SIKLUS KONVERSI
Dosen Pengampu: Dr. Rico Wijaya Z, S.E., M.M., M.Si., Ak. CIQnR
UNIVERSITAS JAMBI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Rico
Wijaya Z, S.E., M.M., M.Si., Ak. CIQnR selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi
yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga kami dapat memahami.
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu siklus konversi?
2. Apa itu sistem persediaan?
3. Apa itu sistem produksi?
4. Apa itu sistem akuntansi biaya?
C. Tujuan Permasalahan
1. Mengetahui pengertian siklus konversi.
2. Mengetahui apa itu sistem persediaan.
3. Mengetahui apa itu sistem produksi.
4. Mengetahui apa itu sistem akuntansi biaya.
BAB II
PEMBAHASAN
Siklus konversi merupakan siklus yang memproses bahan baku dan suplais
menjadi produk jadi (barang atau jasa) yang siap untuk dijual. Dalam perusahaan jasa,
siklus ini terdiri atas sitem penggajian dan sistem akuntansi biaya. Dalam perusahaan
dagang, siklus ini terdiri atas sistem penggajian dan sistem persediaan. Dalam
perusahaan manufaktur, terdiari atas sistem penggajian, sistem persediaan, dan sistem
akuntansi biaya.
B. Sistem persediaan
3. Laporan yang dihasilkan, mencakup laporan status persediaan, laporan per jenis
persediaan, laporan pemesanan kembali, dan laporan hasil perhitungan fisik
persediaan.
a. Laporan Status Persediaan (Inventory Status Report), laporan ini berisi daftar
seluruh jenis persediaan, kuantitas, dan harga pokok perolehan. Sistem
batch mencetak laporan ini setiap bulan atau setiap minggu.
b. Laporan per Jenis Persediaan (Query Inventory Item), dalam sistem online
real-time karyawan perusahaan mengetahui kuantitas per jenis persediaan
yang tersedia saat laporan ini dihasilakan.
C. Sistem Produksi
Sistem produksi mencakup serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan
pengolahan data yang berkaitan dengan proses pembuatan produk. Siklus ini juga
berkaitan erat dengan sub-sistem yang lain.
Siklus pendapatan, yang memberikan informasi tentang produk apa yang
dipesan dan ramalan penjualan (kuantitas), yang akan digunakan oleh bagian
produksi untuk menyusun rencana produksi dan tingkat (jumlah) persediaan
(inventory level). Sebaliknya siklus produksi memberikan informasi kepada
siklus pendapatan tentang produk apa saja yang telah selesai dibuat dan jumlah
produk yang tersedia untuk dijual.
Informasi tentang bahan baku dikirim ke siklus pembelian dalam bentuk Surat
Permintaan Pembelian (purchase requisition). Sebaliknya, siklus pembelian juga
memberikan informasi tentang bahan baku yang dibeli dan pengeluaran lain
yang termasuk dalam overhead pabrik.
Informasi tentang kebutuhan tenaga kerja dikirimkan ke sistem manajemen
sumberdaya manusia/penggajian yang nantinya akan memberikan data tentang
tersedianya tenaga kerja dan biaya tenaga kerja.
Informasi tentang kos produksi dikirimkan ke siklus buku besar dan pelaporan.
Perancangan Produk
Perancangan produk merupakan tahap awal dari sistem produksi. Tujuan aktivitas
ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi keinginan konsumen dalam hal
kualitas, lama pengerjaan, dan biaya produksi yang rendah. Dokumen yang dihasilkan dari
aktivitas ini adalah :
Daftar Kebutuhan Bahan (Bill of material), yang berisi rincian bahan baku, baik
spesifikasi, kode, nama, dan kuantitas setiap jenis bahan baku yang akan digunakan
dalam produksi,.
Daftar Kegiatan (Operation list/routing sheet) yang menetapkan tenaga kerja dan
persyaratan mesin yang akan digunakan untuk membuat produk.
Tujuan dilakukannya tahap ini adalah produksi dilakukan seefisien mungkin untuk
memenuhi pesanan yang ada, dan kemungkinan permintaan jangka pendek, tanpa
menghasilkan jumlah produk yang berlebih. Untuk membuat rencana produksi, tersedia 2
metoda yang umum dipakai, yaitu
Apapun cara produksi yang digunakan, pada akhirnya, perusahaan tetap harus
dapat mengumpulkan informasi penting yang berhubungan dengan produksi yaitu:
konsumsi bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead, sehingga sistem informasi
akuntansi dapat mengolah data tersebut, memprosesnya, dan membuat berbagai
macam laporan yang diperlukan.
Bagian Gudang
2. Atas dasar laporan order ulang, departemen ini membuat order produksi
sebanyak 2 lembar dan mendistribusikannya sebagai berikut:
Lembar ke 1 diteruskan ke bagian pabrik
Lembar ke 2 diserahkan ke bagian akuntansi biaya
Bagian Pabrik
3. Atas dasar perintah produksi yang diterima, bagian ini akan meminta barang
dengan membuat Bukti Permintaan Bahan dan diserahkan ke bagian gudang
Bagian Gudang
Bagian Pabrik
5. Setelah menerima bahan baku dari gudang, bagian ini akan membuat tiket
kerja (job ticket) dan menyerahkannya ke bagian akuntansi biaya.
6. Selanjutnya, bagian ini akan mengerjakan proses pembuatan barang. Jika
telah selesai maka bagian pabrik akan melengkapi isian pada perintah
produksi dan menyerahkannya ke bagian akuntansi biaya.
Bagian Akuntansi Biaya
Tabel 11.4.
Bagian Gudang
1. Bagian ini akan menyerahkan laporan pemesanan kembali ke
Departemen Pengawasan Produksi, jika persediaan telah mencapai titik
pemesanan kembali.
Departemen Pengawasan Produksi
2. Atas dasar dokumen order penjualan dan laporan pemesanan kembali,
departemen ini membuat perintah produksi sebanyak 2 lembar dan
mendistribusikannya sebagai berikut
- Lembar ke 1 diteruskan ke Bagian Pabrik
- Lembar ke 2 diserahkan ke Departemen Pengolahan Data
Departemen Pengolahan Data
3. Bagian ini menerima perintah produksi dari departemen pengawasan
produksi. Selanjutnya, bagian ini melakukan perhitungan jumlah
kelompok, dan memasukkan data produksi ke dalam komputer.
4. Setelah menerima input data produksi, bagian ini menjalankan program
komputer berupa validasi transaksi. Keluaran dan proses ini adalah hasil
perhitungan jumlah kelompok dan data produksi yang telah divalidasi.
5. Selanjutnya, bagian ini kana menjalankan program penggabungan data
produksi yang baru dengan data yang telah terkumpul sebelumnya.
Keluaran dari proses ini adalah data produksi yang telah digabung dalam
file harga pokok pesanan.
Bagian Pabrik
6. Atas dasar perintah produksi yang ditenma, bagian ini akan meminta
bahan baku dengan membuat bukti permintaan bahan baku dan
diserahkan ke bagian gudang.
Bagian Gudang
7. Setelah menerima permintaan bahan baku, bagian gudang menyerahkan
barang ke bagian pabrik, dan meneruskan bukti permintaan bahan baku
tersebut ke bagian akuntansi biaya.
Bagian Pabrik
8. Setelah menerima bahan baku dari gudang bagian ini akan membuat
tiket waktu kerja Gjob ticket) dan menyerahkannya ke bagian akuntansi
biaya.
9. Selanjutnya bagian ini akan mengerjakan proses pembuatan barang. Jika
proses produksi telah selesai maka bagian pabrik akan melengkapi isian
pada perintah produksi dan menyerahkannya ke Departemen
Pengolahan Data.
Departemen Pengolahan Data
10. Bagian ini menerima bukti permintaan bahan baku dan tiket waktu kerja.
Atas dasar kedua dokumen tersebut, bagian ini melakukan perhitungan
jumlah data kelompok, dan memasukkan data produksi ke dalam
komputer.
11. Setelah menerima input data pemakaian bahan baku dan tenaga kerja,
bagian ini menjalankan program validasi transaksi. Jika dari hasil proses
validasi ini terdapat kesalahan, maka bagian ini akan melakukan
perbaikan dan entri ulang data sampai tidak lagi terdapat kesalahan, dan
kemudian menjalankan program pengurutan data berdasarkan nomor
perintah produksi Keluaran dari proses ini adalah data transaksi
akuntansi biaya yang sudah urut dan laporan kontrol
12. Tahap berikutnya, bagian ini akan menjalankan program update catatan
akuntansi biaya. Hasil dari proses ini adalah laporan kontrol, file harga
pokok pesanan yang telah di-update, dan file pusat biaya.
13. Setelah produk selesai dibuat, bagian ini juga menerima perintah
produksi yang sudah lengkap dari bagian produksi. Selanjutnya bagian
ini akan memasukkan data produk selesai ke dalam komputer dan
menjalankan program penghitungan harga pokok per unit dan membuat
laporan harga pokok pesanan Hasil dari proses ini adalah (1) laporan
harga pokok pesanan, dan (2) voucher jumal
Tujuan, Ancaman, dan Prosedur Pengendalian dalam Sistem Akuntansi
Biaya
Fungsi kedua dari SIA yang dirancang dengan baik adalah untuk
memberikan pengawasan dan pengendalian yang memadai untuk
menjamin bahwa tujuan berikut ini tercapai:
1. Semua transaksi telah diotorisasi secara tepat
2. Semua transaksi yang telah dicatat adalah valid (benar-benar
terjadi)
3. Semua transaksi yang valid dan telah diotorisasi telah dicatat
4. Semua transaksi telah dicatat secara akurat
5. Semua aset (kas, persediaan, data) dilindungi dari kemungkinan
hilang atau dicuri
6. Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif
Dokumen dan catatan yang telah diuraikan sebelumnya memainkan
peranan penting dalam pencapaian tujuan pengendalian ini. Dokumen
yang sederhana, lengkap dengan instruksi pengisian yang jelas akan
memudahkan pencatatan data transaksi yang efisien dan akurat. Jika
perusahaan menggunakan dokumen elektronik, maka penggunaan
prosedur pengendalian aplikasi yang tepat seperti cek validitas, cek fleid,
dan sebagainya akan meningkatkan akurasi entri data. Sistem
pengawasan dan pengendalian intern untuk sistem akuntansi biaya yang
diselenggarakan dengan menggunakan komputer, dapat dilihat pada
Tabel 11.5. berikut.
Tabel 11.5
Prosedur Pengendalian Sistem Akuntansi Biaya
Kelebihan atau kekurangan produksi dapat dicegah dengan perencanaan produksi yang
lebih akurat. Perbaikan ini mensyaratkan adanya peramalan penjualan, data tentang
persediaan, dan informasi dari siklus pendapatan dan siklus pengeluaran yang akurat dan
terkini. Selain itu, informasi tentang kinerja produksi, khususnya yang berhubungan dengan
total waktu yang dibutuhkan untuk membuat setiap jenis barang, harus diperoleh secara
reguler. Semua sumber data ini harus digunakan secara periodik untuk mengkaji dan
menyesuaikan skedul induk produksi.
Otorisasi dan persetujuan order produksi yang tepat juga merupakan prosedur
pengendalian yang dapat diterapkan untuk mencegah kelebihan produksi. Salah satu caranya
adalah membatasi akses ke program penjaduaian produksi dengan menggunakan penjadualan
dan matriks pengendali akses (access control matrix). Selain itu, perlu juga penjaminan
terhadap kebenaran order produksi yang dikeluarkan. Dalam kasus ini dapat digunakan
prosedur yang disebut verifikasi c/osed-oop, yaitu
1. Perencana produksi memasukkan ke dalam komputer data nomor produk dan sistem akan
menyajikan nama produk, kuantitas order, dan data lain yang relevan.
2. Meminta unit pemakai untuk melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa order produksi
yang dikeluarkan telah benar
3. Jika digunakan blangko order produksi, maka akses terhadap blangko tersebut harus dibatasi
4. Blangko tersebut harus bernomor urut tercetak dan secara periodik dihitung untuk menjamin
bahwa semua aktivitas produksi telah diotorisasi.
Ancaman 2: Pencurian atau Perusakan Persediaan Barang. Pencurian barang dan aktiva tetap
merupakan ancaman utama bagi perusahaan manufaktur. Selain itu, pencuran persediaan,
menyebabkan produksi terlalu rendah f(underproduction).
Untuk mengurangi risiko kehilangan barang, akses fisik ke persediaan harus dibatasi dan
perpindahan barang internal harus didokumentasikan. Dengan demikian, permintaan bahan
baku harus digunakan untuk mengotorisasi pengeluaran bahan baku untuk produksi. Kedua
pihak yang teribat dalam aktivitas pengeluaran bahan baku tersebut harus menandatangani
dokumen permintaan bahan baku guna memberitahu pengeluaran bahan baku ke produksi.
Permintaan tambahan bahan baku harus didokumentasikan dan diotorisasi oleh karyawan
pengawas. Selam itu juga digunakan move ticket untuk mendokumentasikan perpindahan
barang yang diproses dari satu departemen produksi ke departemen produksi lainnya.
Pengembalian sisa bahan baku yang tidak dipakai dalam produksi juga didokumentasikan.
Pemisahan tugas juga penting untuk melindungi persediaan, Penjagaan fisik terhadap
persediaan bahan baku dan produk jadi merupakan tanggung jawab manajer departemen
penyimpanan barang, sedangkan departemen produksi hanya bertanggung jawab terhadap
barang dalam proses. Fungsi otorisasi yang diterapkan saat pembuatan order produksi,
permintaan bahan baku, dan move ticket, adalah tanggung jawah perencana produksi. Mesin
pembaca kode bar dan terminal on-line digunakan untuk mencata: permindahan barang,
sehingga akurasi catatan persediaan perpetual terpelihara. Untuk menjamin bahwa hanya
karyawan yang berhak saja yang memiliki akses ke catatan tersebut.
Prosedur pengendalian yang sama dapat pula diterapkan pada aktiva tetap. Seluruh
aktiva tetap harus diidentifikasi dan dicatat. Para manajer dibebani dengan tanggung jawab
terhadap seluruh aktiva tetap yang berada dibawah kendali manajer tersebut. Pembatasan
akses fisik ke aktiva tetap harus dibatasi. Demikian pula disposisi aktiva tetap harus diotorisasi
secara tepat dan didokumentasikan. Secara periodik harus pula dibuat laporan yang berisi
transaksi aktiva tetap, dan laporan ini dikirim ke Manajer Keuangan, yang akan menetapkan
bahwa setiap transaksi telah diotorisasi dan dilaksanakan secara tepat. Persediaan barang
memiliki risiko hitang karena kebakaran atau bencana lainnya. Oleh karena itu, persediaan
harus pula diasuransikan yuna mengurangi jumlah kerugian yang mungkin timbul.
Ancaman 3: Kesalahan Pencatatan dan Pembukuan. Pencatatan dan pemrosesan data aktivitas
produksi yang tidak akurat dapat menurunkan efektivitas penjadualan produksi dan
memperlemah kemampuan manajemen dalam memantau dan mengendalikan kegiatan Operasi
atau produksi. Sebagai contoh, tidak akuratnya data biaya dapat berakibat ketidak tepatan
keputusan tentang jenis produk apa yang harus dibuat.
Prosedur pengendalian terbaik untuk menjamin bahwa entri data akurat adalah
mengotomasikan pengumpulan data dengan menggunakan mesin pembaca kode bar, mesin
pembaca badge, dan sejenisnya. Alternatif lain adalah digunakannya terminal online untuk
memasukkan data. Selain ilu dapat juga digunakan password dan identifikasi pemakai untuk
membatasi akses hanya untuk karyawan yang sah saja. Untuk membalasi akses ke data tertentu,
dapat digunakan matrik kendali akses. Untuk menjamin bahwa data bahan baku yang terpakai,
kegiatan yang dilaksanakan, dan nomor karyawan dimasukkan secara benar dapat digunakan
check digit dan closed-loop venfication. Pengecekan validitas, yaitu pembandingan antara
nomor kode suku cadang dengan daftar suku cadang yang ada dalam file daftar kebutuhan
bahan (bill of material) juga memberikan jaminan akurasi data. Verifikasi akurasi database, dan
perhitungan fisik barang juga harus dibuat dan dibandingkan dengan kuantitas yang tercatat.
Inspeksi dan perhitungan periodik juga perlu diterapkan terhadap aktiva tetap, dan
hasil perhitungannya dibandingkan dengan catatan aktiva tetap. Pelaporan aktiva tetap yang
terlalu besar menaikkan biaya, yaitu menaikkan biaya depresiasi dan menaikkan pajak property
(PBB). Pelaporan aktiva tetap yang terlalu rendah juga menimbulkan persoalan. Sebagai contoh,
perhitungan yang tidak akurat terhadap jumlah personil yang menggunakan komputer dapat
menyebabkan perusahaan menghadapi risiko penyimpangan persyaratan lisensi pemakaian
software.
Ancaman 4: Kehilangan Data. Kehilangan data produksi menghambat pemantauan persediaan
barang dan aktiva tetap, dan mempersulit penjaminan bahwa aktivitas manufaktur
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, catatan persediaan barang dan produk
dalam proses harus dilindungi dari kemungkinan hilang atau rusak, baik secara sengaja atau
tidak disengaja. Untuk itu seluruh file data harus di-backup secara reguler Data-data penting
yang telah dibackup sebagian disimpan di lokasi di luar perusahaan. Seluruh disket dan alat
penyimpan data juga harus dilengkapi dengan label internal dan label eksternal untuk
mengurangi kemungkinan penghapusan file penting secara tidak disengaja.
Pengendalian akses juga perlu dilakukan. Kehilangan data rahasia tentang proses
produksi dapat menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Akses yang tidak sah juga
meningkatkan risiko rusaknya data penting. Penggunaan password berlapis dapat digunakan
untuk membatasi akses ke data sensitif. Pengendakar akses juga perlu diterapkan pada
terminal-terminal entri data.
Ancaman 5: Inefisiensi dan Persoalan Biaya Kualitas. Inefisiensi kegiatan produksi dapat
menyebabkan kenaikan biaya. Persoalan biaya kualitas juga menaikkan biaya dan bahkan
mengurangi peluang penjualan di masa mendatang. Dengan demikian. aktivitas produksi harus
dipantau secara ketat dan dilakukan tindakan segera jika terjadi penyimpangan terhadap
standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu cara untuk melakukan pengawasan
kualitas adalah dengan melibatkan pelanggan. Misalnya pelanggan yang memperoleh produk
yang tidak sempuma (catat) diminta mengembalikan untuk ditukar dengan produk sempurna
ditambah bonus. Sistem informasi akuntansi dapat membantu mengendalikan efisiensi dan
kualitas dengan cara menyusun laporan kinerja. Dalam laporan kinerja, selain berisi
perbandingan antara anggaran dan realisasi, juga disajikan hasil pengukuran throughput (( total
unit diprodukswaktu pemrosasan) x (waktu pemrosesan/ total waktu) x (produk sempuma/
total unit)) dan pengendalian kualitas.
Meskipun karyawan merupakan aktiva penting perusahaan, namun sayangnya SIA selama ini
belum digunakan untuk mengukur atau melaporkan status karyawan. Salah satu sebabnya adalah
aktiva yang dilaporkan dalam laporan keuangan menggambarkan sumberdaya organisasi yang belum
dipakai. Sumberdaya manusia dianggap bukan milik perusahaan. Oleh akrena itu, nilai sumberdaya
manusia biasanya hanya dicatat jika sumberdaya tersebut dipakai, yaitu berupa biaya gaji dan upah,
atau dalam perusahaan manufaktur disebut biaya tenaga kerja langsung, yang merupakan bagian
dari harga pokok persediaan. Kondisi semacam ini sekarang dalam proses perubahan. Beberapa
perusahaan telah membentuk sebuah posisi jabatan yang disebut dengan Manajer Aset Intelektual.
Tanggung jawab manajer ini antara lain pengukuran dan pengembangan SDM organisasi. Selain itu,
beberapa bank besar di beberapa negara maju juga sudah meminta dan menggunakan informasi
tentang SDM nasabah untuk membuat keputusan kredit. Bank menginginkan data tersebut karena
bank berkeyakinan bahwa aktiva "lunak" sering memiliki risiko kredit yang lebih baik dibandingkan
dengan aktiva "keras seperti gedung kantor dan tanah. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam
bidang teknologi informasi, biasanya juga memiliki aktiva keras yang sedikit, namun nilai pasar
perusahaan tersebut lebih menggambarkan kualitas ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki
karyawannya, seperti Microsoft Corporation.
Gambar 11.9
Diagram Arus Data Penggajian
Dengan melihat fakta-fakta di atas, maka seharusnya perusahaan melakukan pengelolaan dan
pengembangan sumberdaya intelektual yang dimiliki secara efektif. Untuk itu, SIA harus dirancang
untuk tidak hanya melaksanakan tugas berupa mencatat data jam kerja dan kehadiran serta
membuat cek gaji karyawan. Sistem penggajian harus diintegrasikan dengan sistem manajemen SDM
sehingga manajemen memiliki akses yang mudah tidak hanya ke data yang berhubungan dengan
biaya tenaga kerja, namun juga informasi tentang ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh
para karyawannya.
