CAIRAN SEREBROSPINAL
Wahyu Siswandari
Bagian Patologi Klinik
FKIK Unsoed
8/10/16
WS_LCS_2014
Learning objectives
Mengetahui tata cara pengambilan
cairan serebrospinal melalui Lumbal
Pungsi
Menjelaskan macam-macam
pemeriksaan cairan serebrospinal
(cerebro spinal fluid / CSF)
Menginterpretasi hasil pemeriksaan
cairan serebrospinal (CSF)
8/10/16
WS_LCS_2014
Referensi
Fischbach F. 2004. Cerebrospinal fluid
studies. In : A manual of laboratory and
diagnostic tests. 7th ed. Lippincott Wiliams
& Wilkins. Philadelphia. p 289 315
Nyoman Suci. Cairan otak. BP UNDIP.
Semarang
Strasinger SK, Di Lorenso MS. 2008.
Cerebrospinal Fluid. In: Urinalysis and body
fluids. 5th ed. FA Davis Company.
Philadelphia. P 177 - 210
8/10/16
WS_LCS_2014
PENGAMBILAN SAMPEL
Pungsi lumbal L4 L5
(dewasa),
L3 L4 (bayi) rongga sub
arakhnoid
Pungsi suboccipital
Pungsi ventrikel
Lokal anestesi lidokain 1%
intradermal
8/10/16
WS_LCS_2014
8/10/16
WS_LCS_2014
8/10/16
WS_LCS_2014
Indikasi :
Menegakkan diagnosis meningitis,
perdarahan subarakhnoid, keganasan
SSP, multipel sklerosis dan penyakit
autoimun
Menentukan tekanan cairan otak
Memasukkan obat, anestesi, kontras
Konfirmasi penyebab inflamasi akut /
kronik
Melihat perluasan infark / stroke
8/10/16
WS_LCS_2014
Kontra indikasi :
Peningkatan tekanan intra
kranial
Infeksi epidural
Infeksi/penyakit kulit berat di
area lumbar
Kelainan psikiatrik berat
8/10/16
WS_LCS_2014
Komplikasi :
Herniasi uncus
Progresi paresis/paralisis pd tumor
MS
Hematom ekstra dural atau subdural
Meningitis
Tumor epidermoid
Infeksi
Nyeri kepala
Kematian
8/10/16
WS_LCS_2014
CAIRAN
SEREBROSPINAL
Cairan jernih, tak berwarna, dibuat di
ruang ventrikel otak (Plexus
choroideus : 75%)
Produksi 500 ml / hari (20 ml/jam)
Fungsi : peredam kejut hidrolik, regulasi
tekanan intrakranial, mengangkut
nutrien & produk sisa
Tekanan cairan otak dipertahankan
produksi ~ absorbsi
Bahan yang ada di CSF ~ di plasma dgn
kadar sama / lebih rendah kecuali Cl
8/10/16
WS_LCS_2014
10
8/10/16
WS_LCS_2014
11
TEKANAN CSF
Normal : 90 - 180 mm H2O pd posisi lateral
dekubitus
Meningkat
Massa intra kranial
Meningitis (bakteri, jamur, virus, sifilis)
Sindroma vena kava superior
Perdarahan subarakhnoid
Edema serebral
Gagal jantung kongestif
Trombosis sinus vena
Hipoosmolalitas krn hemodialisis
Gangguan absorbsi CSF
8/10/16
WS_LCS_2014
12
Menurun
Tumor obstruktif
Kolaps sirkulasi
Dehidrasi berat
Hiperosmolalitas akut
Kebocoran CSF
8/10/16
WS_LCS_2014
13
PEMERIKSAAN CAIRAN
OTAK
1. Pemeriksaan
makroskopis
a. warna
b. kekeruhan
c. sediman
d. bekuan
2. Pemeriksaan
mikroskopis
a. hitung jumlah sel
b. hitung jenis sel
c. bakterioskopis
8/10/16
WS_LCS_2014
14
3. Pemeriksaan kimia
a. protein e. LDH
b. glukosa
f. chlorida
c. asam laktat g. calsium
d. glutamin
h. meningitis TB
4. Pemeriksaan serologis
5. Pemeriksaan bakteriologis
8/10/16
WS_LCS_2014
15
Bbrp tetes
2-4 ml
2-4 ml
0,01 : 1
Na citrat 20 %
Bbrp tetes
8/10/16
2-4 ml
2-4 ml Na citrat 20 %
steril 0,01 : 1
+ medium
keruh,
darah,
WS_LCS_2014
16
xanthokrom
WS_LCS_2014
17
1. Kimia &
2. Mikrobiologi
3.
Hematologi
serologi
tambah
an
8/10/16
WS_LCS_2014
18
8/10/16
WS_LCS_2014
19
8/10/16
WS_LCS_2014
20
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS
1. WARNA
N : Jernih tak berwarna
Abnormal :
Merah perdarahan subarakhnoid /
serebral
(membedakan dgn perdarahan akibat
LP?)
Keruh protein, lipoprotein, infeksi
(lekosit >>)
Xanthokromia (pink/kuning/orange)
darah yang WS_LCS_2014
lisis, bilirubin, peningkatan
8/10/16
21
2. KEKERUHAN
N : jernih
Kekeruhan (krn lekosit >>):
Tidak terlihat : < 200 sel/uL
Sedikit keruh
: 200 500 sel/uL
Keruh
: > 500 sel/uL
3. SEDIMEN
N : tdk ada sedimen
8/10/16
WS_LCS_2014
22
4. BEKUAN
N : tdk ada bekuan
Diperiksa 10 mnt stlh penampungan
Bekuan (+) :
fibrinogen, peningkatan protein
albumin & globulin
- meningitis tuberkulosa
- sindroma Froin
8/10/16
WS_LCS_2014
23
8/10/16
WS_LCS_2014
24
PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS
1. JUMLAH SEL
WS_LCS_2014
25
PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS cont..
2. HITUNG JENIS
Hitung jenis CSF ~ darah tepi
N : dewasa : limfosit 40 80%,
monosit 15 45%, pmn 0 6%
neonatus : limfosit 5 - 35%, monosit
50 - 90%, pmn 0 8%
8/10/16
WS_LCS_2014
26
Interpretasi :
Pleositosis
- 2-10 sel borderline @ pleiositosis ringan
- 25-50 sel pleositosis sedang
- > 50 sel pleositosis berat
1.
2.
3.
4.
8/10/16
8/10/16
WS_LCS_2014
28
3. BAKTERIOSKOPIK
Dpt diketahui etiologi
Dgn biakan, pulasan, dan percobaan
binatang
8/10/16
WS_LCS_2014
29
PEMERIKSAAN KIMIA
PROTEIN
Cairan otak mengandung sangat sedikit protein, dgn
proporsi albumin-globulin lebih tinggi drpd plasma
darah
N : (-) dgn pemeriksaan kualitatif
dewasa : 15 45 mg/dL (lumbar),15 25 mg/dL
(cisternal), 5 15 mg/dL (ventrikular)
> 60 th : 15 - 60 mg/dL
neonatus : 15 - 100 mg/dL
Perubahan hitung jumlah sel ~ kadar protein.
Jk tdk sebanding Albuminocytologic dissosiation
8/10/16
WS_LCS_2014
30
WS_LCS_2014
31
Cara pemeriksaan :
1. Kualitatif
- Percobaan busa tes kasar
- Modifikasi Nonne Apelt
globulin
- Percobaan untuk albumin
2. Semikuantitatif
- Percobaan Pandy globulin &
albumin
3. Kuantitatif
spektrofotometer
8/10/16
WS_LCS_2014
32
Nonne - Apelt
Lart amonium sulfat jenuh 1 ml + 1
ml LCS Diamkan 3 menit Amati
perbatasan kedua lapisan
Pandy
1 ml reagen Pandy di tabung tes Tempatkan
tabung di depan papan/kartu hitam teteskan 3
tetes cairan otak perlahan-lahan amati
perubahan reagen setiap penambahan satu tetes
cairan otak baca hasil dengan cepat
(-) : tidak ada kekeruhan/keruh sedikit.
(+): kabut putih saat tetesan cairan otak
tercampur reagen
1+ : kekeruhan jelas ( ~ 50 mg% - 100 mg%)
2+ : kekeruhan seperti awan (~ 100 mg% 300 mg%)
3+ : kekeruhan seperti awan besar (~ 300 mg
8/10/16
34
% - 500mg%) WS_LCS_2014
GLUKOSA
Glukosa CSF ~ 60% glukosa darah
Glukosa darah diambil & diperiksa 60
mnt sebelum pemeriksaan Glukosa
CSF
Cara spektrofotometri, dilakukan
sesegera mungkin
Glukosa CSF < 20 mg/dl kerusakan
otak
N : dewasa 40 70 mg/dL
anak 60 80 mg/dL
8/10/16
WS_LCS_2014
35
Implikasi klinis
1. Penurunan kadar glukosa
- meningitis bakterial akut,
- meningitis TB, jamur, & amuba
- hipoglikemi sistemik
- perdarahan subarakhnoid
- meningoencephalitis nonbakterial,
tumor ganas,
meningitis sifilis akut
2. Peningkatan kadar glukosa
- DM
3. Normal
- infeksi viral, meningitis aseptik,
degenerasi kronis, tumor jinak
8/10/16
WS_LCS_2014
36
ASAM LAKTAT
Kadar di CSF tidak tergantung kadar asam laktat dlm
darah
Kondisi yg sbbk penurunan aliran darah otak &
peningkatan tekanan intra kranial meningkatkan
kadar asam laktat
N : dewasa 10 - 22 mg/dL
neonatus 10 60 mg/dL
Peningkatan kadar :
- meningitis bakterial
- iskemia dan trauma serebral
- abses otak, tumor
- kejang
- stroke
8/10/16
WS_LCS_2014
37
GLUTAMIN
Harga normal : 8 - 18 mg/dL
Meningkat pd :
encephalopati hepatik, koma
hepatik, sindroma Reye,
encephalopati sekunder karena
hiperkapnia / sepsis
8/10/16
WS_LCS_2014
38
CHLORIDA
Kondisi yg mengubah kadar Cl plasma,
akan mengubah kadar Cl CSF
Kadar Cl CSF > plasma
Pemeriksaan Cl :
titrasi
Analiser otomatik spektrofotometer
Faktor yg mpengaruhi pemeriksaan:
pemberian Cl
tercampur darah
N : 115-130 mEq/L
8/10/16
WS_LCS_2014
39
Implikasi Klinik :
1. Kadar Cl naik :
- koma uremik
- peny ginjal
2. Kadar Cl turun :
- meningitis tb & meningitis lain kecuali krn lues
- radang akut
- diare & muntah
- banyak berkeringat
3. Kadar Cl normal
- degenerasi
- peradangan setempat
- ensefalitis
- poliomielitis
- neurolues
8/10/16
WS_LCS_2014
40
8/10/16
WS_LCS_2014
41
CALCIUM
Kadar Ca CSF ~ 1/2 kadar di darah
Pemerikasaan : spektrofotometri
N : 2,0 2,8 mEq/L
8/10/16
WS_LCS_2014
42
LDH / LD
Kenaikan kdr LDH ok kerusakan sel otak
N : < 20 U/L (5-10% kdr LDH serum)
Peningkatan kadar LDH :
- meningitis bakterial (90% kasus)
- meningitis viral ( 10% kasus )
- perdarahan subarachnoid
- leukemia, limfoma
- metastasis keganasan di SSP
8/10/16
WS_LCS_2014
43
PEMERIKSAAN SEROLOGIK
PEMERIKSAAN SEROLOGIS
Tes utk lues : VRDL
Tes koloid emas Lange
PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGIS
8/10/16
WS_LCS_2014
44
8/10/16
WS_LCS_2014
45