waktunya gacukup, terus


juga mereka kabur-kaburan juga Kurang lebih seperti itu.

4. Hasil Observasi Uraian Kegiatan Harian di TK Avicenna Jagakarsa


URAIAN KEGIATAN HARIAN DI LUAR MAUPUN DI DALAM
KELAS TK AVICENNA JAGAKARSA

Kelompok A
Pukul 07.00-07.30 WIB.
Kegiatan pembelajaran di TK Avicenna Jagakarsa dimulai pada pukul
08.00. Tetapi pukul 07.00 pagi sudah terlihat beberapa murid yang
berdatangan. Mungkin karena kondisi kelas yang sangat nyaman dengan
teman dan guru-guru yang menyenangkan sehingga mereka senang untuk
datang lebih awal. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya aktivitas
yang dilakukan siswa/i TK Avicenna Jagakarsa ketika sedang menunggu
bel berbunyi. Membaca buku cerita, bermain dengan temannya, menyapa
ibu gurunya atau ada juga yang bermain dengan mainan yang disediakan
di dalam kelasnya. Pagi itu mereka mengenakan seragam dengan atasan
berwarna putih dan bawahan berwarna biru (khusus untuk siswa/i TK A).
Seperti pada hari-hari biasanya, ketika datang ke sekolah mereka akan
terlebih dahulu meletakkan tas dan sepatu mereka pada rak yang sudah
disediakan di depan kelasnya. Rak tersebut berfungsi untuk meletakkan
tas, sepatu dan sandal mereka. Kebiasaan tersebut sudah diterapkan sejak
lama oleh pendidik di TK Avicenna Jagakarsa kepada siswa/inya. Sama
halnya dengan kebiasaan untuk mengucapkan salam sebelum masuk ke
dalam kelas. Waktu itu saya sebagai orang baru disana membuka pintu
kelasnya dan duduk berbaur bersama siswa/i disana, tiba-tiba ada salah
seorang siswa bertanya “Kakak kok ga ngucap salam sebelum masuk
kelas?” Dari situ saya menyadari, ada beberapa kebiasaan yang diterapkan
di sekolah untuk kehidupan mereka sehari-harinya. Sama halnya dengan
keributan siswa/i untuk salim dengan saya sewaktu saya ikut bergabung
dengan mereka.
56

Pukul 07.30-08.00 WIB.

Bel sekolah pun berbunyi. Kegiatan bermain segera dihentikan, baik oleh
ibu guru maupun siswa/i itu sendiri. Anak-anak mulai dikondusifkan untuk
baris melaksanakan upacara bendera. Bu Eha dan Bu Tata dengan suara
lantangnya tak henti hentinya menghimbau para siswa untuk keluar dari
kelas melaksanakan upacara bendera. Anak-anak pun berbaris rapi
membentuk barisan dengan formasi dua banjar. Tidak seperti hari-hari
sebelumnya, hari ini upacara dilaksanakan di depan kelas karena untuk
tingkat SD, SMP, dan SMA sedang melaksanakan Ujian Akhir Sekolah
atau yang biasa dikenal dengan UAS. Sesekali anak-anak diperintahkan
untuk tidak terlalu berisik saat upacara sedang berlangsung karena
dikhawatirkan akan mengganggu konsentrasi kakak-kakaknya dalam
mengerjakan soal ujian. Sebelum melakukan upacara, ada sepatah dua
patah kata yang disampaikan oleh Bu Nisa untuk menyapa anak-anak
ketika anak-anak sudah rapi berbaris. Bu Nisa adalah guru dari TK B. Tak
lupa, Bu Nisa pun memperkenalkan saya dan rekan saya kepada siswa/i
disana dan alasan mengapa kami berada disekitar mereka. Setelah itu
barulah dimulai kegiatan upacara bendera. Petugas upacara kali ini diambil
dari siswa/i TK B. Antusiasme para siswa sangat tinggi sekali, hampir
sebagian dari mereka ingin berpartisipasi dalam kegiatan upacara bendera
pagi ini. Upacara pun berlangsung khidmat, mulai dari kegiatan
pembacaan ikrar, pengibaran bendera dan susunan acara yang lainnya.
Meskipun ibu guru disana masih ikut terjun dalam pelaksanaan upacara
bendera, membantu membacakan ikrar dan mengibarkan bendera
contohnya. Tapi tetap saja siswa/i disana sangatlah luar biasa. Setelah
selesai melaksanakan upacara, anak-anak pun berbaris dan dipersilahkan
untuk masuk ke dalam kelasnya masing-masing dengan tertitb, tak lupa
untuk menutup pintu kelasnya.

Pukul 08.00-08.15 WIB.


57

Kegiatan pembelajaran pun akan segera dimulai. Di papan tulis sudah


tercatat agenda apa saja yang akan dilakukan mereka hari ini. Mulai dari
Ikrar, Recite Short Surrah, Montessori, Latihan Lomba, Menggunting
Lingkaran, Take a Rest, Evaluation, Pray and Go Home. Selagi menunggu
guru utama yaitu Bu Eha, anak-anak duduk melingkar dipimpin oleh Guru
pendamping, Bu Tata, sambil latihan membaca. Kegiatan membaca pun
hanya menggunakan dua morfen yaitu Ba, Bi, Bu, Be, dan Bo. Pembukaan
pembelajaran kali ini diawali dengan berdo’a. Anak-anak pun sangat
antusias untuk mengacungkan tangannya menjadi pemimpin do’a.
Kemudian Bu Eha menengahi dengan memilih Aqueen sebagai pemimpin
do’a hari ini. Selesai membaca do’a, mereka secara bersamaan
mengucapkan ikrar dan 7 Habits TK Avicenna. Selanjutnya dilanjutkan
dengan menanyakan kabar masing-masing siswa. Seperti anak-anak pada
umumnya, ketika ditanya perihal kabar, mereka malah menceritakan
semuanya yang tidak berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Ketika
kegiatan di dalam kelas sedang berlangsung, ada seorang anak yang telat.
Namanya Ziyad. Ziyad pun mengetuk pintu kelas dan mengucapkan
salam, lalu Bu Eha mempersilahkannya untuk bergabung bersama teman-
temannya. Namun, Ziyad enggan bergabung, “Mau baris upacara.”
Ucapnya. Akhirnya Bu Tata pun menemani Ziyad di depan kelas untuk
terlebih dahulu melaksanakan upacara benderanya. Kemudian dilanjutkan
dengan berdiri sambil bermain membentuk sebuah lingkaran besar dan
lingkaran kecil sambil menyanyikan lagu. Mereka pun duduk kembali
sambil membentuk lingkaran lagi. Hari ini mereka bermain games yang
dikenal dengan nama konsentrasi. Siswa yang disebut namanya oleh Bu
Eha, wajib menyebutkan nama teman disebelahnya. Saya lupa bagaimana
bunyi mantranya dan kebetulan dibuku catatan saya pun ternyata saya
tidak menuliskannya. Setelah games berakhir anak-anak diminta untuk
berhitung satu persatu, hal ini sebagai pengganti absensi yang biasanya
dilakukan setiap paginya. Hari itu siswa/i yang hadir berjumlah 18 orang.
Siswa/i yang lainnya pun mulai bertanya kemana 3 teman mereka yang
58

