Manifestasi Klinis, Penegakan Diagnosis, dan Treatment Keperawatan. Pada tahun 2006 di Indonesia, dari jumlah penderita kanker di rumah sakit, leukemia berada pada urutan kelima setelah kanker payudara, kanker serviks, kanker hati dan saluran empedu intrahepatik, serta limfoma non-Hodgkin. Leukemia merupakan keganasan hematologi yang disebabkan oleh faktor imunologi, genetik, virus, dan zat kimia. Diperkirakan, pada tahun 2011, terdapat 44.600 orang (25.320 laki-laki dan 19.280 perempuan) telah terdiagnosis menderita leukemia dan 21.780 orang akan meninggal dunia akibat leukemia. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui etiologi, patogenesis, epidemiologi, manifestasi klinis, diagnosis, dan treatment keperawatan pada penderita penyakit leukemia. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif studi literatur melalui penelusuran artikel publikasi yang berhubungan dengan leukemia. Ditemukan bahwa sebagian besar penderita leukemia mengalami anemia, leukositosis, dan trombositopenia. Kata Kunci: Leukemia, penderita kanker, diagnosis, hematologi Abstract: Literature Review of Leukemia: Virology, Pathogenesis, Epidemiology, Clinical Manifestations, Diagnosis, and Nursing Treatment. In 2006 in Indonesia, from the number of cancer patients in hospital, leukemia was in fifth place after breast cancer, cervical cancer, liver cancer and intrahepatic bile duct, and non-Hodgkin's lymphoma. Leukemia is a hematological malignancy caused by immunological, genetic, viral and chemical factors. It is estimated, in 2011, there are 44,600 people (25,320 men and 19,280 women) diagnosed with leukemia and 21,780 people will die from leukemia. The purpose of this paper is to determine the etiology, pathogenesis, epidemiology, clinical manifestations, diagnosis and nursing treatment of leukemia sufferers. The research method is a qualitative descriptive study of literature by searching for published articles related to leukemia. It was found that most of the leukemia sufferers had anemia, leukocytosis, and thrombocytopenia. Keywords: Leukemia, cancer patients, diagnosis, hematology PENDAHULUAN terdiagnosis menderita leukemia dan 21.780 orang akan meninggal dunia Leukemia adalah poliferasi sel akibat leukemia. leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain dari Penyakit leukemia (kanker pada normal, jumlahnya berlebihan darah) merupakan salah satu jenis dan dapat menyebabkan anemia, penyakit kanker yang banyak diderita trombisitopeni dan diakhiri dengan oleh mereka berusia di bawah 15 kematian (Hasan, R). Leukemia tahun. Penyakit kanker merupakan merupakan penyakit klonal di mana penyakit yang paling ditakuti oleh satu atau lebih sel progenitor masyarakat, mereka berasumsi bahwa hematopoetik normal mengalami penyakit kanker selalu identik dengan perubahan menjadi suatu keganasan1. rasa sakit, tidak bisa sembuh, serta Leukemia merupakan keganasan kematian. Tak mengeherankan, hematologi yang disebabkan oleh pengetahuan masyarakat memang faktor imunologi, genetik, virus, dan masih minim mengenai penyakit zat kimia. leukemia. Leukemia merupakan kelompok Oleh karena itu, dilakukan kelainan yang ditandai dengan penelitian ini yang bertujuan agar akumulasi leukosit ganas di sumsum pembaca mengetahui etiologi, tulang dan darah tepi (Hoffbrand & patogenesis, epidemiologi, manifestasi Moss, 2013). Leukemia merupakan klinis, penegakan diagnosis, dan salah satu jenis penyakit kanker yaitu treatment keperawatan terhadap kanker darah yang tergolong dalam penyakit leukemia. penyakit kronis. Leukemia salah satu jenis kanker yang banyak diderita oleh METODE anak-anak dengan prevalensi 2,8 dari Metode penelitian adalah 100.000. Pada tahun 2000, terdapat deskriptif kualitatif studi literatur sekitar 256.000 anak dan dewasa di penelusuran artikel publikasi tentang seluruh dunia menderita penyakit leukemia. Melalui penelusuran sejenis leukemia, dan 209.000 orang tersebut, diperoleh 20 jurnal terkait. diantaranya meninggal karena penyakit tersebut, hampir 90% dari PEMBAHASAN semua penderita yang terdiagnosa Etiologi adalah dewasa. Pada tahun 2006 jumlah penderita leukemia rawat inap Etiologi utama terjadinya di Rumah Sakit di Indonesia sebanyak leukemia sampai saat ini belum 2.513 orang (Lumban, 2010). diketahui secara pasti, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang Dari jumlah penderita kanker di menyebabakan terjadinya leukemia, rumah sakit, leukemia berada pada yaitu: urutan kelima setelah kanker payudara, kanker serviks, kanker hati 1. Faktor genetik: virus tertentu dan saluran empedu intrahepatik, menyebabkan terjadinya serta limfoma non-Hodgkin. perubahan struktur gen (Tcell Diperkirakan, pada tahun 2011, Leukemia-Lhymphoma terdapat 44.600 orang (25.320 laki-laki Virus/HLTV). dan 19.280 perempuan) telah 2. Radiasi 3. Obat-obat imunosupresif, obat- oksigen pada jaringan serta merusak obat kardiogenik seperti kemampuan tubuh terhadap infeksi. diethylstilbestrol. 4. Faktor herediter, misalnya pada Hasil pemeriksaan sitogenik kembar monozigot. untuk mengetahui aberasi kromosomal 5. Kelainan kromosom, misalnya yang dapat terjadi pada pasien pada down sindrom. leukemia. Perubahan kromosomal dapat berupa perubahan angka, yang Leukemia biasanya mengenai sel- menghilangkan atau menambahkan sel darah putih. Penyebab dari seluruh kromosom, atau perubahan sebagian besar jenis leukemia tidak struktur termasuk translokasi diketahui. Pemaparan terhadap (penyusunan kembali), delesi, inversi, penyinaran (radiasi) dan bahan kimia dan insersi. Pada kondisi tersebut, dua tertentu (misalnya benzena) dan kromosom atau lebih dapat mengubah pemakaian obat anti kanker, bahan genetik, dengan perkembangan meningkatkan resiko terjadinya gen yang berubah dapat dianggap leukemia. Orang yang memiliki menyebabkan mulainya proliferasi sel kelainan genetik tertentu (misalnya abnormal. sindroma Down atau sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap Limfosit imatur berproliferasi leukemia. dalam sumsum tulang dan jaringan perifer serta mengganggu Patogenesis perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoiesis normal terhambat, Leukemia adalah jenis mengakibatkan penurunan jumlah gangguan pada sistem hemapoetik leukosit, eritrosit, dan trombosit. yang fatal dan terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai Poliferasi dari satu jenis sel dengan tidak terkendalinya proliferasi sering mengganggu produksi normal dari leukosit. Jumlah besar dari sel sel hematopoetik lainnya dan pertama-tama menggumpal pada mengarah ke pembelahan sel yang tempat asalnya (granulosit dalam cepat dan sitopenia atau penurunan sumsum tulang, limfosit di dalam limfe jumlah. Pembelahan dari sel darah node) dan menyebar ke organ putih meningkatkan kemungkinan hematopoenik dan berlanjut ke organ terjadinya infeksi karena penurunan yang lebih besar sehingga imun. mengakibatkan hematomegali dan splenomegali. Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh Pada normalnya, sel darah ptekie dan ekimosis atau perdarahan putih berfungsi sebagai imunitas dalam kulit, epistaksis atau pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sel perdarahan hidung, hematoma dalam ini dapat dikontrol sesuai dengan membrane mukosa, serta perdarahan kebutuhan tubuh. Leukemia ini dapat saluran cerna dan saluran kemih. meningkatkan produksi sel darah putih Tulang mungkin sakit dan lunak yang pada sumsum tulang yang normal, disebabkan oleh infark tulang. dengan ini sel darah putih terlihat berbeda dengan sel darah normal, Epidemiologi merusak produksi sel darah lain pada Epidemiologi penyakit Leukemia sumsum tulang termasuk sel darah dapat ditinjau dari hal-hal berikut: merah yang berfungsi menyuplai 1. Distribusi Frekuensi Penyakit Dharmais menjelakan bahwa leukemia Leukemia adalah jenis kanker terintinggi pada a) Berdasarkan orang anak dan terjadi peningkatan sejak tahun 2011 hingga 2014. Tahun 2010 1) Umur jumlah anak yang menderita sebanyak 19 orang, tahun 2011 sebanyak 19 Berdasarkan data The orang, tahun 2012 sebanyak 23 orang Leukemia and Lymphoma Society di dan 2013 sebanyak 30 orang, dan Amerika Serikat, leukemia menyerang tahun 2014 sebanyak 46 orang semua umur. Pada tahum 2008, (Kemenkes RI, 2015). penderita leukemia 44.270 orang dewasa dan 4.220 pada anak-anak. 2. Faktor Risiko Leukemia Biasanya jenis leukemia yang menyerang orang dewasa yaitu LMA Penyebab leukemia masih belum dan LLK sedangkan LLA paling sering diketahui secara pasti hingga kini. dijumpai pada anak-anak. Namun predisposisi genetik maupun faktor lingkungan berperan 2) Jenis Kelamin meningkatkan risiko timbulnya penyakit leukemia (Price & Wilson, Berdasarkan laporan dari World 2006). Cancer Research Fund International di Amerika tahun 2012, kejadian a) Host leukemia lebih besar pada laki-laki dari 1) Umur, Jenis Kelamin dan pada perempuan dengan Ras perbandingan 57% : 43%. Insiden leukemia secara 3) Ras keseluruhan bervariasi menurut umur. LLA merupakan leukemia paling sering Berdasarkan data Centers for ditemukan pada anak-anak. Puncak Disease Control and Prevention (CDC) insiden antara usia 3-4 tahun (Price & pada tahun 2012, leukemia Wilson, 2006). LMA sering terjadi pada merupakan penyakit kanker yang usia dewasa dengan umur rata-rata 50 sering terjadi dalam semua ras atau tahun dan terdapat peningkatan etnis. Insiden leukemia paling tinggi insiden dengan meningkatnya umur. terjadi pada ras kulit putih (14 per LMK banyak ditemukan pada usia 100.000) dan paling rendah pada Suku pertengahan dengan rata-rata 42 Asian / Pasific Islander (8 per tahun. LLK merupakan kelainan pada 100.000). orangtua dengan umur rata-rata 65 tahun (Tierney dkk, 2003). Insiden b) Berdasarkan Tempat dan leukemia lebih tinggi pada pria Waktu dibandingkan pada wanita. Tingkat Berdasarkan laporan kasus dari insiden yang lebih terlihat di antara F.Tumiwa dan AMC. Kaparang (2008) Kaukasia (kulit putih) dibandingkan menyebutkan bahwa IR tertinggi LMK dengan kelompok kulit hitam (Hadi terdapat di Swiss dan Amerika (2 per dkk, 2008). 100.000) sedangkan IR terendah Penelitian Lee at All (2009) berada di Swedia dan Cina (0,7 per dengan desain kohort di The Los 100.000). Angeles County–University of Data dari Instalasi Deteksi Dini dan Southern California (LAC + USC) Promosi Kesehatan RS Kanker Medical Centre melaporkan bahwa penderita leukemia menurut etnis risiko terkena leukemia terutama LMA terbanyak yaitu hispamik (60,9%) yang (OR = 2,26 dan CI = 1,17 – 4,37) mencerminkan keseluruhan populasi artinya orang yang menderita leukemia yang umum berikutnya yaitu Asia kemungkinan 2,26 kali terpapar (23,0%), Amerika Afrikas (11,5%) dan benzene dibandingkan dengan yang Kaukasia (4,6%) tidak menderita leukemia. 2) Faktor Genetik 4) Merokok Berdasarkan penelitian Hadi Merokok merupakan salah satu dkk (2008) di Iran dengan desain case faktor risiko untuk berkembangnya control menunjukkan bahwa orang leukemia. Rokok mengandung yang memiliki riwayat keluarga positif leukemogen seperti benzene yang leukemia berisiko untuk menderita LLA berpotensial untuk menderita leukemia (OR = 3,75 ; CI = 1,32 – 10,99) artinya terutama LMA (Soegijanto, 2004). orang yang menderita leukemia kemungkinan 3,75 kali memiliki riwayat 5) Kemoterapi keluarga positif leukemia dibandingkan Kemoterapi yang digunakan dengan orang yang tidak menderita untuk mengobati kanker, bisa leukemia. menyebabkan kerusakan DNA dan b) Agent meningkatkan risiko berkembangnya 1) Virus beberapa jenis leukemia (Price & Wilson, 2006). Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiolog c) Lingkungan (Pekerjaan) terjadinya leukemia. Virus HTLV-1 Banyak penelitian menyatakan (virus leukemia T manusia) telah adanya hubungan perkerjaan dengan ditunjukkan oleh mikroskop elektron kejadian leukemia. Hadi dkk (2008) di dan kultur pada sel pasien dengan Iran dengan desain case control jenis khusus leukemia / limfoma sel T meneliti hubungan ini. Berdasarkan (Howard & Hamilton, 2008). hasil penelitian ini menunjukkan 2) Sinar Radioaktif bahwa orang yang bekerja di pertanian atau peternakan mempunyai risiko Sinar radioaktif merupakan tinggi leukemia (OR = 2,35 ; CI = 1,0 – faktor risiko yang paling jelas dapat 5,19) artinya orang yang menderita menyebabkan leukemia. Angka leukemia kemungkinan 2,35 kali kejadian LGA/LMA dan LGK/LMK jelas bekerja di pertanian atau peternakan sekali meningkat sesudah sinar dibanding oran yang tidak menderita radioaktif digunakan. Ahli radiologi dan leukemia. ahli rontgen mempunyai risiko menderita leukemia 10 kali lebih besar Manifestasi Klinis dibandingkan dengan orang-orang Manifestasi klinis yang sering yang tidak bekerja dibagian itu. dijumpai pada penyakit leukemia 3) Bahan Kimia adalah sebagai berikut:
Penelitian Hadi dkk (2008) di 1. Leukemia Limfositik Akut
Iran dengan desain case control Gejala klinis LLA sangat bervariasi. menunjukkan bahwa orang yang Umumnya menggambarkan kegagalan terpapar benzene dapat meningkatkan sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah Penegakan diagnosis lelah, lateragi, pusing, sesak , nyeri dada), infeksi, dan perdarahan. Selain a) Diagnosa yang ada pada teori itu juga ditemukan anoreksi, nyeri tapi tidak muncul pada kasus tulang dan sendi, hipermetabolisme. Nyeri tulang bisa dijumpai terutama 1) Kurangnya pengetahuan tentang pada sternum, tibia dan femur. penyakit berhubungan dengan kurang terpajan pada sumber. 2. Leukemia Mielositik Akut Kurangnya pengetahuan adalah keadaan dimana kekurangan Gejala utama LMA adalah rasa informasi kognitif mengenai lelah, perdarahan dan infeksi yang perawatan penderita diabetes disebabkan oleh sindrom kegagalan melitus (Wilkinson & Nancy, 2012). sumsum tulang. Perdarahan biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau 2) Intoleransi aktifitas berhubungan ptekie. Penderita LMA dengan leukosit dengan tidak keseimbangan suplai yang sangat tinggi (lebih dari 100 dan kebutuhan oksigen. Intoleransi ribu/mm3) biasanya mengalami aktifitas adalah ketidakcukupan gangguan kesadaran, sesak napas, energi fisiologi atau psikologis nyeri dada dan priapismus. Selain itu untuk melanjutkan atau juga menimbulkan gangguan menyelesaikan aktivitas sehari hari metabolisme yaitu hiperurisemia dan yang ingin atau harus dilakukan hipoglikemia. (Wilkinson & Nancy, 2012). Penulis tidak memasukkan kedua diagnosa 3. Leukemia Limfositik Kronik keperawatan tersebut kedalam Sekitar 25% penderita LLK tidak diagnosa keperawatan dalam menunjukkan gejala. Penderita LLK kasus nyata karena dalam yang mengalami gejala biasanya pengkajian tidak didapatkan tanda ditemuka limfadenopati generalisata, dan gejala kurangnya penurunan berat badab dan kelelahan. penegtahuan. Sedangkan diagnosa Gejala lain yaitu hilangnya nafsu intoleransi aktifitas tidak di temukan makan dan penurunan kemampuan pada pasien. latihan atau olahraga. Demam, b) Diagnosa yang tidak ada pada keringat malam dan infeksi semakin teori tetapi muncul pada dalam parah sejalan dengan perjalanan kasus. penyakitnya. 1) Diagnosa 1 4. Leukemia Granulositik/ Mielositik Kronik Kerusakan membran mukosa oral berhubungan dengan imunosupresan LGK memiliki 3 fase yaitu fase (Wilkinson & Nancy, 2012). kerusakan kronik, fase akselerasi, dan fase krisis membran mukosa oral adalah blas. Pada fase kronik ditemukan gangguan pada bibir atau jaringan hipermetabolisme, merasa cepat lunak di rongga mulut (Wilkinson & kenyang akibat desakan limpa dan Nancy, 2012). Penulis mengangkat lambung. Penurunan berat badan diagnosa ini sebagai diagnosa terjadi setelah penyakit berlangsung pertama karena jika pasien mengalami lama. Pada fase akselerasi ditemukan gangguan jaringan pada mulut berarti keluhan anemia yang bertambah kebutuhan metabolik pada tubuh akan berat, petekie, ekimosis dan demam berkurang. Datadata yang mendukung yang disertai infeksi. di angkat diagnosa tersebut adalah: yang di tandai dengan mukosa bibir sistem penderajatan yang dipakai ialah kering, lidah tampak kotor, terdapat klasifikasi Rai: stomatitis dan Leukosit = 4.5 ribu/ul. - Stadium 0 : limfositosis darah tepi 2) Diagnosa 2 dan sumsum tulang - Stadium I : limfositosis dan Resiko ketidakseimbnagan nutrisi limfadenopati kurang dari kebutuhan tubuh - Stadium II : limfositosis dan berhubungan dengan Mual muntah splenomegaly/hepatomegaly (Wilkinson & Nancy, 2012). Ketidak - Stadium III : limfositosis dan seimbangan nutrisi kurang dari anemia (Hb<11gr/dl) kebutuhan adalah asupan nutrisi tidak - Stadium IV : limfositosis dan mencukupi untuk memenuhi trombositopenia <100.000/mm3 kebutuhan metabolik (Wilkinson & dengan /tanpa gejala pembesaran Nancy, 2012). hati, limpa, kelenjar. Treatment Keperawatan Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan karena tujuan terapi 1. Kemoterapi bersifat konvensional, terutama untuk a) Kemoterapi pada pederita LLA mengendalikan gejala. Pengobatan Pengobatan umumnya terjadi tidak diberikan kepada penderita tanpa secara bertahap, meskipun tidak gejala karena tidak memperpanjang semua fase yang digunakan untuk hidup. Pada stadium I atau II, semua orang. pengamatan atau kemoterapi adalah pengobatan biasa. Pada stadium III b) Kemoterapi pada penderita atau IV diberikankemoterapi intensif. LMA Angka ketahanan hidup lebih dari 10 - Fase induksi; fase induksi adalah tahun. Pasien dengan stadium 0 atau regimen kemoterapi yang intensif, 1 dapat bertahan hidup rata-rata 10 bertujuan untuk mengeradikasi sel- tahun. Sedangkan pada pasien sel leukemia secara maksimal dengan stadium III atau IV rata-rata sehingga tercapai remisi komplit. dapat berthan hidup kurang dari 2 - Fase konsolidasi; fase konsolidasi tahun. dilakukan sebgai tindak lanjut dari fase induksi. Kemoterapi d) Kemoterapi pada penderita konsolidasi biasanya terdiri dari LGK/LMK beberapa siklus kemoterapi dan - Fase kronik; busulfan dan menggunakan obat dengan jenis hidrouksiurea merupakan obat dan dosis yang sama atau lebih pilihan yang mampu menahan besar dari dosis yang digunakan pasien bebas dari gejala untuk pada fase induksi. Dengan jangka waktu yang lama. Regimen pengobatan modern, angka resmi dengan bermacam obat yang 50-75%, terapi angka rata-rata intensif merupakan terapi pilihan hidup masih 2 tahun dan yang fase kronis LMK yang tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun diarahkan pada tindakan hanya 10%. transplantasi sumsum tulang. c) Kemoterapi pada penderita LLK - Fase akselerasi; sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons Derajat penyakit LLK harus sangat rendah. ditetapkan karena menentukan strategi terapi dan prognosis. Salah satu 2. Radioterapi DAFTAR PUSTAKA Radioterapi menggunakan sinar Amylia, Y., & Surjaningrum, E. (2014). berenergi tinggi untuk membunuh sel- Hubungan antara persepsi sel leukemia. dukungan sosial dengan tingkat kecemasan pada penderita 3. Transplantasi Sumsum Tulang leukemia. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Transplantasi sumsum tulang Mental, 3(2), 79-84. dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak karena dosis tinggi FARID MUHAMMAD DZAKI, F. M. D. kemoterapi atau terapi radiasi. Selain (2018). Asuhan Keperawatan itu, transplantasi sumsum tulang Pada Tn. A Dengan Leukemia berguna untuk mengganti sel-sel Di ruangan Ambun Suri Lantai darah yang rusak karena kanker. 3 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi (Doctoral 4. Terapi Suportif dissertation, STIKes PERINTIS Terapi suportif berfungsi untuk PADANG). mengatasi akibat-akibat yang Ghozali, M. F., & Eviyanti, A. (2016). ditimbulkan penyakit leukemia dan Sistem Pakar Diagnosa Dini mengatasi efek samping obat. Penyakit Leukimia Dengan Misalnya transfusi darah untuk Metode Certainty penderita leukemia dengan keluhan Factor. Kinetik: Game anemia, transfusi trombosit untuk Technology, Information mengatasi perdarahan dan antibiotik System, Computer Network, untuk mengatasi infeksi. Computing, Electronics, and SIMPULAN Control, 135-146.
Berdasarkan studi literatur yang Hariani, E. (2018). Hubungan Jumlah
telah dilakukan, Leukemia biasanya Trombosit dan Neutrofil dengan mengenai sel-sel darah putih. Gambaran Kelainan Kulit pada ditemukan bahwa sebagian besar Pasien Leukemia Limfositik penderita leukemia mengalami Akut (LLA) dan Leukemia anemia, leukositosis, dan Mielositik Akut (LMA) Anak. trombositopenia. Hia, Y. (2019). ASUHAN Penyebab dari sebagian besar KEPERAWATAN PADA jenis leukemia tidak diketahui. PASIEN LEUKEMIA. Pemaparan terhadap penyinaran Hoffbrand, A.V., J.E. Pettit, and P.A.H. (radiasi) dan bahan kimia tertentu Moss, 2005. Kapita Selekta (misalnya benzena) dan pemakaian Hematologi. Jakarta: Penerbit obat anti kanker, meningkatkan resiko Buku Kedokteran terjadinya leukemia. EGC.Halaman 150-160. Penegakan diagnosa leukemia Kartawan, G. A., Suega, K., & Rena, dibagi menjadi dua, yaitu: diagnosa R. A. (2016). Karakteristik klinis yang ada pada teori tapi tidak muncul pasien chronic myeloid pada kasus dan diagnosa yang tidak leukemia dengan terapi tyrosine ada pada teori tetapi muncul pada kinase inhibitor di rumah sakit dalam kasus. umum pusat sanglah. E-Jurnal Medika Udayana. Nur Arif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Mediaction Publishing Yogyakarta. Mieloid Akut. scholar.unand.ac.id. Nurilawati. 2012. Leukimia. Jurnal. Surabaya: Universitas USU. http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/10 4/jtptunimus-gdl-nurilawati- Pertiwi, N. M. I., Niruri, R., & Ariawati, 5172-2-bab2.pdf. Diakses pada K. (2013). Gangguan tanggal 11 Maret 2021 pukul hematologi akibat kemoterapi 22.12 WIB. pada anak dengan leukemia limfositik akut di Rumah Sakit http://repository.unimus.ac.id/1205/3/B Umum Pusat Sanglah. Jurnal AB%20II.pdf. Diakses pada Farmasi Udayana. tanggal 11 Maret 2021 pukul 22.30 WIB. Rahadiyanto, K. Y. K., Liana, P., & Indriani, B. (2014). Pola http://lib.ui.ac.id/file? gambaran darah tepi pada file=digital/125480-S-5734- penderita leukimia di Gambaran%20epidemiologi- laboratorium klinik RSUP Dr. Literatur.pdf. Diakses pada Mohammad Hoesin tanggal 12 Maret 2021 pukul Palembang. Majalah 07.35 WIB. Kedokteran Sriwijaya, 46(4), 259-265. https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokum en_dir/700cff11e61af698661cb Rendra, M., Yaswir, R., & Hanif, A. M. a642ac144bb.pdf. Diakses (2013). Gambaran pada tanggal 12 Maret 2021 Laboratorium Leukemia Kronik pukul 08.12 WIB. di Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil http://scholar.unand.ac.id/35403/2/BA Padang. Jurnal Kesehatan B%20I Andalas, 2(3), 141-145. %20PENDAHULUAN.pdf. Diakses pada tanggal 12 Maret Wilkinson, Judith M., & Ahern, N.R. 2021 pukul 10.12 WIB. (2012). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan (9th ed) (Esty Wahyuningsih & Dwi Wdiarti, Penerjemah.). Jakarta: EGC. Wolley, N. G., Gunawan, S., & Warouw, S. M. (2016). Perubahan status gizi pada anak dengan leukemia limfoblastik akut selama pengobatan. e-CliniC, 4(1). Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2014. Leukemia