Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT LYME
Mata Kuliah Integumen

Oleh:
Semester IV
1. Diana Eka Pertiwi (152121010)
2. Heni Dina Permatasari (152121013)
3. M. Izzul Arifin (152121018)

Program Studi Ilmu Keperawatan


STIKes Widya Cipta Husada
2016-2017

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | I


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan Lyme“ ini dengan tepat waktu dan
sebagaimana mestinya. Dan tak Lupa kami sampaikan rasa terima kasih atas
pengarahan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak, diantaranya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
2. Dr. Hendrik yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Kepada orang tua yang mendukung kami dan membiayai kami.
4. Teman-teman serta semua pihak yang terlibat secara langsung maupun yang
tidak langsung dalam penulisan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kelemahan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak yang telah membaca makalah ini agar kedepannya
bisa lebih baik lagi, dan kami berharap somoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca umumnya, dan untuk kami sendiri khususnya.

Malang, 22Februari2017

Penulis

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | II


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit Lyme (Lyme disease) adalah salah satu jenis penyakit peradangan akut
yang ditandai oleh ruam di kulit, peradangan sendi, dan gejala yang menyerupai flu
dengan perantara (vektor) berupa kutu. Walaupun kutu ini sangat kecil, tapi akibatnya
jika menggigit manusia dan menginfeksi akan sangat berbahaya untuk tubuh manuasia.
Penyakit Lyme adalah infeksi bakteri menyebar ke manusia oleh serangga darah.
Penyakit Lyme, yang lebih sering disebut borreliosis kronis di Eropa, adalah penyakit
yang terjadi sebagai akibat dari infeksi dengan patogen siluman (organisme sel-dinding-
kekurangan) disebut Borrelia burgdorferi dan terutama ditularkan oleh kutu(“Lyme
Disease : Signs and Symptoms What is Lyme disease ? How you get Lyme disease Early
symptoms of Lyme disease,” 2015).
'Lyme' adalah nama kota Amerika di mana kondisi pertama kali diakui oleh Dr
Wilhelm Burgdorfer, Selama beberapa dekade, dokter di Breakspear medis telah secara
aktif mencari agen infeksi seperti borreliosis, virus Epstein-Barr, Parvovirus B19 dan
organisme bakteri, riketsia dan parasit untuk menemukan penyebab banyak penyakit,
termasuk sindrom kelelahan kronis (CFS)(“Lyme Disease : Signs and Symptoms What
is Lyme disease ? How you get Lyme disease Early symptoms of Lyme disease,” 2015).
Fakta Penyakit Lyme Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri menular ke manusia
melalui gigitan kutu yang terinfeksi atau serangga darah-makan lainnya 7 sampai 10
hari setelah gigitan serangga yang terinfeksi, tahap pertama dari penyakit Lyme dimulai
dengan gejala seperti flu seperti demam, menggigil, pembengkakan kelenjar getah
bening, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot dan nyeri sendi(“Lyme Disease : of Lyme
disease,” 2015).
Di Amerika Serikat, sebagian besar kasus penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri
Borrelia burgdorfeii senus Lato. Bakteri ini dibawa oleh kutu dammini ixodes yang
tumbuh di hutan dan padang rumput. Mereka biasanya tinggal di domba, kuda, tikus dan

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | III


rusa dan sekarang mereka menyerang manusia, kucing dan anjing. Di Eropa, penyakit
ini disebabkan oleh Borrelia afzelii dan Borrelia garinii. Secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa distribusi penyakit ini sangat luas dan ditransmisikan ke manusia via
golongan Borrelia dan berbagai jenis kutu(“Lyme Disease : of Lyme disease,” 2015).

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu memahami tentang penyakit Lyme
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem integumen.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami apa itu penyaki lyme
2. Mahasiswa mampu memahami penyebab terjadinya penyakit lyme
3. Mahasiswa mampu memahami manifestasi Lyme
4. Mahasiswa mampu memahami pathway Lyme
5. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnostic Lyme
6. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan Lyme
7. Mahasiswa mampu memahami komplikasi Lyme
8. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan Lyme berdasarkan
NANDA-I NOC NIC

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | IV


BAB II
KONSEP DASAR

2.1. Definisi
Penyakit Lyme adalah infeksi bakteri menyebar ke manusia oleh serangga
darahBorrelia burgdorferi terutama ditularkan oleh kutu. Penyakit ini disebabkan
oleh Borrelia burgdoferi, bakteri dari golongan Spirochetes, dan disebarkan secara
luas oleh kutu Ixodes scapularis(“Lyme Disease : Signs and Symptoms What is Lyme
disease ? How you get Lyme disease Early symptoms of Lyme disease,” 2015).
Penyakit Lyme adalah penyakit peradangan akut yang ditandai oleh perubahan
kulit,peradangan sendidan gejala yang menyerupai flu. Penyakit Lyme biasanya
terjadi pada saat musim panas dan awal musim gugur, lebih sering menyerang anak-
anak dan dewasa muda yang tinggal didaerah perhutanan (Anastasia, 2010).

2.2. Etiologi
Penyakit Lyme disebabkan oleh kutuixodes. Kutu ini ditularkan oleh rusa,
anjing, dan kuda. Kutu caplak ini bukan serangga melainkan termasuk dalam
keluarga laba-laba. Kutu ini menempel di hewan peliharaan dan memakan darah
inangnya. Kutu ini adalah penyebab iritasi dan infeksi langsung pada hewan. Lebih
parahnya, semua tahap kehidupan kutu ini membawa penyakit. Kutu ini dapat hidup
selama beberapa tahun, jenis yang ditemukan di UK adalah semua kutu dengan siklus
kehidupan antara 2 dan 6 tahun(Anastasia, 2010).
Penyakit Lyme biasanya kebanyakan infeksi kutu pada utara Amerika dan Eropa.
Seperti pada tahun 1975 ditemukan sejumlah kasus tentang munculnyapenyakit Lyme
di 47 negara bagian, juga dikenal di Eropa, Uni Soviet, Cina, Jepangdan Australia.
Penyakit ini disebabkan oleh Bakteri Borrelia burgdorferi, yangbiasanya ditularkan
melalui kutu kecil pada rusa. Penyakit Lyme bisa menyerang manusia jika kutu yang
terjangkiti bakteri pembawa penyakit ini menggigit manusia. Jika kutu yang

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 1


terinfeksi bakteri Borrelia burgdorferi menggigit manusia, maka bakteri akan
disebarkan melalui aliran darah(Anastasia, 2010).
Bakteri penyebab penyakit Lyme adalah bakteri Borrelia burgdoferi, yaitu
bakteri dari golongan Spirochetes, dan disebarkan secara luas oleh kutu Ixodes
scapularis(Anastasia, 2010).

2.3.Manifestasi
Gejala khas penyakit Lyme adalah sakit kepala, kelelahan dan ruam melingkar di
dekat daerah yang digigit kutu yang bisa mencapai diameter 15 cm setelah 1-2
minggu setelah gigitan kutu (Anastasia, 2010).
Pada 75 persen kasus penyakit Lyme, ditemukan adanya bintik merah yang lebar
pada daerah sekitar tempat kutu mengigit manusia yang disebut erythema migrans.
Lyme kronis ditandai dengan artritis dan gangguan neurologis.Gejala mulai
secara bertahap setelah gigitan kutu. Gejala dimulai dari tempat tubuh di mana kutu
menggigit seseorang. Itu adalah bagian tubuh dari mana bakteri masuk ke dalam
tubuh. Ruam kemerahan mulai muncul di bagian tubuh. Setelah itu mulai
mempengaruhi sendi, jantung dan sistem saraf korbannya(Anastasia, 2010).
Secara medis, gejala yang diperlihatkan oleh penyakit Lyme dibedakan dalam 3
tahap yaitu:
1) Tahap awal penyakit yang ditandai dengan peradangan di kulit sekitar gigitan,
2) Tahap diseminasi penyakit, yaitu gejala yang ditunjukkan karena penyakit
Lyme telah menyebar ke hati dan sistem saraf,
3) Tahap kronis, yaitu gejala yang ditunjukkan karena telah terjadi kerusakan
saraf motorik dan sensorik yang mengakibatkan radang otak (meningitis) serta
radang sendi (arthritis).
Berikut ini gejala-gejala yang ditunjukkan oleh seseorang yang mengidap
penyakit Lyme dalam setiap tahapannya, yaitu:
a) Tahap awal penyakit Lyme
Gejala-gejala pada tahap pertama ini hilang timbul, tetapi rasa tidak enak
badan dan kelelahan bisa menetap selama berminggu-minggu. Oleh dari itu,

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 2


seseorang yang mendapati gejala-gejala penyakit Lyme pada tahap awal
hendaknya cepat berobat ke dokter untuk mendapatkan penanganan sebelum
penyakit menyebar ke hati dan persendian. Penyakit Lyme memiliki peluang
sembuh total jika penderita segera mendapatkan penanganan 1-2 minggu
setelah terjangkit penyakit ini. Gejala pertama penyakit Lyme umumnya
berupa ruam kulit (yang dikenal sebagai erythema migrans, atau EM) yang
bermula sebagai bintik kecil berwarna merah. Demam, sakit kepala, leher
kaku, badan pegal-pegal, dan lesu sering menyertai timbulnya ruam tersebut.
Berikut ini gejala yang ditunjukkan pada tahap awal penyakit Lyme,
yaitu:Mengalami sejumlah gejala mirip dengan flu (sakit kepala, kelelahan,
demam, lemah, sakit kepala, leher terasa kaku, lesu, pegal-pegal) yang disertai
dengan ruam atau tanpa ruam, mengalami nyeri sendi dan otot, ,engalami
nyeri punggung, mual dan muntah, nyeri tenggorokan, pembengkakan
kelenjar getah bening dan pembesaran limpa.
b) Tahap Diseminasi Penyakit Lyme
Tahap kedua dari penyakit Lyme di mana bakteri ini menyerang sistem
saraf dan jantung dari korbannya yang meliputi meningitis palsi. Tahap ini
bisa berlangsung mulai dari satu hingga empat bulan. Jika gejala ini tidak
segera diobati akan merusak sistem tubuh lainnya seperti kulit, saraf,
persendian, dan jantung.Berikut ini gejala yang ditunjukkan pada tahap
diseminasi penyakit Lyme, yaitu:
1) Infeksi selaput otak (meningitis) yang menyebabkan kaku kuduk, sakit
kepala, peradangan saraf wajah dan kelumpuhan separuh wajah.
2) Gejala sensitivitas terhadap cahaya.
3) Sakit kepala dan kekakuan leher.
4) Gangguan tidur.
5) Kehilangan memori.
6) Perubahan mood.
7) Artritis.

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 3


8) Gangguan neurologis seperti kelumpuhan, kelemahan pada beberapa
bagian anggota badan, serta dapat terjadi kerusakan jantung.
9) Mudah lelah.
10) Penyebaran ruam kulit bertambah luas.
11) Mati rasa.
12) Penurunan daya ingat.
13) Perubahan detak jantung.
c) Tahap Kronis Penyakit Lyme
Tahap terakhir atau tahap akhir dari penyakit Lyme adalah bahwa hal itu
dimulai dengan kerusakan saraf sensor dan juga dapat menyebabkan radang
sendi yang berhubungan dengan sendi. Setelah beberapa bulan atau lebih dan
tidak ada penanganan medis, maka penderita dapat mengalami kerusakan
saraf, persendian, dan otak.
Berikut ini gejala yang ditunjukkan pada tahap kronis penyakit Lyme,
yaitu:
1) Terjadi pembengkakan dan nyeri pada beberapa sendi yang besar
(Artritis), terutama sendi lutut, yang terjadi secara berulang selama
beberapa tahun. Lutut yang terkena biasanya bengkak, terasa panas jika
disentuh dan tampak merah.
2) Kerusakan saraf dan otak.
3) Gangguan penglihatan, kejang, dan kelumpuhan wajah.
4) Penyimpangan dalam memori. Hilang ingatan. Sulit berkonsentrasi.
Penurunan daya ingat.
5) Perubahan suasana hati atau kebiasaan tidur.
6) Mati rasa pada bagian tangan, kaki dan punggung.
7) Rasa lelah yang semakin parah.
8) Perubahan suasana hati.
9) Gangguan bicara.
10) Radang mata.
11) Kelelahan kronis.

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 4


12) Kelemahan pada kaki.
13) Masalah kandung kemih.
14) Pusing dan sakit punggung.
Karena penyakit Lyme adalah penyakit multi-sistemik ada banyak gejala
penyakit Lymetermasuk:
1) Demam
2) Sakitkepala
3) Kelelahan
4) Ruam(Hanya ditemukan pada 50% pasien)
5) Temporomandibular disfungsi sendi, kaku Leher dan Pembengkakan,
6) Nyeri Tulang, otot, dan sendi
(“Lyme Disease : Signs and Symptoms What is Lyme disease ? How you get
Lyme disease Early symptoms of Lyme disease,” 2015).

Gambar 2.1: Bakteri penyebeb lyme dan gejala lyme

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 5


2.4. Pathway
Investasi Bakteri
Borrelia Burdofesi
yang mengandung penyakit lyme
( Rusa, Anjing, Laba-laba )

Menyebar melalui
pembulu darah

Terinfeksi

Sistem saraf otak Jantung Integrumen

Resistensi pembuluh G3 fungsi perubahan Bakteri


menginfeksidarah otak meningkat regulasi detak jantungtidak teratur
kulit

Nyeri kepala, kaku merangsang Pusing sesak Kulit kemerahan


Leher, kekakuan Hipotalamus napas
otot wajah
Hipertermia
Hipertermia Terjadi ruam

Nyeriakut
Nyeri akut Gangguan pola
Gangguan pola tidur
tidur Ketidakefektifan
Ketidakefektifan Kerusakan
Pola napas Integritas
jaringan

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 6


2.5. Pemeriksaan Penunjang
Berikut ini tahapan tes untuk mengetahui apakah seseorang terkena penyakit
Lyme atau tidak, yaitu:
1) Tahap pertama yaitu menggunakan sebuah tes ELISA (imunoasai enzim) atau IFA
(antibodi fluoresensi tidak langsung). Tes ini dirancang sangat sensitif dengan arti
bahwa hampir setiap orang dengan penyakit Lyme, dan beberapa orang tidak
mempunyai penyakit Lyme ini akan tes positif. Jika ELISA atau IFA negatif,
adalah sangat tidak serupa dengan orang yang mempunyai penyakit Lyme ini, dan
dianjurkan untuk tidak tes lebih lanjut. Jika ELISA atau IFA adalah positif atau tak
tentu (kadang-kadang disebut samar) tahap kedua akan ditunjukkan untuk
konfirmasi pada hasil(Anastasia, 2010).
2) Tahap kedua yang menggunakan sebuah tes Imonublot (Western blot). Cocok
digunakan karena tes ini dirancang secara khusus dengan maksud bahwa biasanya
akan positif hanya jika seseorang benar-benar terinfeksi. Jika tes Imunoblot adalah
negatif, itu memberi kesan bahwa tes pertama positif yang salah, yang mana dapat
terjadi untuk beberapa alasan. Suatu waktu ada dua tipe pada western blot yang
ditunjukan “IgM” and “IgG”. Pasien yang positif oleh “IgM” tetapi tidak “IgG”
akan tes ulang selama beberapa kemudian jika mereka tetap sakit. Jika mereka
masih positif hanya oleh IgM dan masih sakit berkepanjangan selama satu bulan,
ini adalah seperti sebuah positif yang sumbang(Anastasia, 2010).

2.6. Penatalaksanaan
Meskipun semua stadium penyakit Lyme memberikan respon terhadap pemberian
antibiotik, tetapi pengobatan pada stadium awal adalah yang terbaik untuk membantu
mencegah berbagai komplikasi(Anastasia, 2010).
Antibiotik seperti tetrasiklin, doksisiklin, amoksisilin, penisilin atau eritromisin
bisa diberikan per-oral (melalui mulut) selama stadium awal penyakit, yaitu
menghilangkan gejala-gejala dini dan mempercepat penyembuhan lesi kulit.

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 7


Tetrasiklin mungkin lebih efektif daripada penisilin untuk pencegahan manifestasi
lanjut(Anastasia, 2010).
Antibiotik juga membantu mengurangi artritis, meskipun diperlukan pengobatan
selama lebih dari 3 minggu. Artritis yang telah terjadi seringkali memberi respon
terhadap dosis yang tinggi dari penisilin. Untuk mengurangi sakit pada persendian
yang bengkak bisa diberikan aspirin atau obat-obat anti peradangan non-steroid.
Cairan yang terkumpul di sendi bisa didrainase (dibuang) dan penderita bisa dibantu
dengan tongkat penyangga(Anastasia, 2010).
Sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot dan sendi dapat berlanjut selama berbulan-
bulan setelah menyelesaikan antibiotik. Kerusakan neurologis mungkin memerlukan
waktu lebih lama untuk pergi, seperti sistem saraf melahirkan kembali hanya satu
atau dua milimeter setiap hari. Ini tidak berarti bahwa Anda membutuhkan lebih
banyak antibiotic(Anastasia, 2010).
Pengobatab dan pencegahan pada pakaian, dapat digunakan senyawa penangkal
kutu berupa dietil-m-toluamida (DEET). Vaksin untuk penyakit Lyme juga telah
dikembangkan dan terutama diperuntukkan untuk hewan. Untuk mengobati infeksi
penyakit ini, dapat digunakan doksisiklin (senyawa turunan tetrasiklin), atau
amoksisilin (antibiotik beta-laktam) selama 20-30 hari. Apabila penyakit telah
memasuki fase kronis maka dapat digunakan penisilin atau ceftriaxone dalam dosis
tinggi yang disertai dengan probenicid, senyawa kimia yang dapat mempertahankan
serum antibiotik di dalam tubuh hingga 30 hari (UMM, 2005).

2.7. Komplikasi
Penyakit Lyme bisa menimbulkan kerusakan yang serius, berikut ini adalah
kerusakan yang diakibatkan oleh penyakit Lyme pada tubuh, yaitu:
1) Sistem saraf otak
Penyakit Lyme dapat mempengaruhi sistem saraf, menyebabkan gejala
seperti: Kaku leher dan sakit kepala parah (meningitis), kelumpuhan
sementara pada otot wajah (Bell palsy), mati rasa, nyeri, atau kelemahan pada
anggota gerak, menyulitkan gerakan otot. Perubahan yang lebih halus seperti

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 8


kehilangan memori, kesulitan berkonsentrasi, dan perubahan suasana hati atau
kebiasaan tidur juga telah dikaitkan dengan penyakit Lyme. Masalah sistem
saraf biasanya mengembangkan beberapa minggu, bulan, atau bahkan tahun
setelah infeksi diobati. Gejala ini sering berlangsung selama beberapa minggu
atau bulan dan dapat kembali.
2) Jantung
Kurang dari 1 dari 10 orang dengan penyakit Lyme mengembangkan masalah
jantung, seperti detak jantung tidak teratur, yang dapat dimulai dengan pusing
atau sesak napas. Gejala-gejala ini jarang berlangsung lebih dari beberapa hari
atau minggu. Masalah jantung seperti ini biasanya muncul beberapa minggu
setelah infeksi.
3) Pernafasan
Dapat menyebabkan masalah dalam pernapasan dan juga dapat menyebabkan
pneumonia.
4) Kulit
Kemerahan, ruam dan kemerahan di kalangan dapat dilihat, lapisan luar yang
lebih gelap dan kadang-kadang dalam cahaya berwarna atau tidak berwarna.
Erythema migrans sering disertai dengan gejala seperti demam, sakit kepala
kelelahan leher kaku, nyeri tubuh, dan. Meskipun gejala seperti flu mungkin
mirip dengan infeksi virus yang umum, gejala penyakit Lyme cenderung
bertahan atau mungkin datang dan pergi.
5) Arthritis
Setelah beberapa bulan B. infeksi burgdorferi, sedikit lebih dari separuh orang
tidak diobati dengan antibiotik mengembangkan serangan berulang dari nyeri
sendi dan bengkak yang berlangsung beberapa hari hingga beberapa bulan.
Arthritis dapat beralih dari satu sendi yang lain. Lutut adalah yang paling
sering terkena.

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 9


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan laboratorium untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk
membuat rencana asuhan keperawatan klien. Dari wawancara akan diperoleh informasi
tentang biodata, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat
kesehatan keluarga, keluhan utama, pola aktifitas sehari-hari.
a. Identitas Pasien
Usia : Kebanyakan infeksi bakteri ini lebih mudah terserang pada anak-anak dan
orang dewasa namun tidak menutup kemungkinan untuk semua usia (Anggana
Rafika, 2009).
Jenis kelamin :laki-laki dan perempuankarena bakteri ini tidak memandang
menginfeksi laki-laki ataupun perempuan
Alamat : orang-orang yang tinggal diperhutanan lebih mudah terinfeksi bakteri
yang mengadung lyme.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh ada ruam, nyeri sendi ataupun otot.
2) Riwayat penyakit sekarang
klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan
sendi, nafsu makan menurun, merasa gatal, dan tidak bisa tidur.
3) Riwayat penyakit dahulu
-
4) Riwayat penyakit keluarga
-
5) Riwayat social

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 10


Klien tinggal di lingkungan yang peternakan ataupun tinggal dihutan

c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
Pasien dengan lyme biasnaya sampai terjadi kelumpuhan, tampak lemah.
2) Tanda vital
Bagaimana suhu biasanya pasien lyme demam , nadi tidak teratur karena terjadi
perubahan ritme karena jantung menjadi komplikasi dari penyakit ini,
pernafasan tidak teratur dan tekanan darah tinggi.
3) Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah ada
kelainan atau lesi pada kepala
4) Wajah
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak. Pada pasien dengan lyme
biasanya terjadi perubahan bentuk wajah karena otot-otot wajah terserang
bakteri lyme dan kelumpuhan otot-otot wajah
5) Mata
Bentuk mata biasanya membesar, anemis.
6) Hidung
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada hidung serta cairan
yang keluar, ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan dalam penciuman.
7) Mulut
Bentuk mulut, membran membran mukosa kering/ lembab, lidah kotor/ tidak,
apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada gangguan dalam menelan,
apakah ada kesulitan dalam berbicara.
8) Leher
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan distensi vena
jugularis, kaku leher.
9) Thoraks

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 11


Bagaimana bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada
wheezing, apakah ada gangguan dalam pernafasan.

10) Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulit kering/ tidak, apakah terdapat nyeri
tekan pada abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan pemeriksaan
bising usus, apakah terjadi peningkatan bising usus/tidak.
11) Pemeriksaan Fisik Difokuskan Pada Pengkajian Sistem
a) B1 Breath
Inspeksi
1. Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan
cuping hidung
2. Pergerakan dinding dada tidak simetris
3. Sesak
Palpasi
1. Adanya demam
2. Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan
pada nodus limfe servikalis
3. Kaku leher
Perkusi
Suara paru normal (resonance)
Auskultasi
Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru, adanya
stridor.
b) B2 (Blood)
Kardiovaskuler Hipertermi
c) B3 (Brain)
Penginderaan Pupil isokhor, penglihatan kabur.
d) B4 (Bladder)
Perkemihan Tidak ada kelainan

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 12


e) B5 (Bowel)
Pencernaan Nafsu makan menurun, porsi makan tidak habis Minum sedikit,

f) B6 (Bone)
Warna kulit kemerahan, terdapat ruam, terasa nyeri di kepala, otot, leher,
dan sendi (Benny:2010)

3.2 Diagnosa Keperawatan


1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera bilogis (infeksi).
2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan pigmentasi.
3) Hipertermi berhubungan dengan penyakit.
(Pendit, 2010)

3.3 Intervensi Keperawatan


No Diagnose Noc Nic
Keperawatan
1 Nyeri akut Status Kenyamanan (fisik) Manajemen Nyeri
berhubungan dengan 1. Kontrol terhadap gejala 5 1. Lakukan pengkajian nyeri
agen cedera bilogis 2. Relaksasi otot 5 komprehensif meliputi lokasi,
(infeksi). 3. Posisi yang nyaman 5 karateristik, onset/durasi,
4. Suhu tubuh 5 frekuensi, kualitas, intensitas atau
5. Saturasi oksigen 5 beratnya nyeri dan faktor pencetus
Nyeri : Efek yang mengganggu 2. Gunakan tindakan pengontrol
1. Ketidaknyamanan 5 nyeri sebelum nyeri bertambah
2. Gangguan konsentrasi 5 berat
3. Gangguan pergerakan fisik 5 3. Dukung istirahat/tidur yang
4. Gangguan pada aktivitas adekuat untuk membantu
hidup sehari-hari 5 penurunan nyeri.
5. Kehilangan nafsu makan 5 4. Pastikan perawatan analgesik bagi

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 13


Integritas jaringan kulit dan pasien dilakukan dengan
membran mukosa pemantauan yang ketat
1. Suhu kulit 5 5. Ajarkan prinsip-prinsip
2. Integritas kulit 5 manajemen nyeri
3. Lesi pada kulit 5 Pemberian analgesik
4. Wajah pucat 5 1. Tentukan lokasi, karateristik,
5. Abrasi kornea 5 kualitas, dan keparahan nyeri
sebelum mengobati pasien.
2. Pilih analgesik atau kombinasi
analgesik yang sesuai ketika lebih
dari satu yang diberikan.
3. Monitor tanda vital sebelum dan
setelah memberikan analgesik
narkotik pada pemberian dosis
pertama klai atau jika ditemukan
tand-tanda ynag tidak biasanya.
4. Berikan analgesik sesuai waktu
paruhnya, terutama pada nyeri
yang berat.
5. Dokumentasikan respon terhadap
analgesik dan adanya efek
samping.
Relaksasi otot progresif
1. Skining adanya cedera ortopedik
leher
2. Intruksikan pada pasien untuk
latihan relaksasi rahang
3. Cek pasien secara peroidik dalam
rangka menjamin agar kelompok

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 14


otot menjadi rileks
2 Kerusakan integritas Keparahan infeksi Perlindungan infeksi
kulit berhubungan 1. Ketidakstabilan suhu 1. Monitor hitung wbc
dengan gangguan 2. Aritmia 2. Hindari kontak dengan hewan
pigmentasi. 3. Kulit kemerahan peliharaan dan penjamu dengan
4. Kulit bintik-bintik imunitas yang membahayakan
3. Berikan perawatan kulit yang tepat
untuk area yang teriritasi
4. Periksa kulit dan selaput lendir
untuk adanya kemwrahan,
kehangatan ekstrem, dan drainase.
5. Tingkatkan asupan nutisi yang
cukup
6. Anjurkan iatirahat
7. Anjurkan peningkatan mobilisasi
dan latihan dengan tepat
3 Hipertermi NOC : Thermoregulation Pencegahan kejang
berhubungan dengan Kriteria Hasil : 1. Monitor pengelolaan obat,
penyakit 1. Suhu tubuh dalam rentang 2. Intruksikan pasien dari faktor
normal 5 resiko,
2. Nadi 5 3. Intruksikan pasien jika dirasatanda
3. RR dalam rentang normal 5 akan terjadinya kejang.
4. Tidak ada perubahan warna Pengecekan kulit
kulit dan 5 1. periksa kulit dan selaput lendir
5. tidak ada pusing 5 terkait dengan adanya kemerahan,
2. amati warna, kehangatan,
bengkak,pulsasi,
3. monitor warna kulit.
Fever treatment

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 15


1. Monitor suhu sesering
mungkin Monitor IWL
2. Monitor warna dan suhu kulit
3. Monitor tekanan darah, nadi dan
RR
4. Monitor WBC, Hb, dan Hct
5. Berikan anti piretik
6. Kolaborasipemberian cairan
intravena
7. Kompres pasien pada lipat paha
dan aksila
8. Tingkatkan sirkulasi udara
9. Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya menggigil
Temperature regulation
1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2. Monitor warna dan suhu kulit
3. Monitor tanda-tanda hipertermi
dan hipotermi
4. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
5. Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
6. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
7. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan
efek negatif dari kedinginan
Vital sign Monitoring

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 16


1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
3. Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
4. Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
5. Monitor kualitas dari nadi
6. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
(sue moorhead, marion johnson, mariedean l. maas, elizabeth swanson, intansari
nurjanah, 2013)

3.3 Evaluasi Keperawatan


1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera bilogis (infeksi).
Pasien mengatakan nyeri berkurang pada derah otot dan sendi, tidak ada
kemerahan, nyenyank tidur, merasa nyaman, tanda-tanda vital normal. P:
tidak ada, Q: tidak terasa R: Tidak ada S: skala 0 T: Tidak muncul lgi. Hasil
lab WBC normal.
2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan pigmentasi.
Pasien mengatakan ruam tidak ada, tidak kemerahan, suhu tubuh normal,
tidak nyeri, nyenyak tidur, warna kulit normal, bakteri mati.
3) Hipertermi berhubungan dengan penyakit.
Pasien mengatakan badab tidak terasa panas, tidak kemerahan, pemeriksaan
tanda-tanda vital normal.

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 17


DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, F. (2010). Burgdorferi, Borrelia, 1–12.

Lyme Disease : Signs and Symptoms What is Lyme disease ? How you get Lyme
disease Early symptoms of Lyme disease. (2015), (July).

Pendit, dr. brahm. (2010). Robbins & Cotran Dasar Patologi Penyakit Edisi 7. (
luqman yanuar rachman & frans dany leo Rendy, Ed.) (yohanes du). jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC, perpustakaan nasiona: katalog dalam terbitan
(KDT) anggota IKAPI.

Sue moorhead, marion johnson, mariedean l. maas, elizabeth swanson, intansari


nurjanah, dan roxsana devi tumanggor. (2013). nursing outcome clasification
(NOC) dan Nursing interventions clasification (NIC) Edisi bahasa indonesia
edisi 5. jakarta: elsevierglobal rights UNITED KINGDOM.

UMM. (2005). KP 12 Penyakit lyme.

lp-askep penyakit lyme/Kesliker Penyakit Lyme.html

Laporan Pendahuluan & Asuhan Keperawatan Lyme | 18

Anda mungkin juga menyukai