Anda di halaman 1dari 18

Kanker Darah

KELOMPOK 10
1. BASTIAN DOJA (2043700136)
2. BELLA SINTIA (2043700163)
3. IRSAN WIJAYA (2043700077)
4. LIDYA NATALIA (2043700212)
5. RIFANI DWI PUTRI (2043700058)
6. RINA MERBEN (2043700189)
Definisi Kanker darah (Leukimia)

- Kanker darah (Leukimia) penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis:


neoplasma)

- Merupakan proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk
leukosit yang tidak normal

- Terjadi pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak
normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang
dan jaringan limfoid

- Umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih)


Penyakit Leukimia
•Menurut jenisnya, leukemia dapat dibagi atas leukemia myeloid dan limfoid.

 Leukemia myeloid
• Leukemia granulositik kronik
• Leukemia mieloblastik akut

 Leukemia limfoid
• Leukemia limfositik kronik
• Leukemia limfoblastik akut
•Berdasarkan jumlah leukosit dalam darah :

– Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat sel-sel
abnormal

– Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, terdapat sel-sel
abnormal

– Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak terdapat sel-
sel abnormal
Etiologi

Penyebab leukemia tidak diketahui secara pasti, namun beberapa faktor dihubungkan
dengan timbulnya leukemia.
Faktor-faktor tersebut adalah :
- radiasi pengion,
- zat kimia, obat,
- keluarga (genetik),
- infeksi virus,
- imunodefisiensi.
Patogenesis
•Leukemia akut merupakan penyakit dengan transformasi maligna dan perluasan klon-klon sel-
sel hematopoetik yang terhambat pada tingkat diferensiasi dan tidak bisa berkembang menjadi
bentuk yang lebih matang

•Sel darah berasal dari sel induk hematopoesis pluripoten yang kemudian berdiferensiasi menjadi
induk limfoid dan induk mieloid (non limfoid) multipoten

•Pada setiap stadium diferensiasi dapat terjadi perubahan menjadi suatu klon leukemik yang
belum diketahui penyebabnya.
•Selanjutnya akan terjadi maturasi dapat terganggu, sehingga jumlah sel muda akan meningkat
dan menekan pembentukan sel darah normal dalam sumsum tulang

•Sel leukemik tersebut dapat masuk kedalam sirkulasi darah yang kemudian menginfiltrasi organ
tubuh sehingga menyebabkan gangguan metabolisme sel dan fungsi organ

•Kematian pada penderita leukemia akut pada umumnya diakibatkan penekanan sumsum tulang
yang cepat dan hebat, dapat pula disebabkan oleh infiltrasi sel leukemik tersebut ke organ tubuh
penderita
Bahaya Leukimia
• Pada leukemia akut limfositik, sel leukemia menyerang otak atau jaringan
saraf sum-sum tulang.

• Ini akan menimbulkan gejala seperti sakit kepala, muntah, bingung,


gerakan tidak terkawal, kejang dan sakit otot.
• Pasien leukemia mempunyai sejumlah gejala umum antara lain:

- Demam atau keringat malam


- Infeksi yang sering terjadi
- Merasa lemah atau letih
- Sakit kepala
- Nyeri di tulang atau persendian
- Pembengkakan, terutama di leher atau ketiak
- Kehilangan berat badan
- Gampang capek
- Sukar bernafas
- Pucat
- Denyut nadi cepat
Diagnosis
- Pemeriksaan fisik – dokter akan memeriksa pembengkakan di kelenjar getah bening, limfa,
limpa dan hati.

- Tes darah – laboratorium akan memeriksa jumlah sel-sel darah.

- Biopsi – dokter akan mengangkat sumsum tulang dari tulang pinggul atau tulang besar
lainnya. Ahli patologi kemudian akan memeriksa sampel di bawah mikroskop, untuk mencari
sel-sel kanker.

- Sitogenetik – laboratorium akan memeriksa kromosom sel dari sampel darah tepi, sumsum
tulang, atau kelenjar getah bening.

- Processus Spinosus – dengan menggunakan jarum yang panjang dan tipis, dokter perlahan-
lahan akan mengambil cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum
tulang belakang)

- Sinar X pada dada – sinar X ini dapat menguak tanda-tanda penyakit di dada.
Terapi
Penanganan leukemia meliputi kuratif dan suportif.
- Penanganan suportif meliputi pengobatan penyakit lain yang menyertai leukemia, komplikasi dan tindakan
yang mendukung penyembuhan, termasuk perawatan psikolog. Terapi kuratif/ spesifik bertujuan untuk
menyembuhkan penderita.
- Perawatan suportif antara lain transfusi darah/ trombosit, pemberian antibiotik pada infeksi/ sepsis, obat anti
jamur, pemberian nutrisi yang baik dan pendekatan aspek psikososial
- Kemoterapi : Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan kanker ini
menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa
mendapatkan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat atau lebih.
- Terapi biologi : Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi untuk meningkatkan
daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini diberikan melalui suntikan di dalam pembuluh darah balik.
- Terapi radiasi : Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi untuk
membunuh sel-sel leukemia. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan ke seluruh tubuh. (Iradiasi
seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang.)
- Transplantasi sel induk : Beberapa pasien leukemia menjalani transplantasi sel induk (stem cell). Transplantasi
sel induk memungkinkan pasien diobati dengan dosis obat yang tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi ini
akan menghancurkan sel-sel leukemia sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum tulang.
Penggolongan Obat untuk Leukimia
Spesialit Obat-obat Sitostatika
Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel – sel secara fraksional ( fraksi tertentu mati),
sehingga 90 % berhasil daan 10 % tidak berhasil.
Penggolongan obat sitostatika :
a.    Alkylating agent : Cisplatin, sikofosfamid
b.    Anti metabolites : Cystosine, florouracil
c.    Antibiotika : Bleomycin, daunomiycine
d.    Mitotik inhibitors : Vinkristine, inblastine
1)        Zat-Zat Alkilasi
Obat-obat ini juga disebut radiomimetikam, karena kerjanya mirip dengan  efek penyinaran
dengan sinar-sinar ionisasi.
a) Klormethin
Merupakan sitostatika pertama yang digunakan (1946) terhadap kanker limfogranuloma dan
leukemia akut. Kerjanya pendek sekali karena dalam darah terurai dalam beberapa menit.
Contoh : Klorambusil , Siklofosfamid , dan Melfalan.

b) Thiotepa
Memiliki daerah indikasi yang lebih luas daripada derivat-derivat mustin, yaitu juga pada kanker
yang sudah tersebar, maupun pada jenis-jenis kanker lain yang gagal pengobatannya dengan
penyinaran.
JUDUL
Penggolongan Obat untuk Leukimia
c) Busulfan
Berkhasiat spesifik terhadap sumsum tulang, maka khusus digunakan pada leukemia kronis guna menekan produksi
leukosit.
d) Lomustin
Mampu  mengalkilasi dan menghambat berbagai proses di dalamsel. Karena sifatnya yang lipofil dan mudah melintasi
sawar otak, maka obat ini merupakan obat pilihan pertama pada tumor otak.

2)      Anti metabolit – anti metabolit


Obat-obat ini menggangu  sintesis DNA dengan jalan antagonisme saingan metotreksat (MTX). Antagonis asam
folat ini efektif sekali pada kanker korion, juga bila sudah terjadi metastatis.
Banyak digunakan pada leukemia akut guna memelihara remisi (perbaikan gejala-gejala)yang kurang dicapai
dengan obat-obat lain.
a)  Merkaptopurin
Terutama digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, juga dalam hal MTX atau  zat-zat alkilasi tidak efektif
lagi. Contoh : Azathioprin

b)  Fluorouracil
Digunakan pada tumor-tumor lambung, usus besar atau (kolon) dan poros usus (rektum). Efek samping sama
dengan MTX. Contoh : Sitarabin
JUDUL
Penggolongan Obat untuk Leukimia
3)      Anti Mitotika
Zat ini mencegah pembelahan sel dengan merintangi pembelahan inti sel.

a) Vinblastin
Terutama digunakan bila radioterapi atau sitostatika lainnya tidak efektif. Efek samping utama neuritis perifer, mual,
muntah, rambut rontok dan obstipasi (sembelit karena kejang). Contoh : Vindesin, Vinkristin

b) Podofilin
Damar ini diperoleh dari akar tanaman Podophyllum peltatum yang antara lain mengandung zat antimitotik
podolifotoksin. Dua glikosida semisintetisnya adalah teniposida dan etoposida

4)      Antibiotika
Terutama digunakan pada kanker korion yang sudah metastasis, biasanya dikombinasikan dengan klorambusil dan
MTX. Efek samping sama dengan sitostatika lain yakni gangguan darah, lambung-usus dan rambut rontok.
a) Mitomisin
Sangat toksis untuk sumsum tulang, maka pengawasan darah seksama harus dilakukan bila obat-obat lain tidak efektif.

b) Doksorubisin
Digunakan khusus pada leukemia akut dan limfogranouloma yang tidak dapat diobati dengan sitostatika lain, biasanya
dengan vinkristin dan prednison. Contoh : Daunorubisin
Kasus
Tn. W, 20 tahun, pelajar, berdomisili didusun jati mekar, datang kerumah sakit dengan keuhan
demam 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan hilang timbul, sepanjang hari
dan tidak disertai dengan menggigil. Awalnya dema sering hilang timbu 2 tahun belakangan
ini. Demam menghilang hanya dengan beristirahat tanpa diberi obat penurun panas.
Keringat pada malam hari disangkal. Pasien juga merasa jantung sering berdebar-debar
tanpa disertai sesak. Jantung berdebar tidak dipengaruhi oleh aktivitas. Mengalami gusi
berdarah dan tubuh sering memar tanpa sebab yang jelas. Tubuhnya sering terdapat bintik-
bintik merah yang menetap dalam jangka waktu lama. Telah di lakukan Bone Marrow Puntion
(BMP)satu tahun yang lalu dengan hasil LLA-L1 (leukimia limfoblastik akut- L1) dan dianjurkan
meakukan kemoterapi. Keoterapi telah diakukan sebanyak 17x, tekanan darah 110/70mmHg,
pemeriksaan fisik ditemukan multipe limfadenopati.
SOAP
Subjek : demam 5 hari (hilang timbu 2th belakangan), gusi berdarah, bintik-
bintik merah

Objek : leukimia limfoblastik akut- L1

Assesment : (penatalaksanaan suportif)


•IVFD D5% 20 tts/menit (makro)
•Antasida 3x1tablet
•B compex 3x1 tablet
•Tranfusi PRC 600cc
•Dexamethason 1 ampul/ sebelum transfusi
•Cek laboratorium darah rutin
SOAP
Plan
• Non farmakologi : menjaga keutuhan membran mukosa dan kulit, oral
hygiene adekuat dengan sikat gigi yang lembut dan cairan chlor hexidene
1%.

• Monitoring : menghindari aktivitas yang menyebabkan cedera atau


perdarahan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai