:D
kapsul synovial ketika terjadinya kerusakan ke synovial membrane pada saat melakukan
pengambilan specimen.
Analisis karakteristik kimia dari cairan snedi umumnya dilakukan dengan melakukan
analisis protein,glukosa, asam urat, lactic acid, lactate dehidrogenase, dan rheumatoid factor
(RF) dan ph, namun dalam praktikum yang penulis lakukan hanya dilakukan pemeriksaan pH
saja untuk analisis karakteristik kimia dari cairan sendi dikarenakan pemeriksaan pH
merupakan pemeriksaan yang murah dikarenakan menggunakan stick pH dan dapat
memberikan sedikit tunjangan diagnosis dari kelainan sendi. Umumnya sampel cairan sendi
yang septic arthritis menujukkan pH yang rendah yang dihubungkan dengan adanya
anaerobic metabolism. Dari sampel yang dianalisis didapatkan pH 7 yang mengindikasikan
pH masih dalam keadaan netral dan normal dan bukan merupakan septic arthritis.
Analisis mikroskopis dari sampel cairan sendi umumnya dilakukan dengan melakukan
analisis cell counts, differential cell counts, crystal analysis, dan microbiologic examination.
Analisis cairan sendi secara mikroskopis yang dilakukan dari praktikum ini yaitu analisis adanya
Kristal (crystal analysis), analisis adanya leukosit tetapi tidak melalukan analisis jenis dan
jumlah dari leukosit itu sendiri, dan mengetahui adanya bakteri namun tidak menentukan bakteri
gram negative ataukah gram positif. Analisis mikroskopis dalam pemeriksaan cairan sendi ini
dilakukan dengan menggunakan pewarna giemsa dikarenakan pewarna giemsa dapat
mempermudah pengamatan baik kristal maupun sel darah.
Analisis Crystal : dengan menggunakan pewarna giemsa dalam praktikum ini didapatkan
Kristal asam urat. Adanya Kristal asam urat atau Kristal monosodium urat (MSU) dalam cairan
sendi merupakan hal umum untuk mendiagnosis adanya gout.
Analisis Leukosit : analisis leukosit dalam pemeriksaan ini tidak dilakukan secara spesifik
untuk mengetahui jumalh secara pasti dan jenis dari leukosit itu sendiri, namun dalam
pemeriksaan/praktikum ini hanya dilakukan untuk mengethaui ada tidaknya leukosit dengan
menggunakan pewarna giemsa dimana pewarna ini mampu mewarnai inti dari leukosit dan
mempermudah pengamatan karena akan terlihat kontras warna. Hitung jenis lekosit pada
sendi dapat membedakan inflammatory arthritis, non inflammatory arthritis dan
infectious arthrtis. Dari hasil pengamatan mikroskopis dengan menggunakan pembesaran 40x
didapatkan adanya leukosit dari sampel cairan sendi. Adanya leukosit dalam sampel
menunjukkan adanya inflamsi atau non inflammatory tergantung dari jumlah leukositnya, oleh
karena itu dianjurkan untuk melakukan hitung jumlah leukosit. Dalam keadaan normal
ditemukan <200/mm3 leukosit, pada gout ditemukan 200- >50.000/mm3 leukosit, pada
pseudogout ditemukan 200-50.000/mm3 leukosit, pada bacterial arthritis diemukan 2000>50.000/mm3 leukosit, dan pada hemarthrosis tidak ditemukan adanya leukosit.
Analisis Mikrobiologi : analisis adanya mikroboiologi dalam praktikum/pemeriksaan ini
dilakukan dengan menggunakan pewarna giemsa dengan pembesarna 40 x pada mikroskop. Uji
mikrobiologi dilakukan untuk mengetahui apakan ada agen infeksius pada cairan sendi misalnya
seperti bakteri, fungi, mycobacteria, dan virusn. Pemeriksaan mikrobiologi ini digunakan untuk
mengetahui apakah adanya sepsis. Hasil dari praktikum ini tidak ditemukan adanya jamur
maupun bakteri dan agen mikrobiologi lainnya oleh karena itu diduga bahwa tidak adanya
kelainan yang berupa sepsis.
Analisis cairan sendi dilakukan jika menemukan sesuatu yang mencurigakan di daerah
persendian, berupa :
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.