Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Karakter, Ciri-ciri Umum, dan Nilai-nilai Hakiki


Kewirausahaan

Disusun Oleh :

DEWI ISTI LESTARI ( 2016031072 )

DELVIA NURAINI ( 2016031174 )

DINA MANDA PRASTICA ( 2016031084 )

LUPITASARI ( 2016031037 )

KUSZANDI MAULANA SYLVAZ ( 2016031108 )

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi


Yayasan Administrasi Indonesia
Jakarta
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan inayah serta nikmat diantaranya adalah nikmat sehat, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kewiraushaan dengan ruang lingkup
pembahasan “Karakter, ciri-ciri umum, dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan“. Adapun
tujuan dibuatnya tugas makalah ini selain untuk mendapatkan nilai tugas tetapi juga
agar dapat meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai kewirausahaan dan mahasiswa
pada khususnya dalam memahami dan mengerti dan memahami karakter ciri umum
dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan

Banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat tugas
makalah ini tapi dengan semangat dan kegigihan yang kami lakukan serta dorongan,
arahan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga kami mampu
menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan baik.

Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
kewirausahaan sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Salam Sukses

(Kelompok 1)

2
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL…………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….4

1.1 Latar Belakang ………………….……………………………….4

1.2 Rumusan Masalah………….…….………………………………5

1.3 Tujuan Penulisan…………………..……………………..............5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.………………………………………………...6

2.1 Definisi Kewirausahaan……….. ……………………………….6

BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………………...9

3.1 Karakteristik Kewirausahaan…………………………………….9

3.2 Ciri-Ciri Umum Kewirausahaan………………………………..10

3.3 NIlai-Nilai Hakiki Kewirausahaan……………………………..14

3.4 Sikap Dan Kepribadian Wirausaha……………………………..18

3.5 Motif Berprestasi Kewirausahaan………………………………19

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………...21

4.1 Kesimpulan & Saran …………………………………………....21

Soal-Soal……………………………………………………………..22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kewirausahaan (Entrepreneurship)adalah proses mengidentifikasi,


mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa
ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir
dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidakpastian.

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard


Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal
dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa,
Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.

Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan


pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada
beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan
dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul


pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir
yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan
jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku
sebagai manusia unggul.

Pada makalah ini di jelaskan tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri, karakteristik dan
nilai-nilai kewirausahaan.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas maka tim penulis dapat
merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini antara
lain:

1. Apa definisi kewirausahaan?

2. Bagaimana karakteristik, ciri umum, dan nilai-nilai kewirausahaan?

3. Bagaimana cara berfikir kreatif dalam kewiraushaan?

4. Bagaimana sikap dan kepribadian wirausaha?

5. Bagaimana motif berprestasi kewirausahaan?

1.3 TUJUAN KEWIRAUSAHAAN

Adapun tujuan-tujuan yang penulis dapat urtarakan dalam penyusunan makalah


ini adalah:

1. Menjelaskan apa definisi kewirausahaan ?

2. Menjelaskan bagaimana Karakter, Ciri Umum, Nilai-nilai Kewirausahaan?

3. Menjelaskan bagaimana cara berfikir kreatif dalam kewirausahaaan?

4. Menjelaskan bagaimanakah sikap dan kepribadian wirausaha

5. Menjelaskan bagaimana motif berprestasi wirausaha

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kewirausahan

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-


penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan
dan kekayaan bukan tujuan utama.

Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam


bahasa Inggris. Kata entrepreneurship sendiri berawal dari bahasa Perancis,
yaitu ‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta dan pengelola usaha. Istilah
tersebut diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon (1755). Istilah ini makin
popular setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B Say (1803) untuk menggambarkan
para pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya-sumber daya ekonomis dari
tingkat produktivitas rendah ke produktivitas yang lebih ingi dan menghasilkan
banyak lagi (Suwartoyo,1992).

Ketika teori ekonomi memasuki masa neoklasikal, peran wirausaha tidak lagi
mendapat perhatian khusus. Wirausaha saat itu hanya dianggap sebgai factor produksi
yang tergolong tetap (fixed factor), di mana pemusatan teori saat itu berada pada
pengelolaan sumber daya (Eatwell et. al., 1988).

Bebarapa definisi lain tentang kewirausahaan diantaranya sebagai berikut:

1. Maggil (1991)
Wirausaha melakukan suatu proses yang disebut dengan ‘creative
destruction’ terhadap keseimbangan pasar. Inovasi yang diciptakan oleh wirausaha
akan menghancurkan keseimbangan yang terdapat pada pasar untuk kemudian
menciptakan keseimbangan baru dengan keuntungan-keuntungan atas inovasi
tersebut.

2. Raymond W.Y Kao (1995)

wirausahaan merupakan suatu proses, yakni proses penciptaan sesuatu yang baru
(kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi ).

6
Tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi
masyarakat. Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses
penciptaankesejahteraan /kekayaan dan nilai tambah, melalui penelusuran dan
penetasan gagasan tersebut menjadi realitas

3. Faisal Afif (2001)

Wirausaha pada hakikatnya bukan saja semata-mata masuk dalam wilayah


bisnis/ekonomi, namun telah meluas ke bidang public (nonbisnis) seperti politik dan
pemerintah. Alasannya, karena secara kontekstual dunia entrepreneur berisi wilayah
tak bertuan yang belum pernah dijamah, asing dan pola dinamikanya belum memiliki
keteraturan.
4. Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-


perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru
tersebut bisa dalam bentuk :

1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,

2) memperkenalkan metoda produksi baru,

3) membuka pasar yang baru (new market),

4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau

5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri.

Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan


dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

5. Harvey Leibenstein (1968,1979)

kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatanyang dibutuhkan untuk menciptakan


atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.

7
kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-
peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan
dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan
selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering
dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang
yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya
menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan,
inovasi dan cara-cara baru.

Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam


kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak
digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi
kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan
fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan
bisa bersifat sementara atau kondisional.

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang


berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul
resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa
moneter dan kepuasan pribadi.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Kewirausahaan

Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang


berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith (1996 : 5-6), misalnya, mengemukakan cirri-ciri
dan watak kewirausahaan seperti berikut :

KARAKTERISIK WATAK

MEMILIKI KEPERCAYAAN TINGGI


YANG KUAT, KETIDAK
PERCAYA DIRI DAN OPTMIS
TERGANTUNGAN TERHADAP ORANG
LAIN DAN INDIVIDUALISTIS

KEBUTUHAN UNTUK BERPRESTASI ,


BERORIENTASI PADA LABA,
BERORIONTASI PADA TUGAS DAN MEMPUNYAI DORONGAN YANG
HASIL KUAT, ENERGIK, TEKUN DAN TABAH,
TEKAT KERJA KERAS, SERTA
INISIATIF

BERANI MENGAMBIL RESIKO DAN MAMPU MENGAMBIL RESIKO YANG


MENYUKAI TANTANGAN WAJAR

BERJIWA KEPEMPINAN MUDAH


BERADAPTASI DENGAN ORANG LAIN,
KEPEMIMPINAN
DAN TERBUKA TERHADAP KRITIK
DAN SARAN

KEORISINALAN INOVATIF, KREATIF DAN FLEKSIBEL

MEMILIKI VISI DAN PRESPEKTIF


BERORIENTASI PADA MASA DEPAN
TERHADAP MASA DEPAN

Sumber : Geoffrey G.Meredith, et al. Kewirausahaan :Teori dan Praktik Ed.5.hal. 5-6

9
Ahli lain, seperti M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7)
mengemukakan delapan karakteristik kewirausahaan sebagai berikut :

 Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-
usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki tanggung jawab akan
selalu mawas diri.

 Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat,
artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun yang
terlalu tinggi.

 Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk


memperoleh kesuksesan.

 Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik


dengan segera.

 High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

 Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan


jauh ke depan.

 Skill at organizing, memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber


daya untuk menciptakan nilai tambah.

 Value of achievement over money, lebih menghargai prestasi daripada uang.

3.2. Ciri-Ciri Umum Kewirausahaan

1. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi

Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha
optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu
hal secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain.
Nilai prestasi merupakan hal yang justru membedakanantara hasil karyanya sebagai
wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan.

