Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Sistem Informasi Akuntansi Tentang Sistem Akuntansi
Persediaan PT. Yamaha Utama Kalasan
DOSEN PENGAMPU : Roza Mulyadi, S.E., Ak., M. Akt., CA, CIBA, ACPA, CSRS
Disusun oleh ;
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah praktikum sistem informasi akuntansi. Salam serta
shalawat tidak lupa kami curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Sistem Informasi Akuntansi. Adapun
judul makalah ini adalah “Sistem Akuntansi Persediaan PT. Yamaha Utama Kalasan “.
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Roza Mulyadi, S.E., Ak., M. Akt., CA, CIBA, ACPA, CSRS selaku
dosen penanggung jawab mata kuliah Praktikum Sistem Informasi Akuntansi pada program studi DIII
Akuntansi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya sangat kami perlukan.
Penulis
DAFTAR ISI
D. Flowchart ............................................................................................................................. 12
A. Prosedur- prosedur yang terkait pada sistem akuntansi persedian PT. Yamha Kalasan …… 22
B. Fungsi –fungsi yang terkait pada sistem akuntansi persedian PT. Yamha Kalasan ……………. 24
C. Dokumen yang digunakan pada sistem akuntansi persedian PT. Yamha Kalasan……………. 26
PENDAHULUAN
Perusahaan dagang dan manufaktur yang memiliki persediaan harus mengelola dan menyediakan
persediaannya dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Pengelolaan
tersebut akan berjalan dengan baik apabila memiliki sistem akuntansi persediaan yang baik dan
semua pihak yang terlibat dapat menjalankan sistem tersebut secara optimal.
Menurut Mulyadi (2014:553) Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap
jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem
retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya pada
perusahaan manufaktur. Dengan adanya sistem akuntansi persediaan dalam suatu perusahaan,
maka persediaan pada perusahaan tersebut dapat dikelola dengan baik dan dijaga keamanannya.
Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang baik, handal dan berdaya guna dalam memberikan
pelayanan yang baik terhadap konsumen.
Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan
di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem
pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur.
Sistem akuntansi sangat penting untuk dipelajari agar nantinya ilmu ini dapat diaplikasikan ketika
sudah terjun ke dunia kerja atau menjadi seorang wirausaha.
PEMBAHASAN
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam
proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik,
persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu
persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan dijual kembali. Transaksi
yang mengubah persediaan produk jadi, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong,
persediaan bahan habis pakai pabrik, dan persediaan suku cadang, bersangkutan dengan transaksi
intern perusahaan dan transaksi yang menyangkut pihak luar perusahaan (penjualan dan pembelian),
sedangkan transaksi yang mengubah persediaan produk dalam proses seluruhnya berupa transaksi
intern perusahaan.
yang bersangkutan
produk jadi
proses
persediaan persediaan
3. Persediaan bahan baku Pembelian Prosedur pencatatan
harga pokok
harga pokok
persediaan yang
dikembalikan kepada
pemasok
persediaan karena
pengembalian barang
gudang
fisik persediaan
harga pokok
harga pokok
persediaan yang
dikembalikan kepada
pemasok
pemasaran)
tambahan harga
pokok persediaan ‘
karena pengembalian
barang gudang
fisik persediaan
yang dikembalikan
kepada pemasok
pemasaran)
tambahan harga
pokok persediaan
karena pengembalian
barang gudang
fisik persediaan
2.1 Teori
A. PROSEDUR – PROSEDUR TERKAIT
1. Prosedur Pencatatan Produk Jadi
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem akuntansi biaya produksi. Dalam
prosedur ini dicatat harga pokok produk jadi didebitkan ke dalam rekening. Persediaan produk
jadi dan dikreditkan ke dalam barang dalam proses.
2. Prosedur Pencatatan Harga Pokok - Produk Jadi yang Dijual
Prosedur ini merupakan salah satu produser dalam sistem penjualan disamping prosedur
lainnya seperti prosedur order penjualan, prosedur persetujuan kredit, prosedur pengiriman
barang, prosedur penagihan, prosedur pencatatan piutang.
