Anda di halaman 1dari 21

Makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Pasar Modal
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Bank dan Lembaga Keuangan


Lainnya”

Dosen Pengampu : Diah


Nurdiwaty,MSA.

Disusun oleh :

Anggota Kelompok 8 :

1. Nadyla Alfiena Candra (2112020115)


2. Evy Nulandari (2112020041)
3. Regina Okti K (2112020086)
4. Bagus Maulana Ardi (2112020076)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2023
i

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan berkah nikmat, rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya ke alam yang berilmu pengetahuan seperti
saat sekarang ini.

Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bimbingan Ibu Dosen Diah Nurdiwaty,MSA
dan dukungan dari teman-teman kelas 2A - Akuntansi. Untuk itu,kita ucapkan terimakasih
yang setinggi tingginya kepada :

1) Ibu Diah Nurdiwaty,MSA. selaku Dosen Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Universitas Nusantara PGRI Kediri sekaligus pembimbing makalah ini ; dan
2) Teman teman sekalian yang telah memberikan saran, pertimbangan, semangat dan
mendukung dalam menyelesaikan tugas makalah Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya tentang Pasar Modal.

Makalah ini memuat tentang Pasar Modal. Dengan adanya makalah ini kami berharap
kita semua dapat lebih mengetahui tentang materi Pasar Modal.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa makalah Bank dan Lemabaga Keuangan Lainnya
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis mengharap saran dan kritik
dari para pembaca yang sifatnya membangun untuk mendukung kesempurnaannya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada kita
semua.

Kediri, 22 Mei 2023


ii

Daftar isi

Halaman Judul …………………………………………………………….. i

Kata Pengantar ……………………………………………………………. ii

Daftar Isi ………………………………………………………………….. iii

Bab 1 Pendahuluan …………………………………………………….... 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………..…… 2

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………….…… 2

1.3 Tujuan ……………………………………………………………… 2

Bab 2 Pembahasan ………………………………………………………. 3

A. Sejarah Pasar Modal di Indonesia ……………………………………. 3


B. Pengertian Pasar Modal ………………………………………………. 7
C. Para pemain Pasar Modal ……………………………………………... 7
D. Lembaga yang terlibat di Pasar Modal ………………………………... 8
E. Fungsi Pasar Modal …………………………………………………… 11
F. Manfaat Pasar Modal ………………………………………………….. 11
G. Faktor – factor yang mempengaruhi keberhasilan Pasar Modal ………. 12
H. Risiko Investasi di Pasar Modal ……………………………………….. 13

Bab 3 Penutupan …………………………………………………………… 14

2.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 14

2.2 Kritik dan Saran …………………………………………………….. 14


iii

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara


dimana pasar modal dapat menunjang ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar
Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi, yaitu pertama, sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau
sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal
atau investor (Suad Husnan, 2004). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-
lain.

Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Melalui pasar
modal para investor dapat memilih obyek investasi yang beragam dengan tingkat
pengembalian dan tingkat risiko yang beragam pula dimana semakin tinggi tingkat
risiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembaliannya. Sedangkan bagi para
penerbit (issuers atau emiten) melalui pasar modal mereka dapat mengumpulkan dana
jangka panjang untuk menunjang kelangsungan usaha. Dalam melakukan pemilihan
investasi di pasar modal, nilai harga saham menjadi pertimbangan yang sangat
penting, oleh karena itu, para investor harus menggunakan pertimbangan yang tidak
terlepas dari faktor-faktor yang memengaruhi pasar saham itu sendiri.

Faktor-faktor tersebut adalah lingkungan mikro ekonomi yang berasal dari


dalam perusahaan penerbit seperti kinerja perusahaan, kondisi keuangan dan
kebijakan finansial yang diambil. Lingkungan makro ekonomi seperti perubahan kurs,
tingkat inflasi dan indeks saham di pasar luar negeri yang tidak dapat diabaikan
sebagai dampak globalisasi pasar modal yang keadaannya di luar kendali oleh
perusahaan emiten atau oleh bursa itu sendiri.Pasar modal merupakan indikator
kemajuan perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat menunjang ekonomi
negara yang bersangkutan.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama, sebagai sarana bagi pendanaan
usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat
pemodal atau investor (Suad Husnan, 2004). Dana yang diperoleh dari pasar modal
dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
1

Melalui pasar modal para investor dapat memilih obyek investasi yang
beragam dengan tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang beragam pula dimana
semakin tinggi tingkat risiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembaliannya.
Sedangkan bagi para penerbit (issuers atau emiten) melalui pasar modal mereka dapat
mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang kelangsungan usaha. Dalam
melakukan pemilihan investasi di pasar modal, nilai harga saham menjadi
pertimbangan yang sangat penting, oleh karena itu, para investor harus menggunakan
pertimbangan yang tidak terlepas dari faktor-faktor yang memengaruhi pasar saham
itu sendiri.

Faktor-faktor tersebut adalah lingkungan mikro ekonomi yang berasal dari


dalam perusahaan penerbit seperti kinerja perusahaan, kondisi keuangan dan
kebijakan finansial yang diambil. Lingkungan makro ekonomi seperti perubahan kurs,
tingkat inflasi dan indeks saham di pasar luar negeri yang tidak dapat diabaikan
sebagai dampak globalisasi pasar modal yang keadaannya di luar kendali oleh
perusahaan emiten atau oleh bursa itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana sejarah pasar modal ?


 Apa yang dimaksud dengan pasar modal ?
 Siapakah pihak yang terlibat dalam pasar modal ?
 Apa saja fungsi pasar modal ?
 Apa saja manfaat pasar modal ?
 Apa saja factor – factor yang mempengaruhi pasar modal ?
 Apa saja risiko investasi pada pasar modal ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami mengenai materi tentang pasar modal.


2

Bab 2

Pembahasan

A. Sejarah Pasar Modal di Indonesia

Bila mengacu pada buku "Effectengids" yang diterbitkan oleh pada tahun 1939,
transaksi efek pertama kali dimulai pada tahun 1880 . Akan tetapi, karena tidak adanya
catatan resmi yang ditulis oleh sebuah organisasi resmi yang mengatur pedagangan ini, maka
data yang ada menjadi tidak lengkap. Perusahaan yang menjadi perusahaan pertama di bidang
perdagangan komoditas dan efek adalah Dunlop & Koff yang selanjutnya berubah nama
menjadi PT. Perdanas dengan saham yang terjual di Bursa Efek Amsterdam dengan investor
yang tersebar di kota-kota di Pulau Jawa, yaitu Batavia,Semarang dan Surabaya.

Tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara di Batavia


mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden per saham. Empat
tahun berikutnya (1896), harian Het Centrum dari Djoejacarta juga mengeluarkan prospektus
penjualan saham senilai 105 ribu gulden dengan harga perdana 100 gulden per saham. Tetapi,
tidak ada keterangan apakah saham tersebut diperjualbelikan. Menurut perkiraan, yang
diperjualbelikan adalah saham yang terdaftar di bursa Amsterdam tetapi investornya berada
di Batavia, Surabaya dan Semarang. Dapat dikatakan bahwa ini adalah periode permulaan
sejarah pasar modal Indonesia. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai
membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana
adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut
terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih
tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.

Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal.
Setelah mengadakan persiapan, maka akhirnya Amsterdamse Effectenbueurs mendirikan
cabang yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912, yang menjadi
penyelenggara adalah Vereniging voor de Effectenhandel dan langsung memulai
perdagangan. Di tingkat Asia, bursa Batavia ini merupakan yang keempat tertua terbentuk
setelah Bombay (1830), Hong Kong (1847), dan Tokyo (1878). Pada saat awal terdapat 13
anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu :

 Fa. Dunlop & Kolf.


 Fa. Gijselman & Steup.
 Fa. Monod & Co.
 Fa. Adree Witansi & Co.
 Fa. A.W. Deeleman.
 Fa. H. Jul Joostensz.
 Fa. Jeannette Walen
3
 Fa. Wiekert & V.D. Linden
 Fa. Walbrink & Co.
 Wieckert & V.D. Linden.
 Fa. Vermeys & Co.
 Fa. Cruyff dan Fa. Gebroeders.

Pada awalnya bursa ini memperjual belikan saham dan obligasi


perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan
pemerintah (provinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang
diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya.
Meskipun pada tahun 1914 bursa di Batavia sempat ditutup karena adanya Perang Dunia I,
namun dibuka kembali pada tahun 1918. Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut
begitu pesat sehingga menarik masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut,
pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi
didirikan bursa. Berikut merupakan Anggota bursa dibeberapa wilayah yang ada di Indonesia
:

 Surabaya waktu itu adalah: Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa.
V. Van Velsen, Fa. Beaukkerk & Cop, dan N. Koster.
 Semarang waktu itu adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa.
Monad & Co, Fa. Companien & Co, serta Fa. P.H. Soeters & Co.

Hal ini dikarenakan keadaan pasar modal waktu itu cukup menggembirakan yang
terlihat dari nilai efek yang tercatat yang mencapai NIF 1,4 miliar (jika di indeks dengan
harga beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah + Rp. 7 triliun) yang berasal dari
250 macam efek.

Periode menggembirakan ini tidak berlangsung lama karena dihadapkan pada resesi
ekonomi tahun 1929 dan pecahnya Perang Dunia II (PD II). Keadaan yang semakin
memburuk membuat Bursa Efek Surabaya dan Semarang ditutup terlebih dahulu. Kemudian
pada 10 Mei 1940 disusul oleh Bursa Efek Jakarta. Selanjutnya baru pada tanggal 3 Juni
1952, Bursa Efek Jakarta dibuka kembali. Operasional bursa pada waktu itu dilakukan oleh
PPUE (Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek) yang beranggotakan bank negara, bank
swasta dan para pialang efek.

Pada tanggal 26 September 1952 dikeluarkan Undang-undang No 15 Tahun 1952


sebagai Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang Bursa.
Namun kondisi pasar modal nasional memburuk kembali karena adanya nasionalisasi
perusahaan asing, sengketa Irian Barat dengan Belanda, dan tingginya inflasi pada akhir
pemerintahan Orde Lama yang mencapai 650%. Hal ini menyebabklan tingkat kepercayaan
masyarakat kepada pasar modal merosot tajam, dan dengan sendirinya Bursa Efek Jakarta
tutup kembali.[butuh rujukan] Baru pada Orde Baru kebijakan ekonomi tidak lagi
melancarkan konfrontasi terhadap modal asing.
4

Pemerintah lebih terbuka terhadap modal luar negeri guna pembangunan eknomi yang
berkelanjutan. Beberapa hal yang dilakukan adalah :

 Pertama, mengeluarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang pendirian


Pasar Modal, membentuk Badan Pembina Pasar Modal, serta membentuk Badan
Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM).
 Kedua ialah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 1976 tentang
penetapan PT Danareksa sebagai BUMN pertama yang melakukan go public dengan
penyertaan modal negara Republik Indonesia sebanyak Rp. 50 miliar.
 Ketiga adalah memberikan keringan perpajakan kepada perusahaan yang go public
dan kepada pembeli saham atau bukti penyertaan modal. Perkembangan pasar modal
selama tahun 1977 s/d 1987 mengalami kelesuan meskipun pemerintah telah
memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari
bursa efek.

Tersendatnya perkembangan pasar modal selama periode itu disebabkan oleh


beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat,
adanya batasan fluktuasi harga saham dan lain sebagainya. PT. Semen Cibinong merupakan
perusahaan pertama yang dicatat dalam saham BEJ.

Baru setelah pemerintah melakukan deregulasi pada periode awal 1987, gairah di
pasar modal kembali meningkat. Deregulasi yang pada intinya adalah melakukan
penyederhanaan dan merangsang minat perusahaan untuk masuk ke bursa serta menyediakan
kemudahan-kemudahan bagi investor. Kebijakan ini dikenal dengan tiga paket yakni Paket
Kebijaksanaan Desember 1987. Paket Kebijaksanaan Oktober 1988, dan Paket
Kebijaksanaan Desember 1988. Paket Kebijaksanaan Desember 1987 atau yang lebih dikenal
dengan Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan
obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya
pendaftaran emisi efek. Kebijakan ini juga menghapus batasan fluktuasi harga saham di bursa
efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi
syarat untuk memasuki bursa efek. Kemudian Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 atau
disingkat Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankkan, namun mempunyai dampak terhadap
perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending,
Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini berdampak positif
terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti
pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor perbankan dan sektor pasar modal.

Yang ketiga adalah Paket Kebijaksanaan Desember 1988 atau Pakdes 88 yang pada
dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan membuka peluang
bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa.Hal ini memudahkan investor yang berada di luar
Jakarta. Di samping ketiga paket kebijakan ini terdapat pula peraturan mengenai dibukanya
izin bagi investor asing untuk membeli saham di bursa Indonesia yang dituangkan dalam
Keputusan Menteri Keuangan No. 1055/KMK.013/1989. Investor asing diberikan
kesempatan untuk memiliki saham sampai batas maksimum 49% di pasar perdana, maupun
49 % saham yang tercatat di bursa efek dan bursa paralel. Setelah itu disusul dengan
dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 yang diubah lagi
dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 1199/KMK.010/1991.
5

Dalam keputusan ini dijelaskna bahwa tugas Bapepam yang semula juga bertindak
sebagai penyelenggara bursa, maka hanya menjadi badan regulator. Selain itu pemerintah
juga membentuk lembaga baru seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring dan
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), reksadana, serta manajer Investasi.

Keadaan setelah kebijakan deregulasi itu dikeluarkan benar-benar berbeda. Pasar


modal menjadi sesuatu yang menggemparkan, karena investasi di bursa efek berkembang
sangat pesat. Banyak perusahaan antre untuk dapat masuk bursa. Para investor domestik juga
ramai-ramai ikut bermain di bursa saham. Selama tahun 1989 tercatat 37 perusahaan go
public dan sahamnya tercatat (listed) di Bursa Efek Jakarta. Sedemikian banyaknya
perusahaan yang mencari dana melalui pasar modal, sehingga masyarakat luas pun
berbondong-bondong untuk menjadi investor. Perkembangan ini berlanjut dengan
swastanisasi bursa, yakni berdirinya PT. Bursa Efek Surabaya, serta pada tanggal 13 Juli
1992 berdiri PT. Bursa Efek Jakarta yang menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana
bursa.

Akibat dari perubahan yang menggembirakan ini adalah semakin tumbuhnya rasa
kepercayaan investor terhadap keberadaan pasar modal Indonesia. Hal ini ditindaklanjuti oleh
pemerintah dengan mengeluarkan peraturan berupa Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. Undang-undang ini dilengkapi dengan
peraturan organiknya, yakni Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, serta Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun
1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.

Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS (Jakarta Automatic Trading System).
Suatu system perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis me-matchkan antara harga
jual dan beli saham. Sebelum diberlakukannya JATS, transaksi dilakukan secara manual.
Misalnya dengan menggunakan “papan tulis” sebagai papan untuk memasukkan harga jual
dan beli saham. Perdagangan saham berubah menjadi scripless trading, yaitu perdagangan
saham tanpa warkat (bukti fisik kepemilikkan saham)Lalu dengan seiring kemajuan
teknologi, bursa kini menggunakan sistem Remote Trading, yaitu sistem perdagangan jarak
jauh. Pada tanggal 22 Juli 1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock Exchange
(IPSX), sehingga sejak itu Indonesia hanya memiliki dua bursa efek: BES dan BEJ. Pada
tanggal 19 September 1996, BES mengeluarkan sistem Surabaya Market information and
Automated Remote Trading (S-MART) yang menjadi Sebuah sistem perdagangan yang
komprehensif, terintegrasi dan luas remote yang menyediakan informasi real time dari
transaksi yang dilakukan melalui BES.

Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda negara-negara Asia, khususnya Thailand,
Filipina, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Cina, termasuk
Indonesia. Akibatnya, terjadi penurunan nilai mata uang asing terhadap nilai dolar. Bursa
Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya pada akhir 2007 dan pada awal
2008 berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Dari regulasi yang dikeluarkan periode
ini mempunyai ciri khas yakni, diberikannya kewenangan yang cukup besar dan luas kepada
Bapepam selaku badan pengawas. Amanat yang diberikan dalam UU Pasar Modal secara
tegas menyebutkan bahwa Bapepam dapat melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan
penyidikan jika terjadi kejahatan di pasar modal.
6

B. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai
alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank,
membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak
sebagai penghubung.

Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan


perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka
panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce
Lliyd, 1976), adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan
"kriteria pasarnya" secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara
keseluruhan.

C. Para pemain Pasar Modal

 Emiten

Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau


melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten
memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS), antara lain :

1) Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan
untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
2) Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan
modal asing.
3) Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham
lama kepada pemegang saham baru.

 Investor

Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang


melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang
ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian
ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :

a) Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya


berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
b) Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin
besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.

7
c) Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya
adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari
jual beli sahamnya.

 Lembaga Penunjang

Fungsi lembaga penunjang antara lain turut serta mendukung beroperasinya


pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang dalam
pasar modal yaitu:

 Penjamin emisi (underwriter).


 Perantara perdagangan efek (broker/ pialang).
 Perdagangan efek (dealer).
 Wali amanat (trustee).
 Perusahaan surat berharga (securities company).
 Kantor administrasi efek.

D. Lembaga yang Terlibat di Pasar Modal

Lembaga yang terlkait dengan Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga pemerintah dan
lembaga swasta sebagai berikut:

 Lembaga Pemerintah

Yaitu lembaga - lembaga atau badan pemerintah yang ditugaskan diperbantukan


untuk mendukung dan memperlancar proses perdagangan efek dipasar modal, mulai dari
rencana emisi sampai kepada penjualan efeknya. Lembaga - lembaga pemerintah yang terkait
dengan kegiatan pasar modal tersebut yaitu :

 Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM)

Yaitu sebagai lemabaga pengatur pasar modal. Tugasnya antara lain :

 Membina pasar modal.


 Mengatur pasar modal.
 Mengawasi kegiatan - kegiatan yang terlibat dalam pasar modal.

 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)


Izin akan diberikan BKPM setelah memenuhi berbagai persyaratan yang
ditetapkan bagi perusahaan yang hendak melakukan go public.

8
Izin penanaman modal harus dikeluarkan oleh BKPM yang memuat antara lain :

 Komposisi dan jumlah data investasi.


 Besarnya modal dasar perusahaan.
 Batas waktu penyetoran modal.
 Komposisi pemegang saham.

 Departemen Teknis

Pemberian izin usaha tergantung dari bidang usahanya masing - masing.


Adapun izin usaha yang dikeluarkan oleh departemen untuk bidang usahanya adalah
sebagai berikut :

 Izin usaha bidang keuangan dan perbankan dari Departemen Keuangan


melalui Bank Indonesia.
 Izin usaha bidang perdagangan dari Departemen Perindustrian dan
Perdagangan
 Izin usaha bidang perkebunan dan perternakan dari Departemen Pertanian
 Izin usaha bidang industri dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan
 Izin usaha bidang pariwisata dari Departemen Pos dan Komunikasi

 Departemen Kehakiman

Anggaran dasar ini sebelumnya dibuat didepan notaris, kemudian didaftarakan


di pengadilan negeri setempat untuk kemudian disahkan oleh Departemen Kehakiman
dan diberitakan dalam lembaran berita negara. Adapun tugas Departemen Kehakiman
adalah :

Mengesahkan anggaran dasar perusahaan dengan memerhatikan hal - hal yang


menyangkut sebagai berikut :

 Jumlah modal dan komposisinya


 Jumlah modal yang telah disetor
 Susunan dewan direksi
 Jumlah dewan komisaris dan wewenang masing - masing
 Pelaksanaan RUPS

Kemudian setiap perubahan anggaran dasar harus diketahui dan disetujui oleh
Departemen Kehakiman.

 Lembaga - lembaga Swasta


Lembaga - lembaga swasta yang memiliki ikatan erat dengan pasar modal antara lain :

 Notaris

Rencana untuk menjual saham atau obligasi dipasar modal terlebih dulu
dibicarakan dan disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Catatan -
catatan yang perlu disahkan oleh notaris antara lain :

 Membuat berita acara RUPS.


 Menyusun setiap keputusan dalam RUPS.
 Meneliti kesalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan RUPS seperti
keabsahan persiapan RUPS, keabsahan para pemegang saham.
 Meneliti perubahan anggaran.

 Konsultan Hukum

Bertugas memberikan pernyataan - pernyataan tentang keabsahan dari dokumen -


dokumen yang diajukan. Hal yang perlu mendapat penelitian dan pernyataan dari
konsultan hukum haruslah meliputi :

 Akte pendirian dan anggaran perusahaan beserta perubahan - perubahannya,


jika ada
 Penyertaan modal oleh pemegang saham sebelum go public
 Penilaian izin usaha
 Status kepemilikan dari aktiva perusahaan

 Perjanjian yang telah dibuat dengan pihak ketiga jika ada.


 Kemungkinan ada gugatan atau tuntutan.

 Penilai

Untuk menilai kewajaran dari nilai suatu aktiva seperti tanah, mesin - mesin,
gedung, mobil dan aktiva lainnya diperlukan jasa penilai yang profesional. Penilai
akan menilai berapa nilai yang wajar sekarang ini dan setelah dilakukan revaluasi,
sehingga seluruh nilai aktiva dapat diketahui secara jelas dan benar.

 Konsultan

Konsultan efek akan memberikan konsultasi tentang :

 Jenis dana yang diperlukan.


 Pemilihan sumber dana yang diinginkan.
 Struktur permodalan yang tepat.

10
E. Fungsi

Secara umum, fungsi pasar modal adalah sebagai berikut:

 Sebagai sarana penambah modal bagi usaha

Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar


modal. Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-perusahaan
lain, lembaga, atau oleh pemerintah.

 Sebagai sarana pemerataan pendapatan

Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan


memberikan deviden (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya
(pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar modal dapat dianggap
sebagai sarana pemerataan pendapatan.

 Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi

Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka
produktivitas perusahaan akan meningkat.

 Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja

Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya


industri lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.

 Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara

Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan
pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan
meningkatkan pendapatan negara.

 Sebagai indikator perekonomian negara

Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin


meningkat (padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan
berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya.

F. Manfaat
 Bagi Emiten

Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:

11

 Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar


 Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
 Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
 Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
 Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil

 Bagi investor

Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:

 Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut


tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain.
 Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang
mengambang bagi pemenang obligasi
 Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi
risiko

 Bagi pemerintah

Begitu juga, bagi pemerintah, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:

 Salah satu sumber pendapatan negara.


 Membantu menjalankan roda perokonomian.
 Menarik investor asing kedalam negeri.
 Mendata transaksi instrumen modal pada pasar modal.
 Salah satu peluang bagi negara untuk menjual surat berharga kepada investor.

G. Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pasar Modal

Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal


(Husnan:1996) adalah:

 Penawaran sekuritas, faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia untuk
menerbitkan sekuritas di pasar modal.
 Permintaan akan sekuritas, factor ini berarti harus banyak masyarakat yang memiliki
jumlah dana yang di perlukan untuk membeli sekuritas yang di tawarkan baik yang
berasal dari individu, perusahaan non keuangan maupun lembaga keuangan.
 Kondisi politik dan ekonomi, kondisi poliktik yang stabil akan membantu
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan
masyarakat dan pada
akhirnya akan mempengaruhi penawaran dan permintaan akan sekuritas.

12
 Masalah hukum dan peraturan, pembeli sekuritas pada dasarnya sangat bergantung
pada informasi yang di sediakan oleh perusahaan-perusahaan emiten sekuritas,
peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar menyesatkan
menjadi mutlak di perlukan.
 Peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal, lembaga-lembaga seperti
BAPEPAM, bursa efek, akuntan publik, Underwriter, Wali Amanat, Notaris,
Konsultan hukum, Lembaga kliring dan lain-lain perlu bekerja dengan profesional
dan bisa di andalkan sehingga kegiatan emisi dan transaksi di bursa efek berjalan
dengan cepat, efisien dan bisa di percaya.

H. Risiko Investasi Pada Pasar Modal

Risiko terkait investasi pada pasar modal adalah sebagai berikut:

 Kerugian modal (Capital Loss). Kerugian dari selisih harga pembelian dan penjualan,
investor menjual dengan harga yang lebih rendah daripada harga pembelian.
 Likuidasi perusahaan
 Perusahaan bangkrut atau dibubarkan.
13
Bab 3
Penutupan

2.1 Kesimpulan

Dalam materi mengenai Pasar Modal banyak sekali komponen – komponen yang
harus dipahami dan dimengerti oleh para pembaca.

Pengertian dari Pasar Modal yaitu kegiatan yang berhubungan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Selain itu dalam materi
Pasar Modal perlu diketahui juga mengenai para pemain pasar modal seperti pihak emiten,
pihak investor, dan pihak lemabga penunjang. Dalam hal ini lembaga pemerintah dan
lembaga swasta juga ikut berperan serta dalam kegiatan Pasar Modal. Pasar modal juga
memiliki fungsi serta manfaat yang hal ini perlu diketahui oleh para pembaca makalah ini.
Terdapat juga faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pasar Modal berdasarkan
(Husnan:1996) adalah:

 Penawaran sekuritas, faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia untuk
menerbitkan sekuritas di pasar modal.
 Permintaan akan sekuritas, factor ini berarti harus banyak masyarakat yang memiliki
jumlah dana yang di perlukan untuk membeli sekuritas yang di tawarkan baik yang
berasal dari individu, perusahaan non keuangan maupun lembaga keuangan.
 Kondisi politik dan ekonomi, kondisi poliktik yang stabil akan membantu
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan
masyarakat dan pada
akhirnya akan mempengaruhi penawaran dan permintaan akan sekuritas.

Perlu diketahui juga dalam kegiatan Pasar Modal juga pasti aka nada risikonya,
namun resiko disini mengacu dalam risiko investasi pada Pasar Modal.

2.2 Kritik dan Saran


14
Daftar Pustaka

http://eprints.ums.ac.id/2948/2/B100050394.pdf

Anda mungkin juga menyukai