Pelindung mekanik teradap trauma eksternal Pengatur volume intracranial Media nutrisi Saluran sekretorik untuk metabolit jaringan saraf Indiksi punksi cairan otak Diagnostik Gejala iritasi meningeal (meningitis,poliomyeltis,perdarahan intracranial) Gejala fokal dari kelainan SSP (parese, paralisis, spasm, reflek abnormal, ganguan sensoris) Tanda kenaikan TIK (sakit kepala hebat, muntah proyektil, konvusi, koma, hemiplegi) Radiologik (encephalography,ventriculography) Gejala spinal (paraplegi spastik, palsy tungkai) Therapeutik Pemberian antibiotika Anesthesi spinal Aspirasi sumsum tulang kontraindikasi Tidak terdapat kontraindikasi absolut Harus berhati-hati pada keadaan : Tumor otak, terutama di daerah cerebelum atau ventrikel ketiga Perdarahan intracranial yang baru terjadi, dapat mengganggu proses pembekuan Penyakit jantung berat Jangan dilakukan pada waktu konvulsi Pengambilan Cairan Otak aseptik Penderita berbaring pada satu sisi Lokasi punksi antara verteba L3-L4 Melalui ruang subarachnoid Pengambilan sebanyak 10-15 ml Tampung cairan di tiga tabung steril I : beberapa tetes, ditolak bila bloody, dpt untuk kultur II : 6-7 ml, disentrifuse Supernatan : glukosa, protein, sisa diamati adanya clotting Sediment : cat gram, BTA, Diff count, india ink untuk Crytococcus, kultur III : 2 ml, tidak disentrifus Hitung lekosit Nonne-pandy Sampel segera dikirim ke laboratorium Dianalisis dalam waktu 0,5- 1 jam Tidak boleh dimasukkan ke lemari pendingin (N. Meningitidis mati) Pemeriksaan cairan otak Pemeriksaan fisik Pemeriksaan mikroskopik Pemeriksaan kimia Pemeriksaan bakteriologik Pemeriksaan serologik Pemeriksaan fisik Tekanan dalam cairan otak Jarum punksi sudah masuk ke can. Cerebrospinalis, hub. Pangkal dengan manometer, catat segera tekanan yang terbaca. Normal : 100-200 mm H2O (dewasa) atau 7-15 mm Hg (dewasa) 50-100 mm H2O (anak) Abnormal : <50 mm H2O atau >250 mm H2O Meningkat : Keradangan meningeal Tumor/abses/edem otak Perdarahan intracranial Sumbatan can. Cerebeospinalis (di bawah punksi) Hidrocephalus Cerebral syphilis, epilepsi Menurun: Shock, dehidrasi Sumbatan can. Cerebrospinalis (di atas punksi) Appearance Normal : jernih seperti kristal Jernih : meningismus, hydrocephalus, uremia, meningitis Tb, poliomyelitis, cerebral syphilis Warna/ keruh : darah, pus, bilirubin, bakteri Tampung cairan di tiga tabung: Perdarahan karena trauma waktu punksi : darah hanya di tab I, Tab. II dan III lebih jernih ; Sentrifugasi, terbentuk supernatan yang jernih; mikroskopis, tampak eritrosit yang normal. Perdarahan patologis : Ketiga tab. sama warnanya; Sentrifugasi, terbentuk supernatan kekuningan; mikroskopis, tampak eritrosit yang krenasi. Xanthochrome (kekuningan karena bilirubin), karena perdarahan yang sudah lama terjadi, meningitis Tb, coccus, jaundice, bayi prematur, ikterus neonatorum. Keruh :lekosit yang banyak, meningitis pyogenik, abses otak Pemeriksaan Mikroskopis Jumlah lekosit Ditentukan segera (setengah jam setelah punksi dilakukan) Cara : sama seperti hitung lekosit dalam darah (kamar hitung) Normal : 0-10 sel/ mm3 Semua Limfosit Jumlah lekosit yag meningkat : Pleocytosis Hitung jenis Cat wrights atau biru metilen Normal : semua limfosit kecil Lekosit meningkat: pleocytosis 10-100/mm3, didominasi limfosit, meningitis Tb, neurosyphilis, poliomyelitis anterior, sklerosis multipel. 1000/mm3, didominasi limfosit, meningitis Tb lanjut, akut meningitis syphilis > 1000/mm3, didominasi segmen netrofil, meningitis piogenik, abses otak Pleocytosis lanjutkan pemeriksaan bakteriologik +++ = pronounced rise or fall ++,--/+,- =mild increase or decrease 0 = no change Lab. N Meningitis Brain Cereb. bakteri virus TB fungi Tumor Hemor.
no clot large no clot cloudy no clot no clot hromic clot WBC 0-5 >500 10-200 200-500 0-5 0-5 0-5 Lymph PMN Lymph+ Lymph+ Lymph+ Lymph+ Tot. 15-45 +++ ++ +++ 0 + +++ Prot Globulin low + - + 0 - + Glucose 40-80 --- 0 --- --- + - Pemeriksaan Kimia Protein Tes Nonne Apelt mengetahui adanya globulin dan albumin Nonne (Gobulin) : 2 ml lar. Ammonium sulfat jenuh 1 ml cairan otak positif : cincin putih atau abu-abu pada perbatasan negatif : tidak terbentuk cincin Albumin : hasil uji nonne dikocok, disaring dengan kertas saring, ditetesi asam asetat 10 % 1 tetes, dipanaskan. Kekeruhan ringan dianggap normal Pandy : 1 ml larutan fenol jenuh 1 tetes cairan otak positif : cincin putih kebiruan Protein Penentuan dengan spektrofotometri Meningkat : Peningkatan permeabilitas BBB, mis : trauma prematuritas Penigkatan jumlah sel (leko, ery, bakteri) Peningkatan kadar protein plasma, mis : MM Sumbatan can. Spinalis karena tumor otak, atau perlekatan arachnoid pada meningitis piogenik Normal : 30-45 mg/ 100ml Elektroforesis protein Untuk melihat fraksi protein Ditemukan fraksi prealbumin yaitu TTR (transthyretin) Albumin fraksi yang terbanyak Fraksi tau-transferin hanya pada cairan otak Terdapat pita oligoklonal (lebih dari 1 pita) (patologis = sklerosis mutipel, GBS, neoplastik) Pita oligoklonal juga di dapat diserum (kel. Limfoproliferatif) Fibrinogen Normal : cairan otak bila dibiarkan tidak akan membeku Perdarahan patologis : cairan otak dapat membeku, karena adanya fibrinogen. Jika kadar protein sangat tinggi > 200 mg/100ml, jumlah fibrinogen akan meningkat, dpt terbentuk bekuan. Spider web : bekuan yang terbentuk perlahan : meningitis Tb akut, neurosyphilis, poliomylitis Pemeriksaan dilakukan dalam 24 jam Glukosa Kadarnya sangat dipengaruhi kadar glukosa darah. 60 % dari kadar glukosa darah Disertai Pemeriksaan glukosa 1-2 jam sebelum LP Jika ada kerusakan BBB, glukosa mudah masuk ke dalam cairan otak, kadar glukosa = Pemeriksaan dilakukan bersamaan dgn pemeriksaan glukosa darah Chlor Cara penentuan = dalam darah Menurun : meningitis Tb/ pyogenik Meningkat : urea Pemeriksaan bakteriologik Kultur dan hapusan cairan otak Hapusan diwarnai gram atau ZN Sentrifugasi 1500 g selama 15 menit Cryptococcus neoformans pada pasien AIDS (konfimasi kultur dan latex aglutinasi) Coccus Gram + S. Pneu. S. Agalactiae, Coccus Gram - N. meningtidis
Batang Gram + L. monocytogenes
Batang Gram - E. Coli. H. inflenzae Pemeriksaan serologik Pda dugaan meningitis syphilitica dapat dilakukan tes VDRL