Anda di halaman 1dari 14

Produk Hilang Awal Proses

Didalam produksi tidak semua produk yang diolah dapt menjadi


produk yang baik yang memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan. Jika bahan baku yang diolah selama periode tertentu
berjumlah 100 liter, yang banyaknya dinyatakan dalam unit
ekuivalen sebanyak 500 satuan produk jadi, maka belum tentu hasil
produksi dalam periode tersebut dapat mencapai 500 satuan produk
tersebut.
Jika laporan produksi menunjukkan bahwa produk selesai dalam
periode tersebut berjumlah 300 satuan, dan persediaan dalam proses
akhir periode berjumlah 100 satuan (unit ekuivalen), maka berarti
didalam proses produksi terjadi produk yang hilang dalam proses
sebanyak 100 satuan.
Contoh:
PT. UKR memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan
produknya : Departemen pengolahan dan Departemen Pembekuan.
Data produksi dan biaya produksi kedua departemen tersebut untuk
bulan Januari 20X1 disajikan sebagai berikut:
Pengolaha Pembekua
n n

Dimasukkan dalam proses 1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke pembekuan 700

1
Produk selesai ditransfer ke Gudang 400 kg

Produk dalam proses akhir dengan tingkat


penyelesaian sebagai berikut:

BBB dan Bahan Penolong 100%, Biaya konversi 200 kg


40%

Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% - 100 kg

Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg

Informasi dari bagian akuntansi menunjukkan biay produksi


yang telah dikeluarkan selama bulan Desember 2021 disajikan
sebagai berikut:
Pengolahan (A) Pembekuan
(B)

Biaya bahan baku 22.500 0

Biaya bahan penolong 26.100 16.100

Biaya tenaga kerja 35.100 22.500

Biaya overhead pabrik 46.800 24.750

Jumlah biaya produksi 130.500 63.350

2
Penyelesaian:
1) Menghitung unit ekuivalen Departemen A
Jenis Biaya Unit ekuivalen Biaya Produksi Biaya Per Kg

Biaya bahan baku 700 kg + 100% x 200 kg = 900 kg 22.500 Rp 25

Biaya bahan 700 kg + 100% x 200 kg = 900 kg 26.100 Rp 29


penolong

Biaya tenaga kerja 700 kg + 40% x 200 kg = 780 kg 35.100 Rp 45

Biaya overhead 700 kg + 40% x 200 kg = 780 kg 46.800 Rp 60


pabrik

130.500 Rp159

Karena produk yang hilang pada awal proses, maka produk


tersebut tidak ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan
oleh Dept. Pengolahan. Oleh karena itu, produk yang yang
tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan unit ekuivalen
produk yang dihasilkan Dept. Pengolahan.
2) Menghitung Biaya Produksi Departemen A
Harga pokok produk jadi ditransfer ke Dept. B
700 kg x Rp159 111.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku 200 kg x 100% x Rp25 5.000
Biaya bahan penolong 200 kg x 100% x Rp29 5.800

3
Biaya tenaga kerja 200 kg x 40% x Rp45 3.600
Biaya overhead paberik 200 kg x 40% x Rp60 4.800
19.200
Jumlah biaya produksi Dept. A 130.500
3) Menyusun Laporan Biaya Produksi Dept. A
Data Produksi:
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dept. B 700 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian:
Biaya bahan baku & penolong 100%; biaya konversi 40%200 kg
Produk yang hilang pada awal prose 100 kg
1.000 kg

Biaya yang dibebankan dalam Departemen A:


Total Per Kg
Biaya bahan baku 22.500 Rp 25
Biaya bahan penolong 26.100 Rp 29
Biaya tenaga kerja 35.100 Rp 45
Biaya overhead pabrik 46.800 Rp 60
Jumlah biaya produksi Departemen B 130.000 Rp159
Perhitungan Biaya:
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dept. B : 700 x Rp159111.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan:
Biaya bahan baku 5.000
Biaya bahan penolong 5.800
Biaya tenaga kerja 3.600
Biaya overhead pabrik 4.800

4
19.200
Jumlah biaya produksi Departemen A 130.500

4) Menghitung Penyesuaian Harga Pokok Per Unit dari Dept. A


Harga pokok produksi per unit yang berasal dari Dept. A Rp111.300 : 700
Rp159,00
Harga pokok produksi per unit yang berasal dari Dept. A setelah
adanya produk yang hilang dalam proses di Dept. B sebanyak 200 kg
adalah Rp111.300 : (700 kg – 200 kg) Rp222,60
Penyesuaian harga pokok produksi per unit produk dari Dept. A Rp 63,60

5) Menghitung Unit Ekuivalen dan Biaya Produksi Per Unit Dept.


B
Jenis Biaya Unit ekuivalen Biaya Produksi Biaya Per Kg

Biaya bahan 400 kg + 60% x 100 kg = 460 kg 16.100 Rp 35


penolong

Biaya tenaga kerja 400 kg + 50% x 100 kg = 450 kg 22.500 Rp 50

Biaya overhead 400 kg + 50% x 100 kg = 450 kg 24.750 Rp 55


pabrik

63.350 Rp140

6) Menghitung Biaya Produksi Dept. B


Harga pokok produksi selesai yang ditransfer
ke Gudang 400 kg @ Rp362,60 145.040
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir (100 kg)
Harga pokok dari Dept. A : 100 kg x Rp222,60 22.260

5
BBP : 100 kg x 60% x Rp35 2.100
BTK : 100 kg x 50% x Rp50 2.500
BOP : 100 kg x 50% x Rp55 2.750
29.610
Jumlah biaya kumulatif dalam Dept. B 174.650
7) Menyusun Laporan Harga Pokok Produksi Dept. B
Data Produksi:
Jumlah produk yang diterima dari Dept. A 700 kg
Jumlah produk selesai yang ditransfer ke Gudang 400 kg
Jumlah produk dalam proses akhir dengan tingkat penye.:
Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% 100 kg
Jumlah produk yang hilang pada awal proses 200 kg
700 kg
Biaya yang Dibebankan Dalam Dept. B
Total Per Kg
Harga pokok produk yang diterima dari Dept. A 111.300 159,00
Penye. harga pokok per unit krn adanya produk hilang
dalam proses 63,60
111.300 222,60

Biaya yang ditambahkan dalam Dept. B:


Biaya bahan penolong 16.100 35,00
Biaya tenaga kerja 22.500
50,00
Biaya overhead pabrik 24.750 55,00

6
Jumlah biaya yang ditambahkan dalam Dept. B 63.350 140,00
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Dept. B 174.650 362,60
Perhitungan Biaya:
Harga pokok produk selesai di transfer ke Gudang : 400 kg x 362,60
Rp145.040
Harga pokok produk dalam proses akhir (100 kg)
Harga pokok produk dari Dept. A : 100 kg x Rp222,60 Rp22.260
Harga pokok yang ditambahkan dalam Dept. B:
Biaya bahan penolong Rp 2.100
Biaya tenaga kerja Rp 2.500
Biaya overhead pabrik Rp 2.750
Rp
29.610
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Dept. B
Rp174.650

Produk Hilang Akhir Proses


Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut serta dalam
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang
bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam penentuan unit
ekuivalen produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut. Baik di
dalam departemen produksi pertama maupun departemen-
departemen produksi setelah departemen produksi pertama, harga
pokok produk yang hilang pada akhir proses harus dihitung, dan
harga pokok ini diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk
selesai yang ditransfer ke departemen produksi berikutnya atau ke

7
Gudang. Hal ini akan mengakibatkan harga pokok per satuan produk
selesai yang di transfer ke departemen berikutnya atau ke Gudang
menjadi lebih tinggi.
Contoh:
PT. UKR memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan
produknya : Departemen pengolahan dan Departemen Pembekuan.
Data produksi dan biaya produksi kedua departemen tersebut untuk
bulan Januari 2021 disajikan sebagai berikut:
Pengolaha Pembekua
n (A) n (B)

Dimasukkan dalam proses 1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke pembekuan 700

Produk selesai ditransfer ke Gudang 400 kg

Produk dalam proses akhir dengan tingkat


penyelesaian sebagai berikut:

BBB dan Bahan Penolong 100%, Biaya konversi 200 kg


40%

Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% - 100 kg

Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg

8
Informasi dari bagian akuntansi menunjukkan biay produksi
yang telah dikeluarkan selama bulan Desember 2021 disajikan
sebagai berikut:
Pengolahan Pembekuan
(A) (B)

Biaya bahan baku 22.500 0

Biaya bahan penolong 26.100 16.100

Biaya tenaga kerja 35.100 22.500

Biaya overhead pabrik 46.800 24.750

Jumlah biaya produksi 130.500 63.350

Penyelesaian:
1) Menghitung unit ekuivalen dan biaya per Kg Departemen A
Jenis Biaya Unit ekuivalen Biaya Biaya
Produksi Per Kg

Biaya bahan baku 700 kg + 100% x 200 kg + 100 kg = 1.000 22.500 Rp 22,50
kg

Biaya bahan 700 kg + 100% x 200 kg + 100 kg = 1.000 26.100 Rp 26,10


penolong kg

Biaya tenaga kerja 700 kg + 40% x 200 kg + 100 kg = 880 kg 35.100 Rp 39,89

9
Biaya verhead pabrik 700 kg + 40% x 200 kg + 100 kg = 880 kg 46.800 Rp 53,18

130.500 Rp141,6
7

2) Menghitung Biaya Produksi Departemen A


Harga pokok produk jadi ditransfer ke Dept. B
700 kg x Rp141,67 99.169,00
Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk
yang hilang pada proses akhir : 100 x Rp141,67 14.167,00
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dept. B
setelah disesuaikan : 700 x Rp161,91*
113.334,40**
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku 200 kg x 100% x Rp22,50 4.500,00
Biaya bahan penolong 200 kg x 100% x Rp26,10 5.220,00
Biaya tenaga kerja 200 kg x 40% x Rp39,89 3.191,20
Biaya overhead paberik 200 kg x 40% x Rp53,18 4.254,40
17.165,60
Jumlah biaya produksi Dept. A
130.500,00
* (99.169 + 14.167) : 700 = Rp161,91
** jumlah seharusnya adalah Rp113.336. Jumlah tersebut disesuaikan
karena adanya pembulatan perhitungan, dan penyesuaian tersebut
dimaksudkan agar supaya jika jumlah harga pokok persediaan
produk dalam proses akhir, hasilnya sebesar Rp130.500, jumlah
biaya produksi Departemen A.
3) Menyusun Laporan Harga Pokok Produksi Departemen A

10
Data Produksi:
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dept. B 700 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian:
Biaya bahan baku & penolong 100%; biaya konversi 40%200 kg
Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg
1.000 kg
Biaya yang dibebankan dalam Departemen A:
Total Per Kg
Biaya bahan baku 22.500 Rp 22,50
Biaya bahan penolong 26.100 Rp 26,10
Biaya tenaga kerja 35.100 Rp 39,89
Biaya overhead pabrik 46.800 Rp 53,18
Jumlah biaya produksi Departemen B 130.000 Rp141,67
Perhitungan Biaya:
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dept. B : 700 x Rp141,67
99.169,00
Penye. karena adanya produk yang hilang pada akhir proses: 100 x 141,67
14.167,00
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dept. B : 700 x Rp161,91
113.334,40
Harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan:
Biaya bahan baku 4.500,00
Biaya bahan penolong 5.220,00
Biaya tenaga kerja 3.191,20
Biaya overhead pabrik 4.254,40
17.165,60
Jumlah biaya produksi Departemen A 130.500,00

4) Menghitung unit ekuivalen dan biaya per Kg Departemen B


Jenis Biaya Unit ekuivalen Biaya Biaya
Produksi Per Kg

11
Biaya bahan 400 kg + 60% x 100 kg + 200 kg = 660 kg 16.100 Rp 24,39
penolong

Biaya tenaga kerja 400 kg + 50% x 100 kg + 200 kg = 650 kg 22.500 Rp 34,62

Biaya verhead pabrik 400 kg + 50% x 100 kg + 200 kg = 650 kg 24.750 Rp 38,08

63.350 Rp
97,09

5) Menghitung Biaya Produksi Dept. B


Harga pokok produksi selesai yang ditransfer ke Gudang:
Harga pokok dari Dept. A : 400 kg x Rp161,91 Rp
64.764,00
Harga pokok yang ditambahkan dlm Dept. B: 400 kg x Rp97,09 Rp
38.836,00
Hrg. pokok produk hilang akhir proses: 200 kg x (161,91 + 97,09) Rp
51.800,00
Hrg. pokok produk selesai di transfer ke Gdg: 400kg x Rp388,50*
Rp155.400,00
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir (100 kg)
Harga pokok dari Dept. A : 100 kg x Rp161,91 16.191,00
BBP : 100 kg x 60% x Rp24,39 1.463,40
BTK : 100 kg x 50% x Rp34,62 1.731,00
BOP : 100 kg x 50% x Rp38,08 1.904,00

21.289,40
Jumlah biaya kumulatif dalam Dept. B
176.689,40

12
* Rp388,50 adalah hasil bagi Rp155.400 dengan 400 kg

6) Menyusun Laporan Harga Pokok Produksi Dept. B


Data Produksi:
Jumlah produk yang diterima dari Dept. A 700 kg
Jumlah produk selesai yang ditransfer ke Gudang 400 kg
Jumlah produk dalam proses akhir dengan tingkat penye.:
Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% 100 kg
Jumlah produk yang hilang pada akhir proses 200 kg
700 kg
Biaya yang Dibebankan Dalam Dept. B
Total Per Kg
Harga pokok produk yang diterima dari Dept. A 113.334,40 Rp161,91
Biaya yang ditambahkan dalam Dept. B:
Biaya bahan penolong 16.100,00 24,39
Biaya tenaga kerja 22.500,00
34,62
Biaya overhead pabrik 24.750,00 38,08
Jumlah biaya yang ditambahkan dalam Dept. B 63.350,00 97,09
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Dept. B 176.684,40 Rp259,00
Perhitungan Biaya:
Harga pokok produk selesai di transfer ke Gudang

13
Harga pokok dari Dept. A: 400 kg x 161,91
Rp64.764,00
Harga pokok ditambahkan Dept. B: 400 kg x Rp97,09
Rp38.836,00
Harga pokok produk hilang akhir proses: 200kg x (Rp161,91+Rp97,09)
Rp51.800,00
Harga pokok produk jadi ditransfer ke Gudang: 400 kg x Rp389,10* Rp155.638**
Harga pokok produk dalam proses akhir (100 kg)
Harga pokok produk dari Dept. A : 100 kg x Rp161,91 Rp16.191
Harga pokok yang ditambahkan dalam Dept. B:
Biaya bahan penolong Rp 1.463,40
Biaya tenaga kerja Rp 1.731,00
Biaya overhead pabrik Rp 1.904,00
Rp 21.289,40
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Dept. B Rp176.689,40
* Rp155.638 : 400 kg = Rp389,10.
** jumlah yang seharusnya adalah Rp155.400. Jumlah tersebut
disesuaikan agar jika dijumlahkan dengan harga pokok persediaan produk
dalam proses , hasilnya sebesar 176.689,40, jumlah biaya produksi kumulatif
dalam departemen B bulan Desember 2021.

14

Anda mungkin juga menyukai