Anda di halaman 1dari 45

TUGAS AKUNTANSI BIAYA

DISUSUN OLEH
ISPINA PIRANIKA (C1C018
YELI PUTRI YANI (C1C018142)
PUTRI LESTARI (C1C018166)

KELAS D
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2019 / SEMESTER 3
BAB 7

Soal

7. Iya, karena untuk memperbaiki unit cacat diperlukan tambahan biaya produksi yang dapat meliputi
biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Biaya perbaikan merupakan bagian dari biaya yang
harus dipertanggung jawabkan yang dapat dibebankan sebagai kerugian atau penambahan biaya
produsi, tergantung cacat yang terjadi normal atautidak normal
8. Masalah akuntansinya tergantung pada pertimbangan manajeman mengenai metode yang dipilih untuk
memperlakukan produk rusak. Manajeman dapat meperlakukannya dengan dua metode yaitu : (1)
produk rusak diabaikan dan (2) biaya produk rusak sebagai elemen sendiri
9.
10. Keunggulannya adalah kesederhanaannya. Kelemahannya adalah tidak membedakan unit rusak normal
dan rusak tidak normal. Medote ini hanya dapat diterapkan oleh perusahaan yang belum
memperhitungkan biaya produk rusak dalam tarif pembebanan overhead.
11. Ada dua jenis produk rusak :produk rusak normal dan produk rusak tidak normal. Produk rusak normal
terjadi dalam kondisi operasi yang efisien dan tidak dapat dikendalikan dalam jangka pendek dan
diperhitungkan sebagai bagian dari biaya produk. Sedangkan produk rusak tidak normal menyebabkan
kerugian melebihi atau di atas perkiraan dalam kondisi operasi yang efisien dan dibebankan sebagai
kerugian dalam periode berjalan. Biasanya produk rusak ditemukan pada akhir proses dengan demikian
ia telah menyerap biaya produksi sehingga harus dimasukkan dalam perhitungan unit ekuivalen.
12. (1) jika produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan tertentu atau factor luar biasa yang
lain, maka harga pokok produk rusak dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk yang baik
dalam pesanan yang bersangkutan. Jika produk rusak tersebut masih laku dijual, maka hasil
penjualannya diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi pesanan yang menghasilkan produk
rusak tersebut.
(2)jika produk rusak merupakan hal yang normal terjadi dalam proses pengolahan produk, maka
kerugian yang timbul sebagai akibat terjadinya produk rusak dibebankan kepada produksi secara
keseluruhan, dengan cara memperhitungkan kerugian tersebut didalam tarif biaya overhead pabrik.
Oleh karena itu anggaran biaya overhead pabrik yang akan digunakan untuk menentukan tariff biaya
overhead pabrik dihitung dengan rumus: biaya overhead pabrik yang dianggarkan dibagi dengan dasar
pembebanan.

Pilihan Ganda

1. D. barang terbuang
2. C. sisa bahan
3. A. produk rusak
4. B. produk rusak
5. A. produk cacat
6. A. bagaimana memperlakukan biaya perbaikan
7. B. biaya overhead pabrik sesungguhnya
8. B. Dibebankan ke produk dalam proses akhir
9. B. Biaya Periode (Period Cost)
10. D. 23.000 unit
11. E. Tidak ada jawaban yang benar
12. C. Rp1.381.825
13. B. Rp625.714
14. D. Jika PT Jenggala memperlakukan biaya produk rusak sebagai elemen tersendiri dan produk rusak
selalu terjadi, ekuivalen produksi akan selalu lebih tinggi dibanding jika diterapkan metode produk
rusak diabaikan.
15. A.
Latihan
Latihan 7.1
Jawab :

PT Sinar Waluya
Laporan Biaya Produksi Departemen 1
Bulan April 2010

Data Produksi :
Unit masuk proses 54.000 Unit
Unit selesai ditransfer ke departemen 2 38.000 Unit
Unit dalam proses akhir 16.000 Unit
(BBB 100%, konversi 37,5%)
Unit rusak -
Jumlah Unit yang dihasilkan 108.000 Unit

Biaya yang dibebankan Departemen 1 dalam bulan April 2010


Elemen Biaya Total Per Unit
Biaya Bahan Baku Rp. 21.660.000 Rp. 401
Biaya Tenaga Kerja Rp. 12.760.000 Rp. 290
Biaya Overhead Pabrik Rp. 8.360.000 Rp. 190
Jumlah Rp. 42.780.000 Rp. 881
Perhitungan Biaya
HP Unit jadi yang ditransfer ke departemen 2
38.000 Unit @ Rp. 881 Rp. 33.478.000
Harga Pokok Persediaan Unit dalam proses akhir :
Biaya Bahan Baku Rp. 6.416.000
Biaya Tenaga Kerja Rp. 1.740.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.140.000
Rp. 9.296.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen 1 bulan Rp. 42.774.000
April 2010

PT Sinar Waluya
Laporan Biaya Produksi Departemen 2
Bulan April 2010

Data Produksi :
Unit diterima dari departemen 1 38.000 Unit
Unit selesai ditransfer ke gudang 38.900 Unit
Unit dalam proses akhir 1.000 Unit
(BBB 100%, konversi 20%)
Unit ditambahkan ke produksi 2.400 Unit
Unit rusak (500)Unit
Jumlah Unit yang dihasilkan 79.800 Unit

Biaya yang dibebankan Departemen 2 dalam bulan April 2010


Total Per Unit
Harga Pokok dari Departemen 1 Rp.33.478.000 Rp. 881

Biaya yang ditambahkan ke departemen 2


Biaya Tenaga Kerja Rp. 22.287.000 Rp. 570
Biaya Overhead Pabrik Rp. 14.076.000 Rp. 360
Jumlah biaya yang ditambahkan ke departemen 2 Rp. 930
Perhitungan Biaya
HP Unit jadi yang ditransfer ke gudang
38.900 Unit @ Rp. 930 Rp. 36.177.000
Harga Pokok Persediaan Unit dalam proses akhir :
Harga pokok dari departemen 1 1000 x Rp. 881 Rp. 881.000
Biaya yang ditambahkan ke departemen 2
Biaya Tenaga Kerja Rp. 114.000
Biaya Overhead Pabrik Rp.72.000
Rp.1.067.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen 2 bulan Rp.37.244.000
April 2010

Latihan 7.2
Jawab :
Departemen 1

Bahan Tenaga Kerja Overhead


Penyelesaian Unit dalam proses awal :
Bahan (19.000 unit x 19.000 unit
100%) 11.400 unit
Tenaga Kerja (19.000 unit x 11.400 unit
60%)
Overhead Pabrik (19.000 unit x 9.000 unit 9.000 unit 9.000 unit
60%)
Unit masuk proses bulan ini dan selesai
(28.000-19.000 unit) 4.500 unit
3.825 unit
Unit dalam proses akhir : 3.825 unit
Bahan (4.500 unit x
100%)
Tenaga Kerja (4.500 unit x 2.500 unit
85%) 2.125 unit
Overhead Pabrik (4.500 unit x 2.125 unit
85%)
35.000 unit 26.350 unit 26.350 unit
Unit rusak (normal dan tidak normal) :
Bahan (2.500 unit x
100%)
Tenaga Kerja (2.500 unit x
85%)
Overhead Pabrik (2.500 unit x
85%)

Jumlah Unit Ekuivalen

Departemen 2

Bahan Tenaga Kerja Overhead


Penyelesaian Unit dalam proses awal :
Bahan (24.000 unit x 24.000 unit
100%) 7.200 unit
Tenaga Kerja (24.000 unit x 7.200 unit
30%) 16.000 unit 16.000 unit 16.000 unit
Overhead Pabrik (24.000 unit x
30%)
Unit diterima dari departemen 1 dan selesai
(40.000-24.000 unit) 3.000 unit
1.860 unit
Unit dalam proses akhir : 1.860 unit
Bahan (3.000 unit x
100%)
Tenaga Kerja (3.000 unit x 1.000 unit
62%) 300 unit
Overhead Pabrik (3.000 unit x 300 unit
62%)
44.000 unit 25.360 unit 25.360 unit
Unit rusak (normal dan tidak normal) :
Bahan (1.000 unit x
100%)
Tenaga Kerja (1.000 unit x
30%)
Overhead Pabrik (1.000 unit x
30%)

Jumlah Unit Ekuivalen

Latihan 7.3
Jawab :

a. Biaya Total Produk Rusak = (jumlah unit rusak x Biaya ditransfer masuk per unit) + (unit ekuivalen
produk rusak x biaya per unit ekuivalen)
Biaya Total Produk Rusak = (1.500 x Rp. 1.670) + (975 x Rp 3.748,37)
= Rp. 6.159.660
b. Alokasi biaya total unit rusak ke rusak normal = biaya total produk rusak xjumlah unit rusak normal :
jumlah unit rusak
= 6.159.660 x 800 : 1500
= Rp. 3.285.152
Alokasi biaya total unit rusak ke rusak tidak normal = biaya total produk rusak x jumlah unit rusak
tidak normal : jumlah unit rusak
= 6.159.660 x 700 : 1500
= Rp. 2.874.508

Latihan 7.4
Jawab :

A. Laporan biaya produksi

PT Donovan
Laporan Biaya Produksi Departemen X
Bulan Desember 2010
Data Kuantitas
Dari Dept. Bahan Tenaga Overhead Kuantitas
W Kerja
Unit dalam proses, persediaan 100% 0% 90% 90% 17.000 unit
awal 38.000 unit
Unit ditransfer dari Departemen 55.000 unit
W 40.000 unit
100% 0% 75% 75% 15.000 unit
Unit ditransfer ke Departemen 55.000 unit
Y
Unit dalam proses, persediaan
akhir
Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan
Jumlah Biaya Jumlah Unit Biaya Per Unit
Ekuivalen
Biaya persediaan barang dalam proses awal:
Dari departemen sebelumnya Rp. 9.000.000
Bahan Rp. 0
Tenaga kerja Rp. 5.290.000
Overhead pabrik Rp. 3.500.000
Jumlah biaya persediaan barang dalam proses Rp. 17.790.000
awal
Biaya ditambahkan bulan ini: Rp. 48.750.000 55.000 unit Rp. 1.050
Dari departemen sebelumnya Rp. 37.000.000 40.000 unit Rp. 925
Bahan Rp. 30.005.000
Tenaga kerja Rp. 15.052.000
Overhead pabrik Rp.130.807.000
Jumlah biaya ditambahkan
Biaya perbaikan produk cacat normal: Rp. 1.317.000 51.250 unit Rp. 714,38
Tenaga kerja Rp. 1.279.000 51.250 unit Rp. 386,95
Overhead pabrik Rp. 2.596.000
Jumlah biaya perbaikan produk cacat normal
Biaya perbaikan produk cacat tidak normal: Rp. 898.000
Tenaga kerja Rp. 526.000
Overhead pabrik Rp. 1.424.000
Jumlah biaya perbaikan produk cacat tidak Rp.152.617.000 Rp. 3.076,33
normal
Jumlah biaya yang harus
dipertanggungjawabkan
Pertanggungjawaban Biaya
Biaya ditransfer ke departemen berikutnya (40.000 unit x Rp. Rp.123.053.073
3.076,33)
Biaya persediaan barang dalam proses akhir: Rp.
Dari departemen sebelumnya (15.000 x 100% x Rp. 1.050) 15.750.000
Bahan (15.000 x 0% x Rp. 925) Rp.
Tenaga kerja (15.000 x 75% x Rp. 714,38) 0 Rp. 28.139.927
Overhead pabrik (15.000 x 75% x Rp. 386,95) Rp.
Biaya perbaikan produk cacat tidak normal yang dibebankan 8.036.780 Rp. 1.424.000
sebagai kerugian Rp. Rp.152.617.000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan 4.353.146

PT Donovan
Laporan Biaya Produksi Departemen X
Bulan Desember 2010

Data Kuantitas
Dari Bahan Tenaga Kerja Overhead Kuantitas
Dept.
W
Unit dalam proses, 100% 100% 90% 90% 17.000 unit
persediaan awal
Unit ditransfer dari 38.000 unit
departemen sebelumnya 55.000 unit
40.000 unit
Unit ditransfer ke 100% 100% 75% 75%
persediaan barang jadi 100% 100% 70% 70% 7.000 unit
Unit dalam proses, 8.000 unit
persediaan akhir 55.000 unit
Unit rusak (normal dan
tidak normal)

Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan


Jumlah Biaya Jumlah Unit Biaya Per Unit
Ekuivalen
Biaya persediaan barang dalam proses awal :
Dari departemen sebelumnya Rp. 9.000.000
Bahan Rp. 0
Tenaga kerja Rp. 5.290.000
Overhead pabrik Rp. 3.500.000
Jumlah biaya persediaan barang dalam proses Rp. 17.790.000
awal
Biaya ditambahkan bulan ini: Rp. 48.750.000 55.000 unit Rp. 886,36
Dari departemen sebelumnya Rp. 37.000.000 55.000 unit Rp. 672,72
Bahan Rp. 30.005.000 50.850 unit Rp. 590,06
Tenaga kerja Rp. 15.052.000 50.850 unit Rp. 296,00
Overhead pabrik Rp.130.807.000
Jumlah biaya ditambahkan Rp.148.597.000 Rp. 2.445,14
Jumlah biaya yang harus
dipertanggungjawabkan

Pertanggungjawaban biaya
Biaya ditransfer ke persediaan barang jadi (40.000 unit x Rp. Rp.97.805.600
2.445,14)
Biaya persediaan barang dalam proses akhir : Rp.
Dari departemen sebelumnya (7.000 unit x Rp. 886,36) 6.204.520
Bahan (7.000 unit x Rp. 672,72) Rp.
Tenaga kerja (7.000 unit x Rp. 590,06) 4.709.040 Rp. 17.115.980
Overhead pabrik (7.000 unit x Rp. 296,00) Rp. Rp.114.921.580
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan 4.130.420
Rp.
2.072.000

B. Jurnal
1. Biaya perbaikan unit cacat normal:
Barang dalam proses Rp. 2.596.000
Tenaga kerja Rp. 1.317.000
Overhead pabrik Rp. 1.279.000
2. Biaya perbaikan unit cacat tidak normal:
Rugi unit cacat tidak normal Rp. 1.424.000
Tenaga kerja Rp. 898.000
Overhead pabrik Rp. 526.000

Latihan 7.5
Jawab :
A.

Dapartemen A Dapartemen B
Persediaan barang dalam proses,1 oktober 88.000 kg 110.000 kg
Tahap penyelesaian persediaan awal 3/4 3/10
Masuk proses atau ditransfer masuk 550.000 kg (511.500 kg)
Di transfer keluar 511.500 kg ?
Persediaan barang dalam proses, 31 oktober (122.100 kg) ?
Tahap penyelesaian persedian akhir 1/3 1/5
Bahan yang ditambahkan di dapartemen B - 489.500 kg

B. Fgy
Latihan 7.6 :

PT Mekar
Laporan Biaya Produksi Departemen Pengolahan
Bulan Juni 2010

Data Kuantitas
Baha Tenaga Kerja Overhead Kuantitas
n Pabrik
Unit dalam proses, persediaan -
awal 80.000 unit
Unit masuk proses 80.000 unit
60.000 unit
Unit ditransfer ke departemen 100% 50% 25% e
penyelesaian 20.000 unit
Unit dalam proses, persediaan 80.000 unit
akhir
Biaya Yang Harus Dipertanggungjawabkan
Jumlah Biaya Unit Biaya Per Unit
Ekuivalen
Biaya terjadi bulan ini :
Bahan Rp. 80.000 unit Rp. 3.000
Tenaga Kerja 240.000.000 70.000 unit Rp. 2.000
Overhead Pabrik Rp. 65.000 unit Rp. 1.000
Jumlah biaya terjadi bulan ini 140.000.000 Rp. 6.000
Jumlah biaya yang harus Rp. Rp. 6.000
dipertanggungjawabkan 65.000.000
Rp.
445.000.000
Rp.
445.000.000
Pertanggungjawaban Biaya
Biaya ditransfer ke departemen penyelesaiaan (60.000 unit x Rp.360.000.000
Rp. 6.000)
Biaya persediaan barang dalam proses akhir: Rp.
Bahan (20.000 x 100% x Rp. 3.000) 60.000.000
Tenaga Kerja (20.000 x 50% x Rp. 2.000) Rp. Rp. 85.000.000
Overhead Pabrik (20.000 X 25% X Rp. 1.000) 20.000.000 Rp.445.000.000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp.
5.000.000

PT Mekar
Laporan Biaya Produksi Departemen Penyelesaian
Bulan Juni 2010

Data Kuantitas
Dari dept. Bahan Tenaga Overhead Kuantitas
Pengolahan Kerja
Unit dalam proses, 100% 100% 100% 100% -
persediaan awal
Unit ditransfer dari 60.000 unit
departemen pengolahan 60.000 unit
50.000 unit
Unit ditransfer ke persediaan 100% 100% 70% 70% 8.000 unit
barang jadi 100% 50% 50% 50% 2.000 unit
Unit dalam proses, 60.000 unit
persediaan akhir
Unit rusak

Biaya Yang Harus Dipertanggungjawabkan


Jumlah Biaya Jumlah unit Biaya per
Ekuivalen Unit
Biaya ditambahkan bulan ini :
Dari departemen pengolahan Rp. 360.000.000 60.000 unit Rp.6.000,00
Bahan Rp. 88.500.000 59.000 unit Rp.1.500,00
Tenaga Kerja Rp. 141.500.000 56.600 unit Rp.2.500,00
Overhead Pabrik Rp. 25.700.000 56.600 unit Rp. 454,06
Jumlah biaya ditambahkan bulan ini Rp. 615.700.000
Jumlah biaya yang harus Rp. 615.700.000 Rp.10.454,06
dipertanggungjawabkan
Pertanggungjawaban Biaya
Biaya ditransfer ke persediaan barang jadi (50.000 x Rp. Rp. 522.703.000
10.454,06) Rp. 16.454.060
Biaya produk rusak yang tertutup ke rusak normal Rp. 539.157.060
Jumah biaya ditransfer ke persediaan barang jadi
Biaya persediaan barang dalam proses akhir : Rp. 48.000.000
Dari departemen pengolahan (8.000 x 100% x 6.000) Rp. 12.000.000
Bahan (8.000 x 100% x 1.500) Rp. 14.000.000
Tenaga Kerja (8.000 x 70% x 2.500) Rp. 2.542.736 Rp. 76.542.736
Overhead Pabrik (8.000 x 70% x 454,06) Rp. 615.699.796
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan

Jawab latihan 7.7 :

a. Laporan biaya produksi (rata-rata)

PT Mekar
Laporan Biaya Produksi Departemen Pengolahan
Bulan September 2010 (rata-rata)

Data Kuantitas
Bahan Tenaga Kerja Overhead Kuantitas
Pabrik
Unit dalam proses, persediaan 100% 75% 75% 520 unit
awal 1.780 unit
Unit masuk proses 2.300 unit
1.950 unit
Unit ditransfer ke departemen 100% 40% 40% 150 unit
penyelesaian 200 unit
Unit dalam proses, persediaan 2.300 unit
akhir
Unit rusak
Biaya Yang Harus Dipertanggungjawabkan
Jumlah Biaya Unit Biaya Per Unit
Ekuivalen
Biaya persediaan barang dalam proses
awal: -
Dari departemen sebelumnya Rp. 2.548.000
Bahan Rp.
Tenaga kerja 1.716.000
Overhead pabrik Rp.1.040.000
Jumlah biaya persediaan barang dalam Rp. 5.304.000
proses awal 2.300 unit Rp. 5.200,00
Biaya ditambahkan bulan ini : Rp. 2.090 unit Rp. 3.465,07
Bahan 9.412.000 2.090 unit Rp. 1.834,44
Tenaga Kerja Rp. Rp. 10.449,51
Overhead Pabrik 5.526.000 Rp. 10.449,51
Jumlah biaya ditambahkan bulan ini Rp.
Jumlah biaya yang harus 2.794.000
dipertanggungjawabkan Rp.
17.732.000
Rp.
23.036.000

Pertanggungjawaban Biaya
Biaya ditransfer ke departemen penyelesaiaan(1.950 unit x Rp. Rp.20.376.544
10.449,51) Rp.1.097.970
Alokasi biaya produk rusak yang tidak tertutup ke rusak Rp. 21.474.514
normal
Jumlah biaya ditransfer ke departemen penyelesaian Rp.780.000
Biaya persediaan barang dalam proses akhir: Rp.207.904
Bahan (150 x 100% x Rp.5.200) Rp.110.066 Rp.1.097.970
Tenaga Kerja (150 x 40% x Rp. 3.465,07)
Overhead Pabrik (150x40% X Rp. 1.834,44) Rp. 365.990
Rp.22.938.474
Alokasi biaya produk rusak yang tidak tertutup ke rusak tidak
normal
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan

PT Mekar
Laporan Biaya Produksi Departemen Penyelesaian
Bulan September 2010 (rata-rata)

Data Kuantitas
Bahan Tenaga Kerja Overhead Kuantitas
Pabrik
Unit dalam proses, persediaan awal 100% 10% 10% 780 unit
Unit masuk proses 1.950 unit
2.730 unit
Unit ditransfer ke gudang 2.430 unit
Unit dalam proses, persediaan 100% 70% 70% 300 unit
akhir 2.730 unit

Biaya Yang Harus Dipertanggungjawabkan


Jumlah Biaya Unit Biaya Per Unit
Ekuivalen
Biaya persediaan barang dalam proses awal:
Dari departemen sebelumnya Rp.
Bahan 4.953.000
Tenaga kerja Rp.
Overhead pabrik 2.704.000
Jumlah biaya persediaan barang dalam Rp. 2.250.000
proses awal Rp. 2.500.000
Biaya ditambahkan bulan ini : Rp.
Bahan 12.407.000
Tenaga Kerja
Overhead Pabrik Rp.
Jumlah biaya ditambahkan bulan ini 15.800.000
Biaya perbaikan unit cacat normal : Rp. 2.730 unit Rp.
Bahan 14.700.000 2.640 unit 6.865,93
Tenaga Kerja Rp. 2.640 unit Rp.
Overhead Pabrik 13.300.000 6.481,06
Jumlah biaya perbaikan unit cacat normal Rp. Rp.
Jumlah biaya yang harus 43.800.000 6.000,00
dipertanggungjawabkan Rp.
Rp. 19.346,99
240.000 Rp.
Rp. 19.346,99
160.000
Rp.
40.000
Rp.
440.000
Rp.
56.207.000

Pertanggungjawaban Biaya
Biaya ditransfer ke gudang (2.430 unit x Rp. 19.346,99) Rp.
Biaya persediaan barang dalam proses akhir: 47.013.185
Bahan (300 x 100% x Rp. 6.865,93) Rp.
Tenaga Kerja (300 x 70% x Rp. 6.481,06) 2.059.779
Overhead Pabrik (300 x 70% X Rp. 6.000) Rp.
1.361.022 Rp.
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp. 4.680.801
1.260.000
Rp.
51.693.986

b. Laporan biaya produksi (MPKP)

PT Mekar
Laporan Biaya Produksi Departemen Pengolahan
Bulan September 2010 (MPKP)

Data Kuantitas
Bahan Tenaga Kerja Overhead Kuantitas
Pabrik
Unit dalam proses, persediaan 100% 75% 75% 520 unit
awal 1.780 unit
Unit masuk proses 2.300 unit
1.950 unit
Unit ditransfer ke departemen 100% 40% 40% 150 unit
penyelesaian 200 unit
Unit dalam proses, persediaan 2.300 unit
akhir
Unit rusak
Biaya Yang Harus Dipertanggungjawabkan
Jumlah Biaya Unit Ekuivalen Biaya Per Unit
Biaya persediaan barang dalam proses
awal: -
Dari departemen sebelumnya Rp.
Bahan 2.548.000
Tenaga kerja Rp.
Overhead pabrik 1.716.000
Jumlah biaya persediaan barang dalam Rp.
proses awal 1.040.000 2.300 unit Rp. 4.092,17
Biaya ditambahkan bulan ini : Rp. 2.090 unit Rp. 2.644,01
Bahan 5.304.000 2.090 unit Rp. 1.336,84
Tenaga Kerja Rp. 8.073,02
Overhead Pabrik Rp. Rp. 8.073,02
Jumlah biaya ditambahkan bulan ini 9.412.000
Jumlah biaya yang harus Rp.
dipertanggungjawabkan 5.526.000
Rp.
2.794.000
Rp.
17.732.000
Rp.
23.036.000

Pertanggungjawaban Biaya
Biaya ditransfer ke departemen penyelesaiaan :
Dari persediaan barang dalam proses awal :
Biaya penyelesaian :
Bahan (520 unit x 100% x Rp. 4.092,17) Rp.2.127.928
Tenaga kerja (520 unit x 75% x Rp. 2.644,01) Rp. 1.031.164
Overhead pabrik (520 unit x 75% x Rp. 1.336,84) Rp. 521.368 Rp. 3.680.460
Alokasi biaya produk rusak normal ke unit selesai dari Rp. 271.878
persediaan awal Rp. 3.952.338
Jumlah biaya ditransfer ke persediaan barang dalam proses Rp.11.544.816
awal Rp. 930.660 Rp.12.475.476
Dari unit masuk proses dan selesai (1.430 unit x Rp. Rp.16.427.814
8.073,02)
Alokasi biaya produk rusak normal ke unit masuk proses Rp. 613.826
dan selesai Rp. 158.641
Jumlah biaya ditransfer ke Departemen Pelapisan Rp. 80.210
Biaya persediaan barang dalam proses akhir : Rp. 852.677
Bahan (150 unit x 100% x Rp. 4.092,17)
Tenaga kerja (150 unit x 40% x Rp. 2.644,01) Rp. 78.426 Rp. 931.103
Overhead pabrik (150 unit x 40% x Rp. 1.336,84) Rp. 365.990
Rp.17.724.907
Alokasi biaya produk rusak normal ke persediaan barang
dalam proses akhir
Alokasi biaya produk rusak ke unit rusak tidak normal
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan

PT Mekar
Laporan Biaya Produksi Departemen Penyelesaian
Bulan September 2010 (MPKP)

Data Kuantitas
Bahan Tenaga Kerja Overhead Kuantitas
Pabrik
Unit dalam proses, persediaan 100% 10% 10% 780 unit
awal 1.950 unit
Unit masuk proses 2.730 unit
2.430 unit
Unit ditransfer ke gudang 100% 70% 70% 300 unit
Unit dalam proses, persediaan 2.730 unit
akhir

Biaya Yang Harus Dipertanggungjawabkan


Jumlah Biaya Unit Biaya Per Unit
Ekuivalen
Biaya persediaan barang dalam proses awal:
Dari departemen sebelumnya Rp.
Bahan 4.953.000
Tenaga kerja Rp.
Overhead pabrik 2.704.000
Jumlah biaya persediaan barang dalam Rp.
proses awal 2.250.000
Biaya ditambahkan bulan ini : Rp.
Bahan 2.500.000
Tenaga Kerja Rp.
Overhead Pabrik 12.407.000
Jumlah biaya ditambahkan bulan ini
Biaya perbaikan unit cacat normal : Rp. 2.730 unit Rp.
Bahan 15.800.000 2.640 unit 5.875,45
Tenaga Kerja Rp. 2.640 unit Rp.
Overhead Pabrik 14.700.000 5.628,78
Jumlah biaya perbaikan unit cacat normal Rp. Rp.
Jumlah biaya yang harus 13.300.000 5.053,03
dipertanggungjawabkan Rp. Rp.
43.800.000 16.557,26
Rp.
Rp. 16.557,26
240.000
Rp.
160.000
Rp.
40.000
Rp.
440.000
Rp.
56.207.000

Pertanggungjawaban Biaya
Biaya ditransfer ke gudang :
Dari persediaan barang dalam proses awal :
Biaya persediaan barang dalam proses awal
Biaya penyelesaian :
Bahan (780 unit x 100% x Rp. 5.875,45) Rp. 4.582.851
Tenaga Kerja (780 unit x 10% x Rp. 5.628,78) Rp. 439.044
Overhead Pabrik (780 unit x 10% x Rp. 5.053,03) Rp. 394.136 Rp.
Dari unit ditransfer masuk dan selesai (1.650 unit x Rp. 5.416.031
16.557,26) Rp.
Jumlah biaya ditransfer ke gudang 27.319.479
Biaya persediaan barang dalam proses akhir : Rp.1.762.635 Rp.
Bahan (300 unit x 100% x Rp. 5.875,45) Rp.1.182.044 32.735.510
Tenaga kerja (300 unit x 70% x Rp. 5.628,78) Rp.1.061.136
Overhead pabrik (300 unit x 70% x Rp. 5.053,03)
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan
Rp.
4.005.815
Rp.
36.741.325

Jawab latihan 7.9

a. Laporan Biaya Produksi

PT Manikam
Laporan Biaya Produksi Departemen Pembentukan
Bulan Agustus 2010 (rata-rata)

Data Kuantitas
Bahan Tenaga Kerja Overhead Kuantitas
Pabrik
Unit dalam proses, persediaan awal 2.000 unit
Unit masuk proses 8.000 unit
10.000 unit
Unit ditransfer ke departemen 8.000 unit
penyelesaian 60% 35% 25% 1.500 unit
Unit dalam proses, persediaan 500 unit
akhir 10.000 unit
Unit rusak
Biaya Yang Harus Dipertanggungjawabkan
Jumlah Biaya Unit Biaya Per Unit
Ekuivalen
Biaya persediaan barang dalam proses awal:
Dari departemen sebelumnya -
Bahan Rp. 1.260.000
Tenaga kerja Rp. 770.000
Overhead pabrik Rp.
Jumlah biaya persediaan barang dalam 1.400.000
proses awal Rp. 3.430.000
Biaya ditambahkan bulan ini : 9.200 unit Rp.
Bahan Rp. 8.700 unit 4.094,78
Tenaga Kerja 36.412.000 8.500 unit Rp.
Overhead Pabrik Rp. 10.780.000 1.327,58
Jumlah biaya ditambahkan bulan ini Rp. Rp.
Jumlah biaya yang harus 21.725.000 2.667,64
dipertanggungjawabkan Rp. Rp.
69.917.000 8.090,00
Rp. Rp.
73.347.000 8.090,00

Pertanggungjawaban Biaya
Biaya ditransfer ke departemen penyelesaiaan(1.500 unit x Rp. Rp.
8.090) 12.135.000
Biaya ditransfer ke persediaan barang jadi -
Biaya persediaan barang dalam proses akhir: Rp.
Bahan (1.500 unit x 60% x Rp. 4.094,78) 3.685.302
Tenaga Kerja (1.500unit x 35% x Rp. 1.327,58) Rp.
Overhead Pabrik (1.500 unit x 25% x Rp. 2.667,64) 696.980 Rp.
Rp. 5.382.647
Alokasi biaya produk rusak normal yang tidak tertutup ke 1.000.365
overhead pabrik sesungguhnya
Alokasi biaya produk rusak yang tidak tertutup ke rusak tidak Rp.
normal 1.794.216
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan -
Rp.
19.311.863

b. Jurnal
Biaya bahan :
Barang dalam proses departemen pembentukan Rp. 36.412.000
Bahan Rp. 36.412.000

Biaya tenaga kerja :


Barang dalam proses departemen pembentukan Rp. 10.780.000
Tenaga kerja Rp.
10.780.000

Biaya overhead pabrik :


Barang dalam proses departemen pembentukan Rp. 21.725.000
Overhead pabrik Rp.
21.725.000

Pertanggungjawaban biaya departemen pembentukan :


Barang jadi Rp. 12.135.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 1.794.216
Barang dalam proses departemen pembentukan Rp. 13.929.216

Jawab latihan 7.10

a. Laporan biaya produksi

PT Juwita
Laporan Biaya Produksi Departemen Penyelesaian
Bulan Juli 2010 (rata-rata)

Data Kuantitas
Dari dept. Bahan Tenaga Overhead Kuantitas
sebelumnya Kerja Pabrik
Unit dalam proses, persediaan 100% 80% 60% 60% 500 unit
awal 4.500 unit
Unit masuk proses 5.000 unit
3.800 unit
Unit ditransfer ke departemen 100% 40% 20% 20% 800 unit
penyelesaian 400 unit
Unit dalam proses, persediaan 5.000 unit
akhir
Unit rusak
Biaya Yang Harus Dipertanggungjawabkan
Jumlah Biaya Unit Biaya Per Unit
Ekuivalen
Biaya persediaan barang dalam proses
awal: Rp. 5.500.000
Dari departemen sebelumnya Rp. 1.950.000
Bahan Rp. 1.180.000
Tenaga kerja Rp. 1.770.000
Overhead pabrik Rp. 10.400.000
Jumlah biaya persediaan barang dalam
proses awal Rp. 54.500.000 5.000 unit Rp. 12.000,00
Biaya ditambahkan bulan ini : Rp. 20.650.000 4.280 unit Rp. 5.280,37
Dari departemen sebelumnya Rp. 16.650.000 4.040 unit Rp. 4.414,36
Bahan Rp. 24.390.000 4.040 unit Rp. 6.475,24
Tenaga Kerja Rp. 116.190.000 Rp. 28.169,97
Overhead Pabrik Rp. 126.590.000 Rp. 28.169,97
Jumlah biaya ditambahkan bulan ini
Jumlah biaya yang harus
dipertanggungjawabkan
Pertanggungjawaban Biaya
Biaya ditransfer ke gudang (3.800 unit x Rp. 28.169,97) Rp.107.045.886
Alokasi biaya produk rusak yang tidak tertutup ke rusak Rp. 516.027
normal Rp.107.561.913
Jumlah biaya ditansfer ke persediaan barang jadi Rp. 6.000.000
Biaya ditransfer ke persediaan produk rusak
Biaya persediaan barang dalam proses akhir: Rp. 9.600.000
Dari dept. sebelumnya (800 unit x 100% x Rp. 12.000,00) Rp. 1.689.718
Bahan (800 unit x 40% x Rp. 5.280,37) Rp. 706.298
Tenaga Kerja (800 unit x 20% x Rp. 4.414,36) Rp. 1.036.038 Rp. 13.032.054
Overhead Pabrik (800 unit x 20% x Rp. 6.475,24)
-
Alokasi biaya produk rusak yang tidak tertutup ke rusak tidak Rp.126.593.967
normal
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan

b. Jurnal
Biaya bahan :
Barang dalam proses departemen penyelesaian Rp. 20.650.000
Bahan Rp. 20.650.000

Biaya tenaga kerja :


Barang dalam proses departemen penyelesaian Rp. 16.650.000
Tenaga kerja Rp.
16.650.000

Biaya overhead pabrik :


Barang dalam proses departemen penyelesaian Rp. 24.390.000
Overhead pabrik Rp. 24.390.000

Pertanggungjawaban biaya departemen penyelesaian :


Barang jadi Rp. 107.561.913
Barang rusak Rp. 6.000.000

Barang dalam proses departemen penyelesaian Rp. 113.561.913


BAB 8

SOAL

1) Pengolahan bahan baku yang sama melalui proses bersama untuk menghasilkan beberpa jenis
produk. Karakteristiknya apabila jumlah prodksi produk tertentu ditamah akan diikuti dengan
bertambahnya jumlah produk yang lain, demikian pula sebaliknya
2) Nilai jual relatif adalah perbandingan nialai (harga) jual diantara berbagai produk yang dihasilkan
dalam suatu proses bersama yang menghasilkan produk bersama.
3) Persamaan produk utama dan produk sampingan adalah sama sama berasal dari produk bersama.
Perbedaannya adalah didasarkan pada nilai jual relatifnya,jika nilai jual produk yang dihasilkan
dianggap material dibandingkan seluruh pendapatan perusahaan tersebut, produk tersebut dianggap
sebagai produk utama. Sebali knya, jika nilai jual dianggap lebih kecil dibandingkan total
pendapatan perusahaan, produk tersebut merupakan produk sampingan.
4) Cara mengalokasikannya ialah dengan menggunkan salah satu dari 4 metode :
1. Metode nilai pasar atau metode nilai jual relatif
2. Metode rata-rata biaya persatuan
3. Metode rata-rata tertimbang
4. Metode unit kuantitatif atau metode satuan fisik
5) Karakteristik Produk Bersama (1). dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan
serangkaian proses atau dengan proses bersama. (2). Menghasilkan beberapa produk produk berupa
produk utama dan produk sampingan. Yang termasuk biaya produk jadi yaitu : biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.
6) 1. MetodeNilaiJualRelatif.
Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama. Dasar
pikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut.
2.Metode Satuan Fisik.
Metode ini mencoba menentukan harga produk bersama sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh
masing-masing produk akhir. Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan kepada produk atas
dasar koefisien fisik yaitu kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk.
3.Metode Rata-rata Biaya Per-Satuan.
Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang
sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan beberapa macam
produk yang sama dari satu proses bersama tetapi mutunya berlainan.
4.Metode Rata-rata Tertimbang.
Dalam metode ini, kuantitas produksi dikalikan dengan angka penimbang dan hasil kalinya baru
pakai sebagai dasar alokasi. Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkan pada
jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk , waktu yang dikonsumsi dan pembedaan
jenis tenaga kerja yang dipakai untuk jenis produk yang dihasilkan. Jika yang dipakai sebagai angka
penimbang adalah harga jual produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual relatif.
7) Istilah produk sampingan (by-product) umumnya digunakan untuk mendefinisikan suatu produk
dengan total nilai yang relatif kecil dan dihasilkan secara simultan atau bersamaan dengan suatu
produk lain yang total nilainya lebih besar. Produk dengan nilai yang lebih besar tersebut, biasanya
disebut produk utama (main product), biasanya, produsen hanya memiliki sedikit kendali atas
jumlah produk sampingan yang diproduksi dalam jumlah yang lebih besar dibanding dengan produk
sampingan. Biasanya produsen hanya memiliki sedikit kendali atas jumlah produk sampingan yang
diproduksi. Sebaliknya, pengenalan metode teknik yang lebih maju, seperti yang digunakan di
industri perminyakan, telah memungkinkan pengendalian yang lebih besar atas jumlah residu dan
produk sampingan lainnya. Misalnya, suatu perusahaan yang menyewa truk untuk mengangkut
bahan tertentu menemukan bahwa bahan buangan tersebut dapat diguakan sebagai pupuk. Produk
sampingan ini sekarang menjadi sumber pendapatan lain untuk seluruh industri.
8) Karakteristik produk utama:
(1) Pemprosesan produk bersama menghasilkan produk bersama lainnya pada waktu yang
bersamaan. Proses produksi untuk satu jenis produk secara otomatis diikuti dengan
dihasilkannya satu atau lebih jenis produk yang lain.
(2) Pemrosesan produk bersama selalu terjadi titik pisah, yaitu pada saat setiap produk secara
individual dapat diidentifikasi dengan jelas, yaitu dapat diketahuinya produk utama dan produk
sampingan.. Pada titik pisah, setiap produk dapat dijual langsung atau diproses lebih lanjut.
(3) Pemrosesan produk bersama menghasilkan produk tertentu dengan nilai jual yang lebih tinggi
dari produk lainnya. Nilai jual produk merupakan kriteria untuk membedakan produk utama
dengan produk sampingan. Perlakuan suatu jenis sebagai produk sampingan tidak berlaku secara
permanen.
Karakteristik produk sampingan:
(1) Merupakan hasil sampingan dari proses produksi produk utama, atau hasil dari
prosespenyiapan bahan baku sebelum bahan baku tersebut diproses menjadi produk utama
(2) Produk sampingan diklasifikasi dapat dijual setelah titik pisah tanpa pemrosesan lebihlanjut,
atau diproses lebih lanjut agar dapat dijual dengan harga lebih tinggi.
9) Metode untuk menghitung biaya produk sampingan terbagi atas dua kategori yaitu: Kategori
pertama, biaya produk gabungan tidak dialokasikan keproduksampingan. Dalam kategori ini ada
dua metode:
(1) Metode 1 hasil penjualan dari produk sampingan langsung dimasukkan kedalam
laporan laba rugi sebagai salah satu dari empat kategori ini yaitu: pendapatan lain-
lain, tambahan pendapatan penjualan, pengurang harga pokok penjualan dari produk
utama dan pengurang total biaya produk utama.
(2) Metode 2, hasil penjualan dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan biaya
penjualan dan pemasaran serta biaya administrasi dan umum atas produk sampingan,
kemudian dikurangi lagi dengan biaya pemrosesan lebih lanjut atas produk
sampingan. Hasil penjualan tersebut akan dimasukkan kedalam laporan laba rugi
sebagai salah satu dari empat kategori seperti metode pertama yang disebutkan di
atas.

Kategori kedua, untuk menghitung biaya produk sampingan, sebagian biaya produk gabungan
dialokasikan keproduk sampingan. Alokasi biaya gabungan seperti ini hamper sama dengan
perlakuan terhadap produk gabungan. Nilai persediaan didasarkan pada besarnya biaya gabungan
yang dialokasikan ditambah dengan biaya pemprosesan lebih lanjut setelah titik pemisah. Dalam
kategori ini, ada dua metode yang digunakan yaitu:

(1) Metode1 yang merupakan metode biaya penggantian (replacement cost method)
(2) Metode2yaitu metode nilai pasar, atau yang juga dikenal sebagai metode pembatalan atau
pembalikkan biaya (reversal cost method).
10) Perhitungan biaya sampingan dapat mempengaruhi tingkat pengakuan persediaan dan perolehan laba
sebuah perusahaan manufaktur. Penting diingat bahwa walau berbentuk produk sampingan, ketika
produk tersebut dapat dimanfaatkan lebih lanjut atau diproses ulang maka akan menghasilkan nilai
laba yang semakin tinggi. Tentunya hal ini akan mempengaruhi pembukuan perusahaan dan juga
semakin nilainya material maka akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Oleh karena itu
penentuan metode yang akan dipakai harus dipertimbangkan perusahaan dengan baik.

PILIHAN GANDA

1. B Rp. 28.500
2. D Rp. 51.000
3. C Rp. 9.000
4. 4 . A harga jual dikurangi margin laba normal pada titik impas
5. B.laporan posisi keuangan
6. B. Hanya bahan baku dan tenaga kerja langsung
7. A. Membebankan secara proporsional jumlah total biaya kepada masing masing produk dgn cara yg
berbasis kuantitatif
8. B. Ya dan tidak
9. C estimasi nilai pasar produk sampingan
10. B metode biaya reversl
11. B secara normal merupakan integrasi dari bagian bagian dalam suatu process cost system
12. C nilai produk yang dihasilkan tidak berbeda secara signifikan
13. D Kumpulan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik merupakan
basis utama dalam penetapan nilai jual untuk produk bersama
14. A Rp44.248,27
15. C Rp5.308.756
16. A Produk sisa umumnya dijual tanpa proses tambahan, sementara produk sampingan seringkali harus
diproses lebih lanjut setelah titik impas dalam rangka untuk dapat dijual.
17. D semua metode tidak ada yang tepat untuk menangani produk sampingan
18. B nilai jual produk smpingan yang diekspetasi dikurangi biaya administrasi dan pemasaran yang
sesungguhnya
19.
20. C apabila nilai penjualan yang diekspetasikan produk sampingan dikurangi dengan biaya pemrosesan
tambahan sesungguhnya yang selanjutnya dikurangi dengan jumlah biaya administrasi dan pemasaran
sebagaimana laba bersih estimasi biaya bersama produk sampingan akan dapat diperoleh sampai
dengan saat titik pisah
BAB 10
BiayaTenaga Kerja

Soal

1. Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari tiga elemen biaya produksi. Elemen biaya produksi terdiri atas
biaya bahan baku , biaya tenaga kerja , dan biaya overhead pabrik. Komponen biaya tenaga kerja meliputi
gaji dan upah reguler , intensif dan tunjangan.
2. Tunjangan merupakan kompensasi tambahan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan selain gaji
dan upah regular serta intensif seperti :tunjangan asuransi , tunjangan pensiun , tunjangan liburan ,
premilemburdan bonus.
3. Produktivitas tenaga kerja menggambarkan hubungan antara output yang dihasilkan oleh tenaga kerja dan
input yang digunakan. Perusahaan berkepentingan terhadap produktivitas tenaga kerja karena dengan tenaga
kerja yang produktif perusahaan akan mampu berproduksi lebih efisien.
4. Program intensif yang baik adalah program intensif yang (1) mengandung standar pencapaian prestasi yang
adil (2) memberikan intensif secara proporsional dengan kelebihan pencapaian prestasi di atas standar dan
(3) aplikatif terhadap kondisi kerja karyawan.
5. a. Straight piecework plan : program ini memberikan kompensasi tambahan kepada karyawan secara
individu sebesar tarif gaji dan upah yang berlaku dikalikan dengan kelebihan produksi di atas standar.
b. One-Hundred-Percent bonus plan :merupakanvariasi lain dari straight piecework plan tetapi one hundred
percent bonus plan intensif dinyatakan dalam satuan waktu per unit yang diproduksi.
c. Group bonus plan : program intensifini di dasarkan pada produktivitas individu dan ada juga program intensif
yang didasarkan pada produktivitas suatu seksi atau pabrik.
6. Teori kurva pemelajaran adalah teori yang menyatakan bahwa setiap akumulasi unit produk yang dihasilkan
dua kali lipat , akumulasi rerata waktu per unit yang dibutuhkan untuk memproduksi produk yang sama akan
menurun. Apabila pengurang waktu tersebut sebesar 20 % maka tingkat pembelajaran adalah 80 %.
7.
8.Uraikan fungsi setiap seksi di sebuah perusahaan manufaktur.
 Seksi Personalia mempunyai fungsi utama yaitu menyediakan tenaga kerja yang kompeten dengan
kebutuhan perusahaan.
 seksi perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menentukan rencana kerja setiap order produksi
 Seksi Pencatat waktu sebagai penyediaan informasi yang akurat dan dapat diandalkan tentang
penggunaan tenaga kerja dalam proses produksi yang merupakan salah satu hal pokok dalam penentuan
biaya tenaga kerja.
 Seksi Penggajian memiliki dua tugas utama yaitu (1) menghitung dan menyiapkan penggajian, serta (2)
distribusi penggajian.
 Seksi Biaya bertanggungjawab untuk mencatat biaya tenaga kerja, baik langsung maupun tidak
langsung kepada pekerjaan atau seksiterkait.
9.
 Kartu hadir merupakan kartu yang berisikan iformasi tentang jam hadir karyawan di pabrik. Data yang
tertera dalam kartu hadir meliputi nama,seksi, jam masuk dan jam keluar dan terlambat masuk akan
direkam dalam kartu ini.Kartu hadir merupakan bukti bahwa waktu atau jam kerja karyawan yang telah
digunakan oleh perusahaan
 Sedangkan kartu jam kerja merupakan kartu yang berisi informasi waktu atau jam kerja karyawan
mengerjakan suatu pekerjaan.kartu jam kerja ini digunakan perusahaan sebagai dasar penentuan biaya
tenaga kerja langsung untuk suatu perusahaan.
10. Lembur adalah selisih antara lama waktu kerja yang sesungguhnya dan lama waktu kerja normal yang
ditentukan perusahaan. Premi lembur adalah kelebihan waktu kerja tersebut,
perusahaanmemberikankompensasitambahan ,premi lembur ditetapkan sebesar persentase tertentu dari tariff
gaji atau upah normal. Misalnya , karena banyaknya order produksi dan tenggang waktu produksi yang
singkat maka premi lembur diperlakukan sebagai bagian dari biaya tenaga kerja langsung.

PilihanGanda
1. D. salah satu unsur biaya konversi adalah biaya tenaga kerja
2. A. gaji
3. B. upah
4. D. upah regular
5. A. efisiensi tenaga kerja
6. A. penjualan
7. D. intensif dibagi secara merata
8. C. 83,33%
9. E. group bonus plan
10. A. straight piecework plan
11. B. one-hundred-percent bonus plan
12. C. gainsharing plan
13. C. (104xRp1.000)+(16 unitx 50%xRp1.000)
14. B. 44 jam
15. A. 48 jam
16. D. Rp57.600
17. C. Rp4.800
18. B. biaya tenaga kerja semakin kecil.
19. B. seksi perencanaan produksi
20. C. clock card
21. C. Rp3.000
23. B. Biaya overhead pabrik
24. C. biaya overhead pabrik

Latihan 10.1

Keterangan Perhitungan Total


Tenaga bagian produksi 14 orang x Rp1000 x 150 jam Rp2.100.000
Mandor 1 orang x Rp200.000 Rp200.000
Bagian administrasi & pemasaran 1 orang x Rp160.000 Rp160.000
Rp2.460.000
Iuran asuransi 2% x Rp2.460.000 Rp49.200
Iuran pensiun 3% x Rp2.460.000 Rp73.800
Pajak penghasilan 5% x Rp2.460.000 Rp123.000
(Rp246.000)
Penghasilan bersih Rp2.460.000-Rp246.000 Rp2.214.000

# Jurnal pengakuan gaji dan upah

Gaji dan upah Rp2.460.000

Utang gaji dan upah Rp2.214.000

Utang gaji dan upah Rp49.200


Utang iuran asuransi Rp 73.800

Utang iuran pensiun Rp 123.000

# Jurnal distribusi gaji da nupah

Biayatenagabagianproduksi Rp2.100.000

Biayagajimandor Rp 200.000

Biaya gaji administrasi dan pemasaran Rp 160.000

Gaji dan upah Rp2.460.000

# Jurnal pembayaran gaji dan upah

Utang gaji dan upah Rp2.214.000

Utang iuran asuransi Rp 49.200

Utang iuran pensiun Rp 73.800

Utang pajak penghasilan Rp 123.000

Kas Rp2.460.000

Latihan 10.2

Perhitungan tunjangan asuransi dan pension amir

Keterangan Perthitungan Total


Upah 150 jam x Rp1000 Rp150.000
Tunjangan asuransi 50% X 4% X Rp150.000 Rp3.000
Tunjangan pension 50% X 6% X Rp150.000 Rp4.500
Total penghasilan Rp157.500
Iuran asuransi 4% X Rp150.000 Rp6.000
Iuran pensiuan 6% X Rp150.000 Rp9.000
Total iuran Rp15.000
Penghasilan bersih Rp157.500 – Rp15.000 Rp142.500

# Jurnal untuk mencatat pengakuan dan distribusi upah

Gaji dan upah Rp157.500

Utang gaji dan upah Rp142.500

Utang iuran asuransi Rp6.000

Barang dalam proses Rp150.000

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp7.500

Gaji dan upah Rp157.500

Latihan 10.3
Tunjangan liburan ini diperlukan sebagai biaya overhead pabrik dan diakui sebagai utang tunjangan liburan
sampai dengan dibayarkan kepada karyawan

Rp250.000/50 minggu Rp5.000 untuk setiap pembayaran upah

# Jurnal untuk mencatat pengakuan upah dan tunjangan liburan dalam 1 minggu :

Gaji dan upah Rp105.000

Utang gaji dan upah Rp100.000

Utang tunjangan liburan Rp 5.000

# Jurnal untuk mencatat distribusi upah dan tabungan

Barang dalam proses Rp100.000

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp5.000

Gaji dan upah Rp102.500

Latihan 10.4

1. Total gaji & upah kotor dan bersih


Biaya tenaga langsung Rp3.159.500
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 364.500
Gaji dan upah kotor Rp3.524.000
Pajak penghasilan karyawan Rp 350.000
Iuran jam sostek Rp 100.000
(Rp 450.000)
Gaji dan upah bersih Rp3.074.000

2. Jurnal mencatat pengakuan gaji dan upah


Gaji dan upah Rp3.524.000
Utang gaji dan upah Rp3.074.000
Utang pajak penghasilan Rp350.000
Utang iuran jam sostek Rp 100.000
3. Jurnal distribusi gaji dan upah
Barang dalam proses Rp3.159.500
BOP Sesungguhnya Rp 364.500
Gaji dan upah Rp3.524.000
4. Jurnal pembayaran gaji dan upah
Utang gaji dan upah Rp3.074.000
Utang pajak penghasilan Rp 350.000
Utang iuran jam sostek Rp 100.000
Kas Rp3.524.000

Latihan 10.5

a. Hitunglah penghasilan kotor dan bersih


Gaji dan upah kotor Rp109.050.000
Tunjangan diakui
Bonus Rp1.870.000

Liburan Rp1.566.000

Pension Rp 237.000

Total tunjangan Rp 3.673.000

Penghasilan kotor Rp112.723.000

Pajak penghasilan karyawan (Rp4.000.000)

Iuranjamsostek (Rp1.200.000)

Penghasilan bersih Rp107.523.000

b. Pengakuangajidanupah
Gaji dan upah Rp112.723.000
Utang gaji dan upah Rp107.523.000
Utang pajak penghasilan Rp4.000.000
Utang iuran jam sostek Rp1.200.000
c. Pembayaran gaji dan upah
Utang gaji dan upah Rp107.523.000
Utang pajak penghasilan Rp 4.000.000
Utang iuran jam sostek Rp1.200.000
Kas Rp112.723.000

d. Pembayaran gaji dan upah


Utang gaji dan upah Rp107.523.00
Utang pajak penghasilan karyawan Rp4.000.000
Utang iuran jam sostek Rp1.200.000
Kas Rp112.723.000
Bab 11

Soal

1. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja langsung

2. a. Jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksi


b. Tidak dapat ditelusuri dan diindentifikasi secara langsung kepada produk atau pesanan
c. Jenisnya banyak

3. Gaji penyelia,premi lembur, biaya listrik pabrik, biaya pemeliharaan mesin dan peralatan, biaya
depresiasi, dan biaya asuransi gedung pabrik

4. a. Berdasarkan biaya bahan baku


persentasi biaya overhead pabrik berdasarkan biaya bahan baku= tafsiran biaya overhead pabrik dibagi
dengan tafsiran biaya bahan baku yang digunakan kemudian dikali 100%
b. Berdasarkan Tenaga kerja
Persentase biaya overhead pabrik berdasarkan biaya tenaga kerja= tafsiran biaya overhead pabrik dibagi
dengan tafsiran biaya tenaga kerja kemudian dikali 100%

5. pencatatan akumulasi biaya overhead pabrik dapat mneimbulkan masalah karena adanya berbagai kebutuhan
data untuk pengambilan keputusan, oleh karena itu, perusahaan akan kesulitan untuk mendesain suatu sistem
akumulasi biaya overhead pabrik yang mampu memenuhi semua kebutuhan.
6. Dasar pembebanan dan pemilihan level aktivitas.
Dasar pembebanan meliputi unit produksi,biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,jam kerja mesin.
Sedangkan Pemilhaan level atas meliputi beberapa level diantaranya kapasitas teoritis,kapasitas
praktis,kapasitas sesungguhnya yang diharapkan,dan kapasitas normal.
7. a. Unit produksi . Rumus adalah estimasi jumlah biaya overhead pabrik (anggaran BOP) dibagi dengan
estimasi unit produksi

Tarif (Rp/Unit) = Estimasi jumlah biaya overhead pabrik


Estimasi unit produksi
b. Biaya bahan. Tarif biay overhead pabrik dapat ditentukan berdasarkan jumlah biaya bahan,jika terdapat
korelasi antara jumlah biaya overhead pabrik dan biaya bahan yang dipakai

Tarif (%) = Estimasi jumlah biaya overhead pabrik


Estimasi jumlah biaya bahan

c. Biaya Tenaga Kerja Langsung. Dihitung dengan cara membagi estimasi jumlah biaya overhed pabrik
dengan estimasi jumlah biaya tenaga kerja
Tarif (%) = Estimasi jumlah biaya overhead pabrik
Estimasi jumlah biaya tenaga kerja langsung

d.Jam kerja langsung. Dilakukan untuk mengantisipasi kelemahan pembebanan berdasarkan jumlah biaya
tenaga kerja langsung

Tarif (Rp/JKL) = Estimasi jumlah biaya overhead pabrik


Estimasi jumlah jam kerja langsung

e. Jam kerja mesin. Pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan jam kerja mesin tepat jika kerja mesin
digunakan secaraekstensif dan komponen terbesar biaya overhead pabrik adalah biaya depresiasi.
Tarif (Rp/JM) = Estimasi jumlah biay overhead pabrik
Estimasi jumlah jam mesin

f. Aktivitas. Dasar pemikiran penggunaan dasar transaksi adalah terjadinya biaya dipicu oleh aktivitas.

8. a. Unit produksi :
kelebihannya adalah

Kelemahannya adalah Dasar unit produksi menjadi tidak tepat jika perusahaan memproduksi lebih dari
satu jenis produksi
b. Biaya bahan :
Kelebihannya adalah

Kelemahannya adalah menjadi tidak tepat jika suatu produk membutuhkan bahan dengan harga lebih
tinggi dari pada bahan lain,sedangkan keduanya memerlukan proses produksi yanga sama maka produk
tersebut akan dibebani dengan biaya overhead pabrik yang lebih tinggi
c. Biaya tenaga kerja langsung.:
Kelebihannya adalah mudah dilkakukan karena informasi biaya tenaga kerja langsung selalu tersedia
Kelemahannya adalah tidak tepat digunakan pada perusahaan tipe padat karya, metode ini juga tidak dapat
digunakan jika komponen biaya overhead pabrik terdapat unsur biaya depresiasi dalam jumlah besar dan
tidak berhubungan langsung dengan biaya tenaga kerja langsung.
d. Jam kerja langsung :
Kelebihannya adalah metode ini tepat digunakan jika terdapat korelasi antara jumlah jam kerja langsung
dan biaya overhead pabrik atau perusahaan padat karya.
Kelemahannya adalah tidak tepat jika digunkan pada perusahaan padat modal.
e. Jam kerja mesin :
Kelebihannya adalah berdasarkan jam kerja mesin tepat jika kerja mesin digunakan secaraekstensif dan
komponen terbesar biaya overhead pabrik adalah biaya depresiasi.
Kelemahannya adalah metode ini membutuhkan pekerjaan klerikal

f. Aktivitas :
Kelebihannya adalah mengatasi kelemahan metode-metode sebelumnya
Kelemahannya adalah

9. Kapasitas teoritis adalah kapasitas untuk memproduksi dengan kecepatan penuh(100%) tanpa interupsi.
Kapasitas praktis adalah kapasitas produksi dengan mempertimbangkan interupsi yang tidak dapat dihindari
Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan adalah kapasitas produksi berdasarkan output sesungguhnyayang
diharapkanpadasuatu periode.
Kapasitas normal adalah kapsitas produksi rata-rata jangka panjang untuk menghindari fluktuasi tingkat
produksi
10. Full costing adalah pendekatan perhitungan biaya produksi dengan membebankan semua biaya produksi
variable dan tetap kepada produk
Variabel costing adalah pendekatan perhitungan biaya produksi dengan membebankan biaya produksi
variable kepada produk Masing-masing digunkan untuk kepentingan manajemen internal perusahaan
11. untuk mendapatkan dan menyajikan informasi yang akan dipakai untuk pengendalian biaya,yaitu
melaporkan biaya yang sesungguhnya terjadi disuatu department atau diserap oleh suatu pesanan dan
membandingkan biaya tersebut dengan biaya dibebankan

12
13.1.Anggaran unit akan diproduksi , terutama yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitasnya dari waktu ke
waktu selama periode yang akan datang.
2.Berbagai standard yang telah ditetapkan perusahaan ( misalnya standard pemakaian bahan pembantu,
pemakaian listrik dan sebagainya )
3.Sistem pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan
4.Metode depresiasi , khususnya terhadap aktiva tetap .
5.Metode alokasi biaya yang dipakai oleh perusahaan untuk membagi biaya – biaya yang semula
merupakan satu kesatuan, menjadi beberapa kelompok biaya tersebut terjadi

Pilihan Ganda Bab 11

1. A.biaya produksi langsung dan tidak langsung.


2. C. Jumlahnya tetap.
3. B. Pemakaian bahan penolong.
4. A. Jumlahnya berfluktuasi.
5. C. Total anggaran BOP setahun.
6. B. Variabel.
7. A. Tetap.
8. B. Memilih dasar pembebanan.
9. B. Teoritis.
10. B. Praktis.
11. B. Biaya Tenaga Kerja langsung.
12. B. Mendebit akun barang dalam proses.
13.
14.
15. C. Kerugian luar biasa

Latihan Bab 11

Latihan 11.1

1. Diketahui : BOP tetap Rp40.000.000,- memproduksi 400.000 unit

BOP variabel Rp50.000.000,- jam kerja langsung 200.000 jam

BOP semivariabel Rp10.000.000,- biaya bahan Rp250.000.000

Rp100.000.000,-

Hitunglah tarif BOP dengan menggunakan dasar pembebanan.

a) Unit diproduksi.

Tarif (Rp/Unit) = Rp100.000.000/Rp400.000 = Rp250 per unit

b) Jam kerja langsung.

Tarif (Rp/JKL) = Rp100.000.000/Rp200.000 = Rp500 per jam kerja langsung

c) Biaya Bahan Baku

Tarif (%)= Rp100.000.000/Rp250.000.000 = 40% dari biaya bahan

2. a) Diketahui : Januari 2010


Memproduksi 15.000 unit

JKL 20.000 jam

Biaya bahan RP30.000.000

 Biaya produksi januari 2010 diproduksi 15.000 unit maka total BOP dibebankan adalah Rp3.750.000
(15.000 x Rp250).
 Jumlah jam tenaga kerja langsung periode januari 2010 menggunakan 20.000jam maka jumlah BOP
dibebankan menjadi sebesar Rp10.000.000 (20.000 x Rp500).
 Jumlah biaya bahan baku januari Rp30.000.000 maka jumlah BOP dibebankan Rp 12.000.000
(Rp30.000.000 x 40%).

b) jurnal pembebanan BOP-nya

Unit diproduksi Rp3.750.000

Jam kerja langsung Rp10.000.000

Biaya bahan baku Rp12.000.000

Pembebanan biaya overhead pabrik Rp25.750.000

Latihan 11.2

Diketahui :

Biaya overhead pabrik pada kapasitas 10.000 unit sejumlah Rp 24.000 dan

Biaya overhead pabrik pada kapasitas 30.000 unit sejumlah Rp 64.000.000

perusahaan merencanakan menyusun anggaran biaya overhead pabrik untuk tahun 2011 pada kapasitas 25.000
unit.

Diminta :

a) Hitunglah biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel per unit.
b) Hitunglah anggaran biaya overhead pabrik yang direncanakan perusahaan.

Jawab :

Tarif(Rp/unit) = estimasi jumlah biaya overhead pabrik / estimasi unit produksi

=24.000/10.000
=Rp 2,4 per unit
=64.000/30.000
=Rp 2,13 per unit

Latihan 11.3
Keterangan Kapasitas Normal
Jam Kerja mesin 4000
Anggaran BOP
Tetap 3.000.000
Variabel 20.000.000
Total 23.000.000
Tarif BOP
Tetap 975
Variabel 625
Total 1600

a. Hitunglah tariff biaya overhead pabrik pada kapasitas normal


3.000.000
Tarif BOP Tetap = =750
4000

20.000.000
Tarif BOP Variabel = =5000
4000
Total BOP Pabrik = 5750

Latihan 11.4

Keterangan Kapasitas Normal Kapasitas Sesunghnya Diharapkan


Jam Kerja mesin 120.000 90.000
Anggaran BOP
Variabel 117.000.000 117.000.000
Tetap 75.000.000 72.000.000
Total 192.000.000 189.000.000
Tarif BOP
Variabel 975 1300
Tetap 625 800
Total 1600 2100

b. Hitunglah tariff biaya overhead pabrik pada kapasitas normal


117.000 .000
Tarif BOP Variabel = =975
120.000

75.000.000
Tarif BOP Tetap = =625
120.000
Total BOP Pabrik = 1600

c. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik pada kapasitas sesungguhnya diharapkan


117.000 .000
Tarif BOP Variabel = =1300
90.000

72.000.000
Tarif BOP Tetap = =800
90.000
Total BOP Pabrik = 2100

d. Hitunglah jumlah BOP dibebankan dengan menggunakan tariff kapasitas normal

BOP dibebankan = 1600 x 192.000.000 = 307.200.000.000

e. Hitunglah jumlah BOP dibebankan dengan menggunakan tariff kapasitas sesungguhnya diharapkan

BOP dibebankan = 2100 x 189.000.000 =396.900.000.000

Latihan 11.6

PT Putrishima
Laporan Harga Pokok Penjualan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Januari 2010

Bahan baku dipakai Rp500.000


Biaya tenaga kerja langsung Rp500.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp283.500
Total biaya priode yang bersangkutan Rp1283.500
Barang dalam proses awal Rp10.000
Barang dalam proses akhir (Rp40.000)
Biaya barang jadi ditransfer Rp1.253.500
Barang jadi awal Rp40.000
Barang jadi akhir (Rp30.000)
Harga pokok penjualan Rp1.263.500
Harga pokok penjualan BOP Rp9.000
Harga pokok penjualan disesuaikan Rp1.272.500

Latihan 11.7

a.hitungan tarif biaya overhead pabrik teap

BOP = Rp300.000(biaya untuk pabrik,biaya depresiasi)

Tarif BOP tetap =4.300.000/10.000 = Rp430 perjam mesin

b.hitungan biaya overhead variabel

BOP Variabel =Rp26.200.000

Tarif BOP variabel = 26.200.000/10.000 =Rp2.260 perjam

c.hitungan tarif biaya overhead pabrik tetap


 Tarif BOP tetap Rp430
 Tarif BOP variabel Rp2.620
 Tarif BOP total Rp3.550

BAB 12
Soal

1. jelaskan apa yang dimaksud dengan departementalisasi biaya overhead pabrik

Jawaban :

Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah membagi pabrik ke dalam departemen – departemen atau
pusat biaya untuk pembebanan biaya overhead pabrik.

2. Jelaskan tujuan departementalisasi biaya

overhead pabrik

Jawaban :

tujuan utama departemenisasi biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:

1. Untuk pembebanan biaya overhead pabrik dengan adil dan teliti.


2. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik yang lebih baik.
3. Untuk pembuatan keputusan oleh manajemen.

3.Jelaskan pembagian departemen menurut fungsi pokok perusahaan


Jawaban:

Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan. 

Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan. Organisasi dalam perusahaan manufaktur
dibagi ke dalam tiga fungsi pokok: produksi, pemasaran dan administrasi. Oleh karena itu perlu ada
penggolongan dan pembedaan antara tenaga kerja pabrik dan tenaga kerja nonpabrik. Pembagian ini bertujuan
untuk membedakan biaya tenaga kerja yang merupakan unsur harga pokok produk dari biaya tenaga kerja
nonpabrik, yang bukan merupakan unsur harga pokok produksi, melainkan merupakan unsur biaya usaha.

4.Jelaskan apa yang dimaksud departemen jasa dan berikan contohnya


Jawaban:

departemen jasa adalah bagian yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam
proses produksi dan departemen yang menghasilkan jasa penolong, departemen pembangkit listrik, departemen
perawatan gedung. Contohnya : jasa fotokopi

5.Apa yang dimaksud dengan objek biaya ? berikan contoh objek biaya

Jawaban :

Objek Biaya merupakan tempat adanya biaya atau aktivitas biaya diukur tujuannya ialah untuk menulusuri serta
memilih seberapa obyektif biaya tersebut diandalkan maupun dihasilkan. Contohnya : Sebuah mobil adalah
objek biaya jika kita ingin menentukan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah mobil. Akhir-akhir
ini, aktivitas sebagai objek biaya.

6.Jelaskan yang dimaksud dengan biaya langsung dan biaya tak langsung

Jawaban:

Biaya Langsung merupakan biaya yang bisa ditelusuri secara langsung ke sasarannya sedangkan Biaya Tidak
Langsung merupakan biaya yang tidak bisa ditelusuri secara langsung pada sasarannya

7. Berikan contoh biaya langsung dan biaya tak langsung

Jawaban :

Contoh biaya langsung adalah biaya bahan baku. Sedangkan Contoh dari biaya tidak langsung adalah biaya
overhead pabrik

8. a. penyusunananggaran

anggaran BOP departemen produksi dan anggaran biaya departemen jasa terdiri atas anggaran biaya
langsung dan anggaran biaya tidak langsung dan terdiri atas berbagai jenis biaya. Anggaran masing-masing
jenis biaya ada yang bersifat tetap dan ada pula yang bersifat variabel.

b. penetapan dasar alokasi

langkah selanjutnya adalah menetapkan dasar alokasi anggaran biaya departemen jasa .

c. alokasibiayadepartemenjasa

anggaran biaya departemen dapat dialokasikan kepada departemen produksi dengan


menggunakan beberapa metode yaitu metode langsung, metode bertahap, dan metode aljabar.

d. perhitungan tarif BOP


menghitung tarif BOP caranya yaitu dengan membagi anggaran BOP departemen setelah
alokasi dengan dasar pembebanan atau pemicu terjadinya BOP setiap departemen.

9. metode langsung yaitu metode yang dimana anggaran biaya departemen jasa hanya dialokasikan kepada
departemen produksi saja dan tidak dialokasikan kedepartemen jasa lain.

10. kelebihan metode langsung adalah memudakan klerikal tetapi memiliki kelemahan dalam mengukur total
biaya departemen jasa.

11. bagan alir metode langsung

12. Metode bertahap yaitu metode dimana biaya departemen jasa dialokasikan secara bertahap kedepartemen jasa
lain dan departemen produksi. Urutan pengalokasian biaya dimulai dari departemen jasa dengan jumlah biaya
terbesar sampai dengan departemen jasa dengan jumlah biaya terkecil.

13. bagan alir metode bertahap

14. Metode aljabar yaitu metode yang dimana biaya departemen jasa dialokasikan secara simultan dengan
menggunakan teknik aljabar. Metode aljabar dapat diterapkan jika antar departemen jasa saling memberikan jasa.

15. bagan alir meetode aljabar


.

Pilihan Ganda

1. B. Pengumpulan dan tarif biaya overhead pabrik per departemen

2. B. Departemen pengemasan

3. B. Alokasi biaya telepon dari kantor pusat

4. C. Anggaran biaya departemen jasa yang dialokasikan ke departemen produksi

5. B. Menentukan dasar alokasi biaya departemen jasa

6. A. Metode langsung

7. B. Metode bertahap

8. D. Metode Aljabar

9. D. Biaya Overhead pabrik dibebankan (kredit)

10. A. Mendebitkan akun barang dalam proses dan mengkreditkan BOP dibebankan

11.

12.

13.

14. A.

15. B.

16.

Latihan

Latihan 12.5
PT. Insani memiliki dua departemen produksi dan dua departemen jasa. Data biaya overhead pabrik dan biaya
dianggarkan dan aktivitas normal pada setiap departemen adalah sebagai berikut.

Keterangan Dept. Jasa A Dept. Jasa B Dept. Prod. X Dept. Prod. Y


Anggaranbiaya/ Rp 7.000.000 Rp 10.000.000 Rp 17.000.000 Rp 19.000.000
BOP
Luas lantai m2 500 m2 700 m2 750 m2 900 m2
Jam pemeliharaan 4.500 jam 3.600 jam 8.800 jam 7.500 jam
Jam kerjamesin 6.500 jam 9.500 jam

Jam tenagakerja 7.000 jam 9.500 jam


langsung

Biaya Departemen A dialokasikan dengan menggunakan luas lantai dan biaya Departemen B dialokasikan
berdasarkan jam pemeliharaan. Dasar pembebanan BOP yang digunakan di Departemen X adalah jam kerja
mesin dan dasar pembebanan di Departemen Y adalah jam tenaga kerja langsung. Diminta: Buatlah tabel
alokasi biaya overhead pabrik dengan aljabar dan hitunglah tarif per departemen produksi

TABEL DATA ALOKASI ANGGARAN BIAYA DEPARTEMEN JASA

Keterangan Dep Produk X Dep Produk Y Dep Jasa A Dep Jasa B


Anggaran Bop Rp 17.000.000 Rp 19.000,000
Seblm Alokasi
Anggaran Biaya Rp 7.000.000 Rp 10,000,000
Dep. Jasa
Dasar Alokasi
Dep A (Luas 750 M2 900 M2 500 M2 700 M2
Lantai)
Dep B (Jmlh 8.800 Jam 7.500 Jam 4.500 Jam 3.600 Jam
JamPemeliharaan)

Dasar pembebanan 6500jkm 9500jkl


Tarif bop Rp 3.942.250,1 Rp2.888.807,09

Perhitungan

Dari departemen A

Dep X: 750/2.350 x Rp 9.850.107 Rp 3.143.651,17

Dep Y 900/2.350 x Rp 9.850.107 Rp 3.772.381,404

Dep B 700/2.350 x Rp 9.850.107 Rp 2.934.074,426

Dari departemen B

Dep X 8.800 jam / 20.800 jam x Rp 12.955.032 Rp 5.480.975,007

Dep Y= 7.500 jam /20.800 jam x Rp 12.955.032 Rp 4.671.285,577

Dep A 4. 500 jam/20.800 jam x Rp 12.955.032 Rp 2.802.771.346

Latihan 12.6

PT. Tamago chime miliki dua departemen produksi dan dua departemen jasa. Berikut ini data biaya overhead
pabrik dan biaya yang dianggarkan.
Departemen ProduksiRp 20.000.000

Departemen pencampuran Rp 18.000.000

Departemen penyelesaian

Departemen Jasa

Departemen tenaga kerja Rp 2.920.000

Departemen pemeliharaan Rp 10.000.000

Untuk penyusunan tarif pembebanan biaya overhead pabrik, anggaran biaya departemen tenaga kerja
dialokasikan berdasarkan jumlah karyawan dan anggaran biaya departemen pemeliharaan dialokasikan
berdasarkan jam pemeliharaan. Berikut ini data estimasi jumlah karyawan dan jam pemeliharaan masing-masing
departemen.

Perhitungan

Dimisalkan biaya departemen jasa A sxetelah alokasi adalah p dan biaya departemen jasa b setelah dialoksasi
adalah Q

Rp 7.000.000+0,216 Q Rp 7.000.000 + 0,22 Q

Q Rp 10.000.000+0,297 P Rp 10.000.000+0.30 P

Subtitusi

#P =Rp 7.000.000 0,22 (10.000.000 +0,30 P)

P=Rp 7.000.000 Rp 2.200.0000 +0,066 P 0,934

P =Rp 9.200.000

P=Rp 9.850.107,07

=Rp 9.850.107,07

# Q- Rp 10.000.000 0,30 P

=Rp 10.000.000+(0,30 x Rp 9.850.107)

=Rp 10.000.000 +Rp 2.955.032,1

=Rp 12. 955.032,1 -Rp 12.955.032,1

Keterangan Dep Produksi x Dep Produksi y Dep Jasa A Dep Jasa B


Anggaran Bop Rp17.000.000 Rp19.000.000
Anggaran Biaya Rp7.000.000 Rp10.000.000
(Sblm Alokasi)
Alokasi Dep Jasa
Dep A Rp3.143.651 Rp3.772.381,40 (Rp9.850.107) Rp2.954.074,4 4 76
Dep B Rp5.480.975 Rp 4.671.286 Rp 2.802.771 (Rp12.955.032)
Anggaran Bop Rp25.624.626 Rp 27.443.667,4
Stelah Alokasi
Dasar Pembebanan 6500 Jkm 9500 jkl
Tarif BOP Rp3.942.250,1 Rp2.888.807,09
PERHITUNGAN:

Y=6.000 :12.000=0,5

Z=4.500:9.000=0,5

Y= Rp 2.920.000 + 0,5 Z

Z=Rp 10.000.000+0,5 Y

Y=Rp 2.920.000+0,5 (Rp 10.000.000 +0,5 Y)

Y= Rp 2.920.000+ Rp 5.000.000 +0,25 Y YYRp 7.920.000

0,75 Y

Y =Rp 10.560.000

Z=Rp 10.000.000+ Rp 52.800.000

=Rp62.800.000

Latihan 12.7

A. BOP Dibebankan

Departemen produksi A = TARIF BOP X PEMAKAIAN = Rp2000/JKM X 10.000 JKM

BOP Dibebankan departemen A = Rp20.000.000

Departemen Produksi B TARIF BOP X PEMAKAIAN = Rp1.700/JKM X 5.000 JKM

BOP Dibebankan Departemen B = Rp8.500.000

B. Jurnal pembebanan BOP ke setiap departemen

Barang dalam proses Departemen A Rp20.000.000

Barang dalam proses Departemen B Rp8.500.0000

BOP Dibebankan Departemen A Rp20.0000.000

BOP Dibebankan Departemen A Rp8.500.000

C. Jurnal mencatat BOP sesungguhnya setiap departemen

BOP Sesungguhnya Departemen A Rp21.700.000

BOP Sesungguhnya Departemen B Rp8.300.000

Macam – macam kredit Rp30.000.000

D. Jurnal mencatat selisih BOP

BOP sesungguhnya Departeman B Rp200.000


Biaya barang terjual Rp1.500.000

BOP sesungguhnya Departemen A Rp1.700.000

PERHITUNGAN SELISIH

DEP A = BOP Sesungguhnya Rp 21.700.000

BOP dibebankan Rp 20.000.000

Selisih (Rp 1.700.000)

DEP B = BOP Sesungguhnya Rp 8.300.000

BOP dibebankan Rp 8.500.000

Selisih Rp 200.000

Latihan 12.8

A. Alokasi anggaran biaya dep jasa , metode langsung

Keterangan Departemen produksi Departemen jasa


P1 P2 J1 J2
Anggaran BOP Rp100.000.000 Rp70.000.000
sebelum alokasi
Anggaran B Rp20.000.000 Rp24.000.000
departemen jasa
Dep jasa J1 (jumlh 90 orang 90 orang 40 orang 20 orang
Karyawan)
Dep jasa J1 (jumlh 15.000 jam 9.000 jam 6.000 jam 2.400 jam
Karyawan)

Alokasi , metode langsung

Keterangan Departemen produksi Departemen jasa


P1 P2 J1 J2
BOP Sebelum Rp100.000.000 Rp70.000.000
dialokasi
Biaya dep jasa Rp20.000.000 Rp24.000.000
Alokasi dep jasa
Dep J1 Rp10.000.000 Rp10.000.000 (Rp20.000.000)
Dep J2 Rp15.000.000 Rp9.000.000 (Rp24.000.000)
BOP Setelah Rp125.000.000 Rp89.000.000
dialokasi

J1 P1 = 90 ORG/180 ORG x Rp 20.000.000,- = Rp 10.000.000,-

J1 P2 = 90 ORG/180 ORG x Rp 20.000.000,- = Rp 10.000.000,-

J2 P1 = 1500 JAM/2400 JAM x Rp 24.000.000,- = Rp 15.000.000,-

J2 P2 = 9000 JAM/2400 JAM x Rp 24.000.000,- = Rp 9.000.000,-


B. Tarif BOP Dep P1, P2

Dep P1 (jml JKM) = Rp 125.000.000

20.000 JKM

tarif bop = Rp 6.250/JKM

Dep P2 (Jml JKL) = Rp 89.000.000

20.000 JKL

tarif bop= Rp 4.450/JKL

C. BOP Dibebankan

Dep P1

= Tarif BOP x Jml JKM

= Rp 6.250/JKM x 1000 JKM

BOP Dibebankan = Rp 6.250.000

Dep P2 = Tarif BOP x Jml JKL

= Rp 4.450/JKL x 2000 JKL

BOP Dibebankan = Rp 8.900.000

D. Jurnal Pembebanan BOP

Barang dalam proses Dep P1 Rp6.250.000

Barang dalam proses Dep P2 Rp8.900.000

Barang dibebankan Dep P1 Rp6.250.000

Barang dibebankan Dep P2 Rp8.900.000

E. Jurnal selisih BOP dibebankan dengan BOP sesungguhnya

BOP Sesungguhnya Dep P2 Rp2.100.000

Biaya barang dijual Rp350.000

BOP Sesungguhnya Dep P1 Rp1.750.000

PERHITUNGAN SELISIH
DEP P1 = BOP Sesungguhnya Rp 8.000.000

BOP dibebankan Rp 6.250.000

Selisih ((Rp 1.750.000)

DEP P2 = BOP Sesungguhnya Rp 6.800.000

BOP dibebankan Rp 8.900.000

Selisih Rp 2.100.000

BAB 13

Bagian Soal

1. Biaya standar adalah biaya produksi suatu unit atau sekelompok produk selama periode tertentu yang
ditentukan dimuka. Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk pada
kondisi operasi tertentu.

2. Perbedaan standar fisik dan standar harga:


standar fisik standar harga

Kuantitas standar masukan per unit keluaran Harga perkiraan per unit masukan

3. Komponen biaya standar meliputi:


a. standar fisik
b. standar harga

4. sistem biaya standar bermanfaat untuk melakukan perencanaan, pengendalian operasi, dan memberikan
wawasan kepada manajemen dalam membuat keputusan.

5. Perbedaan standar sesungguhnya, standar normal, standar teoritis:

standar sesungguhnya standar normal standar teoritis


standar sesungguhnya yang standar normal adalah standar yang standar teoritis standar yang
diharapkan yaitu standar yang dirancang untuk tingkat kapasistas dirancang untuk tingkat
dirancang untuk tingkat kapasitas atau efesiensi yang normal. Standar kapasitas dan efesiensi yang
atau efesiensi yang diharapkan. ini digunakan untuk memberikan ideal. Standar ini lebih
Standar ini merupakan taksiran tantangan yang dapat dicapai. merupakan tujuan yang dicapai
yang mendekati hasil daripada kinerja yang dapat
sesungguhnya. dicapai saat ini.

6. Faktor-faktor yang dipertimbngkan dalam merancang harga standar bahan baku:


a. Peramalan penjualan. Harga bahan baku dapat dipengaruhi oleh volume pembelian bahan baku
sementara volume pembelian bahan baku dipengaruhi oleh volume produksi. Perencanaan volume
priduksi sangat dipengaruhi oleh volume penjualan.
b. Kualitas bahan baku yang diningginkan. Tingkat kualitas bahan dapat mempengaruhi harga karena
kuliatas bahan baku yang tinggi dan sebaliknya.
c. Melakukan peilihan pemasok dengan teliti. Pemilihan pemasok harus memperhatikan harga bahan
baku yang diatawarkan dengan mempertimbangkan kuantitas,kualitas dan pengiriman yang
diinginkan.

7. Penentuan biaya overhead pabrik (BOP) standar llebbih kompleks daripada penentuan biaya standar
untuk elemen biaya produksi yang lain. Hal tersebut disebabkan BOP standar meliputi biaya bahan
tidak langsung, biaya tenaga kerja tikdak langsung, dan biaya produksi lain yang bukan merupakan
biaya bahan baku atau biaya tenanga kerja langsung.

8. Penyimpangan penggunaan bahan baku terjadi karena beberapa penyebab. Jika kualitas bahan baku di
bawah standar, kesalhan terjadi pada orang dari bagian ppembelian yang bertugas melakukan
pemesanan pembelian bahan. Kesaahan bahan dapat disebabkan oleh tidak kesesuaian spesifikasi yang
tidak ditemukan ketika inspeksi dilakukan, pemborosan dalam penggunan bahan juga dapat disebabkan
oleh karyawan produksi yang kurang terampil, penggunaan mesin baru, perubahan metode produksi,
kegagalan perencanaan produk, dan kurangnya pengawasan proses produksi.

9. Penyimpangan efesiensi tenaga kerja langsung dapat terjadi karena penyebab yang cukup beragam.
Penyebab pemborosan penggunaan tenaga kerja meliputi ketidaksedian bahan, kesalahan penggunaan
bahan, karyawan yang kurang berpengalaman, mesin yang ketingalan zaman, kemacetan mesin,
penggunaan mesin baru atau yang belum dikenal, perubahan meteode produksi, penjadwalan dan
perencanaan produksi yang buruk, kesalahan spesifikasi rancangan produk, dan ketidakpuasan
karyawan.

10. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dala merancang baiaya standar:


a. Konfigurasi peralatan. Biaya standar yang dirancang sebaiknya mempertimbangkan konfigurasi
peralatan produksi yang digunakan karena konfigurasi peralatan dapat memengaruhi biaya
overhead pabrik yang terjadi.
b. Volume produksi. Production run yang panjang akan membagi biaya setup per unit produk
meningkat.
c. Kondisi peralatan. Peralatan yang tidak memadai dapat menyebabkan mesin hanya mampu dalam
jangka waktu pendek sehingga akan mengurangi kemampuan produksi yang tersedia.
d. Negosiasi dengan serikat kerja. Negosiasi dengan serikat kerja dapat memengaruhi tarif upah
tenaga kerja langsung.
e. Pengalaman dan pelatihan karyawan. Karyawan yang berpengalaman dan terlatih baik akan
meningkatkan efesiensi produksi.

Pilihan Ganda

1. B. Biaya standar
2. D. Biaya bahan baku standar, biaya tenga kerja langsung stndar, dan biaya overhead pabrik
standar.
3. B. Mengendalikan biaya
4. B. Standar sesungguhnya
5. A. Standar normal
6. A.Standar Normal
7. A. Kualitas bahan baku yang diingkan
8. D. Kuantitas penggunaan bahan baku standar
9. B. Harga bahan baku standar
10. A. Tarif tenaga kerja langsung standar
11. A. Biaya overhead pabrik dibebankan dan biaya overhead pabrik seusngguhnya
12. C. Biaya overheadpabrik sesungguhnya dan biaya overheadpabrik dianggarkan pada jam
standar
13. A. Biaya overheadpabrik sesungguhnya dan biaya overheaddianggarkan pada jam yang
digunakan.
14. D. Penyimpangan anggaran dan penyimpangan volume
15. B. Penyimpangan pengeluaran, pemyimpangan penggunaan, dan penyimpangan volume ,

Anda mungkin juga menyukai