Disusun Oleh:
1. Muthia Annisa 1103617106
2. Nur Aulia Rahmah 1103617047
MP 2017 A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Berkat,
Rahmat, karunia dan izin-Nya. sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan
penelitian dengan baik serta dapat menyelesaikan laporan penelitian sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang mengubah tatanan kejahilian
menuju tatanan islamiyah, sehingga keindahan islam masih bisa kita rasakan
sampai saat ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia yang berjudul “Implementasi Kompetensi Guru Dalam
Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini di Tk Avicenna Jagakarsa”.
Untuk itu kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak atas
segala bantuan, bimbingan, dukungan, arahan dan partisipasi demi kelancaran
kegiatan penelitian. Ucapan terimakasih ini terutama kami sampaikan kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Rugaiyah, M.Pd. & Marliza, M.Pd., selaku dosen mata
kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Ibu Susan selaku Kepala Sekolah Taman Kanak - Kanak Avicenna
Jagakarsa dan juga pihak sekolah Taman Kanak – Kanak Avicenna
Jagakarsa yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan penelitian
3. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan.
Dalam susunan laporan kami menyadari bahwa laporan ini tidaklah dapat
dikatakan sempurna, kami masih membutuhkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun agar laporan ini bisa menjadi bahan bacaan yang berguna, berbobot,
menarik dan bermanfaat sesuai dengan tujuan disusunnya laporan ini sebagaimana
layaknya.
Jakarta, 19 Desember 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB IV ANALISIS HASIL OBSERVASI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 76
B. Saran .......................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia dituntut menjadi professional
merupakan tuntutan jabatan, pekerjaan ataupun profesi. Hal penting yang
menjadi aspek bagi sebuah profesi, yaitu sikap professional dan kualitas kerja.
Tidak terkecuali untuk guru, tugas guru yang identic dengan mengajar,
mendidik, membimbing, mengasuh dan memberikan contoh teladan bagi
siswanya untuk keberlangsungan hidup di masa yang akan datang.
Profesionalisme menuntut keseriusan kompetensi yang memadai, sehingga
seorang dianggap layak untuk melaksanakan sebuah tugas.
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia.
Salah satu periode yang menjadi ciri masa usia dini adalah periode keemasan
karena merupakan periode yang fundamental bagi perkembangan anak sampai
periode terakhir.. Namun disisi lain anak usia dini berada pada masa kritis,
yaitu masa keemasan anak tidak akan dapat diulang kembali pada masa-masa
berikutnya, jika potensi-potensi yang dimiliki AUD tidak distimulasi secara
optimal dan maksimal, maka akan menghambat perkembangan anak
berikutnya.
Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan anak pra sekolah telah
diatur dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dengan
menemukan cara pandangbaru tentang pendidikan anak yaitu konsep
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada tahun 2003. Gagasan PAUD pada
dasarnya ingin mempertajam kembali konsep pendidikan anak pra sekolah
sebagai pandanganawal sesuai dengan konteks jaman.
Banyaknya yayasan-yayasan yang mendirikan PAUD atau TK,
membuat kecurigaan apakah manajemen ketenagakerjaan yang diterapkan
oleh yayasan-yayasan tersebut dalam merekrut pendidik khusus anak usia dini
memang berpedoman pada kompetensi guru PAUD yang harus dimiliki.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru ?
2. Apa yang dimaksud dengan kreativitas ?
3. Apa yang dimaksud dengan anak usia dini ?
4. Bagaimana implementasi kompetensi guru dalam mengembangkan
kreativitas di TK Avicenna Jagakarsa?
5. Apa saja indikator-indikator kreativitas anak yang dapat dimanfaatkan di
TK Avicenna Jagakarsa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kompetensi guru
2. Untuk mengetahui pengertian dari kreativitas
3. Untuk mengetahui pengertian dari anak usia dini
4. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kompetensi guru dalam
mengembangkan kreativitas di TK Avicenna Jagakarsa
5. Untuk mengetahui apa saja indikator-indikator kreativitas anak yang dapat
dimanfaatkan di TK Avicenna Jagakarsa.
3
D. Manfaat Penulisan
Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
1. Manfaat akademis
Observasi ini erat hubungannya dengan mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia, karena membahas tentang kompetesi guru juga bagaimana
cara mengembangkan kreativitas dikalangan anak usia dini.
2. Manfaat dalam implementasi atau praktik.
Observasi ini memfokuskan kepada instansi dalam menerapkan serta
memproses kompetensi guru dan kreativitas anak usia dini yang secara
praktik dan implementasi dapat diterapkan dan dicontoh setelahnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi Guru
“Teacher Is The Heart Of Quality Education.” (Bahrul Hayat,
2005). Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa guru merupakan salah satu
indikator yang menentukan kualitas pendidikan. Bagus tidaknya kualitas
pendidikan akan terlihat dari kinerja dan kompetensi guru sebagai
pendidik yang melaksanakan proses pembelajaran. Guru merupakan kunci
keberhasilan pendidikan, dengan tugas profesionalnya, guru berfungsi
membantu peserta didik untuk belajar dan berkembang; membantu
perkembangan intelektual, personal dan sosial warga masyarakat yang
memasuki sekolah (Cooper, 1982). Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (PP 19 :
2005 pasal 1.1).
Kompetensi dalam Bahasa Inggris disebut competency, merupakan
kebulatan penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang
ditampilkan melalui unjuk kerja yang dicapai setelah menyelesaikan suatu
program pendidikan. Menurut Echols dan Shadly “Kompetensi adalah
kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan
memanfaatkan sumber belajar”. 1
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan
1
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru : Melalaui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan
Praktik, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 27
4
5
2
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
h. 25
6
3
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru),
(Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2013), h. 103
4
Janawi, Kompetensi Guru (Citra Guru Profesional), (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 99
5
Ibid., h. 105
6
Ibid, h. 99
7
7
Ibid., h.48
8
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offdet,
2012), h. 173
8
Tabel 1
Standar Kompetensi Guru PAUD/TK/RA
NO. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
Kompetensi Pedagogik
1. Menguasai karakteristik Memahami karakteristik peserta didik
peserta didik dari aspek fisik, usia TK/PAUD yang berkaitan
moral, sosial, kultural, dengan aspek fisik, intelektual, sosial-
emosional, dan intelektual. emosional, moral, dan latar belakang
sosial-budaya.
9
Ibid., h. 40
9
Kompetensi Kepribadian
19. Bertindak sesuai dengan norma Menghargai peserta didik tanpa
agama, hukum, sosial, dan membedakan keyakinan yang dianut,
kebudayaan nasional suku, adat-istiadat, daerah asal, dan
Indonesia. gender.
Bersikap sesuai dengan norma agama
yang dianut, hukum dan norma sosial
yang berlaku dalam masyarakat,
serta,kebudayaan nasional Indonesia
yang beragam.
B. Kreativitas
1. Pengertian, Pendekatan dan Pembelajaran Kreatif
Menurut Munandar kreativitas sebagai kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberi
gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan baru antara unsur yang sudah
ada sebelumnya. Pendekatan dalam studi kreativitas yang menjadi
kerangka kerja konseptual dan strategi selama ini, dilakukan masing-
masing dengan penekanan yang berbeda-beda.11 Menciptakan suasana
belajar yang penuh inspirasi bagi peserta didik, kreatif dan antusias
merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab seorang guru, sehingga
waktu belajar menjadi saat yang dinanti-nantikan oleh peserta didik.12
Proses kreatif berarti bagaimana membuat semua peserta didik
mampu mengamati secara mendetail yang menjadi rujukan dalam
berpendapat maupun menyelesaikan, dan dapat menyelesaikan tugas
dengan kemampuan sendiri. Menurut Parnes, proses kreatif hanya akan
terjadi jika dibangkitkan melalui masalah yang memacu pada 5 macam
perilaku kreatif, seperti berikut ini:
10
Rita Mariyana, Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasisi Bimbingan Di Taman Kanak-
kanak, diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122-
RITA_MARIYANA/JURNAL_kompetensi_guru_dalam_PBB.pdf, pada tanggal 16 Desember
2018 pukul 20.46
11
Masnipal, Siap Menjadi Guru dan pengelola PAUD Profesional, (Jakarta: Gramedia, 2013), h.
215.
12
Jamal M. A. , Panduan Praktis Manajemen Mutu Guru PAUD, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), h.
204.
18
13
Novi Mulyani, M. Pd. I., Perkembangan Dasar Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Penerbit Gava
Media, 2018).h. 162-166.
14
Op.Cit, Jamal M. A. h.206-208.
19
15
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta:Erlangga,Edisi keenam), h.5
20
16
Masnipal, Siap Menjadi Guru dan pengelola PAUD Profesional, (Jakarta: Gramedia, 2013), h.
232-236
22
a. Kembangkan tema lebih jauh, lebih luas, lebih dalam, dan lebih
variatif; tidak menyerah sebatas digariskan kurikulum.
b. Gunakan ide-ide Anda untuk meramu sesuatu yang menarik untuk
disajikan kepada anak. Anda harus meramu dan menyajikan makanan
kreativitas yang enak dan did sukai anak. Sajikan pembelajaran yang
selalu berbeda, baik metode pembelajaran, sumber atau media belajar
yang digunakan.
c. Suguhkan pembelajaran yang selalu baru atau diperbaharui, terutama
menyangkut sumber belajar, media yang digunakan, dan jenis
permainan.
d. Jangan tuntaskan tugas kegiatan dalam pembelajaran, tetapi sisakan
1/3 bagian kesempatan bagi anak untuk berpikir, berbuat mandiri;
sesuai kreasinya.
e. Minat anak terhadap sesuatu adalah awal tumbuhnya kreativitas; minat
adalah kendaraan bagi anak untuk memacu kreativitas.
f. Kreativitas dapat muncul melalui berbagai kegiatan yang disukai anak.
