Anda di halaman 1dari 17

SISTEM AKUNTANSI

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG

Disusun Oleh:

1. MELINA HAYATUN NISSA – 1962201064

2. RISKI PUTRI AMALIA – 1962201065

ITB AHMAD DAHLAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI KEUANGAN


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Sistem
Akuntansi Pembelian dan Utang.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Tangerang, November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5

2.1. Sistem Akuntansi Pembelian dan Utang .............................................................. 5

2.2 Jaringan Yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian ................................... 6

2.3 Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen .................................................... 7

2.4 Unsur Pengendalian Intern……………………………………………………....8

2.5 Distribusi Pembelian…………………………………………………………....14

2.6 Metode Distribusi Pembelian………………………………………………….. 15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..16

3.2 Saran……………………………………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejalan dengan pesatnya perkembangan perusahaan pada zaman ini maka setiap
perusahaan harus memiliki sistem-sistem yang dapat di gunakan untuk merencanakan,
menyusun, mengelola/mengatur, melaksanakan dan mengawasi aktivitas dan keperluan
perusahaan tersebut. Masing-masing dari sistem tersebut saling berhubungan satu dengan
yang lainnya. Salah sau sistem yang dapat menunjang kemajuan perusahaan adalah sistem
akuntansi utang usaha yang dikelola dengan baik.
Umumnya setiap perusahaan akan mengalami yang namanya utang, terlebih utang
jangka pendek (lancar) yang biasanya timbul dari akivitas operasi perusahaan. Sebagai contoh
utang jenis ini bisa berupa utang dagang yang timbul sebagai akibat dari pembelian kredit
yang dilakukan perusahaan dan utang gaji sebagai akibat adanya penundaan pembayaran gaji
kepada karyawan. Dengan adanya transaksi pembelian secara kredit, perusahaan dapat
merealisasikan kebutuhannya yan belum bisa dibayar secara tunai, selain itu perusahaan juga
dapat menunda penggunaan kas sehingga kas yang tersedia dapat digunakan utuk kegiatan
investasi lainnya seperti membeli saham,obligasi ataupun surat berharga lainnya. Dari
kegiatan ini diharapkan kas yang ada diperusahaan menjadi produktif.
Setiap utang yang terjadi dalam perusahaan hendaknya dicatat dengan andal dan
sesuai faktur atau dokumen sejenisnya sebagai tanda bukti adanya pembayaran yang tertunda.
Sebuah prosedur pencatatan utang yang efektif dan efisien dibutuhkan, agar
setiap utang yang terjadi dapat dikontrol dan segera dilunasi pada tanggal jatuh
temponya, sehingga tidak terjadi penumpukan utang lancar yang terlalu besar. Penumpukan
ini tentunya akan sangat merugikan perusahaan, selain perusahaan akan kesulitan
melunasinya, juga akan menimbulkan klaim dari kreditur yang bersangkutan. Oleh karena itu
setiap perusahaan membutuhkan sebuah sistem yang dapat mengelola semua ini dengan baik
yaitu Sistem Akuntansi Pembelian dan Utang.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sistem Akuntansi Pembelian dan Utang


Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang
yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian digolongkan menjadi 2, yaitu
pembelian lokal dan import. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri
sedangkan impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri.

Beberapa fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian, antara lain fungsi
gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan dan fungsi akuntansi. Masing-masing fungsi
mempunyai tanggung jawab yang berbeda. Fungsi gudang bertanggungjawab mengajukan
permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk
menyimpan barang yang diterima oleh fungsi penerimaan, fungsi pembelian bertanggung
jawab untuk memeroleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok dan
mengeluarkan order, Fungsi penerimaan bertanggungjawab melakukan pemeriksaan terhadap
jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok, sedangkan dalam fungsi
akuntansi ,terdapat 2 fungsi yaitu fungsi pencatat uang dan fungsi pencatat persediaan yang
masing-masing memiliki tanggung ajwab yang berbeda, fungsi pencatat uang bertanggung
jawab mencatat transaksi pembelian ke register bukti kas keluar dan untuk fungsi pencatat
persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan ke dalam kartu
persediaan.

Secara garis besar transaksi pembelian mencakup beberapa prosedur, yakni :

a) Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian. Dasar dari


permintaannya adalah saldo persediaan suatu barang, bila saldo mendekati jumlah
minimum, maka bagian gudang segera membuat permintaan pembelian.
b) Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan
pemilihan pemasok, kemudian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.

5
Order pembelian dibuat rangkap empat (4), lembar pertama untuk pemasok, lembar
kedua untuk gudang, lembar ketiga untuk voucher, lembar keempat untuk arsip.
c) Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh
pemasok, menyerahkan barang yang diteima kepada fungsi gudang untuk disimpan,
dan melaporakan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi
d) Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari
pemasok tersebut, fungi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi
pembelian.

2.2 Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian

Jaringan Prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah Prosedur


permintaan pembelian yaitu fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir
surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian.

Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok yaitu fungsi pembelian
mengirimkan surat permintaan penaaran harga kepaa para pemasok untuk memeroleh
informasi menganai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain.

Prosedur order pembelian yaitu fungsi pembelian mengirim surat order pembelian
kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam
perusahaan mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan perusahaan.

Prosedur penerimaan barang yaitu fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan


mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima lalu membuat laporan penerimaan
barang.

Prosedur pencatatan utang yaitu fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang


berhubungan dengan pembelian dan faktur dari pemasok dan mengarsip dokumen dan
mencatatnya sebagai utang.

Prosedur distribusi pembelian yaitu meliputi distibusi rekening yang didebit dari
transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

6
2.3 INFORMASI YANG DIPERLUKAN OLEH MANAJEMEN

Informasi yang diperlukan oleh manajemen adalah :

 Jenis pesediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali


 Order pembelian yang dikirim kepada pemasok
 Order pembelian yang telah dipenuhi oleh pemasok
 Total saldo utang dagang pada tanggal tertentu
 Saldo utang dagang kepada pemasok tertentu
 Tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan dari pembelian
 Daftar harga barang dagangan, atau daftar bahan baku yang relatif penting
 Kontrak pembelian dan realisasinya

A. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN

Dokumen yang digunakan adalah :

 Surat permintaan pembelian


 Surat permintaan penawaran harga
 Surat order pembelian
 Laporan penerimaan barang
 Surat perubahan order
 Bukti kas keluar

B. CATATAN AKUNTANSI YANG DIGUNAKAN

Catatan akuntansi yang digunakan adalah :

 Register buku kas keluar


 Jurnal pembelian (Register Pembelian)
 Kartu utang
 Kartu persediaan

7
2.4 UNSUR PENGENDALIAN INTERN

Unsur pengendalain intern dirancang untuk mencapai tujuan pokok pengendalain


intern akuntansi, yaitu menjaga kekayaan (persediaan) dan kewajiban perusahaan (utang
dagang atau bukti kas keluar yang akan dibayar), menjamin ketelitian dan keandalan data
akuntansi (utang dan persediaan). Unsur pokok sistem pengendalian intern terdiri dari
organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat.

1. Organisasi

a) Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan.


b) Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi.
c) Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang.
d) Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi
penerimaan dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi pembelian yang dilaksanakan
secara lengkap oleh hanya satu bagian dari fungsi tersebut.

2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

a) Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang disiman
dalam gudang, oleh atau fungsi pemakai barangm untuk barang yang langsung pakai.
b) Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi
c) Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang
d) Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi
e) Penctatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung dengan surat
order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok
f) Pencatatan ke dalam kartu utang dengan register bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi
akuntansi

3. Praktik yang sehat

a) Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya


dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang

8
b) Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian
c) Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan
d) Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai pemasok
e) Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah
menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian
f) Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan
cara menghitung dan mengisnpeksi barang tersebut dan membandingkannya dengan
tembusan surat order pembelian
g) Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian dan ketelitian perkalian dlam
faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar
h) Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi
dengan rekening control utang dalam buku besar
i) Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna
mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai
j) Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap “lunas” oelh fungsi pengeluaran
kas setelah cek dikirimkan kepada pemasok

A. BUKTI TRANSAKSI YANG DIGUNAKAN

Bukti Transaksi yang digunakan meliputi :

 Permintaan Pembelian. Bukti ini datang dari bagian yang membutuhkan barang, atau dari
gudang, tergantung sitem yang berlaku
 Permintaan Daftar Harga. Bagian pembelian biasanya secara periodik meminta daftar
harga barang kepada pemasok atau daftar pemasok
 Pesanan/Oder pembelian.Bila pemasok tersebut sudah dapat dipilih, maka bagian
pembelian akan menertbitkan pesanan/ oder pembelian.
 Laporan penerimaan barang. Bila barang sudah datang, bagian penerimaan barang akan
menerima barang, mengecek kuanitas dan kualitas barang, kemudian menerbitkan
laporan penerimaan barang.

9
 Faktur dari pemasok. Bila barang yang dipesan sudah datang, biasanya pemasok segera
mengirimkan faktur.
 Voucher Utang. Bila seluruh dokumen diatas sudah lengkap dan benar, kemudian
diterbitkan voucher utang. Dokumen ini merupakan surat perintah untuk membayar
sejumlah tertentu, kepada pihak tertentu dan waktu tertentu.

B. SISTEM RETUR PEMBELIAN

Barang yang sudah diterima dari pemasok adakalanya tidak sesuai dengan barang yang
dipesan menurut surat order pembelian. Ketidaksesuaian tersebut terjadi kemungkinan karena
barang yang diterima tidak cocok dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat order
pembelian, barang mengalami kerusakan dalam pengiriman, atau barang diterima melewati
tanggal pengiriman yang dijanjikan oleh pemasok.

Ada beberapa fungi yang terkait dalam sistem retur pembelian, masing-masing fungsi
mempunyai tanggungjawab masing-masing, antara lain :

 Fungsi Gudang: Bertanggungjawab menyerahkan barang kepaa fungsi pengiriman seperti


yang tercantum dalam tembusan memo debit yang diterima dari fungsi pembelian
 Fungsi Pembelian: Bertanggung jawab untuk mengeluarkan memo debit untuk retur
pembelian
 Fungsi Pengiriman: Bertanggungjawab mengirimkan kembali barang kepada pemasok
sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debit yang diterima dari fungsi
pembelian
 Fungsi Akuntansi: Bertanggungjawab mencatat transaksi retur pembelian dalam jurnal
retur pembelian atau jurnal umum, berkurangnya harga pokok persediaan karena retur
pembelian dalam kartu persediaan, berkurangnya utang yang timbul dari transaksi retur
pembelian dalam arsipbukti kas keluar yang belum dibayar atau dalam kartu utang.

Dokumen yang digunakan dalam sistem retur pembelian adalah memo debet dan laporan
pengiriman barang. Memo debit merupakan formulir yang diisi oleh fungsi pembeliam yang
memberikan otorisasi bagi fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali barang yang telah
dibeli oleh perusahaan dan bagi fungsi akuntansi untuk mendebit rekening utang karena

10
transaksi retur pembelin. Laporan penerimaan barang dibuat oleh fungsi oengiriman untuk
melaporkan jenis dan kuantitas barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok sesuai
dengan perinth retur pembelian dalam memo debit adalam fungsi pembelian.

C. CATATAN AKUNTANSI YANG DIGUNAKAN DALAM SISTEM RETUR


PEMBELIAN

 Jurnal retur pembelian atau jurnal umum

Digunakan untuk mencatat transaksi retur penjualan yang mengurangi jumlah persediaan dan
utang dagang

 Kartu persediaan

Digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok persediaan karena dikembalikannya barang
yang telah dibeli kepada pemasoknya

 Kartu utang

Digunakan untuk mencatat berkurangnya utang kepada debitur akibat pengembalian barang
kepadanya

JARINGAN PROSEDUR YANG MEMBENTUK SISTEM RETUR PEMBELIAN

 Prosedur perintah retur pembelian

Retur pembelian terjadi atas perintah fungsi pembelian kepada fungsi pengiriman untuk
mengirimkan kembali barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan kepada pemasok yang
bersangkutan.

 Prosedur pengiriman barang ke pemasok

Fungsi penermaan mengirimkan barang kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian
yang tercantum dalam memo debit dan membuat laporan pengiriman barang untuk transaksi retur
pembelian tersebut.

11
 Prosedur pencatatan utang

Fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan retur pembelain dan
menyelengarakan pencatatan berkurangnya utang dalam kartu utang atau mengarsipkan dokumen
memo debit sebagai pengurang utang

D. UNSUR PENGENDALIAN INTERN

1. Organisasi

 Fungsi pembelian harus terpisah dai fungsi akutansi


 Transaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi pembelian, fungsi pengiriman,
fungsi pencatat utang dan fungsi akuntansi yang lain

2. Sistem otorisasi dan Prosedur Pencatatan

 Memo debit untuk retur pembelian diotorisasi oelh fungsi pembelian


 Laporan pengiriman barang untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi penerimaan
 Pencatatn berkurangnya utang karena retur pembelian didasarkan pada memo debit yang
didukung dengan laporan pengiriman barang
 Pencatatan ke dalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi

3. Praktik yang sehat

 Memo debit untuk retur pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian
 Laporan pengiriman barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertnggung
jawabkan oleh fungsi pengiriman
 Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu uang secara periodik direkonsiliasi
dengan rekening control utang dalam buku besar

12
E. PROSEDUR PENCATATAN UTANG

Ada dua metode pencatatan utang yaitu account payable procedure dan voucher payable
procedure, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut :

1. Account Payable Procedure

Catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap kreditur, yang
memperlihatkan catatn mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang, jumlah
pembayaran dan saldo utang.

Dokumen yang digunakan adalah :

 Faktur dari pemasok

 Kuitansi tanda terima uang yang ditandatangani oleh pemasok atau tembusan surat
pemberitahuan yang dikirim ke pemasok, yang berisi ketersngan untuk apa pembayaran
tersebut dilakukan

Catatan yang digunakan adalah :

a. Kartu utang, yang digunakan untuk mencatat mutasi dan slado utang kepaada tiap-tiap kreditur

b. urnal pembelian, digunakan untuk mencatat transaksi pembelian

c. Jurnal pengeluaran kas, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran utang dan pengeluaran
kas yang lain.

Prosedur pencatatan utang sebagai berikut :

Pada saat faktur dari pemasok telah disetujui untuk dibayar :

a. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian

b. Informasi dalam jurnal pembelian kemudian di-posting ke dalam kartu utang yang
diselenggarakan untuk setiap kreditur

Pada saat jumah dalam faktur dibayar :

13
a. Cek dicatat dalam jumlah pengeluaran kas

b. Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang bersangkutan dengan pembayaran utang di posting
ke dalam kartu utang

2. Voucher Payable Procedure

Dalam prosedur ini tidak diselenggarakan kartu utang namun digunakan arsip voucher yang
disimpan dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal jatuh temponya.

Dokumen yang digunakan, adalah bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas keluar dan
cek, bukti kas keluar ini merupakan formulir pokok dalam voucher payable procedure. Formulir
ini mempunyai 3 fungsi yaitu sebagaisurat perintas kepada bagian kas untuk melakukan
pengeluaran kas sejumlah yang tercantum di dalamnya,sebagai pemberitahuan kepada kreditor
mengenai tujuan pembayarannya dan sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan
distribusi lain.

Catatan akuntansi yang digunakan adalah register bukti kas keluar dan register cek.

Prosedur pencatatan utang dapat dibagi sebagai berikut :

a. One-Time Voucher Procedure

Dalam prosedur ini, untuk setiap faktur dari pemasok dibuatkan satu set voucher

b. Buil Up Voucher Procedure

Dalam procedure ini, satu set voucher dapat digunakan untuk menampung lebih dari satu faktur
dari pemasok

2.5 DISTRIBUSI PEMBELIAN

Ditribusi pembelian ini menyangkut peringkasan pendebitan yang timbul dari transaksi
pembelian dan pembayarannya untuk menyusun laporan dan pencatatan dalam jurnal. Hampir
semua debit dari transaksi pembelian bersumber dari register bukti kas keluar atau jurnal
pembelian, atau dari distribusi faktur yang diterima dari pemasok.

14
2.6 METODE DISTRIBUSI PEMBELIAN

Ada 5 metode, yaitu :

1. Metode Jurnal Berkolom atau metode spread sheet

2. Metode rekening berkolom

3. Metode rekening tunggal

4. Metode tiket tunggal

5. Metode distribusi dengan computer

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem akuntansi utang meliputi prosedur pencatatan utang dan prosedur distribusi
pembelian. Dalam makalah ini diuraikan sistem akuntansi retur pembelian yang digunakan
untuk melaksanakan transaksi pengembalian barang yang dibeli kepada pemasok yang
bersangkutan. Transaksi retur pembelian dicatat dengan mendebit rekening utang dagang dan
mengkredit rekening persediaan. Dengan demikian buku pembantu yang terkait dengan
transaksi retur pembelian adalah buku pembantu utang dan buku pembantu persediaan.

Fungsi yang terkait dalam sistem retur pembelian adalah : fungsi pembelian, gudang,
pengiriman, akuntansi. Dokumen yang digunakan dalam sistem retur pembelian adalah memo
debit dan laporan pengiriman barang. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat
transaksi retur pembelian adalah jurnal retur pembelian, kartu persediaan, dan kartu utang.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem retur pembelian adalah prosedur perintah retur
pembelian, prosedur pengiriman barang kepada pemasok, dan prosedur pendebitan utang.

3.2 SARAN

Dengan adanya penulisan makalah ini, sebaiknya para pembaca maupun perusahaan-
perusahaan dalam merancang formulir memperhatikan faktor-faktor yang digunakan dalam
merancang formulir sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Formulir juga perlu
ditinjau secara periodik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Edi, Pratono (2012). Sistem Akuntansi Utang.


http://sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/sistem-akuntansi-utang.html
Mulyadi (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat
Romney, Steinbart (2008). Accounting System Information. Prentice Hall Business Publishing
http://wikipedia/sistem-akuntansi-utang.html

17

Anda mungkin juga menyukai