Anda di halaman 1dari 13

SOAL

1. Kerjakan Latihan 6.10


2. Kerjakan Latihan 7.7
3. Bab Penentuan Biaya Bersama dan Produk Sampingan: Jawab soal: 1, 5, 8, dan 10 Kerjakan
Latihan 8.3
4. Jelaskan konseptual biaya standar, yang kaitannya dengan penentuan harga pokok produk...
5. Jelaskan konseptual ABC yang kamu ketahui....terutama dalam penentuan harga pokok
produksi...
6. Jelaskan Konseptual penentuan Harga Pokok Hybrid dan Backflush

JAWABAN

1. Latihan 6.10 Diminta


1. Buatlah laporan biaya produksi bulan Juni untuk setiap departemen apabila
perusahaan menerapkan sistem biaya proses dengan metode MPKP.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat transfer biaya keluar dari setiap departemen selama
Juni apabila perusahaan menyelenggarakan rekening barang dalam proses untuk
setiap departemen.
Jawab
1) Laporan biaya
PT Kimia Warna
Laporan Biaya Produksi Departemen 2
Data Kuantitas
Bahan Tenaga Kerja Overhead Kuantitas
Unit dalam proses persedian awal 100% 50% 50% 2.000unit
Unit dari departemen sebelumnya 12.000unit
14.000unit
Unit ditransfer ke departemen selanjutnya 12.000unit
Unit dalam proses persediaan akhir 100% 35% 35% 2.000unit
14.000unit
Biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Jumlah biaya : Ekuivalen = biaya/Unit
Biaya persediaan awal
Biaya dari departemen sebelumnya Rp 3.500.000
Bahan 240.000
Tenaga kerja 160.000
Overhead 900.000
Jumlah biaya persediaan awal 4.800.000
Biaya ditambahkan ke periode ini:
Bahan Rp 1.440.000 : 14.000 = Rp120
Tenaga kerja 1.740.000 : 13.000 = 146
Overhead pabrik 10.440.000 : 13.000 = 872
Jumlah 13.620.000 1.138
Pertanggungjawaban biaya
Biaya unit ditransfer ke persediaan barang jadi
Dari persediaan awal
Biaya persediaan awal Rp4.800.000
Bahan (2.000 unit x 100% x Rp120) Rp 240.000
Tenaga kerja (2.000 unit x 50% x Rp146) Rp 146.000
Overhead pabrik (2.000 unit x 50% x Rp872) Rp 872.000
Rp6.058.000
Dari persediaan akhir
Bahan (2.000 unit x 100% x Rp120) Rp 240.000
Tenaga kerja (2.000 unit x 25% x Rp146) Rp 73.000
Overhead pabrik (2.000 unit x 25% x Rp872) Rp 436.000
Rp 749.000

Rp6.807.000

2) Penjurnalan
Barang dalam proses departemen pengalengan Rp6.807.000
Barang dalam proses departemen perorangan Rp6.807.000

2. Latihan 7.7 Diminta


a. Buatlah laporan biaya produksi dan penjurnalan bulan september untuk kedua
departemen dengan menggunakan rata rata tertimbang.
b. Buatlah laporan biaya produksi dan Penjurnalan bulan september untuk kedua
departemen dengan menggunakan metode MPKP (Misal tidak ada unit rusak
dan persediaan BDP awal )
Jawab
a. Departemen pengolahan; biaya produk rusak sebagai elemen tersendiri; belum
diperhitungkan dalam tarif BOP; metode rata-rata
PT Pinokio
Laporan Biaya Produksi Departemen Pengolahan
Bulan September 2010 ( Rata-rata )
Data Kuantitas
Tenaga
Bahan Overhead Kuantitas
Kerja
Unit yang harus
dipertanggungjawabkan :
Unit dalam prosess, persediaan awal 75% 75% 75% 520 unit
Unit masuk proses bulan ini 1.780 unit
2.300 unit
Unit yang dipertanggungjawabkan :
Unit selesai dan ditransfer ke
1.950 unit
Departemen Penyelesaian
Unit dalam proses, persediaan akhir 40% 40% 40% 150 unit
Unit rusak (normal dan tidak normal) 200 unit
2.300 unit
Biaya yang harus di pertanggungjawabkan
Jumlah
Jumlah biaya Unit Biaya
: Ekuivalen perunit
=
Biaya persediaan barang dalam proses
awal :
Bahan Rp 2.548.000
Tenaga Kerja Rp 1.716.000
Overhead Pabrik Rp 1.040.000
Jumlah biaya persediaan Awal Rp 5.304.000
Biaya ditambahkan selama bulan ini :
Bahan Rp 9.412.000 2.210 unit Rp 4.259
Tenaga Kerja Rp 5.526.000 2.210 unit Rp 2.500
Overhead Pabrik Rp 2.794.000 2.210 unit Rp 1.264
Jumlah biaya ditambahkan Rp 17.732.000
Jumlah biaya yang harus
Rp 23.036.000 Rp 8.023
dipertanggungjawabkan
Pertanggungjawaban Biaya
Biaya Ditransfer ke departemen Penyelesaian (1.950
Rp 15.644.850
unit x Rp 8.023)
Alokasi biaya produk rusak normal ke unit selesai yang
Rp 1.167.526
ditransfer
Jumlah biaya ditransfer ke departemen Penyelesaian Rp 16.812.376
Biaya persediaan barang dalam proses akhir
Bahan (150 unit x 40% x Rp
Rp 255.540
4.259)
Tenaga Kerja (150 unit x 40% x Rp
Rp 150.000
2.500)
Overhead Pabrik (150 unit x 40% x Rp
Rp 75.840
1.264)
Rp 481.380
Alokasi biaya produk rusak normal ke persediaan Rp 89.810
barang dalam proses akhir
Jumlah biaya persediaan barang dalam proses akhir Rp 571.190
Alokasi biaya produk rusak ke unit rusak tidak
Rp 401.150
normal yang di bebankan sebagai kerugian
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp17.784.716

Departemen penyelesaian; biaya produk rusak sebagai elemen tersendiri; belum


diperhitungkan dalam tarif BOP; metode rata-rata
PT Pinokio
Laporan Biaya Produksi Departemen Penyelesaian
Bulan September 2010 ( Rata-rata )
Data Kuantitas
Dari
Tena
Dept Baha Overhe
ga Kuantitas
pengola n ad
Kerja
han
Unit dalam prosess, persediaan awal 10% 10% 10% 10% 780 unit
Unit ditransfer dari departemen
1.950 unit
pengolahan
2.730 unit
Unit di transfer ke persediaan barang
2.430 unit
jadi
Unit dalam proses, persediaan akhir 70% 70% 70% 70% 300 unit
Unit rusak (normal dan tidak normal) -
2.730 unit
Biaya yang harus di pertanggungjawabkan
Jumlah
Unit Biaya
Jumlah biaya :
Ekuivalen perunit
=
Biaya persediaan barang dalam proses awal :

Dari departemen pengolahan Rp 4.953.000


Bahan Rp 2.704.000
Tenaga Kerja Rp 2.250.000
Overhead Pabrik Rp 2.500.000
Jumlah biaya persediaan Awal Rp
12.407.000
Biaya ditambahkan selama bulan ini :
Dari departemen pengolahan Rp 16.812.376 2.640 unit Rp 8.244
Bahan Rp 15.800.000 2.640 unit Rp 7.009
Tenaga Kerja Rp 14.750.000 2.640 unit Rp 6.439
Overhead Pabrik Rp 13.300.000 2.640 unit Rp 5.985
Jumlah biaya ditambahkan Rp 60.662.376
Jumlah biaya yang harus Rp
Rp 73.069.376
dipertanggungjawabkan 27.677
Pertanggungjawaban Biaya
Biaya Ditransfer ke persediaan barang jadi (2.430
Rp 67.255.110
unit x Rp 27.677)
Alokasi biaya produk rusak yang tidak tertutup ke
-
rusak normal
Jumlah biaya ditransfer ke persediaan barang jadi Rp 67.255.110
Biaya ditransfer ke persediaan produk rusak -
Biaya persediaan barang dalam proses akhir
Dari departemen pengolahan (300 unit x 75% x Rp
Rp 1.854.900
8.244)
Bahan (300 unit x 75% x Rp 7.009) Rp 1.577.025
Tenaga Kerja (300 unit x 75% x Rp 6.439) Rp 1.448.775
Overhead Pabrik (300 unit x 75% x Rp 5.985) Rp 1.346.625
Rp 6.227.325
Alokasi biaya produk rusak yang tidak tertutup ke rusak
-
tidak normal
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 73.482.435

Penjurnalan :
1. Barang dalam proses departemen pengolahan Rp 9.412.000
Barang dalam proses departemen penyelesaian Rp 15.800.000
Bahan Rp 25.212.000

2. Barang dalam proses departemen pengolahan Rp 5.526.000


Barang dalam proses departemen penyelesaian Rp 14.750.000
Gaji dan upah Rp 20.276.000
3. Barang dalam proses departemen pengolahan Rp 2.794.000
Barang dalam proses departemen penyelesaian Rp 13.300.000
Biaya overhead pabrik Rp 16.094.000
4. Barang dalam proses departemen penyelesaian Rp 16.812.376
Rugi produk rusak tidak normal Rp 401.150
Barang dalam proses departemen pengolahan Rp 17.213.526
5. Barang jadi Rp 67.255.110
Barang dalam proses departemen penyelesaian Rp 67.255.110

b. Departemen pertama; biaya produk rusak sebagai elemen tersendiri; belum


diperhitungkan dalam tarif BOP; metode MPKP

PT Pinokio
Laporan Biaya Produksi Departemen Pengolahan
Bulan September 2010 ( Rata-rata )
Data Kuantitas
Tenaga
Bahan Overhead Kuantitas
Kerja
Unit yang harus
dipertanggungjawabkan :
Unit dalam prosess, persediaan awal
Unit masuk proses bulan ini 1.780 unit
1.780 unit
Unit yang dipertanggungjawabkan :
Unit selesai dan ditransfer ke
1.630 unit
Departemen Penyelesaian
Unit dalam proses, persediaan akhir 40% 40% 40% 150 unit
Unit rusak (normal dan tidak normal) -
1.780 unit
Biaya yang harus di pertanggungjawabkan
Jumlah
Jumlah biaya Unit Biaya
: Ekuivalen perunit
=
Biaya persediaan barang dalam proses
awal :
Bahan
Tenaga Kerja
Overhead Pabrik
Jumlah biaya persediaan Awal
Biaya ditambahkan selama bulan ini :
Bahan Rp 9.412.000 2.210 unit Rp 4.259
Tenaga Kerja Rp 5.526.000 2.210 unit Rp 2.500
Overhead Pabrik Rp 2.794.000 2.210 unit Rp 1.264
Jumlah biaya ditambahkan Rp 17.732.000
Jumlah biaya yang harus
Rp 17.732.000 Rp 8.023
dipertanggungjawabkan
Pertanggungjawaban Biaya
Biaya Ditransfer ke departemen Penyelesaian (1.630
Rp 13.077.490
unit x Rp 8.023)
Alokasi biaya produk rusak normal ke unit selesai yang
-
ditransfer
Jumlah biaya ditransfer ke departemen Penyelesaian Rp 13.077.490
Biaya persediaan barang dalam proses akhir
Bahan (150 unit x 40% x Rp
Rp 255.540
4.259)
Tenaga Kerja (150 unit x 40% x Rp
Rp 150.000
2.500)
Overhead Pabrik (150 unit x 40% x Rp
Rp 75.840
1.264)
Rp 481.380
Alokasi biaya produk rusak normal ke persediaan
-
barang dalam proses akhir
Jumlah biaya persediaan barang dalam proses akhir Rp 481.380
Alokasi biaya produk rusak ke unit rusak tidak
-
normal yang di bebankan sebagai kerugian
Jumlah biaya yang ditransfer ke departemen penyelesaian Rp 13.558.870

