Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

(CARA MENJADI WIRAUSAHA YANG BERHASIL)

Oleh :
Kelompok IV
NURHIDAYAH B0216305

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017-2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Cara Menjadi Wirausaha Yang Berhasil ” dengan baik tanpa ada halangan yang
berarti.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Wassalam

Majene, 26 Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan ..................................................................................... 2


B. Karakteristik Wirausahawan .................................................................................. 3
C. Jalur Wirausaha ...................................................................................................... 7
D. Kiat-kiat wirausaha ................................................................................................ 7
E. Tantangan dan hambatan wirausaha ...................................................................... 9
F. Sikap dan mental wirausaha ................................................................................... 9
G. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan usaha ............................ 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 15
B. Saran ...................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jumlah penduduk yang besar merupakan aset bagi suatu bangsa dalam meningkatkan
kualitas hidupnya. Namun demikian laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan
peningkatan pada bidang lain, seperti ekonomi dan bidang lainnya berakibat menyempitnya
lapangan pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pengangguran, Meskipun
kesadaran tentang perlunya pembatasan jumlah kelahiran sudah tumbuh di masyarakat kita,
tetapi ledakan jumlah penduduk tetap terjadi pula. Permasalahan banyaknya pengangguran
semakin berat ketika krisis ekonomi melanda bangsa kita. Berkaitan dengan keadaan ini, maka
pengetahuan di bidang kewirausahaan nampak-nya dapat menjadi alternatif kaum ibu / bapak
yang sampai saat ini usahanya masih serabutan, agar dapat memperoleh penghasilan yang jelas,
mapan, dan terkelola dengan baik melalui suatu usaha yang menghasilkan produk tertentu di
rumah. Usaha semacam itu disebut home industry (industri rumah), yang bila berkembang
harapannya mampu pula menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kewirausahaan?
2. Bagaimana karakteristik wirausahawan?
3. Jalur wirausaha apakah yang tepat?
4. Bagaimana kiat kiat wirausahawan?
5. Apa saja hambatan dan tantangan wirausaha?
6. Bagaimana sikap dan mental wirausahawaan?
7. Bagaimana Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan usaha?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian kewirausahaan
2. Mengetahui karakteristik wirausahawan
3. Mengetahui jalur wirausaha yang tepat
4. Mengetahu kiat kiat wirausahawan
5. Mengetahui hambatan dan tantangan wirausha
6. Mengetahui sikap dan mental wirausahawaan
7. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan usaha

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan


membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang
lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan
ked an akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan
wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial
atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian
seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.

Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali
diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur
adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya, Jean Baptista Say
menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum
banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai kewirausahaan, yang
diambil dari berbagai sumber :

1. Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-


kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada
saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau
komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
2. Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di
dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan
kapasitas kewirausahaan.
3. Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi
perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam
menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan

2
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan.
4. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja
sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga
tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi
definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau
ketidakpastian.
5. Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut
wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan
nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

B. KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN

Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang.
Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak
yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.
Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti
berikut :

No Ciri-Ciri Watak
1 Percaya diri Keyakinan, kemandirian, individualitas, dan optimisme.
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki
Berorientasikan
2 ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka
tugas dan hasil
bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada
3 Pengambil resiko
tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang
4 Kepemimpinan
lain, suka terhadap kritik dan saran yang membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta bisa
5 Keorisinilan
dan memiliki jaringan bisnis yang luas.

3
Berorientasi ke masa Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang
6
depan berorientasi pada masa depan.
7 Jujur dan tekun Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan


delapan karakteristik yang meliputi :

1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.


2. Lebih memilih risiko yang moderat.
3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.
4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera.
5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.
6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa
depan yang lebih baik.
7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai
tambah.
8. Selalu menilai prestasi dengan uang.

Martin Zwilling, founder dan chief executive officer (CEO) Startup Professionals, menjelaskan,
setiap wirausaha memiliki DNA berbeda dan siap membantunya untuk sukses. Setiap
pengusaha harus mengoptimalkan DNA tersebut untuk mengatasi setiap tantangan.

