Anda di halaman 1dari 43

Cairan serebrospinal

• Berada di ruang subarakhnoid merupakan salah


satu proteksi untuk melindungi jaringan otak dan
medula spinalis terhadap trauma atau gangguan
dari luar.
• 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik
ekstra sel maupun intra sel.
• Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk
sebanyak 0,35 ml/menit atau 500 ml/hari.
• Ini merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa
pembentukan, sirkulasi dan absorpsi
Lanjut…
• Pemeriksaan cairan serebrospinal sangat
• membantu dalam mendiagnosa penyakit-
penyakit neurologi.
• Selain itu juga untuk evaluasi pengobatan dan
perjalanan penyakit, serta menentukan
prognosa penyakit.
• Pemeriksaan cairan serebrospinal adalah suatu
tindakan yang aman,tidak mahal dan cepat
untuk menetapkan diagnosa, mengidentifikasi
organisme penyebab serta dapat untuk
melakukan test sensitivitas antibiotika
Lanjut…
• Cairan serebrospinal dibentuk dari
kombinasi filtrasi kapiler dan sekresi aktif
• dari epitel.
• CSS hampir meyerupai ultrafiltrat dari
plasma darah tapi berisi konsentrasi Na,
K, bikarbonat, Cairan, glukosa yang lebih
kecil dankonsentrasi Mg dan klorida yang
lebih tinggi. Ph CSS lebih rendah dari
darah.
PATOFISIOLOGI
CAIRAN SEREBROSPINAL

