TINJAUAN PUSTAKA Pemeriksaan laboratorium untuk evaluasi keadaan sistem saraf serta mendeteksi
adanya gangguan atau kelainan pada sistem saraf dapat berupa
pemeriksaan yang tidak spesifik dan pemeriksaan yang spesifik. Pemeriksaan
laboratorium klinik yang tidak spesifik antara lain adalah pemeriksaan untuk mengetahui akibat dari kelainan pada proses di sistem saraf, misalnya pemeriksaan hematologi untuk mengetahui adanya inflamasi, infeksi serta keganasan seperti infiltrasi pada leukimia. Pemeriksaan yang spesifik antara lain pemeriksaan elektroforesis protein tau transferin untuk membantu membedakan cairan otak pada sekresi hidung atau telinga dengan rhinorrhea atau otorrhrea. Glukosa dalam cairan otak berasal dari transport aktif oleh sel endotel dan difusi akibat adanya perbedaan kadar glukosa dalam plasma dan cairan otak. Keseimbangan antara kadar glukosa dalam cairan otak dan glukosa dalam darah memerlukan waktu 30 menit. Oleh karena itu pengambilan darah untuk pemeriksaan untuk pemeriksaan kadar glukosa plasma sebagai pembanding, dilakukan minimal 30 menit sebelum pungsi dilakukan. Peningkatan glukosa cairan otak tidak mempunyai nilai diagnostik dan dapat dijumpai pada hiperglikemia atau trauma pungsi. Penurunan kadar glukosa di cairan otak dapat dijumpai pada beberapa keadaan seperti hipoglikemia, meningitis dan infiltrasi tumor primer atau metastasis. Penurunan kadar glukosa ini disebabkan oleh gangguan transport melalui sawar otak dan peningkatan glikolisis oleh bakteri dan leukosit. Contoh pemeriksaan spesifik adalah pemeriksaan elektroforesis protein tau transferrin untuk membedakan cairan otak pada sekresi hidung atau telinga dengan rhinorrhea atau otorrhea. Sementara contoh pemeriksaan tidak spesifik antara lain pemeriksaan hematologi (inflammasi, infeksi, serta keganasan seperti infiltrasi pada leukemia).
Jenis Pemeriksaan Laboratorium:
1. 2. 3. 4.
Pemeriksaan Analisis CSF
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan urinalisis Pemeriksaan enzim dan kimia klinik
Pada praktikum kali ini yang telah kami bahas adalah mengenai Pemeriksaan Analisis CSF. Indikasi Pemeriksaan Analisis CSF 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Perdarahan : subarachnoid, intracerebral Degeneratif : multiple sclerosis, alzheimer Guillain Barre syndrome : acute febrile polyneuritis Tumor Otak &leukemia : acute leukemia, lymphoma Investigasi Forensik : obat-obatan terlarang (heroin), keracunan, overdosis & bunuh diri 7. Therapy : - Kemoterapi untuk leukemia & limfoma Kontraindikasi Pemeriksaan Analisis CSF 1. Septicemia 2. Infeksi Sistemik 3. Infeksi local pada area pungsi Pemeriksaan Rutin & Khusus pada Analisis CSF 1. Rutin a. Macroscopic b. Microscopic: i. Total cell count ii. Differential cell count (stained smear) iii. cytologic c. Glucose ( CSF / plasma ratio ) d. Protein 2. Kondisi tertentu a. Kultur (bakteri, fungi, M. tuberculosis, viruses) b. Grams stain, acid-fast stain c. Antigen fungal & bakteri (VDRL test untuk syphilis)
Parameter Pemeriksaan Analisis CSF
1. Hematology
a. Macroscopic Nonne, Pandy
b. Microscopic - Cell count (WBC) - Differential WBC count (PMN & MN) - Cryptococcus (Indian Ink) 2. Blood Chemistry a. Protein fluid b. Electrolyte Cl fluid c. Glucosa : fluid d. Glucosa : serum 3. Bacteriology a. Gram b. BTA 4. Imunologi a. VDRL b. Cryptococcus Ag Nilai Normal Analisis CSF 1. Makroskopik : jernih, tidak berwarna 2. Protein Total : 15-45 mg/dL (<1% plasma) 3. Gamma Globulin : 3-12% dari Protein Total 4. Glukosa CSF = 50-80 mg/dL (2/3 glukosa serum) 5. Hitung jenis sel : a. 0-5 sel/uL WBC (neonates : 0-30 sel/uL) b. RBC (-) c. Klorida : 110-125 mEq/L Makna hasil CSF abnormal 1. Tekanan Intrakranial a. Peningkatan : Trauma atau infeksi b. Penurunan : Obstruksi aliran CSF diatas situs punktur (tumor korda spinalis), syok, pingsan, koma diabetic 2. Penampakan CSF a. Berawan : adanya Infeksi, WBC, protein, microorganism b. Berdarah atau berwarna merah : perdarahan otak atau ruang subarachnoid, obstruksi korda spinalis, trauma pungsi lumbal (specimen pertama brdarah, specimen berikutnya jernih) c. Warna coklat, oranye, kuning (xantochrome) : Adanya peningkatan protein, darah lama (>3 hari) 3. Protein a. Peningkatan : Darah, diabetes, polyneuritis, tumor, trauma, kondisi inflamasi atau infeksi.