Zwilling membagi karakteristik wirausaha menjadi empat tipe, seperti dilansir


YoungEntrepreneur:

1. Pembangun : Karakteristik wirausaha seperti ini adalah pemain utama dalam sebuah
permainan bisnis. Dengan DNA pembangun, maka para pengusaha jenis ini selalu
melihat dua-tiga langkah lebih maju dibanding para kompetitornya. Karakter wirausaha
pembangun selalu dikenal dengan orang yang fokus, dingin, kejam, perhitungan, dan
penentu arah.
2. Oportunis : Karakter oportunis adalah bagian spekulasi dari setiap diri pengusaha.
Bagian dari keberadaan seseorang yang menginginkan berada di tempat yang tepat
dengan waktu yang tepat, serta menggunakan waktu yang tepat untuk mencetak uang

4
sebanyak mungkin. Jika Anda merasa tertantang untuk membuat kesepakatan cepat
dalam mendapatkan uang, seperti bermain saham dengan memanfaatkan momentum
atau investasi dan jual kembali rumah memanfaatkan kenaikan harga, Anda mungkin
termasuk dalam karakteristik oportunis.
3. Spesialis : Pengusaha jenis ini akan bertahan di perusahaan selama 15-30 tahun,
membuat fondasi perusahaan yang kuat. Wirausaha dengan karakter spesialis akan
menonjol di tengah keramaian orang yang ramai dengan pesaing. Jenis-jenis pengusaha
tipe ini adalah ahli IT, pengacara, akuntan independen, dan desainer grafis.
4. Inovator : Hampir sama dengan spesialis, pengusaha inovator seperti membuat
laboratorium dalam setiap bisnisnya. Membuat berbagai rumus bisnis, konsep, hingga
produk yang berhasil diaplikasikan dalam perusahaan. Tantangan terbesar karakteristik
inovator adalah selalu berjuang walaupun di tengah kesuksesan. Selalu memikirkan
produk terbaru di tengah peluncuran produk baru.

Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan. Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan


ketramplan berfikir, seseorang menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar
mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :

 Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?


 Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin.
 Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda.
 Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar.
 Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses.
 Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan
pemecahan inovasi.
 Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan
rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian
memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.

Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:

1. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.


2. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki
inisiatif.

5
3. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
4. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap
saran dan kritik yang membangun.
5. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan
bisnis yang luas.
6. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
7. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap
seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

a) Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan


yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan
terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu
ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan
terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan
dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang
wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas
pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.
Wirausahawan harus taat azaz. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan
memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan
wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari
kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
b) Komitmen Tinggi. Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat
oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan
bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri
dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan
dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain
terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan,
penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang
teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata

6
konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai
target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
c) Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang
wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. ]Kejujuran mengenai
karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi
yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran
mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan
olehwirausahawan.
d) Kreatif dan Inovatif. Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan
harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya
dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang
berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan
yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru
seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha
awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
e) Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan
dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau
bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan
dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh
seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap
mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
f) Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita
sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun
tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi,
namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak
realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu
dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang
saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

C. JALUR WIRAUSAHA

Sebelum memulai wirausaha atau bisnis, terlebih dahulu harus diketahui jalur bisnis mana
yang akan ditempuh. Secara garis besar ada 4 (empat) jalur menuju bisnis antara lain :

7
a. Bisnis Keluarga

Bentuk bisnis yang melibatkan seluruh / sebagian anggota keluarga dalam


kepemilikan dan atau operasional bisnis. Bisnis keluarga diakui ketika perusahaan tersebut
dialihkan dari generasi ke generasi berikutnya. Kepentingan yang berbeda dapat
menciptakan ketegangan dan menyebabkan konflik. Hubungan diantara anggota keluarga
dalam bisnis bersifat lebih sensitif daripada hubungan antara para karyawan yang
tidakmemiliki hubungan sama sekali. Hal ini juga mempersulit proses managemen
perusahaan.Pengorbanan pribadi anggota keluarga memungkinkan sukses bisnis keluarga
yang hebat.

b. Franchise

Jenis jalur bisnis dimana pemasaran dilakukan melalui perjanjian sah antara
(franchise) diberi hak istimewa untuk menjalankan bisnis sebagai pemilik pribadi dengan
syarat perusahaan dijalankan menurut cara yang ditetapkan pihak yang lain (franchisor).
Jalur bisnis jenis ini tingkat kegagalannya rendah, karena adanya bantuan keuangan,
pemasaran yang telah terbukti, bantuan manajemen, dan jangka waktu permulaan bisnis
lebih cepat. Kekurangannya pajak franchise, royalty, batas pertumbuhan, kurang bebas
dalam operasi. Sebagai contoh total biaya Franchise KFC $1.1 – 1,7 M.

c. Usaha Baru

Tiga jenis dasar yang dikembangkan menjadi ide awal, yaitu ide-ide pasar baru,
teknologi baru, dan manfaat baru. Usaha baru berarti menampilkan penemuan terbaru atau
barang / jasa terbaru yang dikembangkan sendiri tanpa adanya jaringan awal. Memulai
membuat jaringan baru merupakan lankah tersulit dari usaha baru, tetapi bila telah berjalan
tinggal memetik hasilnya sambil mengembangkan sayapnya.

d. Membeli Bisnis

Dengan membeli bisnis berarti mengurangi ketidakpastian penjualan suatu produk,


karena merupakan bisnis yang sedang berjalan, sehingga tinggal mengembangkan
hubungan dengan pelanggan / konsumen

8
D. KIAT-KIAT WIRAUSAHA

1. Percaya diri 6. Pandai melihat peluang


2. Optimis 7. Tidak malu
3. Berani mencoba 8. Berani beda
4. Berani bermimpi / berandai-andai 9. Jujur
5. Kreatif 10. Menepati janji

Ada 2 hal yang juga penting : memiliki konsep diri yang jelas & harus tahan banting dan
siap menghadapi kegagalan sebagai cambuk untuk maju dan memperbaiki diri.

E. TANTANGAN DAN HAMBATAN WIRAUSAHA


1) Ketidakmampuan Manajemen. Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman
manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah
utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.
2) Kurang Pengalaman. Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan
teknis yang memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan
kemampuan konsep yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi,
dan mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.
3) Lemahnya Kendali Keuangan. Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu
digarisbawahi, yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit
terhadap pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis
dengan hanya “modal dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan
cenderung sangat optimis dan sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk
ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu
sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai
mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai
pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit
sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk mendapatkan
keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan cara menawarkan penjualan
kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil harus mengendalikan penjualan kredit
secara hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan
keuangan bisnis kecil.

9
4) Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis. Terlalu banyak wirausahawan yang
mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya
bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan perencanaan biasanya
mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini berlaku untuk keduanya
usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi yang didefinisikan
dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk
menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.
5) Pertumbuhan Tak Terkendali. Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat,
dan didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan
terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru
berdiri dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan
basis modal mereka apabila penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya,
perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya,
tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi
modalnya.
6) Lokasi yang buruk. Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian
merupakan suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis
dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa
wirausahawan memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat
ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam
gagal.
7) Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik. Umumnya, investasi terbesar yang harus
dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan, namun pengendalian
persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan.
Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan
kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.
8) Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan. Berhasil melewati “tahap awal
kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan
biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar drastis berbeda.
Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan berhasil
seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan mengharuskan
wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan
pengendalian sehari-hari – sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak
wirausahwan.

10
Adapun prosedur dalam pemecahan masalah, langkah-langkahnya dapat menggunakan
metode ilmiah sebagai berikut:

1. Kenalilah persoalannya secara umum.


2. Identifikasikan problem-problem utama yang terkait.
3. Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan masalah
4. Carilah sebab-sebab problem tersebut,
5. Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan j alan keluar dari problem tersebut,
6. Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik,
7. Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat.

Proses berpikir secara ilmiah dapat berlangsung dengan langkah-langkah yang


sistematis, Berorientasi kepada tujuan, serta menggunakan metode tertentu untuk memecahkan
masalah. Pada garis besarnya, pemikiran secara ilmiah dapat berlangsung di dalam
memecahkan masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri maupun untuk
orang lain.
2. Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan.
3. Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan masalah yang dipikirkan.
Mengolah fakta-fakta dengan pola berpikir tertentu, baik secara induktif maupun
deduktif. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.
4. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.
5. Menemukan dan meyakini gagasan.
6. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan.

F. SIKAP DAN MENTAL WIRAUSAHA

Modal utama bagi wirausahawan ada empat, yaitu pengetahuan, ketrampilan, bakat dan
kemauan. Namun banyak orang memiliki 4 (empat) kriteria diatas namun gagal dalam
wirausahanya, mereka kalah bersaing dan akhirnya mundur secara teratur. Kunci sukses
memenangkan persaingan di era globalisasi ini, selain 4 hal diatas adalah MENTAL.

Menurut Bob Bob Reiss penulis Bootsrap 101 dan pembicara kewirausahaan di
universitas Harvard Amerika. Ada 12 sikap mental yang harus dimiliki para wirausahawan.

11
Dengan mempelajari 12 sikap mental ini, akan menempatkan diri dalam pola pikir yang benar
untuk mencapai keberhasilan kewirausahaan.

1. Memiliki gairah untuk bisnis Anda. Bekerja harus menyenangkan. Semangat Anda
akan membantu Anda mengatasi masalah pada masa-masa sulit. Selalu perbaruilah
gairah Anda.
2. Menata diri menjadi orang yang dapat dipercaya. Orang memiliki keyakinan pada
orang yang dipercayainya dan ingin berbuat yang terbaik buat mereka. Hal yang sama
juga berlaku bagi pelanggan. Jika mereka percaya pada Anda, apapun Anda dapatkan
3. Jadilah fleksibel, kecuali pada nilai-nilai inti. Mengingat bahwa rencana dan strategi
Anda akan berubah seiring waktu. Maka fleksibilitas merupakan hal pokok yang harus
dimiliki para pengusaha. Namun, jangan kompromi jika melanggar nilai-nilai dasar.
Meski tekanan begitu besar atau iming-iming keuntungan yang besar.
4. Jangan biarkan rasa ‘takut gagal’ menghambat Anda. Kegagalan adalah
kesempatan untuk belajar dan peluang sukses. Perlu diketahui, pemodal lebih suka
menginvestasikan uangnya pada orang yang mau mencoba dan gagal. Dari pada
berinvestasi pada seseorang yang tidak pernah mencoba.
5. Membuat keputusan yang cepat dan tepat. Gunakan intuisi Anda dan buat
perencanaan serta berfikirlah dengan jernih. Segera ambil keputusan. Jangan terburu-
buru namun jangan ditunda karena peluang akan meninggalkan Anda.
6. Aset terbesar perusahaan adalah Anda. Jaga diri Anda baik-baik. Kesehatan Anda
lebih berharga daripada mesin paling mahal atau perangkat canggih komputer. Anda
tidak harus memilih antara kesehatan atau perusahaan Anda. Yang perlu Anda lakukan
hanya menyeimbangkan kegiatan Anda. Uang bukan segala-galanya, kesehatan dan
keluarga juga utama.
7. Kendalikan ego Anda. Jangan melakukan sesuatu dengan maksud membuat orang lain
terkesan pada diri Anda. Lakukan karena memang Anda harus melakukannya. Teguh
pendirian diperlukan tapi ‘maunya sendiri’ bukan pilihan bijak.
8. Percayalah. Anda harus percaya diri bahwa Anda akan berhasil. Keyakinan ini akan
menular pada karyawan, mitra kerja dan setiap orang yang Anda hadapi. Termasuk
pelanggan.
9. Menerima kritik dan mengakui jika salah. Sampaikan pada karyawan, mitra kerja
dan pelanggan Anda, bahwa Anda dengan senang hati menerima kritik jujur mereka.
Kritik adalah pengamat paling teliti bagi usaha Anda dan gratis.

12
10. Pertahankan etos kerja yang kuat. Etos kerja yang kuat menjadikan suasana kerja
menjadi fokus dan nyaman. Ini juga akan membantu anda mengalahkan pesaing Anda
terutama jika produk atau layanan Anda sangat mirip.
11. Segera bangkit dari kemunduran. Pasti akan ada banyak pasang surut saat Anda
membangun bisnis. Belajar dari kemunduran dan terus maju. Anda tidak dapat
mengubah masa lalu. Namun Anda mampu membangun masa depan yang lebih baik.
12. Secara berkala keluar dari zona kenyamanan Anda untuk mengejar sesuatu yang
penting. Sering kali Anda merasa tidak nyaman jika menerapkan perubahan-perubahan
yang diperlukan dalam teknologi, menejemen, karyawan, rencana dll. Tetap terapkan
dan biasakan diri Anda dengan hal-hal baru (yg tidak nyaman) untuk mencapai tujuan
utama perusahaan.

G. LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM PENGEMBANGAN


USAHA
a. Pertama kalinya adalah jeli melihat pasar
Dalam hal ini, kebanyakan konsumen lebih memilih dan membeli produk yang
tengah tren meskipun dalam kualitas produknya nomor 2 daripada kualitas produk
nomor 1 tapi produknya ketinggalan jaman (dalam bidang garmen/usaha pakaian).
Seandainya dalam bidang makanan, konsumen lebih membeli produk yang
mempunyai kualitas, mutu, dan bergizi serta rasa yang enak.
b. Langkah kedua adalah menjalin komunikasi dengan orang lain
Maksudnya agar tidak ketinggalan informasi diperlukan mata-mata dalam
menjalankan usaha, tentunya mata-mata dalam ati positif yaitu orang yang bertugas
mengumpulkan informasi untuk mendukung kemajuan usahanya. Memperluas
jaringan komunikasi sangatlah penting selain mempermudah mendapatkan informasi
juga dapat memperluas daerah pemasaran.
c. Langkah ketiga yakni, berani berinvestasi
Sebagai pemula dalam usaha dengan dana/modal yang terbatas, diharapkan untuk
berani menjual asset sendiri yang dapat menghasilkan uang untuk berinvestasi
ataupun berusaha mengkredit uang dengan orang lain dengan syarat harus adanya
pertanggungjawaban untuk melunasinya.
d. Langkah keempat adalah focus dalam usahanya
Kelemahan dari para wirausahawan selama ini adalah tidak mampu mengelola
kesuksesan yang telah dicapai dengan melakukan tindakan yang tidak terkendali.

13
Sebagai contoh, beberapa pengusaha garmen tergiur keuntungan sesaat dari bisnis
valas saat krisis moneter 1998, akhirnya mereka mencoba berbisnis valas sedangkan
bisnis garmennya terbengkalai. Sementara bisnis valasnya merugi akibat ketiadaan
pengalaman bisnis financial, maka pengusaha tersebut gulung tikar.
e. Langkah kelima adalah promosi
Dengan adanya promosi, masyarakat dapat mengenal produk yang ditawarkan.
Sehingga konsumen dapat tertarik membeli produk yang telah dibuat. Para
wirausahawan dapat mengambil alternatifnya yakni, dengan mengikuti bazaar, karena
bazaar adalah sarana promosi yang murah dan dapat dijadikan momen untuk
mengambil keuntungan. Setelah itu baru mempersiapkan brosur ataupun spanduk.
f. Untuk langkah keenam adalah pemasaran yang dilakukan para wirausahawan
Dapat memilih tempat yang strategis. Dan dalam hal memproduksi barang dan
penamaan tempat (toko) perlu adanya keunikan. Karena dengan keunikan suatu
barang, maka kemungkinan banyak konsumen yang mencari, dan semakin besar
peluang untuk mendapatkan keuntungan besar, dalam hal ini juga dapat memberikan
nilai tambah didalam penjualan produk atapun memberikan nilai diskon apabila
pembelian banyak.
g. Langkah Ketujuh adalah Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis
Yakni dengan jalan Waralabalisensi atau peluang bisnis ataupun distribusi wholesale.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Semua orang berhak menjadi wirausaha, semua orang dapat menjadi pengusaha.Pengusaha
yang sukses adalah pengusaha yang mampu melewati tantangan-tantangandalam mencapai
tujuan yang akan di cita-citakan. Kegagalan dan penolakan yangdialamidianggap sebagai
cambuk dan tantangan untuk maju dan memotivasi untuk meraihkesuksesan. Jangan berhenti
untuk usaha, tantangan dan masukan yang positif berharga bagi kita untuk mawas diri,
instropeksi, demi meningkatkan dan mencapai tujuan yang ingin kita capai. Tidak ada suatu
kesuksesan yang diperoleh tanpa mengalami tantangan atau hambatan. Orang yang sukses
adalah orang yang mampu melewati hambatan dan tantangan yang dihadapinya, semua itu
diawali dari bawah. Semoga kita siap menjadi wirausaha.

B. Saran

Dengan membaca dan memahami karakteristik, tantangan dan sikap mental


kewirausahaan diatas hendaknya kita mampu mempraktekkannya dalam berwirausaha untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. https://alyoga562.wordpress.com/2016/07/23/kewirausahaan-dan-kiat-kiat-keberhasilannya/
2. http://ikafrinka.blogspot.co.id/2013/01/makalah-kewirausahaan-sukses.html

16

Anda mungkin juga menyukai