NIM
: P07134112457
CAIRAN OTAK (LIQUOR CEREBRO SPINALIS) / LCS
a. Pengertian
LCS adalah suatu cairan yang menyerupai cairan limfe yang terdapat di dalam otak.
Cairan ini memiliki komposisi yang hampir sama dengan plasma darah, yaitu Natrium,
Kalium, Urea, Asam laktat dan Sulfonamid, serta 12 zat lain yang komposisinya berbeda
dengan plasma darah. Produksi liquor cerebro spinalis (LCS) kira-kira 70% dibentuk dalam
pleksus khoroid ventrikel oleh proses sekresi aktif dan ultrafiltrasi dari plasma dan sekitar
30% terbentuk sebagai cairan interstitial yang diproduksi dalam ruang interseluler otak dan
sumsum tulang belakang. Resorbsi LCS terjadi melalui villi arakhnoid dari sinus duramater.
Walaupun terus-menerus ada produksi dan resorpsi LCS dan terus-menerus juga ada
pertukaran zat antara LCS dan darah, ada stagnasi tegas dalam kantong lumbal. Karena itu,
konsentrasi protein dan jumlah sel dalam LCS di kantong lumbal lebih tinggi dibandingkan
dengan LCS dalam ventriculus dan cisterna magna.
Volume total LCS pada orang dewasa adalah kurang lebih 90 150 ml. Di ventrikel
kira-kira 20 ml, di dalam sisterna subarakhnoid 60 ml, dan di dalam kanalis spinalis sekitar
70 ml. Kecepatan formasinya pada orang dewasa sekitar 500 ml/hari atau 20 ml/jam.
Produksi LCS meningkat pada papilloma pleksus khoroideus, kongenital / obstruksi
hydrosephalus, dan pemberian spironolacton. Sedangkan produksinya menurun pada
hipotermia, alkalosis, pemberian furosemid dan vasopressin.
Dalam keadaan normal tekanan awal bervariasi antara 90 180 mmHg yang diukur
pada posisi terbaring lateral. Adanya perubahan kecil antara 5 10 mmHg pada umumnya
terjadi waktu bernafas, batuk-batuk atau mengejan, sedangkan tidak adanya perubahan
kemungkinan letak jarum yang tidak benar atau adanya sumbatan. Apabila tekanan awal lebih
dari 180 mmHg dan tetap tinggi maka LCS yang dapat diambil hanya 1-2 ml.
b. Cara Pengambilan
Lokasi pengambilan sampel dengan jarum pada umumnya di kolumna vertebralis
pada daerah lumbal yaitu antara L2-L3 atau L3-L4. Pertimbangan pengambilan pada daerah
lumbal adalah lebih praktis dan aman karena hanya terdapat filum terminale sehingga
kemungkinan melukai system saraf adalah kecil. Pungsi lumbal perlu dilakukan secara hati-
hati dan dengan tujuan yang jelas. Pada tekanan intrakranial yang tinggi sebaiknya tidak
dilakukan, hal ini dapat menyebabkan herniasi medulla oblongata. Hasil punksi lumbal
dimasukkan dalam 3 tabung atau 3 syringe yang berbeda, antara lain :
1.
Tabung I berisi 1 mL
Dibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena mungkin
mengandung darah pada saat penyedotan.
2.
Tabung II berisi 7 mL
1. Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal
(lutut di tarik ke arah dahi )
2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 yaitu dengan menentukan
garis potong sumbu kraniospinal ( kolumna verterbralis ) dan garis antara
kedua spina ishiadika anterior superior ( SIAS ) kiri dan kanan. Pungsi dapat
pula di lakukan anatara L4 dan L5 atau antara L2 dan L3 namun tidak boleh
pada bayi.
3. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm
dengan larutan Povidon iodin di ikuti larutan alkohol 70% dan tutup dengan
duk steril di mana daerah pungsi lumbal di biarkan terbuka.
4. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah
memakai sarung tangan steril selama 15 30 detik yang akan menandai titik
pungsi tersebut selama 1 menit.
5. Tasukan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah di tentukan. Masukan
jarum perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan
mulut jarum terbuka ke atas samapai menembus duramater. Jarak antara kulit
dan ruang subarakhnoi berbeda pada tiap anak tergantung umur dan keadaan
gizi. Umumnya 1,5 2,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm pada
umur 3 5 tahun. Pada remaja jaraknya 6 8 cm.
6. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran
cairan yang lebih baik, jarum di putar hingga mulut jarum mengarah ke
kranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan
7. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester.
c. Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan terhadap LCS terdiri atas :
a. Pemeriksaan Rutin
makroskopis
mikroskopis
kimia
bakteriologi
b. Pemeriksaan Fisik
tekanan
c. Pemeriksaan Khusus
elektroforesa protein
imunoelektroforesa
serologi
imunoglobulin
Pemeriksaan Rutin, meliputi :
1. MAKROSKOPIS
Pemeriksaan makroskopis meliputi :
Warna
Kekeruhan
pH
Konsistensi (bekuan)
Berat jenis
Metode
Tujuan
: Visual (Manual)
:Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik yang
Tabung reaksi
Beaker gelas
Refraktometer abbe
Spesimen
Prinsip
: Cairan LCS
: Pada keadaan normal wujud LCS seperti air, dengan
Contoh bahan diisikan pada tabung reaksi yang sama ukurannya dengan
pembanding.
Kedua tabung diletakkan berdekatan dengan latar belakang kertas putih.
Bandingkan contoh bahan dengan aquadest.
b. Tes tentang pH
Dicelupkan indikator pH universal pada LCS dan diukur pH dengan
membandingkan deret standar pH.
c. Tes Berat Jenis
Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece
BJ.
Interprestasi hasil :
Warna
Diamati warna pada LCS dengan aquades sebagai pembanding
Kejernihan / kekeruhan
0 = jernih
+ 1 = berkabut
+ 2 = kekeruhan ringan
+ 3 = kekeruhan nyata
+ 4 = sangat keruh
Bekuan
Tidak ada (negatif) atau ada bekuan (positif)
No Parameter
1.
Warna
Penilaian
Normal
Tidak berwarna, Kuning muda, Tidak berwarna
Kuning, Kuning tua, Kuning coklat,
2.
Kejernihan
3.
4.
Bekuan
Ph
BJ
plasma/serum
1.000 1.010
5.
1.008
2. MIKROSKOPIS
Pemeriksaan Mikroskopis meliputi :
a. Hitung Jumlah Sel
Metode
: Bilik Hitung
Prinsip
: LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel
leukosit dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di
bawah mikroskop.
Tujuan
: Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.
Alat dan Reagensia :
- Mikroskop
- Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet
-
thoma leukosit
Tissue
Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL
Interpretasi
cairan LCS
Alat dan Reagensia :
-
Objek Gelas
Kaca Penghapus
Sentrifuge
Tabung reaksi
Metanol absolut
Giemsa
Timer
Spesimen
: LCS
Cara Kerja
:
1. Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.
2. Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm.
3. Supernatant dibuang dan endapan diambil.
4. Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal
5. Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan methanol absolut.
6. Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.
7. Dicuci dan diperiksa di mikroskop lensa objektif 100x dengan imersi.
Perhitungan
Jenis sel
:
3
10
Jumla
h
MN
PMN
Jumlah
3. KIMIAWI
Pemeriksaan Kimiawi meliputi :
1. Pandy
2. Nonne
3. Protein
4. Glukosa
5. Chlorida
1) Uji Pandy
Metode
: Pandy
Prinsip
Tabung reaksi
Pipet tetes
Spesimen : LCS
Cara Kerja :
1. Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambah beberapa tetes larutan Pandy.
3. Amati adanya kekeruhan pada larutan tersebut.
Interpretasi
:
-
2) Uji Nonne
Metode
Prinsip
: Nonne
: Protein dalam larutan jenuh garam ammonium sulfat akan
Tabung reaksi
Pipet tetes
Spesimen
: LCS
Cara Kerja
:
1. Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambah beberapa tetes larutan Nonne melalui dinding tabung dengan
kemiringan 45.
3. Amati adanya cincin putih keruh pada kedua lapis larutan tersebut pada
posisi tegak.
Interpretasi
:
- Negatif : tidak terbentuk cincin putih
- Positif : terbentuk cincin putih.
3) Uji Protein
Metode
Prinsip
: Biuret
: Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam
spektrofotometer
Tujuan
: Untuk menetapkan kadar protein dalam LCS.
Alat
:
- Tabung reaksi
- Mikropipet 20 Ldan 1000 L.
- Tip kuning dan biru.
- Fotometer
Reagensia
:
- Reagen Kerja: Cupri (II) asetat 6 mmol/L, Kalium Iodida 12 mmol/L,
-
Blanko
-
Standar
20 l
Sampel
-
Serum
20 l
Reagen kerja
1000 l
1000 l
1000 l
2. Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang.
3. Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer dengan panjang
Absorben standard
= ..............g/dL x 1000
= ......mg/dL
4) Uji Glukosa
Metode
Prinsip
: GOD-PAP
: Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan
merah.
Tujuan
Reaksi
POD
Alat
- Timer
- Tissue
- Rak Tabung
Fotometer
Reagensia
:
- Reagen kerja Glukosa
- Reagen standar Glukosa 100 mg/dl
- Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila
disimpan pada suhu 2-8oC.
Spesimen
: LCS
Cara kerja:
1. Dipipet ke dalam tabung:
Standar
Blanko
-
Standar
10 l
Sampel
-
Serum
10 l
Reagen kerja
1000 l
1000 l
1000 l
2. Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.
3. Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko
Absorben :
Perhitungan :
Glukosa
= Absorben sampel
Absorben standard
= ..............mg/dL
5) Uji Chlorida
Metode
Prinsip
: TPTZ
: Ion Chlorida bereaksi dengan Mercury (II), 2,4,4-tri-(2-
bebas bereaksi dengan ion besi (II) menghasilkan warna biru kompleks.
- Timer
- Tissue
- Rak Tabung
Fotometer
Reagensia
:
- Reagen warna : 2,4,6-tri-(2-pyridil)-S-triazide (TPTZ) dan merkuri (II)
kompleks 0,96 mmol/L dan besi (II) sulfat 0,5 mmol/L
- Standard Chlorida : Natrium chlorida 100 mmol/L atau 355 mg/dL
Spesimen
: LCS
Cara Kerja
:
1. Dipipet ke dalam tabung:
Standar
Blanko
-
Standar
10 l
Sampel
-
Serum
10 l
Reagen kerja
1000 l
1000 l
1000 l
2. Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.
3. Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko
Absorben standard
= ..............mmol/L
4. BAKTERIOSKOPI
Dari pemeriksaan bakteliologi terhadap LCS, bakteri yang sering muncul ialah :
Mycobacterium
tuberculosa,
Neisseria
meningitidis,
Streptococcus
Untuk pewarnaan tahan asam (Ziehl Neelsen) baik juga dipakai specimen bekuan halus dekat
permukaan LCS.