Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

Disusun oleh :
1. Seroja Anggreani (22021030)
2. Angelina Ryan Paraswati (22021031)
3. Devita Novia Sari (22021053)
4. Ayu Setya Lestari (22021056)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES ESTU UTOMO BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Leukemia merupakan penyakit kanker sistemik yang menyerang sel
darah putih yang dapat menimbulkan berbagai masalah pada semua aspek
kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang
dimana sel darah putih muda tidak menjadi matang seperti seharusnya
melainkan menjadi sel yang dikenal sebagai sel leukemia (Yayasan Kanker
Indonesia (YKI), 2008). Leukemia adalah penyakit yang dapat menyerang
semua jenis usia, tidak terkecuali pada anak-anak. Leukemia merupakan jenis
kanker yang sering ditemukan pada anak dibawah usia 15 tahun. Leukemia
merupakan penyakit kronis yang menempati urutan kedua dan ketiga sebagai
penyebab kematian pada anak (Andra dalam Farmacia, 2007).
Anak dengan leukemia mengalami berbagai masalah yang dapat
mengganggu tumbuh kembangnya. Hal ini membuat anak mengalami masa
sulit selama proses pertumbuhannya. Tanda dan gejala yang muncul pada anak
dengan leukemia antara lain pilek yang tidak sembuh-sembuh, pucat, lesu,
demam, anoreksia dan penurunan berat badan, petekie, memar tanpa sebab,
nyeri pada tulang dan persendian, nyeri abdomen, limfadenopati, dan
hepatosplemegali (Suriadi & Yuliani, 2010).
B. TUJUAN
A. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran kualitas hidup kesehatan fisik anak dengan leukemia
B. Mendeskripsikan karakteristik responden yang meliputi usia, jenis
kelamin dan jenis leukemia.
C. Mendeskripsikan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik anak
dengan leukemia.

BAB II. TINJAUAN TEORI


A. DEFINISI
Leukemia adalah keganasan organ pembuat darah, sehingga sumsum tulangdidominasi oleh
limfoblas yang abnormal. Leukemia limfoblastik akut adalahkeganasan yang sering ditemukan
pada masa anak-anak (25-30%) dari seluruhkeganasan pada anak), anak laki lebih sering ditemukan
dari pada anak perempuan,dan terbanyak pada anak usia 3-4 tahun. Faktor risiko terjadi leukimia adalah
faktorkelainan kromosom, bahan kimia, radiasi faktor hormonal,infeksi virus (Ribera,2009).
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah suatu keganasan pada sel-selprekursor limfoid, yakni
sel darah yang nantinya akan berdiferensiasi menjadilimfosit T dan limfosit B. LLA ini banyak
terjadi pada anak-anak yakni 75%,sedangkan sisanya terjadi pada orang dewasa. Lebih dari 80% dari
kasus LLA adalahterjadinya keganasan pada sel T, dan sisanya adalah keganasan pada sel
B.Insidennya 1 : 60.000 orang/tahun dan didominasi oleh anak-anak usia < 15 tahun,dengan insiden
tertinggi pada usia 3-5 tahun (Landier, 2001)
B. ETIOLOGI
Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui. Leukemia, sama halnya dengan kanker lainnya, terjadi
karena mutasi somatic pada DNA yang mengaktifkan onkogenesis atau menonaktifkan gen suppressor
tumor, dan menganggu regulasi dari kematian sel diferensiasi atau divisi. Tapi penelitian telah dapat
mengemukakan factor resiko dari Leukemia ini, antara lain:

1. Tingkat radiasi yang tinggi orang-orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah terkena
leukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasi tingkat tinggi bisa terjadi
karena ledakan bom atom seperti yang terjadi di Jepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa
menjadi sumber dari paparan radiasi tinggi.

2. Orang-orang yang bekerja dengan bahan-bahan kimia tertentu terpapar oleh benzene dengan kadar
benzene yang tinggi di tempat kerja dapatmenyebabkan leukemia. Benzene digunakan secara luas di
industri kimia. Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang terpapar formaldehid
memiliki resiko lebih besar terkena leukemia.

3. Kemoterapi pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang-kadang

berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai agen alkilating dihubungkan
dengan berkembangnya leukemia akhir-akhir ini. 4. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetic
lainnya beberapa penyakit disebabkan

oleh kromosom yang abnormal mungkin meningkatkan resiko leukemia.

5. Human T-cell Leukemia virus-I (HTVL-I)Virus ini menyebabkan tipe yang jarang dari leukemia limfositik
kronik yangdikenal sebagi T-cell leukemia.

6. Myelodysplastic syndrome orang-orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko

terhadap berkembangnya leukemia myeloid akut.

7. Fanconi Anemia Menyebabkan akut myeloid leukemia


C. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam
2. Pusing
3. Lemah badan
4. Tidak bergairah ketika melakukan aktivitas
5. Anemia
6. Perdarahan
7. Terserang infeksi
8. Nyeri tulang dan persendian
9. Nyeri perut
10. Pembengkakan kelenjar getah bening
11. Sesak nafas (dyspnea)
D. PATOFISIOLOGI
Penyakit leukemia ditandai oleh adanya proliferasi tak terkendali dari satu atau beberapa jenis sel darah.
Hal ini terjadi karena adanya perubahan pada kromosom sel induk sistem hemopoetik. Sel sistem
hemopoetik adalah sel yang terus menerus berproliferasi, karena itu sel ini lebih potensial untuk
bertransformasi menjadi sel ganas dan lebih peka terhadap obat toksik seperti sitostatika dan radiasi.
Penelitian morfologik menunjukkan bahwa pada Leukemia Limfositik Akut (LLA) terjadi hambatan
diferensiasi dan sel limfoblas yang neoplastik memperlihatkan waktu generasi yang memanjang, bukan
memendek. Oleh karena itu, akumulasi sel blas terjadi akibat ekspansi klonal dan kegagalan pematangan
progeni menjadi sel matur fungsional. Akibat penumpukan sel blas di sumsum tulang, sel bakal
hemopoetik mengalami tekanan.
E. KOMPLIKASI
a) Kelelahan (fatigue), Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah merah, maka

anemiadapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia tersebut. Proses terapi
Leukemiajuga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel darah merah.
b) Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia)

padakeadaan Leukemia dapat mengganggu proses hemostasis. Keadaan ini dapat menyebabkan pasien
mengalami epistaksis, pendarahan dari gusi, ptechiae, dan

hematom.
c) Rasa sakit (pain). Rasa sakit pada leukemia dapat timbul dari tulang atan sendi Keadaanini disebabkan
oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit abnormal
yangberkembang pesat.
d) Pembesaran Lampa (splenomegali), Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat

keadaanleukemia sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa

bertambah besar,bahkan beresiko untuk pecah.


e) Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting) Beberapa pasien dengan kasus leukemia
memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak dikendalikan kadar tmmbosit yang berlebihan
dalam darah (trombositosis) dapat menyebabkan clot yang

abnormal dan mengakibatkan stroke.


f) Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan leukemia adalah abnormal, tidak menjalankan fungsi
imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi lebih

rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan leukemia juga dapat menurunkan kadarleukosit hingga
terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.
F. PENCEGAHAN
1. Melakukan olahraga secara teratur
2. Menghentikan kebiasaan merokok
3. Menggunakan alat pelindung diri, terutama jika Anda bekerja di lingkungan yang rentan terpapar
bahan kimia, seperti benzena
4. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi kanker sejak dini, terutama jika
Anda memiliki riwayat kanker dalam keluarga
I. FUNGSI DAN PERAN PERAWAT
PERAN PERAWAT :
1. Pemberi asuhan keperawatan
2. Advokat pasien / klien menginterprestasikan
3. Pendidik / Edukator
4. Koordinator
5. Kolaborator
6. Konsultan
7. Peneliti
FUNGSI PERAWAT
Fungsi Independen
Dalam fungsi ini, tindakan perawat tak memerlukan perintah dokter.
Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan.
Perawat bertanggung jawab terhadap akibat yg timbul dari tindakan yg diambil
Fungsi Dependen
Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan & tindakan khusus yg menjadi
wewenang dokter & seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat, &
melaksanakan suntikan.
Oleh sebab itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter
Fungsi Interdependen
Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan.
J. PENATALAKSANAAN

Anda mungkin juga menyukai