17
17
Jamal M. A. , Panduan Praktis Manajemen Mutu Guru PAUD, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), h.
204.
24
18
Dadan Suryana & Nenny Mahyudin, Dasar-Dasar Kependidikan TK, (Banten: UT Kemendikbud,
2013), h 15-16
25
19
Ibid., h. 18-20
26
HASIL OBSERVASI
2. Sejarah Sekolah
Berawal dari keinginan untuk menciptakan kondisi dan iklim
pendidikan yang berkualitas, maka sekumpulan guru yang umumnya
berasal dari Al – Azhar Syifa Budi bekerja sama dengan beberapa orang
tua murid yang peduli dengan pendidikan untuk mendirikan Yayasan
28
29
Misi
1. Melakukan proses pembelajaran yang inovatif,
kreatif, adaptif dengan kemajuan sains dan
teknologi, berlandaskan keimanan &
ketakawaan.
2. Menciptakan suasana belajar yang sehat dan
kondusif dengan lingkungan yang asri
3. Meningkatkan kompetensi Tenaga Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
4. Menjalin kemitraan dengan orang tua siswa dan
masyarakat
b. Kurikulum
TK Avicenna menerapkan Kurikulim 2013 berdasarkan
Perturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini.
Kegiatan pembelajaran di TK Avicenna disesuaikan dengan
karakterisik cara belajar anak usia dini yaitu belajar secara bertahap,
mengembangkan cara berpikir anak yang bersifat khas, belajar
menggunakanberbagai cara, dan belajar ketika bersosialisasi
Prinsip pembelajaran pada TK Avicenna yaitu belajar melalui
bermain, berorientasi pada perkembangan anak, berorientasi pada
kebutuhan secara menyeluruh, berpusat pada anak, pembelajaran aktif,
berorientasi pada pengembangan karakter, berorientasi pada
pengembangan kecakapan hidup, menciptakan lingkungan yang
kondusif, berorientasi pada pembelajaran emokratis, dan menggunakan
berbagai media dan sumber belajar.
TK Avicenna mengadopsi Metode Montessori untuk
menunjang pembelajaran sehari-hari. Model pembelajaran yang
digunakan adalah Model Sudut (Sensorial, Exercise For Practical Life,
Math, Language, Cultural).
31
c. Program Ungulan
1) Mengadopsi Metode Montessori
2) Leader in me (7 Habits)
3) Pembiasaan Membaca dan Menulis (Literasi)
4) Pembiasaan Budi Pekerti dan Peduli Lingkungan
5) TIK Kurikulum BINUS
6) Avicenna native English Conversation
d. Tenaga Pendidik / Guru
Tenaga Pendidik/Guru yang mengajar di Sekolah Avicenna
adalah guru-guru yang berkualitas dan berkompeten dibidangnya.
Seleksi berdasarkan hasil uji kompetensi yang dilakukan secara
berkala (2x dalam 1 tahun) untuk penguasaan materi dan
pedagogic/pengelolaan kelas.
e. Ekstrakulikuler
1) Seni Tari
2) Seni Lukis
3) Karate Kids
f. Fasilitas
1) Kelas (AC, Meja & Kursi Modern, LCD Projector)
2) Media Pembelajaran Montessori
3) Playground Outdoor
4) Ruang Bermain Indoor
5) Lab. Komputer
6) Perpustakaan
7) Ruang Musik
8) Ruang UKS
g. Prestasi
1) Juara 1 dan 2 Lomba Mewarnai PORENI Tingkat Jakarta Selatan,
2018
2) Juara 1 Lomba Bola Keranjang PORSENI Tingkat Kecamatan
Jagakarsa, 2018
32
Kelompok B
No NAMA L/P
1 Ahmad Zavier Ardilillah Alfreed L
2 Adara Fariza Rafania P
3 Airyel Favian Zaine Lawrence P
4 Azqiara Adelia P
5 Azalea Raisa Saputra P
6 Batrisya Khansa Nabila Bilqis P
7 Divana Mikaila Gunawan P
8 Datri Sri Kamal P
9 Fadhil Arsjad Dzamarranu L
10 Gandi Arka Riyadi L
11 Juanza Dendira Nabriski L
12 Keanu Rahman Prawira L
13 Keenandra Athallah Ramadhan L
14 Kaykhan Digida Wicaksono L
15 Kenzo Abqary Ichifabiozen L
16 Maryam Mujeeb P
17 M. Jeeva Khalfani Akbar L
18 Nabila Andita Belvina P
19 Rainendra Arlano Haris L
20 Safaraz Eshan Sumarga L
21 Violetta Violla Bahanan P
22 Sarah Jazeera Bahar P
23 Mikhail Kai Aulia L
Topik Wawancara
Implementasi Kompetensi Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Usia Dini
Hasil Wawancara
sesuai tema, kalau minggu depan temanya sudah ganti, kita ganti
hiasannya.
d. Sebagai inspirator, apa yang bapak/ibu lakukan dalam
mengembangkan kreativitas anak di TK Avicenna Jagakarsa!
Biasanya kita ingin membuat sesuatu, contoh gampangnya
leggo, kita tanya mau bikin apa, terus dia bingung, disitu kita
memberikan sedikit ide buat anak itu, jadi kita ngasi ciri-ciri bendanya
kaya gitu, kita kasih insipirasi seperti itu. Anak-anak ini kan gabisa
diajak berfikir abstrak harus konkrit dan ada contoh, jadi kalau
memang ada benda yang dekat dengan dia akan lebih mudah
mengenal, kalau hal-hal ghaib itu biasanya agak sulit. Contoh,
misalkan mereka bertanya “Allah itu ada atau tidak?” kita jawab
“Ada”, merek bertanya lagi “Dimana?”, kita jawab “Nanti kita
bertemu”, kita lebih mengenalkan ke ciptaan-Nya. Jadi, disini kita
lebih bikin pengertian kepada anak itu. Kalau yang dekat, mereka
cepat sekali menangkapnya, kalau emang sulit kita kasih gambaran
agar dia tahu, seperti itu.
Identitas Narasumber
Nama : Talyta Sabrina
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta, 28 Juni 1991
Pendidikan Terakhir : S1 Psikologi
Jabatan : Guru TK A
Alamat : Pamulang Permai 1, Jl. Flamboyan 4 Blok B38/15
39
Telp : 081294177171
Topik Wawancara
Implementasi Kompetensi Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Usia Dini
Hasil Wawancara
a. Indikator: Dorongan
1) Apakah yang ibu ketahui tentang cara meningkatkan kreativitas
anak?
Jawab: Kalau aku sendiri sih untuk meningkatkan kreativitas
anak biasanya dengan memberikan pekerjaan, misalnya
menggunting, menempel. Selain itu, kalau untuk diri aku sendiri,
aku biasanya ngeliat video-video di youtube tentang kreativitas
anak. Aku sendiri kan bukan lulusan PG Paud jadi harus belajar
dari awal lagi tentang apa sih yang gampang diterima sama anak-
anak karena banyak hal yang aku ketahui dasarnya aja, belum
secara mendalam. Oleh karena itu, aku suka nonton video di
youtube, apa sih yang pantes buat anak TK atau anak playgroup
waktu itu, pelajaran apa yang gampang atau mudah yang mereka
bisa tangkap dari pelajaran itu.
2) Apakah jurusan yang ibu ambil sejalan dengan jurusan pekerjaan
yang ibu lakukan saat ini? Kalau tidak, bagaimana cara ibu
mengatasinya?
Jawab: Aku lulusan S1 Psikologi di Al-Azhar Kebayoran. Kalau
dari kuliah yang aku pelajari, aku kan dari lulusan psikologi, ada
mata kuliah psikologi anak yang berhubungan dengan tumbuh
kembang anak, belajar mengenai ke tingkah laku anak, bagaimana
cara menghadapi anak-anak tapi kalau buat ngajarin yang
detailnya kayak yang dipelajari di jurusan PG Paud itu ga ada.
Biasanya hanya sebatas, kalau anaknya kayak gini ngadepinnya
40
e. Indikator: Waktu
15) Apakah peserta didik disekolah memiliki waktu yang banyak
untuk menunjukkan kreativitas mereka?
Jawab: Buat aku sih cukup ya, karena anak-anak sekecil ini
belum bisa belajar kayak kita yang bisa berjam-jam. Bosen.
Soalnya mereka udah gampang bosen, kadang kan kalau misalnya
lagi belajar suka ngomong “Bu Tata kapan mainnya?” udah
nanyanya gitu. Tapi kadang juga udah ada yang, “Bu Tata kapan
belajarnya?” jadi ya tergantung moodnya mereka kan. Ya sama
kita juga kadang mood moodan kalau mau belajar. Anak-anak
apalagi moodnya lebih naik turun.
16) Bagaimana susunana materi pembelajaran yang diterapkan di
kelas?
Jawab: Ya itu kita ada ikrar. Dari jam 7.30-8.00 itu ikrar. Setelah
itu pembukaan. Terus juga biasanya setiap hari senin itu ada
upacara, kayak tadi. Kalau hari selasa itu biasanya ada games,
anak-anak biasanya games tentang angka, tentang apa gitu. Terus
46
Topik Wawancara
Implementasi Kompetensi Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Usia Dini
Hasil Wawancara
A. Indikator: Dorongan
1. Apakah upaya yang ibu lakukan untuk mendorong kreativitas
anak?
Jawab: Kalau aku sih ajak mereka lihat benda-benda nyatanya
dulu, misalnya kita lagi tema tentang Pengamanan contohnya,
pengamanan itu apa sih? Pengamanan itu kaya gimana jenisnya.
Kemarin, contoh yang aku kasih itu gimana caranya kita disituasi
lagi kebarakan, kan disini ada itu alat tabung buat madamin api,
aku bawa mereka dulu, oh ini alatnya, aku liatin juga video cara
pemakaiannya. Jadi ga hanya sekedar gambar, tapi jug aku liatin
mereka video nyatanya, orang lagi menggunkaan alat itu. Contoh
lainnya, kalau lagi tma binatang, aku kasih tau ini binatang apa,
makannya apa, rumahnya dimana, dan mereka mikirnya banyak,
imajinasinya banyak. Kalau didalam kelas, bikin karya-karya,
misalnya minggu ini temanya binatang laut, kita bikin dari
origami / asturo, kita ajarin juga gimana cara guntingnya, cara
nempelnya, sekalian mengembangkna motoric halusnya. Untuk
reward dalam materi sehari-hari aku ga ngebiasain, nanti jadi
50
Kid Camp, kaya anak pramuka gitu. Jadi kita ajarin mereka
gimana upacara siaga di pramuka itu, duduk ditenda, terus tenda
itu kaya gimana sih. Terus pas kemarin mereka lomba juga,
merek abikin kerajinan, tapi aku ajak mereka bikin kerajinannya
itu diluar ruangan, jadi mereka selain kegiatan di kelas, diluar
kelaspun ada. Kegiatannya itu rutin 3 bulan sekali, harus ada
karena ada LPJnya juga.
9. Apakah lingkungan bermain anak dapat menumbuhkan
kreativitasnya?
Jawab: Pasti tumbuh, jadi mereka punya bayangannya itu tuh
sekolah ga hanya dikelas, jadi mereka bisa cerita jug aketemen-
temen mereka diluar. Aku sering dapet laporan dari orang tua
murid ya, setelah kegiatan-kegiatan itu mereka banyak cerita
dirumah, kan itu menambah kreativitas mereka kan. Mereka bisa
nyusun kata bagus buat cerita ke orang tuanya dirumah. Terus
juga mereka masih inget.
E. Indikator: Waktu
11. Apakah peserta didik disekolah memiliki waktu yang banyak
untuk menunjukkan kreativitas mereka?
Jawab: Kalau dari sekolah sih, sudah cukup. Contoh, waktu kita
belajar matematika. Mungkin orang litanya cuma angka kan gitu,
tapi disini kita ajak mereka juga pake gambar, bikin mereka ga
bosen. Soalnya kan anak-anak kalau sekedar tulisan sama angka
tuh udah terbayang nanti sd tuh gimana. Waktu itu pernah ada
kegiatan sit-in, jadi yang KB ke TK yang TK ke SD, disitu mereka
udah takut duluan karena mereka nyobain jadi anak sd, sd kaya
gini loh. Salah satu ada yang belom siap, mereka ngebayangin
udah susah banget. Jadi, biar kreativitasnya muncul, kita bikin
menarik disetiap pembelajarannya itu sendiri. Jadi, menurutku
waktunya juga sudah cukup. Karena kan mereka ada ekskul juga,
disitu tambahan waktu untuk ningkatin kreativitas anak juga
sebenernya. Jadi menurutku secara keseluruhan sudah cukup.
Kelompok A
Pukul 07.00-07.30 WIB.
Kegiatan pembelajaran di TK Avicenna Jagakarsa dimulai pada pukul
08.00. Tetapi pukul 07.00 pagi sudah terlihat beberapa murid yang
berdatangan. Mungkin karena kondisi kelas yang sangat nyaman dengan
teman dan guru-guru yang menyenangkan sehingga mereka senang untuk
datang lebih awal. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya aktivitas
yang dilakukan siswa/i TK Avicenna Jagakarsa ketika sedang menunggu
bel berbunyi. Membaca buku cerita, bermain dengan temannya, menyapa
ibu gurunya atau ada juga yang bermain dengan mainan yang disediakan
di dalam kelasnya. Pagi itu mereka mengenakan seragam dengan atasan
berwarna putih dan bawahan berwarna biru (khusus untuk siswa/i TK A).
Seperti pada hari-hari biasanya, ketika datang ke sekolah mereka akan
terlebih dahulu meletakkan tas dan sepatu mereka pada rak yang sudah
disediakan di depan kelasnya. Rak tersebut berfungsi untuk meletakkan
tas, sepatu dan sandal mereka. Kebiasaan tersebut sudah diterapkan sejak
lama oleh pendidik di TK Avicenna Jagakarsa kepada siswa/inya. Sama
halnya dengan kebiasaan untuk mengucapkan salam sebelum masuk ke
dalam kelas. Waktu itu saya sebagai orang baru disana membuka pintu
kelasnya dan duduk berbaur bersama siswa/i disana, tiba-tiba ada salah
seorang siswa bertanya “Kakak kok ga ngucap salam sebelum masuk
kelas?” Dari situ saya menyadari, ada beberapa kebiasaan yang diterapkan
di sekolah untuk kehidupan mereka sehari-harinya. Sama halnya dengan
keributan siswa/i untuk salim dengan saya sewaktu saya ikut bergabung
dengan mereka.
56
Bel sekolah pun berbunyi. Kegiatan bermain segera dihentikan, baik oleh
ibu guru maupun siswa/i itu sendiri. Anak-anak mulai dikondusifkan untuk
baris melaksanakan upacara bendera. Bu Eha dan Bu Tata dengan suara
lantangnya tak henti hentinya menghimbau para siswa untuk keluar dari
kelas melaksanakan upacara bendera. Anak-anak pun berbaris rapi
membentuk barisan dengan formasi dua banjar. Tidak seperti hari-hari
sebelumnya, hari ini upacara dilaksanakan di depan kelas karena untuk
tingkat SD, SMP, dan SMA sedang melaksanakan Ujian Akhir Sekolah
atau yang biasa dikenal dengan UAS. Sesekali anak-anak diperintahkan
untuk tidak terlalu berisik saat upacara sedang berlangsung karena
dikhawatirkan akan mengganggu konsentrasi kakak-kakaknya dalam
mengerjakan soal ujian. Sebelum melakukan upacara, ada sepatah dua
patah kata yang disampaikan oleh Bu Nisa untuk menyapa anak-anak
ketika anak-anak sudah rapi berbaris. Bu Nisa adalah guru dari TK B. Tak
lupa, Bu Nisa pun memperkenalkan saya dan rekan saya kepada siswa/i
disana dan alasan mengapa kami berada disekitar mereka. Setelah itu
barulah dimulai kegiatan upacara bendera. Petugas upacara kali ini diambil
dari siswa/i TK B. Antusiasme para siswa sangat tinggi sekali, hampir
sebagian dari mereka ingin berpartisipasi dalam kegiatan upacara bendera
pagi ini. Upacara pun berlangsung khidmat, mulai dari kegiatan
pembacaan ikrar, pengibaran bendera dan susunan acara yang lainnya.
Meskipun ibu guru disana masih ikut terjun dalam pelaksanaan upacara
bendera, membantu membacakan ikrar dan mengibarkan bendera
contohnya. Tapi tetap saja siswa/i disana sangatlah luar biasa. Setelah
selesai melaksanakan upacara, anak-anak pun berbaris dan dipersilahkan
untuk masuk ke dalam kelasnya masing-masing dengan tertitb, tak lupa
untuk menutup pintu kelasnya.
tidak bisa bergabung hari ini. Ternyata mereka dikabarkan sedang sakit.
Anak-anak pun tak lupa berdoa untuk kesembuhan temannya. Selanjutnya
Bu Eha memotivasi siswa/i untuk terus berprestasi dengan cara
memberikan narasi atau cerita seputar orang-orang sukses diluar sana
disertai tips-tips yang mudah dicerna oleh para siswanya seperti harus rajin
belajar, dan lain sebagainya.
mengajari tentang bacaan do’a sebelum tidur dan do’a bangun tidur karena
pada saat itu salah seorang anak sedang menceritakan kisahnya.
Setelah asik bermain tebak bentuk dan warna mereka kembali disibukkan
dengan agenda selanjutnya. Kali ini mereka akan latihan membaca.
Mereka duduk membentuk barisan dengan menghadap papan tulis. Media
yang digunakan yaitu berupa kertas persegi berwarna putih yang di
dalamnya terdapat tulisan Ba, Bo, Bi, Bu, Be dengan huruf konsonan
berwarna merah dan huruf vokal berwarna biru. Media tersebut ditempel
di papan tulis. Bu Eha menunjuk media yang ada di papan tulis dengan
tongkat kayu yang dipegangnya sambil memberikan contoh bagaimana
pelafalannya. “B a dibaca ba.” dan seterusnya. Anak-anak pun mengikuti
pelafalan yang disebutkan oleh Bu Eha. Disamping itu, ada anak yang
dengan antusias memperhatikan ada pula anak yang tidak menghiraukan
atau malah mengajak saya bermain. Namun Bu Tata seringkali
memperingati si anak untuk tetap fokus dan memperhatikan Bu Eha.
Selanjutnya Bu Eha memberikan huruf tambahan yaitu Sa, Si, Su, Se, So
serta menunjuk secara acak huruf-huruf yang ada di papan tulis, seperti
Ba-So dan seterusnya. Kemudian anak-anak mengucapkan kata sesuai
dengan perintah tongkat kayu Bu Eha.
kertas yang berisikan pola yang harus digunting dan lembar kerja siswa.
Setelah mengambil kertas masing-masing, mereka duduk melingkar
dihadapan Bu Eha dan mengambil gunting yang ada di dalam keranjang,
kemudian menggunting pola yang berupa kepala bebek dan kepala ayam
lalu menempelkannya pada lembar kerja siswa. Dalam lembar kerja
tersebut, anak-anak diminta menempelkan pola yang sudah mereka
gunting, mengisi nama, hari, tanggal, bulan, serta tahun, lalu melengkapi
kata yang belum lengkap di bawah gambar tersebut dan mewarnai
gambarnya. Setelah selesai menggunting dan menempelkan pola pada
lembar kerja siswa, mereka kembali ke tempat duduk semula dan
mewarnai pola tersebut. Pada masing-masing meja terdapat satu keranjang
pensil warna. Anak-anak di meja tersebut secara bersama-sama
menggunakan pensil warnanya. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut ada
anak yang mewarnai dengan warna yang bervariasi, ada pula yang hanya
menggunakan satu warna pada salah satu atau bahkan kedua gambarnya.
Ada anak yang mewarnai dengan rapi ada pula yang mewarnai keluar
garis. Ada anak yang tertib mewarnainya, ada juga yang jail dan
menganggu teman di sebelahnya. Bagi anak yang telah selesai
menggunting dan mewarnai pola diperbolehkan untuk istirahat. Ada
catatan pada saat kegiatan ini berlangsung, yaitu siswa bernama Ziyad
belum mewarnai tugas yang diberikan sehingga ketika jam pelajaran telah
berakhir, Bu Eha kembali mengecek siswa yang sudah mengerjakan
tugasnya dengan baik dan memanggil Ziyad karena belum mewarnai tugas
yang diberikan sehingga tidak diperbolehkan pulang sebelum
menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu.
sibuk berlarian kesana kemari, ada yang lebih memilih untuk istirahat di
ruang bermain, ada juga yang memilih istirahat di taman bermain depan
kelas, selain itu ada yang sibuk mencari buku cerita di rak buku dalam
kelas dan minta dibacakan cerita oleh saya. Mereka selalu antusias sekali
setiap melakukan berbagai kegiatan. Saya membacakan cerita kepada
Ashraf dan teman-temannya, ada yang mengatakan sudah pernah
mendengar ceritanya, ada juga yang tetap antusias mendengarkan.
Sementara di ruang bermain mereka memainkan berbagai macam mainan
yang ada, mulai dari Ziyad yang sibuk dengan bonekanya, juga Lana dkk
yang main mamah-mamahan. Kemudian di taman bermain depan kelas,
ada beberapa anak yang memainkan permainan petak. Tidak hanya siswa/i
TK A namun disitu juga ada siswa/i dari TK B. Lima belas menit terasa
amat berharga, melihat tawa riang anak-anak dengan segala kesibukkan
yang diciptakannya.
Sebelum pulang, mereka melakukan test ngaji dan huruf hijaiyah terebih
dahulu. Masing-masing anak berbaris rapi untuk test dengan bu Eha.
Kemudian kegiatan yang terakhir dilaksanakan pada hari ini adalah
evaluasi. Evaluasi dilakukan sebagai kegiatan penutup pada proses
pembelajaran hari ini. Anak-anak dimintai pendapatnya tentang apa saja
yang sudah mereka pelajari hari ini. Mereka menjawab dengan sangat
antusias. Saling beradu suara seperti biasanya. Lalu ditambahkan oleh Bu
Eha sebagai bentuk pengulangan untuk mengingatkan apa saja yang sudah
mereka dapatkan hari ini.
Kelompok B
Pada pukul 07.15 WIB, sudah ada beberapa peserta didik TK B datang ke
kelas, untuk mengisi waktu mereka dikelas selagi munggu bel masuk,
mereka mengerjakan buku tugas terlebih dahulu. Beberapa peserta didik
terlihat mengerjakan tugas di buku masing-masing. Tapi, ada beberapa
peserta didik juga yang lebih memilih untuk bermain leggo ataupun diluar
kelas. Saat saya tanya, kenapa mereka tidak mengerjakan tugas di buku,
mereka menjawab kalau mereka sudah selesai mengerjakan tugasnya. Saat
peserta didik tersebut datang mereka akan menaruh tas dan sepatu
ditempat yang sudah disediakan di depan kelas dan mengambil buku biru /
buku penghubung untuk di kumpulkan ke ibu guru. Pada pukuk 07.30
WIB bel sekolah berbunyi.
Pada pukul 07.30 saat bel sekolah berbunyi. Bu Nisa, menyuruh seluruh
anak kelas B untuk kedepan kelas berbaris, dikarenakan mereka akan
66
a) Perkenalan diri (Mr. Joshua dan Ms. April menanyakan Nama dan
umur si peserta didik)
b) Huruf
c) AngkaWarna
d) Binatang
Pada saat itu, saya mengamati, bahwa Mr. Joshua dan Ms. April benar-
benar menggali potensi bahasa Inggris anak-anak disini. Di sekolah ini
juga telah membiasakan menggunakan bahasa Inggris dalam kegiatan
sehari-harinya. Selain itu, peralatan yang digunakan juga lengkap, mulai
dari balok-balok warna, angka, dan huruf, miniature binatang tersedia juga
yang menurut saya sangat menunjang kebutuhan peserta didik disini.
Karena keterbatasan waktu, Mr. Joshua dan Ms. April akhinya memanggil
peserta didiknya, dari yang tadinya satu orang menjadi 4 orang. Setelah
selesai menjalankan test bahasa Inggris, dilanjutkan dengan istirahat atau
Snack Time. Sebelum memulai memakan bekalnya, Bu Nisa memanggil
68
peserta didiknya untuk berbaris didepan kelas untuk cuci tangan, tapi
sebelum itu, tentunya mereka membaca do’a masuk kamar mandi dengan
serempak. Setelah semua peserta didik selesai cuci tangan, mereka
kembali kekelas dan juga membaca do’a sebelum makan. Disini, para
peserta didik di biasakan untuk sharing atau berbagi bekal mereka kepada
temannya ataupun kepada gurunya. Setelah makan selesai, satu persatu
peserta didik menghampiri Bu Nia maupun Bu Nisa untuk membaca do’a
setelah makan.
Latihan untuk lomba memakan waktu kurang lebih 30 menit. Para peserta
didik-pun terlihat sangat antusias untuk lomba ini, terlebih khususnya pada
lomba menari. Ada siswa yang memang baru bergabung dengan lomba
menari ini, jad dia masih kurang hafal dengan gerakn-gerakannya. Jadi, Bu
Nia terus mengevaluasi kesalahan-kesalahan mereka, terus memberi tahu
afar tidak lupa untuk senyum, dan juga tidak lupa membangkitkan
semangat dan tingkat kepercayaan diri si anak terebut. Berkenaan
kurangnya berkas untuk laporan observasi, kami memutuskan untuk
kembali singgah di TK Avicenna Jagakarsa yaitu pada tanggal 17
Desember 2018. Kami mendapat kabar bahwa usai perlombaan di Ancol,
mereka berhasil memenangkan ketiga cabang lomba yang diikutinya.
Diantara Juara I Lomba Nari, Juara 1 Lomba Karnaval dan Juara 3 Lomba
Bernyanyi.
71
72
A. Kesimpulan
Belajar merupakan suatu proses dan interaksi yang dilakukan untuk
memperoleh perubahan tingkah laku pada diri manusia yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya dalam bermasyarakat.
Pengembangan kreativitas merupakan salah satu kemampuan dasar di taman
kanak-kanak. Mengembangkan kreativitas siswa adalah salah satu kegiatan
integral yang wajib ada dalam kegiatan pembelajaran. Selain memberikan dan
mentransfer ilmu pengetahuan guru juga bertugas dalam mengembangkan
kreativitas peserta didiknya. Tidak bisa kita pungkiri bahwa kreativtas siswa
satu dengan yang lain tentunya berbeda. Oleh sebab itu, penting bagi guru
untuk senantiasa memberikan motivasi kepada siswanya agar memiliki
semangat belajar dan mampu menjadi siswa yang berprestasi serta dapat
mengembangkan diri secara optimal. Berkenaan dengan hasil observasi yang
telah dipaparkan, kita dapat menarik kesimpulan bahwa kreativias ini mutlak
dimiliki oleh seorang siswa demi keberhasilannya dalam belajar.
Sehingga observasi yang kami lakukan di TK Avicenna Jagakarsa
mengenai implementasi kompetensi guru dalam mengembangkan kreativitas
anak usia dini, membuahkan hasil bahwa kegiatan pembiasaan sampai
kegiatan pembelajaran yang dilakukan di TK Avicenna Jagakarsa sudah
mampu untuk diindikasikan adanya kreativitas baik dari segi guru, maupun
pengembangan tema yang akan diberikan. Dari segi sarana dan prasarana-pun,
baik dari lingkungan kelas maupun taman bermain, mampu dimanfaatkan
siswa untuk mengembangkan kretivitasnya masing-masing, seperti adanya
lego di kelas yang biasanya dimanfaatkan anak didik untuk dibentuk sesuai
dengan kemampuan seperti pistol, robot, dan mobil dan juga adanya waktu
khusus untuk metode pembelajaran Montessori yang juga dapat
mengembangkan kreativitas maupun motorik peserta didik. Kegiatan KBM
yang dilaksanakan diluar kelas dan suasana kelas yang sangat amat ceria,
76
77
B. Saran
Dalam menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan di
TK Avicenna Jagakarsa guru disarankan untuk selalu meningkatkan tingkat
kreativitasnya pula dengan menggunakan berbagai macam metode dan media
pembelajaran yang bervariasi, dengan demikian guru dapat menentukan arah
tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran secara lebih optimal.
Bagi mahasiswa Manajemen Pendidikan semoga bisa dijadikan sumber untuk
memperluas wawasan karena lingkup dari bidang pendidikan sangat luas,
terutama PAUD yang memiliki ciri khas dalam pembelajarannya. Bagi
mahasiswa PAUD diharapkan mampu dijadikan rujukan dan mampu
dimanfaatkan dalam kegiatan perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA