Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

(METODE HARGA POKOK PROSES PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN

PRODUKSI)

OLEH :
NAMA : FAUZIAH RAHMAN ( 7133342057)
SIAGIAN DESSY DEBORA (71333420)
ANDI SETIAWAN (71333420)
KELASM : B EKSTENSI
PRODI : PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS EKONOMI
TAHUN AJARAN 2013-2014
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Informasi mengenai harga pokok produksi sangat penting bagi perusahaan yaitu sebagai pedoman
bagi pihak manajemen dalam rangka menentukan harga jual yang akan ditawarkan kepada pembeli,
agar mampu bersaing dipasar. Pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan dipengaruhi
oleh karakteristik kegiatan produksi perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus mampu
menganalisa setiap kebijakan yang akan diambilnya. Dan menyesuaikan metode-metode yang
mereka pilih dengan aturan aturan per metode tersebut.

Rumusan Masalah
1. Apa itu Metode Harga Pokok Proses?
2. Bagaimana cara membuat jurnal dalam metode harga pokok proses ?
3. Bagaimana perlakuan akuntansi pada produk yang hilang ?

Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu Metode Harga Pokok Proses
2. Mengetahui c ara membuat jurnal dalam metode harga pokok proses
3. Mengetahui perlakuan akuntansi pada produk yang hilang
BAB II
PEMBAHASA
METODE HARGA POKOK PROSES PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI.

Pada produk yang diolah melalui lebih dari satu departemen produksi. Perhitungan produksi
persatuan produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama , sama halnya dengan yang
telah dibahas dalam medote harga pokok proses produk diolah melalui satu departemen.
Perhitungan biaya produksi per unit yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama
adalah merupakan perhitungan komulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah
departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya tersebut, maka
harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari :

1. Biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya.


2. Biaya yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama.

Contoh perhitungan biaya :

PT Ardian memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya departemen A dan
departemen B. Data produksi dan biaya produksi kedua departemen tersebut untuk bulan
September 2003 disajikan dalam table

Data produksi departemen A dan B Bulan September

Departemen A Departemen B
-Produk yang dimasukkan dalam proses 1000 kg
-Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
-Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400kg
-Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian sebagai betikut :
 Biaya bahan baku & penolong 100% biaya 300 kg
konvensi 50%
 Biaya bahan penolong 60%, biaya konvensi 300kg
50%

Biaya Produksi dan Departemen A dan Departemen B Bulan September 2003

Jenis Biaya Departemen A Departemen B


Biaya bahan baku Rp. 22.000 Rp. –
Biaya Bahan Penolong Rp. 26.000 Rp. 16.240
Biaya Tenaga Kerja Rp. 34.000 Rp. 22.550
Biaya Overhead pabrik Rp. 42.500 Rp. 24.750
Jumlah biaya produksi Rp 124.500 Rp.63.350
Dari data d atas biaya prosuksi per satuan produk yang diasilkan di departemen A dihitung sebagai
berikut :

Jenis biaya Jumlah produksi yang dihasilkan Biaya produksi Biaya per unit
(1) (2) (2) : (1)
Biaya bahan baku 700kg + 100% x 300kg = 1000 kg 22.000 22
Biaya bahan penolong 700kg + 100% x 300kg = 1000 kg 26.000 26
Biaya tenaga kerja 700kg + 50% x 300kg = 850 kg 34.000 40
Biaya overhead pabrik 700kg + 50% x 300kg = 850 kg 42.500 50
Jumlah 124.500 138

Harga pokok produk selesai di departemen A dan ke departemen B (700 unit) serta harga
pokok barang dalam proses akhir bulan September 2003, dihitung sebagai berikut :