Aktivitas dalam sistem penggajian akan diuraikan melalui dua model, yaitu sistem penggajian yang
diselenggarakan secara manual, dan sistem penggajian yang dilaksanakan dengan menggunakan
komputer. Untuk setiap sistem, uraian akan diberikan dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk bagan
alir (flowchart) dan dalam bentuk narasi.
Departemen Personalia
1. Berdasarkan lamaran yang masuk, bagian ini menyaring dan mengangkat karyawan. Hasil
dari proses ini adalah surat pengangkatan karyawan baru, yang akan didistribusikan sebagai
berikut:
Lembar ke 1 diserahkan ke karyawan yang bersangkutan
Lembar ke 2 diserahkan ke bagian gaji
Lembar ke 3 diserahkan ke penyelia atasan langsungnya
Lembar ke 4 diarsipkan urut abjad bersama-sama dengan surat lamaran dan referensi
diarsipkan urut abjad
Supervisor/Penyelia
Karyawan Baru
1. Setelah menerima surat pengangkatan, karyawan baru akan memperoleh skedul kerja dari
atasan langsungnya. Jumlah jam kerja dan jam hadir karyawan akan direkan dalam kartu jam
kerja dan tiket kerja yang akan diserahkan ke atasan langsungnya.
Bagian Gaji
1. Bagian gaji menerir..a tembusan surat pengangkatan pegawai baru, selanjutnya digunakan
sebagai dasar untuk membuat catatan gaji kumulatif, yang sementara akan diarsipkan urut
abjad.
2. Bagian ini juga menerima kartu jam kerja dari atasan langsung karyawan. Atas dasar
dokumen ini, bagian gaji akan membuat daftar gaji sebanyak 2 lembar dan menyerahkannya
ke bagian utang.
3. Selanjutnya bagian ini akan melakukan hal-hal sebagai beriku:
Mengarsipkan kartu jam kerja urut abjad
Memperbarui (update) catatan gaji kumulatif dan
Mengarsipkan catatan gaji kumulatif urut abjad
Bagian Utang
1. Menerima daftar gaji dari Bagian gaji. Selanjutnya bagian ini membuat voucher,
menandatangani voucher tersebut, dan menyerahkan kepada Bagian Keuangan bersama-
sama dengan daftar gaji.
Bagian Keuangan
1. Atas dasar daftar gaji yang diterima, bagian ini membuat cek transfer gaji untuk mengisi
rekening gaji di bank dan bukti setor bank, dan menyetorkannya ke bank.
2. Membuat dan menandatangani cek gaji serta membayarkannya kepada karyawan.
Bagian Akuntansi
1. Setelah menerima tembusan bukti setor bank dari bank, bagian akuntansi kemudian
mencocokkan tembusan bukti setor tersebut dengan daftar gaji dan mengarsipkannya urut
tanggal.
2. Kegiatan terakhir, bagian akuntani akan membuat jurnal pembayaran gaji dan memposting
ke rekening buku besar.
Aktivitas Pengendalian Sistem Penggajian Manual
Agar dapat menghasilkan informasi yang berkualitas baik, selain prosedur baku yang dimiliki dan
ditetapkan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya, perusahaan perlu melaksanakan aktivitas
pengendalian, yaitu otorisasi transaksi, pengamanan terhadap aktiva dan catatan, pemisahan fungsi
atau tugas, dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai. Tabel 11.6. berikut ini
menguraikan prosedur pengendalian intern pada sistem penggajian yang dilaksanakan secara
manual.
Bagian Gaji
1. Bagian gaji menerima kartu jam kerja dan tiket jam kerja dari berbagai departemen. Atas
dasar dokumen ini, bagian gaji akan membandingkan kedua dokumen, memasukkan data
gaji ke komputer, dan mengarsipkan kedua dokumen tersebut urut waktu.
Gambar 11.11
Prosedur Penggajian Manual
Tabel 11.6 Pengendalian Intern Sistem Penggajian Manual
Aktivitas Gaji
Otorisasi Transaksi Penyelia mengotorisasi, bagian keuangan menyetujui