Disusun oleh :
PADILA NURUL HIKMAH
Puji dan Syukur atas ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai tentang “Kewirausahaan”.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Patran
pamindo pada bahasa indonesia,. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Kewirausahaan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu saya meminta pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
saya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Pen
ulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………..…...……...
……....................................................i
Daftar Isi……………………………………....…...............………………......………….......ii
Bab 1 : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang………………………..……………......……….....…....................
1.2. Rumusan Masalah…………………........………………………….…...................
1.3. Batasan masalah ..............................................................................................
Bab 2 : Pembahasan
2.1.Sejarah Kewirausahaandan hakikat kewirausahaan..................................................
2.3. Sikap............. ……………………………….6
2.4. Modal Kewirausahaan…………………………………………………..6
2.5.Karakteristik Kewirausahaan………………………………………..7
2.6.Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan………………………………….8
2.7.Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan Berwirausa…………....8
2.8. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha…………………………..10
2.9. Berfikir Kreatif dalam Kewirausahaan…………………………………………..10
2.10. Manajemen dan Strategi Kewirausahaan………………………………………..11
2.11. Imbalan Dalam Berwirausaha…………………………………………………...
Bab 3 : Penutu dan saran
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………...14
3.2.
Saran..................................................................................................................
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….…15
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa
yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya,
menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di
dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan
mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat
semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan
kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan
(entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai,
sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
2.3 SIKAP KEWIRAUSAHAAN
1. Ø Modal Intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang
disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab sebagai
modal tambahan.
2. Ø Modal Sosial dan Moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan,
sehingga dapat terbentuk citra.
3. Ø Modal Mental aadalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan
dalam bentuk keberanian untuk menghadapi resiko dan tantangan.
4. Ø Modal Material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini terbentuk
apabila seseorang memiliki jenis-jenis modal diatas.
1.KARAKTERISTIK
2. WATAK
· Kepemimpinan
Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta
kritik.
· Keorisinalan
Inovatif , kreatif, dan fleksibal.
David C. McClelland (1961: 207) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif
berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Perilaku
kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal meliputi hak kepemilikan (property
right-PR), kemampuan/kompetensi (ability/competency-C), dan insentif (incentive-I), sedangkan
faktor eksternal meliputi lingkungan (environment-E). Menurut Ibnoe Soedjono, karena
kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi,
perasaan dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada, amka
dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan bagian dari pendekatan
kemampuan kewirausahaan. Jadi, kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari perilaku
kewirausahaan dalam mengombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan berani menghadapi
resiko untuk memperoleh peluang.
* Beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan menurut Zimmerer
(1996-7):
Keuntungan Berwirausaha
o Otonomi yaitu pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi
seorang “bos” yang penuh kepuasan
o Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tangtangan awal atau perasaan bermotivasi
yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep
usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
o Kontrol finansial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa
kekayaan sebagai milik sendiri.
Kerugian Berwirausaha
o Pengorbanan persoanal. Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama
dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia
o Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran,
keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
o Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena wirausaha
menggunakan sumber daya miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh
akan relatif kecil.
Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan karena berbagai imablan yang dapat dikellompokkan
dalam tiga kategori dasar : Laba, kebebasan, dan kepuasan dalam menjalani hidup.
Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang
diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka
ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian imbalan berupa laba
merupakan motofasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.
Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa wirausaha
mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan
wirausaha puas dengan laba yang pantas.
Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain bagi seorang wirausaha.
Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang
yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas
perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan
dan perilaku kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak
mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam
karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba
sendiri dan mengatur jadwal sendiri.
Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya
sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan
dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa
perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan
tetapi ada juga yang relative tetap berskala kecil.
Contoh Pengusaha Besar : Pengusaha Penjualan Konstruksi Bangunan “Krakatau Steel Cilegon”
* Golongan Pengusaha Menengah
Menengah adalah Seseorang yang memiliki modal yang lumayan, biasa nya target untuk
pengusaha Menengah adalah pasaran lokal yang berada di negara sendiri, pengusaha menengah
pun memiliki beberapa orang karyawan tetapi tidak sampai sebanyak pengusaha Besar.
Contoh Pengusaha Menengah adalah : Pengusaha Restaurant yang Berada di Pantai Indah Kapuk.
* Golongan Pengusaha Kecil
Pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang biasanya target berada di dalam lingkup sekitar
lingkungan nya saja, dan biasanya modal yang di butuhkan tidak besar ataupun harus memiliki
seorang karyawan yang terdapat pada golongan besar dan menengah,
Contoh Pengusaha Kecil: Penjual Gorengan yang berada di sekitar kita, ataupun Penjual Nasi
Uduk.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadian seseorang.
The officer of Advocacy of Small Business Administration. bahwa kewirausahaan yang berhasil
pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian.
Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu
yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang
kemudian terbukti benar, mempunyai semangat.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu
motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi ialah suatu nilai
sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan
secara pribadi.
3.2 Saran
Disarankan bagi mahasiswa yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk meneladani dan
dapat mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya dari apa yang tertulis di Bab Pembahasan di
atas. Seorang wirausaha memang perlu untuk menghadapi sebuah risiko, karena dari proses risiko
itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan juga semangat, kerja keras, ulet,
serta tidak putus asa sikap yang sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar terus berkarya
dengan usaha yang di jalankannya.
DAFTAR PUSTAKA