Anda di halaman 1dari 41

Lia Amelia Risma Yutiara

Mesih Maharani Rizka Melia


M. Zakaria Tamara

SIKLUS KONVERSI
SIKLUS KONVERSI
Siklus konversi merupakan siklus yang memproses bahan
baku atau supplies menjadi produk jadi (barang atau jasa) yang
siap untuk dijual. Dalam siklus konversi, sistem akuntansi
mencatat suatu kejadian ekonomi (transaksi) yaitu konsumsi
bahan baku, tenaga kerja dan overhead unyuk menghasilkan
produk atau jasa yang dapat dijual.

 Perusahaan Jasa = Sistem Penggajian dan Sistem Akuntansi


Biaya.
 Perusahaan Dagang = Sistem Penggajian dan Sistem Persediaan.
 Perusahaan Manufaktur = Sistem Penggajian, Sistem Akuntansi
Biaya dan Sistem Persediaan.
Tabel 2.1
Sistem Aplikasi dalam Siklus Konversi

Jenis
Sistem Tujuan
Perusahaan
Jasa
Menghitung gaji karyawan, mencetak
Penggajian Dagang
cek, memelihara catatan gaji kumulatif
Manufaktur
Memelihara catatan persediaan dan Dagang
memberitahu manajer bila jumlah
Persediaan
persediaan tertentu memerlukan Manufaktur
penggantian/penambahan
Menentukan harga pokok produk atau Jasa
Produksi /
jasa, dan mencatat harga tersebut
Akuntansi Biaya Manufaktur
dalam catatan akuntansi
Tabel 2.2
Jenis Transaksi dan Dokumen yang Berhubungan

Jenis Transaksi Dokumen yang Terkait


Order Pembelian
Pembelian Barang Laporan Penerimaan Barang
Voucher
Order Penjualan
Penjualan Barang Nota Pengiriman
Faktur Penjualan
Transfer bahan baku, tenaga kerja, dan Permintaan Bahan Baku
overhead ke dalam produksi Tiket Kerja
Transfer barang dalam proses ke produk
jadi Perintah Produksi
Kartu Jam Kerja
Penggajian
Otoritas Gaji
SISTEM PERSEDIAAN
Sistem persediaan merupakan sebuah sistem yang
memelihara catatan persediaan dan memberitahu manajer
apabila jenis barang tertentu memerlukan penambahan.
Dalam perusahaan manufaktur, sistem persediaan
mengendalikan tingkat (jumlah) bahan baku dan jumlah
produk jadi. Perusahaan dagang menggunakan sistem
persediaan untuk menjamin bahwa barang tersedia untuk
dijual kembali.
Pembelian Barang
Siklus pengeluaran memproses transaksi pembelian barang. Namun, jurnal
yang dibuat untuk mencatat transaksi ini tergantung pada metode yang
digunakan untuk akuntansi persediaan, yaitu metode fisik dan metode
perpetual.
 Metode Fisik
Disebut metode fisik karena perhitungan jumlah dan nilai
persediaan hanya akan diketahui pada akhir periode saja untuk penyiapan
pembuatan laporan keuangan. Setiap terjadi transaksi pembelian barang
maupun penjualan barang akun persediaan tidak pernah dimutasi atau
tidak pernah didebit jika adapembelian atau dikredit jika ada penjualan.

Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian metode fisik adalah


 Pembelian ………………………………………. xxxx
 Utang Dagang ………………………………….……. xxxx
 Metode Perpetual
Disebut sistem perpetual karena pencatatan akuntansinya
dilakukan secara kontinyu (perpetual) baik untuk pencatatan jumlahnya
maupun biayanya atau harga pokoknya. Dengan demikian jumlah maupun
biaya persediaan dapat diketahui setiap saat. Sistem ini seringkali
diterapkan oleh perusahaan yang menjual barang dagangan dengan harga
per unit relatif mahal dan setiap unit barang dimungkinkan memiliki variasi
spesifikasi sesuai dengan keinginan konsumen. Contoh perusahaan yang
menerapkan misalnya perusahaan mobil, perusahaan pesawat terbang,
mebel, dan peralatan rumah tangga.

Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian metode perpetual adalah:


 Persediaan Barang Dagang…………………. xxxx
 Utang Dagang ……………..…………………. xxxx
Penjualan Barang
Jika perusahaan menggunakan metode periodik, maka perusahaan
tidak perlu membuat jurnal ketika terjadi transaksi penjualan.
HPP dihitung dengan menambahkan nilai pembelian ke harga
pokok persediaan awal. Hasil penjumlahan ini disebut harga
pokok barang yang tersedia untuk dijual, lalu dikurangkan dengan
harga pokok persediaan akhir untuk memperoleh angka final yang
disebut harga pokok penjualan.

Dalam metode perpetual perusahaan akan membuat jurnal


sebagai berikut:
 Harga Pokok Penjualan …………………..…… xxxx
 Persediaan Barang Dagang ……………………. xxxx
Laporan yang Dihasilkan
 Laporan Status Persediaan (Inventory Status Report)
Laporan ini berisi daftar seluruh jenis persediaan, kualitas, dan harga
perolehan. Laporan ini memberikan penjelasan tentang persediaan yang
dilaporkan dalam neraca.
 Laporan per jenis Persediaan (Query Inventory Item)
Dalam sistem on-line real-time karyawan perusahaan mengetahui kuantitas
per jenis persediaan yang tersediaan saat laporan ini dihasilkan.
 Laporan Pemesanan Kembali (Reorder Report)
Laporan ini mengidentifikasi jenis persediaan yang memerlukan
penambahan.
 Laporan Hasil Perhitungan Fisik (Physical Inventory Report)
Laporan ini berisi hasil perhitungan fisik persediaan yang dilakukan secara
periodik. Dengan laporan ini maka penghitungan harga pokok penjualan
dapat dilakukan. Laporan ini terutama dihasilkan atau dibuat jika
perusahaan menggunakan metode periodik.
Catatan Akuntansi
 Dalam sistem manual, perusahaan yang menggunakan metode
perpetual membutuhkan sebuah rekening pembantu
persediaan untuk mencatat perubahan yang terjadi pada setiap
jenis barang. Rekening pembantu yang sering disebut dengan
kartu persediaan. Dalam kartu tersebut selain dicatat
bertambah dan berkurangnya kuantitas persediaan, dan saldo
yang baru.
 Dalam sistem berbasis komputer, apabila perusahaan masih
menggunakan pendekatan file, maka tata cara pencatatanya
sama dengan sistem manual. Catatan akuntansi yang
diselenggarakan terdiri atas file induk (master
file) dan file transaksi (transaction file).
Prosedur Pemrosesan Transaksi Persediaan
Jika sistem persediaan diselenggarakan secara manual, maka sistem ini
sudah menjadi satu (tergabung) dalam siklus pendapatan dan siklus
pengeluaran. Jika sistem persediaan diselenggarakan dengan menggunakan
komputer, maka prosedurnya bisa dilihat di gambar dibawah ini:
Pengendalian Aplikasi
 Input
Prosedur pengendalian diuraikan sebagai berikut:
 Uji kelengkapan.Verifikasi eksistensi nomor dan kuantitas pada laporan
penerimaan barang.
 Uji validitas.Verifikasi untuk memastikan bahwa nomor barang pada sebuah
transaksi ada dalam file induk persediaan
 Pemrosesan
Prosedur pengendalian diuraikan sebagai berikut:
 Penghitungan data. Program melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa
debit pada rekening persediaan = angka pada laporan penerimaan barang, juga
memasikan bahwa angka kredit = angka pada bukti penerimaan bahan baku.
 Output
Prosedur pengendalian diuraikan sebagai berikut:
 Petugas melakukan verifikasi dari laporan kontrol untuk memastikan bahwa
seluruh transaksi telah diproses.
SISTEM PRODUKSI
Sistem produksi mencakup serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan
pengolahan data yang berkaitan dengan proses pembuatan produk.Siklus ini
juga berkaitan erat dengan sub-sistem yang lain.
Gambar 2.2
Hubungan Sistem Produksi dengan Sistem Lainnya
Aktivitas dalam Sistem Produksi
Perancangan Produk
Perancangan produk merupakan tahap awal dari sistem
produksi.dengan tujuan untuk merancang sebuah produk yang
memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas,lama
pengerjaan, dan biaya produksi yang rendah.

 Dokumen yang dihasilkan dari aktivitas perancangan produk


ialah:
 Daftar kebutuhan bahan (bill of material), yang berisi rincian
bahan baku, spesifikasi, kode, nama dan kuantitas setiap jenis
bahan baku yang akan digunakan dalam produksi.
 Daftar kegiatan (operation list), yang menetapkan tenaga kerja
dan persyaratan mesin yang akan digunakan untuk membuat
produk.
Perencanaan dan Penjadualan Produksi
Tahap kedua dari sistem produksi adalah membuat perencanaan dan
penjadualan produksi.tahap ini bertujuan untuk produksi dilakukan seefisien
mungkin untuk memenuhi pesanan yang ada, dan kemungkinan permintaan
jangka pendek,tanpa menghasilkan jumlah produk yang berlebih.
Dua metode umum yang dipakai untuk membuat rencana produksi,yakni:
 Perencanaan sumberdaya manufaktur (Manufacturing resource
planning/MRP-II), merupakan metoda yang mencari keseimbangan antara
kapasitas produksi yang saat ini dimikiki perusahaan dan kebutuhan bahan
baku untuk memenuhi permintaan pembelian yang diramalkan akan
terjadi.
 Sistem manufaktur just-in-time (JIT). Tujuan sistem ini untuk
meminimumkan atau menghilangkan persediaan bahan baku,barang dalam
proses,dan barang jadi. Penggunaan JIT sering disebut full manufacturing
system,karena barang hanya diproduksi untuk merespon permintaan
konsumen.
Dokumen yang digunakan dalam aktivitas ini sebagai berikut:
 Jadual Produksi (Master Production Schedule). Dokumen ini menetapkan
jumlah unit produksi yang harus dibuat dalam satu putaran produksi, dan
waktu pelaksanaan aktivitas produksi. Informasi tentang order pelanggan,
ramalan penjualan,dan jumlah persediaan digunakan untuk menentukan
jumlah unit yang diproduksi.
 Order produksi (Production Order). Dokumen ini merupakan perintah
untuk membuat sejumlah produk sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
Dokumen ini juga berisi daftar kegiatan yang perlu diperlukan, kuantitas
yang diproduksi, dan lokasi pengiriman produk apabila produk tersebut
telah selesai dibuat.
 Bukti Permintaan Bahan Baku (Material Requisition). Dokumen ini digunakan
untuk meminta bahan baku ke gedung ketika aktivitas produksi dimulai.
Dokumen ini berisi informasi berupa nomor order, tanggal dikeluarkan,
kode bahan baku dan kuantitas bahan baku.
Proses Produksi
Tahap ketiga dalam sistem produksi adalah proses
pembuatan produk. Aktivitas yang terkait dalam proses produksi ini
bervariasi, tergantung pada tingkat kompleksitas produk yang
dihasilkan dan teknologi pemrosesan yang digunakan. Penggunaan
berbagai macam teknologi informasi (TI) dalam proses produksi
dikendalikan oleh komputer disebut dengan computer integrated
manufacturing (CIM) dapat mengurangi biaya produksi dalam jumlah
banyak.
Apapun cara produksi yang digunakan, pada akhirnya,
perusahaan tetap harus dapat mengumpulkan informasi penting yang
berhubungan dengan produksi yaitu: konsumsi bahan baku, tenaga
kerja dan biaya overhead, sehingga sistem informasi akuntansi dapat
mengolah data tersebut, memprosesnya dan membuat berbagai
macam laporan yang diperlukan.
SISTEM AKUNTANSI BIAYA
Tahap akhir dalam sIstem produksi adalah sistem akuntansi
biaya. Tujuan diselenggarakannya sistem akuntansi biaya
adalah :
 Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian
dan penelitian kinerja kegiatan produksi.
 Menghasilkan informasi biaya yang akurat agar data
digunakan sebagai dasar penentuan harga (pricing) dan
keputusan tentang komposisi produksi (product mix).
 Menghasilkan informasi yang dpaat diunakan untuk
menghitung nilai persediaan dan harga pokok penjualan.
Laporan yang Dihasilkan
 Laporan Kontrol (Control Report). Laporan ini memberikan bukti
bahwa transaksi tidak hilang selama proses. Sistem akuntansi biaya
biasanya mengunakan laporan ini untuk mengikhtisarkan seluruh
pesanan, atau kelompok produk yang ditambahkan atau dikeluarkan
dari rekening persediaan produk dalam proses. Laporan ini juga
digunakan untuk meringkas bahan baku dan tenaga kerja yang
ditambahkan ke dalam proses.
 Laporan harga pokok produksi (production cost report). System
akuntansi biaya menghasilkan beberapa laporan biaya produksi yang
berbeda. Ada jenis laporan yang menyediakan harga pokok total dan
per unit produk per pusat produksi. Ada juga laporan yang
menghasilkan laporan per jenis produk. Untuk perusahaan yang
menggunakan sistem biaya standar, laporan ini menyajikan informasi
anggaran biaya dan realisasinya.
Catatan Akuntansi
Jika perusahaan mengolah data secara manual
(noncomputerized record):
 Perusahaan jasa dan manufaktur mengunakan ssebuah kartu
harga pokok produksi (production cost ledger), yang berfungsi
sebagai kartu pembantu untuk rekening Persediaan Pokok
Dalam Proses.
 Jika perusahaan mengunakaan harga pokok pesanan, catatan ini
dibuat satu halaman untuk satu pesanaan.
 Jika perusahaan menguunakan sistem harga pokok proses,
catatan ini dibuat dalam satu halaman untuk setiap pusat biaya.
Untuk mencatat informasi dalam catatan ini, digunakan arsip
order produksi.
Jika perusahaan mengolah data biaya dengan
menggunakan komputer:
 Catatan akuntansi dalam catatan ini sama dengan catatan
akuntansi yang diselenggarakan secara manual, yang terdiri atas
file induk (master file) dan file transaksi (transaction file). File
induk ekuivalen dengan rekening buku besar dan file transaksi
ekuivalen dengan jurnal pada sistem manual.
 Dalam sistem database, data biaya akan ditampung dalam
subskema secara independen. File-file yang diselengggarakan:
 File pusat biaya (cost center file)
 File harga pokok pesanan (job cost file)
Prosedur Akuntansi Biaya (Manual)
Prosedur Akuntansi Biaya (Komputer)
Aktivitas Pengendalian Sistem Akuntansi
Biaya
Agar dapat menghasilkan informasi yang berkualitas baik,
selain prosedur baku yang dimiliki dan ditetapkan telah
dilaksanakan sebagaimana mestinya, perusahaan perlu
mengadopsi berbagai macam prosedur pengendalian. Dalam
sistem akuntansi biaya yang diselenggarakan secara manual,
aktivitas pengendalian mencangkup 4 aspek, yaitu otorisasi
transaksi, pengaman terhadap aktiva dan catatan, pemisahan
fungsi atau pemisahan tugas, serta dokumen dan catatan
yang memadai.
Tujuan, Ancaman dan Prosedur Pengendalian dalam
Sistem Akuntansi Biaya
Fungsi kedua dari SIA yang dirancang dengan baik adalah untuk
memberikan pengawasan dan pengendalian yang memadai untuk
menjamin bahwa tujuan berikut ini tercapai :

 Semua telah diotorisasi secara tepat.


 Semua transaksi uang dicatat adalah valid (benar-benar terjadi)
 Semua transaksi yang vlid dan diotorisasi telah dicatat.
 Semua transaksibtelah dicatat secara akurat.
 Semua aktiva (kas, persediaan, data )dilindungi dari
kemungkinan hilang tau dicuri.
 Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisisen dan efektif.
 Ancaman 1 :Transaksi Tidak Diotorisasi
Kegiatan produksi yang tidak diotorisasi akan berakibat pada pasokan barang
yang terlalu berlebih untuk kebutuhan jangka pendek, dan oleh karena itu
menciptakan persoalan potensi baru kas karena sumberdaya perusahaan terikat
dalam persediaan. Produksi yang terlalu banyak dan biaya yang berhubungan
dengan penyimpanan dan penanganan persediaan naik, persoalan ini dapat
memiliki pengaruh negatif terhadap keuangan perusahaan. Kelebihan atau
kekurangan produksi dapat dicegah dengan perancangan produksi yang lebih
akurat.
Dalam kasus ini dapat digunakan prosedur yang disebut verifikasi closed-loop,
yaitu:
 Perencanaan produksi memasukan kedalam komoputer data nomer produk
dan sistem akan menyajikan nama produk, kuantitas order, dan data lain yang
relevan.
 Meminta unit pemakai untuk melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa
order produksi yang telah dikeluarkan benar.
 Jika digunakan blangko order produksi, maka akses terhadap blangko tersebut
harus dibatasi.
 Blangko tersebut harus bernomor urut tercetak dan secara periodik dihitung
untuk menjamin bahwa semua aktivitas semua produksi telah diotorisasi.
 Ancaman 2 : Pencurian atau Perusakan Persediaan Barang dan
Aktiva Tetap
Pencurian barang dan aktiva tetap merupakan ancaman utama bagi
perusahaan manufaktur. Selain itu, pencurian aktiva tetap dapat juga
menyebabkan pelaporan aktiva tetap yang terlalu tinggi, sehunggan
menyebabkan analisis kinerja keuangan tidak akurat, dan dalam hal
persediaan barang, menyebabkan produksi terlalu rendah (underproduction).
Untuk mengurangi risiko kehilangan barang, akses fisik ke
persediaan baramg harus dibatasi dan perpindahan barang internal harus
didokumentasikan. Selain itu juga digunakan move ticket untuk
mendokumentasikan perpindahan barang yang diproses dari satu
departemen produksi ke produksi lainnya. Pemisahaan tugas juga penting
untuk melindungi persediaan. Prosedur pengendalian yang sama dapat juga
diterapkan dalam aktiva tetap. Persediaan barang dan aktiva tetap memiliki
risiko hilang karena kebakaran atau bencana lainnya. Oleh karena itu, kedua
macam aktiva tersebut harus diasuransikan guna mengurangi jumlah
kerugian yang mungkin timbul.
 Ancaman 3 : Kesalahan Pencatatan dan Pembukuan
Pencatatan dan pemprosesan data aktivitas produksi yang
tidak akurat dapat menurunkan efektivitas penjadualan produksi
dan memperlemah kemampuan manajemen dalam memantau dan
mengendalikan kegiatan operasi atau produksi. Prosedur
pengendalian terbaik untuk menjamin bahwa entri data akurat
adalah mengotomasikan pengumpulan data dengan menggunakan
mesin pembaca kode bar, mesin pembaca bedge, dan sejenisnya.
Alternatif lain adalah digunakannya terminal on-line untuk
memasukan data. Selain itu juga digunakan password dan
identifikasi pemakai untuk membatasi akses hanya untuk
karyawan yang sah saja.
 Ancaman 4 : Kehilangan Data
Kehilangan data produksi menghambat pemantauan
persediaan barang dan aktiva tetap, dan mepersulit penjaminan
bahwa aktivitas manufaktur dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Oleh karena itu, catatan persediaan produk dalam proses
harus dilindungi dari kemungkinan hilang atau rusak, baik secara
sengaja atau tidak sengaja. Untuk itu seluruh file data harus di -
back up secara reguler dan disimpan diluar perusahaan.
Pengendalian akses juga perlu dilakukan, kehilangan data
rahasia tentang proses produksi dapat menimbulkan kerugian
besar bagi perusahaan. Penggunaan password berlapis dapat
digunakan unruk membatasi akses ke data sensitif.
 Ancaman 5 : Inefisiensi dan Persoalan Biaya Kualitas.
Inefisiensi kegiatan produksi dapat menyebabkan
kenaikan biaya. Persoalan biaya kualitas juga menaikan biaya
dan bahkan mengurangi peluang penjualan dimasa mendatang.
Dengan demikian, aktivitas produksi harus dipantau secara
ketat dan dilakukan tindakan segera jika terjadi penyimpangan
terhadap standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu
cara melakukan pengawasan kualitas adalah dengan melibatkan
pelanggan. Misalnya pelanggan yang memperoleh produk yang
tidak sempurna ( cacat ) diminta mengembalikan untuk ditukar
dengan produk sempurna ditambah bonus.
SISTEM MANAJEMEN SUMBERDAYA
MANUSIA (PENGGAJIAN)
Sistem manajemen sumberdaya manusia atau sistem
penggajian adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan
pengolahan data yang terkait yang berhubungan dengan
pengelolaan karyawan perusahaan secara efektif. Kegiatan
penting yang tercakup dalam sistem manajemen sumberdaya
manusia adalah:
 Seleksi calon karyawan dang pengangkatan karyawan baru;
 Pelatihan (training) karyawan baru;
 Penempatan (placement) atau penugasan karyawan baru;
 Penggajian atau penentuan gaji, upah, dan insentif lainnya;
 Evaluasi kinerja karyawan;
 Pemberhentian karyawan.
Diagram Hubungan Antara Sistem Penggajian dan
Sistem Lainnya
Prosedur Penggajian Manual
Prosedur Penggajian (Komputer)
Pengendalian Intern Sistem Penggajian Manual

Aktivitas Gaji
Otorisasi Transaksi Penyelia mengotorisasi, bagian keuangan menyetujui
Cek gaji
Dibuat atas daftar gaji yang disusun secara benar
Bernomor urut cetak
Hanya ditandatangani jika dibuat dengan benar
Pengamanan Terhadap Aktiva dan
Digunakan sistem imprest rekening bank khusus gaji
Catatan
Didistribusikan oleh karyawan yang tidak terlibat dalam
proses gaji
Diselenggarakan catatan cek yang masih beredar
Diselenggarakan catatan cek yang tidak dapat dicairkan
Pencatat waktu kerja dan bagian gaji
Pemisahan Tugas Bagian gaji dan pengeluaran kas
Bagian gaji dan departemen SDM
Daftar karyawan dan tarif gaji yang terkini diperoleh dari
Dokumen dan Catatan yang departemen SDM
Memadai Kartu jam kerja dikaji ulang
Tujuan, Ancaman dan Prosedur
Pengendalian dalam Sistem Penggajian
 Karyawan yang Tidak Mumpuni dan Tidak Jujur.
 Akibat: Kenaikan biaya, produktivitas rendah, pencurian
 Prosedur Pengawasan: standar pengangkatan karyawan –
verifikasi skill pelamar, referensi dan riwayat pekerjaan.
 Pelanggaran terhadap Peraturan Ketenagakerjaan.
 Akibat: denda, sanksi moral.
 Prosedur Pengawasan: dokumentasi prosedur pengangkatan
karyawan
 Pengubahan File Induk Gaji secara Tidak Sah.
 Akibat: kenaikan biaya, laporan dan catatan yang tidak akurat,
kehilangan aktiva (kas)
 Prosedur Pengawasan: pemisahan tugas, pengawasan akses.
 Data Jam Kerja Tidak Akurat.
 Akibat: laporan internal dan biaya tidak akurat, karyawan
banyak yang menganggur atau kelebihan beban.
 Prosedur Pengawasan: otomasi pengumpulan data,
pengawasan aplikasi, rekonlisiasi kartu jam kerja dan tiket
waktu kerja.
 Pemrosesan gaji yang tidak akurat.
 Akibat: catatan tidak akurat dan pembuatan keputusan buruk,
penalti pelanggaran hukum pajak, sanksi moral.
 Prosedur Pengawasan: penjumlahan kelompok dan
pengawasan aplikasi lainnya, diselenggarakan rekening khusus
gaji.
 Pencurian atau kecurangan distribusi cek gaji.
 Akibat: kenaikan biaya, kehilangan aktiva (kas)
 Prosedur Pengawasan: deposit langsung, distribusi cek gaji
oleh pihak yang independen, investigasi seluruh cek yang
belum diuangkan, pembatasan akses ke blangko cek,
prenumbered cheque, rekening khusus gaji dengan sistem
imprest, rekonisiliasi independen rekening gaji.
 Kehilangan data atau penyajian data secara tidak sah.
 Akibat: kehilangan aktiva, penurunan moral
 Prosedur Pengawasan: pengawasan akses, prosedur back up.
KESIMPULAN
Siklus konversi mencakup aktivitas atau transaksi bisnis
yang berhubungan dengan pengubahan bahan baku dan suplais
menjadi barang jadi atau jasa yang siap untuk dijual kepada para
pelanggan. Siklus konversi dapat diterapkan dalam perusahaan
jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur.
Subsistem yang diselenggarakan untuk setiap jenis
perusahaan tidak sama. Perusahaan jasa hanya menyelenggarakan
subsistem penggajian dan akuntansi biaya. Perusahaan dagang
menyelenggarakan subsistem penggajian dan persediaan.
Perusahaan manufaktur menyelenggarakan subsistem persediaan,
akuntansi biaya dan penggajian. Siklus ini dapat diselenggarakan
secara manual atau dengan menggunakan komputer.
TQ

Anda mungkin juga menyukai