Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN PUSTAKA LEUKEMIA: ETIOLOGI, PATOGENESIS, EPIDEMIOLOGI,

MANIFESTASI KLINIS, PENEGAKAN DIAGNOSIS, DAN TREATMENT


KEPERAWATAN

Risma Azifa Zahra1

1
Program Studi D-III Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

[Email Korespondensi: risma.azifa.zahra-2020@vokasi.unair.ac.id]

Abstrak: Tinjauan Pustaka Leukemia: Etiologi, Patogenesis, Epidemiologi,


Manifestasi Klinis, Penegakan Diagnosis, dan Treatment Keperawatan. Pada
tahun 2006 di Indonesia, dari jumlah penderita kanker di rumah sakit, leukemia
berada pada urutan kelima setelah kanker payudara, kanker serviks, kanker hati dan
saluran empedu intrahepatik, serta limfoma non-Hodgkin. Leukemia merupakan
keganasan hematologi yang disebabkan oleh faktor imunologi, genetik, virus, dan
zat kimia. Diperkirakan, pada tahun 2011, terdapat 44.600 orang (25.320 laki-laki
dan 19.280 perempuan) telah terdiagnosis menderita leukemia dan 21.780 orang
akan meninggal dunia akibat leukemia. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui
etiologi, patogenesis, epidemiologi, manifestasi klinis, diagnosis, dan treatment
keperawatan pada penderita penyakit leukemia. Metode penelitian adalah deskriptif
kualitatif studi literatur melalui penelusuran artikel publikasi yang berhubungan
dengan leukemia. Ditemukan bahwa sebagian besar penderita leukemia mengalami
anemia, leukositosis, dan trombositopenia.
Kata Kunci: Leukemia, penderita kanker, diagnosis, hematologi
Abstract: Literature Review of Leukemia: Virology, Pathogenesis,
Epidemiology, Clinical Manifestations, Diagnosis, and Nursing Treatment. In
2006 in Indonesia, from the number of cancer patients in hospital, leukemia was in
fifth place after breast cancer, cervical cancer, liver cancer and intrahepatic bile duct,
and non-Hodgkin's lymphoma. Leukemia is a hematological malignancy caused by
immunological, genetic, viral and chemical factors. It is estimated, in 2011, there are
44,600 people (25,320 men and 19,280 women) diagnosed with leukemia and
21,780 people will die from leukemia. The purpose of this paper is to determine the
etiology, pathogenesis, epidemiology, clinical manifestations, diagnosis and nursing
treatment of leukemia sufferers. The research method is a qualitative descriptive
study of literature by searching for published articles related to leukemia. It was
found that most of the leukemia sufferers had anemia, leukocytosis, and
thrombocytopenia.
Keywords: Leukemia, cancer patients, diagnosis, hematology
PENDAHULUAN terdiagnosis menderita leukemia dan
21.780 orang akan meninggal dunia
Leukemia adalah poliferasi sel akibat leukemia.
leukosit yang abnormal, ganas, sering
disertai bentuk leukosit yang lain dari Penyakit leukemia (kanker
pada normal, jumlahnya berlebihan darah) merupakan salah satu jenis
dan dapat menyebabkan anemia, penyakit kanker yang banyak diderita
trombisitopeni dan diakhiri dengan oleh mereka berusia di bawah 15
kematian (Hasan, R). Leukemia tahun. Penyakit kanker merupakan
merupakan penyakit klonal di mana penyakit yang paling ditakuti oleh
satu atau lebih sel progenitor masyarakat, mereka berasumsi bahwa
hematopoetik normal mengalami penyakit kanker selalu identik dengan
perubahan menjadi suatu keganasan1. rasa sakit, tidak bisa sembuh, serta
Leukemia merupakan keganasan kematian. Tak mengeherankan,
hematologi yang disebabkan oleh pengetahuan masyarakat memang
faktor imunologi, genetik, virus, dan masih minim mengenai penyakit
zat kimia. leukemia.
Leukemia merupakan kelompok Oleh karena itu, dilakukan
kelainan yang ditandai dengan penelitian ini yang bertujuan agar
akumulasi leukosit ganas di sumsum pembaca mengetahui etiologi,
tulang dan darah tepi (Hoffbrand & patogenesis, epidemiologi, manifestasi
Moss, 2013). Leukemia merupakan klinis, penegakan diagnosis, dan
salah satu jenis penyakit kanker yaitu treatment keperawatan terhadap
kanker darah yang tergolong dalam penyakit leukemia.
penyakit kronis. Leukemia salah satu
jenis kanker yang banyak diderita oleh METODE
anak-anak dengan prevalensi 2,8 dari
Metode penelitian adalah
100.000. Pada tahun 2000, terdapat
deskriptif kualitatif studi literatur
sekitar 256.000 anak dan dewasa di
penelusuran artikel publikasi tentang
seluruh dunia menderita penyakit
leukemia. Melalui penelusuran
sejenis leukemia, dan 209.000 orang
tersebut, diperoleh 20 jurnal terkait.
diantaranya meninggal karena
penyakit tersebut, hampir 90% dari
PEMBAHASAN
semua penderita yang terdiagnosa
Etiologi
adalah dewasa. Pada tahun 2006
jumlah penderita leukemia rawat inap Etiologi utama terjadinya
di Rumah Sakit di Indonesia sebanyak leukemia sampai saat ini belum
2.513 orang (Lumban, 2010). diketahui secara pasti, akan tetapi
terdapat faktor predisposisi yang
Dari jumlah penderita kanker di
menyebabakan terjadinya leukemia,
rumah sakit, leukemia berada pada
yaitu:
urutan kelima setelah kanker
payudara, kanker serviks, kanker hati 1. Faktor genetik: virus tertentu
dan saluran empedu intrahepatik, menyebabkan terjadinya
serta limfoma non-Hodgkin. perubahan struktur gen (Tcell
Diperkirakan, pada tahun 2011, Leukemia-Lhymphoma
terdapat 44.600 orang (25.320 laki-laki Virus/HLTV).
dan 19.280 perempuan) telah 2. Radiasi
3. Obat-obat imunosupresif, obat- oksigen pada jaringan serta merusak
obat kardiogenik seperti kemampuan tubuh terhadap infeksi.
diethylstilbestrol.
4. Faktor herediter, misalnya pada Hasil pemeriksaan sitogenik
kembar monozigot. untuk mengetahui aberasi kromosomal
5. Kelainan kromosom, misalnya yang dapat terjadi pada pasien
pada down sindrom. leukemia. Perubahan kromosomal
dapat berupa perubahan angka, yang
Leukemia biasanya mengenai sel- menghilangkan atau menambahkan
sel darah putih. Penyebab dari seluruh kromosom, atau perubahan
sebagian besar jenis leukemia tidak struktur termasuk translokasi
diketahui. Pemaparan terhadap (penyusunan kembali), delesi, inversi,
penyinaran (radiasi) dan bahan kimia dan insersi. Pada kondisi tersebut, dua
tertentu (misalnya benzena) dan kromosom atau lebih dapat mengubah
pemakaian obat anti kanker, bahan genetik, dengan perkembangan
meningkatkan resiko terjadinya gen yang berubah dapat dianggap
leukemia. Orang yang memiliki menyebabkan mulainya proliferasi sel
kelainan genetik tertentu (misalnya abnormal.
sindroma Down atau sindroma
Fanconi), juga lebih peka terhadap Limfosit imatur berproliferasi
leukemia. dalam sumsum tulang dan jaringan
perifer serta mengganggu
Patogenesis perkembangan sel normal. Akibatnya,
hematopoiesis normal terhambat,
Leukemia adalah jenis mengakibatkan penurunan jumlah
gangguan pada sistem hemapoetik leukosit, eritrosit, dan trombosit.
yang fatal dan terkait dengan sumsum
tulang dan pembuluh limfe ditandai Poliferasi dari satu jenis sel
dengan tidak terkendalinya proliferasi sering mengganggu produksi normal
dari leukosit. Jumlah besar dari sel sel hematopoetik lainnya dan
pertama-tama menggumpal pada mengarah ke pembelahan sel yang
tempat asalnya (granulosit dalam cepat dan sitopenia atau penurunan
sumsum tulang, limfosit di dalam limfe jumlah. Pembelahan dari sel darah
node) dan menyebar ke organ putih meningkatkan kemungkinan
hematopoenik dan berlanjut ke organ terjadinya infeksi karena penurunan
yang lebih besar sehingga imun.
mengakibatkan hematomegali dan
splenomegali. Trombositopeni mengakibatkan
perdarahan yang dinyatakan oleh
Pada normalnya, sel darah ptekie dan ekimosis atau perdarahan
putih berfungsi sebagai imunitas dalam kulit, epistaksis atau
pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sel perdarahan hidung, hematoma dalam
ini dapat dikontrol sesuai dengan membrane mukosa, serta perdarahan
kebutuhan tubuh. Leukemia ini dapat saluran cerna dan saluran kemih.
meningkatkan produksi sel darah putih Tulang mungkin sakit dan lunak yang
pada sumsum tulang yang normal, disebabkan oleh infark tulang.
dengan ini sel darah putih terlihat
berbeda dengan sel darah normal, Epidemiologi
merusak produksi sel darah lain pada
Epidemiologi penyakit Leukemia
sumsum tulang termasuk sel darah
dapat ditinjau dari hal-hal berikut:
merah yang berfungsi menyuplai
1. Distribusi Frekuensi Penyakit Dharmais menjelakan bahwa leukemia
Leukemia adalah jenis kanker terintinggi pada
a) Berdasarkan orang anak dan terjadi peningkatan sejak
tahun 2011 hingga 2014. Tahun 2010
1) Umur jumlah anak yang menderita sebanyak
19 orang, tahun 2011 sebanyak 19
Berdasarkan data The orang, tahun 2012 sebanyak 23 orang
Leukemia and Lymphoma Society di dan 2013 sebanyak 30 orang, dan
Amerika Serikat, leukemia menyerang tahun 2014 sebanyak 46 orang
semua umur. Pada tahum 2008, (Kemenkes RI, 2015).
penderita leukemia 44.270 orang
dewasa dan 4.220 pada anak-anak. 2. Faktor Risiko Leukemia
Biasanya jenis leukemia yang
menyerang orang dewasa yaitu LMA Penyebab leukemia masih belum
dan LLK sedangkan LLA paling sering diketahui secara pasti hingga kini.
dijumpai pada anak-anak. Namun predisposisi genetik maupun
faktor lingkungan berperan
2) Jenis Kelamin meningkatkan risiko timbulnya
penyakit leukemia (Price & Wilson,
Berdasarkan laporan dari World 2006).
Cancer Research Fund International di
Amerika tahun 2012, kejadian a) Host
leukemia lebih besar pada laki-laki dari 1) Umur, Jenis Kelamin dan
pada perempuan dengan Ras
perbandingan 57% : 43%.
Insiden leukemia secara
3) Ras keseluruhan bervariasi menurut umur.
LLA merupakan leukemia paling sering
Berdasarkan data Centers for ditemukan pada anak-anak. Puncak
Disease Control and Prevention (CDC) insiden antara usia 3-4 tahun (Price &
pada tahun 2012, leukemia Wilson, 2006). LMA sering terjadi pada
merupakan penyakit kanker yang usia dewasa dengan umur rata-rata 50
sering terjadi dalam semua ras atau tahun dan terdapat peningkatan
etnis. Insiden leukemia paling tinggi insiden dengan meningkatnya umur.
terjadi pada ras kulit putih (14 per LMK banyak ditemukan pada usia
100.000) dan paling rendah pada Suku pertengahan dengan rata-rata 42
Asian / Pasific Islander (8 per tahun. LLK merupakan kelainan pada
100.000). orangtua dengan umur rata-rata 65
tahun (Tierney dkk, 2003). Insiden
b) Berdasarkan Tempat dan
leukemia lebih tinggi pada pria
Waktu
dibandingkan pada wanita. Tingkat
Berdasarkan laporan kasus dari insiden yang lebih terlihat di antara
F.Tumiwa dan AMC. Kaparang (2008) Kaukasia (kulit putih) dibandingkan
menyebutkan bahwa IR tertinggi LMK dengan kelompok kulit hitam (Hadi
terdapat di Swiss dan Amerika (2 per dkk, 2008).
100.000) sedangkan IR terendah
Penelitian Lee at All (2009)
berada di Swedia dan Cina (0,7 per
dengan desain kohort di The Los
100.000).
Angeles County–University of
Data dari Instalasi Deteksi Dini dan Southern California (LAC + USC)
Promosi Kesehatan RS Kanker Medical Centre melaporkan bahwa
penderita leukemia menurut etnis risiko terkena leukemia terutama LMA
terbanyak yaitu hispamik (60,9%) yang (OR = 2,26 dan CI = 1,17 – 4,37)
mencerminkan keseluruhan populasi artinya orang yang menderita leukemia
yang umum berikutnya yaitu Asia kemungkinan 2,26 kali terpapar
(23,0%), Amerika Afrikas (11,5%) dan benzene dibandingkan dengan yang
Kaukasia (4,6%) tidak menderita leukemia.
2) Faktor Genetik 4) Merokok
Berdasarkan penelitian Hadi Merokok merupakan salah satu
dkk (2008) di Iran dengan desain case faktor risiko untuk berkembangnya
control menunjukkan bahwa orang leukemia. Rokok mengandung
yang memiliki riwayat keluarga positif leukemogen seperti benzene yang
leukemia berisiko untuk menderita LLA berpotensial untuk menderita leukemia
(OR = 3,75 ; CI = 1,32 – 10,99) artinya terutama LMA (Soegijanto, 2004).
orang yang menderita leukemia
kemungkinan 3,75 kali memiliki riwayat 5) Kemoterapi
keluarga positif leukemia dibandingkan
Kemoterapi yang digunakan
dengan orang yang tidak menderita
untuk mengobati kanker, bisa
leukemia.
menyebabkan kerusakan DNA dan
b) Agent meningkatkan risiko berkembangnya
1) Virus beberapa jenis leukemia (Price &
Wilson, 2006).
Pada manusia, terdapat bukti
kuat bahwa virus merupakan etiolog c) Lingkungan (Pekerjaan)
terjadinya leukemia. Virus HTLV-1
Banyak penelitian menyatakan
(virus leukemia T manusia) telah
adanya hubungan perkerjaan dengan
ditunjukkan oleh mikroskop elektron
kejadian leukemia. Hadi dkk (2008) di
dan kultur pada sel pasien dengan
Iran dengan desain case control
jenis khusus leukemia / limfoma sel T
meneliti hubungan ini. Berdasarkan
(Howard & Hamilton, 2008).
hasil penelitian ini menunjukkan
2) Sinar Radioaktif bahwa orang yang bekerja di pertanian
atau peternakan mempunyai risiko
Sinar radioaktif merupakan tinggi leukemia (OR = 2,35 ; CI = 1,0 –
faktor risiko yang paling jelas dapat 5,19) artinya orang yang menderita
menyebabkan leukemia. Angka leukemia kemungkinan 2,35 kali
kejadian LGA/LMA dan LGK/LMK jelas bekerja di pertanian atau peternakan
sekali meningkat sesudah sinar dibanding oran yang tidak menderita
radioaktif digunakan. Ahli radiologi dan leukemia.
ahli rontgen mempunyai risiko
menderita leukemia 10 kali lebih besar Manifestasi Klinis
dibandingkan dengan orang-orang
Manifestasi klinis yang sering
yang tidak bekerja dibagian itu.
dijumpai pada penyakit leukemia
3) Bahan Kimia adalah sebagai berikut:

Penelitian Hadi dkk (2008) di 1. Leukemia Limfositik Akut


Iran dengan desain case control
Gejala klinis LLA sangat bervariasi.
menunjukkan bahwa orang yang
Umumnya menggambarkan kegagalan
terpapar benzene dapat meningkatkan
sumsum tulang. Gejala klinis
berhubungan dengan anemia (mudah Penegakan diagnosis
lelah, lateragi, pusing, sesak , nyeri
dada), infeksi, dan perdarahan. Selain a) Diagnosa yang ada pada teori
itu juga ditemukan anoreksi, nyeri tapi tidak muncul pada kasus
tulang dan sendi, hipermetabolisme.
Nyeri tulang bisa dijumpai terutama 1) Kurangnya pengetahuan tentang
pada sternum, tibia dan femur. penyakit berhubungan dengan
kurang terpajan pada sumber.
2. Leukemia Mielositik Akut Kurangnya pengetahuan adalah
keadaan dimana kekurangan
Gejala utama LMA adalah rasa informasi kognitif mengenai
lelah, perdarahan dan infeksi yang perawatan penderita diabetes
disebabkan oleh sindrom kegagalan melitus (Wilkinson & Nancy, 2012).
sumsum tulang. Perdarahan biasanya
terjadi dalam bentuk purpura atau 2) Intoleransi aktifitas berhubungan
ptekie. Penderita LMA dengan leukosit dengan tidak keseimbangan suplai
yang sangat tinggi (lebih dari 100 dan kebutuhan oksigen. Intoleransi
ribu/mm3) biasanya mengalami aktifitas adalah ketidakcukupan
gangguan kesadaran, sesak napas, energi fisiologi atau psikologis
nyeri dada dan priapismus. Selain itu untuk melanjutkan atau
juga menimbulkan gangguan menyelesaikan aktivitas sehari hari
metabolisme yaitu hiperurisemia dan yang ingin atau harus dilakukan
hipoglikemia. (Wilkinson & Nancy, 2012). Penulis
tidak memasukkan kedua diagnosa
3. Leukemia Limfositik Kronik
keperawatan tersebut kedalam
Sekitar 25% penderita LLK tidak diagnosa keperawatan dalam
menunjukkan gejala. Penderita LLK kasus nyata karena dalam
yang mengalami gejala biasanya pengkajian tidak didapatkan tanda
ditemuka limfadenopati generalisata, dan gejala kurangnya
penurunan berat badab dan kelelahan. penegtahuan. Sedangkan diagnosa
Gejala lain yaitu hilangnya nafsu intoleransi aktifitas tidak di temukan
makan dan penurunan kemampuan pada pasien.
latihan atau olahraga. Demam, b) Diagnosa yang tidak ada pada
keringat malam dan infeksi semakin teori tetapi muncul pada dalam
parah sejalan dengan perjalanan kasus.
penyakitnya.
1) Diagnosa 1
4. Leukemia Granulositik/ Mielositik
Kronik Kerusakan membran mukosa oral
berhubungan dengan imunosupresan
LGK memiliki 3 fase yaitu fase (Wilkinson & Nancy, 2012). kerusakan
kronik, fase akselerasi, dan fase krisis membran mukosa oral adalah
blas. Pada fase kronik ditemukan gangguan pada bibir atau jaringan
hipermetabolisme, merasa cepat lunak di rongga mulut (Wilkinson &
kenyang akibat desakan limpa dan Nancy, 2012). Penulis mengangkat
lambung. Penurunan berat badan diagnosa ini sebagai diagnosa
terjadi setelah penyakit berlangsung pertama karena jika pasien mengalami
lama. Pada fase akselerasi ditemukan gangguan jaringan pada mulut berarti
keluhan anemia yang bertambah kebutuhan metabolik pada tubuh akan
berat, petekie, ekimosis dan demam berkurang. Datadata yang mendukung
yang disertai infeksi. di angkat diagnosa tersebut adalah:
yang di tandai dengan mukosa bibir sistem penderajatan yang dipakai ialah
kering, lidah tampak kotor, terdapat klasifikasi Rai:
stomatitis dan Leukosit = 4.5 ribu/ul.
- Stadium 0 : limfositosis darah tepi
2) Diagnosa 2 dan sumsum tulang
- Stadium I : limfositosis dan
Resiko ketidakseimbnagan nutrisi limfadenopati
kurang dari kebutuhan tubuh - Stadium II : limfositosis dan
berhubungan dengan Mual muntah splenomegaly/hepatomegaly
(Wilkinson & Nancy, 2012). Ketidak - Stadium III : limfositosis dan
seimbangan nutrisi kurang dari anemia (Hb<11gr/dl)
kebutuhan adalah asupan nutrisi tidak - Stadium IV : limfositosis dan
mencukupi untuk memenuhi trombositopenia <100.000/mm3
kebutuhan metabolik (Wilkinson & dengan /tanpa gejala pembesaran
Nancy, 2012). hati, limpa, kelenjar.
Treatment Keperawatan Terapi untuk LLK jarang mencapai
kesembuhan karena tujuan terapi
1. Kemoterapi
bersifat konvensional, terutama untuk
a) Kemoterapi pada pederita LLA
mengendalikan gejala. Pengobatan
Pengobatan umumnya terjadi tidak diberikan kepada penderita tanpa
secara bertahap, meskipun tidak gejala karena tidak memperpanjang
semua fase yang digunakan untuk hidup. Pada stadium I atau II,
semua orang. pengamatan atau kemoterapi adalah
pengobatan biasa. Pada stadium III
b) Kemoterapi pada penderita atau IV diberikankemoterapi intensif.
LMA Angka ketahanan hidup lebih dari 10
- Fase induksi; fase induksi adalah tahun. Pasien dengan stadium 0 atau
regimen kemoterapi yang intensif, 1 dapat bertahan hidup rata-rata 10
bertujuan untuk mengeradikasi sel- tahun. Sedangkan pada pasien
sel leukemia secara maksimal dengan stadium III atau IV rata-rata
sehingga tercapai remisi komplit. dapat berthan hidup kurang dari 2
- Fase konsolidasi; fase konsolidasi tahun.
dilakukan sebgai tindak lanjut dari
fase induksi. Kemoterapi d) Kemoterapi pada penderita
konsolidasi biasanya terdiri dari LGK/LMK
beberapa siklus kemoterapi dan - Fase kronik; busulfan dan
menggunakan obat dengan jenis hidrouksiurea merupakan obat
dan dosis yang sama atau lebih pilihan yang mampu menahan
besar dari dosis yang digunakan pasien bebas dari gejala untuk
pada fase induksi. Dengan jangka waktu yang lama. Regimen
pengobatan modern, angka resmi dengan bermacam obat yang
50-75%, terapi angka rata-rata intensif merupakan terapi pilihan
hidup masih 2 tahun dan yang fase kronis LMK yang tidak
dapat hidup lebih dari 5 tahun diarahkan pada tindakan
hanya 10%. transplantasi sumsum tulang.
c) Kemoterapi pada penderita LLK - Fase akselerasi; sama dengan
terapi leukemia akut, tetapi respons
Derajat penyakit LLK harus sangat rendah.
ditetapkan karena menentukan strategi
terapi dan prognosis. Salah satu
2. Radioterapi DAFTAR PUSTAKA
Radioterapi menggunakan sinar Amylia, Y., & Surjaningrum, E. (2014).
berenergi tinggi untuk membunuh sel- Hubungan antara persepsi
sel leukemia. dukungan sosial dengan tingkat
kecemasan pada penderita
3. Transplantasi Sumsum Tulang leukemia. Jurnal Psikologi
Klinis dan Kesehatan
Transplantasi sumsum tulang
Mental, 3(2), 79-84.
dilakukan untuk mengganti sumsum
tulang yang rusak karena dosis tinggi FARID MUHAMMAD DZAKI, F. M. D.
kemoterapi atau terapi radiasi. Selain (2018). Asuhan Keperawatan
itu, transplantasi sumsum tulang Pada Tn. A Dengan Leukemia
berguna untuk mengganti sel-sel Di ruangan Ambun Suri Lantai
darah yang rusak karena kanker. 3 RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi (Doctoral
4. Terapi Suportif
dissertation, STIKes PERINTIS
Terapi suportif berfungsi untuk PADANG).
mengatasi akibat-akibat yang
Ghozali, M. F., & Eviyanti, A. (2016).
ditimbulkan penyakit leukemia dan
Sistem Pakar Diagnosa Dini
mengatasi efek samping obat.
Penyakit Leukimia Dengan
Misalnya transfusi darah untuk
Metode Certainty
penderita leukemia dengan keluhan
Factor. Kinetik: Game
anemia, transfusi trombosit untuk
Technology, Information
mengatasi perdarahan dan antibiotik
System, Computer Network,
untuk mengatasi infeksi.
Computing, Electronics, and
SIMPULAN Control, 135-146.

Berdasarkan studi literatur yang Hariani, E. (2018). Hubungan Jumlah


telah dilakukan, Leukemia biasanya Trombosit dan Neutrofil dengan
mengenai sel-sel darah putih. Gambaran Kelainan Kulit pada
ditemukan bahwa sebagian besar Pasien Leukemia Limfositik
penderita leukemia mengalami Akut (LLA) dan Leukemia
anemia, leukositosis, dan Mielositik Akut (LMA) Anak.
trombositopenia.
Hia, Y. (2019). ASUHAN
Penyebab dari sebagian besar KEPERAWATAN PADA
jenis leukemia tidak diketahui. PASIEN LEUKEMIA.
Pemaparan terhadap penyinaran
Hoffbrand, A.V., J.E. Pettit, and P.A.H.
(radiasi) dan bahan kimia tertentu
Moss, 2005. Kapita Selekta
(misalnya benzena) dan pemakaian
Hematologi. Jakarta: Penerbit
obat anti kanker, meningkatkan resiko
Buku Kedokteran
terjadinya leukemia.
EGC.Halaman 150-160.
Penegakan diagnosa leukemia
Kartawan, G. A., Suega, K., & Rena,
dibagi menjadi dua, yaitu: diagnosa
R. A. (2016). Karakteristik klinis
yang ada pada teori tapi tidak muncul
pasien chronic myeloid
pada kasus dan diagnosa yang tidak
leukemia dengan terapi tyrosine
ada pada teori tetapi muncul pada
kinase inhibitor di rumah sakit
dalam kasus.
umum pusat sanglah. E-Jurnal
Medika Udayana.
Nur Arif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Mediaction Publishing Yogyakarta.
Mieloid Akut.
scholar.unand.ac.id.
Nurilawati. 2012. Leukimia. Jurnal.
Surabaya: Universitas USU. http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/10
4/jtptunimus-gdl-nurilawati-
Pertiwi, N. M. I., Niruri, R., & Ariawati, 5172-2-bab2.pdf. Diakses pada
K. (2013). Gangguan tanggal 11 Maret 2021 pukul
hematologi akibat kemoterapi 22.12 WIB.
pada anak dengan leukemia
limfositik akut di Rumah Sakit http://repository.unimus.ac.id/1205/3/B
Umum Pusat Sanglah. Jurnal AB%20II.pdf. Diakses pada
Farmasi Udayana. tanggal 11 Maret 2021 pukul
22.30 WIB.
Rahadiyanto, K. Y. K., Liana, P., &
Indriani, B. (2014). Pola http://lib.ui.ac.id/file?
gambaran darah tepi pada file=digital/125480-S-5734-
penderita leukimia di Gambaran%20epidemiologi-
laboratorium klinik RSUP Dr. Literatur.pdf. Diakses pada
Mohammad Hoesin tanggal 12 Maret 2021 pukul
Palembang. Majalah 07.35 WIB.
Kedokteran Sriwijaya, 46(4),
259-265. https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokum
en_dir/700cff11e61af698661cb
Rendra, M., Yaswir, R., & Hanif, A. M. a642ac144bb.pdf. Diakses
(2013). Gambaran pada tanggal 12 Maret 2021
Laboratorium Leukemia Kronik pukul 08.12 WIB.
di Bagian Penyakit Dalam
RSUP Dr. M. Djamil http://scholar.unand.ac.id/35403/2/BA
Padang. Jurnal Kesehatan B%20I
Andalas, 2(3), 141-145. %20PENDAHULUAN.pdf.
Diakses pada tanggal 12 Maret
Wilkinson, Judith M., & Ahern, N.R. 2021 pukul 10.12 WIB.
(2012). Buku Saku: Diagnosa
Keperawatan (9th ed) (Esty
Wahyuningsih & Dwi Wdiarti,
Penerjemah.). Jakarta: EGC.
Wolley, N. G., Gunawan, S., &
Warouw, S. M. (2016).
Perubahan status gizi pada
anak dengan leukemia
limfoblastik akut selama
pengobatan. e-CliniC, 4(1).
Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas. 2014. Leukemia

Anda mungkin juga menyukai