FAHRUL ROZI
Jenis Kasus
Nama Mahasiswa
NIM
Menyetujui,
Tanggal Disetujui :
Pembimbing PKL RS
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Leukimia adalah kanker anak yang paling sering, mencapai lebih kurang
33% dari keganasan pediatrik. Leukimia limfoblastik akut (ALL) berjumlah kira
kira 75% dari semua kasus, dengan insidensi tertinggi pada umur 4 tahun (Hurst
2008).Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama dari leukosit.
Leukosit dibagi dalam dua kategori, granulosit dan sel mononuklear (agranulosit).
Dalam darah normal, jumlah leukosit total adalah 5000 sampai 10.000 sel per
mm3 pada orang dewasa dan 6000 sampai 17.500 pada bayi, 5.500 sampai 15.500
pada prasekolah, 4.500 sampai 13.500 pada anak sekolah dan 4.500 sampai
11.000 pada remaja. Sekitar 60% diantaranya adalah granulosit dan 40% sel
mononuklear (hurst 2008).
Granulosit ditentukan oleh adanya granula dalam sitoplasmanya. Diameter
2 3 kali lipat dari eritrosit. Dibagi dalam 3 sub grup, yang ditandai dengan
perbedaan kemampuannya mengikat warna. Eosinofil memiliki granula berwarna
merah terang dalam sitoplasmanya, pada basofil berwarna biru, dan yang paling
banyak adalah netrofil yang berwarna ungu pucat. Leukosit mononuklear terdiri
dari monosit dan limfosit. Limfosit adalah sel darah putih dengan inti satu lobus
dan sitoplasmanya bebas granulasi. Limfosit, diproduksi terutama dalam limfa
dan kelenjar timus dari sistem sel prekursor yang berasal sebagai stem sel
sumsum. Limfosit T bertanggung jawab atas respon kekebalan seluler melalui
pembentukan sel yang reaktif antigen. Limfosit B, jika mengalami rangsangan
akan berdiferensiasi menjadi sel sel plasma yang menghasilkan immunoglobulin
(hurst 2008).
Leukimia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel sel pembentuk
darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi. Sifat khas leukemia adalah proliferasi
tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan
elemen sumsum tulang normal. Selain itu juga terjadi proliferasi di hati, limfa,
dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meningitis,
traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit. Leukimia terdiri dari 2 tipe besar, yakni
acute lymphoblastic leukemia dan acute myeloid leukemia. Jumlah penderita
acute lymphoblastic leukemia umumnya lebih banyak dibandingkan jenis acute
myeloid leukemia (hurst 2008).
Penyebab utama penyakit kelainan darah ini sampai sekarang belum
diketahui secara pasti, dan masih terus diteliti. Namun, faktor genetik berperan
cukup penting pada beberapa penelitian yang dilakukan, dengan kata lain ada
hubungannya dengan faktor keturunan selain tentunya banyak faktor penyebab
lain yang bervariasi sesuai kasus per kasus dan jenis subtipe yang didapat. Terapi
yang diberikan pada penderita leukemia akut bertujuan untuk menghancurkan sel
sel leukemia dan mengembalikan sel sel darah normal. Terapi yang dipakai
biasanya adalah kemoterapi (pemberian obat melalui infus), obat obatan,
ataupun terapi radiasi. Pada kasus lain, dapat juga dilakukan transplantasi sumsum
tulang (hurst 2008).
Usia anak anak adalah usia yang sangat rentan terhadap kehadiran
penyakit. Anak anak membutuhkan lebih banyak zat gizi untuk menunjang
pertumbuhannya, baik itu zat gizi makro (karbohidrat, lemak, dan protein)
maupun zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Terlebih untuk anak dengan ALL,
dibutuhkan zat gizi lebih untuk mempertahankan status gizinya dan mencegah
terjadinya gizi buruk. Oleh karena itu, penatalaksaan diet pada anak ALL ini
penting dilakukan.
Tujuan
Tujuan Umum
Melaksanakan Nutrition Care Process pada pasien Acute Limphoblastic
Leukimia (ALL) di Gedung Anak RSPAD Gatot Sobroto Ditkesad Jakarta.
Tujuan Khusus
a. Melakukan screening gizi (nutritional screening) pada pasien secara individual
b. Melakukan pengkajian status gizi pada pasien
c. Melaksanakan asuhan gizi terstandar untuk pasien sesuai kondisi fisik, klinis,
biokimia, sosial budaya, dan kepercayaan dari berbagai golongan umur
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi intervensi gizi pasien dan tindak lanjut
organ lain. Leukimia tergolong kronis bila ditemukan ekspansi dan akumulasi
dari sel tua dan sel muda. Selain akut dan kronik, ada juga leukemia kongenital
yaitu leukemia yang ditemukan pada bayi 4 minggu atau bayi yang lebih
muda(hurst 2008).
b. Etiologi
Penyebab ALL sampai sekarang belum jelas, namun kemungkinan besar
karena virus (virus onkogenik). Faktor lain yang berperan antara lain (Ronald
2004).
1. Faktor eksogen, seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia
(benzol, arsen, preparat sulfat), dan infeksi (virus dan bakteri)
2. Faktor endogen seperti ras
3. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang
kadang dijumpai kasus leukemia pada kakak adik atau kembar satu
telur)
Selain faktor di atas terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan
terjadinya ALL, berikut merupakan faktor predisposisi ALL.
1. Faktor genetik, virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan
struktur gen (sel T leukemia-limpobia virus/HTLV)
2. Radiasi ionisasi : Lingkungan kerja, prenatal, dan pengobatan kanker
sebelumnya
3. Terpapar zat zat kimia, seperti benzene, arsen, kloramfenikol,
fenilbutazon, dan agen anti neoplastik
4. Obat obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti dietilstilbestrol
5. Faktor herediter, misalnya pada kembar satu telur
6. Kelainan kromosom
Terdapat pula faktor leukemogenik yang menyebabkan ALL, yaitu:
1. Racun lingkungan seperti benzene
2. Bahan kimia industry seperti insektisida
3. Obat untuk kemoterapi
c. Patofisiologi
Tubuh memiliki beberapa jenis sel darah. Secara garis besar terdiri dari sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen
ke seluruh jaringan tubuh, sedangkan sel darah putih berfungsi memberantas
infeksi. Trombosit diperlukan untuk menghentikan perdarahan jika terjadi luka.
Khusus untuk sel darah putih, dalam keadaan normal sel ini berkembang
membentuk limfosit yang memiliki peran besar bagi sistem kekebalan tubuh
manusia. Namun tanpa sebab yang jelas, sel limfosit ini berubah menjadi ganas
dengan memakan sel darah putih. Umumnya, perkembangan sel ganas ini
paling cepat terjadi pada sumsum tulang. Namun, tidak hanya pada sumsum
tulang, setelah sel ganas lepas dari sumsum tulang, lalu masuk ke dalam aliran
darah.
Sel ganas yang masuk ke dalam aliran darah akan membuat sel darah lain
ikut terserang dan mengalami kerusakan. Serangan sel limfosit ganas terhadap
sel darah putih mengakibatkan sistem daya tahan tubuh menurun. Akibatnya,
penderita ALL mudah mengalami infeksi. Rendahnya sel darah merah
e. Manifestasi Klinik
Gejala pertama biasanya non spesifik dan meliputin anoreksia, iritabel,
dan letargi. Kegagalan sumsum tulang yang progresif menyebabkan terjadinya
anemia, perdarahan (trombositopenia), dan demam. Manifestasi limfosit
immatur berploriferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga
mengganggu perkembangan sel normal (Sutedjo 2008).
f. Pemeriksaan Penunjang
Berikut merupakan pemeriksaan penunjang untuk ALL ((hurst 2008).
1. Hitung darah lengkap
2. Hemoglobin
3. Retikulosit
4. Trombosit
5. SDP
6. PTT
7. LDH
8. Asam urat serum
9. Muramidase serum
10. Koper serum
11. Zink serum
12. Foto dada dan biopsy nodus limfe
: An. F
: 82-21-79
: 208
: 11 Januari 2016
: Laki-laki
: 10 Maret 2009
: 6 Tahun 9 bulan
: Pelajar
: BPJS Mandiri
: Susp. ALL
: 11 Januari 2016
: dr. F
TB/U
118 Cm
120 Cm
x 100%
= 98 % (Normal)
BB/TB
21 Kg
21.5 Kg
x 100%
= 97.6% (Normal)
Tabel 1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Kategori
Nilai Ambang Batas
Obesitas
>120%
Overweight
>110%-120%
Normal
>90%-110%
Kurang
70%-90%
Buruk
<70%
Penilaian: Status Gizi Os berdasarkan BB/U termasuk dalam kategori normal
ditandai dengan hasil persentase 93%, status gizi Os berdasarkan
TB/U termasuk dalam kategori normal ditandai dengan hasil
persentase 98%, dan status gizi Os berdasarkan BB/TBA termasuk
dalam kategori normal ditandai dengan hasil persentase 97.6%.
Tabel 2 Klasifikasi Status Gizi Menurut WHO
BB/U
Rendah
TB/U
BB/TBA
Normal
Rendah
Status Gizi
Baik, pernah kurang
gizi
Baik
Jangkung, masih baik
Buruk
Kurang
Lebih, obesitas
Lebih, tidak obesitas
Lebih, pernah kurang
Normal
Normal
Normal
Tinggi
Tinggi
Normal
Rendah
Tinggi
Rendah
Normal
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Normal
Tinggi
Normal
Rendah
Tinggi
Sumber : Supriasa et al. (2002)
Penilaian : Menurut Supriasa (2002), BB/U normal, TB/U normal, BB/TBA
normal. Disimpulkan bahwa status gizi Os adalah baik.
b. Biokimia
Data biokimia merupakan data dari hasil pemeriksaan laboratorium
yang sebagian besar memiliki hubungan dengan keadaan pasiedn. Berikut
merupakan data biokimia Os yang didapatkan pada tanggal 11 Januari 2016.
Tabel 3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Tanggal 11 Januari 2016
Parameter
Hb (g/dL)
Hematokrit (%)
Hasil
Interpretasi
10.8 Rendah
31 Rendah
Nilai Rujukan
12-16
37-47
Eritrosit (jt/mL)
3.8 Rendah
Leukosit (rb/mL)
15280 Tinggi
Trombosit (rb/mL)
7000 Rendah
Hitung Jenis
0 Normal
Basofil (%)
Eosinofil (%)
0 Rendah
Batang (%)
1 Rendah
Segmen (%)
4 Rendah
Limfosit (%)
85 Tinggi
Monosit (%)
10 Tinggi
MCV (fl)
82 Normal
MCH (pg)
29 Normal
MCHC (g/dL)
35 Normal
RDW (%)
16 Normal
Retikulosit (%)
0.2 Rendah
Fungsi Jantung dan
1.23 Normal
Hati
Bilirubin Total
(mg/dL)
SGOT (u/L)
73 Tinggi
SGPT (u/L)
52 Tinggi
Protein Total (g/dL)
8.6 Normal
Fungsi Ginjal
28 Normal
Ureum (mg/dL)
Kreatinin (mg/dL)
0.5 Normal
Penilaian: Berdasarkan data biokimia di atas didapatkan hasil bahwa Os
memiliki kadar Hb, Hematokrit, dan eritrosit yang rendah. Hal
tersebut berkaitan dengan keadaan penyakit Os, yaitu ALL. Pada
penderita ALL pembentukan eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit
terganggu karena adanya virus yang menurunkan bahwan
menggantikan sel darah merah menjadi sel kanker. Kadar leukosit Os
tinggi, berkaitan dengan adanya infeksi virus dalam tubuh Os.
Trombositopenia berkaitan dengan keadaan penyakit Os, yaitu
leukemia. Trombositopenia yang terus menerus akan berakhir pada
perdarahan. Kadar eosinofil, batang, dan segmen rendah berkaitan
dengan ALL pada Os. Kadar limfosit dan monosit tinggi pada Os
berkaitan dengan adanya infeksi virus. Kadar retikulosit yang rendah
berkaitan dengan kadar eritrosit yang rendah pada Os. Retikoulosit
merupakan eritrosit yang kehilangan inti sel (Behrman 2000).
c. Fisik/Klinis
Data fisik/klinis merupakan data yang berhubungan dengan tanda
tanda dan keluhan yang dirasakan oleh pasien. Data klinis biasanya dapat
diukur, seperti tekanan darah, laju pernafasan, nadi, dan suhu tubuh. Data
fisik berkaitan dengan keluhan keluhan yang dirasakan oleh pasien,
seperti kesadaran, mual dan muntah, nyeri, sesak nafas, dll. Berikut
merupakan data fisik dan klinis Os pada tanggal 11 Januari 2016.
4.3-6.0
4.8-10.8
150-400
0-1
1-3
2-6
50-70
20-40
2-8
80-96
27-32
32-36
11.5-14.5
0.5-1.5
<1.5
<35
<40
6-8.5
20-50
0.5-1.5
Hasil Pemeriksaan
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Compos mentis
Ada
Normochest
Mukosa Lembab kemerahan
Limfadenopati multipel regio submandibula dextra dan
sinistra, dengan ukuran 1x1 cm, mobile berkapsul, kenyal,
dan tidak nyeri tekan
Konjungtiva anemis
Hari keAsupan
Rata - rata
asupan
Kebutuhan
%
Asupan/rata
-rata
Keterangan
Energi (kkal)
I
129
0
Protein
(g)
Lemak
(g)
I
48.
3
II
III
50. 31.
4
9
43.5
K
H
(g)
I
II
III
17 312. 148.
3 7
9
211.5
II
III I
124 98 34.
6
7 1
1174
II
III
26. 24.
3
5
28.3
1810
65
38.7
73.1
50.3
86.4
300.9
70.3
Kurang
Kurang
Baik
Kurang
Indikasi
Paracetamol
Mewngurangi rasa
nyeri ringan sampai
dengan sedang
Kaen 1B
Menyalurkan atau
menggantikan cairan
dan elektrolit pada
kondisi tertentu
Efek Samping
Pusing, gangguan
ginjal, gangguan
hati, reaksi alergi,
dan gangguan darah
Edema
Tidak ada
C. Diagnosis Gizi
Domain Intake
NI. 1.4 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan
ditandai oleh persentase asupan MRS energi sebesar 65%, asupan protein
73.1%, dan asupan karbohidrat 70.3%.
Domain Klinis
NC. 2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan anemia ditandai oleh Hb 10.8
g/dL
NC. 2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan gangguan fungsi hati ditandai
oleh kadar SGPT dan SGOT tinggi, yaitu 52 u/L dan 73 u/L
D. Intervensi Gizi
a. Tujuan Intervensi
1. Mempertahankan status gizi normal
2. Meningkatkan kadar Hb, eritrosit, hematokrit, dan trombosit hingga
mencapai normal
3. Menurunkan kadar leukosit, SGPT, dan SGOT agar mencapai normal
b. Syarat Diet
1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2. protein cukup, yaitu dengan mengalikan BBI/TBA dengan kebutuhan
protein untuk anak berusia 6 tahun 9 bulan sebesar 1.8 gram
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 25% dari kebutuhan energi
4. Kebutuhan karbohidrat yaitu sisa dari kebutuhan protein dan lemak
c. Perkiraan Kebutuhan Gizi
Kebutuhan Energi
= BBI berdasarkan TB aktual x Keb. Energi
berdasarkan AKG
= 21.5 Kg x 84.2 kkal
= 1810 kkal
Kebutuhan Protein
berdasarkan AKG
Kebutuhan Lemak
Kebutuhan KH
Kebutuhan KH
d. Implementasi
Nama diet
: Diet anak makanan Biasa
Bentuk Makanan
: Biasa
Rute
: Oral
Frekuensi
: 3 kali makan utama dan 1 kali selingan
Preskripsi Diet
: Os diberikan diet anak makanan biasa dengan
kebutuhan energi sebesar 1810 kkal, protein 38.7 gram, lemak 50.3 gram,
dan karbohidrat 300.9 gram dalam bentuk makanan biasa yang diberikan
secara per oral dengan frekuensi 3 kali makan utama dan 1 kali selingan.
E.Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah kegiatan pengawasan terhadap perkembangan keadaan
pasien. Evaluasi merupakan proses penentuan seberapa jauh tujuan yang
diinginkan dapat tercapai. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu
dimonitoring dan dievaluasi pada Os.
Tabel 9 Rencana Monitoring dan Evaluasi Pada Os
Parameter
Antropometri
Biokimia
Target
Mempertahankan berat badan
agar tetap normal
Meningkatkan kadar Hb,
eritrosit, dan hematokrit agar
mencapai normal
Menurunkan kadar leukosit
agar mencapai normal
Menurunkan kadar SGPT dan
SGOT agar mencapai normal
Memantau perkembangan data
klinis pasien selama 3 hari
Setiap hari
Asupan makanan
Setiap hari
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Data Antropometri
Pengukuran data antropometri Os dilakukan sebelum dan setelah
intervensi. Saat pengamatan atau sebelum intervensi dilakukan pengukuran
berat dan tinggi badan pada Os. Berat badan Os adalah 21 Kg dan tinggi badan
Os 118 Cm. Setelah intervensi dilakukan kembali pengukuran berat dan tinggi
badan. Berat dan tinggi badan Os setelah intervensi adalah 22 Kg dan 118 Cm.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Os mengalami peningkatan berat badan
sebesar 1 Kg.
B. Perkembangan Data Biokimia
Data Biokimia juga dilakukan sebelum atau saat pengamatan dan setelah
intervensi. Namun, setelah intervensi data biokimia Os tidak keluar atau
tersedia.
C. Monitoring Data Klinis dan Fisik
Monitoring data klinis dan fisik Os dilakukan selama 3 hari intervensi,
yaitu pada tanggal 14, 15, dan 16 Januari 2016. Monitoring data klinis yang
dilakukan meliputi tekanan darah, laju pernafasan, nadi, dan suhu tubuh.
Monitoring data fisik yang dilakukan terkait dengan keluhan keluhan yang
dirasakan oleh Os.Berikut merupakan data hasil monitoring klinis dan fisik Os.
Hasil (14
Januari
2016)
Interpretasi
Hasil (15
Januari
2016)
Interpretasi
Hasil (16
Januari
2016)
Interpretasi
Nilai rujukan
Tekanan
darah
(mmHg)
Nadi
(x/menit)
Laju
pernafasan
(x/menit)
Suhu tubuh
(oC)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
120/80
108
Tinggi
100
Tinggi
102
Tinggi
60-80
24
Tinggi
26
Tinggi
24
Tinggi
12-20
36
Normal
36
Normal
36
Normal
36-37
Berdasarkan tabel data klinis selama 3 hari intervensi tersebut, , nadi dan
laju pernafasan Os cenderung tinggi pada hari 1, hari 2, dan hari 3 intervensi.
Nadi dan laju pernafasan yang tinggi berkaitan dengan kondisi penyakit Os, yaitu
ALL. Pada pasien ALL nilai nadi dan laju pernafasan cenderung mengalami
peningkatan. Suhu badan Os selama 3 hari intervensi tergolong dalam kategori
normal.
Berikut merupakan tabel hasil monitoring fisik dan klinis Os Selama 3
Hari Intervensi
Tabel 11 Data Hasil Monitoring Fisik Os Selama 3 Hari Intervensi
Parameter
Mual
Muntah
Lemas
Perut kembung
Pucat
Jantung sering
berdebar
Kesadaran
Penurunan
nafsu makan
Thorax
Mulut
Leher
14/1/2016
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Ada
15/1/2016
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Ada
16/1/2016
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Compos mentis
Ada
Compos mentis
Tidak ada
Compos mentis
Tidak ada
Normochest
Mukosa lembab
kemerahan
Limfadenopati
multipel regio
submandibula
dextra dan
sinistra, dengan
ukuran 1x1 cm,
mobile
berkapsul,
kenyal, dan tidak
Normochest
Mukosa lembab
kemerahan
Limfadenopati
multipel regio
submandibula
dextra dan sinistra,
dengan ukuran 1x1
cm, mobile
berkapsul, kenyal,
dan tidak nyeri
tekan
Normochest
Mukosa lembab kemerahan
Limfadenopati multipel regio
submandibula dextra dan
sinistra, dengan ukuran 1x1 cm,
mobile berkapsul, kenyal, dan
tidak nyeri tekan
Parameter
14/1/2016
nyeri tekan
15/1/2016
16/1/2016
Mata
Konjungtiva
Konjungtiva
Konjungtiva anemis
anemis
anemis
Penilaian :Berdasarkan data hasil monitoring fisik sebelum dan setelah intervensi
sebagian besar kondisi fisik Os masih sama. Namun , pada beberapa
parameter tampak berbeda. Sebelum dan pada hari pertama intervensi
Os mengeluh tidak nafsu makan. Namun, pada hari ke-2 dan ke-3
intervensi nafsu makan Os mulai meningkat. Selama 3 hari intervensi
tidak ditemukan adanya mual dan muntah, namun masih terlihat
lemas, pucat, dan jantung berdebar debar. Pada mukosa mulut juga
terlihat merah. Pada leher Os juga terdapat benjolan kecil dengan
ukuran 1x1 cm.
D. Perkembangan Data Asupan Makanan
Monitoring asupan makanan Os dilakukan selama 3 hari intervensi. Os
diberikan diet anak makanan biasa dengan kebutuhan energi sebesar 1810 kkal,
protein 38.7 gram, lemak 50.3 gram, dan karbohidrat 300.9 gram dalam bentuk
makanan biasa yang diberikan secara per oral dengan frekuensi 3 kali makan
utama dan 1 kali selingan. Makanan yang diberikan disesuaikan dengan siklus
menu yang ada di RSPAD Gatot Soebroto. Berikut merupakan data hasil
asupan makanan Os selama 3 hari intervensi.
Tabel 12 Data Hasil Monitoring Asupan Os Selama 3 Hari Intervensi
Kebutuhan Energi
(kkal)
Asupan
Har Hari Hari
i
ke-2 ke-3
ke1
150 217 249
5
3
1
Rata-rata
2056
Kebutuhan
%
Asupan/ha
Protein (g)
120,
1
KH
(g)
Har Har Hari
i
i
ke-2
ke- ke3
1
97. 240 333.
5
1
308.6
38.7
50.3
300.9
110.
7
Hari
ke-1
Hari
ke-2
44.4
60.8
1810
83,
1
51.1
Lemak
(g)
Har Har Har
i
i
i
ke- ke- ke3
1
2
48 40 64.
4
67.3
137, 114.
6 7
157.
1
124 79.
5
Hari
ke-3
352.
8
117.
2
ri (%)
% Asupan
rata-rata
(%)
114
132
132.5
103
Kebutuhan energi
1810 kkal
1810 kkal
Persentase
Kecukupan
114%
12%
126%
<80%
80 100%
>110%
200
137.6
150
114.7
100
50
124
83.1
120.1
157.1
117.2
79.5
128
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
79.7
110.7
0
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
126
132
132.5
120
103
100
80
60
40
20
0
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
RESUME
LAMPIRAN
Recall 1
Waktu
Pagi
Bahan
Makanan
Menu
Nasi
Telur
ceplok
Nasi
Telur
Minyak
kelapa sawit
Berat
(g)
Biskuit
Biskuit
KH (g)
2,1
0,1
40,6
55
89
7,0
6,3
0,4
45
0,0
5,0
0,0
312
9,1
11,4
41,0
137
2,1
4,3
22,5
137
2,1
4,3
22,5
30
Nasi
Nasi
150
267
3,2
0,2
60,9
Sup ayam
Ayam
50
88
5,3
7,3
0,0
Wortel
30
13
0,4
0,1
2,8
Jeruk
50
16
0,3
0,1
4,0
Jeruk
Subtotal
Malam
L (g)
178
Subtotal
Siang
P (g)
100
Subtotal
Selingan
E (kkal)
Nasi goreng
Nasi
100
383
9,1
7,6
67,7
178
2,1
0,1
40,6
Telur
Minyak
kelapa sawit
55
89
7,0
6,3
0,4
45
0,0
5,0
0,0
Sosis
32
145
4,6
13,5
0,7
Subtotal
457
13,8
25,0
41,7
Total
1290
34,1
48,3
173,0
Recall 2
Waktu
Pagi
Bahan
Makanan
Menu
Nasi
Telur
ceplok
Berat (g)
E (kkal)
100
178
2,1
0,1
40,6
55
89
7,0
6,3
0,4
45
0,0
5,0
0,0
312
9,1
11,4
41,0
129
0,3
7,0
161,8
129
0,3
7,0
161,8
100
468
7,6
20,4
62,4
50
26
0,1
0,2
6,6
494
7,7
20,6
69,0
100
178
2,1
0,1
40,6
55
89
7,0
6,3
0,4
45
0,0
5,0
0,0
Nasi
Telur
Minyak
kelapa sawit
Subtotal
Selingan
Pilus
Pilus
25
Siang
Mie
goreng
Mie Goreng
Apel
Apel
Subtotal
Subtotal
Malam
Nasi
Telur
dadar
Nasi
Telur
Minyak
kelapa sawit
P (g)
L (g)
KH (g)
Subtotal
312
9,1
11,4
41,0
Total
1246
26,3
50,4
312,7
Recall 3
Menu
Bahan
Makanan
Berat (g)
E
(kkal)
P (g)
L (g)
KH (g)
Soto daging
Soto daging
100
128
2,6
9,4
8,3
Sate usus
Sate usus
15
19
2,1
1,1
0,2
147
4,7
10,5
8,5
Waktu
Pagi
Subtotal
Selingan
Jus jambu
Jambu biji
100
40
0,7
0,2
10,0
Gula pasir
24
87
0,0
0,0
22,6
128
0,7
0,2
32,6
150
267
3,2
0,2
60,9
Subtotal
Siang
Nasi
Nasi
Sup wortel
Wortel
50
21
0,6
0,2
4,7
Semur ayam
Ayam
50
88
5,3
7,3
0,0
Kecap
10
0,6
0,1
0,9
Minyak
kelapa sawit
18
0,0
2,0
0,0
398
9,6
9,7
66,5
100
178
2,1
0,1
40,6
55
89
7,0
6,3
0,4
45
0,0
5,0
0,0
0,3
0,1
0,5
Subtotal
315
9,4
11,5
41,4
Total
987
24,5
31,9
148,9
Subtotal
Malam
Nasi
Telur
ceplok+kecap
Nasi
Telur
Minyak
kelapa sawit
Kecap
Perencanaan I
Waktu
Pagi
Menu
Bahan
Pangan
E (kkal)
P (g)
L (g)
KH (g)
Nasi
Nasi
130
231
2,7
0,1
52,8
Daging
Teriyaki
Daging sapi
40
83
7,5
5,6
0,0
Minyak
kelapa sawit
Kecap
27
0,0
3,0
0,0
10
0,6
0,1
0,9
Labu siam
50
13
0,3
0,1
3,4
Jagung
Manis
Minyak
kelapa sawit
50
154
4,0
1,7
31,8
27
0,0
3,0
0,0
539
15,1
13,6
88,8
Tumis labu
siam + Jagung
manis
Subtotal
Selingan
Kue Lapis
Tepung
terigu
Tepung kanji
15
55
1,3
0,2
11,6
10
36
0,7
0,1
8,0
Santan
10
12
0,2
1,0
0,8
29
0,0
0,0
7,5
132
2,2
1,2
27,9
Gula pasir
Subtotal
Aktual
Berat
(g)
Waktu
Menu
Siang
Bahan
Pangan
Aktual
Berat
(g)
E (kkal)
P (g)
L (g)
KH (g)
Nasi
Nasi
150
267
3,2
0,2
60,9
Ayam saus
tiram
Ayam
70
123
7,4
10,2
0,0
Kecap
0,3
0,1
0,5
Minyak
kelapa sawit
Tempe
18
0,0
2,0
0,0
60
89
11,0
2,4
7,6
Santan
0,1
0,5
0,4
Minyak
kelapa sawit
Buncis
18
0,0
2,0
0,0
50
18
1,2
0,1
3,9
Kentang
50
42
1,0
0,1
9,6
18
0,0
2,0
0,0
75
74
0,9
0,2
19,4
675
25,0
19,6
102,1
Tempe Keri
Sup Buncis +
Kentang
Minyak
kelapa sawit
Pisang
Pisang
Subtotal
Sore
Nasi
Nasi
150
267
3,2
0,2
60,9
Telur semur
Telur
55
89
7,0
6,3
0,4
Kecap
0,3
0,1
0,5
Minyak
kelapa sawit
Tahu
18
0,0
2,0
0,0
50
34
3,9
2,3
0,8
Santan
0,1
0,5
0,4
Minyak
kelapa sawit
Oyong
18
0,0
2,0
0,0
100
18
0,8
0,2
4,1
18
0,0
2,0
0,0
471
15,3
15,5
67,0
Total
1817
58
50
286
Kebutuhan sehari
1810
38.7
50.3
300.9
100
150
99.4
95
Tahu opor
Sup oyong
Minyak
kelapa sawit
Subtotal
% Asupan (%)
Perencanaan II
Waktu
Pagi
Menu
Bahan
Pangan
Berat
(g)
Aktual
Nasi
Nasi
150
E
(kkal)
180
ayam semur
ayam
75
kecap
acar mateng
wortel buncis
P (g)
L (g)
3,6
0,6
KH
(g)
39,0
131
7,9
10,9
0,0
0,3
0,1
0,5
minyak
18
0,0
2,0
0,0
wortel
50
21
0,6
0,2
4,7
Waktu
Menu
Bahan
Pangan
Berat
(g)
Aktual
E
(kkal)
P (g)
L (g)
KH
(g)
ketimun
buncis
50
18
1,2
0,1
3,9
ketimun
50
0,4
0,1
1,4
376
14,0
13,8
49,3
50
182
3,5
0,3
40,0
10
36
0,0
0,0
9,4
218
3,5
0,3
49,4
200
356
4,2
0,2
81,2
Subtotal
Selingan
Kue Pepe
Tepung
beras
Gula pasir
Subtotal
siang
Nasi
Nasi
daging keri
daging
40
83
7,5
5,6
0,0
santan
0,1
0,5
0,4
tahu
40
27
3,1
1,8
0,6
telur
15
24
1,9
1,7
0,1
Minyak
45
0,0
5,0
0,0
wortel
50
21
0,6
0,2
4,7
kacang
panjang
minyak
50
22
1,4
0,2
3,9
18
0,0
2,0
0,0
Pepaya
125
58
0,6
0,0
15,3
660
19,4
17,2
106,1
perkedel tahu
sup wortel +
kcg panjang
Pepaya
Subtotal
sore
Nasi
Nasi
180
320
3,8
0,2
73,1
ayam goreng
ayam
75
131
7,9
10,9
0,0
18
0,0
2,0
0,0
40
27
3,1
1,8
0,6
kecap
0,3
0,1
0,5
minyak
0,1
0,0
0,2
santan
10
12
0,2
1,0
0,8
kacang
panjang
Labu siam
50
22
1,4
0,2
3,9
50
13
0,3
0,1
3,4
547
17,1
16,2
82,4
Total
1802
54,0
47,4
287,2
Kebutuhan Sehari
1810
38.7
50.3
300.9
100
139.4
94.3
95.4
minyak
tahu semur
sayur lodeh
tahu
Subtotal
% Asupan (%)
Perencanaan III
Waktu
Pagi
Menu
Nasi
Bahan
Pangan
Nasi
Berat
(g)
150
E (kkal)
267
Aktual
P (g)
L (g)
3,2
0,2
KH (g)
60,9
Waktu
Menu
Telur Semur
Sayur keri
Buncis Wortel
Kentang
Bahan
Pangan
Berat
(g)
E (kkal)
Kue lumpur
55
89
7,0
6,3
0,4
Kecap
0,3
0,1
0,5
Minyak
Kelapa
Sawit
Buncis
18
0,0
2,0
0,0
30
11
0,7
0,1
2,3
Wortel
50
21
0,6
0,2
4,7
Kentang
40
33
0,8
0,0
7,6
Minyak
Kelapa
Sawit
18
0,0
2,0
0,0
459
12,6
10,8
76,3
50
182
3,5
0,3
40,0
29
0,0
0,0
7,5
211
3,5
0,3
47,5
Tepung
beras
Gula
pasir
Subtotal
Siang
Nasi
Nasi
150
267
3,2
0,2
60,9
Ayam semur
Ayam
75
131
7,9
10,9
0,0
Kecap
0,3
0,1
0,5
Minyak
Kelapa
Sawit
Tempe
Kedelai
Murni
Bayam
18
0,0
2,0
0,0
50
75
9,2
2,0
6,4
50
18
1,8
0,3
3,3
50
0,3
0,1
1,9
125
58
0,6
0,0
15,3
577
23,2
15,4
88,1
Tempe keri
Bening bayam +
labu kuning
Pepaya
Labu
Kuning
Pepaya
Subtotal
Sore
KH (g)
Telur
Subtotal
Selingan
Aktual
P (g)
L (g)
Nasi
Nasi
150
267
3,2
0,2
60,9
Daging teriyaki
Daging
sapi
giling
kecap
35
72
6,6
4,9
2,7
0,3
0,1
0,5
18
0,0
2,0
0,0
Perkedel tahu
Minyak
Kelapa
Sawit
tahu
40
27
3,1
1,8
0,6
45
0,0
5,0
0,0
Sup wortel +
Minyak
Kelapa
Sawit
Wortel
50
21
0,6
0,2
4,7
Waktu
Menu
Bahan
Pangan
Berat
(g)
E (kkal)
Aktual
P (g)
L (g)
KH (g)
makaroni
Makaron
i
Minyak
Kelapa
Sawit
30
109
2,6
0,1
23,6
18
0,0
2,0
0,0
580
16,3
16,2
92,9
Total
1828
55,6
42,7
304,9
Kebutuhan
Sehari
% Asupan
(%)
1810
38.7
50.3
300.9
101
143.7
85,0
101.3
Subtotal
Perencanaan IV
Waktu
Pagi
Menu
Bahan
Pangan
Berat (g)
E (kkal)
L(g)
KH (g)
Nasi
150
267
3,2
0,2
60,9
Telur Semur
Telur
55
89
7,0
6,3
0,4
Kecap
0,3
0,1
0,5
Minya
k
Labu
siam
Minya
k
18
0,0
2,0
0,0
100
26
0,6
0,1
6,7
18
0,0
2,0
0,0
Subtotal
Kue lapis
Tepung
terigu
Tepung
Kanji
Santan
Gula
pasir
420
11,1
10,6
68,4
20
73
1,8
0,3
15,5
15
55
1,1
0,1
12,0
10
12
0,2
1,0
0,8
29
0,0
0,0
7,5
169
3,0
1,3
35,7
Subtotal
Siang
P (g)
Nasi
Sayur labu
segar
Selingan
Aktual
Nasi
Nasi
200
356
81
Ayam Semur
Ayam
75
131
11
Kecap
Minya
k
Tempe
27
60
89
11
Santan
labu
siam
Bayam
50
13
50
18
Tempe keri
Bobor bayam
lbu siam
Waktu
Menu
Bahan
Pangan
Berat (g)
Minya
k
buah
pisang ambon
Aktual
E (kkal)
Nasi
L(g)
KH (g)
18
80
79
21
740
26
20
117
180
320
73
50
45
Subtotal
Sore
P (g)
Ikan pesmol
Ikan
18
Tahu bacem
Minya
k
Tahu
50
34
Kecap
Minya
k
Labu
siam
kacang
panjan
g
Santan
27
50
13
50
22
10
12
Sayur Lodeh
Subtotal
494
17
11
82
Total
1824
57,2
42,0
303,4
Kebutuhan Sehari
1810
38.7
50.3
300.9
101
147.8
83.4
100.8
% Asupan
Hasil Intervensi I
Waktu
pagi
Menu
Bahan
Pangan
Berat
(g)
Aktual
E (kkal)
P (g)
L (g)
KH (g)
Nasi
Nasi
130
231
2,7
0,1
52,8
ayam semur
ayam
65
114
6,9
9,4
0,0
kecap
0,3
0,1
0,5
minyak
18
0,0
2,0
0,0
wortel
40
17
0,5
0,1
3,7
acar mateng
wortel buncis
ketimun
buncis
30
11
0,7
0,1
2,3
ketimu
n
50
0,4
0,1
1,4
399
11,4
11,9
60,6
100
49
0,9
0,3
12,2
16
58
0,0
0,0
15,0
20
50
1,6
0,2
10,0
157
2,5
0,5
37,2
200
356
4,2
0,2
81,2
Subtotal
Selingan
Jambu
biji
Gula
pasir
Roti
putih
Subtotal
siang
Nasi
Nasi
daging keri
daging
40
83
7,5
5,6
0,0
santan
0,1
0,5
0,4
tahu
40
27
3,1
1,8
0,6
telur
10
16
1,3
1,2
0,1
minyak
45
0,0
5,0
0,0
wortel
0,0
0,0
0,0
kacang
panjang
minyak
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Pepaya
75
35
0,4
0,0
9,2
568
16,6
14,3
91,4
perkedel tahu
Pepaya
Subtotal
sore
Nasi
Nasi
120
214
2,5
0,1
48,7
Telur semur
Telur
55
89
7,0
6,3
0,4
Kecap
0,3
0,1
0,5
minyak
18
0,0
2,0
0,0
50
34
3,9
2,3
0,8
Santan
0,1
0,5
0,4
minyak
18
0,0
2,0
0,0
Oyong
0,0
0,0
0,0
Minyak
0,0
0,0
0,0
381
13,8
13,3
50,7
1505
44,4
40,0
240,0
Tahu opor
Sup oyong
Tahu
Subtotal
Total
Hasil Intervensi II
Waktu
Pagi
Menu
Bahan
Pangan
Berat
(g)
Aktual
E (kkal)
P (g)
L (g)
KH (g)
Nasi
Nasi
125
223
2,6
0,1
50,8
Telur dadar
Telur
55
89
7,0
6,3
0,4
18
0,0
2,0
0,0
Sayur keri
Minyak
Kelapa
Sawit
Buncis
10
0,2
0,0
0,8
Waktu
Menu
Bahan
Pangan
Berat
(g)
Aktual
E (kkal)
P (g)
L (g)
KH (g)
Buncis
Wortel
Kentang
Formula
100
Wortel
30
13
0,4
0,1
2,8
Kentang
20
17
0,4
0,0
3,8
Minyak
Kelapa
Sawit
Full krim
18
0,0
2,0
0,0
44
57
2,6
3,1
4,4
20
73
0,0
0,0
18,8
12
16
0,0
1,7
0,0
526
13,3
15,3
81,7
Gula
pasir
Minyak
jagung
Subtotal
Selingan
Kue Talam
Formula
100
Tepung
beras
Gula
pasir
Full krim
50
182
3,5
0,3
40,0
10
36
0,0
0,0
9,4
44
57
2,6
3,1
4,4
Gula
pasir
Minyak
jagung
20
73
0,0
0,0
18,8
12
16
0,0
1,7
0,0
364
6,1
5,0
72,6
Subtotal
Siang
Nasi
Nasi
140
249
2,9
0,1
56,8
Ayam
semur
Ayam
65
114
6,9
9,4
0,0
Kecap
0,2
0,0
0,3
Minyak
Kelapa
Sawit
Tempe
Kedelai
Murni
Bayam
0,0
1,0
0,0
10
15
1,8
0,4
1,3
20
0,7
0,1
1,3
Labu
Kuning
Full krim
50
0,3
0,1
1,9
44
57
2,6
3,1
4,4
Gula
pasir
Minyak
jagung
Pepaya
20
73
0,0
0,0
18,8
12
16
0,0
1,7
0,0
75
35
0,4
0,0
9,2
584
15,8
16,0
93,9
Tempe keri
Bening
bayam +
labu kuning
Formula
100
Pepaya
Subtotal
Waktu
Sore
Menu
Bahan
Pangan
Berat
(g)
Aktual
E (kkal)
P (g)
L (g)
KH (g)
Nasi
Nasi
130
231
2,7
0,1
52,8
Ayam
goreng
Ayam
65
196
11,8
16,3
0,0
18
0,0
2,0
0,0
40
60
7,3
1,6
5,1
27
0,0
3,0
0,0
20
0,1
0,0
1,3
30
13
0,8
0,1
2,3
0,0
0,2
0,2
Full krim
44
57
2,6
3,1
4,4
Gula
pasir
Minyak
jagung
20
73
0,0
0,0
18,8
12
16
0,0
1,7
0,0
699
25,5
28,1
84,9
2173
60,8
64,4
333,1
Tempe
mendoan
Sayur lodeh
Sup wortel
+ makaroni
Formula
100
Minyak
Kelapa
Sawit
Tempe
Kedelai
Murni
Minyak
Kelapa
Sawit
Labu
siam
Kacang
panjang
Santan
Subtotal
Total
Menu
Bera
t (g)
Aktual
E (kkal)
P (g)
L(g)
KH (g)
Nasi
Nasi
150
267
3,2
0,2
60,9
Telur Semur
Telur
55
89,1
7,0
6,3
0,4
Kecap
2,3
0,3
0,1
0,5
Minyak
18,04
0,0
2,0
0,0
Labu
siam
Minyak
100
26
0,6
0,1
6,7
18,04
0,0
2,0
0,0
Full
krim
Gula
pasir
Minyak
jagung
44
57,2
2,6
3,1
4,4
20
72,8
0,0
0,0
18,8
12
15,6
0,0
1,7
0,0
566
13,7
15,4
91,6
Sayur labu
segar
Formula 100
Subtota
l
Bahan
Pangan
Waktu
Selinga
n
Menu
Kue lapis
Formula 100
Subtota
l
Siang
Bera
t (g)
Aktual
E (kkal)
P (g)
L(g)
KH (g)
Tepung
terigu
Tepung
kanji
Santan
20
73
1,8
0,3
15,5
15
55
1,1
0,1
12,0
10
12
0,2
1,0
0,8
Gula
pasir
Full
krim
Gula
pasir
Minyak
jagung
10
36
0,0
0,0
9,4
44
57
2,6
3,1
4,4
20
73
0,0
0,0
18,8
12
16
0,0
1,7
0,0
322
5,7
6,1
60,8
Nasi
Nasi
150
267
3,2
0,2
60,9
Ayam Semur
Ayam
60
105
6,3
8,7
0,0
Kecap
0,2
0,0
0,3
Minyak
0,0
1,0
0,0
Tempe
20
30
3,7
0,8
2,5
Santan
0,0
0,2
0,2
labu
siam
Bayam
50
13
0,3
0,1
3,4
20
0,7
0,1
1,3
Minyak
0,0
1,0
0,0
Pepaya
Pepaya
100
46
0,5
0,0
12,2
Formula 100
Full
krim
Gula
pasir
Minyak
jagung
44
57
2,6
3,1
4,4
20
73
0,0
0,0
18,8
12
16
0,0
1,7
0,0
636
17,5
16,8
103,9
150
267
3,2
0,2
60,9
Tempe keri
Bobor bayam
labu siam
Subtota
l
Sore
Bahan
Pangan
Nasi
Nasi
Daging teriyaki
Daging
sapi
Kecap
35
42
0,8
0,1
9,1
0,9
0,2
0,0
Minyak
18
0,0
2,0
0,0
40
27
3,1
1,8
0,6
Minyak
0,3
0,1
0,5
Wortel
50
451
0,0
50,0
0,0
Makaron
i
Minyak
30
0,2
0,0
2,0
0,1
0,0
0,2
Perkedel tahu
Sup
wortel+makaro
ni
Tahu
Waktu
Menu
Formula 100
Bahan
Pangan
Bera
t (g)
Full
krim
Gula
pasir
Minyak
jagung
44
Subtota
l
Total
Aktual
E (kkal)
P (g)
L(g)
KH (g)
57
2,6
3,1
4,4
20
73
0,0
0,0
18,8
12
16
0,0
1,7
0,0
967
11,1
59,2
96,5
2491
48,0
97,5
352,8
DOKUMENTASI
Makanan Sebelum
Makanan Sebelum
Makanan Sebelum