Pemecahan Masalah
•Proses pemecahan masalah membutuhkan kesabaran & pengalaman
•Pemecahan masalah membutuhkan :
1. persiapan
2. waktu untuk berfikir
3. ide untuk memecahkan masalah
4. verifikasi
Pemecahan Masalah
•Prinsip utama untuk menyelesaikan suatu masalah adalah
- mengetahui fakta,
- memisahkan fakta tersebut,
- melakukan interpretasi data menjadi fakta objektif
- menentukan luasnya masalah tersebut
Pemecahan Masalah
MENGIDENTIFIKASI
Faktor yg mempengaruhi :
- informasi yang tersedia,
- nilai, sikap dan pengalaman
- waktu
Langkah 1
Memahami masalah
•Baca masalah beberapa kali.
•Bacaan pertama sebagai overview.
•Bacaan ke dua : tuliskan informasi yang ada dan tentukan masalah apa yang harus dipecahkan
Langkah 2
Susun rencana pemecahan masalah
Rencana ini bisa 1 atau lebih, yaitu :
•Gunakan inductive reasoning untuk menentukan ada tidaknya sebuah pola
•Buat daftar atau tabel yang sistematis
•Gunakan estimasi/perkiraan. Cek estimasi tsb terhadap kondisi masalah
•Coba nyatakan masalah ke dalam bentuk yang lebih sederhana
•Lakukan trial and error
•Buat daftar informasi yang tersedia atau diberikan dalam masalah ke bentuk tabel
•Coba buat diagram atau sketsa untuk mengilustrasikan masalah tsb
Langkah 3
•Jalankan rencana pemecahan masalah dan pecahkan masalah
Langkah 4
•Solusi harus memenuhi semua kondisi masalah, masuk akal dan dapat ditelusuri kebenarannya.
•Jika tidak, cek kembali metode atau penghitungan yang digunakan. Mungkin ada cara lain untuk
menentukan solusi sebenarnya.
c. Perencanaan keperawatan :
•menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan
•Menggunakan keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan
d. Pelaksanaan keperawatan :
•Yaitu keterampilan dalam menguji hipotesa.
•Merupakan tindakan nyata yang menentukan tingkat keberhasilan
e. Evaluasi keperawatan :
•Mengkaji efektifitas tindakan
•Perawat harus dapat mengambil keputusan tentang hasil evaluasi Perlukah diulangi ???
F. Pendokumentasian keperawatan :
•Yaitu keterampilan dalam mendokumentasikan hal-hal yang penting dari hasil asuhan keperawatan
yang telah dilakukan
G. Pelaporan keperawatan
•Yaitu melaporkan asuhan keperawatan yang sudah dilaksanakan
D. Urutan pembahasan
1. Berpikir kritis dan pengambilan keputusan
2. Pengertian berpikir kritis
3. Karakter berpikir kritis
4. Langkah-langkah berpikir kritis
5. Berpikir kritis dalam keperawatan
6. Model berpikir kritis dalam keperawatan
* Total recall
* Habbits
* Inquiry
* New ideas and creativity
* Knowing What You Think
7. Metode berpikir kritis
8. Elemen berfikir kritis
9. Aspek-aspek berfikir kritis
10. Fungsi berfikir kritis dalam keperawatan
11. Penerapan berfikir kritis dalam proes keperawatan
E. Petunjuk khusus
1. Bacalah secara cermat modul ini secara berurutan
2. Kerjakanlah setiap latihan dan tes formati pada setiap materi pembelajaran dalam modul ini untuk
memperlancar pemahaman anda
2. Pengertian berpikir kritis Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi.
Critical
berasal dari bahasa Grika yang berarti : bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat keputusan.
Kritein yang berarti to choose, to decide. Krites berarti judge. Criterion (bahasa Inggris) yang berarti
standar, aturan, atau metode. Critical thinking ditujukan pada situasi, rencana dan bahkan aturan-
aturan yang terstandar dan mendahului dalam pembuatan keputusan (Mz. Kenzie, 2016).
3. Karakteristik berpikir kritis
Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
a. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah
fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran
–
pikiran tentang kejadian, obyek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian, konseptualisasi
merupakan pikiran abstak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol
–
simbol dan disimpan dalam otak.
b. Rasional dan beralasan (reasonable)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta
atau fenomena nyata.
c. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir atau
mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan
menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian. d. Bagian dari suatu sikap
Pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu
yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lalu, dengan menjawab pertanyaan
mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.
e. Kemampuan berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran dan keyakinan
orang lai, menganalisis semua isu,memutuskan secara benar, dan dapat dipercaya.
f. Berpikir kritis adalah berpikir kreatif
Secara tradisional, profesi perawatan dan pendidikan keperawatan termasuk kurang kreatif. Namun,
saat ini telah ada perubahan untuk membuat seorang perawat berpikir kreatif, yaitu selalu
menggunakan keterampilan intelektualnya untuk mencipta berdasarkan suatu pemikiran yang baru
dan dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.
g. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi benar
dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh kesadaran dan kemauan, kemudian hasilnya
disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih dan memutuskan seperti itu.
h. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, menciptakan
sesuatu pemikiran baru, dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
c. Perencanaan keperawatan
Pada saat merumuskan rencana keperawatan, perawat menggunakan pengetahuan dan alas an untuk
mengembangkan hasil yang diharapkan untuk mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan. Hal
ini merupakan keterampilan lain dalam berfikir kritis, pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan. Untuk hal ini dibutuhkan kemampuan perawat dalam mensintesa ilmu-ilmu yang dimiliki
baik psikologi, fisiologi, dan sosiologi, untuk dapat memilih tindakan keperawatan yang tepat berikut
alasannya. Kemudian diperlukan pula keterampilan dalam membuat hipotesa bahwa tindakan
keperawatan yang dipilih akan memecahkan masalah klien dan dapat mencapai tujuan asuhan
keperawatan
d. Pelaksanaan keperawatan
Pada tahap ini perawat menerapkan ilmu yang dimiliki terhadap situasi nyata yang dialami klien.
Dalam metode berfikir ilmiah, pelaksanaan tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam menguji
hipotesa. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan suatu tindakan nyata yang
dapat menentukan apakah perawat dapat berhasil mencapai tujuan atau tidak.
e. Evaluasi keperawatan
Pada tahap ini perawat mengkaji sejauh mana efektifitas tindakan yang telah dilakukan sehingga dapat
mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar kien. Pada proses evaluasi, standar dan prosedur
berfikir kritis sangat memegang peranan penting karena pada fase ini perawat harus dapat mengambil
keputusan apakah semua kebutuhan dasar klien terpenuhi, apakah diperlukan tindakan modifikasi
untuk memecahkan masalah klien, atau bahkan harus mengulang penilaian terhadap tahap perumusan
diagnose keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya Dalam penerapan pembelajaran berpikir
kritis di pendidikan keperawatan, dapat digunakan tiga model, yaitu : feeling model, vision model,
dan examine model yaitu sebagai berikut :
a. Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir kritis mencoba
mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas
keperawatan, dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat
merasakan gejala, petunjuk, dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.
b. Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan
untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan
klien. Berpikir kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai
pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.
c. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide dengan bantuan
kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari,
menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan sesuatu yang berkaitan
dengan ide.
V. Rangkuman
1. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan,
pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Kemampuan berpikir kritis
merupakan kemampuan berpikir yang diawali dan diproses
oleh otak kiri. “Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan.
2. Berpikir kritis dalam keperawatan : Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar
dalam mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawatan.
3. Fungsi berfikir kritis dalam keperawatan
a. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
b. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
c. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
d. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta tingkat
hubungan.
e. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
f. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
g. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
h. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
i. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
j. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
k. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
l. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
m. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan..
KUNCI JAWABAN
1. A. Hipoperfusi jaringan serebral karena penurunan volume vaskuler
2. B. Albumin
3. B. Memberikan pengertian perlunya pemeriksaan lebih lanjut
4. A. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan akumulasi sekret
5. C. Asidosis respiratorik