SISTEM HEMATOLOGI
Disusun Oleh:
Intan Dwi Putri
2011312032
Kelas A1 2020
Ny E, 35 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan bengkak pada sendi siku tangan kanan
dan mata kaki kiri sejak lebih dari 1 minggu, demam 1 minggu, batuk tidak berdahak dan
pilek 1 minggu. Badan sering terasa lemah dan cepat lelah, pusing dan sering pucat. Perut
membesar secara perlahan sejak 2 tahun terakhir, gusi sering berdarah saat menyikat gigi,
timbul benjolan di daerah leher yang tidak nyeri.
Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran E4M6V5 (normal dan sadar penuh), tanda vital dalam
batas normal, pasien tampak anemis (pucat), pembesaran kelenjar getah bening di auricular
posterior (bawah telinga), submandibula, supraclavicula (getah bening yang bisa diraba
terletak di atas tulang selangka) sinistra ukuran 6x8 cm, multiple, berbenjol-benjol,
konsistensi padat, batas tidak tegas. Batas mediastinum yang melebar, abdomen tampak
cembung, hepatomegali(pembesaran pada hati), splenomegali (pembesaran pada organ
limpa), pembesaran kelenjar getah bening inguinal(pembesaran kelenjar getah bening di
lipatan paha), ekstremitas tampak anemis, edema pada siku tangan kanan dan daerah
calcaneal kiri disertai nyeri bila digerakkan.
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan hemoglobin 6,6 gr/dl, leukositosis
231.600/mm3, trombositopenia 24.000/mm3. Elektrolit dalam batas normal, ureum dan
kreatini normal, urinalisa didapatkan adanya hemoglobinuria, eritrosit, leukosituria.
Pemeriksaan radiologis foto thoraks didapatkan adanya massa di mediastinum.
Selama perawatan telah dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap yaitu, hapusan darah
tepi, kultur darah, kultur urin, uji kepekaan antibiotik, bone marrow punction, dan evaluasi
terhadap cairan serebrospinal.
Pasien didiagnosa Akut Limfoblastik Leukemia (Tipe L2) dengan Gizi Kurang dan sedang
menjalani terapi minggu keempat.
Terapi spesifik:
• Methotrexate 12 mg/intrathecal
• Vincristine 1,3 mg/intravena
• Dexametason 5 mg/hari per oral
Terapi suportif:
• IVFD D5% 0,45% NS 8 tetes makro/menit
• Drip Natrium Bicarbonat 20 cc dalam D5% 0,45% NS 22 tetes makro/menit
• Cotrimoxazole 2x mg, per oral
• Gentamycin 2x100 mg, intravena
• Paracetamol tab 3x 250 mg, per oral,
• Ibuprofen 3x1 tab,
• Ondancentron 3x2 mg, a.c,
• Ranitidine 3x20 mg, intravena
• Antasida sirup 2x1 sdm
• Trombosit Konsentrat 6 unit
• Packed Red cells 400 cc
Berdasarkan kasus tersebut jawablah pertanyaan berikut ini
TUGAS I
1. jelaskan mekanisme kenapa terjadi leukositosis, dan trombositopenia pada Ny E ini?
• Mekanisme Leukositosis
Leukositosis : Leukosit tinggi atau leukositosis adalah kondisi medis di mana seseorang
memiliki jumlah sel darah putih terlalu banyak. Leukositosis dapat disebabkan oleh berbagai
hal, seperti peradangan, infeksi, alergi, hingga kanker darah. Leukositosis diketahui pada saat
dokter melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap pasien. Selain pemeriksaan darah,
pemeriksaan penunjang lain juga akan dilakukan dokter untuk mengetahui penyebab
timbulnya gejala. Leukositosis terjadi ketika jumlah sel darah putih yang terdapat dalam
tubuh lebih tinggi dari jumlah normalnya. Jumlah sel darah putih normal berbeda-beda,
tergantung usia. Untuk dewasa : 50.000–100.000/ mm3. Jumlah leukosit normal tersebut
merupakan jumlah gabungan dari berbagai jenis leukosit, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil,
limfosit, dan monosit. Sedangkan pada Ny. E jumlah leukositosis 231.600/mm3 yang
menandakan jumlah yang abnormal karena di atas 110.000/mm3. Selain itu, kadar Hb Ny. E
terlalu rendah yaitu 6,6 gr/Dl dan disertai gejala, seperti mudah lelah, sakit kepala, dan sesak
napas, yang kemungkinan besar telah berkembang menjadi penyakit anemia atau kurang
darah. Tanda dan gejala leukositosis yang dialami oleh Ny. E seperti mengalami
lebam/bengkak pada sendi siku tangan kanan dan mata kaki kiri maupun perdarahan
(bleeding) pada area tubuh (gusi), demam, pusing, lemas dan merasa lelah, pucat, benjolan di
daerah leher yang tidak nyeri, pembesaran kelenjar getah bening inguinal, ekstremitas tampak
anemis, edema pada siku tangan kanan dan daerah calcaneal kiri disertai nyeri bila
digerakkan disertai dengan hasil pemeriksaan darah lengkap Ny.E berupa leukosit, trombosit,
dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya mengindikasikan Ny. E mengalami leukositosis.
• Mekanisme Trombositopenia
Trombositopenia terjadi melalui beberapa mekanisme :
Penurunan produksi trombosit
Trombosit dilepaskan dari tepi luar sel terikat sumsum tulang yang sangat besar .dikenal
sebagai megakariosit (Sherwood, 2016). Supresi megakariosit atau penekanann sumsum
tulang akan mengurangi produksi trombosit yang menyebabkan trombositopenia (Bimlesh, et
al., 2016).
Peningkatan destruksi trombosit
Trombositopenia yang diakibatkan karena pengaruh obat-obatan, biasanya penyakit ini
didiagnosis dengan mencatat hubungan waktu antara pemberian obat dan mulai timbulnya
trombositopenia, melalui mekanisme imun, trombositopenia yang diinduksi oleh inhibisi
GPIIb/IIIa dalam waktu 24 jam setelah pajanan. Peningkatan destruksi trombosit dikaitkan
dengan penggunaan diuretik tiazid, etanol, esterogen, trimetropim-sulfamethoxazol, dan
agensia kemoterapi. Peningkatan perusakan trombosit diduga terjadi pada pasien yang diberi
obat 13 quinine, quinidine, heparin, garam-garam emas, rifampin dan sulfonamid (Bimlesh,
et al., 2016).
Sekuestrasi trombosit Limpa
Sekuestrasi limpa terjadi saat pembesaran limpa yang diakibatkan oleh leukemia tertentu. Hal
ini menyebabkan trombosit terjebak (trapping) dan tersimpan terlalu banyak didalam limpa
sehingga menyebabkan penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi, (trombositopenia)
(Bimlesh, et al., 2016).
Ny. S lemas
Ny, S , 35 tahun, dirawat dengan keluhan lemas, mual, mata berkunang-kunang, mudah Lelah
meskipun hanya jalan dari kamar mandi dan tetap lesu meskipun sudah beristirahat. Keluhan
lemas mulai dirasakan sejak 4 hari SMRS. Lemas dirasakan pada seluruh tubuh dan terjadi
terus menerus sepanjang hari. Lemas tidak membaik dengan istirahat. Pasien tidak dapat
melakukan aktivitas sehingga hanya bisa berbaring dan duduk-duduk saja. Hal ini
menyebabkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya. Pasien mengeluhkan
batuk dan tubuh agak hangat dalam dua hari terakhir dan mudah lebam atau memar. Pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes melllitus. Namun pasien memang
didiagnosa oleh dokter dua tahun yang lalu dengan kondisi Anemia.
Saat dilakukan pengkajian pasien tidak mengalami stres mengenai keuangan, keluarga, dan
pekerjaan. Keluarga pasien saling mendukung dalam hal apapun. Pasien mengatakan
lingkungan sekitar rumah dalam keadaan bersih, bebas dari polusi dan bahaya. Pasien
membuka usaha laundry dan mengatakan usahanya cukup maju dan banyak pelanggan,
sehingga sering terlambat makan dan hanya makan seadanya jika sedang banyak pekerjaan.
Pasien juga mengatakan selama sakit tidur hanya 4 jam/hari, waktu malam pasien
mengatakan sulit tidur, mudah terbangun, tidak puas tidur, tampak lesu serta klien tampak
mengantuk pada siang hari.
Hasil pemeriksaan labor: Hemoglobin 4,60 gr/dl: Jumlah Lekosit : 6.900 /l, Hematokrit 18
%, Trombosit 494.000 sel/ l , Golongan Darah O+ , Ureum 26 mg/dl , Kreatinin 0.70
mg/dl, Gula Darah Sewaktu 97 mg/dl
Saat ini pasien terpasang infus Nacl 20 tetes permenit. Terapi pengobatan: Omeprazol2x20 mg
Emibion 2x500 mg Asam folat 3x500 mg Curcuma 3x500 mg Paracetamol 1x500 mg. Pasien
direncanakan untuk tranfusi PRC.
TUGAS I
1. Gambarkan definisi dan etiologic dari tiga jenis anemia
Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah, yaitu sel darah yang
berfungsi mengantarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. Kekurangan suplai oksigen dapat
mengganggu fungsi organ tubuh.
Berikut adalah beberapa jenis anemia yang umum ditemui:
2) Anemia aplastik
Anemia aplastik merupakan anemia yang perlu diwaspadai karena
berisiko tinggi mengancam nyawa. Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak dapat
menghasilkan sel darah merah dalam jumlah cukup akibat gangguan di
sumsum tulang, yaitu produsen sel darah di dalam tubuh. Anemia aplastik
dapat diturunkan dari orang tua, namun bisa juga terjadi akibat infeksi, efek
samping obat-obatan, penyakit autoimun, terapi radiasi pada kanker, serta
paparan zat beracun. Kondisi ini umumnya diatasi dengan pemberian
antibiotik dan antivirus jika terdapat infeksi, transfusi darah, transplantasi
sumsum tulang, atau pemberian obat penekan daya tahan tubuh.
Etiologi anemia aplastik adalah adanya kelainan genetik atau adanya
kerusakan pada stem cell atau sumsum tulang akibat kelainan imun, obat,
bahan kimia toksik, radiasi, infeksi virus, hingga idiopatik.
Kelainan Genetik
Sejumlah kelainan genetik yang terbukti berhubungan anemia aplastik yakni
anemia Fanconi dan penyakit telomer, sindrom Shwachman-Diamond,
paroksismal nokturnal hemoglobinuria, dan sindrom mielodisplasia.
Berikut penjelasannya;
Anemia Fanconi
Anemia Fanconi dapat menimbulkan anemia aplastik lewat
mekanisme deficient repair of interstrand DNA cross-links. Kelainan ini
terjadi karena defek genetik pada gen 17 FANC. Karakteristik klinisnya
adalah lesi café-au-lait, tubuh pendek, anomali skeletal dan urogenital.
Penyakit Telomer
Sel darah pada pasien dengan penyakit ini memiliki telomer yang pendek.
Contoh penyakit telomer yang berhubungan dengan anemia aplastik adalah
diskeratosis kongenital, mutasi genetik pada TERT, TERC (familial
aplastic anemia). Pada penyakit ini terjadi defisiensi perbaikan telomer
yang berkontribusi pada gangguan kapasitas sel stem hematopoietik dalam
memperbaiki DNA yang rusak.
Sindrom Shwachman-Diamond
Sindrom ini disebabkan mutasi pada gen SBDS. Penyakit ini ditandai oleh
disfungsi eksokrin pankreas, sitopenia single or multiple lineage.
Sindrom Mielodisplasia
Sel stem hematopoietik yang mengalami displasia pada sindrom
mielodisplasia akan menjadi sasaran destruksi imun atau disupresi oleh sel
limfosit T. Proses ini akan menyebabkan hipoplasia sumsum tulang yang
menjadi karakteristik anemia aplastik.
Obat
Obat yang menimbulkan aplasia sumsum tulang dapat bersifat dose-
dependent atau reaksi idiosinkratik. Obat yang bersifat dose-
dependent tersebut adalah kemoterapi sitotoksik, misalnya mercaptopurine
dan azathioprine. Sedangkan obat dengan reaksi idiosinkratik
meliputi carbamazepine, phenytoin,antibiotik sulfonamides, chlorampheni
col, indometasin, methimazole, propylthiouracil, aurum, dan arsenik.
Radiasi
Semua paparan radiasi baik, dalam bentuk pengobatan (radioterapi)
maupun bukan pengobatan, dapat menimbulkan hipoplasia sumsum
tulang. Hubungan ini bersifat dose-dependent.
Infeksi Virus
Infeksi virus yang berhubungan dengan kejadian anemia aplastik adalah
infeksi virus Epstein-Barr, human immunodeficiency virus (HIV), virus
herpes dan seronegatif hepatitis.
Gangguan Imun
Gangguan imun yang berhubungan dengan anemia aplastik adalah
eosinofilik fasciitis, sistemik lupus eritematosus, dan penyakit graft vs
host.
Gejala anemia defisiensi vitamin B12 dan folat muncul secara perlahan.
Beberapa keluhan yang dapat terjadi berupa kulit pucat, jantung berdebar,
telinga berdenging, dan hilang nafsu makan.
2. Kaitkan kondisi pasien termasuk tipe anemia yang mana kondisi pasien
Kondisi pasien termasuk dalam tipe Anemia Defisiensi Besi dilihat dari hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan hb pasien 4,60 gr/dl (normal : 12 gr/dl) dan hematokrit 18% (normal pada
wanita dewasa 38-46%). Anemia merupakan akibat dari kekurangan zat besi pada tubuh, dimana zat
besi merupakan komponen utama dalam pembentukan hemoglobin, yaitu bagian dari sel darah merah.
Oksigen juga menempel pada hemoglobin di sel darah merah, sehingga dengan pasien mengalami
kekurangan hemoglobin, maka pasien juga akan mengalami kekurangan oksigen, dapat dilihat dari
hasil TTV pasien didapatkan frekuensi napas pasien 28x/menit.
3. Gambarkan struktur dan fungsi normal dari Sel darah merah ditubuh kita, bandingkan
dengan sel darah merah pada pasien
Sel darah merah atau eritrosit adalah merupakan bentuk cakram bikonkaf yang tidak berinti, cekung
pada kedua sisinya dan berdiameter kira- kira 7,8 mikrometer dan dengan ketebalan pada bagian yang
paling tebal 2,5 mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau kurang. ,Eritrosit normal 4,0 –
5,0 jt (P) 4,5 – 5,5 jt (L) Fungsi utama dari sel-sel darah merah adalah mengangkut hemoglobin, dan
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan (Guyton and Hall, 1997).
Pada Pasien : Hemoglobin 4,60 gr/dl sedangkan Hb normal 12,0 – 14,0 (P) 13,0 – 16,0 (L)
5. Jelaskan komplikasi apa yang mungkin terjadi pada anemia tipe pada pasien
1. Masalah pada jantung → Anemia yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan masalah
jantung, seperti detak jantung yang cepat dan tidak beraturan atau aritmia. Kondisi ini kemudian bisa
memicu terjadinya kardiomegali atau gagal jantung.
2. Kelahiran prematur → Wanita hamil juga rentan mengalami anemia defisiensi besi. Bila jenis
anemia tersebut menimpa ibu hamil, sebaiknya segera tingkatkan asupan zat besi dengan cara
mengonsumsi makanan tinggi zat besi dan suplemen. Pasalnya, anemia defisiensi zat besi bisa
menyebabkan bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan yang rendah.
3. Gangguan pertumbuhan → pada bayi dan anak-anak, anemia defisiensi zat besi bisa
menghambat pertumbuhan mereka. Akibatnya, anak bisa memiliki berat badan yang rendah atau
tubuh yang lebih kecil dibanding anak-anak pada umumnya.
4. Rentan terkena infeksi → Anak-anak pengidap anemia juga rentan terkena infeksi. Tapi,
kondisi ini bisa dicegah dengan memberi ASI pada bayi selama satu tahun, dan memberi sereal yang
kaya akan zat besi (untuk bayi yang berusia di atas 6 bulan) sampai bayi bisa mengonsumsi jenis
makanan padat lainnya.
6. Jelaskan pengobatan yang diberikan pada pasien, untuk apa kegunaan obat tersebut pada
pasien
Omeprazol 12x20 mg
Bermanfaat untuk meringankan gejala sakit maag dan heartbunt yang ditimmbulkan oleh penyakit
asam lambung atau tukak lambung
Embion 2x500 mg
Suplemen ini berfungsi membantu mengobati anemia dan kekurangan vitamin, serta
mencegah terjadinya pertumbuhan bakteri yang berlebihan
Asam folat 3x500 mg
Untuk mengobati defesiensi asam folat seperti anemia megaloblastik, keracunan methanol
(off-label), dan sebagai suplemen selama kehamilan
Curcuma 3x500 mg
Untuk membantu memelihara kesehatan fungsi hati,serta membantu memperbaiki nafsu
makan
Paracetamol 1x500 mg
Obat penurun panas dan pereda nyeri (analgesik dan antipiretik)
Tranfusi PRC
Tujuan tranfusi PRC adalah untuk menaikkan hemoglobin klien tanpa menaikkan volume darah
secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingan dengan WB adalah kenaikan Hb dapat
diatur sesuai dengan yang diiginkan, mengurangi kemungkinan penularan penyakit dan reaksi
imunologis,volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload berkurang
serta komponen darah lainnya dapat diberikan kepada klien yang lain.
PRC digunakan pada pasien anemia yang tidak disertai dengan penurunan volume darah. PRC
dberikan sampai tanda oxygen need hilang,biasanya pada hemoglobin 8-10 gr/dl
7. Kondisi mana yang dipunyai pasien yang bisa memperparah dan memicu gejala pada pasien
Pasien membuka usaha laundry dan mengatakan usahanya cukup maju dan banyak pelanggan,
sehingga sering terlambat makan dan hanya makan seadanya jika sedang banyak pekerjaan. Pasien
juga mengatakan selama sakit tidur hanya 4 jam/hari, waktu malam pasien mengatakan sulit tidur,
mudah terbangun, dan tidak puas tidur