10
2. Memiliki prespektif kedepan

Arah pandangan seorang wirausaha juga harus berorientasi ke masa depan.


Perspektif seorang wirausaha akan dapat membuktikan apakah ia berhasil atau tidak.
Indicator-indikatornya dapat dilihat dari contoh berikut :

a) Sony Sugema, tokoh wirausaha yang sukses melalui lembaga bimbingan


belajar, mampu menangkap berbagai peluang di masa depan dengan
menerapkan motto “The Fastes Solution” yang sebelumnya tidak langsung
dipercaya, ternyata setelah dicoba menjadi popular di mana-mana.

b) Akio Morita, pendiri dan pemilik Sony Corp. menciptakan “Walkman” dari
hasil perspektifnya terhadap masa depan, yaitu impiannya untuk menciptakan
sebuah tape recorder yang dilengkapi dengan headphones dan berbentuk
kecil sehingga mudah dibawa kemanapun.

3. Memiliki kreatifitas tinggi

seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inivasi yang lebih
nonwirausaha. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan
olehnya dan wirausaha mampu membuat hasil inovasinya menjadi permintaan,
contohnya : Menjelang tahun 2000, ada sekelompok ornag yang menjad kaya raya
karena hasil menjual “tha millennium bug”. Puluhan juta dolar bergulir di industry
computer dan teknologi hanya karena ide ini. Peranti lunak baru, jasa konsultasi
teknologi computer, bahkan Hollywood pun berhasil membuat ide ini menjadi
industry hiburan yang menghasilkan puluhan juta dolar.

4. Memiliki Sifat Motivasi Tinggi

Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi


inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Jiak impian dan tujuan hidup merupakan
fondasi bangunan hidup dan bisnis, maka inovasi dapat diibaratkan sebagai pilar-pilar
yang menunjang kukuhnya hidup dan bisnis. Impian saja tidak cukup. Impian harus
senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti sehingga bangunan hidup dan
bisnis menjadi kukuh dalam situasi apa pun, entah badai kesulitan ataupun tantangan.
Setiap fondasi baru yang dibuat harus ditunjang oleh pilar-pilar bangunan sebagai
kerangka pengembangan, kemudian diikuti dengan manajemen produk, manajemen

11
konsumen, manajemen arus kas, system pengendalian, dan sebagainya. Inovasi adalah
kreatifitas yang diterjemahkan menjadi sesutau yang di implementasikan dan
memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki.

5. Memiliki Komitmen Terhadap Pekerjaan

Menurut Sony Sugema, terdahap tiga hal yang harus dimiliki olehseorang
wirausaha yang sukses, yaitu mimpi, kerja keras, dan ilmu.

Ilmu disertai kerja keras namun tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar
tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa.
Impian disertai kerja keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nakhoda, tidak jelas arah
yang akan dituju. Sering kali orang berhenti diantara sukses dan kegagalan. Namun,
seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya,
karena jika tidak akan berakibat fatal terhadap segala sesuatu yang telah dirintisnya.

6. Memiliki Tanggung Jawab

Ide dan perilaku seorang wirausaha tidak terlepas dati tuntutan tanggung jawan.
Oleh karena itulah komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga mampu
melahirkan taggung jawab. Indicator orang yang bertanggung jawab adalah
berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan
konsisten, misalnya :

1. Staff bagian keuangan malas membuat laporan rutin secara tepat waktu
sehingga menyulitkan pengukuran kinerja perusahaan.

2. Pengusaha merekayasa laporan keuangan untuk menghindari pembayaran


pajak sesuai dengan peraturan.

7. Memiliki Kemandirian

Orang yang mandiri adalah orang tidak suka mengandalkan orang lain namun
justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Intinya
adalah kepandaian dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh orang
lain.

12
Untuk menjadi seorang wirausaha mandiri, haus memiliki berbagai jenis modal.
Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syarat, yaitu :

1. Sumber daya internal calon wirausaha, misalnya kepandaian, keterampilan,


kemampuan menganalisa dan meghitung resiko serta keberanian atau visi
jauh ke depan.

2. Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal
usaha dan modal kerja, jaringan sosial serta jalur permintaan, penawaran, dan
lain sebagainya.

3. Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan.

Seorang calon wirausaha harus menghitung dengan seksama apakah ketiga


sumber daya ini dimiliki sebagai modal atau tidak. Jika factor-faktor tersebut dapat
dimiliki, maka ia akan merasa optimis dan boleh berharap bahwa impiannya dapat
menjadi kenyataan.

8. Memiliki Keberanian Menghadapi Resiko

Seorang wirausaha harus berani menghadapi risiko. Semakin besar risiko yang
dihadapinya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan. Berani
mengambil risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal
dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko
yang akan diambil. Risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak
memberikan kemungkinan berhasil. Inilah factor penentu yang membedakan
wirausaha dengan manajer. Wirausaha akan lebih dibutuhkan pada tahap awal
pengembangan perusahaan, sedangkan manajer dibutuhkan dalam mengatur
perusahaan. Inti dari tugas manajer adalah berani mengambil dan membuat keputusan
untuk meraih sukses dalam mengelola sumber daya, sedangkan inti kewirausahaan
adalah berani mengambil risiko untuk meraih peluang.

9. Selalu Mencari Peluang

13
Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persperktif atau dimensi
yang berlainan pada satu waktu. Bahkan ia juga harus mampu melakukan beberapa
hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam
menangani berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan. Semakin tinggi kemampuan
seorang wirausaha dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula
kemungkinan untuk mengolah peluang menjadi sumber daya produktif. Seorang
wirausaha senantiasa belajar, belajar dan belajar.

Bila kita berfikir kreatif, sesungguhnya masih banyak rahasia yang harus
dipecahkan oleh umat manusia dalam kehidupan ini melalui pengalaman dan
pencarian yang tiada henti akan kebenaran. Makna lain dari pernyataan ini adalah
bahwa setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan adalah bagian dan proses alami
untuk membantu kita dalam belajar, berubah, dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.

3.3. Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan

Nilai-nilai kewirausahaan di atas identic dengan system nilai yang melekat


pada system nilai manajer. Seperti dikemukakan oleh Andreas A. Danandjaja (1986),
dan Sidharta Poespadibrata (1993), dalam system nilai manajer terdapat dua
kelompok nilai, yaitu: 1) sitem nilai pribadi 2) system nilai kelompok atau organisais.
Dalam system nilai pribadi terdapat empat jenis system nilai, yaitu (1) nilai primer
pragmatic, (2) niali primer moralistic, (3) Nilai primer efektif dan (4) nilai baruan.
Dalam system nilai primer Pragmatik terkandung beberapa unsur diantaranya
perencanaan, prestasi, produktivitas, kemampuan kecakapan, kreativitas, kerja sama,
dan kesempatan. Sedangkan dalam nilai moralistic terkandung unsur-unsur
keyakinan, jamianan, martabat, pribadi, kehormatan, dan ketaatan.

Dalam kewirausahaan, system nilai primer pragmatic tersebut dapat dilihat dari
watak, jiwa, dan prilaku, misalnya selalu bekerja keras, tegas, mengutamakan prestasi,
keberanian mengambil resiko, produktivitas, kreativitas, inovatif, kualitas kerja,
komitmen dan kemampuan mencari peluang, selanjutnya nilai moralistic meliputi
keyakinan atau percaya diri, kehormatan, kepercayaan, kerja sama, kejujuran,
keteladanan dan keutamaan.

Sujuti Jahya (1997), membagi nilai-nilai kewirausahaan tersebut dalam dua


dimensi nilai berpasangan, yaitu:

14
 Pasangan system nilai kewirausahaan yang berorientasi materi dan nonmateri.

 Nilai-nilai yang berorientasi pada kemajuan dan nilai-nilai kebiasan.

Penerapan masing-masing nilai sangat bergantung pada focus dan tujuan masing-
masing wirausaha.

Dari beberapa ciri di atas, terdapat beberapa nilai hakiki yang penting dari
kewirausahaan, yaitu:

 Percaya Diri

Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandi 1988 :33). Dalam praktik,
sikap dan kepercayaan ini merupakan sikaap dan keyakinan untuk memulai,
melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu,
kepercayaan diri memilikki nilai keyakinan, optimisme, individualisme, dan
ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki
keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996:7)

Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relative, dinamis dan banyak
ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu
pekerjaan. Orang yang percaya diri mrmiliki kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan sistematis, berencana, efektif, dan efesien. Kepercayaan diri juga
sellu ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam
melakukan pekerjaan.

 Berorientasi pada Tugas dan Hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif.
Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai sesuatu. Untuk memulai
diperlukan adanya niat dan tekad yang kuat serta karsa yang besar. Sekali sukses atau
berprestasi. Maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya akan semakin
maju dan berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila
terdapat inisiatif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan dan

15
pengalaman selama bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara
disiplin diri, berpikir kritis, dan semangat berprestasi.

 Keberanian Mengambil Risiko

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai
utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar
memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, seorang wirausaha yang berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin menjadi pemenang dan
memenangkan dengan cara yang baik ( Yuyun Wirasasmita 1994: 2). Wirausaha
adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai
kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu
wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Risiko yang
terlalu rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, risiko yang
tinggikemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetpi dengan kegagalan yang
sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai risiko yang seimbang (moderat).
Dengan demikian keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai
kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan
realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-
tugasnya secara realistis.

 Kepemimpinan

Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,


kepeloporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, menjadi yang pertama,
dan lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia
selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang di hasilkannya dengan lebih cepat,
lebih dulu, dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa
baru dan berbeda sehingga menjadi pelopor dalam proses produksi mauoun
pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai sutau yag menambah nilai.
Karena itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan
sumber pembaruan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari
peuang dan terbuka terhadap kritik serta saran yang kemudian dijadikan peluang.
Dalam karya dan karsa yang berbeda akan dipandang sebagai suatu yang baru dan
dijadikan peluang. Banyak hasil karya wirausaha yang berbeda dan dipandang baru,
seperti computer, mobil, minuman, dan produk makanan lainnya.

16
 Berorientasi ke Masa Depan

Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif
dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa depan,
maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat
ini. Meskipun terdapat risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari
peluang dan tantangan demi pembaruan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan
membuat wirausaha tidak cept puas dengan karsa dan karya yang sudah ada saat ini.
Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

 Keorisinilan : kreativitas dan Inovasi

Nilai inovtif, kreatif, dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur keorisinilan


seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan
adanya cara-cara baru yang lebih baik (Yuyun Wirasasmita, 1994: 7) dengan ciri-ciri:

1. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara
tersebut cukup baik.

2. Selalu menuangkan imajinasi dlam pekerjaannya.

3. Selalu ingin tampil beda atau manfaatkan perbedaan.

Hardvard’s Theodore Levitt mengemukakan definisi inovasi dan kretivitas lebih


mengarah pada konsep berpikir dan bertindak yang baru. Kreativitas adalah
kemampuan menciptakan gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat
permasalahan dan peluang yang ada. Sedangkan inovasi adalah kemampuan
mengaplikasikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan dan peluang yang ada
untuk lebih memakmurkan kehidupan masyarakat. Jadi kretivitas adalah kemampuan
menciptakan gagasan baru, sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru.
Oleh karena itu, menurut Levitt, kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak sesuatu
yang baru atau pendapat Soeparman Soemahamidjaja (1997:10), bahwa
kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

17
3.4. Sikap Dan Kepribadian Wirausaha

Alex Inkeles dan David H. Smith (1974: 19-24) adalah beberapa ahli yang
mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurut Inkeles (1974: 24),
kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi
modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam
kehidupan social. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu
membaca perubahan social, lebih realistis terhadap fakta dan pendapat, berorientasi
pada masa kini dan masa yang akan dating bukan pada masa lalu, berencana percaya
diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati,
serta memahami produksi.

Menurut Harsojo (1978: 5), modernisasi merupakan sikap yang menggambarkan:

1) Keterbukaan bagi pembaruan dan perubahan.

2) Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratis.

3) Orientasi pada masa kini dan masa depan.

4) Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri.

5) Keyakinan terhadap kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6) Anggapan bahwa keberhasilan merupakan hasil dari prestasi.

Wirausaha berperan dalam mencari kombinasi-kombinasi baru yang merupakan


gabungan dari 5 proses inovasi yaitu menemukan pasar baru, pengenalan barang
barang baru, metode produksi baru, sumber penyediaan bahan mentah baru, serta
organisasi industry baru. Wirausaha merupakan innovator yang dapat menggunakan
kemampuan untuk mencari kreasi-kreasi baru.

Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting.


menurut Duselman (1989; 16), seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan di tandai
oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut:

 Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima ide-ide


baru.

18
 Keberanian untuk menghadapi resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan
menerima resiko dalam mengambil keputusan dan mengahadapi
ketidakpastian

 Kemampuan manajerial, yaitu usaha yang dilakukan untuk melaksanakan


fungsi-fungsi manajemen, meliputi:1.Menjaga kelancaran usaha
2. Mengawasi dan mengevaluasi usaha.

 Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan


tujuan usaha.

Menurut Kathlen L . Hawkin dan Peter A. Turla (1986), pola tingkah laku
kewirausahaan diatas tergambar dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut :

1. kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, displin diri,
kepercayaan diri, keberanian dalam menghadapi resiko, memiliki dorongan,
dan kemampuan kuat.

2. hubungan, dapat dilihat dari indicator komunikasi dan hubungan antar


personal, kepemimpinan, dan manajemen.

3. pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga ,


periklanan, dan promosi

4. keahlian dalam mengantur, diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan,


perencanaan, penjadwalan, serta pengaturan pribadi,

5. keuangan, indikatornya adalah, sikap dan cara mengatur uang.

3.5. Motif Berprestasi Kewirausahaan

Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934). ia


mengemukakan tentang hirarki kebutuhan yang mendasari motivasi. menurutnya,
kebutuhan bertingakat sesuai dengan tingkat pemuasanya, yaitu kebutuhan fisik,
kebbutuhan akan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan
akan aktualisasi diri.

David C. McClclland (1971) mengelompokan kebutuhan menjadi yaitu :

1) need for achievement (n’Ach: the drive to excel, to achieve in relation to a


set of standard, to stive to succeed.

19
2) need for power (n’Pow): the need to make other behave in a way that they
would not have behaved otherwise

3) need for affiliation (n’Aff): the desire for friendly and close interpersonal
relationships

Berdasarkan teori motivasi diatas, maka timbul pertanyaan mengapa orang


berharsat menjadi wirausaha. menurut Dun Steinhoff dan Jhon f. bargess (1993: 6) ,
terdapat 7 alasan , yaitu :

1) the desire for higher income.

2) the desire for a more satisfying career

3) the desire to be self – directed

4) the desire for the prestige that comes to being a business owner.

5) the desire to run with a new idea or concept

6) the desire to build long- term wealth

7) the desire to make a contribution to humanity or to a specific cause.

20
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Watak, sifat, jiwa dan nilai kewirausahaan muncul dalam bentuk perilaku
kewirausahaan dengan ciri-ciri : (1) percaya diri, (2) beroientasi pada tugas dan hasil,
(3) berani mengambil resiko, (4) berjiwa pemimpin, (5) keorisinalan, dan (6)
berorientasi ke masa depan. Jiwa kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh pengusaha
dan berlaku dalam bidang bisnis tetapi juga dimiliki oleh setiap orang yang memiliki
jiwa kreatif dan inovatif seperti pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya
masyarakat lainnya baik secara individual maupun kelompok. Keberhasilan
berwirausaha sangat bergantung pada beberapa factor, yaitu kemauan, kemampuan,
peluang dan kesempatan.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang berminat melakukan wirausaha, yaitu


alasan keuangan, alasan sosial, alasan pelayanan dan alasan pemenuhan diri.
Beberapa peluang yang dapat diambil dari kewairausahaan meliputi peluang
memperoleh control atas kemampuan diri, peluang memanfaatkan potensi yang
dimiliki, peluang memperoleh manfaat secara financial, peluang berkontribusi kepada
masyarakat dan untuk menghargai usaha-usaha seseorang.

21
1. Wirausaha merupakan ancaman pesaing baru bisa juga partner, pemasok,
konsumen/orang yang bisa diajak kerjasama adalah pengertian wirausaha menurut
ahli ...
a. Bisnisman
b. Pemodal
c. Ekonomi
d. Phsikology
e. Sosiology

2. Cash pilow quadrant yang membagi alasan keamanan dan alasan kebebasan
dikemukakan oleh ...
a. Zimmerer
b. Robert T. Kiyosaki
c. Bygrave
d. Robert David
e. Scarborough

3. Kesatuan anttara harapan, sikap, kebiasaan dan keputusan adalah pengertian dari ...
a. Attitude
b. Mindset
c. Personality
d. Habit
e. Impulsive

4. Harvard’s Theodore Levitt mengemukakan bahwa kemampuan mengaplikasikan


solusi yang kreatif terhadap permasalahan dan peluang yang ada merupakan
pengertian dari ...
a. Kreativitas
b. Inovasi
c. Karya entrepreneur
d. Young entrepreneur
e. Entreprenneur kreatif

5. Berdasarkan nilai-nilai hakiki bahwa ciri wirausahawan sukses adalah “Percaya Diri”
dengan watak yang sesuai adalah ...
a. Suka pada tantangan
b. Mampu mengambil resiko
c. Berkepribadian mantap dan penuh optimis
d. Tekun dan tabah
e. Berjiwa solid

6. Ciri-Ciri umum kewirausahaan seorang yang harus segera menggapai mimpi-mimpi-


mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya, merupakan ciri dari ...
a. Memiliki sifat motivasi tinggi
b. Memiliki kreatifitas tinggi
c. Memiliki prespektif kedepan

22
d. Memiliki motif berprestasi tinggi
e. Tanggung jawab yang besar

7. Apa lambang motto yang diterapkan oleh Sony Sugema ...


a. The faster Absolute
b. The faster Succes
c. The faster Solution
d. The faster fighting
e. Walkman

8. Watak seorang kewirausahaan yang inovatif, kreatif dan fleksibel merupakan


karakteristik dari ...
a. Kepemimpinan
b. Keorisinalan
c. Percaya Diri
d. Optimis
e. Fleksibel

9. Menurut Joseph Schumpeter Wirausahawan adalah seorang inovator yang mampu


membentuk kombinasi-kombinasi baru seperti, Kecuali…..
a. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru
b. Mempekenalkan metoda produksi baru
c. Membuka Pasar yang baru
d. Memberikan pikiran-pikiran yang positif
e. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri

10. Wirausaha secara historis diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755
berawal dari bahasa...
a. Belanda
b. Jepang
c. Jerman
d. Perancis
e. Kanada

11. Tujuan utama Kewirausahaan pertama kali pada abad ke 18 ialah, kecuali ...
a. Pertumbuhan Kewirausahaan
b. Pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kretivitas.
c. Keuntungan dan Kekayaan
d. Keberhasilan dalam usaha
e. Sukses mengembangkan usaha

12. Menurut Sony Sugema, yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha sukses adalah ...
a. Usaha, Ikhtiar & Tawakal
b. Kerja Keras, Rajin & Istiqomah
c. Perjuangan & Doa
d. Mimpi, Kerja Keras & Ilmu
e. Mimpi, Kerja Keras & Tekat

23
13. Karaktristik kewirausahaan, yaitu lebih meilih resiko yang moderat, artinya selalu
menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi merupakan
arti dari…..
a. Confidence in their ability to success.
b. Preference for moderate risk.
c. preference for modern risk
d. High level of energy.
e. Future Orientation

14. Suatu proses yang di sebut dengan ‘creative destruction ‘ terhadapa keseimbangan
pasar, merupakan definisi dari ...
a. Raymond W.Y Kao
b. Manggil
c. Maggil
d. Faisal Afif
e. Harvey Leibenstein

15. Istilah wirausaha di belanda di kenal dengan....


a. unternehmer
b. ondernemer
c. anternemer
d. ondernehmer
e. unternemer

24

Anda mungkin juga menyukai