Departemen lanjutan; biaya produk rusak sebagai elemen tersendiri; belum diperhitungkan
dalam tarif BOP; metode MPKP
PT Pinokio
Laporan Biaya Produksi Departemen Penyelesaian
Bulan September 2010 ( Rata-rata )
Data Kuantitas
Dari
Tena
Dept Baha Overhe
ga Kuantitas
pengola n ad
Kerja
han
Unit dalam prosess, persediaan awal -
Unit ditransfer dari departemen
1.630 unit
pengolahan
1.630 unit
Unit di transfer ke persediaan barang
1.330 unit
jadi
Unit dalam proses, persediaan akhir 70% 70% 70% 70% 300 unit
Unit rusak (normal dan tidak normal) -
1.630 unit
Biaya yang harus di pertanggungjawabkan
Jumlah Unit Biaya
Jumlah biaya :
Ekuivalen = perunit
Biaya persediaan barang dalam proses awal :

Dari departemen pengolahan


Bahan
Tenaga Kerja
Overhead Pabrik
Jumlah biaya persediaan Awal
Biaya ditambahkan selama bulan ini :
Dari departemen pengolahan Rp 16.812.376 2.640 unit Rp 8.244
Bahan Rp 15.800.000 2.640 unit Rp 7.009
Tenaga Kerja Rp 14.750.000 2.640 unit Rp 6.439
Overhead Pabrik Rp 13.300.000 2.640 unit Rp 5.985
Jumlah biaya ditambahkan Rp 60.662.376
Jumlah biaya yang harus
Rp 60.662.376 Rp 27.677
dipertanggungjawabkan
Pertanggungjawaban Biaya
Biaya Ditransfer ke persediaan barang jadi (1.330
Rp 36.810.410
unit x Rp 27.677)
Alokasi biaya produk rusak yang tidak tertutup ke
-
rusak normal
Jumlah biaya ditransfer ke persediaan barang jadi Rp 36.810.410
Biaya ditransfer ke persediaan produk rusak -
Biaya persediaan barang dalam proses akhir
Dari departemen pengolahan (300 unit x 75% x Rp
Rp 1.854.900
8.244)
Bahan (300 unit x 75% x Rp 7.009) Rp 1.577.025
Tenaga Kerja (300 unit x 75% x Rp 6.439) Rp 1.448.775
Overhead Pabrik (300 unit x 75% x Rp 5.985) Rp 1.346.625
Rp 6.227.325
Alokasi biaya produk rusak yang tidak tertutup ke rusak
-
tidak normal
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 43.037.735

Perjurnalan :
1. Barang dalam proses departemen penyelesaian Rp 16.812.376
Barang dalam proses departemen pengolahan Rp 16.812.376
2. Barang jadi Rp 36.810.410
Barang dalam proses departemen penyelesaian Rp 36.810.410
3. Jawab soal
1) Apa yang dimaksud dengan proses produksi bersama atau proses bersama dan
apa karakteristiknya?
Definisi produk bersama yaitu suatu proses produksi yang dilaksanakan dalam
perusahaan tertentu dapat dihasilkan beberapa jenis produk dalam waktu
bersamaan.
Karakteristik produk bersama :
 Produk utama  Tujuan utama kegiatan produksi
 Harga jual produk utama relative lebih tinggi bila dibandingkan
dengan produk sampingan yang dihasilkan pada saat yang sama
 Dalam mengelolah produk tertentu, produsen tidka dapat
menghindarkan untuk menghasilkan semua jenis produk bersama, jika
ingin memproduksi hanya salah satu diantara produk bersama tersebut.

5) Jelaskan karakteristik dasar dari produk bersama. Apa yang termasuk dalam
biaya produk jadi yang ada pada produk bersama?
Karakteristik produk bersama :
 Produk bersama  yang dihasilkan secara bersama menggunakan
faktor produk yang juga sama akan memiliki hubungan fisik yang erat
satu sama lain. Ketika anda mencoba untuk menambah kualitas
maupun harga jual dari salah satu produk, maka produk lain juga
mengalami hal yang serupa
 Atas dasar proses serta biaya produk yang sama, maka tidak dikenal
produk yang memiliki nilai lebih signifikan semua produk sama dan
setara
 Dalam proses produksi produk bersama, dikenal istilah titik pisah yang
digunakan untuk memisah produk – produk yang dibuat secara
bersamaan melalui bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead yang
juga sama
8) Apa karakteristik produk utama dan produk sampingan?
a. Produk utama :
 Produk utama merupakan tujuan utama kegiatan produksi
 Harga jual produk utama relatif lebih tinggi di bila
dibandingkan kan dengan produk sampingan yang dihasilkan
pada saat yang sama
 Dalam mengelola produk bersama dan tidak dapat menghindari
untuk menghasilkan semua jenis produk bersama
b. Produk sampingan :
 Produk sampingan bukan merupakan tujuan utama kegiatan
produksi
 Harga jual produk sampingan relatif lebih rendah Apabila
dibandingkan dengan produk utama
10) Penentuan biaya produk sampingan sangat berguna dalam pengambilan
keputusan dan penentuan harga jual. Jelaskan pernyataan tersebut.
Jawab : Karena selain produk sampingan merupakan hasil sampingan dari
proses produksi produk utama, produk sampingan juga dapat terjadi bukan
karena adanya proses produksi bersama tetapi dihasilkan dari proses
penyiapan bahan baku sebelum bahan baku tersebut diproses menjadi produk
utama. Oleh karena itu, dalam hubungannya dengan penjualan produk
sampingan dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok yaitu : (1) produk
yang dijual dalam bentuk aslinya setelah titik pisah tanpa pemrosesan lebih
lanjut dan (2) produk yang memerlukan pemrosesan lebih lanjut agar dapat
dijual dengan harga lebih tinggi daripada dijual dalam bentuk aslinya.
Latihan 8.3

PT. Yullita yang menggunakan sistem biaya proses menjual berbagai macam daging,daging
kualitas1,daging kualitas2,daging kualotas 3 dan kulit. Empat produk bersama memiliki berbagai
macam kompleksitas yang berpengaruh terhdap produksi mereka.

Produk Jumlah produksi


Daging kualitas 1 1000 kg
Daging kualitas 2 9000 kg
Daging kualitas 3 400 kg
Kulit 5100 kg
Titik pisah produk produk tersebut terjadi di Divisi X dan biaya yg terjadi sampai dengan titik pisah
adalah sebagai berikut:

Bahan baku Rp 20.000


Tenaga kerja Rp 15.000
Overhead pabrik. Rp. 7000
Diminta, Hitunglah biaya bersama yang dialokasikan kepada masing masing produk bersama dengan
menggunakan metode satuan fisik.
Jawaban: Misalkan jumlah biaya bersama produk adalah Rp 1000000
Maka alokasi biaya bersama adalah :

Produk Kuantitas Persentase Alokasi bersama(Rp)


penggunanan bahan
baku(kg)
Daging kualitas 1 1000 6.45% 64500
Daging kualitas 2 9000 58.06% 580060
Daging kualitas 3 400 2.58% 25800
Kulit 5100 32.90% 329000
Jumlah 15500 kg 99.99% 1000000

4. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat 5 satu satuan produk atau untuk
membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-
faktor lain tertentu.
Biaya standar yang ditetapkan oleh perusahaan meliputi biaya standar bahan
baku, biaya standar tenaga kerja langsung dan biaya standar overhead pabrik.
Biaya standar yang ditetapkan oleh perusahaan adalah untuk setiap produk yang
dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu satu tahun. Standar yang ditetapkan
tersebut harus sudah tersusun diawal tahun sehingga dapat dipakai menjadi suatu
landasan dalam proses produksi perusahaan. Penetapan biaya standar dapat
memberikan pedoman untuk mengetahui biaya yang seharusnya terjadi dalam proses
produksi. Proses produksi yang dilaksanakan menjadi faktor yang penting karena
berpengaruh terhadap biaya produksi bagi perusahaan, baik itu perusahaan yang
berskala besar maupun perusahaan yang berskala kecil dan menengah.

5. Metode ABC.
Metode ini menekankan pada alokasi biaya ± biaya yang tergolong dalam overhead pabrik
dengan menggunakan cost driver yang sesuai. Sistem ini menelusuri biaya pada berbagai
aktivitas kemudian ke berbagai produk. Sehingga akan dapat diketahui suatu produk
didukung oleh aktivitas apa saja dan berapa biaya untuk setiap aktivitas yang mendukungnya.
Penelusuran ini diharapkan dapat dihasilkan informasi yang lebih baik mengenai harga pokok
produk, sehingga dalam menentukan harga pokok produksi menjadi lebih akurat.

6. Backflush costing merupakan cara yang dapat dilkukan untuk mengakumulasi


biaya manufaktur di suatu pabrik atau bagian suatu pabrik di mana kecepatan
pemrosesan sangat cepat, seperti dalam sistem just in time yang sudah matang.
Bacflush costing dapat dilakukan karena sistem tersebut melompati beberapa ayat
jurnal akuntansi rutin yang diprlukan dalam perkiraan buku besar pembantu untuk
akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job order cost accumulation) dan akumulasi
biay berdasarkan proses (process cost accufaulativa) sehingga menghemat waktu
pemrosesan data secara siqnifikan.
Penentuan harga pokok backflush costing mengeliminasi rekening barang
alam proses dan membebankan biaya produksi secara langsung pada produk selesai.
Peusahaan menggunakan backflush costing jika terdapat kondisi-kondisi sebagai
berikut :
 Manajemen ingin sistem akuntansi yang sederhana
 Setiap produk ditentukan biaya standarnya
 Metode ini menghasilkan penetuan harga pokok produksi yang kira-kira
menghasilkan informasi yng sama dengan secara berurutan.

Hybrid Costing atau penetapan harga pokok campuran ini memadukan ide
yang terdapatdalam job-order costing dan process costing. Sistem biaya dapat
digunakan dengan perhitungan biaya dalam proses (process costing) dan
perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job ordercosting). Process Costing atau
penetapan harga pokok proses dipakai untuk menghitung biaya produksi dari kegiatan
produksi yang bersifat kontinyu. Dalam sistem produksi tersebut tak dapatdikenal lagi
biaya yang dikeluarkan untuk setiap jenis produk tertentu. Biaya satuan hanya
dapat dihitung dengan membagi total biaya pabrik selama periode tertentu
dengan jumlah produk yangselesai dikerjakan. Total biaya pabrik diperoleh dari
penjumlahan biaya-biaya pada setiap departemen yang dilalui oleh produk tersebut.
 Kalkulasi biaya proses(process costing)
 Digunakandalam perusahaan yang menghasilkan barang sejenis secara massal
seperti bahan kimia.Akuntan mengakumulasi biaya setiap departemen selama
periode waktu tertentu sertamengalokasikan biaya-biaya tersebut ke seluruh
produk yang dibuat selama periode tersebut.
 Kalkulasi biaya pesanan (job order costing)
 Digunakan dalam perusahaan yang berdasarkanpesanan untuk memenuhi
spesifikasi pelanggan seperti percetakan. Biaya dibebankan ke masing-masing
pekerjaan.Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan maupun dalam
perhitungan biayaberdasarakan proses, perhatian yang cukup besar diberikan
terhadap perhitungan terperinci atasbiaya barang dalam proses.

Anda mungkin juga menyukai