Anda di halaman 1dari 9

LEUKIMIA

KELOMPOK 1

Indah Agus Triana (33412101079)


Laila Beta Kurniaviska3 3412101098)
Fatasha Alya Sabila/33412101107)
M Jamari 33412101090)
Nooralisna 33412101077)
Rofiatul Jannah( 33412101093)
Fanny Widyawati 33412101086)
pengertian
Leukimia adalah penyakit keganasan sel darah
yang berasal dari sumsum tulang, ditandai
dengan proliferasi sel-sel darah putih serta
gangguan pengaturan leukosit dengan
manifestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah
tepi.
pentalaksanaan
Penatalaksanaan medis dalam pemberian kemoterapi dan radioterapi:
1. Prednison untuk efek antiinflamasi
2. Vinkristin (uncovin) untuk antineoplastik yang menghambat pembelahan sel
selama metaphase
3. Asparaginase untuk menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk
pertumbuhan tumor) 4. Metotreksat sebagai antimetabolik untuk menghalangi
metabolisme asam folat sebagai zat untuk sintesis nucleoprotein yang diperlukan
yang diperlukan sel-sel yang cepat membelah
5. Sitarabin untuk menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulasitik
yang menekan sumsum tulang yang kuat.
6. Alopurinol sebagai penghambat produksi asam urat dengan menghambat reaksi
biokimia. 7. Siklofosfamid sebagai antitumor kuat.
8. Daunorubisin sebagai penghambat pembelahan sel selama pengobatan
leukemia akut (Hidayat, Aziz. 2008)
etiologi
iEtiologi spesifik leukemia limpoblastik akut belum diketahui,
tetapi terdapat hubungan dengan proses multifaktorial yang
berkaitan dengan genetik, imunologi, lingkungan, bahan
toksik, dan paparan virus. Faktor lingkungan meliputi antara
lain paparan ionizing radiation, bahan toksik kimia, herbisida
dan pestisida. Pemakaian obat-obatan seperti kontrasepsi,
diethylstilbestrol, dan amfetamin, rokok, konsumsi alkohol,
kontaminasi zat kimia sebelum atau selama kehamilan
mempunyai hubungan tidak konsisten dengan leukemia
limpoblastik akut. lonizing radiation dan paparan benzene
merupakan faktor risiko yang berhubungan erat baik akut
(Yeni, 2014).
anatomi fisiologi
beberapa tempat pembuatan darah yaitu:
1) Sumsum tulang, yang aktif dalam proses hemapoesis adalah tulang vertebrae, stenum ( tulang
dada ), dan costa ( tulang gigi).
2) Heparmerupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh manusia. Tugas utama
hati yaitu untuk menghasilkan energy, mengerap karbohidrat, menstabilkan gula darah, dan
menetralisir racun didalam tubuh.
3) Limpa, adalah organ yang berkapsul dengan berat 100- 150gr yang terletak dibagian kiri atas
abdomen dan berbentu setegah bulan berwarna merah. Limpa berfungsi sebagai organ limdoid
dan memfagositosis material tertentu dalam sirkulasi darah merah yang rusak. Didalam tubuh
terjadi 1/3 darah pada orang dewasa yang sehat dari berat badan atau setara 4- 5 liter darah.
Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit atau sel darah
putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari sel batang
tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid
dan sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagi
sepanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam
sumsum tulang tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal epifisis
pada tulang-tulang yang panjang.
Patofisiologi
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan pengumpulan sel-
sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai tingkat pengembangan
lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang sangat mentah hingga hampir
menjadi sel normal. Derajat kementahannya merupakan petunjuk untuk menentukan/meramalkan
kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada
leukositosis, kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah,
demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya
menunjukkan sel-sel blas yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten,
kemudian sel stem limfoid, pre pre-B, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid
dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem pluripoten, berkembang menjadi sel stem
limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan
limfosit T supresor.
Patofisiologi
Sel kanker menghasilkan leukosit yang imatur / abnormal dalam jumlah yang berlebihan. Leukosit
imatur ini menyusup ke berbagai organ,termasuk sumsum tulang dan menggantikan unsur-unsur
sel yang normal. Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer
sehingga mengganggu perkembangan sel normal. Hal ini menyebabkan

haemopoesis normal terhambat, akibatnya terjadi penurunan jumlah leucosit, sel darah merah
dan trombosit. Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan pembersaran hati, limpa,
limfodenopati, sakit kepala, muntah, dan nyeri tulang serta persendian. Penurunan jumlah
eritrosit menimbulkan anemia, penurunan jumlah trombosit mempermudah terjadinya perdarahan
(echimosis, perdarahan gusi, epistaksis dll.). Adanya sel kanker juga mempengaruhi sistem
retikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh, sehingga mudah
mengalami infeksi. Adanya sel kaker juga mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan
makanan. (Ngastiyah, 1997; Smeltzer & Bare, 2002; Suriadi dan Rita Yuliani, 2001, Betz &
Sowden, 2002).
manifestasi klinis
Manifestasi Klinis

Leukemia akut memperlihatkan gejala klinis yang mencolok. Leukemia kronis berkembang secara lambat dan
mungkin hanya memperlihatkan sedikit gejala sampai stadium lanjut.

1. Kepucatan dan rasa lelah akibat anemia


2. Infeksi berulang akibat penurunan sel darah putih
3. Perdarahan dan memar akibat trombositopenia dan gangguan koagulasi
4. Nyeri tulang akibat penumpukan sel di sumsum tulang, yang menyebabkan peningkatan tekanan dan
kematian sel. Tidak seperti nyeri yang semakin mingkat.
nyeri tulang berhubungan dengan leukemia biasanya bersifat progresif.
5. Penurunan berat karena berkurangnya nafsu makan dan peningkatan konsumsi kalori
oleh sel-sel neoplastik.
6. Limfadenopati, spinomegali, dan hepatomegali akibat infiltrasi sel leukemik ke organ- organ limfoid dapat
terjadi.
7. Gejala system saraf pusat dapat terjadi. (Davey, 2005)

Anda mungkin juga menyukai