Metode Harga
Pokok Pesanan
Sistem Biaya
Historis
Metode Harga
Pokok Proses
Metode Full
Costing
Metode Harga
Pokok Pesanan
Sistem Biaya
Standar
Metode Harga
Pokok Proses
Biaya Produksi
Metode Harga
Biaya
Pokok Pesanan
Biaya Sistem Biaya
Nonproduksi Historis
Metode Harga
Pokok Proses
Metode Variable
Costing
Metode Harga
Pokok Pesanan
Sistem Biaya
Standar
Metode Harga
Pokok Proses
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi biaya sebagian besar terdiri
dari dokumen yang digunakan dalam sistem pengawasan produksi. Dokumen tersebut
adalah sebagai berikut:
Surat order produksi. Dokumen ini merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh
Departemen Produksi, yang ditujukan kepada bagian terkait dengan proses pengolahan
produk untuk memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara produksi,
fasilitas produksi, dan jangka waktu seperti yang tercantum dalam surat order produksi.
Daftar Kebutuhan Bahan. Dokumen ini merupakan daftar jenis dan kuantitas bahan
baku yang diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat
order produksi.
Daftar Kegiatan Produksi. Dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan
fasilitas mesin yang diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum
dalam surat order produksi.
Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang dan Gudang. Dokumen ini merupakan
formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dan bahan
penolong untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.
Dokumen ini juga berfungsi sebagai bukti pengeluaran barang dari gudang.
Bukti Pengembalian Barang Gudang. Dokumen ini merupakan formulir yang
digunakan oleh fungsi produksi untuk mengembalikan bahan baku dan bahan penolong
ke fungsi gudang. Pengembalian bahan ini umumnya disebabkan karena adanya sisa
bahan baku dan bahan penolong yang tidak dipakai dalam proses produksi.
Kartu Jam Kerja. Dokumen ini digunakan untuk mencatat jam kerja tenaga kerja
langsung yang dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat
order produksi.
Bukti Kas Keluar. Dokumen ini digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang dibayar
lewat kas.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi biaya adalah sebagai
berikut:
Fungsi Produksi. Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi
bagi fungsi-fungsi yang ada di bawahnya yang terkait dalam pelaksanaan proses
produksi guna memenuhi permintaan produksi dan fungsi penjualan. Dalam
perusahaan besar, fungsi produksi biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan
pengawasan produksi dalam pembuatan order produksi tersebut. Order produksi
tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis dalam dokumen yang disebut surat order
produksi. Surat order produksi ini dilampiri dengan surat kebutuhan bahan dan daftar
kegiatan produksi. Fungsi ini bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai
dengan surat order produksi dan daftar kebutuhan bahan serta daftar kegiatan produksi
yang melampiri surat order produksi tersebut. Dalam organisasi, wewenang penerbitan
surat order produksi berada di tangan Departemen Produksi dan pelaksanaan produksi
berada di tangan Bagian Produksi.
Fungsi Perencanaan dan Pengawasan Produksi. Fungsi ini merupakan fungsi staff
yang membantu fungsi produksi dalam merencanakan dan mengawali kegiatan
produksi. Perencanaan produksi diwujudkan dalam perhitungan rencana kebutuhan
bhawan dan peralatan yang akan digunakan untuk memproduksi pesanan yang diterima
dari fungsi penjualan. Rencana produksi dituangkan oleh fungsi ini dalam dokumen
daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi. Dalam struktur organisasi, fungsi
perencanaan dan pengawasan produksi berada di Bagian Perencanaan dan Pengawasan
Produksi.
Fungsi Gudang. Dalam sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya ini,
fungsi gudang bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan
penolong, dan barang yang lain yang digudangkan. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk menerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi. Fungsi gudang
berada di tangan bagian gudang.
Fungsi Akuntansi Biaya. Dalam sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi
biaya, fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan mutasi setiap jenis persediaan dan
atas pencatatan biaya produksi langsung, biaya produksi langsung, dan
biaya/nonproduksi ke dalam kartu biaya. Di samping itu, fungsi akuntansi biaya
bertanggung jawab atas pencatat transaksi terjadinya beban bahan baku, beban tenaga
kerja, beban overhead pabrik, dan beban nonproduksi ke dalam jurnal pemakaian
bahan baku dan jurnal umum serta posting ringkasan jurnal tersebut ke akun yang
bersangkutan dalam buku besar.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi
biaya dalam perusahaan manufaktur adalah:
Prosedur Order Produksi. Dalam prosedur ini surat order produksi dikeluarkan untuk
mengkoordinasi pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Surat order produksi ini
dikeluarkan oleh Departemen Produksi berdasarkan order dari pembeli yang diterima
dari fungsi penjualan, atau berdasarkan permintaan dari gudang. Dalam perusahaan
yang besar, Departemen Produksi umumnya memiliki staff yang berfungsi untuk
membantu perencanaan dan pengawasan produksi (production planning and control
function). Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi membantu Departemen
Produksi dalam membuat surat order produksi.
Menurut karakteristik produksinya, prosedur order produksi dalam perusahaan
manufaktur dibagi menjadi dua tipe: (1) Prosedur order produksi khusus dan (2)
Prosedur produksi berung kali. Prosedur order produksi khusus umumnya digunakan
dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, yang merupakan prosedur
pemberian perintah kepada fungsi produksi untuk memproduksi sejumlah produk
tertentu guna memenuhi pesanan tertentu. Contoh perusahaan yang menggunakan
prosedur order produksi khusus adalah perusahaan percetakan dan perusahaan dok
kapal. Prosedur order produksi berulangkali umumnya digunakan dalam perusahaan
yang berproduksi masal, yang merupakan prosedur pemberian perintah produksi
kepada fungsi produksi untuk memproduksi sejumlah produk tertentu dalam periode
waktu tertentu guna memenuhi kebutuhan persediaan. Contoh perusahaan yang
menggunakan prosedur order produksi berulangkali adalah perusahaan semen dan
perusahaan pupuk.
Prosedur Pencatatan Beban Tenaga Kerja Langsung. Prosedur ini digunakan untuk
mencatatan beban tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk mengerjakan order
produksi tertentu atau yang dikeluarkan dalam periode waktu tertentu.
Prosedur Produk Selesai dan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik. Prosedur ini
digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada pesanan
tertentu berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan total harga pokok produk selesai
yang ditransfer dari fungsi produksi ke fungsi gudang.
Unsur pengendalian internal yang seharusnya ada dalam sistem akuntansi biaya
dirancang dengan merinci tiga unsur pokok sistem pengendalian internal: organisasi,
sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat. Dalam tiga unsur
tersebut, setiap unsur memiliki penjabaran masing-masing yang dijelaskan di bawah
ini.
1. Organisasi
a. Fungsi Pencatat Biaya Harus Terpisah dari Fungsi Produksi. Kegiatan
fungsi produksi pada dasarnya terdiri dari pemakaian berbagai sumber
ekonomi (bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja, gedung, mesin, dan
peralatan) untuk menghasilkan produk yang merupakan sumber ekonomi
lain. Konsumsi berbagai sumber ekonomi tersebut perlu diawasi dengan
penyelenggaraan catatan akuntansi. Pencatatan konsumsi sumber ekonomi
yang dilakukan oleh fungsi produksi harus dilaksanakan oleh fungsi
akuntansi agar data yang dicatat dapat dijamin ketelitiannya dan
keandalannya. Jika konsumsi sumber ekonomi dilakukan dan sekaligus
dicatat oleh fungsi produksi, risiko yang terjadi adalah kemungkinan
terjadinya manipulasi catatan akuntansi oleh fungsi produksi untuk
menutupi pemborosan yang terjadi dalam mengonsumsi sumber ekonomi
tersebut.
b. Fungsi Pencatat Biaya Harus Terpisah dari Fungsi yang Menganggarkan
Biaya. Anggaran biaya merupakan tolok ukur yang digunakan untuk
mengendalikan biaya. Agar data realisasi anggaran biaya dapat digunakan
untuk mengendalikan pelaksanaan anggaran, perlu diselenggarakan catatan
akuntansi untuk mencatat realisasi anggaran biaya. Fungsi yang
melaksanakan pencatatan realisasi anggaran biaya haruslah terpisah dari
fungsi yang menganggarkan biaya agar informasi yang dihasilkan dari
kegiatan pencatatan tersebut dapat diandalkan sebagai alat pengendali
pelaksanaan anggaran biaya.
c. Fungsi Gudang Harus Terpisah dari Fungsi Produksi. Dalam perusahaan
manufaktur, fungsi produksi bertanggung jawab untuk memproses bahan
baku menjadi produk jadi dengan menggunakan mesin dan peralatan yang
ada. Untuk itu fungsi produksi memerlukan bahan baku dan bahan penolong
sebagai masukannya serta memerlukan suku cadang untuk menjaga agar
mesin dan peralatan tetap berfungsi. Kebutuhan bahan baku, bahan
penolong, dan suku cadang tersebut bersifat rutin dan biasanya dalam
jumlah yang besar sehingga membuat perusahaan manufaktur
menyelenggarakan persediaan bahan baku, bahan penolong, dan suku
cadang bagi pemenuhan kebutuhan proses produksinya untuk jangka waktu
tertentu.
Penyelenggaraan persediaan tersebut dimaksudkan untuk menjamin
kelancaran proses produksi. Fungsi penyimpanan persediaan tersebut
biasanya berada di tangan fungsi gudang, yang bertanggung jawab atas
keamanan persediaan yang disimpan di gudang dan atas pencatatan
pemakaian dan saldo fisik persediaan. Pemisahan fungsi gudang dari fungsi
produksi tersebut akan menjamin kelancaran proses produksi, keamanan
persediaan, ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dihasilkan.
d. Fungsi Gudang Harus Terpisah dari Fungsi Akuntansi. Dalam pencatatan
persediaan dengan menggunakan metode mutasi persediaan (perpetual
inventory method), fungsi gudang yang bertanggung jawab atas
penyimpanan fisik persediaan berkewajiban untuk menyelenggarakan
catatan fisik persediaan yang disimpan di gudang, sedangkan fungsi
akuntansi bertanggung jawab atas penyelenggaraan catatan fisik dan rupiah
persediaan. Fungsi gudang menyelenggarakan kartu gudang untuk mencatat
mutasi dan saldo fisik persediaan di gudang, dan fungsi akuntansi
menyelenggarakan kartu persediaan untuk mencatat mutasi baik fisik
maupun rupiah persediaan yang disimpan di gudang. Kartu persediaan ini
digunakan untuk mengawali mutasi dan saldo persediaan yang disimpan di
gudang. Oleh karena itu, untuk menjamin keandalan catatan akuntansi
persediaan dan keamanan persediaan yang disimpan di gudang, fungsi
gudang harus terpisah dari fungsi akuntansi persediaan. Setiap sistem
akuntansi yang menggabungkan fungsi akuntansi dengan kedua fungsi
pokok yang lain: fungsi operasi dan fungsi penyimpanan, akan membuka
kesempatan bagi karyawan fungsi operasi dan penyimpanan melakukan
penyelewengan dan menutupinya dengan cara memanipulasikan catatan
akuntansi.
Bagan Alir Dokumen Prosedur Order Produksi. Bagan prosedur order produksi ini
ditujukan untuk mengoordinasikan kegiatan produksi produk guna memenuhi pesanan
pembeli atau kebutuhan produk untuk jangka waktu tertentu. Contoh prosedur order
produksi ini diterapkan dalam perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan.
Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengembalian Barang Gudang. Bahan baku yang
sudah diminta oleh fungsi produksi ada kalanya tidak semuanya habis dikonsumsi
untuk memproduksi pesanan tertentu. Jika terjadi kelebihan bahan baku yang diminta
oleh fungsi produksi, bahan baku tersebut harus dikembalikan ke fungsi gudang.
Pengembalian barang gudang dan pengurangan biaya sebagai akibat pengembalian
barang tersebut dilakukan dengan prosedur pengembalian barang gudang.
Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Jam Kerja dan Biaya TKL. Setelah
fungsi produksi menerima surat order produksi dari Departemen Produksi (yang
disiapkan oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi) dan telah meminta bahan
baku melalui prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, pengerjaan order
produksi selanjutnya memerlukan tenaga kerja yang waktu kerja serta upahnya perlu
dicatat melalui prosedur pencatatan waktu kerja dan biaya TKL. Contoh prosedur ni
diterapkan dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan.
Bagan Alir Dokumen Prosedur Produk Selesai dan Pencatatan Pembebanan
Biaya Overhead Pabrik. Setelah suatu pesanan selesai dikerjakan, fungsi produksi
memberitahukan informasi selesainya pesanan tersebut melalui prosedur produk
selesai. Dalam perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, produk dibebani
dengan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Pembebanan
biaya overhead pabrik kepada pesanan tertentu biasanya dilakukan setelah produk
selesai dikerjakan. Dasar yang dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik
kepada produk adalah: biaya bahan baku, biaya TKL atau jam tenaga kerja langsung.
Informasi mengenai dasar pembebanan biaya overhead pabrik tersebut tersedia dalam
kartu harga pokok produk. Oleh karena itu, setelah menerima pemberitahuan
selesainya suatu pesanan dan fungsi produksi, fungsi pencatat persediaan dan biaya
kemudian menjumlah biaya-biaya produksi yang dicatat dalam kartu harga pokok
produk, kemudian menghitung biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada
pesanan yang bersangkutan, dan mencatatnya dalam kartu tersebut.
Jika fungsi perbaikan dan pemeliharaan memakai suku cadang dan minyak
pelumas untuk pemeliharaan mesin pabrik, maka biaya ini dikelompokkan dalam biaya
overhead pabrik dan dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal:
Jika fungsi pengiriman barang (di bawah Dep. Penjualan) memakai suku
cadang untuk memperbaiki kendaraan truk, biaya ini diklasifikasikan dalam beban
pemasaran, dan dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal:
Bagan Alir Prosedur yang berasal dari Pengeluaran Kas dan yang Menggunakan
Register Kas Keluar dan Jurnal Umum.
Dalam pembayaran gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung, digunakan akun
antara (clearing account) Gaji dan Upah untuk menjembatani catatan dalam register
bukti kas kelaur dengan jurnal umum. Distribusi gaji dan upah dilakukan dengan
menggunakan jurnal umum dengan jurnal:
Pencatatan utang yang timbul dari gaji dan upah dicatat dalam register bukti
kas keluar dengan jurnal:
Bagan Alir Prosedur yang Berasal dari Pengeluaran Kas dan yang Menggunakan
Register Bukti Kas Keluar.
Di sini, biaya yang bukan merupakan gaji dan upah didistribusikan melalui register
bukti kas keluar dengan dasar waktu (accrual basis). Biaya digambarkan untuk
keperluan fungsi produksi, fungsi administrasi dan umum, dan fungsi pemasaran
(misalnya beban telepon) dicatat oleh Bagian Utang ke dalam register bukti kas keluar
berdasarkan bukti kas keluar. Jurnal yang dibuat oleh Bagian Utang dalam register kas
keluar adalah:
Bagan Alir Prosedur yang berasal dari Penyusutan, Amortisasi, Deplesi, dan
Terpakainya Uang Muka Biaya.
Di sini, biaya yang timbul dari penyusutan, deplesi, dan terpakainya uang muka biaya
dicatat berdasarkan bukti memorial (ournal voucher) yang dibuat oleh Bagian Kartu
Biaya.
Biaya overhead pabrik, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang
berasal dari penyusutan, amortisasi, deplesi terpakainya uang muka biaya, dicatat oleh
Bagian Jurnal di dalam jurnal umum dengan jurnal: