Dept I Dept II
Produk yang dimasukkan dlm
proses 3.000 -
Produk selesai yang ditran-
fer ke Dept B 2.500 -
Data Biayaproduksi
Berdasarkan informasi berikut ini adalah biayaproduksi yang telah dikeluarkan yakni sebagai
berikut
Biaya yang dikeluarkan selama bulan berlangsungadalah
Sebagai berikut
Dept I Dept II
Diminta ;
3. Bia Tenaga Kerja Rp. 500.650 2500+(300 x 45%) Rp 190
4. Bia Overhead Pabrik Rp. 711.450 2500+(300 x 45%) Rp 270
2. Harga Pokok produk jadi yang ditransfer kegudang yakni sebesar :
2500 unit x Rp. 730 = Rp. 1.825.000
4. Perhitungan Biaya Produksi per unit yangDitambahkan oleh Departemen B yakni :
5.Harga Pokok Produk selesai yang Ditransfer oleh Departemen B ke Gudang adalah :
Catatan :
Biayaoverhead pabrik
( 250 x40% x Rp. 160 = Rp. 16.000
5. Jurnal untuk mencatat hargapokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.
6. Jurnal untuk mencatat harga pokok produkyang masih dalam proses akhir :
Contoh Soal:
Berikut ini adalah data produksi dan kos produksi PT Jaya Raya pada bulan Juni 20XX
Departemen
1 2
Unit:
Kos Produksi:
Diminta:
a) Hitunglah unit produk dalam proses akhir departemen 1 dan 2
b) Buatlah laporan kos produksi departemen 1 dan 2
Jawaban:
PT Jaya Raya
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
Ekuivalen Produksi
Bahan Kos
Baku Konversi
Kos Dipertanggungjawabkan
1 2
Unit:
PDP awal
8.100
Ditransfer ke produk jadi
Kos produksi:
Diminta:
a) Susunlah laporan kos produksi Departemen A dan B dengan metode rata-rata berbobot
b) Susunlah laporan kos produksi Departemen A dan B dengan metode masuk pertama keluar
pertama
Jawaban :
a) Metode Rata-rata Berbobot
Laporan Kos Produksi Departemen A
PT Anugerah Abadi
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
Ekuivalen Produksi
Bahan Kos
Baku Konversi
Total
Total
Kos Pertanggungjawaban
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
Unit pertanggungjawaban:
8.100 8.700
Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi
Ekuivalen Produksi
Bahan Kos
Baku Konversi
600 x ¼ 150
Unit ekuivalen Total 8.250
8.200
Kos Dipertanggungjawabkan
Total
Total
Overhead pabrik Rp. 3.500.000
Kos Pertanggungjawaban
Metode MPKP
Laporan Kos Produksi Departemen A
PT Anugerah Abadi
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
Unit pertanggungjawaban:
8.500
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B 1.500
Ekuivalen Produksi
Bahan Kos
Baku Konve
8.500
1.000
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B
7.500
(-) Produk dalam proses awal
0
(=) Unit dimasukkan dan selesai
1.500 x 100%
9.000
1.500 x 1/3
Kos Dipertanggungjawabkan
Rp.
29.600.000
Kos Pertanggungjawabkan
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
Unit pertanggungjawaban:
Ekuivalen Produksi
Bahan
Baku
8.100
600 x 1/6
600 x ¼ 8.180
Kos Dipertanggungjawabkan
Kos ÷ Unit =
Transferan selama 0
periode
8.500
Unit ditambahkan ke
proses
Rp. 36.800.000 8.180
Unit disesuaikan dan
kos unit
Rp. 44.520.000 8.170
Kos ditambahkan ke
departemen: Rp. 29.680.000 8.170
Overhead pabrik
Kos total
dipertanggungjawabkan
Kos Pertanggungjawaban
Transfer total
Produk dalam proses-akhir: Rp . 5.839.535
Kegiatan Belajar 3: Perlakuan Atas Penyusutan, Produk Cacat, Produk Rusak, Bahan
Sisa, Dan Bahan Sisa Buangan
Perlakuan akuntansi atas penyusutan produk dalam proses dapat dibedakan menjadi
dua, yakni:
1. Jika penyusutan tersebut adalah normal maka kos penyusutan ini akan tetap dibebankan pada
produk dalam proses
2. Jika penyusutan dikategorikan abnormal maka akan dibebankan pada rugi dari penyusutan
produk dalam proses yang merupakan bagian dari kos periode bukan kos produksi.
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar produksi dan dijual sesuai
nilai sisanya atau dibuang.
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar produksi, tetapi masih bisa
diperbaiki dengan tambahan proses produksi tertentu dan kemudian menjadi produk yang
baik lagi dan dijual dengan harga reguler.
Bahan sisa adalah bahan baku yang merupakan sisa dari proses produksi, yang tidak
dapat digunakan lagi dalam proses produksi untuk tujuan yang sama.
Bahan sisa buangan adalah bahan baku yang merupakan sisa dari proses produksi
yang tidak dapat digunakan lagi dan tidak memiliki harga jual.
Penanganan produk rusak dapat menggunakan salah satu metode berikut.
1. Teori Pengabaian (Theory of Neglect)
Metode ini disebut metode pengabaian karena unit produk rusak dianggap tidak pernah
dimasukkan ke dalam proses produksi dan mengabaikan kos yang telah diserapkan.
2. Produk Rusak sebagai Bagian Terpisah Elemen Kos Produksi
Metode ini memperlakukan kos produksi rusak sebagai bagian terpisah elemen kos dalam
departemen produksi.
Perbedaan antara produk rusak dan produk cacat adalah pada produk cacat masih
mungkin dilakukan perbaikan pada produk tersebut sehingga masih ada harapan produk akan
menjadi produk normal. Produk cacat dikategorikan sebagai produk cacat normal dan
abnormal. Produk cacat disebut normal jika jumlahnya masih dalam batas toleransi yang
ditetapkan oleh manajemen. Sebaliknya, apabila jumlahnya diatas batas toleransi maka
terkategori abnormal.
Bahan sisa dapat ditangani dengan dua metode berikut ini.
1. Jika bahan sisa dipertimbangkan ketika penetapan tarif overhead pabrik dibebankan,
penjualan bahan sisa akan mengurangi akun overhead pabrik kendali sehingga jurnal yang
dibuat adalah sebagai berikut
Kas XXX
Overhead pabrik kendali XXX
2. Jika bahan sisa tidak dipertimbangkan dalam penetapan tarif overhead pabrik dibebankan
maka hasil penjualan akan dikredit pada akun produk dalam proses departemen bersangkutan.
Jurnal yang dibuat
Kas XXX
Produk dalam proses-Departemen A XXX
Biaya yang dikeluarkan untuk membuang bahan sisa akan dibebankan pada akun overhead
pabrik.
2. Contoh Soal :
Payson Co., memproduksi sebuah produk melewati 2 departement, Mixing and Cooking.
Kedua department menggunakan FIFO. Di Mixing Dept. semua bahan baku telah
ditambahkan pada awal periode. Sedangkan biaya selain bahan baku digunakan secara
bertahap. Berikut adalah data Mixing Dept.
a. Barang dalam proses awal, 1 Februari, sebanyak 100.000 pounds, 100% bahan baku telah
digunakan dan 40% biaya konversi (TKL dan Overhead) telah digunakan. Biaya yang
dibebankan pada pekerjaan ini adalah :
Bahan Baku $ 20.000
TKL $ 10.000
Overhead $ 30.000
b. barang dalam proses akhir, 28 februari sebanyak 50.000 pounds. 100% bahan baku telah
digunakan 60% biaya konversi (TKL dan Overhead) telah digunakan.
c. Jumlah unit yang telah selesai dan ditransfer ke cooking Dept. adalah 370.000 pounds.
Biaya yang digunakan selama Februari adalah :
Bahan Baku $ 211.000
TKL $ 100.000
Overhead $ 270.000
Diminta :
1. susunlah daftar arus fisik barang (physical flow schedule)
2. Susunlah schedule unit ekuivalen
3. Hitunglah biaya unit ekuivalen
Hitunglah biaya barang yang sudah selesai dan ditransfer ke Cooking Dept., dan biaya barang
dalam proses
4. Akhir
5. Susunlah rekonsiliasi biaya
# JAWAB #
WIP akhir = 50.000
420.000
Unit Equivalen 320.000 420.000
TOTAL = $63.900
Unit selesai & transfer keluar
Unit dimulai & selesai
( $ 1.69 x 270.000) = $ 456.300
Unit, WIP awal
Biaya periode sebelumnya = $ 60.000
Biaya Penyelesaian = $ 61.800
TOTAL = $ 578.100
TOTAL = $ 641.000
Unit Dihitung
Biaya transfer keluar
Biaya WIP awal = $ 121.800
Biaya dimulai selesai = $ 456.300
Biaya WIP akhir = $ 63.900
TOTAL
= $ 642.000
Nb : selisih 1000 karena pembulatan
3. Contoh:
Diminta: Hitung unit ekuivalen produksi menggunakan aliran biaya rata-rata tertimbang dan aliran biaya
FIFO
Jawab:
Menggunakan aliran biaya rata-rata:
Rumus : Produk Selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian)
Atau:
Bahan baku : 38.000 unit + (1.200 x 80%) = 38.960 unit
Biaya konversi : 38.000 unit + (1.200 x 75%) = 38.900 unit
Atau:
Bahan baku : 38.000 unit + (1.200 x 80%) – (1.000 X 100%) = 37.960 unit
Biaya konversi : 38.000 unit + (1.200 x 75%) - (1.000 X 80%) = 38.100 unit
Selama bulan Agustus telah dicatat dalam buku besar: Listrik, air dan telp. Rp9.390.000, akumulasi
penyusutan mesin Rp6.400.000, bahan tak langsung Rp4.260.000, dan tenaga kerja tak langsung
Rp10.240.000
Diminta:
Buatlah jurnal penggunaan overhead pabrik tersebut:
Pengendali overhead pabrik 30.290.000
Listrik, air dan telp 9.390.000
Akumulasi penyusutan mesin 6.400.000
Bahan tak langsung 4.260.000
Tenaga kerja tak langsung 10.240.000
Apabila sifat produksi berfluktuasi dari bulan ke bulan maka digunakan pembebanan berdasarkan tarif
yang ditetapkan sebelumnya atau ditetapkan dimuka untuk masing-masing departemen.
Contoh:
PT. ICO Com adalah perusahaan perakitan radio dengan merk”ICOM” perusahaan mempunyai dua
departemen perakitan dan departemen penyelesaian. Untuk kedua departemen tersebut perusahaan
mempunyai akun produk dalam proses yang terpisah.
Perusahaan membebankan biaya overhead pabrik berdasarkan jam mesin, dengan tarif ditentukan dimuka
untuk departemen perakitan Rp3.500 per jam mesin dan departemen penyelesaian Rp3.900 per jam mesin.
Selama bulan September jam mesin yang digunakan pada departemen perakitan 4.050 jam mesin,
departemen penyelesaian 3.700 jam mesin, BOP aktual Rp30.290.000
Diminta:
Buatlah jurnal:
PDP- Departemen perakitan 14.175.000
PDP-Depatemen penyelesaian 14.430.000
Biaya overhead pabrik dibebankan 28.605.000