Anda di halaman 1dari 19

Cairan Otak

Oleh : dr. Hiratna, SpPK


CSF : ultrafiltrasi plasma & proses pembtkan aktif dr
pleksus choroideus.
Pem CSF bertujuan : mengetahui peny/kel pd SSP.
CSF diperoleh dgn LP yg dilakukan pd L4–L5 krn
daerah ini lbh kecil kemgknan terjadi trauma pd
sistem saraf.
Pem CSF meliputi : adanya darah, bakteri, & sel2
ganas, juga jlh glukosa & prot.
 Prosedur LP :
1. Pasien ditptkan dgn posisi lateral decubitus (fetal) spt
gbr.
2. Pasien disuruh menekuk lengan pd lutut utk
mempertahankan posisi. Posisi duduk jg dpt dilakukan.
3. Anastesi lokal dilakukan pd kulit & jar subkutan setelah
lokasi LP dibersihkan secara aseptik.
4. Jarum spinal yg mengandung inner obturator
dimasukkan melalui kulit & kedlm sal spinal.
5. Rongga subarachnoid dimasuki.
6. Obturator dikeluarkan & CSF dpt terlihat mengalir
secara perlahan dari jarum.
7. Jarum dilekatkan pd manometer steril & dicatat
tekanannya.(tek terbuka)
8. Sebelum pembacaan tek dilakukan, pasien disuruh
relaks & merapatkan kaki utk mengurangi tek intra
abdominal yg dpt menyebabkan peningkatan tek CSF.
9. 3 tabung steril diisi dgn CSF sebanyak 5 – 10ml.
10. Tek diukur ( tek tertutup).
Cat : jika terjadi sumbatan pd sirkulasi CSF di rongga
subarachnoid disangkakan, tes Queckenstedt-
Stookey dpt dilakukan.
 Kontraindikasi :
1. Pasien dgn peningkatan tek intrakranial : LP dpt
menginduksi herniasi serebral atau serebellar
melalui foramen magna.
2. Pasien yg menderita kel sendi vertebral
degeneratif yg berat : sulit utk memasukkan
jarum melalui rongga interspinal arthritic yg
degenerasi.
3. Pasien dgn infeksi disekitar lokasi LP :
kontaminasi CSF.
 Komplikasi :
1. Kebocoran CSF persisten yg menyebabkan sakit kepala
yg hebat.
2. Masuknya bakteri kedlm CSF yg menyebabkan
meningitis supuratif.
3. Herniasi otak melalui tentorium cerebelli atau herniasi
cerebellum melalui foramen magna. Pd pasien dgn
peningkatan tek intrakranial, penurunan tek yg cepat di
column spinal oleh LP dpt menginduksi herniasi otak, yg
menyebabkan kompresi batang otak. Hal ini dpt
memperburuk status neurologi pasien & kematian.
4. Punksi aorta atau vena cava, yg menyebabkan
perdarahan retroperitoneal yg serius.
5. Sakit punggung transien & sakit atau paresthesia di kaki.
6. Punksi spinal cord yg kurang hati2, yg disebabkan punksi
spinal cord yg tdk tepat tingginya.
CSF yg diperoleh ditptkan dlm 3 tabung steril.
Tabung I menampung tetesan yg pertama keluar dr
jarum punksi  tdk dipakai sbg bahan pem.
Tabung II menampung 2-4 ml CSF  utk bahan
pem
Tabung III = tabung II  utk pem bakteriologik.
Bila CSF keruh, kekuningan atau bercampur darah
 tambahkan antikoagulan Na sitrat 20% sebanyak
0,01 ml/ ml CSF.
Pem hrs segera dilakukan (< ½ jam)
1. Tekanan
 Tekanan CSF berhub lgsg dgn tek pd vena
jugularis & vertebralis yg menghubkan dgn sinus
intrakranial & spinal.
 Cara : lekatkan manometer steril pd jarum yg
dipakai utk LP & lakukan pengukuran.
 Tek > 200 cm H2O : abnormal.
 Pd kondisi2 spt CHF atau obstruksi vena cava sup :
tek CSF me↑,sedangkan pd kolaps sirkulasi : tek
CSF me↓.
 Pengukuran tek CSF dilakukan : utk mendeteksi
kel aliran CSF atau utk me↓kan tek CSF dgn
mengeluarkan sedikit CSF. (10-20 ml)
Tek CSF me↑ :
- tumor intrakranial
- meningitis
- CHF
- syndroma vena cava sup
- perdarahan subarachnoid
- edema cerebral
- trombosis vena
Tek CSF me↓ :
- kolaps sirkulasi
- dehidrasi berat
- hiperosmolalitas
- kebocoran cairan spinal
- sumbatan spinal - subarachnoid
2. Warna
CSF N tdk berwarna.
Warna kemerahan menandakan adanya darah yg
dpt terjadi krn perdarahan sub arachnoid,
intraserebral, infark otak atau akibat trauma
punksi.
Darah krn trauma punksi dpt dibedakan dgn
makin berkurangnya darah pd tabung berikutnya &
darah akan membeku.
3. Kejernihan
CSF N jernih.
Kekeruhan dijumpai pd peningkatan jlh lekosit.
Pleositosis tanpa kekeruhan dijumpai pd
meningitis tuberkulosis, meningitis sifilis,
ensefalitis atau poliomielitis.
Pd meningitis purulenta CSF sgt keru.
4. Bekuan
CSF N tdk ada bekuan.
Bekuan dinilai sifatnya berupa halus, berkeping,
berserat, berupa selaput kasar.
Bekuan terdapat pd sindroma Froin (kadar prot
tinggi, xanthokrom, pleositosis limfositik).
5. Jumlah sel
Cara : Hisap cairan Turk s/d grs 1 (bila CSF jernih),
s/d grs 0,5 (bila CSF keruh) dgn pipet lekosit, lalu
hisap cairan otak s/d grs 11.Kocok pipet lalu buang
3 tetes. Isi kamar hitung & biarkan selama 5 menit.
Hitung semua sel lekosit dlm seluruh bidang
kamar hitung dgn pembesaran 10x.
Jumlah sel/μl = jlh sel yg dihitung : 3 (utk CSF
jernih), x 100/16 (utk CSF keruh).
Pleositosis ringan < 200 sel/μl didpt pd
poliomielitis, ensefalitis, meningitis tuberkulosis,
atau meningitis sifilis.
Pleositosis > 500 sel/μl dijumpai pd meningitis
purulenta.
6. Hitung jenis lekosit
Cara : CSF diputar dgn kecepatan 1500 – 2000 rpm
selama 10 menit. Supernatan dibuang & sedimen
dipakai utk membuat sediaan apus & biarkan
kering. Warnai dgn pewarnaan Wright. Hitung jlh
sel mononuklear (limfosit, monosit) & sel
polinuklear (neutrofil) dlm 100 sel.
Pd infeksi ringan atau kronis : sel yg meningkat
adalah limfosit ( meningitis tuberkulosis, sifilis).
Pd infeksi berat atau akut : yg meningkat neutrofil
segmen.
7. Protein
a. Cara kwalitatif
A1. Tes Pandy : 1 ml reagen Pandy ditambah 1 tetes
CSF, campur & dilihat kekeruhannya.
Normal : tdk ada kekeruhan.
A2. Tes Nonne : 1 ml reagen Nonne dimasukkan dlm
tabung reaksi. Dgn hati2 masukkan 1 ml CSF dlm
tabung dgn cara mengalirkan melalui pinggir
tabung shg membtk 2 lapisan. Biarkan selama 3
menit. Lihat ada tdknya kekeruhan pd
perbatasan kedua lapisan.
Normal : tdk ada kekeruhan.
b. Cara kwantitatif
Pem prot menggunakan alat otomatis.
 Normal kadar prot 15 – 45 mg/dl CSF
Kadar prot CSF me↑ pd pasien yg mengalami infeksi
atau inflamasi spt meningitis, ensefalitis, atau mielitis,
juga tumor pd otak.
