Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

AN. D DENGAN DIAGNOSA MEDIS LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT


Dosen pengampu : Dra. Erna Mesra, M.Kes

Disusun Oleh :

LIGAR PITALOKA
NIM : P27905118016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Leukemia adalah suatu tipe kanker. Leukemia berasal dari kata Yunani leukos-

putih, haima-darah. Leukemia adalah kangker yang mulain di sel-sel darah.

Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki sifat kanker yaitu membelah tidak

terkontol dan mengganggu pembelakan sel darah normal. Leukemia (kangker

darah) adalah jenis penyakit kangker yang menyerang sel-sel darah putih yang

di produksi oleh sumsum tulang (bone marrow) ( Padila, 2013) .

Leukemia adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering di sertai

bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat

menyebabkan anemia, trombisitopeni dan di akhiri dengan kematian (Nurarif

2015 ).

Berdasarkan beberapa definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

Leukemia adalah penyakit kanker darah yang menyerang sistem Hematologi,

yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dan jika tidak di tangani

dengan semestinya dapat berakhir dengan kematian.

2. Penyebab/etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor

predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu:

1) Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan sirkulasi gen

2) Radiasi: sina X, sinar radioaktif

3) Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.

4) Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethystilbestrol


12

5) Kelaina kromosom, misalnya pada down syndrome

Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian

besar leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (Radiasi) dan

bahan kimia tertentu (mis. Benzena) dan pemakaian obat anti kanker,

meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang memiliki kelainan genetik

tertentu (misalnya Down Syndrome dan Fanconi Syndrome), juga lebih peka

terhadap leukemia (Nurarif 2015).

3. Patofisiologi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap

infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai

dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada

sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah

normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel

darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga

merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah

dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.

4.
Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi

kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom

dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh

kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali),

delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah

bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan


mulainya proliferasi sel abnormal. Leukemia terjadi jika proses pematangan dari

stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan

perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali melibatkan

penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks).

Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel,

sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel

ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang

menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam

organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak (Padila

2013).
5. Klasifikasi
1. Leukemia Akut

Leukemia akut adalah keganasan primer sum-sum tulang yang berakibat


terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal
(blostosit) yang disertai penyebaran ke organ organ lain. Leukimia
memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan
meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan .

A. Leukemia Limfositik Akut (ALL)

Leukemia Limfosistik Akut (LLA/ALL) merupakan Jenis leukemia


dengan karakteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel dari
sistem limfopoetik yang menyebabkan organomegali (pembesaran
organ dalam). ALL lebih sering di temukan pada anak-anak 80 dari
pada umur dewasa 18. Insiden LLA akan mencapai puncaknya ada
umur 3-7 tahun. Tanpa pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2-3
bulan setelah terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan sumsum
tulang.

B. Leukemia mielositik Akut ( LMA )


Leukemia Akut yang menyerang rangkaian mieloid disebut leokemia
nonlimfositik akut ( LNLA ), leukemia mielositik akut (LMA), atau
leukemia granulositik akut. Neoplasma uniklonal dan berasal dari
transformasi sel progenitor hematopoietik.Sifat alami neoplastik sel
yang mengalami transformasi yang sebenarnya telah digambarkan
melalui studio molekular tetapi defek kritis bersifat intrinsik dan dapat
diturunkan melalui progeni sel.

2. Leukemia Kronik.

Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proferasi


neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karna
keganasan hematologi .

A. Leukemia Limfositik Kronik ( LLK )

Merupakan suatu gangguan klonal limfosit B (Jarang ada limfosit T)


Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif
yang berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang. LLK
cenderung dikenal sebagai kelain yang menyerang individu yang
berusia 50 samai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki.

B. Leukemia Granulositik Kronik (LGK)

Atau leukimia mielositik kronik (LMK) menerangkan 15% leukimia, paling


sering terlihat pada orng dewasa usia pertengahan 40-50 tahun, tetapi dapat
juga timbul pada setiap kelompak umur. Tidak ada seperti LGA, atau LGK
memiliki awitan yang lambat, sering ditemukan sewaktu dilakukan
pemeriksaan darah (Nurarif 2015) .

6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang sering muncul pada leukemia limfositik akut antara lain.
1) Bukti anemi, pendarahan dan/ infeksi

(1) Demam

(2) Keletihan

(3) Pucat

(4) Anoreksia

(5) Petekie/ pendarahan


(6) Nyeri sendi dan tulang

(7) Nyeri abdomen yang tidak jelas

(8) Berat badan turun

(9) Pembesaran dan fibrosis organ-organ sistem retikuloendotelial

2) Peningkatan tekanan intrakranial karena infiltrasi meninges

(1) Nyeri dan kuku kudu

(2) Sakit kepala

(3) Letergi

(4) Muntah

(5) Koma

3) Gejala-gejala sistem saraf pusat yang berhubungan dengan bagian sistem yang
terkena

(1) Kelemahan ekstremitas bawah

(2) Kesulitan berkemih

Betz L.C & Gowwden L.A (2012).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Biodata/ Identitas
Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin. Biodata orang tua Perlu
dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak meliputi nama, umur, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat.

2) Riwayat kesehatan dahulu

(1) Kemungkina klien pernah terpapar zat kimia atau pernah mendapatkan
pengobatan seperti benzol, arsen, preparaf sulfat.
(2) Memungkinkan kontak atau terpapar radiasi dengan kadar ionisasi yang
lebih tinggi.

(3) Kemungkinan klien pernah menderita demam yang tidak diketahui


penyebabnya.

3) Riwayat kesehatan sekarang

1. Adanya perdarahan seperti: ptekie, purpura, epistaksis


2. Nyeri sendi dan tulang
3. Peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, anoreksia ,mual muntah
4. Mengeluh tidak enak perut dan BAB tidak teratur
4) Kebutuhan dasar

(1) Pola aktivitas sehari hari

Keletihan, malaise kelemahan, kelemahan otot.

(2) Sirkulasi

Palpitas, tachicardia murmur jantung , membran mukosa dan kulit pucat


Muncul tanda tanda pendarahan serebral.

(3) Eliminasi

Diare, nyeri tekanan peranal, feses hitam, darah pada urine, penurunan
haluan urin.

(4) Integritas ego

Perasaan tidak berdosa, tidak ada harapan, depresi, ansietas, takut, marah
mudah tersinggung Perubahan alam perasaan kacau.

(5) Makanan dan cairan

Penurunan nafsu makan, mual muntah, perubahan rasa kecap, penurunan


berat badan, disfagia, pharingritis distensi abdomen, penurunan bising
usus.

(6) Neurosensori

Penurunan kondisi atau kesadaran, perubahan dalam perasaan, kacau


disorientasi/ kurang konsentrasi , pusing, kebas parastesia, Otot-otot
mulai terangsang, kejang.

(7) Nyeri dan kenyamanan

Sakit kepala, nyeri abdomen, nyeri sendi dan tulang nyeri tekan pada
sternum, kram otot,gelisah.
(8) Pernapasan

Napas pendek , dispnea, takimeu, ronchi, batuk penurunan bunyi napas.

(9) Keamanan

Gangguan penglihatan, jatuh, injuri, demam dan infeksi.

5) Pemeriksaan penunjang

(1) Pemeriksaan laboratorium

Gejala yang terlihat berdasarkan kelainan sum-sum tulang yaitu berupa


pansistopenia, limfosistosis yang dapat mengambarkan tepi monoton
terdapat leukosit imatur.

(2) Kimia darah

Kolesterol mungkin rendah, asam urat mungkin meningkat

(3) Sumsum tulang

Hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain


terdesak (aplasia sekunder).

6) Pemeriksaan lain

(1) Biobsi limpa

Memperlihatkan proliferansi sel leukemia dan sel yang berasal


dari jaringan limpa atau terdesak seperti limfosit normal.

(2) Sitogenik

Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologinya.


2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan prosess infeksi .
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen penting darah (hemoglobin).
c. Resiko pendarahan berhubungan dengan penurunan
komponen pembekuan darah (trombosit).
d. Reseko / gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksi, mual, muntah.
e. Risiko jatuh b.d gangguan penglihatan
f. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan kekebalan
tubuh adanya tindakan infasi.
g. Nyeri akut berhubungan dengan fakto fisiologis dari leukimia
h. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan otot
i. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Produksi mukus berlebih
3. Rencana Tindakan
a. Hipertermi berhububgan dengan prosess infeksi
Intervensi
 Monitor suhu sesering mungkin
 Monitor IWL
 Monotor warna dan suhu kulit
 Monitor tekanan darah, nadi dan RR

b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

penting darah (hemoglobin)

Intervensi

 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap


panas/ dingin/ tajam/ tumpul
 Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung
 Monitor adanya tromboplebitis
 kaji yang mendasar dan banyaknya darah yang keluar
 Mengobserfasi tanda-tanda vital

c. Resiko pendarahan berhubungan dengan penurunan komponen

pembekuan darah (trombosit).

Intervensi

 Monitor ketat tanda tanda pendarahan


 Catat nilai HB dab HT sebelum dan sesudah terjadinya
pendarahan
 Pertahankan bed rest selama pendarahan aktif
 Monitor TTV ortostatik

d. Reseko / gangguan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

anoreksi, mual, muntah.

Intervensi

 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori


 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 BB badan pasien dalam batas normal
 Monitor turgor kulit
 Monitor mual muntah

e. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan kekebalan tubuh adanya

tindakan infasif

Intervensi

 Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain


 Pertahankan teknik isolasi
 Batasi pengunjung bila perlu
 Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan perawatan

f. Risiko jatuh b.d gangguan penglihatan


Intervensi
Pencegahan Jatuh
 Identifikasi factor risiko jatuh (mis : usia 65 tahun, penurunan
tingkat kesadaran deficit kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan, neouropati)
 Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap shif atau sesuai
dengan kebijakan institusi
 Identifikasi factor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh
(mis : lantai licin, penerangan kurang)
 Hitung risiko jatuh dengan menggunakaan skala (mis : fall morse
scale, humpty dumpty scale), jika perlu
 Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan
sebaliknya
 Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda dalam kondisi terkunci

g. Nyeri akut berhubungan dengan ketidak

nyamanan fisik Intervensi


 Lakukan pengkajian nyeri secara komperehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipetasi
 Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Tingkatkan istirahat
 Ajarkan teknik nonfarmakologi
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

h. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

anemia Intervensi

 Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas


 Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam aktivitas
 Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelemahan
 Bantu pasien atau keluagra untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam aktivitas
 Bantu untuk mendapatkan alat bantu aktifitas seperti kursi
roda, krek
i. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Produksi mukus berlebih
Intervensi

 Latihan Batuk Efektif


 Identifikasi kemampuan batuk
 Monitor adanya retensi sputum
 Atur posisi semi-fowler atau fowler
 Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid 3. Jakarta : Informedika

Carpenito. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Wilkinson. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Criteria Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC

Hermand, T.Heater. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan klasifikasi.


Jakarta : EGC

Nurarif & Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa &
NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction.

Kristiyanasari, Weni. 2013. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.


Yogyakarta : Nuha Medika
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN. R DENGAN AKUT LIMFOSISTIK LEUKEMIA DI RUANG


KEMUNING ATAS RSU KAB TANGERANG

Trigger Kasus :

Keluarga klien mengatakan, penglihatan kabur dan terasa nyeri di bagian kaki,
tangan dan bahu.Suhu 37,00, Frekuensi napas 24 x/menit, Frekuensi nadi
100x/menit.

Tgl/jam MRS : Senin, 18 Januari 2021


Tanggal/jam pengkajian : Jumat, 22 Januari 2021
Diagnosa medis : Akut Limfosistik Leukemia
No. RM : 00193067

1. Kasus Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : An.R
b. Tempat, tanggal lahir : 21/11/2011
c. Umur : 9 Tahun
d. Pendidikan :-
e. Alamat : Jalan Sentul RT 002/012 Taman Sari Rumpin,
f. Agama : Islam
g. Nama ayah/ ibu : Tn I / Ny R
h. Pekerjaan ayah : Buruh
i. Pekerjaan ibu : IRT
j. Pendidikan ibu : SMP
k. Suku bangsa : Sunda
2. Keluhan utama
Keluarga klien mengatakan penglihatan kabur, sering nyeri di daerah kaki.
3. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga klien mengatakan penglihatan kabur . Dari hasil pengkajian
diketahui suhu 37,00, Frekuensi napas 24x/menit, Frekuensi nadi 100
x/menit
4. Riwayat Masa lampau
a) Prenatal (0-5 tahun )
- lamanya kehamilan :
- komplikasi :  Tidak  Ya, sebutkan……….
- masalah neonates :  Tidak  Ya, sebutkan……….
- masalah maternal :  Tidak  Ya, sebutkan……….
b.) Intranatal
c.) Postnatal
5. Keluarga
1) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga
menurun maupun menular dari keluarga.
2) Genogram

3) Keadaan kesehatan saat ini

a. Status nutrisi dan cairan pasien


Klien makan 2x sehari dan -+ 2 liter sehari
b. Aktifitas istirahat

Pasien tampak banyak tidur, dan tampak lemas


c. Perawatan kebersihan diri

Pasien terlihat bersih, dan terdapat cap tints di telapak kaki

e. Eliminasi

Keluarga pasien mengatakan pasien sudah BAK maupun BAB.

4) Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Lemah

b. TTV : N : 100 x/menit, S : 37,00 C

RR: 24x/menit,

c. Reflek

d. kepala/Leher

Simetris, tidak ada lesi dll

e. Mata

Tidak ada reflek cahaya kedua mata, pemeriksaan mata kanan anak bisa
melihat angka yang ditunjukkan namun sedikit gelap. Mata kiri anak bisa
melihat angka dengan jelas.

f. mulut

Mulut terlihat bersih. Tidak tampak kelainan pada mulut

g. Telinga

Bentuk telinga simetris, kartilago tampak normal, tidak ada cairan


abnormal.

h. Hidung

Lubang hidung simetris, tidak terdapat pernapasan cuping hidung,

i. Respirasi

Bentuk toraks simetris.

j. Kardiovaskuler
HR 100 kali / menit.

k. Gastrointestinal

Tidak terdapat distensi abdomen

l. Ekstremitas

1) Atas : Lengkap tidak ada kelainan, akral dingin dan sianosis.

2) Bawah : kekuatan otot kaki 2/5 tidak mampu melawan gaya gravitasi

m. Umbilikus

n. Integumen

tidak ada kemerahan, tidak ada lesi, kulit bersih

5) Terapi

a. cefixcime syrup 5 ml

b. rhinathiol syrup 5 ml

c. dexametahone 0,5 mg

6) Pemeriksaan penunjang

Hasil pemeriksaan hematologi pada tanggal 19 Januari 2021

a. Hemoglobin 11,6 gr % (nilai normal 12-16 gr%)

b. Angka Leukosit 16.540 u/L (nilai normal 4300-11400 u/L)

c. Trombosit 87.000 u/L ( nilai normal 150.000-450.000)


A. ANALISIS DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. DS : Gangguan Penglihatan Risiko Jatuh
Klien mengatakan pandangan
mata kabur dan gelap
DO :
- Reflek cahaya mata
sebelah kanan (-)
- Tidak bisa melihat
dengan jelas saat
perawat bertanya
nomor dengan jari
tangan dengan jarak
yg tidak jauh.

2 DS : kelemahan umum Intoleransi aktivitas


1. Merasa energi tidak
pulih walaupun telah
tidur
2. Merasa kurang tenaga
DO :
1. kekuatan otot kaki
2/5 tidak mampu
melawan gaya
gravitasi
2. HB 11,6
3. DS: Efek biologis leukimia Nyeri
1. Klien mengatakan
sering merasakan sakit
di bagian kaki, tangan
dan bahu.

DO:
1. Klien terlihat meringis
kesakitan
2. Skala nyeri 5
3. Klien mengusap-usap
kakinya.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Risiko jatuh b.d gangguan penglihatan
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan otot
3. Nyeri b.d efek fisiologis dari leukemia
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Keperawatan


Keperawatan
1 Risiko jatuh b.d Setelah dilakukan Tindakan Pencegahan Jatuh
gangguan keperawatan selama 1x4 jam di  Identifikasi factor risiko jatuh
penglihatan harapkan tingkat jatuh  Monitor kemampuan berpindah
menurun dengan dari tempat tidur ke kursi roda
Kriteria hasil : dan sebaliknya
 Jatuh dari tempat tidur  Pastikan roda tempat tidur dan
 Jatuh saat berdiri kursi roda dalam kondisi
 Jatuh saat duduk terkunci
 Jatuh saat berjalan
2 Intoleransi Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi
aktivitas b.d keperawatan selama 1x4 jam di  Identifikasi ganguan fungsi
kelemahan umum harapkan toleransi aktivitas tubuh yang mengakibatkan
meningkat dengan kelelahan
Kriteria hasil :  Monitor kelelahan fisik dan
 Kekuatan tubuh emosional
bagian bawah  Anjurkan tirah baring
meningkat
 Kemudahan dalam
melakukan aktivitas
sehari hari
meningkat
 Keluhan Lelah
menurun

3. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan asuhan ● Mengkaji tingkat nyeri


dengan efek keperawatan selama 1x4 jam di dengan skala dari 1-5
fisiologis dari harapkan nyeri berkurang ● Jika mungkin gunakan
leukemia dengan prosedur-prosedur (missal:
Kriteria Hasil: Pemantauan suhu non invasive ,
1. Pasien tidak mengalami alat akses vena)
nyeri atau nyeri ●Evaluasi efektivitas
menurun sampai penghilang nyeri dengan derajat
tingkat yang dapat kesadaran dan sedasi
diterima anak ● Lakukan teknik pengurangan
nyeri non farmakologis yang
tepat
●Berikan obat anti nyeri secara
teratur
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi


Risiko jatuh b.d 22 Januari 2021 22 Januari 2021
09.00 WIB S : Klien mengatakan
gangguan penglihatan
1. Identifikasi factor
penglihatan klien kabur
risiko jatuh
atau buram
2. Monitor kemampuan
berpindah dari
O:
tempat tidur ke kursi
 Reflek cahaya mata
roda dan sebaliknya
sebelah kanan (-)
3. Pastikan roda tempat
tidur dan kursi roda  Tidak bisa melihat
dalam kondisi dengan jelas saat
terkunci
perawat bertanya
nomor dengan jari
tangan dengan jarak
yg tidak jauh.
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Dukungan ambulasi
- Dukungan
mobilisasi

Intoleransi aktivitas b.d 22 Januari 2021 22 Januari 2021


10.00 WIB S:
kelemahan umum
1. Identifikasi ganguan
 Merasa lemas
fungsi tubuh yang
walaupun sudah
mengakibatkan
tidur cukup
kelelahan
2. Monitor kelelahan  Kurangnya tenaga
fisik dan emosional O:
3. Anjurkan tirah  Klien tampak lesu
baring  hb 11,6
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Anjurkan aktivitas secara
bertahap

Nyeri berhubungan dengan 22 Januari 2020 22 Januari 2020


efek fisiologis dari 11.00 11.00
leukimia S:
●Mengkaji tingkat nyeri 1. Klien
dengan skala dari 1-5 mengatakan sering
● Jika mungkin gunakan merasakan sakit di
prosedur-prosedur (missal: bagian kaki, tangan
Pemantauan suhu non dan bahu.
invasive , alat akses vena)
●Evaluasi efektivitas O:
penghilang nyeri dengan 2.Klien terlihat
derajat kesadaran dan meringis kesakitan
sedasi Skala nyeri 3
● Lakukan teknik 3.Klien mengusap-
pengurangan nyeri non usap kakinya.
farmakologis yang tepat A: Masalah Teratasi
●Berikan obat anti nyeri Sebagian.
secara teratur P: Kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian
obat anti nyeri.

Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi


Risiko jatuh b.d 23 Januari 2021 23 Januari 2021
11.00 WIB S : Klien mengatakan
gangguan penglihatan
4. Identifikasi factor
sudah bisa melihat lumayan
risiko jatuh
jelas tetapi masih sedikit
5. Monitor kemampuan
buram dan kabur
berpindah dari
tempat tidur ke kursi
O:
roda dan sebaliknya
 Reflek cahaya mata
6. Pastikan roda tempat
sebelah kanan (-)
tidur dan kursi roda
dalam kondisi  Bisa melihat cukup
terkunci
jelas saat perawat
bertanya nomor
dengan jari tangan
dengan jarak yg
tidak jauh.
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Dukungan ambulasi
- Dukungan
mobilisasi

Intoleransi aktivitas b.d 23 Januari 2021 23 Januari 2021


12.00 WIB S:
kelemahan umum
4. Identifikasi ganguan
 Merasa lemas
fungsi tubuh yang
berkurang.
mengakibatkan
 Kurangnya tenaga
kelelahan
O:
5. Monitor kelelahan
 Klien tampak lemas
fisik dan emosional
tetapi masih bisa
6. Anjurkan tirah
tertawa
baring
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Anjurkan aktivitas secara
bertahap

Nyeri berhubungan dengan 22 Januari 2020 22 Januari 2020


efek fisiologis dari 13.00 13.00
leukimia S:
●Mengkaji tingkat nyeri 4. Klien
dengan skala dari 1-5 mengatakan nyeri
● Jika mungkin gunakan berkurang di bagian
prosedur-prosedur (missal: kaki, tangan dan
Pemantauan suhu non bahu.
invasive , alat akses vena)
●Evaluasi efektivitas O:
penghilang nyeri dengan 1. Klien terlihat
derajat kesadaran dan tersenyum
sedasi 2. Skala nyeri 2
● Lakukan teknik
pengurangan nyeri non A: Masalah Teratasi
farmakologis yang tepat Sebagian.
●Berikan obat anti nyeri P: Kolaborasi dengan tim
secara teratur medis untuk pemberian
obat anti nyeri.

Anda mungkin juga menyukai