Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Leukemia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos yang berarti putih

dan haima yang berarti darah. Jadi leukemia dapat diartikan sebagai suatu

penyakit yang disebabkan oleh sel darah putih. Proses terjadinya leukemia

adalah ketika sel darah yang bersifat kanker membelah secara tak terkontrol

dan mengganggu pembelahan sel darah normal. Penyakit kanker darah

(leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak. Namun,

penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih

dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki

stadium lanjut.

Di Indonesia kasus leukemia sebanyak ± 7000 kasus/tahun dengan angka kematian

mencapai 83,6 % (Herningtyas, 2004). Data dari International Cancer Parent

Organization (ICPO) menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta anak terdapat120

anak yang mengidap kanker dan 60 % diantaranya disebabkan oleh

leukemia(Sindo, 2007).

Sebagai seorang perawat, sangat penting mengetahui tentang penyakit

leukemia ini. Melihat ruang lingkup pelaksanaan tindakan keperawatan salah

satunya adalah anak-anak, dengan mengetahui lebih jauh tentang apa dan

bagaimana leukemia ini membuat seorang perawat menjadi lebih percaya diri

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 1


dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dan yang paling penting dapat

menambah atau meningkatkan derajat kesehatan khususnya pada anak.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian leukemia?

2. Apa etiologi leukemia?

3. Apa saja manisfestasi klinis leukemia?

4. Apa saja jenis-jenis leukemia?

5. Bagimana insidens pada leukemia?

6. Bagaimana phatofisiology leukemia?

7. Apa kemplikasi dari leukemia?

8. Apa saja pemeriksaan penunjang dari leukemia?

9. Apa lenatalaksanaan dari leukemia?

10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada leukemia?

C. Tujuan

a. Umum

Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah

kesehatan leukemia

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 2


b. Khusus

1. Mengetahui pengertian leukemia

2. Mengetahui etiologi leukemia

3. Mengetahui manisfestasi klinis dari leukemia

4. Mengetahui jenis-jenis leukemia

5. Mengetahui insidens pada leukemia

6. Mengetahui dan memahami pathofisiologi dari leukemia

7. Mengetahui komplikasi dari leukemia

8. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari leukemia

9. Mengetahui penatalaksanaan leukemia

10. Mengetahui, memahami, menerapkan konsep asuhan keperawatan dari

leukemia

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 3


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Leukemia adalah poliferasi tak teratur atau akumulasi sel-sel darah

putih dan sumsum tulang, menggantikan elemen-elemen sum-sum normal

(Brunner dan Suddarth edisi 2 hal 336).

Leukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk system

hematopoietik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darah putih tidak

terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang (Danielle Gale,

Rn, MS hal 183).

Jadi kesimpulannya adalah Leukemia atau kanker sel darah putih

adalah jenis kanker yang paling umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Sel-

sel darah putih abnormal terbentuk di sumsum tulang, menyebar melalui aliran

darah dan mendesak sel-sel sehat.

B. Etiologi
Menurut Handayani (2008) ada beberapa faktor yang terbukti dapat

menyebabkan leukemia, faktor genentik, sinar radioaktof, dan virus.


1. Faktor genetik
Insidensi leukemia akut pada anak-anak penderita sindrom Down

adalah 20 kali lebih banyak daripada normal. Pada anak kembar identik

yang akan berisiko tinggi bila kembaran yang lain mengalami leukemia.
2. Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat

menyebabkan leukemia pada manusia. Akhir-akhir ini dibuktikan bahwa

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 4


penderita yang diobati dengan dinar radioaktif akan menderita leukemia

pada 6 % klien,dan baru terjadi sesudah 5 tahun.


3. Virus
Sampai saat ini belum dapat dibuktikan bahwa penyebab leukemia

pada manusia adalah virus.namun, ada beberapa hasil penelitian yang

mendukung teori virus sebagai penyebab leukemia, yaitu enzyme reverse

transcriptase ditemukan dalam darah manusia.

C. Manisfestasi Klinis

Manifestasi klinis yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah

sebagai berikut :

a. Pilek tidak sembuh-sembuh

b. Pucat, lesu, mudah terstimulasi

c. Demam dan anorexia

d. Berat badan menurun

e. Ptechiae, memar tanpa sebab

f. Nyeri pada tulang dan persendian

g. Nyeri abdomen

h. Lumphedenopathy

i. Hepatosplenomegaly

j. Abnormal WBC

(Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 5


Akibat adanya gangguan sistem pembentukan darah, maka dapat muncul

bermacam – macam gejala, seperti :


1. Pucat (anemia)
Pucat pada anak disebabkan oleh kurangnya sel darah merah. Gejala ini

dapat diwaspadai oleh orangtua dengan melihat apakah bibir anak pucat

atau tidak.
2. Perdarahan
Perdarahan pada anak dapat berupa lebam di kulit, mimisan ataupun

berupa bercak merah sebagai tanda adanya perdarahan. Perdarahan ini

disebabkan oleh trombositopenia atau trombosit kurang dari jumlah

normal (<150.000/µL). Semakin rendah trombosit msemakin tinggi risiko

perdarahan.
3. Mudah terinfeksi
Sel leukosit yang diproduksi sumsum tulang bukanlah leukosit yang

normal, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Hal ini menyebabkan

anak mudah terinfeksi kuman maupun virus.


4. Demam
Sel kanker dapat menyebabkan demam karena ada pelepasan zat-zat

peradangan (sitokin inflamasi) sehingga menyebabkan demam. Selain itu,

demam juga sering disebabkan karena adanya infeksi akibat kekebalan

yang menurun.
5. Nyeri tulang/sendi
Nyeri yang dirasakan pada anak merupakan manifestasi dari adanya

infiltrasi (penyebaran) sel-sel kanker yang masuk kedalam permukaan

tulang maupun sendi. Selain nyeri, leukemia pada anak juga menyebabkan

bengkak di daerah persendian.


6. Pembesaran organ (organomegali)
Pembesaran organ atau organomegali disebabkan oleh sel kanker yang

menyebar ke hati, limfa, kelenjar getah bening ataupun organ lain.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 6


Pembesaran ini sering ditemukan secara tidak sengaja ketika dokter sedang

melakukan pemeriksaan fisik.


7. Kloroma
Kloroma adalah salah satu tanda khas dari leukemia yang berupa bercak

kehitaman pada kulit. Gejala ini merupakan salah satu tanda adanya

infiltasi sel kanker ke dermis, subdermis atau epidermis pada kulit.


8. Hiperleukositosis
Pada keadaan tertentu anak dapat mengalami kenaikan jumlah sel leukosit

yang sangat tinggi, yaitu lebih dari 100.000/µL. Hiperleukositosis ini dapat

menyebabkan komplikasi atau penyakit penyerta berupa kejang, sesak,

perdarahan pada paru, otak maupun ginjal. Anak – anak yang memiliki

gejala di atas, perlu segera diperiksa oleh dokter spesialis anak untuk

pemeriksaan dan konfirmasi diagnosis lebih lanjut.

Pada anak, adanya leukemia sering kali terdeteksi secara tidak sengaja,

yaitu baru diketahui ketika anaknya berobat untuk keluhan lain seperti demam,

atau batuk dan pilek. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter

ternyata ditemukan gejala lain, seperti anak tampak pucat, atau adanya

pembesaran organ yang tidak diketahui oleh orangtua sebelumnya. Hal ini

membuat kebanyakan pasien leukemia datang terlambat untuk berobat.

D. Klasifikasi Leukemia
Menurut Perpustakaan Nasional (2008), Tambayong (2000), dan

Handayani (2008), klasifikasi leukemia dapat berdasarkan jenis sel (limfositik

atau mielositik) dan perjalan penyakit (akut atau kronik).


1. Leukemia Akut
Leukemia Akut dapat dibagi menjadi dua kategori umum, leukemia

mieloid akut (AML) dan leukemia limfoblastik akut (AAL). Pasien

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 7


biasanya mengalami riwayat penurunan berat badan yang cepat, memar,

perdarahan, pucat, lelah, dan infeksi berulang di mulut dan tenggorokan.

Hitung darah lengkap sering kali menunjukkan anemia dan

trombositopenia. Hitung sel darah putih dapat meningkat atau sangat

rendah. Perdarahan di area vital, akumulasi leukosit dalam organ vital.


2. Leukemia Mieloid Akut
AML jarang terjadi pada anak dan insidennya meningkat seiring

pertambahan usia. AML sekunder kadang terlihat pada orang yang diobati

dengan kemoterapi sitotoksik atau radioterapi.


3. Leukemia Limfoblastik Akut
ALL adalah bentuk keganasan hematologisyang umum terjadi pada

anak. Akan tetapi, ALL terjadi pada orang dewasa, dengan peningkatan

insidens seiring pertambahan usia.


Banyak tanda dan gejala ALL yang mirip dengan AML serta

sebagian besar menyebabkan kegagalan sumsum tulang. Pasien juga

mengalami manifestasi spesifik ynag meliputi pembesaran nodus limfe

(limfadenopati), hati, dan limpa ( hepatosplenomegali),serta infiltrasi pada

sistem saraf pusat.


4. Leukemia Mieloid Kronik
CML adalah gangguan sel benih yang disebabkan produksi tidak

beraturan dari sel darah putih mieloid. CML dapat mengenai semua

kelompok usia, namun terutama berusia antara 40 dan 60 tahun.


5. Leukemia Limfosit Kronik
CLL adalah gangguan proliferatif limfosit. Sel ini terakumulasi di

darah, sumsum tulang, nodus limfe dan limfa.CLL adalah kasus di jumpai

pada individu berusia di atas 50 tahun.


E. Insidens

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 8


ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi

pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan

menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit

hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan

hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah.

ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25%

kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak

yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih

sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya

lebih singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang

mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan.

(Betz, Cecily L. 2002. hal : 300).

F. Pathofisiologi
a. Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan,

imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan

platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan

trombositipenia.
b. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan

sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.


c. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan

infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan

metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada

penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan

jaringan.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 9


d. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya

pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian.

(Suriadi, & Yuliani R, 2001: hal. 175)

PATHWAY

G. Komplikasi
a. Pedarahan dan infeksi merupakan penyebab utama kematian
b. Pembentukan batu ginjal, anemia dan masalah gastrointestinal
c. Perdarahan berhubungan dengan tingkat trombostopenia: terjadi dengan

petekie, ekimosis dan hemoragi mayor jika jumlah trombosit di bawah

20000mm3.demam atau infeksi meningkatnya perdarahan.

H. Pemeriksaan Penunjang

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 10


1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC

kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis

paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis

kurang baik pada anak sembarang umur.


2. Fungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat
3. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
4. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat

diagnosis.
5. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.
6. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.
7. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.
(Betz, Cecily L. 2002. hal : 301-302).

I. Penatalaksanaan
1. Pengobatan
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat

yang diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga

fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3

sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk

menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu

selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatan sistem saraf pusat

dan organ vital lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah

diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk

leukemia anak-anak adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin

(antineoplastik), asparaginase (menurunkan kadar asparagin (asam amino

untuk pertumbuhan tumor), metotreksat (antimetabolit), merkaptopurin,

sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik

akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 11


(menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz,

Cecily L. 2002. : 302).

2. Kemoterapi
Terapi definitive leukemia akut adalah dengan kemoterapi sitotoksik

menggunakan kombinasi obat multiple. Obat sitotoksik bekerja dengan

berbagai mekanisme namun semuanya dapat menghancurkan sel leukemia.

Tetapi dengan metode ini beberapa sel normal juga ikut rusak dan ini

menyebabkan efek samping seperti kerontokan rambut, mual, muntah, nyeri

pada mulut (akibat kerusakan pada mukosa mulut), dan kegagalan sumsum

tulang akibat matinya sel sumsum tulan. Salah satu konsekuensi mayor dari

neutropenia akibat kemoterapi adalah infeksi berat. Pasien harus diterapi

selama berbulan-bulan (AML) atau selama 2-3 tahun (ALL).

Menurut Suriadi (2006) dan Yuliani (2006), fase penatalakasanaan

kemoterapi meliputi tiga fase yaitu fase induksi, fase proflaksis, fase

konsolidasi :

1. Fase Induksi
Dimulai 4-6 minggu setelah diagnose ditegakkan. Pada fase

ini diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vincristin, dan L

asparaginase. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda

penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang

ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.


2. Fase Profilaksis

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 12


Sistem saraf pusat, pada terapi ini diberikan metotreksat,

cytarabine dan hydrocortisone melalui intrathecal untuk mencegah

invasi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi cranial dilakukan

hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan system

saraf pusat.
3. Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk

mempertahankan remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia

yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan

dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon

sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi surpresi sumsum

tulang, maka pengobatan dihentikan sementra atau dosis obat

dikurangi.
Penatalaksanaan medis dalam pemberian kemoterapi dan radioterapi:
1. Prednison untuk efek antiinflamasi
2. Vinkristin (oncovin) untuk antineoplastik yang menghambat

pembelahan sel selama metaphase


3. Asparaginase untuk menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk

pertumbuhan tumor)
4. Metotreksat sebagai antimetabolik untuk menghalangi metabolism asam

folat sebagai zat untuk sintesis nucleoprotein yang diperlukan yang

diperlukan sel-sel yang cepat membelah


5. Sitarabin untuk menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia

granulositik yang menekan sumsum tulang yang kuat.


6. Alopurinol sebagai penghambat produksi asam urat dengan

menghambat reaksi biokimia.


7. Siklofosfamid sebagai antitumor kuat.
8. Daurnorubisin sebagai penghambat pembelahan sel selama pengobatan

leukemia akut.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 13


(Hidayat, Aziz. 2008)

3. Transplantasi sumsum tulang


Ini merupakan pilihan terapi lain setelah kemoterapi dosis tinggi dan

radioterapi pada beberapa pasien leukemia akut. Transplantasi dapat bersifat

autolog, yaitu el sumsum tulang diambil sebelum pasien meneraima terapi

dosis tinggi, disimpan, dan kemudian diinfusikan kembali. Selain itu, dapat

jug bersifat alogenik, yaitu sumsum tulang berasal dari donor yang cocok

HLA-nya. Kemoterapi dengan dosis sangat tinggi akan membunuh sumsum

tulang penderita dan hal tersebut tidak dapat pulih kembali. Sumsum tulang

pasien yang diinfusikan kembali akan mengembalikan fungsi sumsum

tulang pasien tersebut. Pasien yang menerima transplantasi alogenik

memiliki risiko rekurensi yag lebih rendah dibandingkan dengan pasien

yang menerima transplantasi autolog, karena sel tumor yang terinfusi

kembali dapat menimbulkan relaps. Pada transplantasi alogenik memiliki

risiko rekurensi yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang

menerima transplantsi autolog, karena sel tumor yang terinfusi kembali

dapat menimbulkan relaps. Pada transplantasi alogenik, terdapat bukti kuat

yang menunjukan bahwa sumsum yang ditransplantasikan akan berefek

antitumor yang kuat karena limfosit T yang tertransplantasi. Penelitian-

penelitian baru menunjukan bahwa transplantasi alogenik menggunakan

terapi dosis rendah dapat dilakukan dan memiliki kemungkinan sembuh

akibat mechanism imunologis.

4. Resusitasi

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 14


Pasien yang baru didiagnosis leukemia akut biasanya berada dalam

keadaan sakit berat dan renta terhadap infeksi berat dan atau perdarahan.

Prioritas utamanya adalah resusitasi mengguakan antibiotic dosis tinggi

intravena untuk melawan infeksi, transfusi trombosit atau plasma beku

segar (fresh frozen plasma) utuk mengatasi anmia. Penggunaan antibiotic

dalam situasi ini adalah tindakan yang tepat walaupun demam yang terjadi

ternyata merupakan akibat dari penyakit itu sendiri dan bukan akibat

infeksi. Lebih mudah menghentikan pemberian antibiotic daripada

menyelamatkan pasien dengan syok dan septicemia yang telah diberikan

tanpa terapi antibiotik. (Patrick. 2005)

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Menurut American Nursing Association (ANA) proses keperawatan

adalah suatu metode yang sistematis yang diberikan kepada individu, keluarga

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 15


dan masyarakat dengan berfokus pada respon unik dari individu, keluarga, dan

masyarakat terhadap masalah kesehatan yang potensial maupun aktual.

( Marilynn E. Doengoes, dkk .2000 : 6 ). Di dalam memberikan asuhan

keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah-langkah proses

keperawatan yaitu ; pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi.

1. Pengkajian

Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik sering kali memberi tanda

pertama yang menunjukkan adanya penyakit neoplastik. Keluhan yang

samar seperti perasaan letih, nyeri pada ekstermitas, berkeringat dimalam

hari, penurunan selera makan, sakit kepala, dan perasaan tidak enak badan

dapat menjadi petunjuk pertama leukemia. (Wong’s pediatric nursing 2009.

Hal:1140)

Adapun pengkajian yang sistematis pada sistem hamatologi (leukemia)

meliputi :

1. Biodata

a. Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, dan

pendidikan.

b. Identitas penanggung : nama, umur, jenis kelamin, agama, tingkat

pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan alamat.

2. Riwayat kesehatan sekarang

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 16


a. Adanya kerusakan pada organ sel darah/sum-sum tulang.

b. Gejala awal biasanya terjadi secara mendadak panas dan perdarahan.

3. Riwayat kesehatan sebelumnya

a. Riwayat kehamilan/persalinan.

b. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

c. Riwayat pemberian imunisasi.

d. Riwayat nutrisi, pemberian makanan yang adekuat.

e. Infeksi-infeksi sebelumnya dan pengobatan yang pernah dialami.

4. Riwayat Imunisasi

Riwayat imunisasi yang di dapatkan oleh klien yaitu BCG, DPT (I,

II, III), Polio (I, II ,III), Campak, Hepatitis, dan riwayat penyakit yang

berhubungan dengan imunitas seperti malnutrisi.

5. Riwayat Tumbuh Kembang

a. Pertumbuhan Fisik

a) Berat badan

BBL : 2500 gr – 4000 gr

3 - 12 bulan : umur (bulan) + 9

1 - 6 tahun : umur (tahun) x 2 + 8

6 - 12 tahun : umur (tahun) x 7 – 5

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 17


2

b) Tinggi Badan

Tinggi badan lahir : 45 - 50 cm

Umur 1 tahun : 75 cm

2 - 12 tahun : umur (tahun) x 6 + 7

Atau

1 tahun : 1,5 x TB lahir

4 tahun : 2 x TB lahir

6 tahun : 1,5 x TB setahun

13 tahun : 3 x TB lahir

Dewasa : 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)

b. Perkembangan tiap tahap usia

Berguling : 3-6 bulan

Duduk : 6-9 bula

Merangkak : 9-10 bulan

Berdiri : 9-12 bulan

Jalan : 12-18 bulan

Senyum pertama kali dengan orang lain : 2-3 bulan

Bicara : 2-3 tahun

Berpakaian tanpa dibantu : 3-4 tahun

(Aziz Alimul Hidayat, Hal : 27).

6. Pemeriksaan fisik

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 18


a) Keadaan Umum

Meliputi : Baik, Jelek, Sedang

b) Tanda-tanda vital

TD : Tekanan Darah

N : Nadi

P : Pernapasan

S : Suhu

c) Antropometri

TB : Tinggi badan

BB : Berat badan

LLA : Lingkar lengan atas

LK : Lingkar kepala

LD : Lingkar dada

LP : Lingkar perut

d) Sistem pernafasan

Frekuensi pernapasan, bersihan jalan napas, gangguan pola

napas, bunyi tambahan ronchi dan wheezing.

e) Sistem cardiovaskuler

Anemis atau tidak, bibir pucat atau tidak, denyut nadi, bunyi

jantung, tekanan darah dan capylary reffiling time.

f) Sistem pencernaan

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 19


Mukosa bibir dan mulut kering atau tidak, anoreksia atau

tidak, palpasi abdomen apakah mengalami distensi dan auskultasi

peristaltik usus adakah meningkat atau tidak.

g) Sistem muskuloskeletal

Bentuk kepala, extermitas atas dan ekstermitas bawah.

h) Sistem integumen

Rambut : warna rambut, kebersihan, mudah tercabut atau tidak

Kulit : warna, temperatur, turgor dan kelembaban

Kuku : warna, permukaan kuku, dan kebersihannya

i) Sistem endokrin

Keadaan kelenjar tiroid, suhu tubuh dan ekskresi urine.

j) Sistem penginderaan

Mata : Lapang pandang dan visus.

Hidung : Kemampuan penciuman.

Telingan : Keadaan daun telinga dan kemampuan pendengaran.

k) Sistem reproduksi

Observasi keadaan genetalia, dan perubahan fisik sistem reproduksi.

l) Sistem neurologis

a) Fungsi cerebral

b) Status mental : orientasi, daya ingat dan bahasa.

c) Tingkat kesadaran (eye, motorik, verbal) : dengan menggunakan

Gaslow Coma Scale (GCS).

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 20


d) Kemampuan berbicara.

e) Fungsi kranial :

 Nervus I (Olfaktorius) : Suruh anak menutup mata dan

menutup salah satu lubang hidung, mengidentifikasi dengan

benar bau yang berbeda (misalnya jeruk dan kapas alkohol).

 Nervus II (Optikus) : Periksa ketajaman penglihatan anak,

Persepsi terhadap cahaya dan warna, periksa diskus optikus,

penglihatan perifer.

 Nervus III (Okulomotorius) : Periksa ukuran dan reaksi pupil,

periksa kelopak mata terhadap posisi jika terbuka, suruh anak

mengikuti cahaya.

 Nervus IV (Troklearis) : Suruh anak menggerakkan mata kearah

bawah dan kearah dalam.

 Nervus V (trigemenus) : Lakukan palpasi pada pelipis dan

rahang ketika anak merapatkan giginya dengan kuat, kaji

terhadap kesimetrisan dan kekuatan, tentukan apakah anak dapat

merasakan sentuhan di ats pipi (bayi muda menoleh bila area

dekat pipi disentuh), dekati dari samping, sentuh bagian mata

yang berwarna dengan lembut dengan sepotong kapas untuk

menguji refleks berkedip dan refleks kornea.

 Nervus VI (Abdusen) : kaji kemampuan anak untuk

menggerakkan mata secara lateral.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 21


 Nervus VIII (Fasialis) : Uji kemampuan anak untuk

mengidentifikasiLarutan manis (gula), Asam (jus lemon), atau

hambar (kuinin) pada lidah anterior. Kaji fungsi motorik dengan

meminta anak yang lebih besar untuk tersenyum,

menggembungkan pipi, atau memperlihatkan gigi, (amati bayi

ketika senyum dan menangis).

 Nervus VIII (akustikus) : Uji pendengaran anak

 Nervus IX (glosofharingeus) : Uji kemampuan anak untuk

mengidentifikasi rasa larutan pada lidah posterior.

 Nervus X (vagus) : Kaji anak terhadap suara parau dan

kemampuan menelan, sentuhkan spatel lidah ke posterior faring

untuk menentukan apakah refleks muntah ada (saraf cranial IX

dan X mempengaruhi respon ini), jangan menstimulasi refleks

muntah jika terdapat kecurigaan epiglotitis, periksa apakah

ovula pada posisi tengah.

 Nervus XI (aksesorius) : Suruh anak memutar kepala kesamping

dengan melawan tahanan, minta anak untuk mengangkat bahu

ketika bahunya ditekan kebawah.

 Nervus XII (hipoglosus) : Minta anak untuk mengeluarkan

lidahnya. periksa lidah terhadap deviasi garis tengah, (amati

lidah bayi terhadap deviasi lateral ketika anak menangis dan

tertawa).dengarkan kemampuan anak untuk mengucapkan “r”.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 22


letakkan spatel lidah di sisi lidah anak dan minta anak untuk

menjauhkannya, kaji kekuatannya.

f) Fungsi motorik : massa otot, tonus otot dan kekuatan otot

g)Fungsi sensorik: respon terhadap suhu, nyeri dan getaran

h)Fungsi cerebrum: kemampuan koordinasi dan keseimbangan

7. Pemeriksaan diagnostic

a) Hitung darah lengkap : Menunjukkan normositik, anemia normositik.

 Hemoglobin : Dapat kurang dari 10 g/100 ml

 Retikulosit : Jumlah biasanya rendah

 Jumlah trombosit : Mungkin sangat rendah (<50.000/mm)

 SDP : Mungkin lebih dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP

imatur (“menyimpang ke kiri”).mungkin ada sel blast Leukimia

b) PT/PTT : memanjang

c) LDH : Mungkin meningkat

d) Asam urat serum/urine : Mungkin meningkat

e) Muramidase serum (lisozim) : Peningkatan pada Leukimia monositik

Akut dan mielomositik.

f) Copper serum : Meningkat

g) Zink serum : Menurun

h) Biopsi sumsum tulang : SDM abnormal biasanya lebih dari 50% atau

Lebih dari sel blast, dengan prekusor eritroid, sel imatur, dan

megakariositis menurun.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 23


i) Foto dada dan biopsy nodus limfe : Dapat mengindikasikan derajat

keterlibatan

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan

leukemia adalah:

a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan

tubuh
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
c. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan

penurunan jumlah trombosit


d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

mual dan muntah


e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan

dengan efek samping agen kemoterapi


f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang

berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping

kemoterapi dan atau stomatitis


g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia
h. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens

kemoterapi, radioterapi, imobilitas.


i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan

cepat pada penampilan.


j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang

menderita leukemia.

2. Intervensi

Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi

untuk mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 24


keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari

pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Berdasarkan

diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut

(Wong,D.L,2004):

a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan

tubuh.

Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi

Intervensi :

1) Pantau suhu dengan teliti

Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

2) Tempatkan anak dalam ruangan khusus

Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi

3) Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah

sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik

Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif

4) Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-

tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi

mukosa, dan masalah gigi

Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi

5) Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan

mulut dengan baik

Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan

organisme

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 25


6) Berikan periode istirahat tanpa gangguan

Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi

seluler

7) Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia

Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh

8) Berikan antibiotik sesuai ketentuan

Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas

Intervensi :

1) Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk

berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari

Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan

2) Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan

Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler

atau penyambungan jaringan

3) Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan

atau di butuhkan

Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu

pemilihan intervensi

4) Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi

Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 26


c. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan

penurunan jumlah trombosit

Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan

Intervensi :

1) Gunakan semua tindakan untuk

mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis

Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan

adanya anemia

2) Cegah ulserasi oral dan rectal

Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah

3) Gunakan jarum yang kecil pada saat

melakukan injeksi

Rasional : untuk mencegah perdarahan

4) Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut

Rasional : untuk mencegah perdarahan

5) Laporkan setiap tanda-tanda

perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)

Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi

Perdarahan

6) Hindari obat-obat yang mengandung

aspirin

Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 27


7) Ajarkan orang tua dan anak yang

lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung

Rasional : untuk mencegah perdarahan

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

mual dan muntah

Tujuan :

- Tidak terjadi kekurangan volume cairan

- Pasien tidak mengalami mual dan muntah

Intervensi :

1) Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi

Rasional : untuk mencegah mual dan muntah

2) Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi

Rasional : untuk mencegah episode berulang

3) Kaji respon anak terhadap anti emetic

Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum

berhasil

4) Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat

Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah

5) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik

6) Berikan cairan intravena sesuai ketentuan

Rasional : untuk mempertahankan hidrasi

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 28


e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan

dengan efek samping agen kemoterapi

Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral

Intervensi :

1) Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral

Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera

2) Hindari mengukur suhu oral

Rasional : untuk mencegah trauma

3) Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari

yang dibalut kasa

Rasional : untuk menghindari trauma

4) Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau

tanpa larutan bikarbonat

Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan

5) Gunakan pelembab bibir

Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah

pecah-pecah (fisura)

6) Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil

Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks

muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan

kejang

7) Berikan diet cair, lembut dan lunak

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 29


Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak

8) Inspeksi mulut setiap hari

Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

9) Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan

Rasional : untuk membantu melewati area nyeri

10) Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu

magnesia

Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat

membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah

protein dan dapat mengeringkan mukosa

11) Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan

Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis

12) Berikan analgetik

Rasional : untuk mengendalikan nyeri

f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang

berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping

kemoterapi dan atau stomatitis.

Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat

Intervensi :

1) Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan

Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat

langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 30


2) Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi,

rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan

anak meningkat

Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal

3) Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu

bubuk atau suplemen yang dijual bebas

Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi

4) Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan

Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan

5) Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering

Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik

6) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient

Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga

cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan

peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein

yang adekuat

7) Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep

Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein

kalori, khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari

normal

g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 31


Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai

tingkat yang dapat diterima anak

Intervensi :

1) Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5

Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi

kebutuhan atau keefektifan intervensi

2) Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu

non invasif, alat akses vena

Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman

3) Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan

sedasi

Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu

pemberian atau obat

4) Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat

Rasional : sebagai analgetik tambahan

5) Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur

Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri

h. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens

kemoterapi, radioterapi, imobilitas

Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit

Intervensi :

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 32


1) Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan

daerah perianal

Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi

2) Ubah posisi dengan sering

Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada

kulit

3) Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan

Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit

4) Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker

Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi

dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi

5) Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang

kering

Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit

6) Dorong masukan kalori protein yang adekuat

Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif

7) Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi

Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan

i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau

perubahan cepat pada penampilan

Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif

Intervensi :

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 33


1) Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya

dan warna rambut anak sebelum rambut mulai rontok

Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut

terhadap kerontokan rambut

2) Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar

matahari, angin atau dingin

Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut

3) Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih,

pendek dan halus

Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial

4) Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan

mungkin warna atau teksturnya agak berbeda

Rasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan

penampilan rambut baru

5) Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis

kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang

menarik

Rasional : untuk meningkatkan penampilan

j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang

menderita leukemia

Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang

prosedur diagnostik atau terapi

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 34


Intervensi :

1) Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda anak

Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu

2) Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari

staff

Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan

3) Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam

membantu anak menjalani kehidupan yang normal

Rasional : untuk meningkatkan perkembangan anak yang optimal

4) Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai

kehidupan anak sebelum diagnosa dan prospek anak untuk bertahan

hidup

Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi

rasa takut secara realistis

5) Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak

tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan

kemungkinan terapi tambahan

Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur

6) Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan

kenyataan yang ada

Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 35


3. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan

keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam

pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan

pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang

diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah

ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).

4. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana

keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong.

D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia

adalah :

a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan,

adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.

c. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.

d. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan

muntah

e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa

tidak nyaman

f. Masukan nutrisi adekuat

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 36


g. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau

menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan

perasaan tidak nyaman.

h. Kulit tetap bersih dan utuh

i. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan

rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek

kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak

bersih, rapi, dan berpakaian menarik.

j. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur,

keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan

tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta

kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Leukemia atau kanker sel darah putih adalah jenis kanker yang paling

umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Sel-sel darah putih abnormal

terbentuk di sumsum tulang, menyebar melalui aliran darah dan mendesak sel-

sel sehat.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 37


Menurut Handayani (2008) ada beberapa faktor yang terbukti dapat

menyebabkan leukemia, faktor genentik, sinar radioaktof, dan virus.


Komplikasi leukemia: Pedarahan dan infeksi merupakan penyebab

utama kematian, pembentukan batu ginjal, anemia dan masalah

gastrointestinal, dll.

Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat

yang diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase

: induksi, konsolidasi, dan rumatan. Di dalam memberikan asuhan keperawatan

pada leukemia terdiri dari beberapa tahap atau langkah-langkah proses

keperawatan yaitu ; pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi.

B. Saran

Saran untuk mahasiswa keperawatan agar meningkatkan pemahamannya

terhadap penyakit leukemia sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan

layanan keperawatan.

Saran untuk yang membacanya agar dapat mengetahui, memahami

tentang masalah penyakit leukemia pada anak. Serta dapat mengembangkan

pengetahuan tentang leukemia dalam lingkungan masyarakat.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 38


DAFTAR PUSTAKA

Abdoerrachman MH, dkk, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Buku I, penerbit Fakultas

Kedokteran UI : Jakarta.

Anna Budi Keliat, SKp, MSc., 1994, Proses Keperawatan:EGC.

Hidayat, Aziz Alimut. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2. Jakarta:

Salemba Medika

Marilynn E. Doenges, Mary Prances Moorhouse, Alice C. Beissler, 1993,

Rencana Asuhan Keperawatan, EGC.

Rosa M Sacharin, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik, edisi 2 : Jakarta

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 39


Davey, Patrick. 2005. At a glance Medicine. Jakarta: EGC.

Handayani, Wiwik & Hariwibowo, Andi Sulistyo. 2008. Buku Ajar Asuhan

Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta:


Salemba Medika .

Suriadi. Yuliani, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak.

Jakarta: Penebar Swadaya

Mentari Galuh Forestry. 2014. Diakses pada tanggal 15 Maret 2018, dari
https://www.scribd.com/doc/219410713/Laporan-Pendahuluan-Leukemia-
Pada-Anak

http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-leukemia-pada
anak (diakses tanggal 23 Februari 2018)

http://repo.unand.ac.id/123/3/bab%25201.pdf (diakses tanggal 28 februari 2018)

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Leukemia 40

Anda mungkin juga menyukai