Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Memperbaiki Karakteristik Pribadi Wirausaha (Personal Entrepreneurial
Characteristics)”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Kewirausahaan.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan baik itu
pengetahuan, pengalaman maupun kemampuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran maupun kritik membangun yang bertujuan agar hasil makalah ini dapat diterima
dan bermanfaat bagi semua khalayak.
Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Semoga Allah SWT akan senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta
taufik-Nya kepada kita semua. Amin.

Palu, 13 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

2.1 Perlunya Suatu Masyarakat Wirausaha...............................................................3

2.2 Mengembangkan Sikap Kewirausahaan..............................................................4

2.3 Keuntungan dan Kendala Memperkejakan Diri Sendiri......................................8

2.4 Alasan-Alasan Untuk Bekerja Membuka Usaha Sendiri...................................10

2.6 Kuis Evaluasi Diri Mengenai Sifat-sifat Pribadi untuk Kewirausahaan............13

2.7 Pengetahuan Tentang Diri Sendiri, Visi dan Penetapan Tujuan........................15

BAB III PENUTUP.....................................................................................................20

3.1 Kesimpulan........................................................................................................20

3.2 Saran..................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa
yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi,
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah
di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda.

Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah


atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan
masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.


Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait
dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah
ini dijelaskan tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran
kewirausahaan dalam perekonomian nasional.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah perlu adanya masayarakat wirausaha ?
2. Bagaimana mengembangkan sikap kewirausahaan ?
3. Apa keuntungan dan kerugian dari berwirausaha ?
4. Apa saja alasan-alasan untuk berwirausaha ?
5. Apa saja kompetensi untuk kewirausahaan yang sukses ?
6. Bagaimana bentuk kuis evaluasi diri mengenai sifat-sifat pribadi untuk
kewirausahaan ?
7. Bagaimana pengetahuan tentang diri sendiri, visi dan menetapkan tujuan ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perlunya Suatu Masyarakat Wirausaha

Wirausaha adalah seseorang yang mandiri, yaitu orang yang memilki perusahaan
sebagai sumber penghasilannya. Dengan kata lain ia tidak menggantungkan dirinya
kepada orang lain. Untuk mendirikan perusahaanya ia menghimpun sumber-sumber
atau faktor produksi dan menyusun organisasi perusahaan. Karena tindakan-tindakan
itu mempunyai dampak pertama kepada dirinya sendiri, yaitu menciptakan lapangan
pekerjaan kepada masyarakat dan pemerintah, yaitu menciptakan lapangan kerja bagi
tenaga kerja yang lain serta penghasilan, mengerjakan sumber-sumber bahan baku
yang belum digunakan sehingga menjadi bermanfaat bagi masyarakat, menciptakan
teknologi sehingga menambah akumulasi untuk teknologi yang sudah ada dalam
masyarakat, mendorong investasi dibidang-bidang lain, memperluas dasar pajak bagi
pemerintah dan meningkatkan citra bagi suatu bangsa, sehingga secara keseluruhan
mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal
seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap
orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya.
Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja
bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang
disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi
berkurang.

Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan


perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional.
Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya
ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.

3
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran
wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:

1. Menciptakan lapangan kerja


2. Mengurangi pengangguran
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat
4. Mengombinasikan faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal, dan
keahlian)
5. Meningkatkan produktifitas nasional
6. Mendorong pertumbuhan ekonomi
7. Mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial
8. Mendorong terciptanya masyarakat adil dan makmur
9. Menggerakan kegiatan ekonomi
10. Mendorong inovasi produk baru
11. Mendorong produktivitas SDM (Sumber Daya Manusia)
12. Terjalinnya silaturahmi

Indonesia perlahan-lahan mulai berbenah diri dari berbagai sektor kehidupan.


Kemunculan usahawan-usahawan tanah air bisa menjadi titik awal pergerakan
ekonomi Indonesia kearah yang lebih baik. Pola pikir masyarkat tentang
berwirausaha sedikit demi sedikit mulai tumbuh. Lapangan pekerjaan yang
muncul tentu akan menyerap tenaga kerja. Indonesia merupakan negara yang
populasi masyarakatnya tinggi. Kewirausahaan yang berada di sektor padat karyalah
yang dibutuhkan di Indonesia agar kesejahteraan masyarakat dapat meningkat dan
dapat mengurangi tingkat pengangguran serta mampu menaikkan tingkat
pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi di Indonesia.

2.2 Mengembangkan Sikap Kewirausahaan


A. Temukan Tujuan Hidup dan Impian

4
Tujuan dan misi hidup kita merupakan fondasi awal untuk menjadi seorang wirausaha
yang sukses. Karena dengan memiliki tujuan hidup yang jelas, maka kita dapat
memiliki semangat dan sikap mental yang diperlukan dalam membangun sebuah
usaha. Jika kita telah memiliki tujuan atau misi hidup yang jelas, maka dalam diri kita
akan tumbuh hasrat dan kecintaan yang dalam terhadap apa yang kita tekuni. Karena
kita tahu bahwa apa yang kita tekuni itulah yang akan membawa kita mencapai tujuan
dan impian-impian hidup kita.

B. Fokus dan Kembangkan Disiplin Diri

Semua kesuksesan baik dalam bisnis dan kehidupan pada umumnya adalah karena
fokus dan kegigihan untuk tetap bertahan dan berjuang, ketika dihadapkan berbagai
tantangan dan kegagalan. Tanpa fokus kita akan kehilangan orientasi dan membuat
kita mudah beralih dari sasaran yang sedang kita tuju. Secara sederhana fokus berarti
konsentrasi pada suatu titik atau pusat perhatian. Dengan tidak mengalami jatuh
bangun dan kegagalan, seseorang tidak dapat menjadi wirausaha sejati. Itu harga yang
harus kita bayar untuk menjadi sukses. Kegagalan merupakan investasi atau proses
pendidikan bagi seorang wirausaha. Sedangkan yang dapat membuat seorang
wirausaha bertahan dalam kesulitan dan kegagalan, selain impian dan hasrat, adalah
kemampuannya untuk selalu fokus dan gigih untuk bertahan.

Ada beberapa alasan mengapa seorang wirausaha harus fokus. Pertama, dengan


fokus seorang wirausaha dapat melihat lebih jelas tujuan atau sasaran yang hendak
dicapainya. Kedua, dengan lebih fokus, seorang wirausaha dapat melihat peluang-
peluang yang ada disekitarnya. Ketiga, dengan fokus kita mengubah persepsi kita
terhadap masalah dan kegagalan yang kita hadapi dalam membangun bisnis kita.
Setiap masalah ataupun kegagalan yang kita alami dalam berwirausaha merupakan
bagian dari proses menuju keberhasilan. Jika kita senantiasa fokus pada tujuan akhir
atau impian kita, maka persepsi kita terhadap masalah dan kegagalan akan menjadi
positif. Masalah bukanlah masalah. Tergantung bagaimana kita memandangnya dan

5
tergantung persepsi kita. Keempat, fokus memberi kita energi untuk bergerak lebih
tinggi (tidak memiliki rasa lelah dan daya tahan stamina yang melebihi orang rata-
rata). Kelima, fokus dapat meningkatkan daya juang (survival) kita terhadap
kegagalan dan kesulitan dalam membangun binis. Dalam membangun bisnis, selalu
saja ada masa-masa kita menghadapi kegagalan dan tantangan serta kesulitan. Tetapi
dengan senantiasa fokus pada impian dan tujuan hidup, kita akan memiliki daya tahan
yang luar biasa terhadap kesulitan dan kegagalan dalam bisnis

C. Belajar berubah dan berkembang

Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, tidak ada hal yang lebih penting dari
kemauan dan kemampuan kita untuk terus menerus belajar dan membangun
kreativitas dari apa yang kita pelajari setiap saat. Kemauan untuk belajar, berubah,
dan bertumbuh serta tidak takut melakukan kesalahan/kegagalan merupakan bahan
bakar bagi pertumbuhan dan perkembangan bisnis kita. Kebanyakan orang tidak
sukses dalam hidup karena mereka tidak bersedia melewati periode ketidakpastian
pribadi dan frustrasi emosional. Ini disebabkan karena kita belajar di sekolah bahwa
kesalahan itu jelek dan harus dihindari. Jadi kita meninggalkan sekolah, duduk di
dalam sarang dan tidak pernah belajar untuk terbang.[6]

Dunia wirausaha penuh dengan berbagai peluang dan kesempatan bagi mereka yang
senantiasa mau belajar untuk kemajuan, penyempurnaan dan pertumbuhan. Oleh
karena itu selalu ada ruang bagi munculnya gagasan ataupun ide-ide baru, inovasi,
perubahan dan penyempurnaan dalam setiap aspek kewirausahaan. Setiap episode
perjalanan menjadi wirausaha yang sukses merupakan sebuah proses belajar dan
membantu kita untuk senantiasa berubah dan bertumbuh menjadi seorang wirausaha
yang lebih baik.

Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan memulai sesuatu. Kehidupan itu sendiri
adalah proses belajar dan bertumbuh seumur hidup. Demikian halnya menjadi

6
wirausaha tidak dipengaruhi oleh usia kita. Apakah kita seorang pensiunan, ataupun
bahkan baru lulus dari sekolah tidak menjadi halangan sama sekali bagi kita semua
untuk menjadi wirausaha yang sukses asalkan kita senantiasa mau belajar, berubah
dan berkembang. Oleh karena wirausaha bukanlah sebuah pekerjaan, melainkan
sebuah pilihan dan arah kehidupan yang kita pilih. Jika wirausaha adalah pilihan
hidup kita, maka kita harus berkembang dan menjalankan kehidupan sebagai
wirausaha sejati yang senantiasa belajar dan melakukan inovasi untuk meningkatkan
nilai tambah dari seluruh sumber daya yang ada di sekitar kita.

D. Manfaatkan Kekuatan Pikiran

Salah satu rahasia kesuksesan para pemimpin bisnis adalah kedisiplinan mereka
untuk senantiasa menyisihkan waktu setiap hari untuk memasuki keheningan, baik
melalui meditasi, pernafasan dalam, maupun sekedar duduk sendiri dan melakukan
kontempalasi. Mereka selalu berusaha memasuki alam pikiran bawah sadar sebagai
sumber kekuatan.

Pikiran adalah salah satu anugerah Allah swt. yang luar biasa kepada kita. Dengan
kekuatan ini kita sesungguhnya dapat memperoleh dan menciptakan apa pun yang
kita inginkan dalam kehidupan ini, termasuk menjadi wirausaha yang sukses. Dengan
memasuki pikiran bawah sadar, kita dapat meningkatkan kecerdasan kreatif dalam
membangun dan mengembangkan bisnis kita. Beberapa manfaat kekuatan pikiran
bawah sadar kita adalah untuk memprogram kembali pikiran bawah sadar,
mempercepat proses pembelajaran, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
secara kreatif, maupun membangkitkan intuisi dan kreativitas.

7
2.3 Keuntungan dan Kendala Memperkejakan Diri Sendiri
 Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha menurut Geoffrey G. Merideth
adalah:

Keuntungan Kerugian

 Kesempatan untuk
mengontrol jalan hidup
sendiri dengan imbalan
kepemilikan yang diperoleh
dari kemerdekaan untuk
mengambil keputusan dan  Tidak ada kepastian
resiko. pendapatan
   

 Kesempatan menggunakan
kemampuan dan potensi diri
secara penuh dan aktualita
diri untuk mencapai cita-cita
 Resiko kehilangan modal atau  
investasi

 Kesempatan untuk meraih   Meningggalkan zona


keuntungan tak terhingga dan kemapanan
masa depan yang lebih baik  
dengan waktu yang relatif
lebih singkat

8
 

 Kesempatan untuk
memberikan sumbangan
kepada masyarakat dengan
lapangan kerja dan
pengabdian serta memperoleh
pengakuan
   

 Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha menurut Peggi Lambing & Charles L


Kueh adalah :

Keuntungan Kerugian

 Pengorbanan Personal (Pada


 Otonomi (Pengelolaan yg awal bekerja keras, sedikit
bebas dan tidak Terikat waktu untuk kepentingan
“Boss”) keluarga dan rekreasi)
   

 Tantangan Awal dan Perasaan  Beban Tanggung Jawab


Motif Prestasi (Merupakan (Mengelola semua fungsi
hal yg mengembirakan, bisnis, baik pemasaran,
peluang untuk keuangan, personil, dll)

9
mengembangkan konsep
usaha yang dapat
menghasilkan keuntungan,
sangat memotivasi wirausaha)
   

 Margin Keuntungan Kecil dan


 Kontrol Finansial (Bebas Kemungkinan Gagal
dalam mengelola keuangan (Mempergunakan Modal
dan merasa sebagai kekayaan sendiri yang relatif kecil
sendiri) sehingga margin kecil)
   

2.4 Alasan-Alasan Untuk Bekerja Membuka Usaha Sendiri


Menurut pandangan Comtelcell, Inilah alasan kenapa kita harus mencoba
memulai mendirikan usaha sendiri, diantaranya:

1. Kebanggaan Tersendiri
Meskipun hasilnya masih kecil, tentu kita akan merasa bangga dengan usaha kita
sendiri. Karena, kita bisa bekerja tanpa menjadi bawahan orang lain. Apalagi jika
usaha yang kita dirikan semakin membesar, tentunya ini menjadi kebanggaan
tersendiri bagi kita. Karena kita akan menjadi pemimpin pada usaha yang kita dirikan
tersebut.

2. Belajar Dari Resiko

10
Seperti pada ulasan diatas, mendirikan usaha memang memiliki resiko. Namun jika
kita berhasil mengatasi dan melewati segala resikonya, tentunya kita bisa mengambil
banyak pelajaran dari segala resiko yang telah kita lewati. Dengan mempelajari
segala resiko yang ada, kita akan semakin kuat dalam menjalani usaha kita.

3. Bekerja Sesuai Dengan Keadaan.


Ketika kita bekerja pada orang lain atau perusahaan milik orang lain, tentu kita harus
bersikap profesional tanpa mempedulikan keadaan kita. Meskipun sedang sakit atau
sedang ada urusan pribadi atau lainnya, seringnya kita tetap di tuntut untuk tetap
profesional. Namun jika kita bekerja pada usaha kita sendiri, tentunya kita bebas
melakukan apapun tanpa ada yang menuntut. Dan kita juga bisa bekerja sesuai
dengan keadaan kita.

4. Mudah Membagi Waktu.


Jika kita bekerja pada usaha kita sendiri, tentunya kita bebas mengatur waktu kerja
kita. Jadi, waktu kita tidak akan habis unuk bekerja saja. Tapi kita juga memiliki
waktu untuk menikmati hasil usaha kita. Berbeda dengan bekerja pada orang lain.
Meskipun gajinya sangat besar, tapi belum tentu kita memilki waktu untuk
menikmatinya. Karena, waktu kita sudah habis untuk bekerja.

Itulah beberapa alasan kenapa kita harus mencoba memulai mendirikan usaha sendiri,
daripada bekerja pada orang lain, menurut pandangan Comtelcell.
2.5 Kompetensi Untuk Kewirausahaan sukses
Menurut Dun dan Bradstreet Business Credit Service (1993:1), ada 10 kompetensi
yang harus dimiliki sorang wirausahawan, yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Knowing your business  , yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan kata lain seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan. Misalnya, seseorang

11
yang akan melakukan bisnis perhotelan harus memiliki pengetahuan tentang
perhotelan, sedangkan orang yang ingin melakukan bisnis pemasaran komputer harus
memiliki pengetahuan tentang cara memasarkan komputer.

2. Knowing the basic business management , yaitu mengetahui dasar-dasar


pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan, dan
mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkann , memprediksi,
mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui
manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua
sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.

3. Having the proper attitude , yaitu memiliki sikap yang benar terhdapa usaha yang
dilakukannya. Ia harus bersikap sebagao pedagang, industriwan, pengusaha, eksekutif
yang sungguh-sungguh.

4. Having adequate capital  , yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya
berbentuk materi, tetapi juga moral. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan
modal utama dalam usaha, oleh karena itu , harus terdapat kecukupan dalam hal
waktu, tenaga, tempat, dan mental.

5.  Managing finances effectively , yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola


keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana, dan menggunakannya
secara tepat serta mengendalikannya secara akurat.

6. Managing time effiently , yaitu kemampuan mengatur waktu seefien mungkin.


Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.

7. Managing people , yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan,


menggerakkan (memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan
perusahaan.

12
8. Satisflying customer by providing high quality product   , yaitu memberi kepuasan
kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu,
bermanfaat, dan memuaskan.

9. Knowing how to compete, yaitu mengetahui strategi/cara bersaing. Wirausaha


harus dapat menganalisis SWOT dalam diri dan pesaingnya.

10. Copying with regulation and paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang


jelas (tersurat, tidak tersirat).

2.6 Kuis Evaluasi Diri Mengenai Sifat-sifat Pribadi untuk Kewirausahaan


Untuk setiap pertanyaan, beri tanda pada jawaban yang menurut Anda paling
mendekati. Jawablah dengan jujur. Dalam pertanyaan ini tidak ada jawaban benar
ataupun salah. (Contoh Tabel Kuis Evaluasi Diri Mengenai Sifat-sifat Pribadi untuk
Kewirausahaan)

1. a. Saya melakukan pekerjaan atas inisiatif saya sendiri. Tidak perlu ada orang
yang memberi tahu saya untuk memulai.
b. Jika seseorang telah mendorong saya untuk memulai, saya dapat
melanjutkannya dengan baik.
c. Santai saja. Saya tidak bekerja keras kecuali terpaksa.
2. a. Saya menyukai orang. Saya dapat bergaul dengan siapapun.
b. Saya memiliki banyak teman – saya tidak membutuhkan lagi orang lain.
c. Saya mengangap semua orang sebagai saudara
3. a. Saya bisa nengajak banyak orang mengikuti saya ketika saya memulai
sesuatu.
b. Saya dapat memberi perintah jika seseorang bertanya apa yang harus kita
lakukan. c. Saya biarkan orang lain memulai kegiatan. Kemudian saya akan
mengikuti jika saya ingin.

13
4. a. Saya suka mengambil tanggung jawab atas suatu pekerjaan dan saya
menjamin penyelesaiannya.
b. Saya akan mengambil alih jika terpaksa, tapi saya lebih sua membiarkan
orang lain yang bertanggung jawab.
c. Selalu ada orang di sekitar kita yang ingin menonjolkan kepintarannya.
Saya beri ia kesempatan.
5. a. Saya suka membuat rencana sebelum memulai. Saya biasanya menjadi
orang yang mempersiapkan segala sesuatunya jika teman-teman saya ingin
melakukan sesuatu. b. Saya akan mengerjakan semua kecuali jika pekerjaan
menjadi terlalu sulit. Kemudian saya menyerah.
c. Anda sudah mempersiapkan segala sesuatunya kemudian sesuatu datang
dan mengacaukan semuanya. Jadi saya hanya mengerjakan yang sudah ada di
depan saya.
6. a. Saya dapat terus bekerja selama saya mau. Saya tidak keberatan bekerja
keras untuk sesuatu yang saya inginkan.
b. Saya akan bekerja keras untuk beberapa lama, tapi jika sudah cukup, saya
akan berhenti.
c. Saya tidak melihat Anda bekerja keras di manapun.
7. a. Saya dapat memutuskan dengan cepat jika saya terpaksa. Ini biasanya
berakhir dengan baik pula.
b. Saya dapat memutuskan jika saya punya banyak waktu. Jika saya harus
berpikir cepat, nantinya saya akan merasa seharusnya saya mengambil
keputusan yang lain. c. Saya tidak suka menjadi pengambil keputusan. Saya
kuatir akan melakukan kesalahan
8. a. Orang dapat percaya apa yang saya katakan. Saya tidak mengucapkan
halhal yang tidak saya maksudkan.
b. Seringkali saya berusaha berbicara jujur, tapi terkadang saya hanya
mengatakan hal-hal yang paling mudah.

14
c. Mengapa saya harus mengatakan yang sebenarnya jika orang lain tidak
mengetahui bedanya.
9. a. Jika saya sudah memutuskan untuk melakukan sesuatu, saya tidak
membiarkan apapun mengahalangi saya.
b. Saya biasanya menyelesaikan apa yang telah saya mulai – jika tidak terjadi
kesalahan.
c. Jika sesuatu yang telah saya mulai tidak berjalan dengan semestinya, saya
berhenti atau menyerah. Mengapa harus kuatir?
10. a. Saya dalam kondisi sehat. Selalu tidak pernah kehabisan tenaga!
b. Saya memiliki cukup energi untuk banyak hal yang ingin saya lakukan.
c. Saya kehabisan energi lebih cepat daripada teman-teman saya.

2.7 Pengetahuan Tentang Diri Sendiri, Visi dan Penetapan Tujuan


Pengenalan diri sangat penting untuk memahami konsep diri seseorang wirausahawan
dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu memperbaiki diri dan
belajar agar lebih baik lagi. Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan
tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki
maupun kekurangan/ kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri
sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya
mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif.

Pengenalan diri dimaksudkan agar seorang wirausahawan memiliki kesadaran untuk


memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya
serta terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju
kehidupan yang lebih baik. Sikap dan perilaku percaya diri adalah kemampuan
mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta mempertahankannya
tanpa melanggar hak orang lain.

15
Dengan mengenal dirinya seorang wirausahawan diharapkan dapat membentuk sikap
dan perilaku sesuai prinsip dan tujuan hidup yang diinginkan. Seseorang
wirausahawan yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya sendiri dalam
menjalankan peranan bisnis dan kontribusi yang dapat dia berikan baik dari sisi profit
orientait dan social orientait kepada para konsumennya dan masyarakat pada
umumnya.

Konsep diri lahir dan berkembang melalui proses penginderaan (sensation) dan
perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman
dini terhadap rasa senang, disenangi, sakit,atau disakiti membentuk dasar bagi
perkembangan konsep diri. Interaksi sosial merupakan faktor yang paling berperan
dalam pembentukan konsep diri seseorang, diawali interaksi dengan orang tua dan
keluarga, guru, teman sepermainan, masyarakat sekitar.

Konsep diri merupakan produk “pembelajaran“ yang diserap dari lingkungan


keluarga sekolah dan masyarakat. Keberhasilan pembentukan konsep diri seseorang
banyak dipengaruhi proses pembelajaran yang diterima semenjak kecil. Penanaman
nilai-nilai kehidupan berupa pandangan tentang baik dan buruk atau benar dan salah,
cara-cara penyelesaian permasalahan, pendampingan orang tua dalam memperoleh
umpan balik dari kejadian-kejadian yang dilihat, dirasakan dan dialaminya akan
mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang. Permasalahan-
permasalahan yang menimbulkan trauma, kesalahan penanaman nilai dan umpan
balik dapat mengganggu perkembangan konsep diri.

Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah


pada konsep diri negatif atau konsep diri positif. Seseorang dikatakan memiliki
konsep diri negatif, apabila :

1. Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, ia


kurang memahami siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahan yang
dimilikinya.

16
2. Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat
berubah) atau terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru
(terutama yang negatif) tentang dirinya, sehingga orang tersebut sulit
untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap ‘betul’.
3. Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahannya dalam
dirinya daripada aspek-aspek kelebihan/kekuatan yang ia miliki.

Sedangkan seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positif apabila :

1. Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup


kelebihan dan kelemahan dirinya
2. Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak
sombong dan apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa
3. Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi
aspek dari dirinya yang dianggap merugikan.

Dengan demikian ciri konsep diri negatif adalah : kurang pengetahuan tentang diri
sendiri, harapan-harapan yang tidak realistis dan terlalu tinggi, dan rendahnya
penghargaan terhadap diri sendiri. Sedangkan ciri konsep diri positif adalah :
memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang dirinya, mempunyai harapan yang
realistis dan harga diri yang tinggi atau penghargaan diri yang sehat.

Pengembangan/perubahan diri seseorang dipengaruhi oleh kemampuan penilaian


terhadap diri sendiri, yang dihasilkan dari perbandingan antara pengetahuan dan
harapan. Pengetahuan dimaksud adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita,
mencakup: identitas formal, kualitas pribadi, perbandingan diri dengan orang lain dan
ekspresi verbal tentang dirinya, Saya adalah …, Harapan adalah idealisme,
karakteristik dan tujuan yang membentuk jati diri seseorang dan ekspresi verbalnya,
Saya akan menjadi … Penilaian diri merupakan proses perbandingan atau
pengukuran antara ‘saya saat ini’ dengan harapan tentang ‘diri saya yang akan datang
‘. Semakin besar perbedaan antara ‘saya saat ini’ dengan ‘saya seharusnya menjadi

17
apa’, berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya. Semakin seseorang
merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan merasa nyaman dan
menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri.

Seseorang dapat mengembangkan/merubah konsep dirinya dengan yang baru atau


yang lebih baik dan menyenangkan dengan cara melakukan perubahan linier (tahap
demi tahap), yaitu: pertama, mengubah penilaian terhadap dirinya sendiri untuk lebih
baik dan tetapkan perubahan (+) yang akan dicapai ; kedua, tingkatkan pengetahuan
(+) dengan penanaman nilai-nilai dan cara-cara menjalani kehidupan yang baik untuk
mengubah dari konsep diri ( - ) menjadi konsep diri ( + ) ; ketiga, perbaiki cara
pandang terhadap diri sendiri dan perbaiki cara berbicara terhadap diri sendiri, dan ;
keempat, dapatkan umpan balik dari diri sendiri dan orang lain kemudian kembali
lakukan cara pertama.

Pengembangan/perubahan diri seseorang dapat dilakukan dengan baik setelah


seseorang dapat menemukan jati dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahan
dirinya serta menerima dirinya sebagai suatu kenyataan. Dengan kesadaran dan
penerimaan ini seseorang mampu memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai
konsep diri yang positif. Untuk mendukung konsep diri tersebut, seseorang perlu
memiliki sikap kepercayaan diri. Kepercayaan diri merupakan sikap seseorang yang
memiliki keyakinan akan sikap dan perilaku/tindakannya, mampu menyatakan
perasaan dan pendapatnya tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan perasaan orang
lain.

Penetapan Tujuan Tujuan (goals) merupakan target kinerja, yang menjadi alat
ukur keberhasilan atau kegagalan kinerja sesuai sasaran yang diinginkan dan
direncanakan. sebuah organisasi akan berfungsi secara sistematis apabila organisasi
tersebut telah menetapkan tujuan/goals dan rencana strategis terlebih dahulu. Namun
demikian, fungsi tersebut dapat terwujud apabila suatu organisasi melibatkan sumber
dayanya secara efektif pada tiap tingkatan manajemen dalam mencapai tujuannya.

18
Griffin dan Ebert (2002) menjelaskan secara spesifik 4 maksud utama penetapan
tujuan organisasi tersebut.

-Penentuan tujuan dapat memberi arah dan panduan bagi para karyawan di semua
tingkatan manajemen. Apabila semua karyawan sampai tingkat yang paling bawah
mengetahui dengan jelas apa yang ingin dicapai perusahaan maka lebih kecil
kemungkinan akan terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan.

-Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya yang


dimiliki. Contohnya, apabila perusahaan menginginkan peningkatan pasar yang lebih
besar pada satu tahun selanjutnya maka perusahaan dapat memfokuskan sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan ini.

-Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan untuk menentukan budaya perusahaan


(corporate culture). -Penetapan Tujuan dapat membantu perusahaan dalam
mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan dan melakukan perbaikan.

19
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadian
seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration. bahwa
kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian.
Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau
individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi
sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena
adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif
berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai
yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.

3.2 Saran
Disarankan bagi mahasiswa yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk
meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya dari apa yang
tertulis di Bab Pembahasan di atas. Seorang wirausaha memang perlu untuk
menghadapi sebuah risiko, karena dari proses risiko itu sendiri nantinya akan
membawa sesuatu yang besar. Dan juga semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus
asa sikap yang sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar terus berkarya dengan
usaha yang di jalankannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://bec.bsi.ac.id/baca-artikel/2016/11/apa-kewirausahaan-itu-penting-dalam
kehidupan-kita

https://www.duniapelajar.com/2009/12/25/mengembangskan-sikap-wirausaha/

https://munandarpress.wordpress.com/2012/06/28/mengembangkan-sikap-pribadi-
wirausaha/

http://comtelweb.blogspot.com/2014/03/alasan-mendirikan-usaha-sendiri.html

https://annisawally0208.blogspot.com/2016/03/10-kompetensi-yang-harus-
dimiliki.html

https://markbiz.files.wordpress.com/2008/02/memperbaiki-pec.pdf

http://pristiyanto-kewirausahaan1.blogspot.com/2010/09/pengembangan-diri-
wirausahawan.html

21

Anda mungkin juga menyukai