Anggota
Produk hilang adalah produk yang secara fisik tidak ada wujudnya dalam proses
produksi. Penyebabnya antara lain: proses alamiah seperti menguap, mengkristal,
menyusut dan sebagainya, ataupun bisa disebabkan oleh kegagalan mutu internal.
Dua Metode perlakuan produk hilang dlm proses,
terdiri dari:
1. 2.
Produk hilang dianggap Produk hilang dianggap
terjadi awal proses terjadi akhir proses
Produk hilang awal proses
Untuk produk hilang pada awal proses, maka dalam
penyusunan laporan Harga Pokok Produksi:
Akibat Produk hilang pada awal proses :
• Unit produk yang hilang tidak dibebani harga pokok 1. Menaikkan harga pokok produksi per
satuan produk yang diterima dari
karena belum menikmati biaya produksi.
departemen produksi sebelumnya
• Tidak diperhitungkan dalam perhitungan unit 2. Menaikkan harga pokok produksi per
satun yang ditambahkan dalam
ekuivalen departemen produksi yang pertama
tersebut
• Untuk yang hilang di departemen berikutnya, maka
harus ada penyesuaian biaya per unit pada
departemen berikutnya tersebut.
Produk hilang proses akhir
Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan.
Asumsi :
• Dianggap sudah menikmati biaya produksi
• Diperhitungkan sebagai bagian dari unit ekuivalen
• Unit yang hilang akan menjadi beban produk jadi
• Tidak diperlukan adjustment
Akibat dari produk yang hilang pada akhir proses adalah harga pokok per satuan
produk selesai yang ditransfer ke departemen selanjutnya atau ke gudang menjadi
lebih tinggi.
Dept A Dept B
CONTOH SOAL Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000
Data Produksi
Jumlah produk yg diterima dari Dep.A 700 kg
Jumlah Produk selesai ditransfer ke Gudang 400 kg
Jumlah produk dalam proses akhir bulan
dengan tingkat penyelesaian;
BBP 60%, BK 50% 100 kg
Jumlah produk yang hilang awal proses 200 kg
700 kg
Biaya Dibebankan di Dep B
Total Per Kg
Harga pokok produk yg diterima dari Dep.A 111.300 159,00
Penyesuaian harga pokok per satuan krn
adanya produk yang hilang dalam proses 63,60
111.300 222,60
Biaya yang ditambahkan dlm Dep.B
BBP 16.100 35,00
BTK 22.500 50,00
BOP 24.750 55,00
jumlah biaya yg ditambahkan dlm Dep.B 63.350 140,00
jumlah b.produksi kumulatif Dep.A 174.650 362,60
Perhitungan Biaya
HP produk jadi yang ditransfer ke Gudang
400 Kg x Rp 362,60 145.040
HP Persediaan produk dalam proses akhir
Harga pokok produk dari Departemen A
100 Kg x Rp 222,60 22.260
Harga yg ditambahkan dlm Departemen B :
BBP (100 x 60% x Rp 36) = 2.100
BTK (100 x 50% x Rp50) = 2.500
BOP (100 x 50% x Rp 55) = 2.750
Total 29.610
Jumlah biaya produksi Dept A 174.650
Dept A Dept B
CONTOH SOAL Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000
Data Produksi
Jumlah produk yg diterima dari Dep.A 700 kg
Jumlah Produk selesai ditransfer ke Gudang 400 kg
Jumlah produk dalam proses akhir bulan
dengan tingkat penyelesaian;
BBP 60%, BK 50% 100 kg
Jumlah produk yang hilang akhir proses 200 kg
700 kg
Biaya Dibebankan di Dep B
Total Per Kg
Harga pokok produk yg diterima dari Dep.A 113.334.40 161,91
Biaya yang ditambahkan dlm Dep.B
BBP 16.100,00 24,39
BTK 22.500,00 34,62
BOP 24.750,00 38,08
jumlah biaya yg ditambahkan dlm Dep.B 63.350,00 97,09
jumlah b.produksi kumulatif dalam Dep.B 176.684,40 259,00
Perhitungan Biaya
Harga Pokok Produk selesai yg ditransfer ke Gudang
Harga pokok dari Departemen A
400 Kg x Rp.161,91 Rp64.764,00
Harga pokok yg ditambahkan Departemen B
400 Kg x Rp. 97,09 Rp38.836,00
Harga pokok produK yg hilang pada akhir proses
200 x (Rp.161,91+97,09) Rp 51.800,00
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Gudang
400 x Rp.388,50 (155.400 : 400) Rp 155.400,00
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Harga pokok dari Departemen A
100 x Rp.161,91 Rp16.191,00
Harga pokok yg ditambahkan dalam Dep. B
BBP 100 x 60% x Rp.24,39 Rp. 1.463,40
BTK 100 x 50% x Rp.34,62 Rp. 1.731,00
BOP 100 x 50% x Rp.38,08 Rp. 1.904,00
Rp 21.289,40
jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp 176.684,40
Terima
Kasih <3