Anda di halaman 1dari 13

MODUL

BERFIKIR KRITIS DALAM PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan Masalah
•Proses pemecahan masalah membutuhkan kesabaran & pengalaman
•Pemecahan masalah membutuhkan :
1. persiapan
2. waktu untuk berfikir
3. ide untuk memecahkan masalah
4. verifikasi

Pemecahan Masalah
•Prinsip utama untuk menyelesaikan suatu masalah adalah
- mengetahui fakta,
- memisahkan fakta tersebut,
- melakukan interpretasi data menjadi fakta objektif
- menentukan luasnya masalah tersebut

Pemecahan Masalah
MENGIDENTIFIKASI
Faktor yg mempengaruhi :
- informasi yang tersedia,
- nilai, sikap dan pengalaman
- waktu

Langkah-Langkah Pemecahan Masalah


menurut George Polya
Ada 4 langkah :
Langkah 1 : memahami masalah
Langkah 2 : susun rencana pemecahan masalah
Langkah 3 : jelaskan rencana dan pecahkan masalah
Langkah 4 : lihat & cek

Langkah 1
Memahami masalah
•Baca masalah beberapa kali.
•Bacaan pertama sebagai overview.
•Bacaan ke dua : tuliskan informasi yang ada dan tentukan masalah apa yang harus dipecahkan

Langkah 2
Susun rencana pemecahan masalah
Rencana ini bisa 1 atau lebih, yaitu :
•Gunakan inductive reasoning untuk menentukan ada tidaknya sebuah pola
•Buat daftar atau tabel yang sistematis
•Gunakan estimasi/perkiraan. Cek estimasi tsb terhadap kondisi masalah
•Coba nyatakan masalah ke dalam bentuk yang lebih sederhana
•Lakukan trial and error
•Buat daftar informasi yang tersedia atau diberikan dalam masalah ke bentuk tabel
•Coba buat diagram atau sketsa untuk mengilustrasikan masalah tsb

Langkah 3
•Jalankan rencana pemecahan masalah dan pecahkan masalah

Langkah 4

•Solusi harus memenuhi semua kondisi masalah, masuk akal dan dapat ditelusuri kebenarannya.
•Jika tidak, cek kembali metode atau penghitungan yang digunakan. Mungkin ada cara lain untuk
menentukan solusi sebenarnya.

BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

Perawat berpikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan


a. Pengkajian :
•mengumpulkan data dan validasi  data primer & data sekunder, pemeriksaan fisik head to toe
•Perawat melakukan observasi dalam pengumpulan data
•menggunakan ilmu-ilmu lain yang terkait.
•Mengelola dan mengkatagorikan data
Perawat berpikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan

b. Perumusan diagnosa keperawatan :


•Tahap pengambilan keputusan yang paling kritis.
•Menentukan masalah dan argumen secara rasional
•Lebih terlatih, lebih tajam dalam masalah

Perawat berpikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan

c. Perencanaan keperawatan :
•menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan
•Menggunakan keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan

Perawat berpikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan

d. Pelaksanaan keperawatan :
•Yaitu keterampilan dalam menguji hipotesa.
•Merupakan tindakan nyata yang menentukan tingkat keberhasilan

e. Evaluasi keperawatan :
•Mengkaji efektifitas tindakan
•Perawat harus dapat mengambil keputusan tentang hasil evaluasi  Perlukah diulangi ???

Perawat berpikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan

F. Pendokumentasian keperawatan :
•Yaitu keterampilan dalam mendokumentasikan hal-hal yang penting dari hasil asuhan keperawatan
yang telah dilakukan

G. Pelaporan keperawatan
•Yaitu melaporkan asuhan keperawatan yang sudah dilaksanakan

TOPIK 1 BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


I. Tinjauan Mata Kuliah
A. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep proses keperawatan yang mencakup pengkajian,
perumusan diagnose keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, evaluasi dengan menerapkan
prinsip berpikir kritis
B. Kegunaan Mata Kuliah
1. Menguasai konsep keperawatan
2. Mampu mengumpulkan data, menganalisa dan merumuskan masalah, merencanakan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi, mendokumentasikan, menyajikan informasi asuhan
keperawatan
3. Menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dengan menganalisis data serta metode yang sesuai dan
dipilih dari beragam metode yang sudah maupun belum baku dan dengan menganalisis
4. Memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan bidang keahlian
terapannya, didasarkan pada pemikiran logis dan inovatif, dilaksanakan dan bertanggung jawab atas
hasilnya secara mandiri
C. Sasaran Belajar
Sasaran belajar adalah mahasiswa D-III Keperawatan semester II
D. Urutan Penyajian
1. Pendahuluan
a. Sasaran pembelajaran yang akan dicapai
b. Ruang lingkup bahan modul
c. Manfaat mempelajari modul
d. Urutan pembahasan
e. Petunjuk khusus
2. Materi pembelajaran
3. Latihan
4. Rangkuman
5. Tes formatif
6. Umpan balik atau tindak lanjut
7. Kunci tes formatif
8. Daftar pustaka

E. Petunjuk Belajar Bagi Mahasiswa Dalam Mempelajari Modul


1. Mahasiswa diharapkan dapat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan
2. Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini,
karena masing-masing saling berkaitan
3. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan dan tes formatif. Pelatihan ini menjadi alat ukur
tingkat penguasaan anda setelah mempelajari materi dalam modul ini. Jika anda belum menguasai
75% dari setiap kegiatan belajar, maka anda dapat mengulangi untuk mempelajari materi yangtersedia
dalam modul ini. Apabila anda masih mengalami kesulitan memahami materi yang ada dalam modul
ini, silahkan diskusikan dengan teman atau guru/dosen anda.
II. Pendahuluan
A. Sasaran pembelajaran yang ingin dicapai
B. Ruang lingkup bahan modul
1. Berpikir kritis dan pengambilan keputusan
2. Pengertian berpikir kritis
3. Karakter berpikir kritis
4. Langkah-langkah berpikir kritis
5. Berpikir kritis dalam keperawatan
6. Model berpikir kritis dalam keperawatan
* Total recall
* Habbits
* Inquiry
* New ideas and creativity
* Knowing What You Think
7. Metode berpikir kritis
8. Elemen berfikir kritis
9. Aspek-aspek berfikir kritis
10. Fungsi berfikir kritis dalam keperawatan
11. Penerapan berfikir kritis dalam proes keperawatan
C. Manfaat mempelajari modul
1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru
3. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasai

D. Urutan pembahasan
1. Berpikir kritis dan pengambilan keputusan
2. Pengertian berpikir kritis
3. Karakter berpikir kritis
4. Langkah-langkah berpikir kritis
5. Berpikir kritis dalam keperawatan
6. Model berpikir kritis dalam keperawatan
* Total recall
* Habbits
* Inquiry
* New ideas and creativity
* Knowing What You Think
7. Metode berpikir kritis
8. Elemen berfikir kritis
9. Aspek-aspek berfikir kritis
10. Fungsi berfikir kritis dalam keperawatan
11. Penerapan berfikir kritis dalam proes keperawatan

E. Petunjuk khusus
1. Bacalah secara cermat modul ini secara berurutan
2. Kerjakanlah setiap latihan dan tes formati pada setiap materi pembelajaran dalam modul ini untuk
memperlancar pemahaman anda

III. Materi pembelajaran


1. Berfikir kritis dan pengambilan keputusan Dalam kehidupan sehari-hari dan setiap aktivitas,
manusia selalu terlibat di dalam pengambilan suatu keputusan, baik keputusan sederhana maupun
yang kompleks. Proses dalam pengambilan keputusan selalu terkait dengan proses berpikir kritis.
Karena pentingnya pembahasan mengenai berpikir kritis dan peranannya dalam pengambilan
keputusan, maka kami akan membahas mengenai berpikir kritis, indikator berpikir kritis, membangun
pemikiran kritis, pengambilan keputusan, fase pengambilan keputusan serta peranan berpikir kritis
dalam pengambilan keputusan dalam makalah ini (Nursalam, 2015).

2. Pengertian berpikir kritis Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi.
Critical
berasal dari bahasa Grika yang berarti : bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat keputusan.
Kritein yang berarti to choose, to decide. Krites berarti judge. Criterion (bahasa Inggris) yang berarti
standar, aturan, atau metode. Critical thinking ditujukan pada situasi, rencana dan bahkan aturan-
aturan yang terstandar dan mendahului dalam pembuatan keputusan (Mz. Kenzie, 2016).
3. Karakteristik berpikir kritis
Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
a. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah
fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran

pikiran tentang kejadian, obyek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian, konseptualisasi
merupakan pikiran abstak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol

simbol dan disimpan dalam otak.
b. Rasional dan beralasan (reasonable)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta
atau fenomena nyata.
c. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir atau
mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan
menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian. d. Bagian dari suatu sikap
Pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu
yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lalu, dengan menjawab pertanyaan
mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.
e. Kemampuan berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran dan keyakinan
orang lai, menganalisis semua isu,memutuskan secara benar, dan dapat dipercaya.
f. Berpikir kritis adalah berpikir kreatif
Secara tradisional, profesi perawatan dan pendidikan keperawatan termasuk kurang kreatif. Namun,
saat ini telah ada perubahan untuk membuat seorang perawat berpikir kreatif, yaitu selalu
menggunakan keterampilan intelektualnya untuk mencipta berdasarkan suatu pemikiran yang baru
dan dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.
g. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi benar
dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh kesadaran dan kemauan, kemudian hasilnya
disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih dan memutuskan seperti itu.
h. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, menciptakan
sesuatu pemikiran baru, dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

4. Langkah langkah berpikir kritis


Untuk menjadi pemikir kritis yang baik dibutuhkan kesadaran dan keterampilan memaksimalkan kerja
otak melalui langkah-langkah berpikir kritis yang baik, sehingga kerangka berpikir dan cara berpikir
tersusun dengan pola yang baik. Walau memang belum ada rumusan langkah-langkah berpikir kritis
yang dapat dijadikan tolak ukur atau parameter yang baku. Sebab, berpikir kritis bias sangat sulit
untuk diukur karena berpikir kritis bias sangat sulit untuk diukur karena berpikir kritis adalah proses
yang sedang berlangsung bukan hasil yang mudah dikenali. Keadaan berpikir kritis berarti bahwa
seorang terus mempertanyakan asumsi, mempertimbangkan konteks (kejelasan makna), menciptakan
dan mengeksplorasi alternative dan terlibat dalam skeptisisme reflektif (pemikiran yang tidak mudah
percaya) atas informasi yang diterimanya.
Menurut Kneedler dari The Statewide History-social science Assesment Advisory committee
, mengemukakan bahwa langkah langkah berpikir kritis itu dapat dikelompokkan menjadi tiga
langkah :
a. Mengenali masalah (defining and clarifying problem)
1) Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
2) Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
3) Memilih informasi yang relevan.
4) Merumuskan/memformulasi masalah.
b. Menilai informasi yang relevan
1) Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar (judgment).
2) Mengecek konsistensi.
3) Mengidentifikasi asumsi.
4) Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
5) Mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat (semantic slanting).
6) Mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi.
c. Pemecahan Masalah/ Penarikan kesimpulan 1) Mengenali data yang diperlukan dan cukup tidaknya
data.
2) Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan atau pemecahan masalah atau
kesimpulan yang diambil.

5. Berfikir kritis dalam keperawatan


Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam mempertanggungjawabkan
profesi dan kualitas perawatan. Pemikir kritis keperawatan menunjukkan kebiasaan mereka dalam
berpikir, kepercayaan diri, kreativitas, fleksibiltas, pemeriksaan penyebab (anamnesa), integritas
intelektual, intuisi, pola piker terbuka, pemeliharaan dan refleksi. Pemikir kritis keperawatan
mempraktekkan keterampilan kognitif meliputi analisa, menerapkan standar, prioritas, penggalian
data, rasional tindakan, prediksi, dan sesuai dengan ilmu pengetahuan. Berpikir kritis merupakan
jaminan yang terbaik bagi perawat mencapai sukses dalam berbagai aktifitas dan merupakan suatu
penerapan profesionalisme serta pengetahuan tekhnis atau keterampilan tekhnis dalam memberikan
asuhan keperawatan. Proses berpikir kritis meliputi memahami, mengevaluasi, mempertanyakan
maupun menjawab, membangun pertanyaan yang merupakan pemicu proses berkelanjutan untuk
mencari jawaban dngan kemungkinan ada jawaban atau tidak terdapat jawaban.
6. Model berfikir kritis

Knowing How you Think


/Tahu Bagaimana Kamu Berpikir Knowing how you think (tahu bagaimana kamu berpikir) adalah
kemampuan
pengetahuan kita tentang bagaimana kita berpikir. Model “tahu bagaimana kamu berpikir” ini dapat
membantu perawat bekerja secara kolaborasi dengan profesi
kesehatan lain. Satu hal yang sangat penting dari tahu bagaimana kamu berpikir ini adalah mereka
bekerja dengan refleksi, bagaimana yang telah perawat dan klien pikirkan dalam berkerja sama
sewaktu menjalankan asuhan keperawatan. Misalnya, pada saat melakukan perawatan luka, maka
perawat harus selalu berfikir dan menjawab tentang apa dan mengapa perawatan luka dihentikan, dan
bagaimana keterlibatan nurani perawat dalam berempati saat melakukan tindakan itu.

7. Metode berfikir kritis


Freely mengidentifikasi metode berpikir kritis menjadi 7, yaitu :
a. Debat Metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan merupakan keputusan yang
beralasan bagi seseorang atau kelompo

8. Elemen berfikir kritis


a. Menentukan tujuan
b. Menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah
c. Menujukan bukti
d. Menganalisis konsep
e. Asumsi
9. Aspek-aspek berfikir kritis
a. Relevance
: Relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
b. Importance
: Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
c. Novelty
: Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap
menerima adanya ide-ide orang lain.
d. Outside material
: Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan
e. Ambiguity clarified
: Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan
f. Linking ideas
: Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang
berhasil dikumpulkan.
g. Justification
: Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang
diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan
kerungian dari suatu situasi atau solusi.

10. Fungsi berfikir kritis dalam keper


a. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
b. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
c. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
d. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta tingkat
hubungan.
e. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
f. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
g. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
h. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
i. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
j. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
k. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
l. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
m. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

11. Penerapan berfikir kritis dalam keperawatan


Penerapan dalam proses keperawatan
a. Pada tahap pengkajian Perawat dituntut untuk dapat mengumpulkan data dan memvalidasinya
dengan hasil observasi. Perawat harus melaksanakan observasi yang dapat dipercaya dan
membedakannya dari data yang tidak sesuai. Hal ini merupakan keterampilan dasar berfikir kritis.
Lebih jauh perawat diharapakan dapat mengelola dan mengkategorikan data yang sesuai dan
diperlukan. Untuk memiliki keterampilan ini, perawat harus memiliki kemampuan dalam mensintesa
dan menggunakan ilmu-ilmu seperti biomedik, ilmu dasar keperawatan, ilmu perilaku, dan ilmu
sosial.
b. Perumusan diagnosa keperawatan Tahap ini adalah tahap pengambilan keputusan yang paling
kritikal. Dimana perawat dapat menentukan masalah yang benar-benar dirasakan klien, berikut
argumentasinya secara rasional. Semakin perawat terlatih untuk berfikir kritis, maka ia akan semakin
tajam dalam menentukan masalah atau diagnose keperawatan klien, baik diagnose keperawatan yang
sifatnya possible, resiko, ataupun actual. Berfikir kritis memerlukan konseptualisasi dan ketrampilan
ini
sangat penting dalam perumusan diagnose, karena taksonomi diagnose keperawatan pada dasarnya
adalah suatu konsep (NANDA, 2015).

c. Perencanaan keperawatan
Pada saat merumuskan rencana keperawatan, perawat menggunakan pengetahuan dan alas an untuk
mengembangkan hasil yang diharapkan untuk mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan. Hal
ini merupakan keterampilan lain dalam berfikir kritis, pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan. Untuk hal ini dibutuhkan kemampuan perawat dalam mensintesa ilmu-ilmu yang dimiliki
baik psikologi, fisiologi, dan sosiologi, untuk dapat memilih tindakan keperawatan yang tepat berikut
alasannya. Kemudian diperlukan pula keterampilan dalam membuat hipotesa bahwa tindakan
keperawatan yang dipilih akan memecahkan masalah klien dan dapat mencapai tujuan asuhan
keperawatan
d. Pelaksanaan keperawatan
Pada tahap ini perawat menerapkan ilmu yang dimiliki terhadap situasi nyata yang dialami klien.
Dalam metode berfikir ilmiah, pelaksanaan tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam menguji
hipotesa. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan suatu tindakan nyata yang
dapat menentukan apakah perawat dapat berhasil mencapai tujuan atau tidak.
e. Evaluasi keperawatan
Pada tahap ini perawat mengkaji sejauh mana efektifitas tindakan yang telah dilakukan sehingga dapat
mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar kien. Pada proses evaluasi, standar dan prosedur
berfikir kritis sangat memegang peranan penting karena pada fase ini perawat harus dapat mengambil
keputusan apakah semua kebutuhan dasar klien terpenuhi, apakah diperlukan tindakan modifikasi
untuk memecahkan masalah klien, atau bahkan harus mengulang penilaian terhadap tahap perumusan
diagnose keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya Dalam penerapan pembelajaran berpikir
kritis di pendidikan keperawatan, dapat digunakan tiga model, yaitu : feeling model, vision model,
dan examine model yaitu sebagai berikut :

a. Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir kritis mencoba
mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas
keperawatan, dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat
merasakan gejala, petunjuk, dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.
b. Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan
untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan
klien. Berpikir kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai
pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.
c. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide dengan bantuan
kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari,
menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan sesuatu yang berkaitan
dengan ide.

V. Rangkuman
1. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan,
pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Kemampuan berpikir kritis
merupakan kemampuan berpikir yang diawali dan diproses
oleh otak kiri. “Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan.
2. Berpikir kritis dalam keperawatan : Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar
dalam mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawatan.
3. Fungsi berfikir kritis dalam keperawatan
a. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
b. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
c. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
d. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta tingkat
hubungan.
e. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
f. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
g. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
h. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
i. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
j. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
k. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
l. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
m. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan..

SOAL KASUS BERFIKIR KRITIS


1. An.C, mengalami diare sejak dua hari yang lalu, dibawa kerumah sakit dalam kondisi
dehidrasi dengan penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran An.C disebabkan ooleh.
2. Tn.F, dirawat karena serosis hepatis, terlihat edma dan ascites, haluran urin menurun, TD
90/60 mmHg. Program pemberian infus yang sebaiknya adalah.
3. Ny.Z, 29 tahun memiliki riwayat depresi setahun yang lalu. Saat ini didiaknoksa menderita
kanker payudara. Dokter dan perawat sepakat menyembunyikan diagnosa psikiates datang
dan memberikan terapi yang tepat. Namun, pasien bertanya terus tentang penyakitnya.
Tindakan perawat yang tepat adalah.
4. Tn M, 44 tahun, dirawat dengan TB aktif. Pernapasan 24/menit, ronchi pada kiri atas kanan
paru, produksi sputum banyak. Indeks massa tubuh 16, pucat dan terlihat sesak serta
kelelahan. Prioritas diagnosa keperawatan yang tepat adalah.
5. Hasil pemeriksaan analisa gas darah (AGD) pasien trauma dada dengan WSD terpasang,
menunjukkan pH : 7,11, pCO² 55, HCO³ : 21, dan pO2 : 62 interpretasi hasil AGD tersebut
adalah.

KUNCI JAWABAN
1. A. Hipoperfusi jaringan serebral karena penurunan volume vaskuler
2. B. Albumin
3. B. Memberikan pengertian perlunya pemeriksaan lebih lanjut
4. A. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan akumulasi sekret
5. C. Asidosis respiratorik

Anda mungkin juga menyukai