tidak bisa bergabung hari ini. Ternyata mereka dikabarkan sedang sakit.
Anak-anak pun tak lupa berdoa untuk kesembuhan temannya. Selanjutnya
Bu Eha memotivasi siswa/i untuk terus berprestasi dengan cara
memberikan narasi atau cerita seputar orang-orang sukses diluar sana
disertai tips-tips yang mudah dicerna oleh para siswanya seperti harus rajin
belajar, dan lain sebagainya.

Pukul 08.15-08.30 WIB.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan mengulang kembali bacaan


surat-surat pendek yang telah mereka hafalkan sebelumnya sambil duduk
membentuk lingkaran. Kegiatan mengulang bacaan surat pendek tersebut
dilakukan dengan melafalkannya secara bersama dan dipimpin oleh Bu
Eha. Urutan surat yang dibacakan yaitu Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Kautsar,
Surat An-Nas dan kemudian Surat Al-Falaq. Ketika mengulang kembali
bacaan surat-surat ada anak yang dengan lantang mengucapkannya, ada
anak yang lupa lupa ingat melafalkan suratnya, dan ada juga ada anak
yang bahkan sama sekali tidak mengeluarkan suara dari mulutnya. Diawali
dengan suara yang sangat keras dari anak-anak, lalu perlahan-lahan
suaranya menjadi tidak sesemangat pada awalnya. Bu Eha pun tak lupa
untuk memotivasi siswa/inya agar terus melafalkan bacaan-bacaan surat
pendeknya dengan suara yang lantang. Hal tersebut tentunya memberikan
motivasi ekstrinsik bagi anak-anak sesusia mereka. Kemudian dilanjutkan
dengan pemaparan cerita oleh Bu Eha tentang seorang ibu yang
kehilangan anakna. Hal tersebut menjadi media bagi Bu Eha untuk
memberikan materi kepada siswa/i seputar kalimat Thayyibah “innalillahi
wa inna illaihi raji’un.” Setelah itu Bu Eha melanjutkan dengan pemaparan
mengenai sejarah Nabi Muhammad SAW. Mulai dari nama-nama keluarga
nabi, hingga sejarah kelahirannya ditahun gajah. Tak lupa Bu Eha kembali
mengulangnya dengan bertanya siapa nama paman Nabi Muhammad?
siapa nama Kakek Nabi Muhammad? dan sebagainya. Bu Eha juga
59

mengajari tentang bacaan do’a sebelum tidur dan do’a bangun tidur karena
pada saat itu salah seorang anak sedang menceritakan kisahnya.

Pukul 08.30-08.40 WIB.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan menyanyikan lagu abjad secara


bersama-sama dengan menggunakan media huruf-huruf abjad yang
terpasang di dinding kelas mereka kemudian menyebutkan nama-nama
benda mulai dari abjad a-z sesuai dengan irama atau urutan abjad yang
sedang dinyanyikan. Kegiatan ini masih berlangsung dengan duduk
membentuk lingkaran. Siswa/i pun sangat antusias sekali mengucapkan
berbagai benda yang ada disekitarnya. Bu Eha mengucapkan ulang nama-
nama benda yang telah diucapkan oleh siswa/inya dan selalu tersenyum
menanggapi segala tingkah laku mereka.

Pukul 08.40-08.50 WIB.

Pembelajaran masih terus berlanjut. Sambil duduk membentuk lingkaran,


mereka belajar mengenai bentuk dan warna dalam bahasa inggris. Bu Eha
pun melafalkan segala perintah dan instruksinya menggunakan bahasa
inggris. Media pembelajaran yang digunakan yaitu berupa kardus persegi
atau persegi panjang yang di tengahnya ditempelkan kardus dengan
dilapisi berbagai macam bentuk dan warna. Sehingga bentuk tersebut
terlihat seperti timbul dalam bidang datar. Ada segitiga dengan warna
ungu, bunga dengan warna merah, lingkaran dengan warna hijau, bintang
dengan warna kuning, belah ketupat dengan warna krem, panah dengan
warna coklat, dan lain sebagainya. Sistem pembelajaran yang diterapkan
kali ini yaitu Bu Eha memberikan pemaparan mengenai bentuk apa yang
ada digenggamannya dan apa warnanya. Kemudian anak-anak diberikan
latihan satu persatu dengan cara memanggil nama siswa/inya lalu mereka
diminta untuk mencarikan bentuk dan warna yang sesuai dengan instruksi
yang diberikan Bu Eha. Ada anak yang sangat cepat dan tanggap sekali
dalam mengelola instruksi, namun ada juga anak yang malu-malu
60

sehingga teman-temannya tidak sabar untuk berbicara dan memberikan


bantuan atau clue pada anak tersebut. Namun lagi-lagi Bu Eha selalu
menengahinya dengan memberikan nasihat-nasihat pada siswa/inya untuk
selalu menghargai usaha dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa/inya.

Pukul 08.50-09.00 WIB.

Setelah asik bermain tebak bentuk dan warna mereka kembali disibukkan
dengan agenda selanjutnya. Kali ini mereka akan latihan membaca.
Mereka duduk membentuk barisan dengan menghadap papan tulis. Media
yang digunakan yaitu berupa kertas persegi berwarna putih yang di
dalamnya terdapat tulisan Ba, Bo, Bi, Bu, Be dengan huruf konsonan
berwarna merah dan huruf vokal berwarna biru. Media tersebut ditempel
di papan tulis. Bu Eha menunjuk media yang ada di papan tulis dengan
tongkat kayu yang dipegangnya sambil memberikan contoh bagaimana
pelafalannya. “B a dibaca ba.” dan seterusnya. Anak-anak pun mengikuti
pelafalan yang disebutkan oleh Bu Eha. Disamping itu, ada anak yang
dengan antusias memperhatikan ada pula anak yang tidak menghiraukan
atau malah mengajak saya bermain. Namun Bu Tata seringkali
memperingati si anak untuk tetap fokus dan memperhatikan Bu Eha.
Selanjutnya Bu Eha memberikan huruf tambahan yaitu Sa, Si, Su, Se, So
serta menunjuk secara acak huruf-huruf yang ada di papan tulis, seperti
Ba-So dan seterusnya. Kemudian anak-anak mengucapkan kata sesuai
dengan perintah tongkat kayu Bu Eha.

Pukul 09.00-09.30 WIB.

Setelah selesai belajar, anak-anak kedatangan Mr. Joshua sebagai Native


Speaker yang disediakan oleh sekolah dan sangat fasih dalam berbahasa
Inggris. Mr. Joshualah yang akan menjadi penguji dalam ujian lisan
bahasa inggris yang berlangsung hari itu. Mr. Joshua memanggil 4 orang
anak untuk ikut ke tempat ujian. Sementara itu siswa/i yang lainnya
dipersilahkan untuk mengambil bekal dari dalam tasnya sambil menunggu
61

nama mereka dipanggil. Seusai mengambil bekal, mereka makan bersama


di meja dan kursi yang ada di dalam kelas. Biasanya satu meja dilengkapi
dengan enam kursi. Seperti kegiatan yang lainnya, kegiatan ini juga
diawali dengan do’a dan do’a dipimpin oleh salah seorang temannya.
Kemudian mereka dengan senang hati memberikan sedikit bekal yang
dibawanya untuk Bu Eha dan Bu Tata. Mereka maju dan meletakkannya di
meja guru. Sementara itu, di dalam ruang bermain yang dijadikan sebagai
tempat ujian, anak-anak disuguhkan dengan media berupa kayu yang
didalamnya terdapat huruf abjad, ada juga pensil warna, berbagai macam
hewan dan angka. Ternyata di dalam ruangan Mr. Joshua tidak sendiri,
namun ditemani dengan Mrs. April. Mr. Joshua dan Mrs. April menguji
anak-anak dengan mengacungkan media berupa huruf dengan memanggil
nama anak satu persatu dan meminta mengucapkannya dalam bahasa
Inggris. Kemudian Mr. Joshua memberikan instruksi kepada masing-
masing anak dengan menggunakan bahasa inggris untuk mencari pensil
warna sesuai warna yang telah ditentukan. Misalnya Ziyad warna merah,
Aqueen warna hijau, Ashraf warna putih dan Kirana warna ungu. Setelah
itu Mr. Joshua memberikan satu persatu miniatur hewan kepada anak-anak
dan mereka diminta menyebutkan bahasa inggris hewan tersebut. Anak
yang berhasil menyebutkannya lebih dulu dari pada teman-temannya,
dialah yang akan mendapatkan poin penilaian. Sesi ujian diakhiri dengan
meminta masing-masing anak menyebutkan dalam bahasa inggris angka
yang keluar dalam papan angka yang diacungkan Mr. Joshua. Begitu
seterusnya sampai semua anak telah selesai dipanggil untuk melaksanakan
ujian. Anak-anak yang sudah selesai dengan bekal digenggamannya pun
ikut merapikan kembali bekalnya ke dalam tas yang ada di rak di depan
kelasnya.

Pukul 09.30-09.45 WIB.

Kegiatan selanjutnya yaitu menggunting lingkaran dan mewarnai pola.


Ketika semua anak telah selesai ujian, masing-masing anak diberikan dua
62

kertas yang berisikan pola yang harus digunting dan lembar kerja siswa.
Setelah mengambil kertas masing-masing, mereka duduk melingkar
dihadapan Bu Eha dan mengambil gunting yang ada di dalam keranjang,
kemudian menggunting pola yang berupa kepala bebek dan kepala ayam
lalu menempelkannya pada lembar kerja siswa. Dalam lembar kerja
tersebut, anak-anak diminta menempelkan pola yang sudah mereka
gunting, mengisi nama, hari, tanggal, bulan, serta tahun, lalu melengkapi
kata yang belum lengkap di bawah gambar tersebut dan mewarnai
gambarnya. Setelah selesai menggunting dan menempelkan pola pada
lembar kerja siswa, mereka kembali ke tempat duduk semula dan
mewarnai pola tersebut. Pada masing-masing meja terdapat satu keranjang
pensil warna. Anak-anak di meja tersebut secara bersama-sama
menggunakan pensil warnanya. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut ada
anak yang mewarnai dengan warna yang bervariasi, ada pula yang hanya
menggunakan satu warna pada salah satu atau bahkan kedua gambarnya.
Ada anak yang mewarnai dengan rapi ada pula yang mewarnai keluar
garis. Ada anak yang tertib mewarnainya, ada juga yang jail dan
menganggu teman di sebelahnya. Bagi anak yang telah selesai
menggunting dan mewarnai pola diperbolehkan untuk istirahat. Ada
catatan pada saat kegiatan ini berlangsung, yaitu siswa bernama Ziyad
belum mewarnai tugas yang diberikan sehingga ketika jam pelajaran telah
berakhir, Bu Eha kembali mengecek siswa yang sudah mengerjakan
tugasnya dengan baik dan memanggil Ziyad karena belum mewarnai tugas
yang diberikan sehingga tidak diperbolehkan pulang sebelum
menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu.

Pukul 09.45-10.00 WIB.

Setelah melewati beberapa proses pembelajaran. Saat istirahat pun tiba.


Ada anak yang memilih untuk tetap berada di dalam kelas dengan
imajinasinya. Ada juga yang bermain di luar kelas dengan teman-
temannya. Beberapa kesibukkan mulai diciptakan oleh mereka. Misalnya
63

sibuk berlarian kesana kemari, ada yang lebih memilih untuk istirahat di
ruang bermain, ada juga yang memilih istirahat di taman bermain depan
kelas, selain itu ada yang sibuk mencari buku cerita di rak buku dalam
kelas dan minta dibacakan cerita oleh saya. Mereka selalu antusias sekali
setiap melakukan berbagai kegiatan. Saya membacakan cerita kepada
Ashraf dan teman-temannya, ada yang mengatakan sudah pernah
mendengar ceritanya, ada juga yang tetap antusias mendengarkan.
Sementara di ruang bermain mereka memainkan berbagai macam mainan
yang ada, mulai dari Ziyad yang sibuk dengan bonekanya, juga Lana dkk
yang main mamah-mamahan. Kemudian di taman bermain depan kelas,
ada beberapa anak yang memainkan permainan petak. Tidak hanya siswa/i
TK A namun disitu juga ada siswa/i dari TK B. Lima belas menit terasa
amat berharga, melihat tawa riang anak-anak dengan segala kesibukkan
yang diciptakannya.

Pukul 10.00-10.30 WIB.

Jam istirahat pun telah berakhir. Mereka kembali melakukan kegiatan


yang lainnya. Kebetulan minggu ini bertepatan dengan kegiatan lomba
yang akan diadakan di Ancol pada tanggal 12 Desember 2018. Tentunya
hari ini akan ada agenda tersendiri untuk latihan lomba. Mereka mengikuti
tiga dari cabang lomba yang ada. Dari setiap cabang perlombaan tentunya
ada siswa TK A maupun TK B. Diantara cabang perlombaan tersebut
adalah menari, bernyanyi dan lomba carnaval. Anak-anak yang latihan
lomba menyanyi berada di ruang TK A, mereka akan membawakan dua
buah lagu dan salah satu teman mereka akan menjadi dirigennya. Mereka
membentuk formasi dua shaf. Yang melatih gerakan dan nyanyiannya
adalah Bu Eha, berkali-kali Bu Eha memberikan evaluasi terhadap latihan
mereka. Akhirnya latihan mereka selesai pada latihan yang ketiga kalinya.
Selanjutnya untuk latihan nari berada di ruang TK B, mereka menarikan
salah satu tarian daerah. Bergerak atraktif kesana kemari sesuai irama, ada
laki-laki dan ada juga perempuan disana. Mereka sangat lihai dalam
64

menarikan setiap tariannya dan yang terakhir adalah latihan carnaval.


Latihan carnaval berada di luar ruang kelas, mereka membentuk formasi
dua banjar dengan berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan.
Barisan paling depan memegang miniatur ondel-ondel yang dibuat
sedemikian rupa. Berkenaan kurangnya berkas untuk laporan observasi,
kami memutuskan untuk kembali singgah di TK Avicenna Jagakarsa yaitu
pada tanggal 17 Desember 2018. Kami mendapat kabar bahwa usai
perlombaan di Ancol, mereka berhasil memenangkan ketiga cabang lomba
yang diikutinya. Diantara Juara I Lomba Nari, Juara 1 Lomba Karnaval
dan Juara 3 Lomba Bernyanyi.

Pukul 10.30-10.50 WIB.

Sebelum pulang, mereka melakukan test ngaji dan huruf hijaiyah terebih
dahulu. Masing-masing anak berbaris rapi untuk test dengan bu Eha.
Kemudian kegiatan yang terakhir dilaksanakan pada hari ini adalah
evaluasi. Evaluasi dilakukan sebagai kegiatan penutup pada proses
pembelajaran hari ini. Anak-anak dimintai pendapatnya tentang apa saja
yang sudah mereka pelajari hari ini. Mereka menjawab dengan sangat
antusias. Saling beradu suara seperti biasanya. Lalu ditambahkan oleh Bu
Eha sebagai bentuk pengulangan untuk mengingatkan apa saja yang sudah
mereka dapatkan hari ini.

Pukul 10.50-11.00 WIB.

Sebelum pulang, anak-anak duduk melingkar dan berdo’a terlebih dahulu.


Kali ini utuk memimpin do’a pun tidak kalah antusiasnya pada saat
memimpin do’a sebelum memulai pembelajaran. Seperti biasanya, do’a
dipimpin oleh satu orang yang dipilih oleh Bu Eha untuk memimpinnya.
Setelah selesai berdo’a mereka dengan tertib pergi meninggalkan kelas,
mengambil tas yang ada di rak serta memakai sepatunya. Anak-anak pun
segera menuju lobby tempat mereka menunggu orang tuanya dengan
diantar oleh Bu Eha dan Bu Tata. Tidak jarang merekapun terkadang
65

menunggu temannya yang belum selesai memakai sepatunya. Mereka


selalu bergerombol dengan kawan-kawannya. Ada anak yang terburu-buru
memakai sepatunya karena takut ditinggal, ada anak yang salah memakai
sepatunya, ada pula yang kehilangan sepatunya. Bagi anak yang belum
dijemput, biasanya dipersilahkan untuk menunggu bersama ibu gurunya di
dalam kelas.

Pukul 11.00-12.00 WIB.

Untuk hari ini kegiatan pembelajaran pun telah selesai. Dilanjutkan


dengan pembelajaran tambahan berupa les membaca, menulis dan
berhitung atau yang biasa dikenal dengan calistung. Tapi disini tidak
semua anak mengikuti les tersebut, hanya beberapa saja.

Kelompok B

Pukul 07.00 – 07.30 WIB

Pada pukul 07.15 WIB, sudah ada beberapa peserta didik TK B datang ke
kelas, untuk mengisi waktu mereka dikelas selagi munggu bel masuk,
mereka mengerjakan buku tugas terlebih dahulu. Beberapa peserta didik
terlihat mengerjakan tugas di buku masing-masing. Tapi, ada beberapa
peserta didik juga yang lebih memilih untuk bermain leggo ataupun diluar
kelas. Saat saya tanya, kenapa mereka tidak mengerjakan tugas di buku,
mereka menjawab kalau mereka sudah selesai mengerjakan tugasnya. Saat
peserta didik tersebut datang mereka akan menaruh tas dan sepatu
ditempat yang sudah disediakan di depan kelas dan mengambil buku biru /
buku penghubung untuk di kumpulkan ke ibu guru. Pada pukuk 07.30
WIB bel sekolah berbunyi.

Pukul 07.30 – 08.00 WIB

Pada pukul 07.30 saat bel sekolah berbunyi. Bu Nisa, menyuruh seluruh
anak kelas B untuk kedepan kelas berbaris, dikarenakan mereka akan
66

melakukan upacara untuk Kelas A dan Kelas B. Kenapa didepan kelas,


karena di sekolah tingkat SD, SMP dan SMA sedang menjalankan UAS.
Jadi, tidak ada upacara besar seperti biasa. Upacara, dibuka dengan
beberapa nyanyian sapaan oleh Bu Nisa. Lalu, setelah itu dimulai dengan
pengenalan tata krapa, pada saat itu Bu Nisa menjelaskan kepada mereka
bahwa mencabut tanaman sembarangan itu tidak diperbolehkan. Sebelum
upacara dimulai, Bu Nisa memperkenalkan kami berdua, dan menjelaskan
kepada mereka kenapa kami disini, dan disambut dengan baik oleh para
peserta didik. Setelah itu, mulai lah persiapan upacara, disitu Bu Nisa
memilih petugas upacaranya dari anak Kelas B, anak-anak pun terlihat
sangat antusias, hampir sebagian dari mereka ingin menjadi petugas
upacara. Pertama, upacara dibuka dengan ikrar yang dipimpin oleh siswa
bernama Kenzo, walaupun masih di bimbing oleh Bu Nisa. Lalu, upacara
dilaksanakan dengan khidmat. Upacara selesai, anak-anak kelas B
diperintahkan untuk masuk kekelas, sebelum masuk mereka dibiasakan
untuk salim dengan guru dan mengucapkan salam. Tapi, sebelum
semuanya masuk, Bu Nisa memberi pertanyaan seputar tambah-tambahan
yang bisa menjawab diperbolehkan untuk masuk terlebuh dahulu. Disitu,
dapat kita lihat bahwa mereka sangat antusias sekali untuk menjawab, dan
sudah terlihat mahir dalam tambah-tambahan tanpa harus mencoret-coret
dikertas terlebih dahulu.

Pukul 08.00 – 08.30 WIB

Setelah semua peserta didik masuk kedalam kelas, Bu Nia memerintahkan


kepada muridnya untuk duduk melingkar, lalu membuka kelas dengan
mengulang hafalan-hafalan, pertama yang dibaca oleh mereka adalah
Ayaat Kursi. Dikarenakan tema sudah habis, maka dari itu agenda hari ini
adalah latihan untuk lomba yang akan dilaksanakan pada Kamis, 13
Desember 2018 di Ancol. Setelah selesai mengulang hafalan-hafalannya,
Bu Nia menghitung jumlah peserta didiknya menggunakan bahasa inggris.
67

Disela-sela mereka menghitung jumlah peserta didiknya, datanglah guru


Native Speaker yang memang sudah di fasilitasi oleh sekolah berjumlah
dua orang yaitu, Mr. Joshua dan Ms. April. Bertepatan dengan kami
datang, peserta didik hari ini akan di menjalankan ujian atau pengambilan
nilai oleh Mr. Joshua dan Ms. April. Sebelum memulai test, Mr. Joshua
melakukan pemanasan dengan bermain games kecil-kecilan, sedangan Ms.
April mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk tes.

Pukul 08.30 – 09.00 WIB

Saat test akan dimulai, semua peserta didik di perintahkan untuk


menunggu di ruang bermain, karena mereka akan dipanggil satu persatu
untuk melaksanakan test. Saat test, Mr. Joshua dan Ms. April tidak
menggunakan bahasa Indonesia, mereka benar-benar menggunakan bahasa
Inggris dengan kosa kata yang tentunya mudah. Materi yang diujikan ada
5, yaitu:

a) Perkenalan diri (Mr. Joshua dan Ms. April menanyakan Nama dan
umur si peserta didik)
b) Huruf
c) AngkaWarna
d) Binatang

Pada saat itu, saya mengamati, bahwa Mr. Joshua dan Ms. April benar-
benar menggali potensi bahasa Inggris anak-anak disini. Di sekolah ini
juga telah membiasakan menggunakan bahasa Inggris dalam kegiatan
sehari-harinya. Selain itu, peralatan yang digunakan juga lengkap, mulai
dari balok-balok warna, angka, dan huruf, miniature binatang tersedia juga
yang menurut saya sangat menunjang kebutuhan peserta didik disini.

Karena keterbatasan waktu, Mr. Joshua dan Ms. April akhinya memanggil
peserta didiknya, dari yang tadinya satu orang menjadi 4 orang. Setelah
selesai menjalankan test bahasa Inggris, dilanjutkan dengan istirahat atau
Snack Time. Sebelum memulai memakan bekalnya, Bu Nisa memanggil
68

peserta didiknya untuk berbaris didepan kelas untuk cuci tangan, tapi
sebelum itu, tentunya mereka membaca do’a masuk kamar mandi dengan
serempak. Setelah semua peserta didik selesai cuci tangan, mereka
kembali kekelas dan juga membaca do’a sebelum makan. Disini, para
peserta didik di biasakan untuk sharing atau berbagi bekal mereka kepada
temannya ataupun kepada gurunya. Setelah makan selesai, satu persatu
peserta didik menghampiri Bu Nia maupun Bu Nisa untuk membaca do’a
setelah makan.

Pukul 09.00 – 09.30 WIB

Setelah semua peserta didik selesai makan, Bu Nia mengumpulkan


kembali para peserta didik ketengah kelas untuk mengulang hafalan.
Setelah itu, Bu Nia menjelaskan tentang huruf dan kata, kali ini, Bu Nia
menjelaskan kepada peserta didik apa saja kata yang awalnya dari “ma-“.
Setelah selesai, Bu Nia juga mengajarkan kepada mereka tentang Angka
dengan gambar. Selama menjelaskan, sangat terlihat Bu Nia menuntut
peserta didiknya untuk aktif dalam belajar.

Pukul 09.30 – 10.00 WIB

Setelah selesai belajar, Bu Nia memerintahkan anak didiknya untuk siap-


siap latihan lomba. Lomba yang akan mereka ikuti ada 3 macam yaitu,
menari, menyanyi dan karnaval. Pada pukul 09.45 WIB, peserta didik
yang akan mengikuti lomba menari sedang mencoba kostum mereka untuk
menari. Kostum menariyang mereka gunakan itu memang sudah
disediakan dari sekolah, jadi pada latihan dengan kostum ini, selain gladi,
Bu Nia juga mengukur, apakah baji itu muat dipakai oleh peserta didik
atau tidak. Karrena, kalau tidak muat, baju tersebut hatus dibawa oleh Bu
Nia ke tukang jahit untuk dikecilkan dsb. Lalu, Bu Nisa mengeluarkan
barang-barang yang berkaitan untuk lomba karnaval. Setelah semua selesai
di persiapkan, mulailah mereka latihan.
69

Pukul 10.00 – 10.30 WIB

Latihan untuk lomba memakan waktu kurang lebih 30 menit. Para peserta
didik-pun terlihat sangat antusias untuk lomba ini, terlebih khususnya pada
lomba menari. Ada siswa yang memang baru bergabung dengan lomba
menari ini, jad dia masih kurang hafal dengan gerakn-gerakannya. Jadi, Bu
Nia terus mengevaluasi kesalahan-kesalahan mereka, terus memberi tahu
afar tidak lupa untuk senyum, dan juga tidak lupa membangkitkan
semangat dan tingkat kepercayaan diri si anak terebut. Berkenaan
kurangnya berkas untuk laporan observasi, kami memutuskan untuk
kembali singgah di TK Avicenna Jagakarsa yaitu pada tanggal 17
Desember 2018. Kami mendapat kabar bahwa usai perlombaan di Ancol,
mereka berhasil memenangkan ketiga cabang lomba yang diikutinya.
Diantara Juara I Lomba Nari, Juara 1 Lomba Karnaval dan Juara 3 Lomba
Bernyanyi.

Pukul 10.30 – 11.00 WIB

Setelah semua selesai latihan untuk lomba, Bu Nia dan Bu Nisa


memanggil seluruh anak kelas B untuk masuk lagi ke dalam kelas. Setelah
semua anak kelas B di dalam kelas, Bu Nia memberikan tugas kepada
mereka terkait materi yang tadi sudah dijelaskan. Saya (Nur Aulia)
mengamati 2 murid pada saat itu ada Adel dan Al, dua-duanya terlihat
sangat cepat dalam menangkap pelajaran, dapat saya lihat pada saat
mereka mengerjakan tugasnya, walaupun masih sedikit bingung dan butuh
bantuan, tapi untuk tingkat anak kelas B menurut saya sudah cukup baik.

Setelah mereka selesai mengerjakan tugasnya, mereka diberikan waktu


untuk bermain, ada yg bermain leggo didalam kelas, ada yang membaca
buku, ada yang keluar untuk bermain di playground, ada juga yang ke
ruang bermain, dsb. Pada sekitar pukul 10.52 WIB, Bu Nisa memanggil
seluruh anak kelas B untuk persiapan pulang. Disitu mereka dibiasakan
untuk membersihkan kelas dan juga tempat yang mereka gunakan untuk
70

bermain tadi. Setelah semuanya selesai, Bu Nisa dan Bu Nia


mengumpulkan peserta didiknya ke tengah-tengah kelas dan melakukan
evaluasi terkait kegiatan hari ini, setelah itu mereka semua membaca do’a
sebelum pulang yaitu, Surah Al – Ashr, Do’a Kedua Orang Tua, dan Do’a
Naik Kendaraan.

Pukul 11.00 – 11.30 WIB

Setelah kegiatan evaluasi dan membaca do’a selesai, peserta didikpun


sudah di izinkan pulang, tetapi, ada beberapa siswa yang pulang, ada juga
yang menetap dikelas untuk mengikuti kelas tambahan calistung khusus
anak kelas B untuk persiapan masuk SD sekalian menunggu dijemput.
BAB IV
ANALISIS HASIL OBSERVASI

A. Analisis Hasil Observasi, Wawancara dan Uraian Kegiatan Harian


1. TK Avicenna Jagakarsa Kelompok A
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dipaparkan pada
pembahasan sebelumnya, Guru kelompok A TK Avicenna Jagakarsa
sudah mengimplementasikan kompetensinya dengan baik dalam
mengembangkan kreativitas para peserta didiknya. Sebelum
pembelajaran dan kegiatan berlangsung guru sudah mempersiapkan diri
sebelum mengajar dengan menyediakan media pembelajaran secara
optimal serta menggunakan media sesuai dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan. Berkenaan dengan implementasi kompetensi guru, dalam
mengimplementasikan kompetensi pedagogik, guru tau apa yang
dibutuhkan oleh peserta didik dari hasil pengamatan pada proses
pembelajaran sehari-harinya. Menganalisis teori psikologi yang sudah
terlebih dahulu dikuasainya sesuai dengan aspek dan tahap
perkembangan minat dan bakat peserta didik. Guru kelompok A TK
Avicenna Jagakarsa juga memanfaatkan perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi untuk kepentingan proses pembelajaran
peserta didik. Mereka seringkali memanfaatkannya untuk browsing agar
bisa mengetahui cara terbaru dalam mengembangkan kreativitas anak
usia dini dan menerapkannya dalam proses pembelajaran di kelas.
Sementara itu, dalam proses pembelajaran yang dilakukan, pemberian
latihan kepada peserta didik lebih cenderung diberikan praktek secara
langsung dengan menggunakan pendekatan demonstrasi sehingga anak
dapat terarah dengan baik. Selama proses pemberian latihan, guru juga
ikut terjun langsung sembari mengamati proses tersebut sambil menilai
dan memberikan evaluasi terhadap kemapuan peserta didiknya.
Kompetensi profesional guru kelompok A TK Avicenna
Jagakarsa diimplementasikan dengan terus mengembangkan materi yang

71
72

diajarkan dengan menggunakan berbagai metode yang menyenangkan.


Guru juga terus mempelajari kebutuhan dan tahapan perkembangan
peserta didiknya. Di samping itu, pihak sekolah juga turut membantu
memfasilitasi guru dalam meningkatkan kompetensinya. Misalnya
dengan menyediakan pelatihan dan memberikan reward atas kompetensi
yang sudah dicapai oleh guru tersebut. Selanjutnya dalam
mengimplementasi kompetensi kepribadian, guru senantiasa
mendampingi anak-anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Dalam hal ini, guru sangat berperan aktif pada setiap kegiatan yang
dilakukan anak. Guru memperhatikan anak satu persatu juga membantu
anak yang kesulitan dan terus memotivasi anak untuk menyelesaikan
tugasnya. Guru memperlakukan anak dengan kasih sayang tanpa
membeda-bedakan peserta didik dan dapat menempatkan diri pada situasi
saat di dalam kelas ketika sedang memberikan bahan ajar maupun di luar
kelas. Guru selalu memberi nasehat atau masukan ketika anak melakukan
kesalahan dan memberikan reward berupa kata-kata yang memotivasi
bagi anak yang berhasil sesuai dengan harapan yang diinginkan karena
sudah menjadi tanggung jawab guru yaitu mengajar, mendidik,
memberikan contoh yang baik, dan menjaga anak dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Hal tersebut dapat menjadi stimulus bagi anak untuk terus
meningkatkan kretivitas yang ada dalam dirinya. Selain itu, kompetensi
sosial juga turut diimplementasikan dengan adanya buku biru dan
pertemuan orang tua siswa juga membantu pihak sekolah dalam
menginformasikan perkembangan peserta didik. Kebijakan itu
diharapkan dapat menjadi ajang kerja sama bagi pihak sekolah dengan
orang tua siswa dalam mengontrol perkembangan peserta didik.
Kompetensi ini juga turut diimplementasikan ketika menghadapi situasi
sulit sebagai guru, mereka berkonsultasi dengan guru lainnya dalam
mengatasi kesulitan tersebut.
73

2. TK Avicenna Jagakarsa Kelompok B

Berkenaan dengan penjabaran hasil observasi kami yang sudah


dipaparkan diatas. Peran guru sebagai model, jika di analisa sesuai
dengan teori dan dilihat dari hasil wawancara, diketahui bahwa cara guru
TK Avicenna Jagakarsa dalam menanamkan pengetahuan baik kreatifitas
maupun kognitif adalah menggunakan contoh konret atau nyata. Seperti
yang telah dijelaskan oleh narasumber kami, bahwa bagi Anak Usia Dini
dalam menjelaskan sebuah materi kepada peserta didik, itu tidak bisa
hanya dalam bentuk gambaran atau bayangan, tetapi harus dalam bentuk
konret atau nyata. Sebagai contoh, banyak kegiatan yang dilakukan oleh
sekolah agar dapat membangkitkan kreativitas peserta didiknya
sekalogus memberikan contoh yang nyata, seperti Kid Camp, dan acara-
acara lainnya yang biasanya dilaksanakan rutin selama 3 bulan sekali.
Narasumber juga menjalaskan, bahwa sebelum kelas akna dimulai,
mereka sudah mempersiapkan dahulu apa saja yang dibutuhkan untuk
kegiatan sehari penuh. Berkenaan dengan implementasi guru dalam
kompetensi pedagogik, guru telah memahami atau mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh peserta didik. Selain itu, untuk mengembangkan
kreativitas peserta didiknya guru mengajarkan untuk membuat karya-
karya sesuai dengan tema yang ada. Disitu juga guru mengasah
perkembangan motorik peserta didiknya. Selain itu, guru juga turut
mengajak peserta didiknya untuk berpartisipasi dalam lomba-lomba, dari
lomba-lomba tersebut dapat meningkatkan kreativitas sang anak maupun
tingkat kepercayaan diri mereka. Selain itu, adanya kegiatan
ekstrakulikuler seperti melukis dan menari, tentu dapat mengembangkan
kreativitas para peserta didiknya juga.

Dilihat dari sarana dan prasana yang ada, di TK Avicenna


Jagakarsa sangat menunjang pembelajaran. Di TK Avicenna Jagakarsa
ini, menggunakan kurikulun 2013 sesuai dengan ketentuan diknas, tetapi,
mereka juga menerapkan metode pembelajaran Montessori, dimana para
74

peserta didik di tuntut untuk mandiri. Selain itu, guru di TK B Avicenna


Jagakarsa ini juga telah memanfaatkan teknologi dan komunikasi dengan
baik, dimana mereka sering melakukan browsing untuk mempersiapkan
suatu ide agar dapat mengajar lebih maksimal, dan juga mencari ide
untuk membuat karya-karya baru yang akan diajarkan ke peserta
didiknya. Sementara itu, dalam proses pembelajaran yang dilakukan,
pemberian latihan kepada peserta didik sudah mulai dilepas, peserta didik
sudah tidak di pandu dalam mengerjakan latihan dikarenakan untuk
persiapan mereka agar tidak kaget jika sudah di SD nanti. Tetapi,
walaupun tidak dipandu, guru tetap mengawasi dan mengkontrol peserta
didiknya, kalau ada yang kesulitan baru dipandu oleh mereka.
Kompetensi guru kelompok B TK Avicenna Jagakarsaa
diimplementasikan dengan terus mengembangkan materi yang diajarkan,
dengan tentunya menggunakan berbagai metode yang menyenangkan.
Guru juga terus mempelajari kebutuhan para peserta didiknya, seperti
yang dikatakan Bu Nisa, bahwa selama ia mengajar, ia mendapatkan
banyak ilmu dari guru senior hingga peserta didiknya. Di samping itu,
pihak sekolah juga turut memfasilitasi guru dalam memingkatkan
kompetensinya. Misal, dengan menyediakan pelatihan dan pemberian
reward atas kompetensi yang sudah dicapai oleh guru tersebut.
Selanjutnya, dalam mengimplementasi kompetensi kepribadian, guru
senantiasa memperhatikan anaks atu persatu juga membantu anak yang
kesulitan dan terus terus memotivasi sang anak untuk menyelesaikan
tugasnya. Selama kami mengamati, guru di TK Avicenna Jagakarsa
memperlakukan anak didiknya dengan kasih saying tanpa membeda-
bedakan peserta didik dan dapat menempatkan diri pada situasi saat di
dalam kelas ketika sedang memberikan bahan ajar maupundi luar kelas.
Saat peserta didik melakukan kesalahan, guru selalu memberikan nasihat
dan teguran kepada peserta didik agar tidak melakukan kesalahan
tersebut kembali dan memberikan reward kepada setiap perilaku peserta
didik yang baik yang sesuai dengan harapan yang diinginkan.
75

Kompetensi sosial juga turut di implementasikan dengan adanya buku


biru, walaupun ada beberapa orang tua siswa yang jarang menyentuk
buku biru yang berakibatkan komunikasi antara guru dengan orang tua
terhambat dan pertemuan orang tua siswa juga membantu pihak sekolah
dalam menginformasikan perkembangan peserta didik. Kebijakan itu
diharapkan dapat menjadi ajang kerja sama bagi pihak sekolah dengan
orang tua siswa dalam mengontrol perkembangan peserta didik.
Kompetensi ini juga digunakan oleh para guru untuk saling berkonsultasi
satu sama lain agar dapat meningkatkan kualitas mengajar satu dan
lainnya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar merupakan suatu proses dan interaksi yang dilakukan untuk
memperoleh perubahan tingkah laku pada diri manusia yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya dalam bermasyarakat.
Pengembangan kreativitas merupakan salah satu kemampuan dasar di taman
kanak-kanak. Mengembangkan kreativitas siswa adalah salah satu kegiatan
integral yang wajib ada dalam kegiatan pembelajaran. Selain memberikan dan
mentransfer ilmu pengetahuan guru juga bertugas dalam mengembangkan
kreativitas peserta didiknya. Tidak bisa kita pungkiri bahwa kreativtas siswa
satu dengan yang lain tentunya berbeda. Oleh sebab itu, penting bagi guru
untuk senantiasa memberikan motivasi kepada siswanya agar memiliki
semangat belajar dan mampu menjadi siswa yang berprestasi serta dapat
mengembangkan diri secara optimal. Berkenaan dengan hasil observasi yang
telah dipaparkan, kita dapat menarik kesimpulan bahwa kreativias ini mutlak
dimiliki oleh seorang siswa demi keberhasilannya dalam belajar.
Sehingga observasi yang kami lakukan di TK Avicenna Jagakarsa
mengenai implementasi kompetensi guru dalam mengembangkan kreativitas
anak usia dini, membuahkan hasil bahwa kegiatan pembiasaan sampai
kegiatan pembelajaran yang dilakukan di TK Avicenna Jagakarsa sudah
mampu untuk diindikasikan adanya kreativitas baik dari segi guru, maupun
pengembangan tema yang akan diberikan. Dari segi sarana dan prasarana-pun,
baik dari lingkungan kelas maupun taman bermain, mampu dimanfaatkan
siswa untuk mengembangkan kretivitasnya masing-masing, seperti adanya
lego di kelas yang biasanya dimanfaatkan anak didik untuk dibentuk sesuai
dengan kemampuan seperti pistol, robot, dan mobil dan juga adanya waktu
khusus untuk metode pembelajaran Montessori yang juga dapat
mengembangkan kreativitas maupun motorik peserta didik. Kegiatan KBM
yang dilaksanakan diluar kelas dan suasana kelas yang sangat amat ceria,

76
77

menunjukan bahwa KBM yang dilakukan di TK Avicenna Jagakarsa, tidak


melulu duduk di kelas mengerjakan tugas.

B. Saran
Dalam menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan di
TK Avicenna Jagakarsa guru disarankan untuk selalu meningkatkan tingkat
kreativitasnya pula dengan menggunakan berbagai macam metode dan media
pembelajaran yang bervariasi, dengan demikian guru dapat menentukan arah
tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran secara lebih optimal.
Bagi mahasiswa Manajemen Pendidikan semoga bisa dijadikan sumber untuk
memperluas wawasan karena lingkup dari bidang pendidikan sangat luas,
terutama PAUD yang memiliki ciri khas dalam pembelajarannya. Bagi
mahasiswa PAUD diharapkan mampu dijadikan rujukan dan mampu
dimanfaatkan dalam kegiatan perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA

Dadan Suryana & Nenny Mahyudin. 2013. Dasar-Dasar Kependidikan TK.


Banten: UT Kemendikbud.
E. Mulyasa. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Elizabeth B. Hurlock. 2015. Perkembangan Anak. Jakarta:Erlangga,Edisi keenam.
Jamal M. A. 2015. Panduan Praktis Manajemen Mutu Guru PAUD. Yogyakarta:
Diva Press.
Jamil Suprihatiningrum. 2013. Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi,
& Kompetensi Guru) Jogjakarta: Ar-ruz Media.
Janawi. 2012. Kompetensi Guru (Citra Guru Profesional) Bandung: Alfabeta.
Jejen Musfah. 2012. Peningkatan Kompetensi Guru : Melalaui Pelatihan dan
Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.
Masnipal. 2013. Siap Menjadi Guru dan pengelola PAUD Profesional. Jakarta:
Gramedia.
Novi Mulyani, M. Pd. I. 2018. Perkembangan Dasar Anak Usia Dini.
Yogyakarta : Penerbit Gava Media.
Rita Mariyana. 2018. Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasisi
Bimbingan Di Taman Kanak-kanak (Diakses dari
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122-
RITA_MARIYANA/JURNAL_kompetensi_guru_dalam_PBB.pdf, pada
tanggal 16 Desember 2018 pukul 20.46)

Anda mungkin juga menyukai