1. Harga pokok produk selesai di departemen A ditransfer ke departemen B 700 unit


700 x 138 Rp.96.600
2. Harga pokok produk dalam proses akhir dep. A 300 kg :
biaya bahan baku 300kg x 100% x 22= 6600
Biaya bahan penolong 300kg x 100%x 26 = 7800
Biaya tenaga kerja 300kg x 50% x 40= 6000
Biaya overhead pabrik 300kg x 50% x 50= 7500
Harga pokok produk dalam proses akhir Rp.27.900

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 124.500


Laporan biaya produksi departemen A untuk bulan september 2003

PT Ardian
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan September 2003

Data produksi

Produksi yang dimasukkan dalam proses 1000 unit


Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700
Produk dalam proses akhir dengan tingkat penyelesaian
Bahan Baku&bahan penolong 100%
Biaya konvensi 50% 300
1000 unit

Biaya yang Dibebankan dalam Departemen A

Jenis biaya Biaya produksi Biaya per unit

Biaya bahan baku 22.000 22


Biaya bahan penolong 26.000 26
Biaya tenaga kerja 34.000 40
Biaya overhead pabrik 42.500 50
Jumlah biaya produksi dep.A 124.500 138

Perhitungan Biaya:

Harga pokok produk selesai di departemen A ditransfer ke departemen B 700 unit


700 x 138 Rp 96.600
Harga pokok produk dalam proses akhir :
biaya bahan baku 6.600
Biaya bahan penolong 7.800
Biaya tenaga kerja 6.000
Biaya overhead pabrik 7.500
Harga pokok produk dalam proses akhir Rp.27.900

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 124.500


Jurnal yang diperlukan atas dasar transaksi yang terjadi selama bulan September 2003 di
Departemen A
a. Mencatat pemakaian (pembebanan) biaya produksi di departemen A
BDP- Biaya bahan baku dep.A Rp.22.000
BDP-Biaya bahan penolong Dep.A Rp.26.000
BDP-Biaya tenaga kerja Dep.A Rp.34.000
BDP-Biaya overhand pabrik Dep.A Rp.42.500
Persediaan bahan baku Rp.22.000
Persediaan bahan penolong Rp.26.000
Gaji dan upah Rp.34.000
Berbagai macam perkiraan dikridit Rp.42.500

b. Mencatat pemindahan produk selesai di departemen A yang ditransfer ke departemen B


BDP-BBB Dep.B Rp. 96.600
BDP-BBB Dep.A Rp. 15.400
BDP-BBP Dep.A Rp.18.200
BDP-BTKL Dep.A Rp.28.000
BDP-BOP Dep.A Rp.35.000

Perhitungan :
Biaya bahan baku 700 x Rp.22=15.400
Biaya bahan penolong 700 x Rp.26=18.200
Biaya tenaga kerja 700 x Rp.40=28.000
Biaya overhead pabrik 700 x Rp.50 =35.000

Jumlah 96.600

c. Mencatat persediaan harga pokok barang dalam proses akhir departemen A


Persediaan barang dalam proses Dep.A Rp.27.900
BDP-BBB Dep.A Rp.6.600
BDP-BBP Dep.A Rp.7.800
BDP-BTKL Dep.A Rp.6.000
BDP-BOP Dep.A Rp.7.500
PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI PER UNIT YANG DITAMBAHKAN DI DEPARTEMEN B

Table perhitungan biaya perunit di departemen B

Jenis Biaya Jumlah produk yang Biaya Produksi Biaya perunit


dihasilkan (unit (2) (2) : (1)
ekuuivalensi) (1)
Biaya Bahan Penolong 400+(60% x 300)= 580 Rp. 16.240 28
Biaya Tenaga Kerja 400+(50% x 300)=550 Rp. 22.550 41
Biaya Overhead pabrik 400+(50% x 300)=550 Rp. 24.750 45
Jumlah Rp.63.540 114

Dari perhitungan di atas, harga pokok per satuan produk selesai yang ditrasfer ke gudang
produk yang jadi, adalah harga pokok per unit yang dibawa dari departemen A sebesar 138
ditambah dengan biaya produksi per unit yang ditambah di departemen B sebesar Rp.114 Dengan
demikian harga pokok per unit produk selesai adalah :

1. Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 unit


Harga pokok produk dari departemen A
400 kg x 138 Rp.55.200
Biaya yang ditambah di departemen B
400 kg x 114 Rp.45.600

Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Dep.B Rp. 100.800

2. Harga pokok produk dalam proses akhir ke Dep B 300 unit


Harga pokok produk dar Dep.A 300x Rp 138 Rp. 41.400
Harga bahan penolong 60% x 300 x Rp 28 Rp5.040
Biaya tenaga kerja 50% x 300 x 41 Rp.6.160
Biaya overhead 50% x 300x45 Rp.6.750

Harga pokok produk dalam proses akhir Rp. 59.350

Jumlah biaya komulatif di departemen B Rp.160.150

Perhitungan tersebut di atas kemudian disajikan di dalam laporan biaya produksi sebagai berikut
:
PT. ARDIAN
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B
BULAN SEPTEMBER 2003

Data produksi :

Jumlah produk yang diterima dari departemen A 700 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg


Produk dalam proses akhir dengan tingkat penyelesaian
Bahan penolong 60%
Biaya konvensi 50% 300 kg

700 kg

Biaya yang dibebankan dalam bulan September 2003


Total Per kg
Harga pokok dari Dep A (700kg) Rp.96.600 138

Biaya yang Ditambahkan Dep. B


Biaya Bahan penolong Rp.16.240 28
Biaya Tenaga Kerja Rp.22.550 41
Biaya Overhead Pabrik Rp.24.750 45
Jumlah biaya yang ditambahkan Dep B Rp.63.540 114
Total biaya kumulatif di Dep. B Rp.160.140 252

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg@252 Rp.100.800
Harga pokok persediaan produk dalam akhir proses:
Harga pokok produk dar Dep.A 300x Rp 138 Rp. 41.400
Biaya yang ditambahkan Dep.B :
Harga bahan penolong 60% x 300 x Rp 28 Rp 5.040
Biaya tenaga kerja 50% x 300 x 41 Rp. 6.160
Biaya overhead 50% x 300x45 Rp. 6.750
Harga pokok produk dalam proses akhir Rp. 59.350
Jumlah biaya produksi kumulatif yang dibebankan Dep.B bulan September 2003 Rp.160.150
Jurnal pencatatan biaya Produksi Departemen B

1. Jurnal untuk mencatat penerimaan produkdari departemen A


BDP-BBB Dep.B Rp. 96.600
BDP-BBB Dep.A Rp. 15.400
BDP-BBP Dep.A Rp.18.200
BDP-BTKL Dep.A Rp.28.000
BDP-BOP Dep.A Rp.35.000
2. .Mencatat pemakaian (pembebanan) biaya produksi di departemen B
BDP-Biaya bahan penolong Dep.B Rp.5.040
BDP-Biaya tenaga kerja Dep. B Rp.6.160
BDP-Biaya overhand pabrik Dep.B Rp.6.750
Persediaan bahan penolong Rp.5.040
Gaji dan upah Rp.6.160
Berbagai macam perkiraan dikridit Rp.6.750
3. Mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh Dep B ke gudang
Persediaan Produk Jadi Rp.100.800
BDP-BBB Dep B Rp.55.200
BDP-BBP Dep.B Rp. 11.200
BDP-BTKL Dep.B Rp.16.400
BDP-BOP Dep.B Rp.18.000
4. Mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam
Dep.B pada akhir bulan september 2003
Persediaan Produk dalam proses Dep B Rp.59.350
BDP-BBB Dep B Rp.41.400
BDP-BBP Dep.B Rp. 5.040
BDP-BTKL Dep.B Rp. 6.160
BDP-BOP Dep.B Rp. 6.750
PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP PERHITUNGAN
HARGA POKOK PRODUK PERSATUAN

Di dalamproses produksi, tidak semua pokok yang diolah dapat menjadi produk yang baik
yang memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
Ditinjau dari saat terjadinya, produk dapat hilang awal proses sepanjang proses, atau pada
akhir proses.untuk kepentingan perhitungan harga pokok produksi persatuan, produk yang hilang
sepanjang proses harus dapat ditentukan pada tingkat penyelesaian berapa produk yang hilang
tersebut terjadi.atau untuk harga pokok produksi per satuan, produk yang hilang sepanjang proses
diperlakukan sebagai prosuk yang hilang pada awal atau akhir produksi.

Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang pada Awal Proses terhadap Perhitungan Harga Pokok
Produk per Satuan.

Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikutsertakan dalam
perhitungan-perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan dalam departemen tersebut.
Dalam dpartemen produksi pertama, produk yang hilang pada awal proses mempunyai
akibat menaikkan harga pokok produksi per satuan. Dalam departemen setelah departemen
produksi pertama,produk yang hilang pada awal proses mempunyai akibat :

1. Menaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dan dari departemen
produksi sebelumya.
2. Menakkan harga pokok produksi persatuan yang ditambahkan dalam departemen produksi
setelah departemen produksi yang pertama tersebut.

Contoh kasus :

PT Amina memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya departemen A dan
departemen B. Data produksi dan biaya produksi kedua departemen tersebut untuk bulan Januari
2003 disajikan dalam table

Data produksi departemen A dan B Bulan September

Departemen A Departemen B
-Produk yang dimasukkan dalam proses 1000 kg
-Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
-Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400kg
-Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian sebagai betikut :
 Biaya bahan baku & penolong 100% biaya 200kg
konvensi 50%
 Biaya bahan penolong 60%, biaya konvensi 100 kg
50%
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg

Biaya Produksi dan Departemen A dan Departemen B Bulan September 2003


Jenis Biaya Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku Rp. 22.500 Rp. –
Biaya Bahan Penolong Rp. 26.100 Rp. 16.100
Biaya Tenaga Kerja Rp. 35.100 Rp. 22.500
Biaya Overhead pabrik Rp. 46.800 Rp. 24.750
Jumlah biaya produksi Rp 130.500 Rp.63.350

Dari data d atas biaya prosuksi per satuan produk yang diasilkan di departemen A dihitung sebagai
berikut :

Jenis biaya Jumlah produksi yang dihasilkan Biaya produksi Biaya per unit
(1) (2) (2) : (1)
Biaya bahan baku 700kg + 100% x 200kg = 900 kg 22.500 25
Biaya bahan penolong 700kg + 100% x 200kg = 900 kg 26.100 29
Biaya tenaga kerja 700kg + 40% x 200kg = 780 kg 35.100 45
Biaya overhead pabrik 700kg + 40% x 200kg = 780 kg 46.800 60
Jumlah 130.500 159

Karena produk yang hilang terjadi pada awalproses, maka produk tersebut tidak ikut menyerap biaya
produksi yang dikeluarkan oleh departemen Adalam bulan januari 2003.Oleh karena itu produk yang
hilang tersebut tidak di ikutsertakan dalam perhitungan unit ekuavalensi produk yang dihasilkan oleh
departemen A. Akibatnya biaya produksi per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A menjadi
lebih tinggi. Seandainya produk tersebut tidak hilang dalam proses awal dan menjadi produk yang
baik, maka unit ekuivalensi biaya bahan baku menjadi 700+(100%x(200+100)) = 1000 dan biaya
bahan baku perkilo adalah Rp.22,5 (22.500 : 1.000)

Perhitungan Biaya Poduksi Departemen A Bulan Januari 2003

Harga pokok produk selesai di departemen A dan ke departemen B (700 unit) serta harga
pokok barang dalam proses akhir bulan September 2003, dihitung sebagai berikut :

Harga pokok produk selesai di departemen A ditransfer ke departemen B 700 unit

700 x 159 Rp.111.300


Harga pokok produk dalam proses akhir dep. A 200 kg :
biaya bahan baku 200kg x 100% x 25= 5.000
Biaya bahan penolong 200kg x 100%x 29 = 5.800
Biaya tenaga kerja 200kg x 40% x 45= 3.600
Biaya overhead pabrik 200kg x 40% x 60= 4.800
Harga pokok produk dalam proses akhir Rp.19.200

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp.130.500


Laporan biaya produksi departemen A untuk bulan Januari 2003

PT Amina
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 2003

Data produksi

Produksi yang dimasukkan dalam proses 1000 unit


Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700
Produk dalam proses akhir dengan tingkat penyelesaian
Bahan Baku&bahan penolong 100%
Biaya konvensi 50% 200
Produk yang hilang pada awal proses 100
1000 unit

Biaya yang Dibebankan dalam Departemen A

Jenis biaya Biaya produksi Biaya per unit

Biaya bahan baku 22.500 25


Biaya bahan penolong 26.100 29
Biaya tenaga kerja 35.100 45
Biaya overhead pabrik 46.800 60
Jumlah biaya produksi dep.A 130.500 159

Perhitungan Biaya:

Harga pokok produk selesai di departemen A ditransfer ke departemen B 700 unit


700 x 159 Rp 111.300
Harga pokok produk dalam proses akhir :
biaya bahan baku 5.000
Biaya bahan penolong 5.800
Biaya tenaga kerja 3.600
Biaya overhead pabrik 4.800
Harga pokok produk dalam proses akhir Rp.19.200
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500
Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah Departemen Pertama

Produk yang hilang pada awal proses, yang terjadi di departemen setelah departemen produksi
pertama mempunyai dua akibat terhadap :

1. Harga pokok per satuan produk yang berasal dari departemen sebelumnya
2. Harga pokok produksi persatuan yang ditambahkan dalam departemen dimana produk
yang hilang tersebut terjadi.

Karena harga pokok produksi di departemen setelah departemen setelah departemen


pertama dihitung secara kumulatif, maka terjadinya produk yang hilang di departemen B
sebanyak 200 kg, mengakibatkan kenaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang
berasal dari departemen A Rp.102.900 yang semula dipikul oleh 700 kg, dengan adanya
produk yang hilang pada awal proses di departemen B sebanyak 200 kg, harga pokok
produksi tersebut hanya dipikul oleh jumlah produk yang lebih sedikit. Penyesuaian
perhitungan harga pokok produksi per kg produk yang berasal dari departemen A dihitung
dalam

Perhitungan Penyesuaian Harga Pokok PerUnit dari Departemen A

Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A
111.300 : 700 Rp.159
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Dep.A setelah:
adanya produk yang hilang dalam proses di Dep.B sebanyak 200 kg
adalah Rp.111.300 : (700-200) Rp.222,60
Penyesuaian harga pokok per unit berasal dari Dep A Rp.63,60

PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI PER UNIT YANG DITAMBAHKAN DI DEPARTEMEN B

Table perhitungan biaya perunit di departemen B

Jenis Biaya Jumlah produk yang Biaya Produksi Biaya perunit


dihasilkan (unit (2) (2) : (1)
ekuuivalensi) (1)
Biaya Bahan Penolong 400+(60% x 100)= 460 Rp. 16.100 35
Biaya Tenaga Kerja 400+(50% x 100)=450 Rp. 22.500 50
Biaya Overhead pabrik 400+(50% x 100)=450 Rp. 24.750 55
Jumlah Rp.63.350 140

Dari perhitungan di atas, harga pokok per satuan produk selesai yang ditrasfer ke gudang
produk yang jadi, adalah harga pokok per unit yang dibawa dari departemen A setelah adanya
penyesuaian tahapan produk yang hilang sebesar 222,60 (400 + 63,60) ditambah dengan biaya
produksi per unit yang ditambah di departemen B sebesar Rp.140 Dengan demikian harga pokok
per unit produk selesai adalah :

1. Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 unit


Harga pokok produk dari departemen A
400 kg x 222,60 Rp.89.040
Biaya yang ditambah di departemen B
400 kg x 140 Rp.56.000

Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Dep.B Rp. 145.040

2. Harga pokok produk dalam proses akhir ke Dep B 100 unit


Harga pokok produk dar Dep.A 100x Rp 222,60 Rp. 22.260
Harga bahan penolong 60% x 100 x Rp 35 Rp2.100
Biaya tenaga kerja 50% x 100 x 50 Rp.2.500
Biaya overhead 50% x 100x55 Rp.2.750

Harga pokok produk dalam proses akhir Rp. 29.610

Jumlah biaya komulatif di departemen B Rp.174.650

Perhitungan tersebut di atas kemudian disajikan di dalam laporan biaya produksi sebagai berikut
:
PT. Amina
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B
BULAN JANUARI 2003

Data produksi :

Jumlah produk yang diterima dari departemen A 700 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg


Produk dalam proses akhir dengan tingkat penyelesaian
Bahan penolong 60%
Biaya konvensi 50% 100 kg
Jumlah produk yang hilang pada awal proses 200 kg

700 kg

Biaya yang dibebankan dalam bulan Januari 2003


Total Per kg
Harga pokok dari Dep A (700kg) Rp.111.300 Rp.159,00
Penyesuaian harga pokok per satuan krn adanya
prod. Yang hilang dalam proses Rp. 63,60
Rp.111.300 Rp.222,60

Biaya yang Ditambahkan Dep. B


Biaya Bahan penolong Rp.16.100 35,00
Biaya Tenaga Kerja Rp.22.500 50,00
Biaya Overhead Pabrik Rp.24.750 55,00
Jumlah biaya yang ditambahkan Dep B Rp.63.350 140,00
Total biaya kumulatif di Dep. B Rp174.650 362,60

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 unit


Harga pokok produk dari departemen A
400 kg x 222,60 Rp.89.040
Biaya yang ditambah di departemen B
400 kg x 140 Rp.56.000
Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Dep.B Rp. 145.040
Harga pokok produk dalam proses akhir ke Dep B 100 unit
Harga pokok produk dar Dep.A 100x Rp 222,60 Rp. 22.260
Harga bahan penolong 60% x 100 x Rp 35 Rp2.100
Biaya tenaga kerja 50% x 100 x 50 Rp.2.500
Biaya overhead 50% x 100x55 Rp.2.750

Harga pokok produk dalam proses akhir Rp. 29.610


Jumlah biaya komulatif di departemen B Rp.174.650
PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG PADA AKHIR PROSES
TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PER SATUAN

Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam
penentuan unit ekuivalensi produk yag dihasilkan oleh departemen tersebut. baik di dalam
departemen produksi pertama maupun departemen-departemen produksi setelah departemen
produksi pertama, harga pokok produksi yang hilang pada akhir proses harus dihitung , dan
harga pokok ini diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk selesai yang di transfer
ke departemen produksi berikutnya atau ke gudang. Hal ini akan mengakibatkan harga pokok
per satuan produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang menjadi
lebih tinggi.

CONTOH

PT. Amina memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya; departemen
A dan departemen B. data produksi dan biaya produksi kedua departemen tersebut untuk
bulan Januari 2003

Data Produksi Departemen A dan Departemen B Bulan Januari 2001

Departemen A Departemen B

Produk yang dimasukkan dalam Proses 1.000 kg -

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg -

Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg

Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat

penyelesaian sebagai berikut :

Biaya bahan baku & penolong 100%

biaya konverensi 40% 200 kg -

Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% - 100 kg

Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg

Biaya Produksi Departemen A dan Departemen B Bulan Januari 2001


Departemen A Departemen B

Biaya bahan baku Rp. 22.500 -

Biaya bahan penolong Rp. 26.100 -

Biaya tenaga kerja Rp. 35.100 -

Biaya overhaid pabrik Rp. 46.800 Rp. 24.750

Jumlah biaya produksi Rp. 130.500 Rp.63.350

Perhitungan Harga Pokok Produk Departemen A

Atas dasar data tersebut diatas, perhitungan harga pokok produksi persatuan yang
dihasilkan pleh departemen A disajikan dalam gambar 1.

Perhitungan Biaya Produksi per Unit Departemen A Bulan Januari 2001

Jumlah Produk yg Dihasilka Biaya Produksi Biaya per kg

oleh Departemen A (EKUIVALEN) Dep. A Produk dihasilkan

Jenis Biaya (1) (2) (2):(1)

Biaya B. Baku 700kg+100%x200kg+100kg=1000kg 22.500 22,50

Biaya Bahan Penolong 700kg+100%x200kg+100kg=1000kg 26.100 26,10

Biaya tenaga kerja 700kg+40%x200kg+100kg=880kg 35.100 39,89

Biaya overhead pabrik 700kg+40%x200kg+100kg=880kg 46.800 53,18

130.500 142,67

Karena produk yang hilang terjadi pada akhir proses, maka produk tersebut sudah ikut
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan oleh departemen A dalam bulan januari 2001.
Oleh karena itu produk yang hilang tersebut diikutsertakan dalam perhitungan unit
ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen A. akibatnya biaya produksi per kg
produk yang dihasilkan oleh departemen A menjadi lebih rendah.

Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B dan


persediaan produk dalam proses akhir dalam departemen A .

Perhitungan Biaya Produksi Departemen A Bulan Januari 2001


Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B:

700 X Rp 141,67 Rp.99.169,00

Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk

yang hilang pada akhir proses: 100 xRp. 141,67 Rp.14.167,00

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dep. B

setelah disesuaikan: 700 x Rp 161,91** Rp.113.334,40**

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (200 kg):

Biaya Bahan Baku 200kg x 100% x Rp 22,50= Rp. 4.500,00

Biaya Bahan Penolong 200kg x 100% x Rp 26,10= Rp. 5.220,00

Biaya Tenaga Kerja 200kg x 40% x Rp 39,89= Rp. 3.191,20

Biaya overhead pabrik 200kg x 40% x Rp 53,18= Rp. 4.500,40

Rp.17.165,60

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp.130.500,00


Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Januari 2003.

PT. Amina
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 2003

Data Produksi

Produk yang dimasukkan dalam proses 1000


Produk selesai yang ditransfer ke Departemen. B 700 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian
biaya bahan baku dan penolong 100%, biaya konversi 40% 200
Produk yang hilang pada akhir proses 100

1000 kg

Biaya yang dibebankan dalam departemen A: Total Per kg

Biaya bahan baku Rp. 22.500 Rp. 22,50


Biaya bahan penolong Rp. 26.100 Rp. 26,10
Biaya tenaga kerja Rp. 35.100 Rp. 39,89
Biaya overhead pabrik Rp. 46.800 Rp. 53,18

Jumlah Biaya produksi departemen A Rp.130.500 Rp. 141,67

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B


700 X Rp 141,67 Rp 99.169,00
Penyesuaian karena adanya produk yang hilang pada akhir proses:
100 x Rp 141, 67 Rp 14.167,00
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B :
700 x Rp 161,91 Rp 113.334,40

Harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan (200kg)

Biaya Bahan Baku Rp 4.500,00


Biaya Bahan Penolong Rp 5.220,00
Biaya Tenaga Kerja Rp.3.191,20
Biaya overhead pabrik Rp 4.254,40

Rp 17.165,60

Jumlah Biaya Produksi Departemen A Rp 130.500,00


Produk yang hilang pada akhir proses di Departemen Produksi setelah Departemen
Produksi Pertama

Tidak seperti halnya dengan produk yang hilang pada awal proses di departemen
produksi kedua dan seterusnya, produk yang hilang pada akhir proses yang terjadi di
departemen setelah departemen produksi pertama hanya berakibat terhadap harga pokok
persatuan produk yang di transfer ke departemen berikutnya atau ke gudang. Karena produk
yang hilang pada akhir proses ikut menyerap biaya yang dikeluarkan dalam departemen yang
bersangkutan, maka jumlah produk yang hilang tersebut harus diperhitungkan dalam unit
ekuivalensi biaya produksi yang bersangkutan. Produk yang hilang pada akhir proses tidak
mempengaruhi harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen
produksi sebelumnya.

Perhitungan Biaya Produksi per Satuan Departemen B Bulan Januari 2001

Jumlah Produk yg Dihasilkan Biaya Produksi Biaya per kg

oleh Departemen B (EKUIVALEN) Dep. B Produk Dihasilkan

Jenis Biaya (1) (2) (2):(1)

Biaya Bahan Penolong 400kg+60%x100kg+200kg=660kg 16.100 24,39

Biaya tenaga kerja 400kg+50%x100kg+200kg=650kg 22.500 34,62

Biaya overhead pabrik 400kg+50%x100kg+200kg=650kg 24.750 38,08

Rp.63.350 Rp.97,09

Perhitungan biaya produksi departemen B Bulan januari 2001

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang :

Harga pokok dari Dept. A: 400kg x Rp161,91 Rp 64.764,00

Harga pokok yg ditambahkan dalam Dept B: 400kg x Rp97,09 Rp 38.836,00

Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses

200 kg x (Rp161,91 + Rp97,09) Rp.51.800,00

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang

400 kg x Rp388,50* Rp 155.400,00

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (100kg):

Harga pokok dari Dept. A: 100kg x Rp161,91 Rp 16.191,00


Biaya Bahan Baku: 100kg x 50% x Rp24,39 Rp 1.219,50

Biaya Tenaga Kerja: 100kg x 50% x Rp34,62 Rp 1.731,00

Biaya overhead pabrik:100kg x 50% x Rp38,08 Rp 1.904,00

Rp 21,045,50

Jumlah biaya kumulatif dalam Departemen B Rp 176.445,50

*) Rp 388,50 adalah hasil bagi Rp 155.400 dengan 400 kg


Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Januari 2003.

PT. Eliona Sari


Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 2003

Data Produksi

Jumlah produk yang diterima dari departemen A 700 kg


Jumlah Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg
Jumlah Produk dalam proses akhir bulan tingkat penyelesaian
biaya bahan baku dan penolong 60%, biaya konversi 50% 100
Jumlah Produk yang hilang pada awal proses 200

700 kg

Biaya yang dibebankan dalam departemen A: Total Per kg

Harga pokok produk yg diterima dari Dep. A Rp 113.334,40 Rp 161,91

Biaya yang ditambahkan dalam departemen B

Biaya bahan penolong Rp. 16.100,00 Rp. 24,39

Biaya tenaga kerja Rp. 22.500,00 Rp. 34,62

Biaya overhead pabrik Rp. 24,750,00 Rp. 38,08

Jumlah Biaya produksi departemen A Rp 63.350,00 Rp. 97,09

Jumlah kumulatif biaya produksi dalam Dep B Rp. 176.684,40 Rp. 259,00

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:

Harga pokok departemen A : 400 X Rp 161,91 Rp 64.764,00

Harga pokok yg ditambahkan Dept B: 400kg x Rp97,09 Rp 38.836,00

Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses

200kg x (Rp 161,91 + Rp 97,09) Rp.51.800,00

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

400 kg x Rp 389,10* Rp. 155.638**


Harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan (100kg)

Harga pokok produk dari Dept. A:100 kgxRp161,91 Rp 16.191,00

Harga pokok yang ditambahkan dalam Departemen B:

Biaya Bahan Baku Rp 1.219,50

Biaya Tenaga Kerja Rp 1.731,00

Biaya overhead pabrik Rp 1.904,00

Rp.21.045,50

Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp 176.684,40

Anda mungkin juga menyukai