LEUKEMIA
Dosen Pembimbing :
Ns.Ferasinta ,S.Kep.,M.Kep.
KELOMPOK 8
A. Definisi Leukemia
Pengertian Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliperasi abnormal
dari sel-sel hemotopeitik (Silvia, 2011 dalam Wijaya, 2013). Leukemia adalah proliperasi sel
leukosit yang abnormal, ganas sering disertai bentuk leukosit yang lain dari normal, jumlahnya
berlebihan dapat menyebabkan anemia, trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian
(Suparman, 2012 dalam Wijaya, 2013). Leukemia adalah produksi sel darah putih yang tidak
terkontrol disebabkan oleh mutasi yang menjurus pada kanker sel mielogenosa atau sel
limfogenosa (Guyton, 1997 dikutip dari Wijaya 2013). Leukemia adalah sekumpulan penyakit
yang ditandai adanya akumulasi leukosit ganas dalam sum-sum tulang dan darah (Hoffbrand,
2014 dikutip dari Wijaya 2013). Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh
proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoetik (Virchow, 1847 dalam Wijaya 2013).
B. Epidemiologi
Kejadian leukemia berbeda dari satu negara ke negara lainnya, hal ini berkaitan dengan
cara diagnosis dan pelaporannya. Kejadian leukemia setiap tahun sekitar 3,5 kasus dari 100.000
anak dibawah 15 tahun. Leukemia akut pada anak mencapai 97% dari semua leukemia pada
anak, dan terdiri dari 2 tipe yaitu : Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) 82% dan Leukemia
Mieloblastik (LMA) 18%. Hal ini berbeda dengan leukemia pada orang dewasa, yaitu LLA 15%
dan LMA 85%. Leukemia kronik mencapai 3% dari seluruh leukemia pada anak. Puncak
kejadian LLA pada usia 2-5 tahun dan meningkat lagi setelah usia 65 tahun, sedang LMA
mengenai semua kelompok usia, tetapi kejadiannyameningkat dengan bertambahnya usia.
Perbandingan penderita laki-laki dan perempuan adalah 1,3: 15 (Wijaya, 2013). Insidensi LLA
adalah 1/60.000 orang pertahun, dengan 75% pasien berusia kurang dari 15 tahun. Insidensi
puncaknya usia 3-5 tahun. LLA lebih banyak ditemukan pada pria dari pada perempuan
(Sudoyo, 2011).
1. Etiologi Etiologi sampai saat ini belum jelas, diduga kemungkinan besar disebabkan oleh
virus (Virus onkogenik). Namun faktor lain yang turut berperan adalah :
a. Faktor Eksogen
Efek dari penyinaran seperti : sinar X, sinar radioaktif Hormon, bahan kimia (benzol,
arsen, preparat sulfat) Infeksi (virus dan bakteri)
b. Faktor Endogen
Faktor ras (orang yahudi) Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom (Aberasi
kromosom) pada sindrom down Herediter : kasus leukimia pada kakak beradik/ kembar
satu telur, angka kejadian pada anak lebih tinggi sesuai dengan usia maternal. Genetik :
virus tertentu mygx perubahan struktur gen (T.cell leukimia-lymphoma virus/ HTLV).
2. Klasifikasi
a. Leukemia Mieloblastik
1) Leukemia Mieloblastik Akut (LMA) Angka kejadian 80% leukimia akut pada
orang dewasa. Permulaannya mendadak atau progresif dalam masa 1-6 bulan, jika
tidak diobati, kematian kira-kira 3-6 bulan. Insiden pada pria dan wanita 3:2.
2) Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK) Paling sering terjadi pada usia pertengahan
(orang dewasa) umur 20-60 tahun, puncak kejadian pada umur 40 tahun, dapat
juga terjadi pada anak-anak (Sylvia, 2013). Leukimia mieloblastik dimulai dengan
produksi sel mielogenosa muda yang bersifat kanker di sumsum tulang dan
kemudian menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sel darah putih diproduksi
diberbagai organ ekstramedular terutama di nodus limfe, limpa dan hati.
b. Leukemia Limfoblastik
1) Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Merupakan kanker darah yang paling sering menyerang anak-anak berumur
dibawah umur 15 tahun, dengan puncak insiden antara 3-4 tahun, insiden pada
pria dan wanita 5 : 4
c. Sitogenik
Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologisnya (Doenges, 2011).
1. Sepsis
2. Perdarahan
3. Gagal organ
4. Iron Deficiency Anemia (IDA)
5. Kematian