Anda di halaman 1dari 36

PENATALAKSANAAN ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA

PASIEN ACUTE LIMPHOBLASTIC LEUKIMIA (ALL) DI


GEDUNG ANAK RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

FAHRUL ROZI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Jenis Kasus
Nama Mahasiswa
NIM

: Penyakit Pada Anak


: Fahrul Rozi
: I14120012

Menyetujui,

Dosen Pembimbing PKL RS

Tanggal Disetujui :

Pembimbing PKL RS

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Leukimia adalah kanker anak yang paling sering, mencapai lebih kurang
33% dari keganasan pediatrik. Leukimia limfoblastik akut (ALL) berjumlah kira
kira 75% dari semua kasus, dengan insidensi tertinggi pada umur 4 tahun (Hurst
2008).Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama dari leukosit.
Leukosit dibagi dalam dua kategori, granulosit dan sel mononuklear (agranulosit).
Dalam darah normal, jumlah leukosit total adalah 5000 sampai 10.000 sel per
mm3 pada orang dewasa dan 6000 sampai 17.500 pada bayi, 5.500 sampai 15.500
pada prasekolah, 4.500 sampai 13.500 pada anak sekolah dan 4.500 sampai
11.000 pada remaja. Sekitar 60% diantaranya adalah granulosit dan 40% sel
mononuklear (hurst 2008).
Granulosit ditentukan oleh adanya granula dalam sitoplasmanya. Diameter
2 3 kali lipat dari eritrosit. Dibagi dalam 3 sub grup, yang ditandai dengan
perbedaan kemampuannya mengikat warna. Eosinofil memiliki granula berwarna
merah terang dalam sitoplasmanya, pada basofil berwarna biru, dan yang paling
banyak adalah netrofil yang berwarna ungu pucat. Leukosit mononuklear terdiri
dari monosit dan limfosit. Limfosit adalah sel darah putih dengan inti satu lobus
dan sitoplasmanya bebas granulasi. Limfosit, diproduksi terutama dalam limfa
dan kelenjar timus dari sistem sel prekursor yang berasal sebagai stem sel
sumsum. Limfosit T bertanggung jawab atas respon kekebalan seluler melalui
pembentukan sel yang reaktif antigen. Limfosit B, jika mengalami rangsangan
akan berdiferensiasi menjadi sel sel plasma yang menghasilkan immunoglobulin
(hurst 2008).
Leukimia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel sel pembentuk
darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi. Sifat khas leukemia adalah proliferasi
tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan
elemen sumsum tulang normal. Selain itu juga terjadi proliferasi di hati, limfa,
dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meningitis,
traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit. Leukimia terdiri dari 2 tipe besar, yakni
acute lymphoblastic leukemia dan acute myeloid leukemia. Jumlah penderita
acute lymphoblastic leukemia umumnya lebih banyak dibandingkan jenis acute
myeloid leukemia (hurst 2008).
Penyebab utama penyakit kelainan darah ini sampai sekarang belum
diketahui secara pasti, dan masih terus diteliti. Namun, faktor genetik berperan
cukup penting pada beberapa penelitian yang dilakukan, dengan kata lain ada
hubungannya dengan faktor keturunan selain tentunya banyak faktor penyebab
lain yang bervariasi sesuai kasus per kasus dan jenis subtipe yang didapat. Terapi
yang diberikan pada penderita leukemia akut bertujuan untuk menghancurkan sel
sel leukemia dan mengembalikan sel sel darah normal. Terapi yang dipakai
biasanya adalah kemoterapi (pemberian obat melalui infus), obat obatan,
ataupun terapi radiasi. Pada kasus lain, dapat juga dilakukan transplantasi sumsum
tulang (hurst 2008).
Usia anak anak adalah usia yang sangat rentan terhadap kehadiran
penyakit. Anak anak membutuhkan lebih banyak zat gizi untuk menunjang
pertumbuhannya, baik itu zat gizi makro (karbohidrat, lemak, dan protein)
maupun zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Terlebih untuk anak dengan ALL,

dibutuhkan zat gizi lebih untuk mempertahankan status gizinya dan mencegah
terjadinya gizi buruk. Oleh karena itu, penatalaksaan diet pada anak ALL ini
penting dilakukan.

Tujuan
Tujuan Umum
Melaksanakan Nutrition Care Process pada pasien Acute Limphoblastic
Leukimia (ALL) di Gedung Anak RSPAD Gatot Sobroto Ditkesad Jakarta.
Tujuan Khusus
a. Melakukan screening gizi (nutritional screening) pada pasien secara individual
b. Melakukan pengkajian status gizi pada pasien
c. Melaksanakan asuhan gizi terstandar untuk pasien sesuai kondisi fisik, klinis,
biokimia, sosial budaya, dan kepercayaan dari berbagai golongan umur
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi intervensi gizi pasien dan tindak lanjut

GAMBARAN UMUM PENYAKIT


a. Definisi
Leukimia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang
beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi
maligna dari sel sel pembentukan darah di sumsum tulang dan jaringan
limfoid. Sel sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak
normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum tulang dan dapat
ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi
hematopoeisis atau pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh
penderita (hurst 2008).
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan
banyak sel darah putih sebelum diberikan terapi. Sel darah putih yang tampak
banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin
meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya(hurst 2008).
Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel
darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang
normal. Proliferasi juga terjadi di hati, limfa, dan nodus limfatikus. Terjadi
invasi organ non hematologis seperti meninges, traktus gastrointestinal, ginjal,
dan kulit(hurst 2008).
Acute Limphoblastic Leukimia (ALL) sering terjadi pada anak anak.
Leukimia tergolong akut apabila ada proliferasi blastosit (sel darah yang masih
muda) dari sumsum tulang. Leukimia akut merupakan keganasan primer
sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh
komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran organ

organ lain. Leukimia tergolong kronis bila ditemukan ekspansi dan akumulasi
dari sel tua dan sel muda. Selain akut dan kronik, ada juga leukemia kongenital
yaitu leukemia yang ditemukan pada bayi 4 minggu atau bayi yang lebih
muda(hurst 2008).
b. Etiologi
Penyebab ALL sampai sekarang belum jelas, namun kemungkinan besar
karena virus (virus onkogenik). Faktor lain yang berperan antara lain (Ronald
2004).
1. Faktor eksogen, seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia
(benzol, arsen, preparat sulfat), dan infeksi (virus dan bakteri)
2. Faktor endogen seperti ras
3. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang
kadang dijumpai kasus leukemia pada kakak adik atau kembar satu
telur)
Selain faktor di atas terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan
terjadinya ALL, berikut merupakan faktor predisposisi ALL.
1. Faktor genetik, virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan
struktur gen (sel T leukemia-limpobia virus/HTLV)
2. Radiasi ionisasi : Lingkungan kerja, prenatal, dan pengobatan kanker
sebelumnya
3. Terpapar zat zat kimia, seperti benzene, arsen, kloramfenikol,
fenilbutazon, dan agen anti neoplastik
4. Obat obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti dietilstilbestrol
5. Faktor herediter, misalnya pada kembar satu telur
6. Kelainan kromosom
Terdapat pula faktor leukemogenik yang menyebabkan ALL, yaitu:
1. Racun lingkungan seperti benzene
2. Bahan kimia industry seperti insektisida
3. Obat untuk kemoterapi
c. Patofisiologi
Tubuh memiliki beberapa jenis sel darah. Secara garis besar terdiri dari sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen
ke seluruh jaringan tubuh, sedangkan sel darah putih berfungsi memberantas
infeksi. Trombosit diperlukan untuk menghentikan perdarahan jika terjadi luka.
Khusus untuk sel darah putih, dalam keadaan normal sel ini berkembang
membentuk limfosit yang memiliki peran besar bagi sistem kekebalan tubuh
manusia. Namun tanpa sebab yang jelas, sel limfosit ini berubah menjadi ganas
dengan memakan sel darah putih. Umumnya, perkembangan sel ganas ini
paling cepat terjadi pada sumsum tulang. Namun, tidak hanya pada sumsum
tulang, setelah sel ganas lepas dari sumsum tulang, lalu masuk ke dalam aliran
darah.
Sel ganas yang masuk ke dalam aliran darah akan membuat sel darah lain
ikut terserang dan mengalami kerusakan. Serangan sel limfosit ganas terhadap
sel darah putih mengakibatkan sistem daya tahan tubuh menurun. Akibatnya,
penderita ALL mudah mengalami infeksi. Rendahnya sel darah merah

menyebabkan penderita pucat dan lemah. Trombosit yang berkurang membuat


penderita mudah mengalami perdarahan yang sulit berhenti.
Selanjutnya sel yang tidak normal atau sel kanker ini merambah hingga ke
organ lain seperti hati, limfa, getah bening, otak, ginjal, organ reproduksi, yang
mengakibatkan anak menderita gagal hati, gagal ginjal, dan meningitis. Sampai
saat ini, penyebab sel darah tersebut berkembang secara tak normal belum
diketahui secara pasti. Berdasarkan dugaan, perubahan sel yang tidak normal
tersebut berkaitan dengan gaya hidup, seperti pola makan, zat kimia, dan
paparan bahan karsinogenik. Dugaan lain kanker ini disebabkan kelainan
genetik ditambah masuknya virus tertentu. Defisiensi atau kekurangan faktor
imunitas serta paparan zat radioaktif dapat meningkatkan terjadinya kanker
(hurst 2008).
d. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang sering timbul pada penderita ALL (Behrman 2000)
adalah.
Anemia
Anemia disebabkan oleh produksi sel darah merah kurang akibat dari
kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan
berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, dan jumlah sel
darah merah yang berkurang. Anak yang menderita leukemia mengalami
pucat, mudah lelah, dan kadang kadang sesak nafas

Suhu tubuh tinggi dan mudah terkena infeksi


Suhu tubuh tinggi disebabkan oleh adanya penurunan leukosit, secara
otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi
untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal
Perdarahan
Tanda tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan
mukosa seperti gusi, hidung (epitaxis) atau perdarahan bawah kulit yang
sering disebut petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau
karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat
terjadi secara spontan.
Penurunan kesadaran
Penurunan kesadaran disebabkan oleh adanya infiltrasi sel sel abnormal
ke otak yang dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai
koma.
Penurunan nafsu makan
Kelemahan dan kelelahan fisik
Aktivitas : kelelahan, kelemahan, malaise, dan kelelahan otot
Sirkulasi
Takikardia, mur mur jantung, dan membrane mukosa pucat
Eliminasi
Diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, feses hitam, dan
penurunan pengeluaran urin
Integritas ego : Perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah
terangsang, dan ansietas

Makanan/cairan : anoreksia, muntah, perubahan rasa, faringitis, penurunan


berat badan, dan disfagia
Neurosensori : Penurunan koordinasi, disorientasi, pusing, kesemutan,
parestasia, aktivitas kejang, dan otot mudah terangsang
Nyeri : Nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri sendi, dan gelisah
Pernafasan : Nafas pendek, batuk, dispnea, takipnea, ronkhi, gemericik, dan
penurunan bunyi nafas
Keamanan : gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak terkontrol,
demam, infeksi, kemerahan, purpura, dan pembesaran nodus limfe
Seksualitas : Perubahan libido, perubahan menstruasi, impotensi, dan
menoragia

e. Manifestasi Klinik
Gejala pertama biasanya non spesifik dan meliputin anoreksia, iritabel,
dan letargi. Kegagalan sumsum tulang yang progresif menyebabkan terjadinya
anemia, perdarahan (trombositopenia), dan demam. Manifestasi limfosit
immatur berploriferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga
mengganggu perkembangan sel normal (Sutedjo 2008).
f. Pemeriksaan Penunjang
Berikut merupakan pemeriksaan penunjang untuk ALL ((hurst 2008).
1. Hitung darah lengkap
2. Hemoglobin
3. Retikulosit
4. Trombosit
5. SDP
6. PTT
7. LDH
8. Asam urat serum
9. Muramidase serum
10. Koper serum
11. Zink serum
12. Foto dada dan biopsy nodus limfe

ASUHAN GIZI TERSTANDAR


A. Identitas Pasien
Nama
NRM
No. Ruangan
Tanggal masuk RS
Jenis kelamin
Tanggal lahir
Umur
Pekerjaan
Status
Diagnosis medis
Tanggal Pengamatan
DPJP

: An. F
: 82-21-79
: 208
: 11 Januari 2016
: Laki-laki
: 10 Maret 2009
: 6 Tahun 9 bulan
: Pelajar
: BPJS Mandiri
: Susp. ALL
: 11 Januari 2016
: dr. F

Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


B. Asesmen
Asesmen merupakan penilaian awal yang dilakukan untuk menentukan
masalah dan tindakan lanjut yang harus dilakukan. Asesmen gizi meliputi
berbagai data yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis gizi, terutama
mencakup data antropometri, biokima, fisik/klinis, dan riwayat pola makan dan
gizi. Data antropometri diperoleh langsung melalui pengukuran, seperti berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Data biokimia dan
beberapa data fisik/klinis, seperti tekanan darah, laju pernafasan, nadi, dan
suhu tubuh diperoleh dari rekam medik pasien yang biasanya didapatkan dari
pengambilan sampel dan pengukuran langsung oleh pihak medis terkait. Data
riwayat makan diperoleh dari keterangan pasien dan keluarga pasien.
a. Antropometri
Data antropometri yang diperoleh terdiri dari berat badan dan tinggi
badan. Berikut merupakan hasil pengukuran antropometri berat dan tinggi
badan Os pada tanggal 11 Januari 2016.
Berat Badan
: 21 Kg
Tinggi Badan
: 118 Cm
Umur
: 6 Tahun 9 bulan
Berat Badan Ideal
: 22.5 Kg
Tinggi Badan Ideal
: 120 Cm
BBI Menurut TBA
: 21.5 Kg
21 Kg
BB/U
= 22.5 Kg x 100%
= 93% (Normal)

TB/U

118 Cm
120 Cm

x 100%

= 98 % (Normal)
BB/TB

21 Kg
21.5 Kg

x 100%

= 97.6% (Normal)
Tabel 1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Kategori
Nilai Ambang Batas
Obesitas
>120%
Overweight
>110%-120%
Normal
>90%-110%
Kurang
70%-90%
Buruk
<70%
Penilaian: Status Gizi Os berdasarkan BB/U termasuk dalam kategori normal
ditandai dengan hasil persentase 93%, status gizi Os berdasarkan
TB/U termasuk dalam kategori normal ditandai dengan hasil
persentase 98%, dan status gizi Os berdasarkan BB/TBA termasuk
dalam kategori normal ditandai dengan hasil persentase 97.6%.
Tabel 2 Klasifikasi Status Gizi Menurut WHO
BB/U
Rendah

TB/U

BB/TBA
Normal

Rendah

Status Gizi
Baik, pernah kurang
gizi
Baik
Jangkung, masih baik
Buruk
Kurang
Lebih, obesitas
Lebih, tidak obesitas
Lebih, pernah kurang

Normal
Normal
Normal
Tinggi
Tinggi
Normal
Rendah
Tinggi
Rendah
Normal
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Normal
Tinggi
Normal
Rendah
Tinggi
Sumber : Supriasa et al. (2002)
Penilaian : Menurut Supriasa (2002), BB/U normal, TB/U normal, BB/TBA
normal. Disimpulkan bahwa status gizi Os adalah baik.

b. Biokimia
Data biokimia merupakan data dari hasil pemeriksaan laboratorium
yang sebagian besar memiliki hubungan dengan keadaan pasiedn. Berikut
merupakan data biokimia Os yang didapatkan pada tanggal 11 Januari 2016.
Tabel 3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Tanggal 11 Januari 2016
Parameter
Hb (g/dL)
Hematokrit (%)

Hasil

Interpretasi
10.8 Rendah
31 Rendah

Nilai Rujukan
12-16
37-47

Eritrosit (jt/mL)
3.8 Rendah
Leukosit (rb/mL)
15280 Tinggi
Trombosit (rb/mL)
7000 Rendah
Hitung Jenis
0 Normal
Basofil (%)
Eosinofil (%)
0 Rendah
Batang (%)
1 Rendah
Segmen (%)
4 Rendah
Limfosit (%)
85 Tinggi
Monosit (%)
10 Tinggi
MCV (fl)
82 Normal
MCH (pg)
29 Normal
MCHC (g/dL)
35 Normal
RDW (%)
16 Normal
Retikulosit (%)
0.2 Rendah
Fungsi Jantung dan
1.23 Normal
Hati
Bilirubin Total
(mg/dL)
SGOT (u/L)
73 Tinggi
SGPT (u/L)
52 Tinggi
Protein Total (g/dL)
8.6 Normal
Fungsi Ginjal
28 Normal
Ureum (mg/dL)
Kreatinin (mg/dL)
0.5 Normal
Penilaian: Berdasarkan data biokimia di atas didapatkan hasil bahwa Os
memiliki kadar Hb, Hematokrit, dan eritrosit yang rendah. Hal
tersebut berkaitan dengan keadaan penyakit Os, yaitu ALL. Pada
penderita ALL pembentukan eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit
terganggu karena adanya virus yang menurunkan bahwan
menggantikan sel darah merah menjadi sel kanker. Kadar leukosit Os
tinggi, berkaitan dengan adanya infeksi virus dalam tubuh Os.
Trombositopenia berkaitan dengan keadaan penyakit Os, yaitu
leukemia. Trombositopenia yang terus menerus akan berakhir pada
perdarahan. Kadar eosinofil, batang, dan segmen rendah berkaitan
dengan ALL pada Os. Kadar limfosit dan monosit tinggi pada Os
berkaitan dengan adanya infeksi virus. Kadar retikulosit yang rendah
berkaitan dengan kadar eritrosit yang rendah pada Os. Retikoulosit
merupakan eritrosit yang kehilangan inti sel (Behrman 2000).
c. Fisik/Klinis
Data fisik/klinis merupakan data yang berhubungan dengan tanda
tanda dan keluhan yang dirasakan oleh pasien. Data klinis biasanya dapat
diukur, seperti tekanan darah, laju pernafasan, nadi, dan suhu tubuh. Data
fisik berkaitan dengan keluhan keluhan yang dirasakan oleh pasien,
seperti kesadaran, mual dan muntah, nyeri, sesak nafas, dll. Berikut
merupakan data fisik dan klinis Os pada tanggal 11 Januari 2016.

4.3-6.0
4.8-10.8
150-400
0-1
1-3
2-6
50-70
20-40
2-8
80-96
27-32
32-36
11.5-14.5
0.5-1.5
<1.5

<35
<40
6-8.5
20-50
0.5-1.5

Tabel 4 Data Klinis Os pada Tanggal 11 Januari 2016


Parameter (Klinis)
Hasil
Interpretasi
Nilai Rujukan
Tekanan darah
Tidak ada
Tidak ada
120/80
(mmHg)
Nadi (x/menit)
112
Tinggi
60-80
Pernafasan (x/menit)
32
Tinggi
12-20
o
Suhu ( C)
36.4
Normal
36-37
Penilaian : Berdasarkan tabel data klinis Os tersebut, menunjukkan bahwa nadi
dan pernafasan Os tergolong tinggi, yaitu 112 x/menit dan 32 x/menit.
Ha;l tersebut berkaitan dengan ALL pada Os (Behrman 2000).
Tabel 5 Data Fisik Os pada Tanggal 11 Januari 2016
Parameter
Mual
Muntah
Lemas
Perut kembung
Pucat
Jantung sering
berdebar
Kesadaran
Penurunan nafsu
makan
Thorax
Mulut
Leher
Mata

Hasil Pemeriksaan
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Compos mentis
Ada
Normochest
Mukosa Lembab kemerahan
Limfadenopati multipel regio submandibula dextra dan
sinistra, dengan ukuran 1x1 cm, mobile berkapsul, kenyal,
dan tidak nyeri tekan
Konjungtiva anemis

Penilaian: Berdasarkan pemeriksaan dan pengamatan pada tanggal 11 Januari


2016 didapatkan bahwa Os memiliki kesadaran compos mentis (sadar
sepenuhnya). Tidak ditemukan adanyan mual dan muntah. Os
mengeluh lemas, perut kembung, pucat, jantung sering berdebar, dan
terdapat penurunan nafsu makan. Ditemuakn mata konjungtiva
anemis/sayu, pada leher terdapat sedikit benjolan, dan mukosa mulut
lembab kemerahan.
d. Riwayat Gizi
Sebelum masuk Rumah Sakit Os biasa makan tiga kali dalam sehari. Os
mengonsumsi nasi dalam sehari 3P. Lauk yang biasanya dikonsumsi Os adalah
telur, ayam, dan ikan. Os jarang mengonsumsi daging. Dalam sehari Os
mengonsumsi protein nabati 3P. Os jarang mengonsumsi sayur. Os sangat
menyukai wortel. Dalam sehari konsumsi sayur adalah 1P. Konsumsi buah

dalam sehari 2P. Os jarang mengonsumsi goreng gorengan. Os minum susu


2 kali dalam sehari, yaitu pagi dan malam.
Tabel 6 Asupan SMRS Os
Kebutuhan

Hari keAsupan
Rata - rata
asupan
Kebutuhan
%
Asupan/rata
-rata
Keterangan

Energi (kkal)

I
129
0

Protein
(g)

Lemak
(g)
I
48.
3

II
III
50. 31.
4
9
43.5

K
H
(g)
I
II
III
17 312. 148.
3 7
9
211.5

II
III I
124 98 34.
6
7 1
1174

II
III
26. 24.
3
5
28.3

1810
65

38.7
73.1

50.3
86.4

300.9
70.3

Kurang

Kurang

Baik

Kurang

Tabel 7 Klasifikasi Persentase Asupan (WNPG 2004)


Kurang
<80%
Baik
80 100%
Lebih
>110%
Penilaian : Rata rata persentase perbandingan asupan tiga hari Os saat masuk
Rumah Sakit tergolong dalam kategori kurang (<80%), dengan
persentase asupan energi 65%, asupan protein 73.1%, asupan lemak
86.4% tergolong baik, dan asupan karbohidrat 70.3%. Asupan zat gizi
yang kurang saat masuk rumah sakit berkaitan dengan penurunan
nafsu makan pada Os.
h. Riwayat Personal
Os adalah seorang pelajar kelas 1 SD. Aktivitas sehari hari Os tergolong
ringan. Aktivitas Os belajar, bermain, dan tidur. Os tidak memiliki riwayat
penyakit keluarga. Os masuk Rumah Sakit karena mengeluh sakit perut dan
demam. Os didiagnosis dokter suspt. ALL (Acute limphoblastic leukimia). Berikut
merupakan obat yang diberikan saat Os masuk Rumah Sakit.

Tabel 8 Interaksi Obat dan Makanan


Nama Obat

Indikasi

Paracetamol

Mewngurangi rasa
nyeri ringan sampai
dengan sedang

Kaen 1B

Menyalurkan atau
menggantikan cairan
dan elektrolit pada
kondisi tertentu

Efek Samping
Pusing, gangguan
ginjal, gangguan
hati, reaksi alergi,
dan gangguan darah
Edema

Interkasi Obat dan


Makanan
Mempengaruhi
motilitas saluran cerna

Tidak ada

C. Diagnosis Gizi
Domain Intake
NI. 1.4 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan
ditandai oleh persentase asupan MRS energi sebesar 65%, asupan protein
73.1%, dan asupan karbohidrat 70.3%.

Domain Klinis
NC. 2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan anemia ditandai oleh Hb 10.8
g/dL
NC. 2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan gangguan fungsi hati ditandai
oleh kadar SGPT dan SGOT tinggi, yaitu 52 u/L dan 73 u/L

D. Intervensi Gizi
a. Tujuan Intervensi
1. Mempertahankan status gizi normal
2. Meningkatkan kadar Hb, eritrosit, hematokrit, dan trombosit hingga
mencapai normal
3. Menurunkan kadar leukosit, SGPT, dan SGOT agar mencapai normal
b. Syarat Diet
1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2. protein cukup, yaitu dengan mengalikan BBI/TBA dengan kebutuhan
protein untuk anak berusia 6 tahun 9 bulan sebesar 1.8 gram
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 25% dari kebutuhan energi
4. Kebutuhan karbohidrat yaitu sisa dari kebutuhan protein dan lemak
c. Perkiraan Kebutuhan Gizi
Kebutuhan Energi
= BBI berdasarkan TB aktual x Keb. Energi
berdasarkan AKG
= 21.5 Kg x 84.2 kkal
= 1810 kkal

Kebutuhan Protein
berdasarkan AKG

= BBI berdasarkan TB aktual x Keb. Energi


= 21.5 Kg x 1.8 g
= 38.7 gram (8.5%)

Kebutuhan Lemak

= 25% x Kebutuhan energi : 9


= 25% x 1810 kkal : 9
= 50.3 gram

Kebutuhan KH

= Sisa dari total kebutuhan protein dan lemak


= 100% - (8.5% + 25%)
= 66.5%
= 66.5% x Kebutuhan Energi : 4
= 66.5% x 1810 kkal :4
= 300.9 gram

Kebutuhan KH

d. Implementasi
Nama diet
: Diet anak makanan Biasa
Bentuk Makanan
: Biasa
Rute
: Oral
Frekuensi
: 3 kali makan utama dan 1 kali selingan
Preskripsi Diet
: Os diberikan diet anak makanan biasa dengan
kebutuhan energi sebesar 1810 kkal, protein 38.7 gram, lemak 50.3 gram,
dan karbohidrat 300.9 gram dalam bentuk makanan biasa yang diberikan
secara per oral dengan frekuensi 3 kali makan utama dan 1 kali selingan.
E.Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah kegiatan pengawasan terhadap perkembangan keadaan
pasien. Evaluasi merupakan proses penentuan seberapa jauh tujuan yang
diinginkan dapat tercapai. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu
dimonitoring dan dievaluasi pada Os.
Tabel 9 Rencana Monitoring dan Evaluasi Pada Os
Parameter
Antropometri
Biokimia

Fisik dan Klinis

Target
Mempertahankan berat badan
agar tetap normal
Meningkatkan kadar Hb,
eritrosit, dan hematokrit agar
mencapai normal
Menurunkan kadar leukosit
agar mencapai normal
Menurunkan kadar SGPT dan
SGOT agar mencapai normal
Memantau perkembangan data
klinis pasien selama 3 hari

Evaluasi dan Pelaksanaan


Akhir intervensi
Setiap ada pemeriksaan
laboratorium

Setiap hari

Asupan makanan

pengamatan, meliputi tekanan


darah, laju pernafasan, nadi,
dan suhu tubuh. Data fisik
meliputi keluhan keluhan
yang dirasakan Os, seperti rasa
mual dan muntah, nyeri, sesak,
dll.
Meningkatkan asupan makanan
Os minimal 80% dari
kebutuhan Os sehari

Setiap hari

PEMBAHASAN
A. Perkembangan Data Antropometri
Pengukuran data antropometri Os dilakukan sebelum dan setelah
intervensi. Saat pengamatan atau sebelum intervensi dilakukan pengukuran
berat dan tinggi badan pada Os. Berat badan Os adalah 21 Kg dan tinggi badan
Os 118 Cm. Setelah intervensi dilakukan kembali pengukuran berat dan tinggi
badan. Berat dan tinggi badan Os setelah intervensi adalah 22 Kg dan 118 Cm.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Os mengalami peningkatan berat badan
sebesar 1 Kg.
B. Perkembangan Data Biokimia
Data Biokimia juga dilakukan sebelum atau saat pengamatan dan setelah
intervensi. Namun, setelah intervensi data biokimia Os tidak keluar atau
tersedia.
C. Monitoring Data Klinis dan Fisik
Monitoring data klinis dan fisik Os dilakukan selama 3 hari intervensi,
yaitu pada tanggal 14, 15, dan 16 Januari 2016. Monitoring data klinis yang
dilakukan meliputi tekanan darah, laju pernafasan, nadi, dan suhu tubuh.
Monitoring data fisik yang dilakukan terkait dengan keluhan keluhan yang
dirasakan oleh Os.Berikut merupakan data hasil monitoring klinis dan fisik Os.

Tabel 10 Monitoring Klinis pada Os Selama Intervensi


Parameter

Hasil (14
Januari
2016)

Interpretasi

Hasil (15
Januari
2016)

Interpretasi

Hasil (16
Januari
2016)

Interpretasi

Nilai rujukan

Tekanan
darah
(mmHg)
Nadi
(x/menit)
Laju
pernafasan
(x/menit)
Suhu tubuh
(oC)

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

120/80

108

Tinggi

100

Tinggi

102

Tinggi

60-80

24

Tinggi

26

Tinggi

24

Tinggi

12-20

36

Normal

36

Normal

36

Normal

36-37

Berdasarkan tabel data klinis selama 3 hari intervensi tersebut, , nadi dan
laju pernafasan Os cenderung tinggi pada hari 1, hari 2, dan hari 3 intervensi.
Nadi dan laju pernafasan yang tinggi berkaitan dengan kondisi penyakit Os, yaitu
ALL. Pada pasien ALL nilai nadi dan laju pernafasan cenderung mengalami
peningkatan. Suhu badan Os selama 3 hari intervensi tergolong dalam kategori
normal.
Berikut merupakan tabel hasil monitoring fisik dan klinis Os Selama 3
Hari Intervensi
Tabel 11 Data Hasil Monitoring Fisik Os Selama 3 Hari Intervensi
Parameter
Mual
Muntah
Lemas
Perut kembung
Pucat
Jantung sering
berdebar
Kesadaran
Penurunan
nafsu makan
Thorax
Mulut
Leher

14/1/2016
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Ada

15/1/2016
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Ada

16/1/2016
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Ada

Compos mentis
Ada

Compos mentis
Tidak ada

Compos mentis
Tidak ada

Normochest
Mukosa lembab
kemerahan
Limfadenopati
multipel regio
submandibula
dextra dan
sinistra, dengan
ukuran 1x1 cm,
mobile
berkapsul,
kenyal, dan tidak

Normochest
Mukosa lembab
kemerahan
Limfadenopati
multipel regio
submandibula
dextra dan sinistra,
dengan ukuran 1x1
cm, mobile
berkapsul, kenyal,
dan tidak nyeri
tekan

Normochest
Mukosa lembab kemerahan
Limfadenopati multipel regio
submandibula dextra dan
sinistra, dengan ukuran 1x1 cm,
mobile berkapsul, kenyal, dan
tidak nyeri tekan

Parameter

14/1/2016
nyeri tekan

15/1/2016

16/1/2016

Mata

Konjungtiva
Konjungtiva
Konjungtiva anemis
anemis
anemis
Penilaian :Berdasarkan data hasil monitoring fisik sebelum dan setelah intervensi
sebagian besar kondisi fisik Os masih sama. Namun , pada beberapa
parameter tampak berbeda. Sebelum dan pada hari pertama intervensi
Os mengeluh tidak nafsu makan. Namun, pada hari ke-2 dan ke-3
intervensi nafsu makan Os mulai meningkat. Selama 3 hari intervensi
tidak ditemukan adanya mual dan muntah, namun masih terlihat
lemas, pucat, dan jantung berdebar debar. Pada mukosa mulut juga
terlihat merah. Pada leher Os juga terdapat benjolan kecil dengan
ukuran 1x1 cm.
D. Perkembangan Data Asupan Makanan
Monitoring asupan makanan Os dilakukan selama 3 hari intervensi. Os
diberikan diet anak makanan biasa dengan kebutuhan energi sebesar 1810 kkal,
protein 38.7 gram, lemak 50.3 gram, dan karbohidrat 300.9 gram dalam bentuk
makanan biasa yang diberikan secara per oral dengan frekuensi 3 kali makan
utama dan 1 kali selingan. Makanan yang diberikan disesuaikan dengan siklus
menu yang ada di RSPAD Gatot Soebroto. Berikut merupakan data hasil
asupan makanan Os selama 3 hari intervensi.
Tabel 12 Data Hasil Monitoring Asupan Os Selama 3 Hari Intervensi

Kebutuhan Energi
(kkal)
Asupan
Har Hari Hari
i
ke-2 ke-3
ke1
150 217 249
5
3
1
Rata-rata
2056
Kebutuhan
%
Asupan/ha

Protein (g)

120,
1

KH
(g)
Har Har Hari
i
i
ke-2
ke- ke3
1
97. 240 333.
5
1
308.6

38.7

50.3

300.9

128 194 79.


7

110.
7

Hari
ke-1

Hari
ke-2

44.4

60.8

1810
83,
1

51.1

Lemak
(g)
Har Har Har
i
i
i
ke- ke- ke3
1
2
48 40 64.
4
67.3

137, 114.
6 7

157.
1

124 79.
5

Hari
ke-3

352.
8

117.
2

ri (%)
% Asupan
rata-rata
(%)

114

132

132.5

103

Tabel 13 Perbandingan persentase asupan energi makanan intervensi dan Infus


Keterangan
Makanan intervensi
Infus KA-EN 1B
Makanan
intervensi+infus KAEN 1B

Rata rata konsumsi


sehari
2056.3 kkal
225 kkal
2281 kkal

Kebutuhan energi
1810 kkal
1810 kkal

Persentase
Kecukupan
114%
12%
126%

Tabel 14 Klasifikasi Persentase Asupan (WNPG 2004)


Kurang
Baik
Lebih

<80%
80 100%
>110%

Berdasarkan data hasil monitoring asupan makanan Os selama 3 hari


intervensi, tingkat kecukupan zat gizi, meliputi energi, protein, lemak, dan
karbohidrat mengalami peningkatan di setiap hari. Pada hari pertama intervensi
tingkat kecukupan energi adalah 83.1%, protein 114.7%, lemak 79.5%, dan
karbohidrat 79.7%. Pada hari ke-2 intervensi tingkat kecukupan energi Os adalah
120.1%, protein 157.1%, lemak 128%, dan karbohidrat 110.7%. Pada hari ke-3
intervensi tingkat kecukupan energi Os adalah 137.6%, protein 124%, lemak
194%, dan karbohidrat 117.2%. Rata rata tingkat kecukupan energi Os selama 3
hari intervensi adalah 114% untuk energi, 132% untuk protein, 132.5% untuk
lemak, dan 103% untuk karbohidrat. Peningkatan kecukupan zat gizi Os
disebabkan oleh peningkatan nafsu makan Os. Os mengatakan nafsu makannya
membaik sejak dilakukan intervensi. Secara keseluruhan tingkat kecukupan
energi, protein, dan karbohidrat tergolong baik. Tingkat kecukupan protein yang
lebih
sebesar 132% disebabkan karena kondisi Os. Os adalah seoran anak anak yang
masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga kebutuhan protein juga tinggi. Selain
itu pada pasien ALL juga dibutuhkan protein yang lebih tinggi (Hurst 2008).
Tingkat kecukupan lemak juga tergolong berlebih, yaitu 132.5%. Tingkat

kecukupan lemak berlebih karena Os diberikan formula 100 4x100cc, yang


mengandung full krim. Full krim memiliki kandungan lemak yang tinggi.
Os juga diberikan infus KA-EN 1B untuk membantu memberikan energi
Os. Infus KA-EN 1B diberikan sebesar 1500 mL/24 jam. Selama 3 hari intervensi
Os diberikan infus KA-EN 1B. Infus KA-EN 1B mengandung energi 150
kkal/1000 mL, sehingga selama 3 hari intervensi infus KA-EN 1B menyumbang
energi 225 kkal. Digabungkan dengan total energi selama 3 hari intervensi, maka
total energi Os adalah 2281 kkal, dengan persentase kecukupan energi 126%.
Tingkat kecukupan tersebut tergolong ke dalam kategori lebih. Tingkat kecukupan
energi Os berlebih berhubungan dengan konsumsi makanan Os yang banyak.
Terjadi peningkatan nafsu makan selama intervensi. Secara keseluruhan tingkat
kecukupan energi, protein, karbohidrat, dan lemak Os >80%, sehingga dapat
dikatakan intervensi yang dilakukan berhasil. Berikut merupakan grafik tingkat
kecukupan zat gizi Os per hari dan rata rata.

Tingkat Kecukupan Zat Gizi Per Hari Intervensi (%)


250
194

200
137.6

150

114.7
100
50

124

83.1
120.1

157.1

117.2
79.5
128

Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3

79.7
110.7

0
Energi (kkal)

Protein (g)

Lemak (g)

Karbohidrat (g)

Gambar 1 Grafik Tingkat Kecukupan Zat Gizi Os Selama 3 hari Intervensi

Tingkat Kecukupan Zat Gizi Rata-Rata (%)


140

126

132

132.5

120

103

100
80
60
40
20
0
Energi (kkal)

Protein (g)

Lemak (g)

Karbohidrat (g)

Gambar 2 Tingkat Kecupukan Zat gizi Rata Rata Os

RESUME

Berdasarkan hasil intervensi selama 3 hari yang dilaksanakan pada tanggal


14-16 januari 2016, dapat disimpulkan bahwa:
Os didiagnosis medis suspt. ALL
Status gizi Os masuk dalam kategori normal
Kebutuhan yang diberikan kepada Os adalah 1810 kkal untuk energi, 38.7 gram
untuk protein, 50.3 gram untuk lemak, dan karbohidrat 300.9 gram
Hasil asupan makanan Os selama 3 hari intervensi tergolong dalam kategori baik
Hasil laboratorium Os selama intervensi tidak diketahui
Hasil fisik dan klinis os masih tergolong tidak normal. Nadi dan laju pernafasan
Os tergolong tinggi. Suhu tubuh Os tergolong normal. Data klinis menunjukkan
ditemukan adanya lemas dan pucat, konjungtiva mata anemis, adanya benjolan
pada leher dengan ukuran 1x1 cm, dan kesadaran compos mentis.
Berat badan Os setelah intervensi masih dalam kategori normal.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman et al.2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta (ID): EGC

Gandasoebrata R. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik.


Rakyat

Jakarta (ID): Dian

Hurst M. 2008. Pathofisiology Review. Missisipi (US): The Mc-Graw-Hill


Companies
Sutedjo AY. 2008. Mengenal Penyakit melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Yogyakarta (ID): Amara Book

LAMPIRAN
Recall 1

Waktu
Pagi

Bahan
Makanan

Menu
Nasi
Telur
ceplok

Nasi
Telur
Minyak
kelapa sawit

Berat
(g)

Biskuit

Biskuit

KH (g)

2,1

0,1

40,6

55

89

7,0

6,3

0,4

45

0,0

5,0

0,0

312

9,1

11,4

41,0

137

2,1

4,3

22,5

137

2,1

4,3

22,5

30

Nasi

Nasi

150

267

3,2

0,2

60,9

Sup ayam

Ayam

50

88

5,3

7,3

0,0

Wortel

30

13

0,4

0,1

2,8

Jeruk

50

16

0,3

0,1

4,0

Jeruk

Subtotal
Malam

L (g)

178

Subtotal
Siang

P (g)

100

Subtotal
Selingan

E (kkal)

Nasi goreng

Nasi

100

383

9,1

7,6

67,7

178

2,1

0,1

40,6

Telur
Minyak
kelapa sawit

55

89

7,0

6,3

0,4

45

0,0

5,0

0,0

Sosis

32

145

4,6

13,5

0,7

Subtotal

457

13,8

25,0

41,7

Total

1290

34,1

48,3

173,0

Recall 2

Waktu
Pagi

Bahan
Makanan

Menu
Nasi
Telur
ceplok

Berat (g)

E (kkal)

100

178

2,1

0,1

40,6

55

89

7,0

6,3

0,4

45

0,0

5,0

0,0

312

9,1

11,4

41,0

129

0,3

7,0

161,8

129

0,3

7,0

161,8

100

468

7,6

20,4

62,4

50

26

0,1

0,2

6,6

494

7,7

20,6

69,0

100

178

2,1

0,1

40,6

55

89

7,0

6,3

0,4

45

0,0

5,0

0,0

Nasi
Telur
Minyak
kelapa sawit
Subtotal

Selingan

Pilus

Pilus

25

Siang

Mie
goreng

Mie Goreng

Apel

Apel

Subtotal

Subtotal
Malam

Nasi
Telur
dadar

Nasi
Telur
Minyak
kelapa sawit

P (g)

L (g)

KH (g)

Subtotal

312

9,1

11,4

41,0

Total

1246

26,3

50,4

312,7

Recall 3

Menu

Bahan
Makanan

Berat (g)

E
(kkal)

P (g)

L (g)

KH (g)

Soto daging

Soto daging

100

128

2,6

9,4

8,3

Sate usus

Sate usus

15

19

2,1

1,1

0,2

147

4,7

10,5

8,5

Waktu
Pagi

Subtotal
Selingan

Jus jambu

Jambu biji

100

40

0,7

0,2

10,0

Gula pasir

24

87

0,0

0,0

22,6

128

0,7

0,2

32,6

150

267

3,2

0,2

60,9

Subtotal
Siang

Nasi

Nasi

Sup wortel

Wortel

50

21

0,6

0,2

4,7

Semur ayam

Ayam

50

88

5,3

7,3

0,0

Kecap

10

0,6

0,1

0,9

Minyak
kelapa sawit

18

0,0

2,0

0,0

398

9,6

9,7

66,5

100

178

2,1

0,1

40,6

55

89

7,0

6,3

0,4

45

0,0

5,0

0,0

0,3

0,1

0,5

Subtotal

315

9,4

11,5

41,4

Total

987

24,5

31,9

148,9

Subtotal
Malam

Nasi
Telur
ceplok+kecap

Nasi
Telur
Minyak
kelapa sawit
Kecap

Perencanaan I
Waktu
Pagi

Menu

Bahan
Pangan

E (kkal)

P (g)

L (g)

KH (g)

Nasi

Nasi

130

231

2,7

0,1

52,8

Daging
Teriyaki

Daging sapi

40

83

7,5

5,6

0,0

Minyak
kelapa sawit
Kecap

27

0,0

3,0

0,0

10

0,6

0,1

0,9

Labu siam

50

13

0,3

0,1

3,4

Jagung
Manis
Minyak
kelapa sawit

50

154

4,0

1,7

31,8

27

0,0

3,0

0,0

539

15,1

13,6

88,8

Tumis labu
siam + Jagung
manis

Subtotal
Selingan

Kue Lapis

Tepung
terigu
Tepung kanji

15

55

1,3

0,2

11,6

10

36

0,7

0,1

8,0

Santan

10

12

0,2

1,0

0,8

29

0,0

0,0

7,5

132

2,2

1,2

27,9

Gula pasir
Subtotal

Aktual

Berat
(g)

Waktu

Menu

Siang

Bahan
Pangan

Aktual

Berat
(g)

E (kkal)

P (g)

L (g)

KH (g)

Nasi

Nasi

150

267

3,2

0,2

60,9

Ayam saus
tiram

Ayam

70

123

7,4

10,2

0,0

Kecap

0,3

0,1

0,5

Minyak
kelapa sawit
Tempe

18

0,0

2,0

0,0

60

89

11,0

2,4

7,6

Santan

0,1

0,5

0,4

Minyak
kelapa sawit
Buncis

18

0,0

2,0

0,0

50

18

1,2

0,1

3,9

Kentang

50

42

1,0

0,1

9,6

18

0,0

2,0

0,0

75

74

0,9

0,2

19,4

675

25,0

19,6

102,1

Tempe Keri

Sup Buncis +
Kentang

Minyak
kelapa sawit
Pisang

Pisang
Subtotal
Sore

Nasi

Nasi

150

267

3,2

0,2

60,9

Telur semur

Telur

55

89

7,0

6,3

0,4

Kecap

0,3

0,1

0,5

Minyak
kelapa sawit
Tahu

18

0,0

2,0

0,0

50

34

3,9

2,3

0,8

Santan

0,1

0,5

0,4

Minyak
kelapa sawit
Oyong

18

0,0

2,0

0,0

100

18

0,8

0,2

4,1

18

0,0

2,0

0,0

471

15,3

15,5

67,0

Total

1817

58

50

286

Kebutuhan sehari

1810

38.7

50.3

300.9

100

150

99.4

95

Tahu opor

Sup oyong

Minyak
kelapa sawit
Subtotal

% Asupan (%)

Perencanaan II
Waktu

Pagi

Menu

Bahan
Pangan

Berat
(g)

Aktual

Nasi

Nasi

150

E
(kkal)
180

ayam semur

ayam

75

kecap
acar mateng
wortel buncis

P (g)

L (g)

3,6

0,6

KH
(g)
39,0

131

7,9

10,9

0,0

0,3

0,1

0,5

minyak

18

0,0

2,0

0,0

wortel

50

21

0,6

0,2

4,7

Waktu

Menu

Bahan
Pangan

Berat
(g)

Aktual
E
(kkal)

P (g)

L (g)

KH
(g)

ketimun
buncis

50

18

1,2

0,1

3,9

ketimun

50

0,4

0,1

1,4

376

14,0

13,8

49,3

50

182

3,5

0,3

40,0

10

36

0,0

0,0

9,4

218

3,5

0,3

49,4

200

356

4,2

0,2

81,2

Subtotal
Selingan

Kue Pepe

Tepung
beras
Gula pasir

Subtotal
siang

Nasi

Nasi

daging keri

daging

40

83

7,5

5,6

0,0

santan

0,1

0,5

0,4

tahu

40

27

3,1

1,8

0,6

telur

15

24

1,9

1,7

0,1

Minyak

45

0,0

5,0

0,0

wortel

50

21

0,6

0,2

4,7

kacang
panjang
minyak

50

22

1,4

0,2

3,9

18

0,0

2,0

0,0

Pepaya

125

58

0,6

0,0

15,3

660

19,4

17,2

106,1

perkedel tahu

sup wortel +
kcg panjang

Pepaya
Subtotal
sore

Nasi

Nasi

180

320

3,8

0,2

73,1

ayam goreng

ayam

75

131

7,9

10,9

0,0

18

0,0

2,0

0,0

40

27

3,1

1,8

0,6

kecap

0,3

0,1

0,5

minyak

0,1

0,0

0,2

santan

10

12

0,2

1,0

0,8

kacang
panjang
Labu siam

50

22

1,4

0,2

3,9

50

13

0,3

0,1

3,4

547

17,1

16,2

82,4

Total

1802

54,0

47,4

287,2

Kebutuhan Sehari

1810

38.7

50.3

300.9

100

139.4

94.3

95.4

minyak
tahu semur

sayur lodeh

tahu

Subtotal

% Asupan (%)

Perencanaan III
Waktu
Pagi

Menu
Nasi

Bahan
Pangan
Nasi

Berat
(g)
150

E (kkal)
267

Aktual
P (g)
L (g)
3,2

0,2

KH (g)
60,9

Waktu

Menu
Telur Semur

Sayur keri
Buncis Wortel
Kentang

Bahan
Pangan

Berat
(g)

E (kkal)

Kue lumpur

55

89

7,0

6,3

0,4

Kecap

0,3

0,1

0,5

Minyak
Kelapa
Sawit
Buncis

18

0,0

2,0

0,0

30

11

0,7

0,1

2,3

Wortel

50

21

0,6

0,2

4,7

Kentang

40

33

0,8

0,0

7,6

Minyak
Kelapa
Sawit

18

0,0

2,0

0,0

459

12,6

10,8

76,3

50

182

3,5

0,3

40,0

29

0,0

0,0

7,5

211

3,5

0,3

47,5

Tepung
beras
Gula
pasir

Subtotal
Siang

Nasi

Nasi

150

267

3,2

0,2

60,9

Ayam semur

Ayam

75

131

7,9

10,9

0,0

Kecap

0,3

0,1

0,5

Minyak
Kelapa
Sawit
Tempe
Kedelai
Murni
Bayam

18

0,0

2,0

0,0

50

75

9,2

2,0

6,4

50

18

1,8

0,3

3,3

50

0,3

0,1

1,9

125

58

0,6

0,0

15,3

577

23,2

15,4

88,1

Tempe keri

Bening bayam +
labu kuning

Pepaya

Labu
Kuning
Pepaya

Subtotal
Sore

KH (g)

Telur

Subtotal
Selingan

Aktual
P (g)
L (g)

Nasi

Nasi

150

267

3,2

0,2

60,9

Daging teriyaki

Daging
sapi
giling
kecap

35

72

6,6

4,9

2,7

0,3

0,1

0,5

18

0,0

2,0

0,0

Perkedel tahu

Minyak
Kelapa
Sawit
tahu

40

27

3,1

1,8

0,6

45

0,0

5,0

0,0

Sup wortel +

Minyak
Kelapa
Sawit
Wortel

50

21

0,6

0,2

4,7

Waktu

Menu

Bahan
Pangan

Berat
(g)

E (kkal)

Aktual
P (g)
L (g)

KH (g)

makaroni
Makaron
i
Minyak
Kelapa
Sawit

30

109

2,6

0,1

23,6

18

0,0

2,0

0,0

580

16,3

16,2

92,9

Total

1828

55,6

42,7

304,9

Kebutuhan
Sehari
% Asupan
(%)

1810

38.7

50.3

300.9

101

143.7

85,0

101.3

Subtotal

Perencanaan IV
Waktu
Pagi

Menu

Bahan
Pangan

Berat (g)
E (kkal)

L(g)

KH (g)

Nasi

150

267

3,2

0,2

60,9

Telur Semur

Telur

55

89

7,0

6,3

0,4

Kecap

0,3

0,1

0,5

Minya
k
Labu
siam
Minya
k

18

0,0

2,0

0,0

100

26

0,6

0,1

6,7

18

0,0

2,0

0,0

Subtotal
Kue lapis

Tepung
terigu
Tepung
Kanji
Santan
Gula
pasir

420

11,1

10,6

68,4

20

73

1,8

0,3

15,5

15

55

1,1

0,1

12,0

10

12

0,2

1,0

0,8

29

0,0

0,0

7,5

169

3,0

1,3

35,7

Subtotal
Siang

P (g)

Nasi

Sayur labu
segar

Selingan

Aktual

Nasi

Nasi

200

356

81

Ayam Semur

Ayam

75

131

11

Kecap

Minya
k
Tempe

27

60

89

11

Santan

labu
siam
Bayam

50

13

50

18

Tempe keri
Bobor bayam
lbu siam

Waktu

Menu

Bahan
Pangan

Berat (g)

Minya
k
buah

pisang ambon

Aktual
E (kkal)

Nasi

L(g)

KH (g)

18

80

79

21

740

26

20

117

180

320

73

50

45

Subtotal
Sore

P (g)

Ikan pesmol

Ikan

18

Tahu bacem

Minya
k
Tahu

50

34

Kecap

Minya
k
Labu
siam
kacang
panjan
g
Santan

27

50

13

50

22

10

12

Sayur Lodeh

Subtotal

494

17

11

82

Total

1824

57,2

42,0

303,4

Kebutuhan Sehari

1810

38.7

50.3

300.9

101

147.8

83.4

100.8

% Asupan

Hasil Intervensi I
Waktu
pagi

Menu

Bahan
Pangan

Berat
(g)

Aktual
E (kkal)

P (g)

L (g)

KH (g)

Nasi

Nasi

130

231

2,7

0,1

52,8

ayam semur

ayam

65

114

6,9

9,4

0,0

kecap

0,3

0,1

0,5

minyak

18

0,0

2,0

0,0

wortel

40

17

0,5

0,1

3,7

acar mateng
wortel buncis
ketimun

buncis

30

11

0,7

0,1

2,3

ketimu
n

50

0,4

0,1

1,4

399

11,4

11,9

60,6

100

49

0,9

0,3

12,2

16

58

0,0

0,0

15,0

20

50

1,6

0,2

10,0

157

2,5

0,5

37,2

200

356

4,2

0,2

81,2

Subtotal
Selingan

Jus jambu biji

Jambu
biji
Gula
pasir
Roti
putih

Subtotal
siang

Nasi

Nasi

daging keri

daging

40

83

7,5

5,6

0,0

santan

0,1

0,5

0,4

tahu

40

27

3,1

1,8

0,6

telur

10

16

1,3

1,2

0,1

minyak

45

0,0

5,0

0,0

wortel

0,0

0,0

0,0

kacang
panjang
minyak

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

Pepaya

75

35

0,4

0,0

9,2

568

16,6

14,3

91,4

perkedel tahu

sup wortel + kcg


panjang

Pepaya
Subtotal
sore

Nasi

Nasi

120

214

2,5

0,1

48,7

Telur semur

Telur

55

89

7,0

6,3

0,4

Kecap

0,3

0,1

0,5

minyak

18

0,0

2,0

0,0

50

34

3,9

2,3

0,8

Santan

0,1

0,5

0,4

minyak

18

0,0

2,0

0,0

Oyong

0,0

0,0

0,0

Minyak

0,0

0,0

0,0

381

13,8

13,3

50,7

1505

44,4

40,0

240,0

Tahu opor

Sup oyong

Tahu

Subtotal
Total

Hasil Intervensi II
Waktu
Pagi

Menu

Bahan
Pangan

Berat
(g)

Aktual
E (kkal)

P (g)

L (g)

KH (g)

Nasi

Nasi

125

223

2,6

0,1

50,8

Telur dadar

Telur

55

89

7,0

6,3

0,4

18

0,0

2,0

0,0

Sayur keri

Minyak
Kelapa
Sawit
Buncis

10

0,2

0,0

0,8

Waktu

Menu

Bahan
Pangan

Berat
(g)

Aktual
E (kkal)

P (g)

L (g)

KH (g)

Buncis
Wortel
Kentang

Formula
100

Wortel

30

13

0,4

0,1

2,8

Kentang

20

17

0,4

0,0

3,8

Minyak
Kelapa
Sawit
Full krim

18

0,0

2,0

0,0

44

57

2,6

3,1

4,4

20

73

0,0

0,0

18,8

12

16

0,0

1,7

0,0

526

13,3

15,3

81,7

Gula
pasir
Minyak
jagung
Subtotal
Selingan

Kue Talam

Formula
100

Tepung
beras
Gula
pasir
Full krim

50

182

3,5

0,3

40,0

10

36

0,0

0,0

9,4

44

57

2,6

3,1

4,4

Gula
pasir
Minyak
jagung

20

73

0,0

0,0

18,8

12

16

0,0

1,7

0,0

364

6,1

5,0

72,6

Subtotal
Siang

Nasi

Nasi

140

249

2,9

0,1

56,8

Ayam
semur

Ayam

65

114

6,9

9,4

0,0

Kecap

0,2

0,0

0,3

Minyak
Kelapa
Sawit
Tempe
Kedelai
Murni
Bayam

0,0

1,0

0,0

10

15

1,8

0,4

1,3

20

0,7

0,1

1,3

Labu
Kuning
Full krim

50

0,3

0,1

1,9

44

57

2,6

3,1

4,4

Gula
pasir
Minyak
jagung
Pepaya

20

73

0,0

0,0

18,8

12

16

0,0

1,7

0,0

75

35

0,4

0,0

9,2

584

15,8

16,0

93,9

Tempe keri

Bening
bayam +
labu kuning

Formula
100

Pepaya
Subtotal

Waktu
Sore

Menu

Bahan
Pangan

Berat
(g)

Aktual
E (kkal)

P (g)

L (g)

KH (g)

Nasi

Nasi

130

231

2,7

0,1

52,8

Ayam
goreng

Ayam

65

196

11,8

16,3

0,0

18

0,0

2,0

0,0

40

60

7,3

1,6

5,1

27

0,0

3,0

0,0

20

0,1

0,0

1,3

30

13

0,8

0,1

2,3

0,0

0,2

0,2

Full krim

44

57

2,6

3,1

4,4

Gula
pasir
Minyak
jagung

20

73

0,0

0,0

18,8

12

16

0,0

1,7

0,0

699

25,5

28,1

84,9

2173

60,8

64,4

333,1

Tempe
mendoan

Sayur lodeh

Sup wortel
+ makaroni
Formula
100

Minyak
Kelapa
Sawit
Tempe
Kedelai
Murni
Minyak
Kelapa
Sawit
Labu
siam
Kacang
panjang
Santan

Subtotal
Total

Hasil Intervensi III


Waktu
Pagi

Menu

Bera
t (g)

Aktual
E (kkal)

P (g)

L(g)

KH (g)

Nasi

Nasi

150

267

3,2

0,2

60,9

Telur Semur

Telur

55

89,1

7,0

6,3

0,4

Kecap

2,3

0,3

0,1

0,5

Minyak

18,04

0,0

2,0

0,0

Labu
siam
Minyak

100

26

0,6

0,1

6,7

18,04

0,0

2,0

0,0

Full
krim
Gula
pasir
Minyak
jagung

44

57,2

2,6

3,1

4,4

20

72,8

0,0

0,0

18,8

12

15,6

0,0

1,7

0,0

566

13,7

15,4

91,6

Sayur labu
segar
Formula 100

Subtota
l

Bahan
Pangan

Waktu
Selinga
n

Menu
Kue lapis

Formula 100

Subtota
l
Siang

Bera
t (g)

Aktual
E (kkal)

P (g)

L(g)

KH (g)

Tepung
terigu
Tepung
kanji
Santan

20

73

1,8

0,3

15,5

15

55

1,1

0,1

12,0

10

12

0,2

1,0

0,8

Gula
pasir
Full
krim
Gula
pasir
Minyak
jagung

10

36

0,0

0,0

9,4

44

57

2,6

3,1

4,4

20

73

0,0

0,0

18,8

12

16

0,0

1,7

0,0

322

5,7

6,1

60,8

Nasi

Nasi

150

267

3,2

0,2

60,9

Ayam Semur

Ayam

60

105

6,3

8,7

0,0

Kecap

0,2

0,0

0,3

Minyak

0,0

1,0

0,0

Tempe

20

30

3,7

0,8

2,5

Santan

0,0

0,2

0,2

labu
siam
Bayam

50

13

0,3

0,1

3,4

20

0,7

0,1

1,3

Minyak

0,0

1,0

0,0

Pepaya

Pepaya

100

46

0,5

0,0

12,2

Formula 100

Full
krim
Gula
pasir
Minyak
jagung

44

57

2,6

3,1

4,4

20

73

0,0

0,0

18,8

12

16

0,0

1,7

0,0

636

17,5

16,8

103,9

150

267

3,2

0,2

60,9

Tempe keri
Bobor bayam
labu siam

Subtota
l
Sore

Bahan
Pangan

Nasi

Nasi

Daging teriyaki

Daging
sapi
Kecap

35

42

0,8

0,1

9,1

0,9

0,2

0,0

Minyak

18

0,0

2,0

0,0

40

27

3,1

1,8

0,6

Minyak

0,3

0,1

0,5

Wortel

50

451

0,0

50,0

0,0

Makaron
i
Minyak

30

0,2

0,0

2,0

0,1

0,0

0,2

Perkedel tahu
Sup
wortel+makaro
ni

Tahu

Waktu

Menu
Formula 100

Bahan
Pangan

Bera
t (g)

Full
krim
Gula
pasir
Minyak
jagung

44

Subtota
l
Total

Aktual
E (kkal)

P (g)

L(g)

KH (g)

57

2,6

3,1

4,4

20

73

0,0

0,0

18,8

12

16

0,0

1,7

0,0

967

11,1

59,2

96,5

2491

48,0

97,5

352,8

DOKUMENTASI
Makanan Sebelum

Makanan Sesudah (Sisa)

Lampiran 1 Menu makan pagi


hari ke-1

Lampiran 2 Sisa menu makan pagi hari


ke-1

Lampiran 3 Menu selingan hari


ke-1

Lampiran 4 Sisa menu selingan hari ke1

Lampiran 6 Sisa menu makan siang


hari ke-1

Lampiran 5 Menu makan siang


hari ke-1

Makanan Sebelum

Makanan Sesudah (Sisa)

Lampiran 7 Menu makan


malam hari ke-1

Lampiran 8 Sisa menu makan malam


hari ke-1

Lampiran 9 Menu makan pagi


hari ke-2

Lampiran 10 Sisa menu makan pagi


hari ke-2

Lampiran 11 Menu makan siang


dan selingan hari ke-2

Lampiran 12 Sisa menu makan siang


dan selingan hari ke-2

Makanan Sebelum

Makanan Sesudah (Sisa)

Lampiran 13 Menu makan


malam hari ke-2

Lampiran 14 Sisa menu makan malam


hari ke-2

Lampiran 15 Menu makan pagi


hari ke-3

Lampiran 16 Sisa menu makan pagi hari


ke-3

Lampiran 17 Menu makan siang


dan selingan hari ke-3

Lampiran 18 Sisa menu makan siang dan


selingan hari ke-3

Lampiran 19 Menu makan malam


hari ke-3

Lampiran 20 Sisa menu makan malam


hari ke-3

Anda mungkin juga menyukai