3. Prodesur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Diterima Kembali dari Pembeli
Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi retur penjualan ini
akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk jadi dalam
kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang dan menambah kuantitas dan harga
pokok produk jadi yang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dalam kartu persediaan produk
jadi. Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem retur penjualan.
4. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan Produk Dalam Proses
Pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya dilakukan oleh perusahaan pada akhir
periode, pada saat dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan.
Pencatatan persediaan produk dalam proses dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai
berikut:
Persediaan produk dalam proses xx
Barang dalam proses xx
Pada awal periode akuntansi berikutnya, dibuat jurnal penyesuaian kembali (readjusting entry)
untuk membalik jurnal pencatatan persediaan produk dalam proses yang dilakukan pada akhir
periode tersebut di atas. Jurnal penyesuaian kembali tersebut dicatat dalam jurnal umum
dengan jurnal sebagai berikut :
Barang dalam proses xx
Persediaan produk dalam proses xx
5. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem pembelian. Dalam
prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli.
6. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persedian yang Dikembalikan kepada Pemasok
Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok, maka transaksi retur
pembelian mempengaruhi persediaan yang bersangkutan yaitu mengurangi kuantitas
persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang dan mengurangi
kuantitas dan harga pokok persediaan yang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dalam kartu
persediaan yang bersangkutan. Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk
sistem retur pembelian.
7. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem akuntansi biaya produksi.
Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis
pakai pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan produksi.
8. Prosedur Pengembalian Barang Gudang
Transaksi pengembalian barang gudang mengurangi biaya dan menambah persediaan barang di
gudang. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut dalam jurnal umum adalah:
Persediaan bahan baku xx
Persediaan bahan penolong xx
Persediaan bahan habis pakai produk xx
Persediaan suku cadang xx
Biaya dalam proses bahan baku xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx
Biaya administrasi dan umum xx
Biaya pemasaran xx
9. Sistem Penghitungan Fisik Persediaan
Dalam sistem akuntansi persediaan dengan metode mutasi persediaan (perpetual inventory
method), di Bagian Kartu Persediaan diselenggarakan catatan akuntansi berupa kartu
persediaan (inventory Iedger) yang digunakan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan
yang disimpan di Bagian Gudang. Bagian Kartu Persediaan bertanggung jawab atas
terselenggaranya catatan akuntansi yang dapat diandalkan (reliable) mengenai persediaan yang
disimpan di Bagian Gudang, sedangkan Bagian Gudang bertanggung jawab atas penyimpanan
fisik persediaan di gudang. Karena kondisi barang yang kemungkinan mengalami kerusakan
dalam penyimpanan atau karena kemungkinan terjadinya pencurian terhadap barang yang
disimpan di gudang, maka secara periodik catatan persediaan yang diselenggarakan di Bagian
Kartu Persediaan harus dicocokkan dengan persediaan yang secara fisik ada di gudang.
Sistem penghitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung
secara fisik persediaan yang disimpan di gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta
pertanggungjawaban Bagian Gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan
pertanggungjawaban Bagian Kartu Persediaan mengenai keandalan catatan persediaan yang
diselenggarakannya, serta untuk melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap catatan
persediaan di Bagian Kartu Persediaan.
B. FUNGSI YANG TERKAIT
Fungsi yang dibentuk untuk melaksanakan penghitungan fisik persediaan umumnya bersifat
sementara, yang biasanya berbentuk panitia atau komite, yang anggotanya dipilihkan dari
karyawan yang tidak menyelenggarakan catatan akuntansi persediaan dan tidak melaksanakan
fungsi gudang. Panitia penghitungan fisik persediaan terdiri dari:
1. Pemegang kartu penghitungan fisik
2. Penghitung
3. Pengecek
Dengan demikian fungsi yang terkait dalam sistem penghitungan fisik persediaan adalah:
1. Panitia Penghitungan Fisik Persediaan
Panitia Penghitungan Fisik Persediaan. Panitia ini berfungsi untuk melaksanakan
penghitungan fisik persediaan dan menyerahkan hasil penghitungan tersebut kepada
Bagian Kartu Persediaan untuk digunakan sebagai dasar adjustment terhadap catatan
persediaan dałam kartu persediaan. Seperti telah disebutkan di atas, panitia penghitungan
fisik persediaan terdiri dari pemegang kartu penghitungan fisik, penghitung, dan pengecek.
Pemegang kartu penghitungan fisik bertugas uncuk menyimpan dan mendistribusikan kartu
penghitungan fisik kepada para penghitung, melakukan pembandingan hasil penghitungan
fisik persediaan yang telah dilaksanakan oleh penghitung dengan pengecek, dan mencatat
hasil penghitungan fisik persediaan dałam daftar hasil penghitungan fisik. Penghitung
bertugas melakukan penghitungan pertama terhadap persediaan, dan mencatat hasil
penghitungan tersebut ke dałam bagian ke-3 kartu penghitungan fisik, serta menyobek
bagian kartu tersebut untuk diserahkan kepada pemegang kartu penghitungan fisik.
Pengecek bertugas melakukan penghitungan kedua terhadap persediaan yang telah
dihitung oleh penghitung dan mencatat hasil penghitungannya ke dałam bagian ke-2 kartu
penghitungan fisik serta menyobek bagian kartu tersebut untuk diserahkań kepada
pemegang kartu penghitungan fisîk.
2. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi dalam sistem perhitungan fisik persediaan, fungsi ini bertanggung jawab
untuk:
a. mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitungkan ke dalam daftar hasil
perhitungan fisik
b. mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum dalam daftar hasil
penghitungan fisik
c. mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisik
d. melakukan adjustment terhadap kartu persediaan berdasar data hasil penghitungan
fisik persediaan
e. membuat bukti memorial untuk mencatat adjustmenț data persediaan dalam jurnal
umum berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan
3. Fungsi Gudang
Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung jawab untuk
melakukan adjustmenț data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang
berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN
1. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah laporan
pokok produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai digunakan oleh Bagian
Gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk jadi dalam kartu gudang. Bukti
memorial digunakan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan
produk jadi dalam kartu persediaan dan digunakan sebagai dokumen sumber dalam
mencatat transaksi selesainya produk jadi dalam jurnal umum.
2. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan transaksi penjualan produk
jadi adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order pengiriman diterima
oleh Bagian Gudang dari Bagian Order Penjualan. Setelah Bagian Gudang mengisi surat
order pengiriman tersebut dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan kepada Bagian
Pengiriman, atas dasar surat order pengiriman tersebut Bagian Gudang mencatat kuantitas
yang diserahkan ke Bagian Pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok produk jadi yang
dijual dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dalam kartu persediaan atas dasar tembusan
faktur yang diterima oleh bagian tersebut dari Bagian Penagihan.
3. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
dikembalikan oleh pembeli adalah laporan penerimaan barang dan memo kredit. Laporan
penerimaan barang digunakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat kuantitas produk jadi
yang diterima dari pembeli ke dalam kartu gudang. Memo kredit yang diterima dari Bagian
Order Penjualan digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk mencatat kuantitas dan
harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli ke dalam kartu persediaan.
4. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan persediaan produk dalam
proses adalah bukti memorial. Bukti memorial ini dilampiri dengan laporan produk dalam
proses dalam jurnal umum. Bukti memorial juga digunakan sebagai dokumen sumber dalam
mencatat readjustment persediaan harga pokok produk dalam proses. Dalam prosedur
pencatatan persediaan produk dalam proses, Bagian Gudang tidak melakukan pencatatan
persediaan produk dalam proses karena secara fisik persediaan tersebut tidak ditransfer dari
Bagian Produksi ke Bagian Gudang. Begitu pula Bagian Kartu Persediaan tidak melakukan
pencatatan persediaan produk dalam proses tersebut dalam kartu persediaan.
5. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dibeli adalah laporan penerimaan barang dan bukti kas keluar. Laporan penerimaan barang
digunakan oleh Bagian Gudang sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas barang dari
pembelian ke kartu gudang. Bukti kas keluar yang dilampiri dengan laporan penerimaan
baran, surat order pembelian, dan faktur dari pemasok dipakai sebagai dokumen sumber
dalam pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli dalam register bukti kas keluar atau
voucher register. Bukti kas keluar juga dipakai sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas
dan harga pokok persediaan ke dalam kartu persediaan.
6. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dikembalikan kepada pemasok adalah laporan pengiriman barang dan memo debit. Laporan
pengiriman barang digunakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat kuantitas persediaan
yang dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang. Memo debit yang
diterima dari Bagian Pembelian digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk mencatat
kuantitas dan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok ke dalam kartu
persediaan.
7. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur permintaan dan pengeluaran barang
adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Bukti ini digunakan oleh Bagian
Gudang untuk mencatat pengurangan persediaan karena pemakaian intern. Bukti ini
digunakan sebagai dokumen sumber dalam pencatatan pemakaian persediaan ke dalam
jurnal pemakaian bahan baku atau jurnal umum.
8. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pengembalian barang gudang adalah
bukti pengembalian barang gudang. Dokumen ini digunakan oleh Bagian Gudang untuk
mencatat tambahan kuantitas persediaan ke dalam kartu gudang. Dokumen ini juga
digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga
pokok persediaan ke dalam kartu persediaan, untuk mencatat berkurangnya biaya ke dalam
kartu biaya, dan untuk mencatat pengembalian barang gudang tersebut ke dalam jurnal
umum.
9. Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil penghitungan
fisik persediaan adalah:
1) Kartu penghitungan fisik (inventory tag).
2) Daftar hasil penghitungan fisik (inventory summary sheet).
3) Bukti memorial
Kartu penghitungan fisik (inventory tag). Dokumen ini digunakan untuk merekam hasil
penghitungan fisik persediaan. Dalam penghitungan fisik persediaan, setiap jenis
persediaan dihitung dua kali secara independen oleh penghitung (counter) dan pengecek
(checker). Kartu perhitungan fisik dibagi menjadi tiga bagian, yang tiap bagian dapat
dipisahkan satu dengan lainnya dengan cara menyobeknya pada waktu proses
perhitungan fisik persediaan dilaksanakan. Bagian ke-3 kartu penghitungan fisik (bagian
bawah) disediakan untuk merekam data hasil penghitungan oleh penghitung pertama.
Bagian ke-2 (bagian tengah) kartu tersebut digunakan untuk merekam hasil penghitungan
yang dilakukan oleh penghitung kedua (pengecek). Bagian ke-1 (bagian atas) kartu
tersebut digunakan untuk memberi tanda jenis persediaan yang telah dihitung dengan
cara menggantungkan bagian kartu tersebut pada tempat penyimpanan barang yang
bersangkutan. Data yang direkam dalam bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicatat ke
dalam daftar hasil penghitungan fisik setelah data dalam bagian ke-2 diperiksa
kecocokannya dengan data yang dicatat dalam bagian ke-3 kartu tersebut.
Daftar Hasil Penghitungan Fisik (Inventory Summary Sheet). Dokumen ini digunakan untuk
meringkas data yang telah direkam dalam bagian ke-2 kartu penghitungan fisik. Data yang
disalin dari bagian ke-2 kartu penghitungan fisik ke dalam daftar ini adalah nomor kartu
penghitungan fisik, nomor kode persediaan, nama persediaan, kuantitas, dan satuan.
Dokumen ini diisi dengan harga pokok per satuan dan harga pokok total tiap jenis
persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan yang telah selesai diproses kemudian
ditandatangani oleh Ketua Panitia Penghitungan Fisik dan diotorisasi oleh Direktur Utama.
Daftar ini kemudian digunakan untuk meminta pertanggungjawaban dari Bagian Gudang
mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan barang gudang dan pertanggungjawaban dari
Bagian Kartu Persediaan mengenai keandalan penyelenggaraan catatan akuntansi
persediaan. Berdasarkan informasi yang tercantum dalam kolom harga pokok total pada
daftar hasil penghitungan fisik dilakukan adjustment terhadap data kuantitas dan saldo
harga pokok yang dicatat dalam kartu persediaan yang bersangkutan.
Bukti Memorial. Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunakan untuk
membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik
ke dalam jurnal umum. Data yang digunakan sebagai dasar pembuatan bukti memorial ini
adalah selisih jumlah kolom harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisik
dengan saldo harga pokok persediaan yang bersangkutan menurut kartu persediaan
Gambar 15.11 Kartu Penghitungan Fisik (Inventory Tag)
Halaman ---------------
DAFTAR HASIL PENGHITUNGAN FISIK
Periode Penghitungan Fisik Persediaan Dikalikan oleh:
Disalin dari kartu penghitungan fisik oleh: Dijumlah oleh:
Diisi harga pokok satuan oleh: Diperiksa oleh:
No. No. Kode Nama Kuantitas Satuan Harga Pokok Harga Pokok
KPF Persed. Satuan Total
Kartu persediaan. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat adjustment terhadap data
persediaan (kuantitas dan harga pokok total) yang tercantum dalam kartu persediaan oleh Bagian Kartu
Persediaan, berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
Kartu gudang. Catatan ini digunakan untuk mencatat adjustment terhadap data persediaan (kuantitas)
yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang, berdasarkan hasil
penghitungan fisik persediaan.
2. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Dijual
Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual merupakan nukilan salah satu
prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit.
Bagian Kartu Persediaan secara periodik membuat rekapitulasi harga pokok produk yang
dijual selama periode tertentu berdasarkan data yang direkam dalam kartu persediaan.
Total harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu yang dicantumkan dalam
rekapitulasi harga pokok penjualan dan dipakai oleh Bagian Kartu Persediaan untuk
membuat bukti memorial. Berdasarkan bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi
harga pokok penjualan Bagian Jurnal mencatat harga pokok produk yang dijual ke dalam
jurnal umum dengan jurnal:
Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Produk Jadi xx
3. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Diterima Kembali
dari Pembeli
Pencatatan harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli dilakukan dengan
mendebit rekening Persediaan Produk Jadi dan mengkredit rekening Harga Pokok Penjualan.
Di samping itu, kartu gudang yang diselenggarakan di fungsi gudang diisi dengan tambahan
kuantitas persediaan produk jadi yang diterima kembali dari pembeli.
Harga pokok produk jadi yang diterima kembali oleh Bagian Gudang dari pembeli dicatat
oleh Bagian Kartu Persediaan dan Bagian Jurnal.
Pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima dari pembeli dilakukan oleh Bagian Kartu
Persediaan berdasarkan memo kredit yang diterima oleh Bagian Kartu Persediaan dan
Bagian Penerimaan melalui Bagian Piutang. Berdasarkan memo kredit tersebut Bagian Kartu
Persediaan mengisi harga pokok produk jadi yang diterima kembali berdasarkan data harga
pokok per unit yang tercantum dalam kartu persediaan yang bersangkutan. Total harga
pokok persediaan dicantumkan di dalam bukti memorial dan dipakai oleh Bagian Kartu
Persediaan sebagai dokumen sumber dalam pencatatan ke kartu persediaan.
Bagian jurnal mencatat harga pokok produk jadi yang diterima dari pembeli di dalam jurnal
retur penjualan berdasarkan memo kredit yang dilampiri dengan dokumen pendukung
berupa laporan penerimaan barang. Jurnal yang dibuat untuk mencatat harga pokok produk
jadi yang diterima dari pembeli adalah:
Persediaan Produk Jadi xx
Harga Pokok Penjualan xx
4. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk dalam Proses
Bagian Kartu Persediaan melakukan penghitungan harga pokok persediaan produk dalam
proses pada akhir periode akuntansi berdasarkan data yang dikumpulkan dalam kartu harga
pokok produk. Laporan produk dalam proses yang diterima oleh Bagian Kartu Persediaan
dari Bagian Produksi berisi informasi kuantitas produk dalam proses dan taksiran tingkat
penyelesaian produk dalam proses yang ada di fungsi produksi pada akhir periode akuntansi.
Data harga pokok persediaan produk dalam proses digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan
untuk membuat dua macam bukti memorial: (1) bukti memorial macam yang pertama
digunakan untuk mencatat besarnya biaya overhead pabrik yang diperhitungkan ke dalam
harga pokok produk dalam proses berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan (2) bukti
memorial macam yang kedua digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan produk
dalam proses pada akhir periode akuntansi.
Bukti memorial macam yang pertama digunakan oleh Bagian Jurnal untuk mencatat
pembebanan biaya obverhead pabrik kepada produk dalam proses di dalam jurnal umum
dengan jurnal sebagai berikut:
Barang dalam Proses Biaya Overhead Pabrik xx
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xx
Bukti memorial macam yang kedua digunakan Bagian Jurnal untuk mencatat harga pokok
persediaan produk dalam proses pada akhir periode akuntansi di dalam jurnal umum
dengan jurnal sebagai berikut:
Persediaan Produk dalam Proses xx
Barang dalam Proses xx
5. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli
Bagian Utang membuat bukti kas keluar sebagai dokumen sumber pencatatan harga pokok
persediaan yang dibeli berdasarkan dokumen sumber pencatatan harga pokok persediaan
yang dibeli berdasarkan dokumen pendukung surat order pembelian yang diterima dari
Bagian Pembelian, laporan penerimaan barang yang diterima dari Bagian Penerimaan, dan
faktur dari pemasok yang diterima dari pemasok melalui Bagian Pembelian. Oleh Bagian
Utang, bukti kas keluar dicatat di dalam register bukti kas keluar dengan jurnal:
Persediaan xx
Bukti Kas Keluar yang akan Dibayar xx
Berdasarkan bukti kas keluar, Bagian Kartu Persediaan mencatat rincian persediaan yang
dibeli di dalam kartu persediaan yang dibeli di dalam kartu gudang berdasarkan laporan
penerimaan barang yang diterima oleh Bagian Gudang dari Bagian Pengiriman.
6. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dikembalikan
kepada Pemasok
Pencatatan transaksi pembelian didasarkan dokumen memo debit yang diterbitkan oleh
Bagian Pembelian.
Bagian Gudang mencatat berkurangnya persediaan karena transaksi retur pembelian
berdasarkan dokumen memo debit yang diterima dari Bagian Pembelian memo debit ini
dicatat oleh Bagian Gudang di dalam kartu gudang.
Bagian Utang mencatat berkurangnya utang sebagai akibat dari retur pembelian dengan
cara mengarsipkan memo debit (yang dilampiri dengan laporan pengiriman barang) di dalam
arsip bukti kas keluar yang belum dibayar (unpaid voucher file). Karena perusahaan
menggunakan voucher payable system dalam pencatatan utangnya, catatan utang
diselenggarakan dalam bentuk arsip bukti kas keluar yang belum dibayar. Oleh karena itu,
jika terjadi pengurangan utang akibat transaksi retur pembelian, pengurangan utang ini
dicatat dengan cara mengarsipkan memo debit di dalam arsip bukti kas keluar yang belum
dibayar.
Bagian Kartu Persediaan mencatat berkurangnya persediaan akibat retur pembelian di
dalam kartu persediaan berdasarkan memo debit yang dilampiri dengan laporan
penerimaan barang. Bagian Jurnal mencatat berkurangnya utang dan persediaan sebagai
akibat retur pembelian di dalam jurnal retur pembelian berdasarkan memo debit yang telah
diisi harga pokok per satuan dan harga pokok total oleh Bagian Kartu Persediaan
7. Bagan Alir Dokumen Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem akuntansi persediaan yang diuraikan dalam makalah ini dirancang untuk
perusahaan manufaktur sebagai model. Oleh karena itu, sistem akuntansi persediaan
dalam makalah ini terdiri dari jaringan prosedur berikut ini: (1) prosedur pencatatan
produk jadi, (2) prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual, (3)
prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli, (4)
prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan
produk dalam proses, (5) prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli, (6)
prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok, (7)
prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, (8) prosedur pencatatan
tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang, dan (9)
sistem penghitungan fisik persediaan.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi
pada kenyataan masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minim pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaiki ke
depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Niswonger, Rollin, C At
al. 1999. Accounting. Diterjemahkan oleh Sirait, Alfonsus, dkk. Jakarta: Erlangga.
Sudibyo, Febrianus Anggit. 2015. Analisis Sistem Akuntansi Persedian Barang Dagang Suku
Cadang. https://repository.usd.ac.id/545/2/092114087full.pdf. (diakses tanggal 7 Maret
2021).