Elektroforesis prot CSF penting dlm mendeteksi
multiple sclerosis.
Normal : γ globulin < 12 % dari total prot.
Rasio albumin/globulin > pd CSF drpd darah, krn
albumin ukurannya lbh kecil shg dpt melewati blood
brain barrier.
Peningkatan fraksi globulin CSF dijumpai pd multiple
sclerosis, neurosyphilis, peny autoimun pd SSP.
8. Glukosa
Cara pem dgn alat otomatis.
Normal kadar glukosa : 60 – 70% dr kadar glukosa plasma.
Glukosa darah diambil min 30 menit sebelum pengambilan
CSF.
Kadar glukosa me↓ bila terjadi peningkatan jlh sel dlm CSF
yg menggunakan glukosa yaitu sel2 inflamasi, sel2 bakterial
atau sel2 tumor.
Kadar glukosa CSF < 60% kadar glukosa darah menandakan
meningitis atau neoplasma.
9. Elektrolit
Cara pem dgn alat otomatis.
Normal kadar Na = kadar Na plasma
kadar K < kardar K plasma
kadar Cl > kadar Cl plasma
Kadar Cl dlm CSF me↑ pd meningitis tuberkulosis, infeksi
pd meningeal, & kondisi2 kadar Cl darah rendah.
Peningkatan kadar Cl CSF tdk bermakna secara neurologis.
10. LDH
Cara pem dgn alat otomatis.
Pem kadar LDH CSF berguna dlm menD/ meningitis
bakterial, krn sumber LDH adalah neutrofil yg melawan
invasi bakteri.
Bila kadar LDH meningkat : disangkakan adanya infeksi
atau inflamasi.
11. Asam laktat
Peningkatan asam laktat menandakan metab anaerob yg
berhub dgn penurunan oksigenasi otak.
Asam laktat CSF me↑ pd meningitis bakterial & fungal,
tetapi tdk pd meningitis viral.
Asam laktat jg meningkat bila glukosa CSF sgt rendah atau
lekosit CSF meningkat.
12. Glutamine
Glutamine dlm CSF berguna utk mendeteksi &
mengevaluasi hepatic encephalopathy & coma.
Kadar glutamine sering meningkat pd pasien dgn Reye’s
syndrome.
13. Bakteriologi
Buat sediaan apus dari sedimen CSF lalu diwarnai dgn
pewarnaan Gram, pewarnaan Ziehl Nielsen utk BTA.
Biakan & tes resistensi juga dpt dilakukan utk mengetahui
organisme penyebab & terapi antibiotika yg tepat.
14. Serologi
Sifilis latent didiagnosa dgn melakukan tes serologi yg
meliputi VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) &
FTA (Fluorescent Treponemal Ab).
Tes FTA lbh sensitif & spesifik.
Bila tes (+) : diagnosa neurosyphilis ditegakkan & terapi
spesifik diberikan.
Nilai Normal CSF
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal
Warna Tdk berwarna
Kejernihan Jernih
Sedimen Tidak ada
Bekuan Tidak ada
Jumlah Leukosit
Dewasa 0 – 5 sel/μl
Anak < 1thn 0 – 30 sel/μl
Anak 1 – 4 thn 0 – 20 sel/μl
Anak 5 – pubertas 0 – 10 sel/μl
Hitung Jenis Limfosit Monosit Neutrofil
Dewasa 40 – 80%15 – 45% 0 – 6%
Neonatus 5 – 35% 50 - 90% 0 – 8%
Nilai Normal CSF
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal
Total Protein 15 – 45 mg/dl
Albumin 10 – 30 mg/dl
Ig G 0,7 – 4,0 mg/dl
Glukosa 50 – 80 mg/dl
Na 135 – 160 meq/l
K 2,6 – 3,0 meq/l
Cl 115 – 130 meq/l
LDH 0 – 25 U/l
Asam Laktat 10 – 25 mg/dl
Glutamine 6 – 15 mg/dl

Anda mungkin juga menyukai