Anda di halaman 1dari 24

LCS ?

Cairan dari plexus chorioideus di ventrikel otak, rongga


selaput otak subarachnoidal dan rongga selaput medulla
spinalis atau sumsum tulang belakang
Diproduksi oleh proses filtrasi plasma, absorpsi selektif dan
sekresi dari plexus chorioideus
Berfungsi
1. Perlindungan fisik terhadap otak
2. Perlindungan terhadap perubahan mendadak tekanan
darah
3. Pembuangan sisa metabolisme
4. Transport, bagi zat-zat yang diproduksi hipotalamus
5. Menjaga homeostasis ionik sistem syaraf pusat
Indikasi penyakit :
1. Infeksi meningitis
2. Perdarahan
Subarachnoid
3. Penyakit susunan
syaraf pusat

Meningitis :
inflamasi meninges,
membran yang melapisi
otak dan kolumna
vertebrata.
Penyebabnya : infeksi,
leukemia, tumor otak
dan intoksikasi Pb.
Penyebab Meningitis

Jenis infeksi Organisme


Bakteri Neisseria meningitis, Streptococcus sp, staphylococcus
sp, Haemophilus influenzae, Esherichia coli, Listeria
monocytogenes, Leptospira sp.,Mycobacterium
tuberculosis, Trepanoma pallidum, Pseudomonas sp.
Protozoa Plasmodium sp.
Virus Coxsackievirus, Arbovirus, Echovirus, Poliovirus, virus
mumps, arenavirus herpesvirus, hepatities virus
Fungi Candida albicans, Cryptococcus neoformans
Penyebab Meningitis
penyakit Makroskopis Sel darah protein glukosa Temuan lain

Meningitis Keruh, > 3000/ul Meningkat Berkurang Bakteri


purulen kekuningan Dominan signifikan signifikan
granulosit
Meningitis Jernih/ hampir 30-300/ul Meningkat Berkurang Bakteri,
tuberkulosis jernih Dominan signifikan bekuan
limfosit protein
Meningitis Jernih 10-300/ul Normal / Normal
viral Dominan sedikit
limfosit Meningkat
Malaria Sedikit keruh Meningkat, Meningkat Berkurang
dominan
granulosit
Tripanosomias Jernih/ sedikit > 5/ul dominan Meningkat Berkurang Tripanosoma
is keruh limfosit
Perdarahan Merah Tidak dapat Tidak dapat Tidak dapat Merah setelah
subaraknoid diestimasi diestimasi diestimasi disentrifuge
Stenosis Jernih, Normal/sedikit Meningkat Normal
kolumna kekuningan meningkat signifikan
vertebralis
Hasil pemeriksaan pada meningitis
Lokasi sampling

1. Cavum subarachnoid
bagian lumbal
2. Cisterna magna
3. Ventrikel
Antara lumbal 3 dan lumbal 4
Pengambilan sampel

Tab. 1 : tidak digunakan


Tab. 2 : kimia & imunologi
Tab. 3 (steril) : bakteriologi
Tab. 4 : hitung sel

- Masing-masing 2-4 ml
- Jika keruh/berdarah tabung
berisi Na citrat 20 % 0,01 ml/ml
Pengambilan sampel

Posisi pasien
• Tulang belakang ditekuk (tapi tetap sejajar permukaan pasien berbaring)
• Pasien diminta menekuk lututnya sampai kedada dan membungkukkan lutut sampai ke
dagu)

Penanganan : Segera dibawa ke laboratorium


• 1 jam eritrosit pecah  berwarna
• Bakteri & sel terus menerus merombak glukosa
Karakteristik LCS
No Komponen Nilai normal
1 Tekanan osmotik 75 – 200 mm H2O
2 Kejernihan Jernih (tidak ada bekuan)
3 Warna Tidak berwarna
4 Hitung sel Leokosit : 0 - 5/mm3, tidak ada eritrosit
5 Clorida 720 – 750 mg/dl
6 pH 7,32 – 7,35 (sedikit lebih rendah dari plasma)
7 Protein total 15 – 45 mg/dl (0,2-0,5 % dari plasma)
8 Albumin : Globulin 8 : 1 (3-4 kali lebih tinggi dari plasma)
9 Glukosa 50 – 80 mg/dl (1/2 dari glukosa plasma)
10 Laktat 10 – 20 mg/dl (sama dengan plasma)
11 Ureum 10 – 15 mg/dl (sama dengan plasma)
12 Glutamin 20 mg/dl (sama dengan plasma)
Pemeriksaan
1. Tekanan osmotik : peningkatan sangat tinggi pada
tumor intrakranial, meningitis purulenta, meningitis
tuberkulosa. Peningkatan sedang pada peradangan,
ensefalitis atau neurosifilis
2. Makroskopis : penampilan, konsistensi, kecendrungan
membeku
3. Mikrokopis : Jumlah sel dan jenis sel, gram, tahan
asam
4. Kimiawi : Protein, glukosa, ureum, bilirubin, asam
laktat, glutamin
5. Biakan bakteri : tuberkulosa, fungi, sifilis dll
Warna dan kejernihan
Warna dan kejernihan : dibandingkan dengan aquades
Warna menunjukkan hal abnormal :
Merah : perdarahan (merata pd ketiga tabung)
Xanthochromia (kekuningan) karena eritrosit lisis (perdarahan) atau
peningkatan protein > 200 mg/dl. Darah akibat fungsi banyaknya
darah makin berkurang
Kuning : hiperbilirubinemia, hemolisis
Oranye : hiperkarotenemia, hemolisis
Hijau : hiperbilirubinemia, meningitis bakterial
Coklat : Perdarahan tua (meningitis melanomatosis)
Abu-abu : leokosit jumlah besar
Keruh :
Peningkatan darah, leokosit, epitel dan kuman
Kekeruhan ringan (kabut) : leokosit : 200 – 500/ul (keruh : > 500/ul)
Laporkan :
Jernih, sedikit keruh, keruh atau sangat keruh
Bekuan
Bekuan :
Peningkatan protein terutama fibrinogen (fibrin)
Laporkan :
Bekuan halus sekali
Menyusun keping-keping
Serat
Selaput
bekuan kasar dan besar
Bekuan sangat halus  meningitis tuberkulosis
Bekuan besar atau kasar  meningitis purulen
Protein
• Membran tidak dapat ditembus protein yang molekulnya
besar
• Peningkatan terjadi akibat : infeksi, perdarahan, multiple
sclerosis, dan keganasan.
• Penurunan ditemukan pada bayi atau anak berusia di bawah
2 tahun dan pada intoksikasi air
• Hipoproteinemia/hipoalbuminemia tidak menyebabkan protein
LCS menurun
Kadar Protein
Ringan – 300 mg/dl
Meningitis virus, Neurosifilis, Subdural hematom, Trombosis cerebri,
Tumor otak, Sclerosis multiple
> 300 mg/dl
Meningitis bakterial akut, Meningitis TBC, Tumor sumsum tulang
belakang, Tumor otak, Perdarahan otak, Sindroma Guillain Barre
Protein
Tes BUSA : kocok kuat-kuat
Normal : busa sedikit dan hilang 1-2 menit.
Busa tetap ada: protein tinggi
Tes PANDY
Prinsip : Globulin + Albumin + rg PANDY (fenol)  mengendap
Interpretasi :
– Tidak keruh
+ opalescent (berkabut)
++ keruh
+++ sangat keruh
++++ keruh spt susu + endapan
Tes NONNE
Prinsip : Globulin + rg NONNE ((NH4)2SO4)  terbentuk cincin putih
Interpretasi :
– tidak ada cincin
+ cincin tipis
++ cincin agak jelas, dikocok  cairan berkabut
+++ cincin jelas, dikocok  cairan keruh
++++ cincin jelas, dikocok  cairan sangat keruh
Test meningitis tuberkulosis
Test Levinson
• Tabung I : LCS + HgCl2 2%  endapan
• Tabung II : LCS + sulfosalisilat 3 %  endapan
• Normal : endapan < 2 mm (kadar protein normal)
• Endapan tinggi  protein tinggi, yang berasal dari nanah dan
darah

Test Triptofan
• LCS + asam hidroklorida pekat + formaldehid 2 %  cincin
ungu
Glukosa
• 50 – 80 % dari glukosa darah (glukosa darah diperiksa 30-60
menit sebelum pemeriksaan LCS)
• Penurunan : meningitis (bakteri menyebabkan glukosa sangat
rendah, namun infeksi virus hanya turun sedikit)
• Meningitis oleh virus, neurosifilis, tumor
Tidak ada perubahan
otak/sumsum tulang belakang, trombosis dalam
bermakna
otak, sclerosis multiplex, polyneuritis

• Leukemia di SSP, karsinomatosis selaput otak,


Menurun sedikit perdarahan subarachnoidal, meningitis tidak
tuntas terobati

Menurun tegas • Meningitis oleh bakteri, tuberkulosis dan oleh fungi

• Penundaan pemeriksaan pada LCS yang banyak


Penurunan palsu
selnya
Asam laktat
• Menandakan aktifitas glikolisis di otak
• Asidosis darah oleh asam laktat  LCS akan asam
• Jika asam di LCS saja  perombakan glukosa berlebih
• Kadar > 35 mg/dl terjadi pada meningitis oleh bakteri/fungi
• Peningkatan menetap sampai beberapa hari terapi antibiotika
 digunakan untuk diagnosa banding meningitis yang kurang
tepat diobati

Ureum
• Meningkat pada uremia
• Ureum diinjeksikan ke dalam vena pasien kelainan
intrakranial meningitis akut  osmolalitas LCS meningkat dan
edema otak dikurangi krn berpindah dari otak ke LCS
(hiperosmolar)
Glutamine
• Amonia + asam glutamat  glutamin (di LCS)
• Amonia darah meningkat (ensefalopati hepatik)  glutamin di
LCS meningkat

Klorida
• Jika kadar berubah  kompensasi kation dan anion juga
berubah
• Mengikuti klorida darah
• Meningitis akut < 680 mg/dl
• Meningitis tuberculosa < 600 mg/dl
Hitung sel

Harus dilakukan dlm waktu ½ jam setelah pengambilan (leokosit


cepat rusak & penyebaran jadi tidak rata)
Penyebab jumlah sel meningkat : infeksi, penyakit keganasan,
perdarahan intraserebral, dan setelah serangan kejang.
Dominasi netrofil/PMN pada meningitis bakteri stadium awal
Dominasi limfosit-monosit/MN pada meningitis viral, tuberkulosis
atau fungi
10 – 200 sel (terutama limfosit)
Meningitis virus, Neurosifilis, Tumor, Sclerosis multiple, Trombosis
cerebri
200 – 500 sel limfosit dan campuran
Meningitis TBC, Chorion meningitis, Herpes pada SSP, Meningitis sifilis
akut, Leukemia
> 500 sel terutama granulosit
Meningitis bakterial akut
Mikroskopis & Kultur
Sedimen sejajar dengan kekeruhan
Sedimen dibuat hapusan dan diwarnai gram dan BTA
Jika jumlah bakteri 155/ml baru kemungkinan positif di
pewarnaan
Kultur
Untuk mengkonfirmasi diagnosis infeksi, baik ensefalitis
maupun meningitis.
Dibiakkan sekaligus pada beberapa media, krn
mikroorganisme yang mungkin ada : pneumococcus,
meningococcus, H. influenza (bakteri), Enterovirus (virus), M.
tuberculosis (tuberkulosis), Cryptococcus neoformans
(fungal) dan toksoplasmosis.
Sebagian sampel diinkubasi dulu 37oC selama 24 jam agar
mikroorganisme berkembang biak
Imunologis
• Pemeriksaan antigen
• Spesifik dan kuat
• Seperti menggunakan antibodi anti-cryptococcus
• Cara lain dengan imuno-elektroforesis
• Digunakan juga untuk test sifilis menggunakan : VDRL
atau FTA (fluorescent treponemal antibody)
Test Limulus
• Membuktikan Gram negatif
• Lipid dari Gram negatif akan membekukan cairan tubuh
yang berasaldari kepiting horseshoe (genus Limulus)

Anda mungkin juga menyukai