Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

PRINSIP, JENIS DAN KARAAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :

1. Bella Sungkono Putri P27820119058


2. Desi Novita Sari P27820119061
3. Diyah Ajeng Kusuma W P27820119065
4. Dwi Rachmawati P27820119066
5. Eka Viola Vernanda P27820119067
6. Novia Nuzula P27820119081
7. Nur Maulidiah Rahmawati P27820119082
8. Rendy Andhika Putra P27820119088
9. Rine Priga Auratika P27820119089
10. Wulan Sekar Oktaviani P27820119097

TINGKAT II REGULER B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN SOETOMO
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“Prinsip, Jenis Dan Karakteristik Wirausaha” ini dengan baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah
Kewirausahaan yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini. Tak lupa pula ucapan
terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan saran serta bantuan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
terciptanya makalah yang baik dan benar di kemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 8 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1

1.3.Tujuan..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Kewirausahaan......................................................................................2

2.2. Prinsip-prinsip wirausaha....................................................................................3

2.3 Konsep Kewirausahaan........................................................................................4


2.4 Manfaat kewirausahaan........................................................................................5
2.5 Jenis-jenis kewirausahaan 7

2.5 Karakteristik Kewirausahaan...............................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan..........................................................................................................12

3.2.Saran.....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan
makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh
penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada beberapa
orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan
dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain.

Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan diperluas
usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan.

Pengusaha perlu memperhatikan ,karakteristik, sikap dan mental kewirausahaan dengan


menigkatkan dan membina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam
rangka mengembangkan kewirausahaan.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan


mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari
manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi
yang sangat terkait dengan nilai-nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kewirausahan?


2. Apa sajakah prinsip-prinsip yang harus dimilkiki oleh wirausaha ?
3. Apa saja konsep dalam kewirausahaan?
4. Apa sajakah maanfaat dari kewirausahaan?
5. Apa saja jenis-jenis kewirausahaan?
6. Bagaimana karakteristik kewirausahaan?

1.3.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kewirausaah .


2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang dimiliki oleh wirausaha.
3. Untuk mengetahui konsep dalam kewirausahaan.
4. Untuk mengetahui maanfaat dari kewirausahaan.
5. Untuk mengetahui jenis-jjenis kewirausahaan.
6. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik kewirausahaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Definisi Kewirausahaan

Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi,


mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses
tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan
ked an akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan
wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang
komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai
keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.

Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali
diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur
adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine
them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya, Jean Baptista Say
menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Secara
umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai kewirausahaan,
yang diambil dari berbagai sumber :

 Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup


kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
 Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-
peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial
berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
 Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan
menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan
wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar.
Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
 Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai
bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat
2
ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan
harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
 Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan
disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan
(entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada
umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi
yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia
unggul.

2.2. Prinsip-prinsip Wirausaha

Prinsip-Prinsip kewirausahaan yang paling penting adalah Berani atau keluar dari
Rasa takut akan gagal.makna berani disini adalah tindakan dimana kita harus bisa mengambil
sikap atas peluang-peluang yang muncul dalam hidup ini terutama peluang untuk mendirikan
usaha.Seorang wirausahawan tidak mengenal tingkat pendidikan tapi mengenal pada tingkat
seseorang berani mengambil Resiko.Walaupun pendidikan itu penting tapi perannya disini
justru adalah pada tingkatan keberanian akan usaha yang akan kita buat.

Pendidikan disini berguna pada tingkat keahlian dari bidang usaha yang akan kita
dirikan tapi hal tersebut bukan lah jadi prinsip dasar dalam membangung usaha tapi
keberanian kita lah yang dapat menjadi prinsip dasar dalam membangun usaha. Disamping itu
untuk menjadi wirausahawan kita juga dituntut untuk berfikir optimis atas peluang dan segala
usaha yang kita lakukan,karena dengan begitu semangat dan kemauan yang keras juga
ketekunan kita akan menciptakan usaha kita yang maju dan terus berkembang.Juga disamping
itu kita harus berfikir alternatif dimana dengan berfikir alternatif kita menciptakan suatu Ide
dan strategy dari dan atas usaha yang akan kita lakukan untuk usaha kita.

Prinsip-prinsip entrepreneurship menurut Dhidiek D. Machyudin, yaitu:

1. Harus optimis
2. Ambisius
3. Dapat membaca peluang pasar
4. Sabar
5. Jangan putus asa

3
6. Jangan takut gagal
7. Kegagalan pertama dan kedua itu biasa, anggaplah kegagalan adalah kesuksesan yang
tertunda

2.3. Konsep Wirausaha 

Jadi dalam berwirausaha kita harus mengetahui konsep wirausaha itu sendiri. Berikut ini
merupakan catatan dan langkah-langkah untuk memulai berwirausaha.

1. Lakukan Observasi Lapangan


Sebagaimana telah disebutkan dibagian sebelumnya, berwirausaha dibutuhkan
kejelian untuk melihat peluang, melakukan analisis pasar, dan selanjutnya adalah
menyusun ide. Observasi lapangan ini sangat diperlukan sebelum memulai
berwirausaha. Apa sih yang dilakukan dalam observasi lapangan? Pertama adalah
untuk mendapatkan data pasar. Barang apa saja yang beredar di pasar? Jenis produk
apakah yang dibutuhkan konsumen? Jenis produk apakah yang laris manis?
Bagaimana situasi pasar di wilayah yang akan kamu jadikan ladang? Bagaimanakah
kecenderungan konsumsi masyarakat di wilayah yang akan kamu jadikan target
usaha? Apa sih yang sekiranya dibutuhkan masyarakat namun belum ada di pasaran?
Dan lain sebagainya.
2. Cari Ide Usaha
Dari proses observasi lapangan, tentu kamu punya banyak sekali ide. Atau barangkali
ide tersebut sudah ada terlebih dahulu sebelum observasi lapangan dimulai. Maka
pada tahapan ini, kamu tinggal mematangkan idemu saja dengan berpedoman pada
data-data lapangan serta analisis yang kamu lakukan.
3. Mulailah Berhitung
Dari ide tersebut, saatnya kemudian mulai berhitung, terutama pada persiapan buat
modal usaha, modal produksi, modal pemasaran, sekaligus keuntungan (dibayangkan)
dari penjualan. Meski barangkali usaha yang akan dijalankan berskala kecil, namun
bisa jadi rencana tersebut membutuhkan pekerja yang juga harus digaji. Selalu buatlah
catatan/pembukuan untuk menghitung sekecil apapun pengeluaran dalam proses
usaha. Hal ini tak boleh diabaikan karena akan menjadi kebiasaan buruk.
Bagaimanapun juga, justru pengeluaran kecil-kecil tersebut akan sering muncul dan
apabila dikumpulkan tentunya akan muncul angka yang lumayan besar.

4
4. Carilah Modal
Modal bisa didapat dari dana pribadi (apabila cukup) dan dari dana pinjaman. Apabila
kita mendapatkan dana dari pinjaman, maka sebaiknya kita harus bijaksana dalam
mengatur pengeluaran.Biasakan untuk hemat dan mengoptimalkan yang sudah ada.
Belanjalah apa yang benar-benar dibutuhkan dan yang tidak kalah penting, kita harus
pandai-pandai berhitung dalam hal ini.
5. Buatlah Agenda Kerja
Pada bagian ini, wirausahawan memasuki tahap memulai proses, melaksanakan
proses, mempertahankan usaha dan mengembangkan usaha. Pada tiap-tiap tahap
tersebut, ada baiknya dibuat suatu agenda kerja dimana dalam satu bulan misalnya,
tiap hari ada hal yang dikerjakan dan hal tersebut telah dijadwalkan jauh-jauh hari.
Meski demikian, agenda ini haruslah fleksible mengingat kondisi lapangan tidak
menentu. Dengan adanya agenda kerja ini, maka diharapkan target akan terpenuhi
tepat waktu sekaligus cara ini merupakan salah satu cara untuk melatih disiplin.

2.4 Maanfaat Kewirausahaan?

Ada beberapa penelitian yang identifikasi bahwa pemilik bisnis mikro, kecil, atau
percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan lebih banyak uang, dan
lebih membanggakan daripada bekerja pada sebuah perusahaan besar. Thomas W Zimmerer
et al (2005) mengatakan manfaat kewirausahaan adalah:

1. Membuka peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri


Mempunyai usaha sendiri akan membuat suatu kebebasan dan peluang untuk
pebisnis dalam mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba memenangkan
hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk menggunakan bisnisnya untuk bisa
mewujudkan apa yang menjadi cita-citanya.
2. Memberi peluang melaksanakan perubahan
Semakin banyak pebisnis yang mengawali usahanya karena mereka bisa
menangkap peluang untuk melakuka serangkaian perubahan yang bagi mereka adalah
penting. Mungkin dalam bentuk menyediakan perumahan sederhana yang sehat dan
layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya alam
yang terbatas, pebisnis sekarang memiliki cara dalam mengkombinasikan wujud
kepedulian mereka kepada berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan suatu
arahapan untuk menjalani hidup yang lebih baik.

5
3. Memberik peluang untuk meraih potensi diri dengan penuh
Banyak orang yang mulai sadar bahwa bekerja pada sebuah perusahaan sering
membuat bosan, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak
berlaku untuk seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara
bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang
dimiliki oleh wirausahawan adalah alat sebagai aktualisasi diri. Keberhasilan mereka
merupakan sebuah hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi dan visi
mereka sendiri. Mempunyai usaha atau perusahaan sendiri dapat memberi kekuasaan
terhadap mereka, kebangkitan spiritual dan dapat mengikuti minat atau hobi sendiri.
4. Mempunyai Peluang Untuk Meraih Keuntungan
Meskipun di tahap awal uang bukan daya tarik utama untuk wirausahawan,
keuntungan berwirausaha adalah faktor motivasi yang sangat penting untuk
mendirikan usaha sendiri, seringkali pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi
banyak diantara mereka yang menang menjadi berkecukupan.
5. Mempunyai Peluang Untuk Berperan Aktif
Didalam masyarakat dan memperoleh pengakuan terhadap usahanya
pengusaha atau pemilik usaha kecil biasa meruapak warga masyarakat yang paling
dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis menurut kepercayaan dan saling
menghormati merupakan ciri pengusaha kecil. Pemilik sangat suka kepercayaan dan
pengakuan yang diterima dari pelanggan yang sudah dilayaninya dengan setia selama
bertahun-tahun. Peran yang sangat penting dijalankan dalam sistem bisnis pada
lingkungan setempat dan juga kesadaran bahwa kerja mempunyai dampak yang nyata
dalam membuat lancar fungsi sosial dan ekonomi nasional yang merupakan imbalan
untuk manajer perusahaan kecil.
6. Mempunyai Peluang Untuk Melaksanakan Sesuatu Yang Disukai
Dengan menjadi wirausahawan akan mempunyai peluang melakukan sesuatu
yang disenangi dan menimbulkan rasa senang dalam mengerjakan hal yang didasarkan
oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa aktivitas usaha
mereka sesungguhnya bukanlah bekerja. Banyak kewirausahaan yang bisa berhasil
mempunyai masuk dalam bisnis tertentu, karena mereka tertarik dan menyukai
pekerjaan tersebut.

6
2.5 Jenis-jenis Kewirausahaan
1. Necessity Entrepreneur, merupakan jenis kewirausahaan yang mana dilakukan
karena dalam keadaan terpaksa terbentuk sebuah usaha yang dapat ditinggalkan
kapan saja jika ada pekerjaan lebih menguntungkan.
2. Replicative Entrepreneur, merupakan sebuah jenis kewirausahaan yang bentuknya
meniru sebuah bisnis yang telah ada sebelumnya karena bisnis yang ditiru
dianggap menguntungkan untuk dilakukan.
3. Redistributive Entrepreneur, merupakan sebuah bentuk wirausaha yang
berhubungan dngan proyek. Jenis wirausaha ini memposisikan dirinya sebagai
pemilik proyek dan pelaksana proyek itu sendiri.
4. Innovative Enterpreneur, sebuah jenis wirausaha yang paling kreatif karena selalu
membuat hal-hal yang baru berdasarkan peluang yang muncul untuk menciptakan
bentuk usaha yang baru dan berbeda dari yang lainnya.

2.6 Karakteristik Kewirausahaan

Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh
seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat
dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat
maju/sukses.

a) Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan


seperti berikut :

No Ciri-Ciri Watak

1 Percaya diri Keyakinan, kemandirian, individualitas, dan optimisme.

2 Berorientasikan tugas Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba,


dan hasil memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad
yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki
inisiatif.

3 Pengambil resiko Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada


tantangan.

4 Kepemimpinan Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan


orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang
membangun.

7
5 Keorisinilan Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta
bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.

6 Berorientasi ke masa Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang
depan berorientasi pada masa depan.

7 Jujur dan tekun Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan
kerja.

b) Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 )


mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :

 Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

 Lebih memilih risiko yang moderat.

 Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

 Selalu menghendaki umpan balik yang segera.

 Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

 Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa
depan yang lebih baik.

 Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai


tambah.

 Selalu menilai prestasi dengan uang.

c) Martin Zwilling, founder dan chief executive officer (CEO) Startup Professionals,


menjelaskan, setiap wirausaha memiliki DNA berbeda dan siap membantunya untuk
sukses. Setiap pengusaha harus mengoptimalkan DNA tersebut untuk mengatasi setiap
tantangan. Zwilling membagi karakteristik wirausaha menjadi empat tipe, yaitu:
 Pembangun : Karakteristik wirausaha seperti ini adalah pemain utama dalam sebuah
permainan bisnis. Dengan DNA pembangun, maka para pengusaha jenis ini selalu

8
melihat dua-tiga langkah lebih maju dibanding para kompetitornya. Karakter
wirausaha pembangun selalu dikenal dengan orang yang fokus, dingin, kejam,
perhitungan, dan penentu arah.

 Oportunis : Karakter oportunis adalah bagian spekulasi dari setiap diri pengusaha.


Bagian dari keberadaan seseorang yang menginginkan berada di tempat yang tepat
dengan waktu yang tepat, serta menggunakan waktu yang tepat untuk mencetak uang
sebanyak mungkin. Jika Anda merasa tertantang untuk membuat kesepakatan cepat
dalam mendapatkan uang, seperti bermain saham dengan memanfaatkan momentum
atau investasi dan jual kembali rumah memanfaatkan kenaikan harga, Anda mungkin
termasuk dalam karakteristik oportunis.

 Spesialis : Pengusaha jenis ini akan bertahan di perusahaan selama 15-30 tahun,


membuat fondasi perusahaan yang kuat. Wirausaha dengan karakter spesialis akan
menonjol di tengah keramaian orang yang ramai dengan pesaing. Jenis-jenis
pengusaha tipe ini adalah ahli IT, pengacara, akuntan independen, dan desainer grafis.

 Inovator : Hampir sama dengan spesialis, pengusaha inovator seperti membuat


laboratorium dalam setiap bisnisnya. Membuat berbagai rumus bisnis, konsep, hingga
produk yang berhasil diaplikasikan dalam perusahaan. Tantangan terbesar
karakteristik inovator adalah selalu berjuang walaupun di tengah kesuksesan. Selalu
memikirkan produk terbaru di tengah peluncuran produk baru.

d) Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan ketramplan berfikir, seseorang


menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan ketrampilan
berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :
 Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?
 Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin.
 Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda.
 Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar.
 Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses.
 Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan
pemecahan inovasi.
 Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan
rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian
memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.

9
e) Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
1. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki
inisiatif.
3. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
4. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap
saran dan kritik yang membangun.
5. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan
bisnis yang luas.
6. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
7. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi
sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai
berikut:

1. Disiplin. 
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan
komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang
dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas
pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina
dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai
macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan
meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina
dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus
taat azaz. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki
kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan
wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari
kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2. Komitmen Tinggi. 
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan
10
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah
dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya
sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang
direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan
terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang
berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga
produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.
Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan
dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target
perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3. Jujur. 
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh
seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat
kompleks. ]Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai
pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan
yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
4. Kreatif dan Inovatif. 
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya
dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang
berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-
gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun
waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan
baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif
yang kelihatannya mustahil.
5. Mandiri. 
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan
keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil
keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa
adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak
yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang
wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
11
6. Realistis. 
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan
fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan
keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan
yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena
wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan
keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi
terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan
tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon
pada tahun 1755. Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian.

Untuk para mahasiswa yang ingin berwirausaha rasa takut gagal bukan sebuah alasan
untuk menunda atau membatalkan usaha yang akan dijalankan. Tapi, cobalah berpikir
optimis, karena itu akan menambah semangat, dan akan menghilangkan rasa takut gagal.
Kegagalan itu akan terjadi kalau kita tidak tekun dan terampil dalam mejalani usaha tersebut.

Rasa dan minat untuk berwirausaha haarus diawali dari diri sendiri yang dibantu oleh
kegiatan-kegiatan yang masih behubungan dengan usaha. Rasa dan minat usaha juga bisa
timbul karena faktor ekonomi keluarga atau dengan berteman dengan seorang wirausahawan.

3.2.Saran

Rasa gagal dalam berwirausaha pasti kita pernah alami, tapi kegagalan bukanlah
penghalan atau penghambat dalam berwirausaha, kegagalan bisa terjadi apabila kita tidak
mejalani suatu usaha tidak dengan serius dan tidak tekun dalam berwirausa. Coba buang rasa
takut gagal dalam berwirausaha, kalau kita selalu terbayang-bayang kegagalan yang ada kita
takut dalam berwirausaha.

12
Minat tumbuhnya wirausah dalam diri kita itu bukan karena orang lain atau karena
kegiatan yang kita jalani. Tetapi keinginan dalam diri dan niat dari diri sendiri yang membuat
dirinya menjadi wirausahawan.

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Suryana, M.Si.2006.Kewirausahaan.Jakarta:Salemba Empat.

Adji Wahyu, Suwerli, & Suratno. Editor : Setiawan Yusuf. S, Utami Diyah .P. 2007.
Kewirausahaan, Jakarta:Penerbit Erlangga.

2012. Pengertian Kewirausahaan. diambil dari http:// www.bisnis-


pengertianKewirausahaan.com. Pada tanggal 8 Maret 2021.

2009. Ciri-ciri Kewirausahaan Unggul/Berhasil. diambil dari http://ciri-


cirikewirausahaanunggul_berhasil.com. Pada tanggal 8 Maret 2021.

2009. Karakteristik Kewirausahaan. diambil dari http://karakteristik-wirausahaan.com. Pada


tanggal 8 Maret 2021.

2012. Kewirausahaan. diambil dari http://wikipedia.com. Pada tanggal 8 Maret 2021.

13

Anda mungkin juga menyukai