Anda di halaman 1dari 27

KANKER DARAH

(Leukimia)
Kelompok 10

Iis Mira Anggraini


Indika Sanles
Kamil Ismet
Melsi Anggaraini
Ryski Rahmawaty Lahmudin
Selma Resti Novira
Yuliani
Definisi Kanker darah
(Leukimia)
 Kanker darah (Leukimia) penyakit dalam klasifikasi
kanker (istilah medis: neoplasma)
 Merupakan proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas,
sering disertai bentuk leukosit yang tidak normal
 Terjadi pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh
perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna
dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan
limfoid
 Umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih)
Penyakit Leukimia
• Menurut jenisnya, leukemia dapat dibagi atas
leukemia myeloid dan limfoid.

 Leukemia myeloid
• Leukemia granulositik kronik
• Leukemia mieloblastik akut

 Leukemia limfoid
• Leukemia limfositik kronik
• Leukemia limfoblastik akut
• Berdasarkan jumlah leukosit dalam darah :

– Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih


dari normal, terdapat sel-sel abnormal

– Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah


kurang dari normal, terdapat sel-sel abnormal

– Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah


kurang dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal
Etiologi
Penyebab leukemia tidak diketahui secara pasti,
namun beberapa faktor dihubungkan dengan
timbulnya leukemia.
Faktor-faktor tersebut adalah :
 radiasi pengion,
 zat kimia, obat,
 keluarga (genetik),
 infeksi virus,
 imunodefisiensi.
Patogenesis
• Leukemia akut merupakan penyakit dengan transformasi
maligna dan perluasan klon-klon sel-sel hematopoetik yang
terhambat pada tingkat diferensiasi dan tidak bisa berkembang
menjadi bentuk yang lebih matang

• Sel darah berasal dari sel induk hematopoesis pluripoten yang


kemudian berdiferensiasi menjadi induk limfoid dan induk
mieloid (non limfoid) multipoten

• Pada setiap stadium diferensiasi dapat terjadi perubahan menjadi


suatu klon leukemik yang belum diketahui penyebabnya.
Patogenesis
• Selanjutnya akan terjadi maturasi dapat terganggu,
sehingga jumlah sel muda akan meningkat dan menekan
pembentukan sel darah normal dalam sumsum tulang

• Sel leukemik tersebut dapat masuk kedalam sirkulasi darah


yang kemudian menginfiltrasi organ tubuh sehingga
menyebabkan gangguan metabolisme sel dan fungsi organ

• Kematian pada penderita leukemia akut pada umumnya


diakibatkan penekanan sumsum tulang yang cepat dan
hebat, dapat pula disebabkan oleh infiltrasi sel leukemik
tersebut ke organ tubuh penderita
Bahaya Leukimia
• Pada leukemia akut limfositik, sel
leukemia menyerang otak atau jaringan
saraf sum-sum tulang.

• Ini akan menimbulkan gejala seperti


sakit kepala, muntah, bingung, gerakan
tidak terkawal, kejang dan sakit otot.
• Pasien leukemia mempunyai sejumlah gejala umum antara
lain:

 Demam atau keringat malam


 Infeksi yang sering terjadi
 Merasa lemah atau letih
 Sakit kepala
 Nyeri di tulang atau persendian
 Pembengkakan, terutama di leher atau ketiak
 Kehilangan berat badan
 Gampang capek
 Sukar bernafas
 Pucat
 Denyut nadi cepat
 Hal ini menyebabkan timbulnya gejala
anemia pada penderita.

 Keadaan ini juga akan menyebabkan


penderita kekurangan sel darah putih.

 Hingga akhirnya daya tahan tubuh


menurun.

 Produksi sel darah putih berlebihan juga


dapat menghambat produksi platlet
darah yang penting untuk proses
pembekuan darah.
Diagnosis
 Pemeriksaan fisik – dokter akan memeriksa pembengkakan di
kelenjar getah bening, limfa, limpa dan hati.

 Tes darah – laboratorium akan memeriksa jumlah sel-sel darah.

 Biopsi – dokter akan mengangkat sumsum tulang dari tulang


pinggul atau tulang besar lainnya. Ahli patologi kemudian akan
memeriksa sampel di bawah mikroskop, untuk mencari sel-sel
kanker.

 Sitogenetik – laboratorium akan memeriksa kromosom sel dari


sampel darah tepi, sumsum tulang, atau kelenjar getah bening.
Diagnosis
• Processus Spinosus – dengan menggunakan jarum
yang panjang dan tipis, dokter perlahan-lahan akan
mengambil cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi
ruang di otak dan sumsum tulang belakang)

• Sinar X pada dada – sinar X ini dapat menguak tanda-


tanda penyakit di dada.
Terapi
 Penanganan leukemia meliputi kuratif dan suportif.
• Penanganan suportif meliputi pengobatan penyakit lain yang
menyertai leukemia, komplikasi dan tindakan yang
mendukung penyembuhan, termasuk perawatan psikolog.
Terapi kuratif/ spesifik bertujuan untuk menyembuhkan
penderita.

• Perawatan suportif antara lain transfusi darah/ trombosit,


pemberian antibiotik pada infeksi/ sepsis, obat anti jamur,
pemberian nutrisi yang baik dan pendekatan aspek psikososial
 Kemoterapi
Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan
kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia.
Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat
atau kombinasi dari dua obat atau lebih.

 Terapi biologi
Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi
untuk meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini
diberikan melalui suntikan di dalam pembuluh darah balik.

 Terapi radiasi
Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar
berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Beberapa pasien
mendapatkan radiasi yang diarahkan ke seluruh tubuh. (Iradiasi seluruh
tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang.)
 Transplantasi sel induk
Beberapa pasien leukemia menjalani transplantasi sel induk (stem cell).
Transplantasi sel induk memungkinkan pasien diobati dengan dosis
obat yang tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi ini akan
menghancurkan sel-sel leukemia sekaligus sel-sel darah normal dalam
sumsum tulang.
Penggolongan Obat
untuk Leukimia
Spesialit Obat-obat Sitostatika

Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel –


sel secara fraksional ( fraksi tertentu mati), sehingga 90 %
berhasil daan 10 % tidak berhasil.

Penggolongan obat sitostatika :


a.    Alkylating agent : Cisplatin, sikofosfamid
b.    Anti metabolites : Cystosine, florouracil
c.    Antibiotika : Bleomycin, daunomiycine
d.    Mitotik inhibitors : Vinkristine, inblastine
1)        Zat-Zat Alkilasi
Obat-obat ini juga disebut radiomimetikam, karena kerjanya mirip
dengan  efek penyinaran dengan sinar-sinar ionisasi.

a) Klormethin

Merupakan sitostatika pertama yang digunakan (1946) terhadap


kanker limfogranuloma dan leukemia akut. Kerjanya pendek sekali
karena dalam darah terurai dalam beberapa menit.
Contoh : Klorambusil , Siklofosfamid , dan Melfalan.

b) Thiotepa
Memiliki daerah indikasi yang lebih luas daripada derivat-derivat
mustin, yaitu juga pada kanker yang sudah tersebar, maupun pada
jenis-jenis kanker lain yang gagal pengobatannya dengan
penyinaran.
c) Busulfan
Berkhasiat spesifik terhadap sumsum tulang, maka khusus
digunakan pada leukemia kronis guna menekan produksi
leukosit.

d) Lomustin
Mampu  mengalkilasi dan menghambat berbagai proses di
dalamsel. Karena sifatnya yang lipofil dan mudah melintasi
sawar otak, maka obat ini merupakan obat pilihan pertama pada
tumor otak.
2)      Anti metabolit – anti metabolit

          Obat-obat ini menggangu  sintesis DNA dengan jalan


antagonisme saingan metotreksat (MTX). Antagonis asam folat
ini efektif sekali pada kanker korion, juga bila sudah terjadi
metastatis.

Banyak digunakan pada leukemia akut guna memelihara


remisi (perbaikan gejala-gejala)yang kurang dicapai dengan
obat-obat lain.

a)  Merkaptopurin
Terutama digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, juga
dalam hal MTX atau  zat-zat alkilasi tidak efektif lagi. Contoh :
Azathioprin
b)  Fluorouracil
Digunakan pada tumor-tumor lambung, usus besar atau (kolon)
dan poros usus (rektum). Efek samping sama dengan MTX.
Contoh : Sitarabin

3)      Anti Mitotika

          Zat ini mencegah pembelahan sel dengan merintangi


pembelahan inti sel.

a)Vinblastin
Terutama digunakan bila radioterapi atau sitostatika lainnya tidak
efektif. Efek samping utama neuritis perifer, mual, muntah,
rambut rontok dan obstipasi (sembelit karena kejang). Contoh :
Vindesin, Vinkristin
  b) Podofilin
Damar ini diperoleh dari akar tanaman Podophyllum peltatum
yang antara lain mengandung zat antimitotik podolifotoksin. Dua
glikosida semisintetisnya adalah teniposida dan etoposida.

4)      Antibiotika

Terutama digunakan pada kanker korion yang sudah


metastasis, biasanya dikombinasikan dengan klorambusil dan
MTX. Efek samping sama dengan sitostatika lain yakni
gangguan darah, lambung-usus dan rambut rontok.

   
a) Mitomisin
Sangat toksis untuk sumsum tulang, maka pengawasan darah
seksama harus dilakukan bila obat-obat lain tidak efektif.

b) Doksorubisin
Digunakan khusus pada leukemia akut dan limfogranouloma
yang tidak dapat diobati dengan sitostatika lain, biasanya dengan
vinkristin dan prednison. Contoh : Daunorubisin
kasus
 Tn. W, 20 tahun, pelajar, berdomisili didusun jati mekar, datang
kerumah sakit dengan keuhan demam 5 hari sebelum masuk rumah
sakit. Demam dirasakan hilang timbul, sepanjang hari dan tidak disertai
dengan menggigil. Awalnya dema sering hilang timbu 2 tahun
belakangan ini. Demam menghilang hanya dengan beristirahat tanpa
diberi obat penurun panas. Keringat pada malam hari disangkal. Pasien
juga merasa jantung sering berdebar-debar tanpa disertai sesak. Jantung
berdebar tidak dipengaruhi oleh aktivitas. Mengalami gusi berdarah dan
tubuh sering memar tanpa sebab yang jelas. Tubuhnya sering terdapat
bintik-bintik merah yang menetap dalam jangka waktu lama. Telah di
lakukan Bone Marrow Puntion (BMP)satu tahun yang lalu dengan hasil
LLA-L1 (leukimia limfoblastik akut- L1) dan dianjurkan meakukan
kemoterapi. Keoterapi telah diakukan sebanyak 17x, tekanan darah
110/70mmHg, pemeriksaan fisik ditemukan multipe limfadenopati.
SOAP
 Subjek : demam 5 hari (hilang timbu 2th belakangan), gusi
berdarah, bintik-bintik merah
 Objek : leukimia limfoblastik akut- L1
 Assesment : (penatalaksanaan suportif)
•IVFD D5% 20 tts/menit (makro)
•Antasida 3x1tablet
•B compex 3x1 tablet
•Tranfusi PRC 600cc
•Dexamethason 1 ampul/ sebelum transfusi
•Cek laboratorium darah rutin
 Plan
• Non farmakologi : menjaga keutuhan membran mukosa
dan kulit, oral hygiene adekuat dengan sikat gigi yang
lembut dan cairan chlor hexidene 1%.

• Monitoring : menghindari aktivitas yang menyebabkan


cedera atau perdarahan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai