Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul“Asuhan Keperawatan Paliatif pada pasien leukemia” dengan baik.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak,
baik berupa pengarahan maupun bimbingan. Atas dorongan, petunjuk, saran, dan fasilitas
dalam membantu penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan. Baik
dilihat dari isi, materi, teknik penulisan maupun bahasa. Oleh karena itu, demi
kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis berharap makalah ini berguna dan bermanfaat sebagai tambahan
wawasan serta pengetahuan mengenai Asuhan Keperawatan Paliatif pada pasien
leukemia bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai
dengan pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini
sangat cepat dan tidak terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak
normal. Pada pemeriksaan mikroskopis apus darah tepi terlihat sel darah
putih muda, besar-besar dan selnya masih berinti (disebut megakariosit)
putih (neoplasma hematology).
Beberapa ahli menyebut leukemia sebagai keganasan sel darah
putih (neoplasma hematology). Leukemia ini sering berakibat fatal
meskipun leukemia limpositik yang menahun (chronic lympocytic
leucaemia), dahulu disebut sebagai jenis leukemia yang bisa bisa bertahan
lama dengan pengobatan yang intensif.
Kemungkinan anak-anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat
tingginya risiko anak-anak terkena kanker dan tumor, diingatkan bahwa
para orangtua perlu perhatian dan kesigapan. Terutama terhadap anak-
anak yang memiliki gejala-gejala mirip dengan gejala kanker. Lebih
ditekankan para orangtua, terutama masyarakat awam, mengetahui dan
mendapatkan informasi cukup tentang kanker dan tumor yang menyerang
anak-anak. Masyarakat diharapkan tahu banyak, sadar, percaya, dan
akhirnya berbuat sesuatu untuk menghadapi kanker ini. Sekarang seluruh
warga Indonesia harus memberikan perhatian khusus pada kanker anak
yang antara lain adalah kanker darah atau leukemia, kanker tulang, saraf,
ginjal, dan getah bening. Pengobatan penyakit-penyakit ini pada anak-
anak berbeda dari orang dewasa, karena mereka masih di usia
pertumbuhan. Kanker darah atau leukemia merupakan bertambahnya sel
darah abnormal --sel sarah putih-- secara berlebihan dan tidak terkendali,
dan penyebarannya ke seluruh tubuh sangat cepat. bertahan lama dengan
pengobatan yang intensif.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja pengkajian pada pasien leukemia?
2. Bagaimana pengkajian dalam keperawatan paliatif?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui pengkajian leukemia
maupun pengkajian paliatif.
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah mengetahui apa saja pengkajian
pada pasien leukemia dan bagaimana pengkajian dalam keperawatan
paliatif.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2) Terapi profilatik
Berfungsi untuk mencegah sel leukemia masuk kedalam sistem
saraf pusat.
3) Terapi konsolidasi
Membasmi sisa sel leukemia di ikuti dengan terapi intensifikasi
lanjutan untuk mencegah resistensi sel leukemia.
4) Kemoterapi
Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak
semua fase di gunakan.
5) Radioterapi
Radiotrapi menggunakan sinar berenerfi tinggi untuk membunuh
se-sel leukemi
6) Transplantasi sum-sum tulang
Transplantasi sum-sum tulang dilakukan untuk mengganti sum-
sum tulang yang rusak karena dosis tinggi kemoterapi atau radiasi
(penyinaran). Selain itu transplantasi sum-sum tulang berguna
untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker (NANDA,
2015).
VI. Pemeriksaan Penunjang
Darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang
menyebabkan gambaran darah tepi monoton terdapat sel blast,
yang merupakan gejala patogenamik untuk leukemia.
Sum-sum tulang
Dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan gambaran yang
monoton yaitu hanya terdiri dari sel lomfopoetik patologis
sedangkan sistem yang lain terdesak (apanila skunder).
Pemeriksaan lain : Biopsi Limpa.
Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000-200.000 / µl) tetapi
dalam bentuk sel blast / sel primitive (NANDA, 2015).
B. Konsep Asuhan Keperawatan
I. Asuhan Keperawatan Yang diperlukan Pada Anak Yang Mengalami
Penyakit Terminal
Asuhan keperawatan yang diperlukan dan digunakan pada anak yang
mengalami penyakit terminal adalah “Palliative Care”. Tujuan perawatan
palliative ini adalah guna untuk meningkatkan kualitas hidup anak dengan
kematian minimal mendekati normal, diupayakan dengan perawatan yang
baik hingga pada akhirnya menuju pada kematian. Sehingga palliative
care diharapkan akan menambah kualitas hidup [anak] pada kondisi
terminal, perawatan palliative berfokus pada gejala rasa sakit [nyeri,
dypsnea] dan kondisi kesendirian dimana kasus ini mengurangi kepuasan
atau kesenangan hidup anak mengontrol rasa nyeri dan gejala yang lain,
masalah psikologi, social atau spiritualnya dari anak dalam kondisi
terminal [Ferrel & Cpyle 2007]
Prinsip dari perawatan palliative
Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari
pasien dan keluarga pasien, dukungan untuk caregiver, palliative
care merupakan accses yang competen dan compassionet,
mengembangkan professional dan social support untuk pediatric
palliative care, melanjutkan serta mengembangkan padiatric
palliative care melalui penelitian dan pendidikan [Ferrel & Coyle
2007]
Palliative care plane
Melibatkan seorang partnership antara anak, keluarga, orang
tua, pegawai, guru, staff sekolah dan petugas kesehatan yang
professional, support fisik, emosional, physicososial dan spiritual
khususnya melibatkan anak pada sself care. Anak memerlukan atau
membutuhkan gambaran dan kondisi [Kondisi penyakit terminal]
secara bertahap, tepat dan sesuai. Menyediakan diagnostic atau
kebutuhan intervensi terapeutik guna memperhatikan/memikirkan
konteks tujuan dan pengharapan dari anak dan keluarga [Doyle,
Hanks and Macdonald, 2003]
Peran spiritual dalam palliative care
Beberapa tahu terakhir, telah terjadi peningkaatan dramatis
dalam agama dan keyakinan spiritual sebagai sumber kekuatan dan
dukungan dalam penyakit fisik yang serius. Profesional kesehatan
memberikan perawatan medis menyadari pentingnya pasien dalam
memenuhi kebutuhan spiritual dan keagamaan [ Woodruf, 2004]
Studi pasien dengan penyakit kronis atau terminal telah
menunjukan insiden tinggi depresi dan gangguan mental lainnya.
Dimensi lain adalah bahwa tingkat depresi adalah sebanding dengan
tingkat keparahan penyakit dan hilangnya fungsi agunan. Pasien
dibawah dalam perawatan palliative dan dalam keadaan seperti itu
sering mempunyai keprihatinan rohani yang berkaitan dengan
kondisi mereka dan mendekati kematian [Ferrel & Coyle, 2007]
Psycho Oncologi dalam Palliative care
Psycho onkologi adalah berkaitan dengan social, psikologis, etika
dan perilaku kanker. Perawatan paliatif mencakup berbagai layanan,
namu tujuan jelas. Sasarannya adalah untuk menawarkan pasien,
terserang penyakit serius, terminal atau sebaliknya. System
pendukung menuju kehidupan senormal mungkin. Ini berarti
mengendalikan rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya. Individu
mungkin merasa baik karena pengobatan yang berkaitan
dengannya. Perawatan palliative mencakup perawatan rohani dan
psikologis. Hal ini juga berusaha untuk menawarkan system
dukungan keluarga dalam membantu indivisu dan mengatasi krisis
[Doyle, Hanks and MacDonald, 2003]
II. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujua untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenal masalah- masalah kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental sosial dan lingkungan (Dermawan,
2012:36).
2) Riwayat Kesehatan
4) Pemeriksaan Fisik:
5) Pemeriksaan Diagnostik
Untuk menegakkan diagnose, perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium yaitu:
6) Psikologis
Tingkat emosi
Pola koping
Kebutuhan informasi
7) Sosial
Lifestyle
Kehilangan relasi
Masalah ekonomi
Perubahan pekerjaan
8) Spritual
Kepercayaan/ keyakinan
III.Diagnosa Keperawatan
1.Nutrisi
Gangguan menelan
Perubahan selera makan
Perubahan nutrisi
Kurang pengetahuan
2.Eliminasi
Perubahan pola eliminasi BAK
Perubahan pola eliminasi BAB
Inkontinensia urine
Risiko konstipasi
Diare
Inkontinensia alvi
3.Aktifitas Fisik
Gangguan pola tidur
Gangguan mobilitas fisik
Kurang mampu merawat diri
Kelemahan
Nyeri kronis
IV. Intervensi
1. Spritual
Memotifasi pasien untuk menyadari dan memahami penyakit
dan kematian
Tawarkan ke pasien/ keluarga untuk dirujuk ke ahli agama/
spiritual, pekerja social, konselor
Selalu berharap/ tidak putus asa
2. Sesak napas
Auskultasi, obserfasi penggunaan otot – otot tambahan,
sianosis, batuk, oral mukosa, agitasi
Mengatur posisi yang nyaman
Mengurangi tingkat kebutuhan energy
Meningkatkan ventilasi
Kolaborasi obat - obatan
3. Eliminasi
Obserfasi terjadinya konstipasi
Mengkaji BAB: frekuensi, banyak/ jumlah, konsistensi
Anjurkan pasien untuk mendokumentasikan BAB
Monitor penggunaan obat laxative
4. Mual muntah
Obserfasi tingkat mual muntah
Obserfasi penyebab
Alternative tindakan sebelum mengganti obat
Memeriksa program pengobatan
Mempertimbangkan cara lain/ alternative
Meningkatkan pemasukan caitan sesuai kebutuhan
Auskultasi bising dan peristaltic usus
Melakukan pemeriksaan rectum
Melakukan klisma kateter
5. Nyeri
Mendengarkan keluhan penderita secara seksama
Mempercayai semua keluhan penderita
Meluangkan waktu untuk menjelaskan masalah nyeri pada
penderita dan keluarga
Mampu dan bersedia mengelola nyeri kanker
Memahami alternative pengelolaan nyeri
Memahami dasar – dasar umum pengelolaan nyeri kanker
dengan menggunakan obat – obat analgesic
Menyadari kemungkinan – kemungkinan timbulnya efek
samping penggunaan obat dan mampu menanggulangi bila
keadaan benar – benar terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam;Susilaningrum,R.&Utami,S.(2008).Asuhan Keperawatan
Bayi dan Anak (Untuk Perawatan dan Anak), Jakarta: Salemba Medik