• Warna
• Normal cairan serebrospinal warnamya
jernih
• Patologis bila berwarna:
• Kuning-santokhrom( seperti kaldu daging),
purulenta atau keruh.
• Warna kuning muncul dari protein.
Lanjut…
• Tekanan
• Tekanan CSS diatur oleh hasil kali dari
kecepatan pembentukan cairan dan
tahanan terhadap absorpsi melalui villi
arakhnoid.
• Bila salah satu dari keduanya naik, maka
tekanan naik, bila salah satu dari
keduanya turun,maka tekanannya turun.
Lanjut…
• Pada pengukuran dengan manometer, normal
tekanan akan sedikit naik pada perubahan nadi
dan respirasi, juga akan berubah pada
penekanan abdomen dan waktu batuk.
• Bila ada penyumbatan, tak terlihat atau sedikit
sekali peninggian tekanan.
• Keadaan rongga kranium kaku, tekanan
intrakranial juga dapat meningkat,yang bisa
disebabkan oleh karena peningkatan volume
dalam ruang kranial,peningkatan cairan
serebrospinal atau penurunan absorbsi, adanya
masa intrakranial dan oedema serebri.
Lanjut…
• Kegagalan sirkulasi normal CSS dapat menyebabkan
pelebaran vena dan hidrocephalus. Keadaan ini
sering dibagi menjadi hidrosefalus komunikans dan
hidrosefalus obstruktif.
• Pada hidrosefalus komunikans terjadi gangguan
reabsorpsi CSS, dimana sirkulasi CSS dari ventrikel
ke ruang subarakhnoid tidak terganggu.
• Kelainan ini bisa disebabkan oleh adanya infeksi,
perdarahan subarakhnoid, trombosis sinus sagitalis
superior, keadaan-keadaan dimana viscositas CSS
meningkat dan produksi CSS yang meningkat.
Lanjut…
• Hidrosefalus obstruktif terjadi akibat adanya
ganguan aliran CSS dalam sistim ventrikel atau
pada jalan keluar ke ruang subarakhnoid.
• Kelainan ini dapat disebabkan stenosis
aquaduktus serebri, atau penekanan suatu msa
terhadap foramen Luschka for Magendi ventrikel
IV, aq. Sylvi dan for. Monroe. Kelainan tersebut
bis aberupa kelainan bawaan atau didapat
Lanjut….
• Jumlah sel
• Jumlah sel leukosit normal tertinggi 4-5
sel/mm3, dan mungkin hanya terdapat 1
sel polymorphonuklear saja, Sel leukosit
jumlahnya akan meningkat pada proses
inflamasi
Lanjut…
• Glukosa
• Normal kadar glukosa berkisar 45-80 mg
%.
• Kadar glukosa cairan serebrospinal sangat
bervariasi di dalam susunan saraf pusat,
kadarnya makin menurun dari mulai
tempat pembuatannya di ventrikel,
sisterna dan ruang subarakhnoid lumbar.
Lanjut…
• Hypoglicorrhacia menunjukkan penurunan
rasio kadar glukosa cairan serebrospinal,
glukosa serum, keadaan ini ditemukan pada
derjat yang bervariasi, dan paling umum pada
proses inflamasi bakteri akut, tuberkulosis,
jamur dan meningitis oleh carcinoma.
• Penurunan kadar glukosa ringan sering juga
ditemukan pada meningitis sarcoidosis, infeksi
parasit misalnya, cysticercosis dan trichinosis
atau meningitis zat khemikal.
Lanjut…
• Inflamasi pembuluh darah semacam lupus
serebral atau meningitis rhematoid
mungkin juga ditemukan kadar glukosa
cairan serebrospinal yang rendah.
Meningitis viral, mump, limphostic
khoriomeningitis atau herpes simplek
dapat menurunkan kadar glukosa ringan
sampai sedang.
Lanjut…
• Protein
• Kadar protein normal cairan serebrospinal
pada ventrikel adalah 5-15 mg%.
• Pada sisterna 10-25 mg% dan pada
daerah lumbal adalah 15-45 ,g%.
• Kadar gamma globulin normal 5-15 mg%
dari total protein.
Lanjut…
• Kadar protein cairan serebrospinal akan meningkat
oleh karena hilangnya sawar darah otak (blood
barin barrier), Reabsorbsi yang lambat.
• Peningkatan sintesis immunoglobulin loka. Sawar
darah otak hilang biasanya terjadi pada keadaan
peradangan,iskemia baktrial trauma atau
neovaskularisasi tumor, reabsorsi yang lambat
dapat terjadi pada situasi yang berhubungan
dengan tingginya kadar protein cairan
serebrospinal,
• Misalnya pada meningitis atau perdarahan
subarakhnoid.
Lanjut…
• Elektrolit
• Kadar elektrolit normal CSS adalah Na
141-150 mEq/L, K 2,2-3,3 mRq, Cl 120-
130 mEq/L, Mg 2,7 mEq/L.
• Kadar elektrolit ini dalam cairan
serebrospinal tidak menunjukkan
perubahan pada kelainan neurologis,
hanya terdapat penurunan kadar Cl pada
meningitis tapi tidak spesifik.
Lanjut…
• Osmolaritas
• Terdapat osmolaritas yang sama antara
CSS dan darah (299 mosmol/L0).
• Bila terdapat perubahan osmolaritas darah
akan diikuti perubahan osmolaritas CSS.
Lanjut…
• PH
• Keseimbangan asam basa harus
dipertimbangkan pada metabolik asidosis dan
metabolik alkalosis. PH cairan serebrospinal
lebih rendah dari PH darah,
• sedangkan PCO2 lebih tinggi pada cairan
serebrospinal. Kadar HCO3 adalah sama (23
mEg/L). PH CSS relatif tidak berubah bila
metabolik asidosis terjadi secara subakut atau
kronik, dan akan berubah bila metabolik asidosis
atau alkalosis terjadi secara cepat.
PENGAMBILAN
CAIRAN SEREBROSPINAL
• Pengambilann cairan serebrospinal dapat
dilakukan dengan cara Lumbal Punksi.
• Lumbal Punksi merupakan prosedure
neuro diagnostik yang paling sering
dilakukan,hanya dilakukan oleh orang
yang benar-benar ahli.
Lumbal Pungsi
• Tujuan :
• Mengambil cairan cerebrospinal untuk kepentingan
pemeriksaan / diagnostik maupun kepentingan
terapi.
• Indikasi diagnostik:
• Kecurigaan meningitis,perdarahan
sub.arachnoid,pemberian diagnostik pada
mylografi, evaluasi hasil pengobatan.
• Indikasi pengobatan :
• Pemberian obat antineoplastik, pemberian anestesi
spinal,mengurangi tekanan CSF
Kontra Indikasi Lumbal Punski
• 1. Adanya peninggian tekanan intra kranial
dengan tanda-tanda nyeri kepala,muntah
dan papil edema
• 2. Penyakit kardiopulmonal yang berat
• 3. Ada infeksi lokal pada tempat Lumbal
Punksi
Persiapan alat-bahan
• Alat-alat steril :
• Bak instrumen berisi :
Sarung tangan 1 pasang.
Duk lubang
Deppres/ kapas secukupnya
Pinset anatomy dan chirugi masing-masing 1 buah
Cucing tempat obat desinfektan 1 buah.
Jarum aspirasi 1 buah
Kassa secukupnya
Spuit dan obat anestesi.
• Tabung reaksi dan botol .
Lanjut…
• Alat-alat tidak steril:
• Pengalas
• Bengkok
• Plester
• Gunting
• Manometer bila diperlukan.
• Larutan desinfektan pada tempatnya.
• Obat anestesi yang diperlukan.
Persiapan Lumbal Punksi:

• 1. Periksa gula darah 15-30 menit


sebelum dilakukan LP
• 2. Jelaskan prosedur pemeriksaan, bila
perlu diminta persetujuan pasien/keluarga
terutama pada LP dengan resiko tinggi
Teknik Lumbal Punksi:

• 1. Pasien diletakkan pada pinggir tempat tidur, dalam posisi


fleksi menempel pada abdomen, leher fleksi ke depan
dagunya menempel pada dada ( posisi knee chest ).
• Boleh diberikan bantal tipis dibawah kepala atau lutut.
• 2. Tempat melakukan pungsi adalah pada kolumna
vetebralis setinggi L 3-4,yaitu setinggi crista iliaca.
• Bila tidak berhasil dapat dicoba lagi intervertebrale ke atas
atau ke bawah. Pada bayi dan anak setinggi intervertebrale
L4-5 , beri tanda pada celah interspinosus yang telah
ditentukan.
• 3.Gunakan sarung tangan lakukan desinfeksi pada daerah
yang akan dipungsi.
• 4. Pasang duk lubang pada lokasi penusukan.
POSISI ANAK UNTUK LP
POSISI DUDUK
Desinfeksi
LOKASI PENUSUKAN
Menentukan lokasi penusukan
Lanjut…
• 5. Lakukan anestesi kulit ,infiltrasi lebih dalam
hingga ligamen longitudinal dan periostenum.
• 6.Lakukan punksi, masukkan jarum tegak lurus
dengan ujung jarum yang mirip menghadap ke
atas.
• Bila telah dirasakan menembus jaringan
meningen penusukan dihentikan, kemudian jarum
diputar dengan bagian pinggir yang miring
menghadap ke kepala.
• 7. Dilakukan pemeriksaan tekanan dengan
manometer ( Bila diperlukan ) dan Kemudian
ambil sampel untuk pemeriksaan jumlah jenis sel,
kadar gula, protein, kultur bakteri dan sebagainya.
Cara penampung CSF
untuk diagnostik
• Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan
• Masukkan cairan tersebut dalam 3 tabung steril
dan sudah berisi reagen.
• Setiap tabung diisi ±1 cc cairan CSF.
• Tabung I digunakan pemeriksaan hitung
jenis,hitung sel,pewarnaan gram,protein dan
glukosa.
• Tabung II Untuk pemeriksaaan none
• Tabung III Untuk pemeriksaan pandi.
Lanjut…
• Pemeriksaan none:
• Masukkan reagen 0.7 cc asam sulfat dalam
tabung kemudian masukkan 0,5 CSF diamkan
2-3 menit.
• Prinsipnya globulin mengendap dan berwarna
putih
• Perhatikan penilaiannya:
• - Cincin putih tidak dijumpai
• + + Cincin putih sangat tipis dilihat dengan latar
belakang hitam dan bila dikocok tetap putih.
Lanjut…
• ++ Cincin putih sangat jelas dan bila
dikocok cairan menjadi berkabut /
apolecent
• + + + Cincin putih jelas dan bila dikocok
cairan menjadi keruh.
• + + + + Cincin putih jelas dan bila dikocok
menjadi sangat jelas.
Lanjut…
• Pemeriksaan pandi:
• Untuk mengetahui peningkatan globulin
dan albumin.
• Prinsipnya protein mengendap pada
larutan fenol dalam air.
• Tabung diisi 1cc cairan reagen kemudian
teteskan 1 tetes CSF
• Perhatikan hasilnya,bila keruh positif
Lanjut…
• Bila pungsi digunakan untuk
mengeluarkan cairan CSF pada pasien
hidrosephalus maka cairan yang
dikeluarkan maksimal 100 cc
LANJUT…
• 8.Setelah selesai pengambilan CSF,bantu
pasien meluruskan kakinya perlahan dan
hindarkan mengedan. Bekas tusukan ditutup
dengan kasa steril dan diplester dan tidur
terlentang 2-3 jam.
• 9. lakukan observasi tempat pungsi
kemungkinan pengeluaran CSF
• 10. Bila timbul sakit kepala lakukan kompres
dingin pada kepala,anjurkan tehnik relaksasi,bila
perlu pemberian analgetik dan tidur sampai sakit
kepala hilang
Menentukan posisi
setelah tindakan
Komplikasi Lumbal Punksi
• 1. Sakit kepala
• Biasanya dirasakan segera sesudah
lumbal punksi, ini timbul karena
pengurangan cairan serebrospinal
• 2. Infeksi
• 3.Herniasi
• 4.Kista epidermoid intraspinal
• 5.Hematom dengan penekanan.
• 6.Kerusakan diskus intervertebralis.

Anda mungkin juga menyukai